Titik-titik embun ,sejuk udara pagi serta kicau burung bersautan menambah indah panorama alam. Di ufuk timur mentari mulai menampakan wajahnya,dimana dia mulai bangun dari tidurnya. Damai,itulah yang terbesit di benak setiap insan yang merasakannya. "GEMAH RIPAH LOH JINAWI,TOTO TITI TENTREM KARTO RAHARJO". Begitulah para pujangga lama menggambarkan nya,disinilah Bumi "NUSANTARA".
Di Bumi Nusantara ini ada banyak kerajaan,baik kerajaan besar atau kerajaan kecil(kadipaten). Kadipaten-kadipaten ini diberikan kekuasan mutlak oleh kerajaan besar tanpa menyalahi aturan dasar yang di tetapkan oleh kerajaan pusat(kerajaan besar).
Ada 6 kerajaan besar di tanah Djawa,bagian Timur(Arum Dhaha dan Blambangan),Bagian Tengah(Pajang dan Mataram),Bagian Barat(Cirebon dan Pasundan). Dari tanah Djawa lah kisah ini dimulai.
"Huft.....Aku akan istirahat sejenak melepas lelah" ucap seorang pemuda yang mulai beranjak dewasa.
"Tapi aku harus cepat supaya kayu ini dapat ku jual dengan cepat".ucap nya sambil berdiri dan menggantung bambu tempat air minum miliknya. Dia adalah Aryo Wisang Geni seorang pemuda 15 tahun,Dengan perawakan gagah serta wajah yang tampan,dia pun tak kalah jika di bandingken dengan putra para raja atau petinggi-petinggi disebuah kerajaan.
Selesai dari menjual kayu,Arya bergegas pulang karena harus membantu ayah nya yang bekerja sebagai pandai besi. Dibesarkan dari kuluarga yang miskin jiwa dan sikap sederhana selalu tertanam dalam hati nya,hal ini lah yang membuat masyarakat sekitar selalu mersa kasihan serta senang dengan nya.
Wisang Geni adalah nama kecil sebenar nya, karena sering sakit-sakitan maka nama tersebut di ganti Aryo,penduduk sekitar hanya mengenal Aryo tanpa embel-embel Wisang Geni.
"Tolong-tolong" teriak-teriak Aryo di tempat tidur.
"Bangun kang mas!" Teriak gadis kecil berusia 12 tahun,Rahayu adik adik Aryo. "Ada apa nak?" Tanya Sumi wanita 33 tahun serta Dibyo laki-laki paruh baya usia 37 tahun.
"Biasa bopo, kang mas ngigau'' jawab Rahayu.
Dikamar tersendiri terdengar percakapan ayah dan ibu Aryo
" Kang mas kok aku mimpi dirumah kita ada macan yang terikat,kayak minta di bebaskan" cerita Sumi." Sudah- sudah ,lanjut tidur lagi ya" jawab Dibyo acuh.
" Nak apa kamu tidak pingin jadi prajurit kadipaten?"
" Tidak bopo,lebih baik aku jadi pandai besi yang hebat kayak bopo" jawab Aryo
Dibyo sebenarnya ingin anak nya jadi prajurit kadipaten,tapi dia sadar bahkan anaknya saja tidak bisa silat.....
" Woro-woro! Bagi para pemuda usia 15 sampai 20 tahun akan di pekerjakan kadipaten pati,ini di peruntukan bagi para calon prajurit dan pandai besi yang akan memperkuat kadipaten". Ucap prajurit yang mengumumkan kabar itu. Berhubung desa Sambung Wangi adalah kekuasan kadipaten pati mau tidak mau mereka harus patuh pada keputusan tersebut.
"Bagi mana ini kakang??? Anak kita akan pergi juga,aku tidak ingin anak kita pergi kakang"
"Apa boleh buat Sumi,kita hanya rakyat kecil,tapi tidak usah terlalu di fikirkan toh itu cuma 10 tahun,selepas itu Aryo bisa pulang lagi". Percakapan suami istri Dibyo dan Sumi, walau hati Dibyo senang karena anaknya akan bekerja sebagai abdi kerajaan seperti yang dia ingin kan,terlintas juga kekewatiran sebagai seorang ayah.
"Coba fikir,kalau anak kita bekerja di kadipaten pasti dia akan dapat penghidupan yang kayak,dan lagi dia pergi tidak sendiri Sumi,anak-anak kang suryo juga ikut,tidak usah terlalu kawatir!."
