FMIPA pukul 19.00 waktu setempat.
Anny menutup mulutnya karena kaget dan takut. Ia merapatkan kedua pahanya untuk menahan air seni yang sebentar lagi akan keluar tanpa permisi. Matanya awas memandang kejadian live di depan hidungnya sendiri.
Seorang gadis cantik teman kost barunya dari Fakultas yang sama dengannya sedang dilecehkan di dalam toilet kampus. Teriakan minta tolong dari gadis itu begitu menyayat hati.
Jiwa kemanusiaannya terpanggil untuk menolong tetapi ia keburu mengencingi celananya sendiri. Ia menunggu di ruang sebelahnya sembari menguping suara-suara aneh yang terdengar dari sebelah tempat Kejadian berlangsung.
“Aaaakh...” erangan dari pria jahat itu membuat Anny menutup mulutnya lagi. Ia bisa membayangkan pria bejat itu sudah selesai dengan ritualnya.
Setelah itu tidak ada suara kecuali tangisan yang menyayat hati dan menyedihkan. Ia segera keluar dari tempat persembunyiannya dan segera menolong temannya itu yang sudah sangat kacau dan setengah telan jang.
🍁
Pagi yang sangat indah dan penuh semangat bagi seorang gadis muda di dalam sebuah kamar yang sangat luas dan mewah.
Tubuhnya yang langsing dan berisi pada tempat-tempat yang pas sedang meliuk dan menghentak dengan penuh irama mengikuti musik tiktok dari lagu-lagu timur favoritnya.
Setelah puas dengan apa yang ia lakukan iapun membuka pakaiannya begitu saja hingga nampaklah tubuhnya yang polos bagai seorang bayi yang sedang dibanjiri peluh akibat beberapa goyangan tik tok yang sudah ia mainkan sendiri dengan penuh keceriaan.
Gadis itu bernama Beby Alesha Ibrahim, usianya 21 tahun dengan perawakan yang cukup menarik perhatian.Tingginya 165 cm. Beratnya 50 kilogram. Kulitnya putih mulus tanpa cacat sedikitpun. wajahnya berbentuk oval dengan perpaduan hidung yang mancung tetapi imut. Matanya bulat bening diperindah dengan bulu mata lentik dan alis tebal yang rapi. Sungguh maha karya Tuhan yang sangat sempurna.
Menuruni anak tangga yang panjang dan berputar dalam bangunan tinggi bergaya Eropa itu. Bibirnya tak berhenti bersenandung. Suaranya yang merdu memenuhi udara di ruangan yang sangat luas itu. Lampu-lampu kristal yang menggantung di langit-langit yang sangat mahal harganya itu pun ikut menikmati suara merdunya. Mereka berayun di iringi hembusan angin seraya mengeluarkan bunyi gemerincing.
Banyak yang iri padanya terutama para gadis-gadis di luar sana. Ia mempunyai semua yang diinginkan oleh para gadis seusianya. Kekayaan, kecantikan, kecerdasan, karir yang baik, serta kedua orang tua yang sangat mencintainya.
Memiliki keluarga yang berada dan terpandang tidak lantas membuatnya menjadi gadis yang sombong dan manja. Ia dikenal sebagai gadis yang rendah hati dan suka menolong. Selain itu Ia juga adalah seorang gadis yang sangat mandiri dan tidak suka bergantung kepada orang lain.
Bersama sahabat-sahabatnya yang super kocak ia membentuk sebuah Genk rahasia yang bernama Rangers Dewaani yang beranggotakan lima orang. Ia sebagai leadernya dan yang lainnya adalah anggota. Mereka adalah Hany rangers, Eka rangers, Anny Rangers, Ratna Rangers, dan ia sendiri Beby Rangers.
Sebuah genk rahasia yang bergerak dalam misi kemanusiaan. Membantu para perempuan di luar sana yang kurang beruntung dalam hal ekonomi, kesehatan, dan ketidakadilan dalam hukum. Memberikan pertolongan dibawah tanah tanpa ada yang mengetahui identitas para anggota genk Rangers Dewaani.
Beby memakai blouse putih yang ia padukan dengan celana panjang serta tas branded yang sudah tersampir cantik di bahunya seharga puluhan juta rupiah berisikan smartphone dan alat make up simpel untuk menunjang penampilannya hari ini.
