NovelToon NovelToon

Reinkarnasi Si Pembunuh Bayaran

Episode 1

Aku Li Mia, hidupku berakhir, aku harus menutup mata ku diusia ku yang ke 20 tahun, ck seharusnya bukan aku yang mati, semua ini karena si penghianat brengsek itu, dia menjebak ku saat sedang menjalankan misi ku, Ling Zhi...aku akan memusuhi mu hingga tujuh keturunan mu.

*

*

*

*

*

*

"BANGUN GADIS SI4LAN." suara itu sangat menggangu.

"HEI BANGUN KAMU." ck benar-benar ck benar-benar menyebalkan.

"ibu apa dia sudah mati?"

"Ck bagus kalau dia sudah mati, jadi keluarga Mu tidak perlu merawat gadis bisu sepertinya." sarkas wanita tua itu.

"KALIAN SUNGGUH RIBUT, SANGAT MENGGANGU."

"HANTUUU." teriak gadis itu.

"BERANI-BERANINYA KALIAN MENGANGGU TIDUR SEORANG LI Mia." rahang ku mengeras, ck siapa yang tidak kesal jika tidur ku di ngangu, eh, tunggu, tunggu sebentar, bu-bukanya aku sudah mati tertusuk pisau yah?waktu menjalankan misi ku. aku dimana aku sekarang? bangunannya? bangunannya terlihat seperti kerajaan Cina kuno! ja-jangan bilang kalau, kalau aku melakukan perjalanan waktu....aku melakukan REINKARNASI...APA INI NYATA, SUNGGUH?

"Hei gadis idiot, akhirnya kau bangun." wanita tua itu terlihat sangat angkuh dan arogan.

"apa kau memangil dirimu sendiri?" aku melihat malas kedua wanita didepan ku, gaya mereka, ck sangat sombong dan angkuh...

"i-ibu dia bisa bicara." gadis yang bersama dengan wanita tua itu nampak kaget.

"Kau, tidak bisa kah kamu mengendalikan ekspresi mu itu!" kesal wanita tua itu.

"Ling Zhi minta maaf ibu." gadis bernama Ling Zhi itu menunduk.

"kau Zhang Jia Li." aku melihat kesana kemari.

"kau memanggilku?" aku menujuk dirinya ku sendiri.

"yah terus siapa lagi kalau bukan kau gadis idiot."

"Beraninya kau memanggilku idiot, dasar bajingan sialan." kesal ku. siapa yang tidak kesal jika dipanggil idiot. dasar wanita tua zaman kuno, gila...

"kau memang idiot Zhang Jia Li " Ling Zhi ikutan menghina ku.

"nama saya Li Mia bukan Zhang Jia Li." enak saja mereka mengubah namaku.

"ibu seperti nya dia benar-benar idiot, suruh ayah jendral itu membunuhnya saja, mata Ling Zhi sakit kalau setiap hari melihat nya...ibu." si4lan...gadis si4lan apa dia tak tau siapa yang dihina nya, LI MIA... PEMBUNUH... PEMBUNUH...APA DIA TIDAK MENGERTI ARTI MEMBUNUH HAH HUFtttt...

aku pergi meninggalkan kedua wanita GILA itu, kesal kalau harus berlama-lama disana, mataku saja perih melihat DUA WANITA STRES ITU. pengen sekali aku mengorek isi perutnya setelah itu memberikan nya pada DoRi(Singa putih peliharaan nya di zaman modern)ku.

*

*

*

*

ah ternyata aku terlahir kembali sebagai putri pertama dari kediaman jendral Zhang...Zhang muira...

"ternyata pemilik tubuh asli bisu, dan tidak bisa apa-apa, tepat nya tak berguna, dia selalu ditindas oleh kedua wanita gila tadi...kasian sekali nasib mu Zhang Jia Li...aku Li Mia akan membantu mu membalaskan dendam mu, tenang saja." aku menatap danau didepan ku.

"aku janji Jia."

"NONA PERTAMA." aku menoleh dan melihat siapa yang berteriak, dia menghampiri ku? apa dia pelayan?

"nona syukurlah anda baik-baik saja, dua wanita iblis itu tidak melakukan apa-apa kan pada nona?" terlihat kekhawatiran dari mata dia! apa dia mengenal pemilik tubuh asli ini?

