NovelToon NovelToon

BURUNG DALAM SANGKAR

Awal Sang Kisah

Sembari tersenyum menatap rembulan aku menulis kan kisah ku dalam lamunan. Aku tak tahu, ada apa pada tahun ini, mengapa, masalah tiba-tiba menyerbu secara bersamaan.

Sejujurnya aku bingung mengarah kan ceritaku pada arah mana jujur saja, hanya dengan menulis lah rasa marahku sedikit reda. Hingga aku memilih melukis dalam tulisan walau, aku bingung memilih kisah apa yang akan aku sampaikan.

Tahun 2020-2021 memang tahun terberat untuk banyak orang entah, masalah perekonomian, percintaan, keluarga, pendidikan, dan masalah lainnya. Disini aku hanya berniat bercerita tentang kisah ku bukan untuk membandingkan atau merasa paling menderita.

Secara bersamaan skripsiku yang belum ketemu titik akhirnya, di pertemukan dengan perjodohan yang tak ada solusinya. Awalnya aku menceritakan bagaimana aku bahagia tapi, Allah tak menyetujuinya.

Sembari mereka berkolaborasi Abah sambung ku Wafat dan mewasiatkan aku harus tetap menikah dengan Gus yang di jodohkan denganku. Aku tak bisa menolaknya karena itu adalah sebuah wasiat hal ini memaksaku berdamai dengan keadaan.

Bukan hanya itu, belum selesai tentang kematian Abah sambung ku, mamaku sudah melabuhkan hati pada pria baru entah, aku tak bisa menjelaskan kisah mamaku intinya, aku tertekan atas itu.

Aku cuma bisa menahan semua itu mencoba sabar tapi ternyata tak segampang yang aku pikirkan. Aku menangis sesenggukan di pojok kamar dengan tangan memeluk lutut dan mata bengkak karena tangisan.

Aku hanya ingin menyampaikan, isi hati ku yang tak bisa aku sampaikan dengan lisan. Entah sejak kapan aku tak bisa mengontrol diriku, dan emosiku terasa, lebih mudah pecah. Aku memilih diam dan mencoba mencerna semuanya sebelum bertindak tapi pada kenyataannya Aku Lemah

\*\*.\*\*

Aku akan mencoba, meringkas cerita ku semenarik mungkin, walau sembari mengetik air mata terus mengalir setitik demi setitik. Aku mohon jangan hujat atau membenci siapapun yang aku ceritakan. Semua ini hanya dari sudut pandang ku, sebagai peran utama dari cerita ini. Mereka semua memiliki kebaikan yang pantas di apresiasi hanya saja, tepat pada pentas ku, mereka berperan sesuai dengan naskah yang dapat aku jabarkan.

Terimakasih atas dukungan atau larangan yang membuat, aku bisa menyelesaikan naskah yang penuh dengan air mata ini. Semoga tulisan ku ini dapat menjadi salah satu pelajaran dan pertimbangan dalam kehidupan kalian.

Allah maha asik dalam membuat naska tugasku, hanya menjadikan kisahku agar bisa di baca untuk banyak orang untuk menjadi, acuan atau pembelajaran. Karena itu, semua peran dalam naskah ini di samarkan, dan aku berharap, bisa di maklumi jika, ada kata yang salah dan kekurangan dalam karya ini.

Seperti niat awal aku hanya ingin menuangkan kan amarahku dan semoga kisah ku menjadi guru untuk orang lain, jika posisi nya berada di kondisi yang tak jauh beda dariku.

Kamu tak perlu takut. Kamu tidak sendirian. Jika kamu merasa tidak punya sandaran aku siap mendengarkan. Kamu tinggal Cari aku di media sosial @nmardatillah ini nama IG ku. Semoga kita bisa bersilaturahmi dan memahami satu sama lain.

Kisah setiap orang menarik dan spesial. Cari aku dan jangan merasa mengganggu karena cerita kalian bisa menjadi acuan seorang penulis melahirkan karya-karya nya.