"Tapi kakang," Sanggah Sumi tak terslesaikan melihat suami sudah pergi meninggalkannya.
"Tapi bopo, nanti bagai mana dengan bopo dan ibu?siapa yang bantu pekerjaan bopo,yang jual kayu kepasar siapa?tidak mungkin Rahayu bopo"keluh Aryo.
"Sudah anak ku, bopo dan ibu mu tidak apa-apa,lagi pula ada Rahayu,siapa tahu nanti kami jadi pandai besi terkenal,apa lagi jadi empu pembuat pusaka kerajaan,bopo sama ibu pasti Bangga,kalau kamu tidak mau keluarga kita akan di hukum. Kamu mau lihat bopo mu ini dipenjara?" Sembari memberi penjelasan Dibyo mempersiapan perbekalan yang akan di bawa anaknya.
"Suro dan waseso, kalian harus jaga si Aryo ya,jaga dengan baik,karena bopo tahu anak paman kalian itu tidak bisa Bela diri" pesan Suryo pada anak-anaknya. Suryo berpesan pada anak-anaknya bukan Tanpa alasan, dulu sewaktu kelahiran Aryo, suryo melihat Ndaru atau dewa kebruntungan jatuh di rumah adiknya yaitu Dibyo.Menurut kepercayaan orang Jawa dahulu Ndaru biasanya dikaitkan dengan adanya atau lahirnya seorang pemimpin besar. Dari itu suryo pesan pada anak-anaknya untuk melindungi Aryo karena dia yakin kelak Aryo akan jadi pemimpin atau jadi pejabat yang mempunyai kedudukan tinggi.
Telihat percakapan 3 pemuda yang akrab,dipaling belakang para pemuda yang sedang bekerumun. "Aryo...kamu ikut juga dik, kamu mau ikut jadi prajurit apa pembuat senjata?" "Eh, kang mas suro dan kang mas waseso,aku jadi pembuat senjata kang mas." Mereka adalah anak-anak paman suryo.
"Hari ini kita berangkat,kami akan mengawal kalian sampai kadipaten" ucap seorang prajurit dengan Bangga.
Para penduduk banyak yang bersedih,tak sedikit pula yang bahagia,karena keluarga mereka bisa jadi prajurit di kadipaten. "Nak jangan lupa makan ya,jangan nakal disana." Teriak seorang ini dengan isak tangis. "Sudah lah Sumi,anak kita sudah besar jangan terlalu kawatir" bisik dibyo. Malam desa Sambung Wangi terasa sepi karena 100 pemuda telah meninggalkan kampung halaman menuju kadipaten.
Tingkat Kemampuan Bela Diri
1 .Pendekar dibagi menjadi 3
* Pendekar Pemula
* Pendekar madya
* Pendekar utama dibagi ( Tingkat ini biasa nya yang di capai para prajurit.)
2 .Ksatria dibagi 2 ( Madya dan Utama )
* Ksatria madya di bagi menjadi 2 ( tingkat 1 dan 2 )
* Ksatria utama adalah pendekar pilih tanding (kemampuan beladiri ini biasa dimiliki para jendral perang).
3 .Tingkat Resi,tingkat ini biasanya di miliki para Ketua padepokan/perguruan ditingkat ini tidak ada tingkat,kalah menang tergantung seberapa kuat,serta jurus silat apa yang di gunakan.
4 .tingkat dewa,tingkat yang sulit di capai. Tingkat ini bisa dicapai kalau seorang manusia sudah lepas dari kehidupan duniawi,selalu mendekatkan diri pada Yang Maha Kuasa.
Tingkat kualitas tubuh seorang pendekar
1 .Tingkat tubuh Serigala (tingkat tubuh prajurit/pendekar tingkat bawah)
2 .Tingkat tubuh harimau
3 .Tingkat tubuh singa
4 .Tingkat tubuh Naga.
pada dasarnya tingkat tubuh seorang pendekar bisa di tingkatkan,hanya saja paling jenius sekalipun hanya dapat naik 2 tingkat,itu pun harus di dukung dengan latihan yang keras serta sumber daya yang baik.