“Met pagi ma, Pa,” sapa Beby seraya mengecup pipi mama dan papanya lembut.
“Cantik banget, hari ini mau kemana sayang?” tanya mamanya sembari menyerahkan selembar rotI yang sudah ia olesi dengan margarin kemudian ditaburi coklat bubuk favorit putri tersayangnya.
“Ada janji sama klien ma,” jawabnya santai lantas menggigit potongan roti yang baru diserahkan mamanya.
“Klien yang mana lagi sayang?” tanya papanya menyelidik. Ia tahu betul kebiasaan putri kesayangannya. Kalau gadis itu bilang akan menemui klien berarti ia akan melakukan sebuah operasi rahasia yang menyangkut keselamatan seseorang.
“Biasa pa, nanti Beby kasih tahu saat waktunya tiba, Bye” Baby berdiri dari duduknya setelah menghabiskan gigitan terakhir pada rotinya dan menandaskan segelas susu rasa vanilla kesukaannya.
“Jangan pulang terlalu larut sayang” teriak mamanya saat melihat punggung putrinya sudah menjauh dari pandangannya. Ia mengalihkan pandangannya ke arah suaminya yang masih asik dengan berita on line terkini dilayar handphonenya.
‘Pa, anak kita itu gadis lho...”Ujar mama Hanna sembari menuang kopi pada cangkir suaminya. Ia kemudian menyerahkan cangkir itu agar perhatian suaminya kembali kepadanya.
“Yang bilang Beby itu laki-laki siapa ma...” jawab Papa dengan santai kemudian menyeruput kopinya.
“Aaakh, kopi buatan mama enak banget lho, hmm tak ada kopi seenak ini dimanapun di seluruh dunia ini” Ujarnya memuji setinggi langit agar istrinya tidak terus mendesaknya dengan pertanyaan yang berhubungan dengan aktifitas putri semata wayangnya.
“Papa jangan mengalihkan pembicaraan ya, mama tahu papa menyembunyikan sesuatu dari mama,” ujarnya seraya menekuk wajahnya yang masih sangat cantik di usia yang tak muda lagi itu. Bibirnya sedikit dimajukan sekitar 5 centimeter. Papa hanya tersenyum memandang ekspresi sang istri.
“Eh, mama tidak percaya kalau kopi buatan mama enak banget ya?”
“Sini deh coba,” dan tanpa aba-aba ia langsung mendaratkan ciuman panas pada bibir istrinya karena gemas.
“Gimana kopinya enak kan?” tanyanya setelah memindahkan rasa kopi itu ke bibir istrinya yang terlihat sangat menggemaskan itu.
“Ih, papa sebel deh,” ujar Mama Hanna merajuk.
“Suka rasanya?”
“Papa... ini tuh bukan di dalam kamar, kalau dilihat pelayan gimana? Malu pa...”
“Kita lanjut di kamar aja kalau begitu” Ia menarik tangan istrinya dan betul-betul ingin melanjutkan acara memindahkan rasa kopi itu di dalam kamar. Untunglah Beby Alesha putrinya sudah tidak berada di tempat itu. Mereka selalu seperti itu agar hubungan mereka yang sudah puluhan tahun mereka jalani tidak monoton dan membosankan.
🍁
Beby Alesha menurunkan beberapa barang dari mobilnya. Pagi ini sebelum memulai aktifitasnya yang padat ia ingin ke sebuah panti asuhan yang setiap hari ia lewati tetapi belum pernah ada waktu untuk singgah dan menyapa penghuni panti tersebut.
Ada daya tarik tersendiri setiap ia melewati gedung sederhana ini. Dimana penghuninya yang kebanyakan anak-anak kecil dibawah lima tahun itu selalu sibuk bermain sambil bersenandung Al qur’an.
Dan pagi ini di sinilah ia dengan banyak barang di tangannya. Ia ingin berbagi untuk anak-anak yang menjadi penghuni Panti Asuhan ini. Ia percaya satu hal bahwa dengan berbagi atau bersedekah dari sebagian harta kita maka atas izin Tuhan segala kemudahan akan kita dapatkan.
*Tobe continued
Like dan komentar ya, untuk memberi semangat kepada othor.