"Nona...anda baik-baik saja kan?"

"ah iya-iya saya baik-baik saja, hmm kamu siapa yah? apa kamu mengenal saya?" aku sedikit ragu saat menanyakan itu, dan sepertinya dia sangat terkejut mendengar pertanyaan ku tadi.

"HUAAAAA NONA, ADA MELUPAKAN SAYA...NONA TEGA MELUPAKAN YING YING YANG IMUT DAN CETAR MEMBAHANA INI, NONA ANDA SUNGGUH TEGA HUUAAA." tolong telinga ku hampir pecah, teriaknya sungguh keras.

"hei diamlah, kau hampir membuat ku tuli."

"a-ah maaf nona, Ying ying sungguh minta maaf."

"iya-iya saya maafkan, tapi kau harus mengatakan semua tentang dirimu."

"ba-baik nona."

"nona adalah putri pertama dari jenderal Zhang, dulu kehidupan nona sangat lah bahagia, tapi semua itu tidak berlangsung lama, karena Nyonya Zhang ibu nona meninggal, dan setahun setelah itu jendral Zhang membawa istri baru yaitu Ling Meimei, Ling meimei dan anak nya Ling Zhi selalu menyiksa nona tanpa sepengetahuan dari jendral ayah nona." sudah kuduga.

"nona! Anda baik-baik saja?"

"ia saya baik-baik saja." aku melihat dia Ying ying.

"dimana tempat tinggal ku, kamar?" tanyaku.

"ah disebelah sana nona." dia menuntun jalan untuk ku menuju kamar.

Malam harinya

dikamar ku, aku melihat keluar jendela, bulan dijaman kuno sangat indah, alamnya masih sangat bagus, tidak ada bangunan-bangunan tinggi yang merusak pemandangan nya, sungguh indah. sepertinya aku akan betah disini... tapi sepertinya tidak akan tenang, kedua wanita gila itu pasti akan mencari masalah dengan ku. tapi tenang. aku Li Mia...ahli tekwondo...sudah sabuk hitam loh, jadi mudah untuk ku mengalahkan dua hama itu... tunggu saja pembalasan ku.

Author POV

"hoamm kantuk banget." Jia Li menguap, dia mengusap-usap matanya yang mulai berat.

"nona pertama, jika anda kantuk tidurlah." ucap Yingying, Jia Li mengangguk, lalu pergi menuju ranjang.

Jia Li membaringkan tubuhnya diatas ranjang

"ukh kenapa bantal nya keras sekali sih." kesal Jia Li.

"Ying Ying, apa tidak ada bantal yang lebih empuk?" tanya Jia Li.

"menjawab nona, tidak ada bantal lain, itu yang paling empuk yang ada dikediaman jenderal." Ying ying menunduk sopan

bantal sekeras ini dibilang yang paling empuk, apa mereka buta? bantal ini sebelas dua belas dengan batu! aish.- batin Jia Li

"aish yaudah lah kalau gitu." Jia menghembuskan nafasnya pasrah.

"kau bisa beristirahat juga." seru Jia Li. ying ying menganguk lalu pamit undur diri, dia pergi kekamar pelayan yang sudah disiapkan oleh kediaman jendral Zhang.

Jia Li masih tak bisa tidur, dia melihat langit-langit kamar yang terbuat dari kayu, semua yang ada disini terlihat kuno, mungkin jika di simpan akan menjadi benda antik di tahun-tahun yang akan datang.

"aish aku masih tidak bisa tidur, aku merindukan kamarku, aku merindukan ponselku, aku rindu zaman modern."

"bagaimana cara untuk kembali ke zaman modern." Jia Li merengek, dia berguling-guling diatas ranjang kayu itu.

"badan ku bisa sakit kalau begini."

"mama mau pulangggggg." rengek Jia Li

...----------------...

...Li Mia *gadis berusia 20 tahun, bekerja sebagai pembunuh bayaran, dia sudah menaungi perkejaan itu sejak usia 1**5 tahun, pemegang sabuk hitam taekwondo, cerdik, licik...

...visual Mia*...