Karena itu, jangan sungkan untuk bercerita dan jangan takut menggangguku. Malah cerita kalian adalah pintu awal untuk melahirkan kisah-kisah selanjutnya. Aku juga sangat butuh saran dan masukan dari kalian semua. Semoga bertemu lagi.

PROLOG

Namaku Bella  Anastasya teman-temanku sering memanggil ku dengan sebutan BEBEL atau BELLA. Aku berkuliah di salah satu kota yang terkenal karena dinginnya.

Menjadi salah satu mahasiswa ekonomi pemasaran menuntut aku aktif dalam berbagai organisasi. Tak jarang juga aku menjadi seorang ketua dalam banyak kegiatan, tak hanya itu, di waktu senggang ku aku mengambil beberapa kerja sampingan lalu pergi liburan bersama teman-teman ku.

Bisa terlihat betapa aktifnya aku bukan?

Hobi Ku menulis, membuat prakarya, dan terkadang menonton anime. Mendalami psikologis mereka membuat aku bahagia seakan-akan, kita sedang bermain game dalam dunia fantasi, jika ada waktu luang aku menyempatkan untuk memberikan kucing jalan makanan mereka sangat menggemaskan.

Aku memang tak bisa diam!

Tapi hal itu beda cerita. Saat aku menjadi mahasiswa akhir. Dimana skripsi sangat menyeramkan dulu, aku kira skripsi seperti membuat makalah biasa tapi, TIDAK! sama SEKALI TIDAK SAMA! Pantas banyak berita tentang mahasiswa akhir yang mau bunuh diri lah, ngancem dosennya lah, atau bahkan ada yang membunuh dosen pembimbingnya dan berakhir membunuh dirinya sendiri. Seram banget deh drama per skripsian ini.

Banyak rintangan yang harus di hadapi mulai dari drama mencari topik skripsi, Dosen gak bisa ditemui, atau harus Menganti topik yang kita yakini. Pokoknya CBL CBL CBL (Capek Banget Lohhh). Rasanya pengen menyerah terlebih, saat menunggu Dosen di depan kantornya dari pagi sampai siang tapi setelah menunggu berjam-jam beliau hilang dari peradaban katanya sih "Tunggu ya mbak Saya masih meeting" Eh ternyata beliau tak pernah kembali....

“Aaaaaaah......Aku mau nikah aja.....” Proposal skripsi yang ada di tanganku remuk lalu berakhir di tong sampah

“Awas jadi doa loh" sahut teman ku yang usil

“Biarin deh nikah aja kesel aku harus bikin skripsi mana aku harus ubah judul lagi” keluhku

“Ubah judul lagi? Bukannya minggu lalu kamu udah ubah judul?"

“Katanya, pembahasan ku terlalu umum padahal aku udah coba cari refrensi di kakak tingkat. KBL KBL KBL (Kesel banget loh)" air mata turun seketika ke pipi cabi ku

“Sabar ya" temanku menepuk bahuku

“Pokoknya aku mau nikah aja TITIK" teriakku sembari bangun dari dudukku

"Mau nikah sama siapa? Orang kamu jomblo akut" gurau temanku

Aku melotot...

"Bener sih harus cari calonnya dulu yak” senggol ku ke teman ku

Wkwkwkwkwk (Kami tertawa terbahak membuat sedikit kesal ku pun ikut reda menggiring senja yang tiba-tiba menyapa)

Begitulah awal cerita ku dimulai dari rasa kesal dan air mata mengerjakan skripsi membuatku terus mengatakan "AKU MAU MENIKAH" sampai tuhan mengabulkannya. Ini cerita ku dengan skripsi, percintaan, dan hidupku. Aku berharap cerita ku ini akan menjadi hiburan dan pelajaran untuk kalian yang membaca. SELAMAT MEMBACA.

#Episode 1

...“Hujan Menjadi Saksi Keberadaan Cinta”...

Saat ini hari jumat tanggal 9 Desember 2020 dimana wabah bernama COVID19 baru saja menggemparkan seluruh dunia. Tak terkecuali kota dingin tempat aku menuntut ilmu.

