NovelToon NovelToon

CONVERGE

Prolog

Angin malam itu menerpa wajah seorang gadis yang sedang berada di balkon kamarnya.

Dari lantai dua itu ia dapat melihat beberapa pemandangan sekitar perumahan nya. Bisa dibilang ia rindu dengan pemandangan ini.

Tak lama setelah itu, gadis tersebut mendongakkan kepalanya. Kembali membiarkan wajahnya diterpa angin malam yang begitu menyegarkan.

Saat matanya ia tutup entah kenapa kenangan itu kembali terputar diotak nya.

"*Kai, tungguin Kei!!" Teriak gadis mungil dengan nafas tersengal.

"Kei yang lama kalo jalan, bukan Kai yang kecepetan." Balas seorang cowok seusianya yang berada cukup jauh didepan gadis itu.

Brukk

"Aww Kai!! Hiks hiks hiks..." Tangis Kei kecil pun pecah. Pasalnya karena tak melihat jalan ia tersandung batu yang cukup besar.

Tanpa berfikir dua kali Kai kecil yang melihat itu segera berlari kecil menghampiri Kei.

Tangan mungil itu ter ulur mengelus pundak Kei. "Kei enggak boleh nangis, ada Kai disini!!"

"Sakit Kai!! Hiks hiks hiks.. Batunya jahat sama Kei!! Hiks hiks hiks..."

"Iya nanti batu nya Kai marahin," dengan polosnya Kai kecil berucap seperti itu.

Melihat lutut Kei yang mengelurkan darah membuat Kai mengambil sapu tangan yang berada di saku celana nya. Lalu dengan berhati-hati Kei mengusap lutut berdarah itu.

"Aww Kai perih!!"

"Tahan bentar Kei, biar luka nya ngga parah jadi Kai lap dulu darahnya."

Kini tangis Kei mereda. Dan kini tergantikan senyum kecil dibibirnya.

"Kok Kei senyum?? Udah nggak sakit ya??" Tanya Kai polos. Dan Kei mengangguk semangat.

"Iya udah nggak sakit. Soalnya Kai yang ngobatin." Kai hanya bisa membalas senyum gadis kecil di depannya. "Kai janji kan akan selalu menjaga Kei sampai kita tua??"

Dengan tersenyum Kai menganggukkan kepalanya. "Iya Kei*."

Entah mengapa, hanya mengingat hal tersebut dapat membuat gadis bernama Keira itu tersenyum. Ia sadar betul bahwa ucapan yang ia ucapkan dulu hanyalah ucapan lugu seorang gadis berusia 6 tahun.

Mungkin itu hanya masa lalu yang melengkapi hidupnya. Namun entah mengapa ia sulit untuk melupakannya. Melupakan kenangan masa kecil sekaligus kenangan saat ia masih menjadi gadis yang sangat lugu itu, dengan seseorang yang sekarang kabarnya tak ia ketahui.

"Lo apa kabar Kai?? Kei rindu!!"

°••°

TBC

Pertemuan yang Ditakdirkan

"Bukan hanya kebetulan kita dipertemukan kembali. Namun ini memanglah salah satu takdir yang telah dipilihkan oleh Tuhan." •Michelia Keira V•

Suara gaduh itu setia memenuhi seisi kelas saat tak ada guru yang menjaga. Namun, tak lama setelah itu suara pintu terbuka pun seketika langsung membuat kelas hening. Dan benar saja seorang wanita berusia 40 memasuki kelas tersebut.

"Selamat pagi anak-anak. Maaf hari ini ibu agak telat."

"Iya bu nggak papa, udah kita maafin kok!!" Celetuk salah seorang murid laki-laki.

"Hari ini kelas kalian akan kedatangan murid baru."

Sebelum menyelesaikan ucapannya, sorakan itu kembaki memenuhi seisi kelas.

"Cewek apa cowok ya??"

"Gue harap cogan yang dateng!!"

"Palingan ya gantengan gue!! Semoga aja cecan, gue bosen liat muka cewek kelas ini!!"

"Idih pergi sana lu gausa disini, kalo perlu pergi yang jauh ke antariksa sana!"