...*Zhang Jia Li, gadis polos putri pertamanya dari keluarga jendral Zhang, dikira bisu tapi oleh semua orang, usianya baru memasuki 16 tahun... jiwa nya sudah lenyap...namun tidak dengan raganya....

...visual Jia Li*...

like komen vote favorit yah^^

Episode 2

paginya, sinar matahari masuk ke sela-sela jendela, suara kicauan burung memenuhi indra pendengaran Jia Li, gadis itu baru saja selesai mandi dan berpakaian dibantu oleh Ying ying. hanfu merah hati terlihat sangat bagus di tumbuh mungil Jia Lia... anggun dan menambah kecantikan seribu kali lipat.

"nona terlihat sangat cantik memakai hanfu merah." Ying ying terkagum melihat nona nya itu.

"memangnya dulu aku tidak cantik?" tanya Jia Li dan membuat Ying ying menggeleng-geleng.

"maksud saya bukan seperti itu nona." Ying ying menundukkan kepalanya merasa bersalah. Jia Li terkekeh melihat aksi Ying Ying

"aku hanya bercanda, tak usah takut seperti itu." Jia Li terkekeh lalu mengusap surai kecoklatan milik Ying ying, dilihat dari postur tubuhnya Ying ying lebih mudah dari Jia Li.

"berapa umurmu?" tanya Jia Li sambil menarik tangannya yang tadi mengelus kepala Ying ying.

"empat belas tahun nona." jawab sopan Ying ying

benar ternyata dugaan ku, dia lebih muda dari ku

Jia Li tersenyum "ayok temani aku berkeliling kediaman Jendral." Jia Li pergi terlebih dahulu lalu diikuti oleh Ying ying dari belakang.

"baik nona."

kedua gadis itu berjalan menelusuri kediaman jendral Zhang yang memang sangat luas, bangunan-bangunan kuno bersejajar, patung dan monumen terlihat di dekat kolam teratai.

Di taman belakang kediaman jendral Zhang. Gadis cantik berwajah polos dengan hanfu biru gelap. Duduk diatas pohon adalah kegiatan gadis itu. Bosan? Jelas! Mia ah ralat maksudnya Jia Li.  Dirinya sangat bosan dan akhirnya memutuskan untuk kesini keatas pohon di taman yang hampir mirip dengan hutan itu.

"aaaaaah aku tak menyukai zaman kuno ini, sangat membosankan."

"aku mauuuu pulang siapa saja jemput aku pulang ke zaman modern, aku ingin membunuh orang lagi, aku ingin balas dendam pada Ling Zhi." lanjut gadis itu.

baru hari kedua dirinya di zaman kuno dirinya udah merasa bosan, apa kabar dengan hari-hari berikutnya. ah apa mungkin Mia akan mati karena bosan? ah semoga saja tidak.

"hei nona." suara seseorang menginterupsi gendang telinga milik gadis yang sekarang bernama Zhang Jia Li itu, dilihat nya kebawah, laki-laki asing berpakaian kuno.

"kamu memanggilku?" tanya Jia Li sambil menuju dirinya sendiri, si laki-laki mengangguk sambil tersenyum kearahnya.

Jia Li langsung mengambil ancang-ancang untuk melompat kebawah dan

jebbbb

dirinya berhasil mendarat di atas permukaan tanah dengan selamat.

"ada apa?" tanya Jia Li pada lelaki berwajah imut itu.

"ayok bersiap-siap, kita akan pergi ke ibu kota sekarang." ujar lelaki itu bersemangat.

Jia Li mengerutkan keningnya lalu berucap

"untuk apa ke ibu kota? apa ada sesuatu?" tanya polosnya.

"kau pula kalau hari ini akan diadakan festival kembang api di ibu kota, bukannya kamu yang mengajar ku untuk melihat nya bersama, lantas sekarang kamu yang melupakan nya, ck menyebalkan sekali, masih muda udah pelupa saja kamu ini." ketus lelaki berwajah imut dengan rambut pirang itu.

yah ayolah, aku mana tahu hal semacam itu, aku ini gadis pembunuh bayaran yang terjebak di zaman kuno ini, bagaimana aku tahu hal semacam itu... menyebalkan sekali. batin Jia Li merasa kesal.

"siapa nama mu bocah?" tanya Jia Li, lelaki yang berasa di pandangi dan ditanya itu langsung protes.