Beby Alesha Ibrahim turun dari mobilnya dengan ceria. Meraih kaca mata hitam di atas dashboar kemudian memasangnya dengan cantik untuk menutupi mata indahnya.
Ia selalu menggunakannya setiap memasuki area kampus agar ia tidak terlalu jelas melihat sekumpulan cowok-cowok yang berbaris dengan rapi di jalanan yang biasa ia lewati.
Dari mulai yang culun. Klimis, maupun yang sok keren ada di sana sengaja bersiul dan menggoda serta berusaha mengambil perhatiannya.
“Beby...” teriak gadis imut dengan suara cemprengnya dari arah gerbang kampus. Gerbang yang dibuat khusus seperti miniatur tembok Berlin karena seringnya para mahasiswa antar fakultas di universitas itu melakukan tawuran yang berakhir dengan pengrusakan aset kampus.
Gadis itu adalah Anny Rachman salah satu anggota Rangers Dewaani dari fakultas MIPA. Ia berpenampilan tak kalah menarik daripada Beby hari ini.
Rambutnya diikat tinggi dengan kacamata hitam yang juga bertengger manis di atas hidungnya. Ia berteriak dan melambaikan tangannya heboh seolah-olah ini adalah pertama kalinya mereka bertemu.
Beby segera menghampirinya takut si Anny cempreng itu akan berteriak terus sampai lehernya tercekik kehabisan suara.
“Ada apa?” tanya Beby penasaran, nafasnya naik turun karena berlari. Ia sampai memakai gerakan seribu bayangan untuk segera sampai di depan Anny.
“Aku ada informasi penting tentang klien kita,” ujar Anny langsung pada inti pembicaraan setelah menghabiskan sebotol air mineral untuk mensterilkan suaranya agar kedengaran lebih basah.
“Ayo cepat ceritakan,” bisik Beby pelan. Ia memutar pandangannya ke segala arah jangan sampai ada orang asing yang mendengarkan pembicaraan mereka.
Anny meniup poninya ke atas sebelum mulai bicara. Itulah kebiasaannya saat ia mulai tegang.
“Ssst! Sini kupingmu,” ujarnya sembari menarik tubuh Beby lebih dekat. Tetapi kemudian ia berteriak nyaring dan bukannya memberikan informasi penting.
“Hemm awww."
“Hei kenapa kamu?” tanya Beby saat melihat Anny memegang daerah intinya sembari merapatkan kedua pahanya.
“Aku mau ke toilet,” ujarnya dengan wajah memerah menahan sesuatu yang siap meletus. Ini adalah kebiasaan unik yang lainnya dari anggota Ranggers Dewaani ini yaitu saat tegang ia pasti akan kebelet dan butuh toliet untuk melepaskan bom di sana.
“Ya udah sana buruan!” ujar Baby jengah. Anak itu kadang sangat menjengkelkan. Dari arah utara Hany dan Ratna datang dengan gaya yang sama yaitu kaca mata hitam dengan model dan merk yang sama sebagai salah satu identitas mereka.
“Beb,”
“Ratna,”
“Han,” Mereka saling menyapa dengan membenturkan tinju kanan mereka kemudian memperbaiki letak Black Riben dihidung.
“Duduk di sana yuks,” ajak Ratna sembari menunjuk taman baca yang lagi sepi dekat kantin. Mereka pun berjalan ke sana dengan sesekali memperhatikan keadaan sekitar.
“Anny sudah sampai, ya?”
“Udah, tapi biasa...kebelet, hahahaha,” Beby tertawa terbahak-bahak setiap mengingat kebiasaan salah satu anggota gengnya itu.
“Anny bawa informasi tentang klien baru kita, lama nih kita vakum.”ujar Hany dengan pandangan tajam ke segala arah di kampus itu. Ia terkenal dengan kejelian dan kehati-hatiannya.
“Tuh orangnya muncul.” Ratna menunjuk dengan dagunya ke arah dimana Anny sedang melompati pagar tanaman Fakultas MIPA, di belakangnya ada Eka mengikutinya melompati pagar tanaman yang lainnya dengan penampilan cukup seksih.
“Heh, ketemu Eka di Toilet?” tanya Beby penasaran. Anny mengangguk kemudian duduk di sebuah kursi kosong di samping Ratna.