Itulah beberapa kegaduhan yang diciptakan oleh mereka.

"Kamu boleh masuk Keira!!" Dan Keira yang berada di luar pun segera melangkahkan kaki nya memasuki kelas yang asing baginya.

Kaum adam lah yang bergembira saat kedatangan Keira. Karena mungkin doa mereka lah yang terkabul. Sedangkan kaum hawa hanya bisa menghela nafas. Ya mungkin kali ini belum rezeki mereka.

"Silahkan perkenalkan nama kamu!!" Perintah bu Yesi selaku guru yang mengajar pada jam pertama merek itu.

Keira pun mengangguk, lalu ia melemparkan tatapan ke penjuru kelas dengan senyum yang masih setia di bibirnya.

"Perkenalkan nama gue Michelia Keira Valensya. Kalian boleh manggil Michel, Kaira, Valen, Alen, senyaman kalian aja!!"

Salah satu siswa mengangkat tangannya, "kalo gue manggil lo sayang boleh ngga?!" Celetuk lelaki tersebut. Dan langsung mendapat cibiran dari mayoritas warga kelas.

"Yee itu sih mau lo ogeb!!" Seorang cewek yang duduk di sebrang cowok tersebut ikut menimpali.

Dan Keira hanya tersenyum menanggapi, "oke gue harap cukup. Terimakasih." Keira mengakhiri perkenalannya.

"Oke Keira kamu duduk di sebelah Alma!!" Ujar bu Yesi dengan menunjuk bangku kosong di samping seorang gadis.

Keira pun mengangguk dan segera berjalan menuju bangku itu. Namun matanya tak sengaja menangkap dua iris yang juga menatapnya. Tatapan itu seperti tak asing lagi baginya.

"Hai sayang!!" Sapaan itu berhasil memecah lamunan Keira. Rupanya yang mengucapkan adalah laki laki tadi. Dan Keira tak menggubrisnya, hanya senyum tipis yang ia lemparkan.

"Eh hai?!" Sapa Keira kepada gadis yang sekarang akan menjadi teman sebangkunya itu.

"Hai, seperti yang dikatakan bu Yesi nama gue Alma. Alma Syelomita." Alma mengulurkan tangannya.

Keira pun membalas uluran tangan Keira, "Keira."

Setelah itu, iris mata Keira lagi lagi tak sengaja berbenturan dengan iris lelaki itu. Lelaki yang sangat ia yakini sebagai lelaki itu.

"Gue harap itu bener lo Kai!!" Batin Keira dengan mata yang masih bertatapan dengan lelaki itu.

°••°

Setelah melewati beberapa jam, akhirnya jam istirahat yang sedari tadi dinantikan pun akhirnya tiba. Seluruh murid pun langsung menyebar keluar kelas.

"Keira, kantin yuk!!" Ajak Alma.

Keira mengangguk meng-iyakan ajakan Alma.

"Ohya kenalin, gue Viona Margareta. Cukup panggil Vio aja."

"Kalo gue Marsya Olivia. Atau kerap dipanggil Oliv."

Ucap kedua gadis di depan bangku Keira secara bergantian.

"Salam kenal kalian."

"Udah kenalan nya dilanjut di kantin aja ya Ra!! Perut gue udah memberontak dari tadi lohh!!" Celetuk Alma.

"Iya iya, ayo sekarang!!"

Setelah beberapa langkah. "Ehh, sayang lo ngga mau tau nama gue??" Mendengar itu membuat Alma, Vio, dan Oliv memutar bola matanya malas. Pasalnya mereka muak dengan sifat keplayboyan lelaki itu muncul.

"Udan Ra, gausa ladenin si kutu kupret itu." Tukas Oliv.

Kali ini Keira hanya tertawa kecil. "Maaf ya nanti aja, sekarang gue laper mau ke kantin dulu." Setelah mengucapkan itu, Keira segera menyusul ke tiga teman barunya.

"Rasain lo ditolak cewek!!" Rendi akhirnya angkat bicara.

"Omongan lo suka bener ya,"

"Yee emang setiap gue ngomong selalu sesuai realita kok."