"siapa yang kamu panggil bocah? kita ini seumuran tahu...ck kamu ini sebenarnya kenapa sih? kok hari ini nyebelin banget, mana pelupa banget." kesal laki-laki itu sambil mengerucutkan bibirnya. Jia Li hanya mampu memijat batang hidungnya, sungguh dia frustasi, bagaimana bisa dirinya yang berstatus sebagai gadis di zaman modern, menjadi nona pertama di zaman kuno ini.

"ayolah aku benar-benar tak tahu siapa nama mu." ujar frustasi Jia Li, lagi dan lagi lelaki berambut pirang itu mendengus kesal dengan tingkah Jia Li yang tiba-tiba pikun itu.

"Zhang Jia Li, masa iya sih kamu melupakan sahabat mu ini, nama ku Han, sekali lagi nama ku itu Han, Han kamu tahu." ujar lelaki bernama Han itu tentunya dengan nada ketus nya.

"ah Han yang, maaf aku melupakan nama mu." sepintas memory lewat di kepala Jia, dan dia sangat yakin kalau itu adalah ingatan si pemilik tubuh asli Jia Li.

setelah perdebatan itu, akhirnya Jia Li pasrah dan ikut bersama Han menuju ibu kota untuk melihat festival kembang api yang akan diadakan malam nanti.

dengan diantar oleh penjaga kediaman dengan mengunakan kereta kuda, akhirnya keduanya tiba di ibu kota yang lumayan padat. sungguh Jia Li sangat membenci ke ramaian.

"aku kita cari makanan untuk makan malam." ajak Han sambil mengengam tangan mungil milik Jia Li, keduanya membelah keramaian ibu kota. mereka mencari rumah makan yang paling enak di ibu kota, dan tibalah mereka di sebuah rumah makan dengan nama 'Ming Thian' sebuah rumah makan yang tak begitu ramai tapi di Han menjamin kalau makan disini itu enak-enak. keduanya duduk di kursi yang terbuat dari kayu kuno, entah apa namanya, Jia Li tak tahu.

"Han kamu yakin disini makanan nya enak-enak?" tanya Jia Li yang masih ragu akan tempat makan yang mereka datangi sekarang. rumah makan yang terlihat sederhana dengan interior sederhana tanpa cat, sungguh Jia Li ragu pasalnya di zaman modern dia selalu mengunjungi restoran bintang lima dengan interior kelas atas yang hanya di kunjungi oleh orang-orang papan atas atau yang sering di sebut orang kaya.

"jangan menilai sesuatu hanya dari luar nya saja Jia, aku sudah sering kesini, dan makanan nya di jamin enak-enak deh, aku jamin kamu pasti bakalan ketagihan deh." ujar mantap Han sambil menyunggingkan senyum manisnya, gigi gingsul yang dimiliki Han menabahkan keimutan dan ketampanan lelaki itu, tapi sayang nya Jia Li tak tertarik padanya. apa mata Jia Li bermasalah atau bagaimana, apa dia tak tahu mana yang tampan dan uang jelek, bisa-bisanya dia tak jatuh hati pada lelaki tampan plus imut di hadapan nya itu.

beberapa saat menunggu, akhirnya pesanan mereka pun tiba-tiba, dengan segera keduanya melahap makanan nya masing-masing.

"wow ternyata makanan di zaman kuno tak kalah enak dengan masakan di zaman modern." ujar Jia dengan mulut penuh dengan makanan..

Han tak menghiraukan Jia yang terus mengoceh, dirinya fokus dengan makanan nya.

setelah selesai makan malam, keduanya duduk membiarkan usus-usus mereka bekerja.