" Menurut saya Kerajan Pajang sedang menyusun pasukan dari kadipaten- kadipaten kecil guna menyerbu kita Sultan" Ucap penasehat kerajaan Mataram Ki Ageng gumilar. Sambil tersenyum licik berusaha meyakinkan raja Mataram Sultan cokro kusumo.
"Menurut ku Sultan Pajang tidak ada niatan untuk perang dengan kita,karena Sultan Pajang tidak pernah bentrok langsung dengan kita."ucapan raja Pajang tak terselesaikan sembari berfikir.
"Justru itu yang saya kawatirkan Sultan, disaat kita lengah,mereka malah menyusun kekuatan, apa Sultan tidak curiga kenapa kadipaten pati merekrut para pemuda guna jadi pasukan. Sultan tahu bahwa pati adalah kekuasaan Pajang,karena saya dapat kabar dari mata-mata kerajaan, lalu Pajang merekrut pasukan buat apa?, sedang kerajaan pajang sendiri tidak punya musuh di Bumi Jawa bagian Timur. Kerajaan kita yang terdekat dengan Pajang, ini yang membuat saya bingung Sultan" dengan mimik muka Serius ki Ageng gumilar mencoba meyakinkan.
"Baik, biar nanti para telik sandi(mata-mata) memeriksa lebih lanjut, tanpa perintah ku, tidak ada yang boleh bertindak!." sanggah Sultan Cokro sembari berdiri.
Disuatu ruangan,duduk 5 orang sedang melakukan percakapan, ki Ageng gumilar dan 4 orang Ketua padepokan sesat.
"Sultan cokro terlalu lemah,harusnya aku yang jadi Sultan bukan dia."
"Bagai mana rencana ki Ageng?." Tanya salah satu Ketua padepokan tersebut.
"Rencanaku, akan kita lemah kan dulu kerajaan pajang,kita bunuh calon prajurit yang akan dikirim ke pati, dengan melemahnya pati Pajang juga akan lemah karena kadipaten pati adalah kekuasaan pajang.dengan begitu, sekalipun Sultan cokro meminta bantuan kerajaan pajang, untuk melawan kita setelah tahta raja jatuh ketangan ku,Pajang pun bukan lawan kita.".
" Baik ki Ageng " jawab mereka hampir serempak. Orang-orang ini adalah Ketua padepokan singa brangasan ki Juru Sentanu, padepokan Wilis Ireng Ki Kebo Abang, padepokan Halimun setan Ki wanoro seto dan padepokan lembah iblis Ki Suro Manggolo.
" Mulai dari sekarang kalian siapkan murid-murid kalian,ambil murid yang banyak dan latih mereka,masalah keuangan kalian jangan kawatir. dan 4 tahun dari saat ini semua akan bertindak sesuai rencana" ucap Ki Ageng sembari mebubarkan mereka. Senyum licik dari 4 ketua padepokan itu pun terlihat.
"Rencana bagus ayahanda,sepertinya dengan cara halus tidak akan bisa,maka kita akan rebut tahta raja, karena aku merasa adinda Diah Pitaloka(putri Sultan Mataram) tidak suka padaku" ucap Truno Joyo,putra semata wayang ki Ageng gumilar
"Tenang anak ku,gadis itu akan tunduk padamu setalah aku menjadi raja Mataram...ha....ha...ha" tawa ki Ageng.
Disuatu tempat yang sunyi diatas gunung Tidar,seorang pertapa mendapat sasmita(ilham/petunjuk) dari dewata untuk melaksanakan perjalanan melintas daerah pati. Dalam perjalanan tersebut dia harus mengangkat seorang murid.tidak ada petunjuk lain. " Biar dewata yang menuntun langkahku." Ucap pasti sembari berdiri dari meditasi nya. Beliau adalah Resi tomo. Seorang Resi dari negeri sebrang,tepatnya dari Nihon(Jepang)
Flash Back
Mayatomo izigawa Seorang pendekar Nihon tanpa tanding yang penuh ambisi menguasi dunia dengan beladiri,pria ini telah menaklukan semenanjung malaya.di usia 45 tahun yang bisa dikatakan sudah tidak muda lagi,tapi insting dan kemampuan tidak diragukan lagi,berambisi menaklukan Nusantara. Tapi usahanya tidak semulus yang di bayangkan. Setelah menginjakan kaki di Nusantara,belum lama melakukan perjalanan dia Bertemu dengan seorang pertama tua,Resi mahesa cempa.