"Iyain." Balas lelaki itu, lalu langsung melangkah pergi. Disusul ketiga teman nya yang lain.

Mungkin ini pertama kalinya Keira menginjakkan kaki di kantin SMA Nusa. Dan akhirnya keempat perempuan itu menemukan kursi yang cocok untuk mereka.

"Eee Ra, kan lo baru disini, gimana kalo lo gue pesenin menu ter the best di kantin ini, mau nggak??" Tawar Oliv.

Keira mengangguk. "Iya boleh. Makasih ya Liv."

Lagi-lagi mata Keira tak sengaja bertabrakan dengan pemilik mata coklat itu. Namun, kali ini mata itu langsung memalingkan pandangannya.

"Ra, lo pindahan dari Sma mana sih??" Tanya Vio yang duduk di depan Keira.

"SMAN 2 Malang."

"Wihh jauh ya. Kenapa lo tambah milih sekolah di daerah panas kek gini Ra??" Sahut Alma.

"Ya ini sih bukan kemauan gue. Tapi ya harus ngikut ortu gue balik ke Jakarta."

"Tunggu tunggu, balik?? Maksudnya dulu lo juga sempet tinggal di sini??" Dan Keira pun mengangguk.

"Iya, dulu waktu masih SD dan waktu kelas 1 SD gue ikut ortu ke Malang."

"Oh jadi gitu,"

"Iya, btw cowok tadi emang siapa sih namanya??"

"Dia??" Tunjuk Oliv ke arah cowok yang duduk di meja bersama ke tiga temannya yang tak jauh dari mereka. Dan Keira mengangguk.

"Dia tuh namanya Arsen. Arsenio Putra. Mending lo jangan sampe kemakan rayuan mautnya deh. Diatuh playboy tingkat dewa."

"Bener tuh Ra kata Oliv, sampe sampe nih ya dulu waktu baru masuk kelas 10 aja Oliv--" ucapan Alma terhenti karena mulutnya dibekap oleh Oliv.

"Oliv apa??"

"Oliv udah kemakan rayuan maut si Arsen. Jadinya kalo sekarang ketemu Arsen mereka udah kaya kucing sama tikus, bawaannya pengen berantem mulu." Timpal Vio disusul tawa yang keluar dari bibirnya.

"Ah sial kalian!!" Umpat Oliv yang tidak bisa mengunci rahasia besarnya itu.

Keira pun ikut tertawa pelan. "Lo tenang aja Liv, gue ga akan kemakan kok sama rayuan si Arsen."

"Udah ih ngetawain gue nya. Oh ya Ra, lo ngga mau tau ke tuga cowok yang duduk sama Arsen??" ujar Oliv berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Iya, boleh kok kalo lo mau menjelaskan semua!!"

"Oke, mereka ber empat tuh ya most wanted sekolah kita. Banyak cewek-cewek yang tergila gila sama mereka. Selain Arsen--"

"Mbak ini pesanan nya!!" Potong seorang pria paruh baya dengan membawa nampan berisi pesanan ke empat perempuan itu.

"Penjelasannya gue lanjut nanti aja ya Ra, gue udah laper berat nih!!"

"Iya Liv, yaudah makan yuk!!"

'Semoga aja gue nggak salah, kalo itu beneran lo Kai!!'

°••°

TBC

Sandy is Arkai??

Tidak seburuk apa yang Keira kira sebelumnya. Pasalnya ia takut hari pertamanya ini akan memberi kesan buruk. Namun, ia bersyukur setelah bertemu Alma, Oliv, dan Vio di hari pertamanya ini. Karena menurut Keira, ketiga teman baru nya itu cukup baik.

"Jamkos cuy!!!" Suara toa laki-laki itu menggema di penjuru kelas. Seketika langsung kembali mengeluarkan suara kegaduhan.

Oliv dan Vio yang duduk di bangku depan langsung membalikkan kursinya.

"Mumpung jamkos gue lanjutin deh penjelasan tadi." Olive membuka percakapan. "Lo lihat Arsen kan yang duduk di bangku sebrang gue??" Keira mengangguk.