"Jia tak baik kalau sedang makan berbicara, nanti orang-orang malah berpikir kalau kamu tak tahu etika ketika makan." ujar Han mengingatkan "kamu tak mungkin lupa kan?" tanya Han sedikit curiga. Jia hanya cengengesan sambil menggaruk tekuk nya yang tidak gatal.

mana ku tahu etika-etika di zaman kuno ini, dan apa aku peduli? ouh tentu saja tidak, di zaman modern saja aku tidak memenuhi hal yang disebut etika itu. batin Jia Li .

like komen vote favorit see you next episode

Episode 3

Suara dentuman kembang api mulai terdengar di indera pendengaran Jia Li, langit di penuhi warna-warni yang ditimbulkannya oleh ledakan kembang api di udara, semua orang nampak sangat menikmati keindahannya, tak kecuali dengan Jia dan Han, keduanya mendongak untuk melihat warna-warni dari kembang api.

malam yang indah dipenuhi dengan bintang-bintang dan warna-warni dari kembang api, ini baru pertama kali dalam seumur hidup Jia melihatnya.

indah sekali, aku baru pertama kali melihat hal semacam ini, selama ini hidup ku cuma ku habiskan untuk membunuh orang lalu bersenang-senang dengan teman-teman rekan setim ku. batin Jia, sepertinya dia akan betah disini, yah walaupun tadi siang dia baru mengeluh ingin kembali ke zaman modern, sepertinya niat itu akan di kuburnya dalam-dalam. mulai sekarang dia akan mencoba menjalankan kehidupannya sebagai Zhang Jia Li dan bukan sebagai Li Mia si gadis pembunuh.

"cantik kan Jia." seru Han yang masih fokus dengan langit yang dipenuhi oleh kelap-kelip dari warna-warni kembang api yang meledak di udara. Jia mengangguk lalu tersenyum

"cantik banget, ah bukan tepatnya indah." ujar Jia lalu menoleh kearah Han yang berasa disebelah nya, lelaki berambut pirang itu juga melihat kearahnya lalu tersenyum sambil memperlihatkan senyum memperlihatkan gingsul dan lesung pipinya itu.

keduanya menikmati indahnya malam di zaman kuno bersama. Mia ah ralat maksud nya Jia seperti akan menyukai Han, laki-laki manis dan ramah itu, menyukai dalam bentuk pertemanan bukan lebih, hanya teman.

setelah festival selesai, keduanya berjalan mencari tempat penginapan kalau di zaman moderen bisanya di sebut sebagai hotel.

di salah-salah penginapan, di kamar atas, kamar yang malam ini akan ditempati Jia untuk istirahat. Han tidur di kamar lantai bawah khusus lelaki. tidak mungkin jika keduanya tidur sekamar, bukan muhrim ^^

baru saja Jia ingin merebahkan tubuhnya, tiba-tiba pintu kamarnya di tendang oleh seseorang dari luar.

"heh gadis berani-beraninya kamu keluar dari kediaman hah, dan kamu juga tak meminta izin pada nyonya kedua." ujar lantang lelaki berbadan besar mirip seperti bodyguard kalau di zaman Mia dulu.

lelaki itu hendak meraih tangan Jia, tapi dengan segera menepisnya.

"berani sekali kamu." geram laki-laki itu kesal.

"heh, kamu pikir saja tak berani, bahkan saya bisa menghajar mu tanpa belas kasih." kesal Jia sambil menujukan wajah garangnya. sambil mengambil ancang-ancang, lelaki berbadan besar itu melayangkan pedang tajamnya kearah Jia, dengan sangat lihai nya Jia menghindari serangan lelaki itu.

"main kasar yah? mari, saya layani permainan mu." ujar Jia sambil menyunggingkan senyum miringnya. bak iblis, Jia menyerang balik lelaki tadi, dengan membabi buta, Jia menyerang dan tak berbelas kasih dirinya mematahkan tulang-tulang lelaki itu, pedang tadi di patah kan oleh Jia dengan tangan kosong.

setelah membantai lelaki itu, Jia membersihkan tangan nya dengan kain yang entah dari mana dia ambil.

"otot-otot merasa segar sekarang, rasanya aku ingin membunuh lebih banyak manusia tak berguna lagi." ujar Jia lalu tersenyum, senyum iblis bukan senyum manis.

Han yang menyegarkan suara kegaduhan dari lantai atas langsung berlari menuju kamar Jia dengan tergesa-gesa.

"Jia kamu gak kenapa-kenapa kan?" tanya Han dengan nafas terengah-engah.

