NovelToon NovelToon

The Four Emirs

Ayrton Al Jordan Schumacher

Rencana pernikahan ganda antara Hoshi dan Rina serta Bagas dan Safira membuat semua keluarga besar di Dubai memutuskan terbang ke Jakarta kecuali Hasyim Al Azzam yang tidak bisa pergi jauh-jauh karena faktor kesehatan.

Ayrton selama ini membantu bisnis dan pekerjaan sebagai Emir Al Jordan membantu Oomnya Reyhan Al Jordan karena sang pewaris utama, Enzo Al Jordan lebih memilih menjadi pembalap formula satu. Dan Ayrton sendiri tidak keberatan karena dia bekerja di AJ Corp bersama Opanya Senna dan Opa Kai Al Jordan.

Ayrton Al Jordan Schumacher

***

"Si mulut cabe akhirnya nikah juga sama mbak Rina" ucap Benjiro, sepupu Ayrton yang sedang berada di Dubai karena kabur dari paksaan Bryan, ayahnya, menjadi hacker white hat FBI. Benji, Ayrton dan Enzo sedang berada di ruang tengah istana.

"Baguslah, pawangnya cocok!" ucap Enzo yang memang memutuskan untuk skip balapan di Monaco Perancis demi datang ke pernikahan Hoshi.

"Bang Enzo, memang nggak ngurangi poin tuh nggak balapan di Monaco?" tanya Benji.

Ayrton dan Enzo memang tinggal bersama di istana Al Jordan bersama dengan Opa Senna dan Oma Fatimah, Opa Kai dan Oma Tamara, serta Reyhan dan Paradina, kedua orangtuanya Enzo.

Sabine Al Jordan, ibu Ayrton, memilih tinggal di London bersama suaminya Karl Schumacher yang menjadi CEO MB Enterprise.

"Kan aku ada alasan kemarin sempet kecelakaan jadi harus istirahatin kakiku" cengir Enzo yang memang saat balapan di Barcelona Catalunya mengalami kecelakaan namun dia bisa finish di urutan ketiga.

"Dasar!" sungut Benji.

"Lha kamu kenapa kabur kesini? Kuliahmu gimana?" tanya Ayrton.

"Kuliah online lah. Lha soalnya tempat ini satu-satunya yang aku ingat jadi aku kesini lah!"

"Memangnya kenapa kamu nggak mau bantuin FBI?" tanya Enzo.

"Aku nanti tidak bebas bang. Kan kalian tahu sendiri aku paling malas diatur-atur" ucap si bontot dari generasi kelima.

"Iya sih. Kata Opa Ghani waktu di FBI dulu juga ketat" gumam Enzo mengingat bagaimana dulu saat mereka acara lebaran selalu mendengar cerita para Opa mereka.

"Itulah aku malas. Biar Daddy saja yang jadi konsultan FBI, aku mah nggak."

Ayrton dan Enzo hanya saling berpandangan satu sama lain.

***

Pagi ini pesawat pribadi milik Al Jordan bersiap-siap untuk tinggal landas menuju Jakarta. Semua anggota keluarga ikut serta bahkan Karl Schumacher dan Sabine Al Jordan memilih ikut berangkat dari Dubai bukan dari London.

Senna yang sudah lama tidak bertemu dengan putri bar-barnya langsung memeluk Sabine.

"Kamu tuh kok jarang ke Dubai sih?" omel Senna sambil melirik judes ke Karl, menantunya yang memiliki banyak tattoo di lengan dan tubuhnya.

"Dih, Dad. Kan aku ikut suami lah!" ucap Sabine sambil manyun.

"Ayo berangkat. Ngomelnya nanti di dalam pesawat saja" panggil Kai yang sudah berada di dalam pesawat.

***

Rombongan Dubai tiba di Jakarta pada hari Rabu pagi dan langsung dijemput dengan lima mobil Alphard kiriman Bara Giandra, Kareem Hassan dan Bima Baskara.