“Iyya nih, untung aku ada disana... Anny pipis di celana jadi aku pinjemin lah rok aku,” Eka menggerutu sembari memandang celana hot pants yang ia pakai yang seharusnya cocok jadi daleman.
“Ya ampun,” ujar Hany sembari menutup mulutnya.
“Wkwkkwkw” Semuanya ngakak sampai sakit perut kecuali Anny tentunya. Ia mengerucutkan bibirnya kedepan.
“Hush, sudah...sekarang Anny ada informasi apa?” tanya Beby mengurai tawa mereka. Semalam Anny mengiriminya pesan rahasia yang cukup singkat hanya menulis kata KLIEN Baru.
“Klien kita ini diperkosa di toilet sana tadi malam,” ujar Anny berbisik tetapi masih bisa didengar oleh keempat gadis di depannya. Matanya mengarah ke sebuah toilet di Perbatasan antara FMIPA dan Fakultas Hukum.
“Hah?” keempat gadis itu melotot tak percaya. Anny kemudian mengirim gambar yang menunjukkan beberapa gambar gadis itu ke grup chat genk mereka.
“Kita akan selidiki ini secepatnya. “ Putus Beby sembari berdiri. “Aku ada kuliah dengan Prof.Amuba pagi ini. jadi kuharap kita bertemu di tempat biasa,okey?”
“Okey!” jawab yang lain serentak.
Pikiran Beby Alesha cukup tersita oleh laporan Anny barusan. Materi kuliah hari ini dengan prof. Amuba membahas tentang hukum pidana sambil lalu hanya melewati kupingnya.
Ia miris dengan kejadian yang terjadi pada teman kost Anny itu. Akhir-akhir ini sering terjadi pelecehan pada perempuan, bahkan lebih dari itu yaitu pemerkosaan.
“Beby, sebutkan pembagian hukum pidana!” suara prof Amuba membuyarkan lamunannya. Ia tersentak dan dengan segera otaknya yang encer dipaksanya bekerja.
“Hukum Pidana ada dua Prof.” Jawab Beby cepat. Prof Amuba tersenyum puas. Walaupun sedang tidak fokus ternyata Beby masih bisa menjawab pertanyaannya.
“Sekarang jelaskan kedua hukum pidana yang kamu maksud itu!” lanjut prof Amuba seorang guru besar pada fakultas hukum di Universitas ini,sengaja ia ingin menguji kemampuan Beby karena sejak memulai kuliah ia melihat mahasiswa terbaiknya ini sepertinya sedang tidak fokus menyimak penjelasannya.
"Baik prof, Hukum pidana terbagi dua yang pertama adalah hukum pidana umum dan yang kedua adalah hukum pidana khusus."
"Hukum pidana Umum adalah hukum yang dengan sengaja dibentuk untuk diberlakukan bagi setiap orang pada umumnya, sedangkan hukum pidana khusus adalah hukum pidana yang dengan sengaja telah dibentuk untuk diberlakukan bagi orang-orang tertentu saja, misalnya bagi anggota-anggota angkatan bersenjata saja.” Beby menjelaskan dengan suara yang cukup nyaring hingga terdengar sampai ke seluruh ruangan perkuliahan itu.
“Apa menurutmu hukum pidana umum ini sudah cukup membantu masyarakat pada umumnya?” tanya Prof Amuba lagi.
“Saya serahkan pertanyaan ini pada teman-teman sekalian, agar menjadi perhatian kita bersama. Maaf, Prof. Saya masih sangat baru dalam belajar hukum.” Beby menampilkan senyumnya yang manis. Ia mengarahkan pandangan ke seluruh ruangan. Ia sebenarnya ingin menjawab tetapi ia ingin diskusi ini bukan berpusat padanya saja. Ia yakin banyak temannya dalam ruangan lebih menguasai ini daripada dirinya yang baru menginjak semester awal.
Prof Amuba menarik nafas. Ia bangga pada mahasiswi muda ini, cerdas dan juga beradab.
“Baik saya minta laporan kalian semua tentang pertanyaaan saya tadi, dikumpul dalam bentuk soft file dan kirim ke email saya 1 jam dari sekarang!”