" Kisanak,istirahatlah , Apa pedang mu masih haus darah? Tenangkan fikirkan mu,tidak ada yang abadi di alam fana ini." Ucap pertapa tua dalam meditasinya,tanpa ragu seakan tahu tujuan pendekar ini. " Apa maksudmu pertapa tua?" Jawab Mayatomo dengan expresi wajah penuh waspada serta niat membunuh yang kuat.
" Apa kamu tidak merasa iba dengan tangis serta jerit keluarga para korban mu?bayangkan jika itu istri dan anak mu?" Dengan Nada penuh sabar dan tanpa ada intimidasi sedikitpun.
" Baik pertapa,aku akan berhenti bertarung jika kamu bisa mengalahkanku" dengan penuh kesombongan seraya siap pasang kuda-kuda.
"Apa kisanak tidak malu melawan pertapa tua yang tidak bisa apa-apa,kalau memang itu bisa membuat mu kembali ke jalan yang benar, aku relakan hidup ku"ucap pertapa itu.
Dan tanpa ada ucapan lagi pendekar itu langsung menyerang pertapa itu.
" Jurus 1,langkah kematian" dengan gerakan secapat kilat pendekar tersebut menyerang,tapi pendekar tersebut merasa heran kenapa tebasan dan tusukan tidak pernah mengenai sasaran.
Wuszzzz, tiba-tiba pertapa tersebut bergerak bahkan lebih cepat dari pergerakan dia,sembari menepuk pundak pendekar tersebut pendeta tersebut berucap,
"Sudahlah kau tidak muda lagi,sarungkan pedang mu"
"Kau menghina aku pertapa tua Bangka,matilah!" Tusukan serta sabetan pedang nya pun tidak ada yang kena, sudah hampir setengah hari pertempuran tidak membuahkan hasil,jangankan menusuk atau menebas tubuh lawan menggores kulit lawan pun tak mampu.
" Pertapa sialan, aku akan gunakan jurus pamungkas ku, pedang yama" tiba-tiba bayangan tubuh pendekar itu jadi 10.seakan akan bayangan tersebut membetuk tubuh lain yang mempunyai jurus dan gerakan lain yang siap membunuh lawannya,
"mampus kau tua Bangka." Wuszzzz...tring...trang...
Seakan-akan senjata tersebut beradu dengan pedang lain.
Sembari menahan pedang dengan 2 jari tangan kiri, telunjuk pendeta tersebut menempel kening pendekar tersebut.
Tangis serta jerit para korban serta keluarga yang dia bunuh terlihat jelas,seakan-akan dia yang merasakannya.
" Aku tak akan merusak pedang mu,kelak pedang itu akan di gunakan untuk menegakkan keadilan sebagai karma perbutan dosa mu" dengan senyum damai pertapa itu berucap.
Tubuh pendekar itu lemas seketika,,,tangis yang selama hidup belum pernah dia alami pecah seketika...
" Ba...baik aku akan kembali ke Nihon"
"Apa kalau kamu kembali hidup mu akan tenang?kalau kamu kembali itu akan lebih membahayakan keluarga mu,apa keluarga yang pernah kamu bunuh bisa terima?ikutlah bersama ku" perintah Resi mahesa cempa.
Pada akhirnya Mayatomo pun menjadi murid Resi mahesa cempa,dengan panggilan Resi tomo. Akhir dari pertarungan sudah jelas,Mayatomo kalah tanpa perlawanen berarti. Bukan Mayamoto yang lemah,melaikan dia salah lawan.Resi Mahesa Cempa ada pertapa sakti bisa dikatakan manusia setengah dewa yang usianya sudah di lebih dari 300 tahun.Dari kejadian ini Mayatomo pun berguru kepada Resi tersebut.
"Sudah waktunya aku sarungkan pedang,sudah banyak darah orang tak bersalah yang tewas dengan pedang ini,aku harap pedang ini dapat digunakan untuk menumpas kejahatan,sebagai karma dari perbutan ku." sesal Mayatomo sembari melihat pedang(katana) yang selama ini menjadi sahabat dalam perjalanan.
" Pedang ini akan aku beri nama Pedang kematian"
ucap Mayatomo seperti bercakap-cakap dengan diri sendiri.