"Nah yang duduk di sebelahnya itu Sandy."

"Hah? Sandy??"

"Iya Ra, Sandy. Cowok ter cool di kelas, bukannya gue suka sama dia ya. Tapi realitanya sih gitu, cewek-cewek aja banyak yang rela ngantri jadi pacarnya. Sampe-sampe nih hampir setiap pagi banyak coklat kalo ngga susu di mejanya dia. Tapi ya semua hadiah dari fans nya itu berakhir di perut ke tiga teman Sandy." Sahut Vio.

Mendengar itu tatapan Keira menjadi kosong. Ia masih bergelut dengan pikirannya sendiri. Karena ia sangat yakin bahwa itu Kai. Tapi kata mereka dia Sandy??

"Ra?? Are you ok??" Tangan Alma melambai lambai di depan wajah Keira.

Keira pun langsung kembali ke dunia nyatanya. "Eh iya, gue baik baik aja kok."

"Lanjut ga nih??" Keira mengangguk menjawab pertanyaan Oliv, "Nah kalo cowok yang duduk di bangku sebrang lo itu namanya Rendi, dan di sebelahnya itu Evan. Mereka berdua itu ngga kalah famous nya sama Sandy dan Arsen. Tapi diantara ke empatnya yang paling waras itu sih Rendi. Dia engga suka mainin cewek, ataupun sifatnya dingin. Ya bisa dibilang dia paling baik. Kalau si Evan sih dia sifatnya rada ga bener sih. Bisa dibilang 11 12 sama Arsen." Keira hanya bisa mangut-mangut setelah mendengar penjelasan panjang lebar Oliv.

Penjelasan Oliv itu untung nya tidak sampai terdengar di telinga ke empat cowok tersebut. Mungkin karena kelas yang sangat ramai ditambah ke empat cowok itu fokus dengan ponsel di tangan mereka.

"Duh sial!! Lose kan gue!!" Heboh Arsen dengan suara yang bisa dibilang keras itu.

"Lah salah siapa?? Kan gue udah ngasih tau strateginya tadi." Timpal Evan yang masih fokus dengan ponselnya.

"Nggak asik ah. Males main gue!!"

"Idih, kalah sekali aja males main. Semangat lo yang tadi lari kemana njirr??" Sahut Rendi.

"Yee kalah sendiri itu ngga asik ya. Kalo gitu kalian bertiga kalahin dong!! Kasian gue tau."

"Ogah, salah siapa lo kalah?!" Kini giliran Sandy yang agkat bicara.

"Iya-iya salah gue. Udah ah gue mau ganggu anak baru." Setelah mengucapkan itu Arsen langsung meninggalkan bangkunya. Mendengar itu mata Sandy melirik ke arah Arsen yang sekarang sudah berada di samping bangku anak baru itu.

"Arsen mah suka gitu, ada yang baru aja langsung gercep," tukas Evan.

Sedangkan di bangku Keira, Arsen memulai aksinya. Melihat itu Oliv hanya bisa memutar bola mata malas.

"Hai sayang!!" Sapa Arsen dengan senyum yang setia menghiasi bibirnya.

"Eh Arsenio, lo kalo mau nyari mangsa mending sana deh ke kelas lain kalo perlu ke adek kelas sekalian!!" Ucapan tajam itu keluar dari bibir Vio.

Arsen tak merespon ucapan Vio. Ia hanya mengedikkan bahunya acuh.

"Ee Arsen ya??" Kali ini Keira angkat bicara. Dan Arsen mengangguk semangat. "Bisa nggak jangan manggil gue sayang. Ya soalnya sih gue nggak punya perasaan ke lo, dan gue yakin lo pun sama. Mending lo manggil gue kayak yang lain aja, Keira gitu." Mendengar perkataan Keira membuat ketiga perempuan yang lainnya tidak bisa menahan tawanya. Sedangkan Arsen hanya bisa melunturkan senyumnya.

Pasalnya seorang Arsenio Putra yang berhasil dengan mudahnya mengambil hati para kaum hawa itu mendapat tolakan langsung dari Keira. Sungguh kejadian langka.