“Good Afternoon! Dan kita akan bertemu pekan depan." Prof Amuba keluar dari ruangan setelah meminta daftar hadir semua mahasiswa yang hadir pada hari itu.
Beby segera berkemas. Ia mengumpulkan diktat-diktatnya dan memasukkannya ke dalam ranselnya kemudian melambai pada semua teman kelasnya, ia ingin segera bertemu dengan anggota Rangers lainnya untuk melanjutkan pembahasan tentang korban pemerkosaan itu.
“Bye semua...”Ujarnya sembari melambaikan tangannya.
“Bye Beby...” jawab yang lain kompak.
🍁
Sepeninggal Beby dalam ruangan itu. Kasak kusukpun dimulai oleh para penggibah.
“Eh enak ya jadi Beby, udah cantik cerdas pula,” ujar si gadis berambut pirang yang bernama Chiky.
“Iyya, kaya pula lagi, apalah aku ini yang cuma minumnya pakai air galon harga 4000,” timpal Qitela dengan muka masam.
“Lah aku cuma minum dari air kran tanpa penyaring, “ jawab yang lain yang entah siapa namanya. Semuanya ikut tertawa dalam kegalauan. Mereka semua memuji Beby yang cantik, baik hati dan tidak sombong.
“Pernah denger gak sih cowoknya si Beby."
“Gak."
“Pasti harus yang sultan juga, supaya sepadan."
“Apalah aku ini yang hanya berharap sama pangeran kodok,” Lagi-lagi Qitela membuat gerrr seluruh ruangan. Begitulah mereka menyayangi sosok Beby Alesha Ibrahim. Mungkin benar kata orang bijak, balasan kebaikan adalah kebaikan.
🍁
Beby Alesha segera mengunjungi tempat kostan Anny di Makkinininawa Palace, sebuah tempat kost elit di daerah dekat kampus. Ia ingin bertemu langsung dengan gadis korban pemerkosaan tersebut.
“Bisa kita bicara kak?” sapa Beby ketika bertemu dengan gadis itu, gadis yang tampak pucat dengan luka yang cukup banyak di wajahnya yang cantik. Kali ini ia sendiri yang akan menggali informasi face to face saja berdua tanpa anggora Rangers lainnya. Gadis itu mengangguk ragu-ragu, ia mengarahkan pandangannya ke semua arah, takut ada yang mencuri dengar percakapan mereka.
“Masuklah.”ujar gadis itu pelan sembari membuka pintu kamarnya sedikit cukup untuk tubuh Beby masuk. Beby menatap intens gadis itu dari atas sampai ke bawah. Hatinya miris membayangkan pelecehan yang ia alami.
“Kakak bisa cerita ama aku apa yang terjadi, insyaallah aku akan membantu.” ujar Beby sembari menyentuh bahu gadis itu.
“Aku Beby, kalau kakak siapa namanya?”
“Aku Wafela, Kamu tahu darimana kalau aku butuh bantuan?”
“Anny tetangga kost kakak. Sahabat aku. Ia yang menolong kakak kan semalam?” Wafela menatap Beby tidak percaya.
“Kalian mau membantu aku?” tanya Wafela lagi. Ia ragu mengingat pria perenggut mahkotanya adalah anak seorang pejabat penting di kota itu. Beby mengangguk dengan tersenyum.
Gadis itu bisa merasakan kekhawatiran di wajah Wafela. Siapa pun akan merasa takut dan khawatir ketika sedang mengalami peristiwa seperti ini.
“Kakak ceritakan saja, siapa pelakunya.” Wafela menghela nafas berat. Entah apa kata orang tuanya nanti di kampung ketika mendengar apa yang terjadi pada dirinya.
“Namanya Gery Salut dari fakultas Hukum.” Beby langsung menegang, ia kenal cowok itu. Ia adalah ketua tingkat di kelas B.
Tampangnya yang cool begitu, masak sih dia memperkosa gadis ini, apalagi ia terkenal punya banyak pacar. Sang cassanova kampus. Hmm, Mencurigakan.
*Tobe continued
Hai readers tersayang, like dan komentar ya.
Beby menghubungi semua anggota Ranggers Dewaani dan meminta mereka segera berkumpul di markas. Sebuah rumah minimalis tapi mewah yang dibelikan oleh papanya di dekat panti asuhan.