Pagi yang cerah,udara pagi yang sejuk serta panorama alam yang indah mengiring perjalanan para pemuda dari desa Sambung Wangi. " Perjalanan kita akan memakan waktu 7 hari,jadi aku harap kalian bisa saling kenal dan saling bantu" ucap prajurit pengawal dengan lantang. Mereka saling berkenalan, bercanda gurau tidak terlintas sedih di wajah mereka karena sebentar lagi mereka akan kekota pati,dimana bayangan indahnya kota pati terlintas dalam benak mereka.
"Sudahlah dek...jangan sedih begitu,lihat kakang mu weseso pusing mikir kamu," ucap Suro sembari menepuk pundak aryo. Suro dan waseso ini adalah saudara kembar,dimana yang membedakan mereka adalah tanda lahir yang ada di bawah mata suro,tanda hitam menyerupai garis,sedang waseso tidak ada. "Aku kepikiran bopo sama ibu kang mas" balas Aryo. "Paman dan bibi pasti baik-baik saja,kan ada Rahayu bersama mereka." Sambung waseso menenangkannya. "Iya kang mas" rajuk Aryo.
Dari semua pemuda yang berangkat hanya Suro dan waseso yang memiliki ilmu beladiri,bahkan mereka sudah berada di tingkat pendekar madya. Mereka belajar dari ayah mereka suryo. Dulu suryo adalah seorang prajurit di kerajaan pajang,jadi kemampuannya bisa di katakan cukup mumpuni,jadi bisa di katakan suryo adalah pendekar paling hebat didesanya. Kemampuan ini diturun kan kepada anak-anak nya Suro dan waseso.
Perjalanan mereka pada dasar nya tidak mengalami kendala apapun. Perjalanan yang mereka tempuh sudah 5 hari,tinggal 2 hari satu malam mereka akan sampai. Rombongan ini berjumlah 111 orang,100 calon prajurit baru dan 10 pengawal serta 1 kepala prajurit.perjalan ini tidak begitu capek karena mereka naik kereta kuda yang disediakan kadipaten,ada 10 kereta kuda dan 11 kuda.
Tanpa mereka sadari bahaya sedang mengintai, di tepi jalan pinggir hutan sudah ada 20 orang berpakaian serba hitam,menutup muka mereka,jadi tidak ada yang bisa mengenali mereka. " Jadi bagai mana rencana kita Ketua?" Tanya salah satu dari mereka. " Kita akan sergap mereka setelah melewati daerah ini,kita bunuh semua tanpa sisa,dan ingat ambil semua harta benda mereka".
Setelah menunggu beberapa hari rombongan calon prajurit pati pun melintas tempat yang mereka sepakati.
Crap..crap...crap...tiga anak panah melesat didepan kepala prajurit,dia berhasil menghindar sembari meloncat dari punggung kuda. "Keluar kalian ...kenapa bersembunyi " teriak kepala prajurit dengan pedang yang telah terhunus,serta bersiap-siap melaksanakan pertarungan walau musuh belum terlihat. perjalanan yang dari semua tenang kini mendadak jadi kacau,calon prajurit mulai cemas dan takut,karena mereka sadar mereka belum belajar beladiri.Empat sosok bayangan hitam tiba-tiba muncul di depan kepala prajurit tersebut.
" Kenapa kisanak menghambat perjalanan kami...apa yang kisanak inginkan?" Sembari memancarkan tenaga dalam kepala prajurit ini bertanya kepada empat orang penghadang tersebut. " Serahkan harta benda kalian,atau nyawa kalian akan melayang" ucap salah satu dari penghadang . "Ambil ini ...cepat pergi" kepala prajurit melempar kantong yang berisi 100 keping emas.
" Kau pikir aku bodoh kepala prajurit.....kalian bertiga cepat Habis mereka..aku akan permain dengan kepala prajurit ini" perintah orang yang di panggil Ketua tersebut.seketika muncul 16 orang bawahan dari penjahat tersebut dari balik pohon dan semak-semak. " Bunuh semua dan ambil barangnya" perintah sang Ketua.
Tring.....trang...bug...bug bunyi senjata saling beradu,jual beli pukulan saling menjatuhkan,walau ada 10 prajurit pengawal mereka bukanlah tandingan para penjahat,di samping para penjahat punya ilmu silat yang tunggi mereka juga menang jumlah. Situsi semakin buruk,mayat-mayat calon prajurit berserakan,tangis kesakitan yang menyanyat hati sungguh sangat memprihatinkan.