Kota metropolitan ini menjadi salah satu Zona Merah. Zona merah adalah zona yang menjadi pusat berkembangnya virus mematikan yang mengancam populasi manusia. Move on dari wabah itu kita beralih pada kisah cintaku.

Setelah menerima telefon dari Mama yang menyuruh ku pulang. Aku sedikit gemetar di kota perantauan bagaimana tidak, angin sepoi-sepoi dari pegunungan saat itu membekukan hatiku.

Aku ingat waktu itu aku berada di balkon kosanku. Sembari menikmati hujan, aku menyeruput kopi instan yang masih panas. Aku sedang menikmati suasana sore memandang, pada gagahnya gunung yang saat itu di selimuti kabut tebal terdengar, suara gemericik hujan dan bau tanah menyeruak masuk di tenggorokan. Segar. Begitulah perasaan ku waktu itu.

Hujan tiba-tiba memperpelan tangisnya semakin pelan hingga pelangi menghibur gunung yang sedang kesepian, tampak sekilas pepohonan sedang bersyukur merasa kekenyangan. Terlihat pula beberapa merpati yang sedang bermain di atap kontrakan depan kosan ku.

Aku memandangi meraka yang sedang bercanda gurau. Ada yang berwarna putih dengan ekor bak bunga sepatu ada juga yang berwarna coklat kehitaman, hitam dan ada juga yang memiliki kolaborasi bulu coklat putih dan hitam mereka sangat cantik di padu padankan dengan kemunculan pelangi yang sangat indah jadi ingat, mitos tentang

“Di ujung pelangi ada bidadari yang sedang mandi"

Ada yang tahu mitos itu juga enggak?

Saat aku asik menikmati indahnya ngalam hp ku berbunyi tanda sedang ada telefon rupanya, itu Mama ku. Aku angkat telefon dari Mama...

“Assalamualaikum ada apa Mama ?" angkat ku mengucapkan salam

“Waalaikumsalam. Kamu nih kak gak telefon sama sekali. Gimana skripsi mu lancar?”

“Alhamdulillah kemarin udah di ACC BAB 1 dan 2 Ma ”

“Oh terus kapan kamu mau pulang?"

“Kurang tahu juga sih Ma paling, nunggu ACC BAB 3 soalnya Bella ngejar sempro tanggal 26 November ada apa Ma?"

“Ya enggak. Masak kamu gak mau pulang gitu?! lagian tempat mu kan jadi zona merah jadi kuatir kan mama, Ingat, jaga kebersihan kau ini kan agak gak bersih jadi orang”

“Iya Mama ....” jawabku singkat

“Kk Mama mau tanya hal serius" tanya Mama ku sedikit serius

“Tanya apa Ma? Kalau soal MTK Bella gak bisa wkwkwk" candaku mencairkan suasana yang semakin tegang

“Kak kalau semisal ada Gus yang mau minta kamu. Kamu mau enggak?"

"Mama Bella belum selesai loh skripsi"

"Ya cuma tanya doang. Kan semisal” Aku diam tanpa menjawab apapun.

“Gimana kak?" tanya Mama lagi

"Mama Bella takut nikah, Bella gak mau gagal" jawabku setelah lama terdiam

"*Ini cuma semisal Bell udah ah Mama mau masuk kantor dulu inget jangan keluyuran Assalamualaikum*"

Tittttttttt telefon terputus

...***...

Kembali pada masa ini hari Jumat tanggal 9 Desember 2020 dimana kisah pertama ku dimulai. Pertama kali aku menuliskan kisah ini. Tadi pagi Mama ku mengajakku ke suatu tempat. Begini ceritanya.

Saat pagi baru saja menyebarkan sinarnya Mamaku baru saja sampai dengan mobil hitam sejuta umat. Dia turun lalu menggedor kamarku.

Tok...tok....!

"Kk ayo mama tunggu depan ya" teriak Mama di depan kamar

"Mau kemana Mama? Enggak ah mager" teriak ku yang masih asik scroll media sosial

Sedikit info aku tinggal di rumah nenek ku dan ibuku tinggal di rumahnya, yang jaraknya hanya 20 menit dari rumah nenek ku.