Setelahnya rombongan dibawa ke Mansion Neville yang dibangun ulang oleh Javier Arata dan Raymond Ruiz. Mansion yang memiliki sepuluh kamar tidur itu memang menjadi basecamp keluarga besar Pratomo untuk acara double wedding kedua kalinya.

Namun para keluarga bisa menginap di beberapa rumah yang dimiliki oleh keluarga besar seperti mansion milik Adrian Pratomo, Rumah peninggalan Aryanto Pratomo yang sekarang dipakai Duncan Blair dan keluarga nya, Rumah milik keluarga Reeves yang dipakai Eiji dan keluarganya, juga rumah milik Elang McCloud.

Direndra, Ayrton, Enzo dan Alaric langsung heboh bertemu dengan para sepupu-sepupunya terutama yang jarang bertemu seperti Adrian Ramadhan yang kuliah di Swiss, Anarghya yang mengambil kedokteran di Universitas Indonesia ataupun Pandega yang sekarang menjadi dokter anak.

Ditambah mereka juga baru bertemu dengan Haris Lexington dan Aji Yung yang merupakan suami Freya dan Falisha. Saat keduanya menikah, keempat Emir itu ada pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan. Keempatnya surprise melihat bahwa Aji yang merupakan tuna rungu bisa mengikuti percakapan mereka.

Kehangatan keluarga inilah yang selalu mereka jaga di setiap generasi karena kerukunan berkeluarga sangat diterapkan sejak jaman Opa buyut Arga Pratomo memiliki empat anak, Adrian, Adriana, Aryanto dan Adinda yang juga menerapkan ke anak cucu cicit mereka.

***

Ayrton menikmati acara pernikahan kedua sepupunya dengan pasangan pilihannya. Semua keluarga heboh ketika saat ijab Hoshi memilih memakai beskap putih gading sedangkan Rina memakai kebaya adat Jogja lengkap dengan paesnya.

Melihat sepupunya mulai mentas satu persatu membuat Ayrton pun ingin membina rumah tangga. Pria bertinggi 187 cm itu bukannya tidak pernah pacaran, bahkan sejak SMP dia sudah mulai berpacaran meskipun cinta monyet. Kuliah pun dia berapa kali menjalin hubungan namun semuanya hanya bertahan beberapa bulan saja.

Semenjak dia mulai sibuk dengan perusahaan keluarganya, Ayrton memilih untuk tidak memikirkan soal asmara. Tapi melihat Hoshi tampak bahagia bersama Rina, Joey dengan Georgina, Rajendra dengan Aruna, Pandega dengan Anjani, membuatnya iri juga.

Ayrton pun berjalan-jalan di mansion Neville, tempat acara ijab dilakukan sembari membawa lemon tea yang disediakan. Mata coklatnya menikmati pemandangan halaman belakang yang tertata rapih hingga dia melihat seorang gadis cantik mengenakan gaun kuning tampak sendirian.

Dengan langkah percaya diri, Ayrton menghampiri gadis itu. Dan semakin dekat, Ayrton melihat gadis itu semakin cantik.

"Halo?" sapanya.

"Halo" balas gadis itu ramah.

"Kamu dari keluarga siapa? Bagas atau Rina?" tanya Ayrton tanpa basa basi.

"Keluarga mas Bagas. Kamu? Oh stupid question." Gadis itu tertawa renyah. "Sudah pasti kamu keluarga Safira."

Ayrton terkesima melihat tawa gadis itu.

"Iya, aku sepupunya Safira dan Hoshi. Ayrton Schumacher." Ayrton mengulurkan tangannya.

"Mariana Hadiyanto" balas gadis itu.

"Kamu bekerja dimana?" tanya Ayrton basa basi.

"Rumah butik Carolina Herrera di Singapura" jawab Mariana.

"Kamu desainer?"

Mariana mengangguk. "Kalau kamu?"

"AJ Corp Dubai."

Mariana menatap Ayrton dengan tatapan tidak percaya. "Kamu salah satu dari empat Emir Dubai?"

"Bagaimana kamu tahu?"