Beby memaparkan fakta-fakta tentang pelaku pemerkosaan Wafela kepada para Rangers.
Nampak sekali kalau semua tidak percaya kalau pria itu adalah Gery Salut sang Cassanova Fakultas Hukum.
“Serius lo Beb?” tanya Eka tidak percaya, pasalnya ia adalah salah fans si Gery itu.
“Ish ish ish tak patut tak patut tak patut, masak calon pengacara berani sih terlibat dengan yang beginian." Ratna ikut menimpali dengan bergidik.
“Aku sih hanya melihat punggungnya aja waktu itu.”ujar Anny membayangkan kejadian malam itu. Bagaimana beringasnya si pria menghancurkan masa depan Wafela.
“Lalu apa rencana kamu selanjutnya Beb?" Hany mulai penasaran akan rencana Beby untuk memaksa si Gery itu bertanggung jawab.
“Aku sudah membuat janji denganya malam ini,”
“No!” serentak keempat gadis itu berteriak.
“Jangan malam-malam sayang kami takut ia akan melakukan hal yang sama padamu.” Ujar Hany khawatir.
“Untuk Gery aku bisa menghadapinya sendiri,” ujar Beby mantap.
"Kalian cukup membantuku mengambil alih perhatian kawan-kawannya. Takutnya mereka ikut-ikutan memperkeruh suasana.”
“Maksudnya?”
“Gery Salut itu Cassanova cemen level snack doang beraninya kalau main keroyokan.” jawab Beby mencibir.
“So, Ratna sayang, tunjukkan pesonamu,” lanjutnya lagi sembari mengedipkan matanya ke arah Ratna, gadis itu mengangguk faham.
🍁
Gery menatap seorang perempuan paruh baya di hadapannya dengan pandangan bingung, pasalnya ia tidak pernah membuat janji dengan orang tua seperti ini. ia hanya membalas chat random dari seorang gadis penjaja diri ditempat ini.
“Terus terang nak Gery, tante tidak percaya kamu melakukan hal menjijikkan seperti itu.” Ujar perempuan itu tenang.
“Maksud tante apa?” tanya Gery semakin tidak faham arah pembicaraan perempuan yang sangat jelek ini.
“Aku meminta pertanggung jawabanmu karena telah menodai seorang gadis di toilet kampus semalam.” Lanjut perempuan itu tanpa basa-basi.
“Jangan asal bicara ya, aku bisa menuntutmu dengan pasal pencemaran nama baik!” teriak Gery marah. Ia tiba-tiba merasa rahasianya telah diketahui orang lain.
Apa mungkin gadis itu yang mengadu?
Kenapa aku tidak sekalian melenyapkan saja nyawanya setelah aku menikmati tubuhnya?
“Dan aku akan menuntutmu dengan UUTPKS, Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual!” jawab Beby yang ternyata sedang menyamar sebagai perempuan tua itu. Suaranya ia ubah seberat mungkin.
“Kamu anak Hukum kan?” tanya Beby lagi dengan senyum samar. Ia bisa melihat rasa takut pada wajah Gery, lawannya kali ini.
“Apa kamu punya bukti?” tanya Gery dengan suara mulai bergetar.
“Tentu saja,” jawab Beby dengan mencebikkan bibirnya. Ia kemudian memperlihatkan sebuah gambar yang langsung membuat tubuh Gery melompat ke arahnya. Ia ingin merebut gambar itu dan memusnahkannya.
“Eits, sabar, “ ujar Beby sembari menjauhkan gambar itu dari jangkauan si Gery.
“Berikan bukti itu atau aku akan lupa kalau kamu seorang perempuan tua!” bentak Gery dengan marah.
“Oh ya?, Kamu pikir aku takut, hah?” belum selesai Beby bicara, Gery sudah menyerang wajahnya dengan sebuah tinju maut, dengan cepat gadis cantik yang sedang menyamar itu menangkisnya dengan tangan kanannya kemudian memberikan tendangan kearah perut Gery yang sedang kosong.
“Aaakh!’” teriak Gery tertahan. Ia memegang perutnya dengan tangan kanannya.
“Wow aku tak menyangka perempuan tua sepertimu bisa sekuat ini,” geramnya menahan emosi di dadanya.