Disisi lain pertempuran, kepala prajurit tampak di permainkan oleh Ketua penjahat tersebut. "Bedebah kenapa kau menyerang kami,apa kau tahu aku kepala prajurit kadipaten pati..?" Ucap kepala prajurit sembari mengusap darah yang keluar dari mulutnya. "Ha...ha...ha...mau kau dari pati atau pun kerajan Pajang,tetap akan aku bunuh.." tawa penuh kemenangan Ketua penjahat.seketika Ketua tersebut seperti menghilang dari pandangan mata kepala prajurit tersebut,sambil melancakan serangan,kaki penjahat tersebut kembali bersarang di perut kepala prajurit,,,
"Kau cepat bantu selamatkan dek Aryo,aku akan hadang mereka" perintah Suro sambil berusaha bangkit dengan bantuan pedang di tangan nya. "Baik kang" suara waseso pelan. Tak lama waseso berlari sembari menarik tangan Aryo,terdengar teriakan yang menyanyat hati..."achk....."suara yang keluar tak terselesaikan karena pemilik suara itu telah jatuh dengan luka tebasan di punggung. "Kakang suro...."teriak kedua remaja itu hampir bersamaan.tak terasa air mata dari kedua remaja itu menetes.
"Aryo...cepat kabur aku akan menghadang penjahat ini" sambil menyeka air mata serta menguat kan hati menyaksikan kakang nya jatuh si waseso berhenti menyilangkan pedang serta siap pasang kuda-kuda untuk bertarung. Aryo seketika lari tanpa memperdulikan apapun.tak lama jerit weseso pun terdengar.tapi Aryo menguat kan hati untuk tetap berlari,karena dia pun sadar tak kan mampu menghadapi para penjahat tersebut.hanya berlari...berlari...dan berlari,itulah yang dapat dilakukan nya.
"Kau boleh bunuh aku,,,tapi lepaskan para pemuda itu"pinta kepala prajurit yang sudah tak kuat berdiri,sampil jongkok dia memegang dada kanannya,bertumpu dengan pedang di tangan kirinya. "Ha...ha...ha...baik aku akan membuh mu,selepas itu aku akan bunuh kalian semua tanpa sisa..." Tegas Ketua penjahat sambil tertawa penuh kemenangan. Dengan ringan Ketua tersebut mengarahkan tebasan pedang ke kepala prajurit tersebut. Tanpa Ketua sadari ada batu yang mengarah ke badannya seketika arah tebasan pun berubah,Ketua tersebut memblokir batu dengan pedang nya. Trang...bunyi batu Bertemu dengan pedang.seketika tangan dari Ketua tersebut terasa seperti kesemutan,dia berbalik badan dan mencari sumber serangan,dia tidak menemukan siapa-siapa.Dia pun berbalik ingin segera membunuh kepala prajurit tersebut,dia pun kaget karena orang tersebut pun sudah berada cukup jauh darinya,dengan kesal Ketua tersebut pun berucap "keluar kau anjing...jangan main sembunyi-sembunyi seperti pengecut!!!"
Dari kejauhan nampak seorang sesepuh berbaju pertapa sedang membatu prajurit yang tersisa,berloncatan kesana kemari sambil menyelamatkan korban pembantaian tersebut.kemampuan bergeraknya sangat cepat bahkan sulit di ikuti mata.bahkan 16 rekan-rekan dari penjahat tersebut kualahan melawan nya. Serta 3 rekan Ketua tersebut pun berusaha dengan keras melawan pertapa tersebut.
"Sesepuh...kenapa Anda mencampuri urusan kami ?!" Ucap Ketua penjahat. Sambil menolong para korban sesepuh membalas ucapan Ketua tersebut "aku hanya menolong mereka yang membutuhkan,aku pun tidak ada urusan dengan kamu kisanak". Ketua pun membalas ucapan tersebut dengan jengkel " mereka adalah korban ku,itu sama saja kau mencari gara-gara dengan kami,orang tua sialan!!!" .grombolan penjahat itu tersisa 14 orang tambah 4 ketua,jadi pihak penjahat hanya 2 yang tewas dalam penyergapan itu. Di pihak kadipaten Pati tersisa 2 prajurit dan 7 calon prajurit yang masih hidup 2 diantaranya terluka parah.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!