“Ayok ikut Mama kak, lagi mau belanja kebutuhan toko nih"

"Mama sama om aja gak usah Bella, Bella mager” teriakku yang masih enggan beranjak dari kasur

"Mama tunggu 3 menit kalau belum keluar gak ada uang kuota” ancam Mama ku

“Iya..... bentar aku ganti baju” teriakku sekali lagi

Aku yang belum sempat menyematkan jarum dan memakai bedak terburu memakainya di mobil lalu duduk di dekat jendela sembari memandang ke luar.

...***...

Rupanya saat itu rintik hujan sedang berdendang, memanggil kodok dan berbagai serangga lainnya. Tak ku hiraukan kejadian yang ada dalam mobil karena saat itu aku sedang kesal. Namanya anak muda bete banget kalau sedang rebahan manja di kasur nan empuk malah, disuruh ikut belanja kalau gak demi kuota aku gak mau melepaskan masa santai ku. Gerutu ku dalam hati.

Jejeran pohon menari-nari tertiup angin. Dataran tinggi mulai terlihat menakutkan tanjakan dan belokan berkolaborasi menjadikan suasana hari yang mencengkram kan, terdengar, suara guntur dan sesekali petir membelah langit, rintik hujan yang tadi menyapa berubah menjadi hujan lebat yang menakutkan terlihat belokan terjang menuju suatu rumah, sebelum rumah itu, ada kebun jagung yang bertahan di hantam tentara hujan yang semakin deras mengguyur bumi.

Terlihat om yang mengemudi sangat hati-hati namun, hujan mulai reda dan sampailah kita pada satu rumah yang lumayan besar hanya satu dari deretannya tak ada lagi rumah selain rumah ini.

Gerbang hitam tertutup rapat lalu terlihat pria separuh baya saling tegur sapa dengan Mama yang baru turun dari mobil. Kami di persilahkan masuk dan duduk di salah satu teras tempat para tamu bersenggama. Pria paruh baya yang di sebut dengan Gus Besar (sebutan anak kiyai) meluncurkan lelucon yang sangat menarik sampai kami terus terpingkal begitu juga aku. Walau aku tak tahu permasalahannya tapi ikut tertawa sajalah. Sekitar 1 jam kami duduk lalu...

“Mohon pamit Gus sudah adan Jumatan" ucap Mama ku dengan sopan dan membuat hatiku berteriak Hore.....

“Joh mau kemana kok keburu. Masih aden pertama kan,.. sudah lah duduk dulu" jawab lelaki tadi sesekali cemas melihat HP nya

Lelaki paruh baya itu tetap memaksa kami menetap sampai se orang laki-laki terlihat remang-remang di guyur hujan deras dengan petir dan guntur bersautan mengendarai sepeda putih menggantikan kuda putih seperti dongen Disney.

Dia benahi bajunya yang sedikit basah lalu, memakai kopiahnya dia, bersalaman kepada setiap laki-laki yang ada lalu membenahi duduknya.

“Nah biar saling akrab kita harus tahu kan nama satu sama lain” laki-laki paruh baya itu memecahkan keheningan

“Nah kenalin nih namanya Aiman dia ponakan ku, lalu Aiman ini Abah nya Bella namanya sama kayak kamu, yang ini Danang, ini Iza Mama nya Bella dan ini Siapa namanya?" Tanyanya kepadaku sedang berulang kali ia sudah menyebutnya

"Bella" Jawabku singkat

Lalu hujan mengguyur semakin deras saat kedua mata kami saling tatap. Ia kembali menundukkan mukanya namun, sedikit mencuri pandang padaku.

Dia seorang pria yang selalu di sanjung dengan Mama semua kelebihannya telah ku ketahui saking seringnya Mama ku bercerita tentangnya. Namun, aku penasaran bagaiman sosok sempurna di depanku mau bersama ku yang hanya wanita biasa tanpa kelebihan apa-apa.

Lantas mengapa dia yang Allah siapkan?

Kisah pertama dengan hujan menjadi saksinya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!