“Tidak usah banyak bicara, tanda-tangani ini sebagai bentuk pertanggung jawabanmu atau kau akan mendekam di penjara!’’
“Brengsek!” maki Gery emosi. Ia tak akan mau mengikuti apa mau perempuan itu. Toh selama ini ia sering melakukan pelecehan seperti ini tetapi tidak ada yang berani menuntutnya. Karena keluarganya adalah keluarga yang cukup berpengaruh di kota ini.
Bugh
Sekali lagi Gery menyerang dengan menggunakan kakinya. Ia melayangkan tendangan tetapi gerakan itu sudah diprediksi oleh Beby yang sedari awal sudah memasang kuda-kuda untuk balas menyerang.
Gadis itu berkelit dan membuat Gery terjatuh ke lantai karena posisinya sangatlah lemah. Dengan gerakan cepat Beby memutar tangan kanan Gery kebelakang dan mengucapkan sesuatu,
“Aku bisa melakukan lebih dari ini jika kamu tidak mau juga betanggung jawab!” geram Beby dari sela-sela giginya.
“Okey, awww ampun ampun.” Gery menyerah ia tak bisa melawan perempuan tua yang herannya mempunyai tangan yang lembut dan mulus tak berkeriput sama sekali seperti wajahnya.
“Tanda tangan di sini, cepat!” perintah Beby dengan seringaian jahat di wajahnya. Ia meninggalkan pria brengsek itu dengan luka-luka yang pastikan akan membekas berhari-hari. Tidak sia-sia ia memperoleh ban hitam.
Setelah mendapatkan apa yang ia inginkan, Beby memasuki sebuah toilet untuk membuka silikon yang menempel di wajahnya yang cantik. Ia kembali berdandan seperti dirinya yang asli, cantik dan muda.
Ia keluar dari sana dengan wajah gembira dan ceria seperti tak pernah terjadi sesuatupun.
Bisa ia bayangkan bagaimana wajah Rangers Dewaani saat tahu misinya kali ini sukses membuat Gery bertekuk lutut.
Tapi tak disangka semua yang ia lakukan tadi direkam oleh seorang pria asing tanpa sepengetahuannya.
“Hmm, Wonder Woman!” ujarnya pelan dengan senyum samar di bibirnya.
🍁
Esok harinya Beby Alesha Ibrahim mengikuti sebuah seminar perempuan di sebuah Hotel. Ia sedang giat-giatnya mengikuti sebuah perkumpulan emansipasi wanita.
"Perempuan-perempuan hebat seperti anda harus mampu berdiri sendiri tanpa sosok pria disamping kalian!" ujar pembicara di atas podium dengan suara yang menggebu memberikan motivasi.
"Kalian adalah Pioneer, jangan pernah mau ditindas oleh para pria dengan alasan sebuah pernikahan. Nonsen itu!"
"Para pria hanya ingin menjajah perempuan dalam berbagai hal, dengan alasan bisa menjadi imam atau pemimpin dalam keluarga, hingga ia menawarkan kata cinta yang tidak mungkin mereka tepati."
"Mereka itu pembohong. Ketika mereka bosan. Mereka dengan seenaknya mencari perempuan lain sebagai korban berikutnya."
"Kita berkumpul di sini untuk meneriakkan kata tidak pada penjajahan! tidak pada sebuah pernikahan!"
"Kalian perempuan hebat, cantik, dan kaya, tidak butuh lagi yang namanya pria atau laki-laki."
"Kalian bisa mencari kebahagiaan dengan cara lain tanpa harus menghamba pada mereka yang egois."
Beby dan peserta lainnya menyimak dengan baik kalimat-kalimat penuh semangat dari pimpinan gerakan emansipasi wanita tersebut. Dalam hati ia membenarkan apa saja yang disampaikan oleh perempuan itu.
Aku cantik, kaya, dan memiliki segalanya, lalu untuk apa aku membutuhkan pria yang pada akhirnya akan memberikan luka?
Dengan senyum dan semangat baru ia ikut berdiri dan mengepalkan tangannya di udara.
"Jangan pernah mau dijajah oleh laki-laki yang hanya akan mengambil keuntungan dari diri kita!"
* Tobe continued
Mohon dukungannya untuk karya receh ini ya para readers.
Like dan komentar sangat othor harapkan.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!