Jia mengeleng-geleng lalu berucap. "aku gak kenapa-kenapa, dia itu yang kenapa-kenapa." Jia menuju lelaki berbadan besar tadi yang sudah terkulai lemah di lantai kayu itu, Han yang melihat itu langsung kanget dan tak percaya, dirinya melihat Jia dengan tatapan bingung sekaligus meminta penjelasan atas apa yang terjadi. Jia yang mengerti hanya mengangkat bahu nya acuh lalu berucap

"dia yang mulai duluan, jadi aku balas lah, yah kali aku terima aja ditindas sama orang-orang dari kediaman jendral Zhang itu."

"kamu bisa bela diri Jia?" tanya Han sambil mengedip-ngedipkan matanya tak percaya. Jia mengangguk lalu tersenyum bangga dengan dirinya sendiri.

"aku ini Zhang Jia Li. dan aku bukan Jia Li yang dulu, yang mau-mau aja si tindas dan tak mau melawan." ujar Jia dengan wajah tegasnya. Han yanh melihatnya di buat terkagum-kagum sambil menepuk-nepuk tangannya.

"gitu dong Jia, jadi Jia yang kuat, bukan Jia lemah yang mau ditindas." Han merangkul pundak sang sahabat.

kedua-duanya sibuk berbicara hingga akhirnya.

"ah Han, tuh orang mau kita kemanain? mau dibunuh atau gimana ini, gue bingung ini." ucap Jia, Han sedikit bingung mendengar ucapan Jia tadi, di garuknya kepala yang tak gatal

"kamu bilang apa? aku gak ngerti?" tanya polos Han sambil menuju senyum nya.

Jia memukul mulut nya

astaga pakek acara keceplosan pakek bahasa di zaman moderen lagi aku, nih mulut gak bisa di ajak kerjasama nya yah, dasar mulut. batin Jia.

"ah maksud aku, kita harus gimana, orang itu mau kita bawa kemana? itu maksudnya hehehe." jelas Jia mencoba se-formal mungkin. Han hanya mengangguk mengerti

"oh, aku pikir kamu kesurupan jin tadi." ucap polos Han yang mengundang tawa Jia, gadis itu tertawa terbahak-bahak, tawa Jia menular dan akhirnya kedua nya sama-sama tertawa, sangat lama keduanya tertawa hingga akhirnya suara seseorang menghentikan tawa kedua nya.

"apa kalian akan terus tertawa seperti orang tidak waras hah." lelaki yang terkulai lemas itu mencoba berbicara, tangan kanan dan kaki kirinya di patahkan oleh Jia tadi, Dan itu membuat nya kesusahan untuk duduk.

"masih kuat protes juga yah, mau dibuat makin kesakitan? hmm?." peringat Jia lalu tersenyum miring bak iblis yang sedang mengincar mangsa nya. lelaki tadi dibuat bungkam oleh tatapan dan senyuman Jia tadi.

"dah sana kamu pulang ke kediaman, saya masih mau di ibu kota, dan ingat jika kamu berani mengadu, akan ku jamin bahwa seluruh tulang mu patah tak ada yang tersisa barang sedikit pun." lelaki berbadan besar tadi dibuat ketakutan oleh tatapan tajam Jia, dengan segera lelaki itu bangkit lalu berjalan terlatih-latih. Jia kembali tertawa melihat lelaki itu ketakutan, sungguh dia sangat menyukai pemandangan seperti itu, membuat orang-orang takut terhadapnya.

Han di buat cegoh dengan tindakan Jia tadi, disentuhnya kening sang sahabat.

"gak panas." Han menurunkan tangannya yang menyentuh kening Jia tadi, kening Jia berkerut. "kamu kenapa? kok tiba-tiba nyentuh kening aku?" tanya Jia pada Han.

"kamu sakit yah Jia?" tanya Han dan mendapatkan gelengan kepala dari Jia, tanda kalau dirinya sehat-sehat saja.

"emang kenapa, kok tanya keadaan aku?" tanya Jia, kali ini Han yang menggeleng.

"aku kembali kekamar yah? kamu istirahat, besok kita akan jalan-jalan lagi." ujar Han lalu pergi meninggalkan kamar Jia. Jia dibuat mengeleng-geleng dengan tingkah Han yang menurut nya aneh dan juga polos itu.

"aneh." seru Jia, lalu menutup pintu kamarnya, setelah itu dirinya memutuskan untuk tidur.

like komen vote favorit

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!