"Sukurin lo Sen, makanya gausa sksd sama orang!!" Di sela-sela tawa nya Oliv tak tahan mengucapkan kata kata itu.

"Yee itu sih soalnya lo syirik sama gue!!" Tatapan Arsen kali ini mengarah ke arah Oliv.

"Syirik?? Sama lo?? Idih amit-amit jabang bayi!!"

"Kasian amat ya nasib sahabat lo Ren!!" Evan yang melihat kejadian di depannya itu menyahut.

"Sahabat lo juga ogeb!!" Balas Rendi sembari menonyor pelan kepala Evan yang duduk di sebelahnya. Sedangkan Sandy?? Ia hanya menghela nafasnya pelan.

°••°

Akhirnya hari pertama Keira di SMA Nusa berakhir. Awan cerah pun sudah berganti menjadi gelap. Tak ada lagi sinar matahari yang menyinari, karena sekarang bulan lah yang bertugas memberi cahaya penerangan untuk bumi. Walaupun nyatanya cahaya bulan tak akan pernah secerah matahari.

Walaupun begitu, langit malam masih menjadi pemandangan favorit Keira. Karena sudah terbiasa, Keira berjalan menuju balkon kamarnya. Lagi-lagi ia langsung disambut oleh angin malam.

Dilangit malam itu Keira hanya dapat melihat beberapa bintang saja. Ah, lagi lagi ia teringat Kai. Karena bintang adalah salah satu objek favorit nya dan Kai. Karena dulu, mereka sering menikmati pemandangan langit malam itu berdua.

Oleh karena hal itu Keira menolehkan kepalanya ke arah balkon rumah di samping rumahnya itu. Entah mengapa saat Keira melihat itu, seperti sudah banyak hal yang berubah. Ataukah saat 10 tahun itu banyak hal yang terjadi dengan Kai??

"Lo dimana Kai?? Kei rindu!!" Lirih Keira dengan tatapan yang masih lekat menatap balkon itu.

Tepat saat itu pintu kamar balkon tersebut terbuka. Keira langsung menegakkan tubuhnya, lalu ia berjalan pelan menuju ujung balkon.

Dan benar seorang laki-laki berusia sama dengan nya keluar dari kamar itu. Keira sempat memberhentikan langkahnya.

Untuk kesekian kalinya tatapan itu bertemu.

"Jadi bener dugaan gue," Ucap Keira dan laki-laki itu pun mendengar apa yang keluar dari bibir tipis gadis itu.

"Lo lupa sama gue Kai??" Tanya Keira dengan kaki yang kembali ia langkahkan. Sedangkan cowok itu hanya diam di tempatnya.

Entah kenapa setiap ia ingin menghindar dari suatu hal, malah ia semakin didekatkan oleh hal tersebut. Seperti ini contohnya, ia yang sedari tadi mati matian menahan agar tidak menyapa gadis itu, tapi sekarang ia malah bertemu langsung dengan gadis yang telah menjadi bagian masa lalu nya itu.

"Kai engga bener bener lupa sama Kei kan??" Ulang gadis itu, namun kali ini nada bicaranya sedikit memelan.

Lagi-lagi tidak ada reapon dari Arkai.

Saat sudah di ujung balkon Keira kembali berucap, "Kai jawab!! Dan kenapa tadi di kelas seolah-olah Kai sama sekali engga mengenal Kei??" Entah kenapa saat melontarkan pertanyaan itu mata Keira sedikit memanas.

Melihat ada perubahan di mata Keira, Arkai ingin sekali membawa gadis itu kedalam pelukannya. Namun apalah daya, ia tidak bisa lagi melakukan hal serupa seperti beberapa tahun lalu.

"Udah malem, sebaiknya lo segera tidur!!" Kata Arkai dingin dan ia langsung kembali memasuki kamarnya.

Rasa kecewa itu hinggap di hati Keira. Dan kata kata Kai itu berhasil membuat air mata lolos dari kelopak matanya. Kenapa Kai yang dulu ia kenal berubah 360° seperti ini?? Apa yang telah terjadi selama 10 tahun ia pergi??

°••°

TBC

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!