"Kalian itu menjadi trending topic di kalangan sepupu - sepupu Perempuanku. Mereka heboh saat tahu Bagas jadi menikah dengan Safira karena tahu Safira masih sodaraan dengan Enzo Al Jordan."

"Wah ternyata lebih beken Enzo ya" kekeh Ayrton tanpa ada rasa tersaingi.

"Mungkin karena Enzo pembalap terkenal jadi hampir semua mengenalnya meskipun hanya nama." Marian tersenyum manis yang membuat Ayrton terpesona.

"Kapan kamu kembali ke Singapura?"

"Paling hari Senin aku baru kembali. Lagipula penerbangan Jakarta - Singapura banyak kok" jawab Mariana.

"Kedua orangtuamu apanya Pak Kresna Hadiyanto?"

"Ibuku adalah adik kandung pakdhe Kresna bahkan nanti acara resepsi mamaku yang akan mendampingi pakdhe karena budhe sudah almarhum."

Ayrton terkesima dengan cara panggilan Mariana yang masih njawani berbeda di keluarganya yang menolak dipanggil pakdhe atau budhe.

"Boleh minta nomor ponselmu Mariana?" Ayrton menatap serius ke gadis itu.

"Buat apa?"

"Kalau aku memerlukan baju Carolina Herrera untuk mommyku, kan aku bisa meminta saran ke kamu."

Mariana mengangguk dan keduanya pun saling bertukar nomor ponsel.

***

Yuhuuuu Akhirnya Up Juga

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️🙂❤️

Mariana Hadiyanto

Ayrton tersenyum bahagia bisa mendapatkan nomor ponsel Mariana, berjalan sambil bersiul-siul. Sepupunya, Falisha Hassan dan suaminya Aji Yung, menatapnya dengan wajah penasaran.

Ada yang kangen sama neng Falisha n Mas Aji?

"Bahagia, Ay?" goda Falisha yang kompak dengan suaminya memakai baju nuansa hitam.

"Eh? Apaan sih Fa" elak Ayrton.

"Siapa gadis itu?" tanya Aji.

"Saudaranya Bagas. Dia kerja di house of Carolina Herrera Singapura."

"Dia desainer?" tanya Falisha.

"Yup."

"Cantik" puji Aji yang mendapatkan pelototan dari Falisha. "Eh tapi paling cantik tetap kamu, sayangku."

"Malam ini, mas Aji tidur di kamar tamu!" sungut Falisha kesal.

"Kok kamu sekarang jadi tukang ngambek sih, sayang?" ucap Aji memelas.

"Nah lho... Aku nggak ikutan." Ayrton pun segera meninggalkan pasangan suami istri yang sedang berseteru itu.

***

"Hah? Dia salah satu Emir Dubai?" tanya Sisil yang merupakan adik sepupu Mariana yang melihat kakaknya ngobrol dengan bule tampan. Sisil lah yang paling heboh ketika mengetahui siapa keluarga calon istrinya Bagas. Sisil sendiri adalah fans berat Enzo Al Jordan dan dirinya nyaris pingsan ketika benar-benar melihat Enzo duduk bersebrangan saat ijab qobul.

"Iya. Namanya Ayrton Schumacher."

"Dia sepupunya Enzo! Kan ada empat Emir tuh. Direndra, itu tuh yang tinggi cakep... Eh tapi semua tinggi cakep. Anyway yang pakai jas abu-abu tua plus sunglass" tunjuk Sisil ke seorang pria yang turun dari tangga.

Direndra Giandra Al Azzam Blair

"Terus itu adiknya, Alaric yang pakai jas hitam sambil bawa minuman bareng sama cewek cantik rambut panjang."

Mariana melihat si obyek yang ditunjuk Sisil. Tampak Alaric sedang tertawa bersama seorang gadis berambut hitam panjang.

"Apa itu pacarnya?" tanya Mariana.

"Bukan, itu Anandhita sepupunya. Dhita saudara kembarnya Adrian yang sedang ngobrol dengan mas Bagas."

Mariana merasa pusing mendengar penjelasan Sisil. "Kok kamu hapal?"

"Jangan panggil Sisil Feridina Hadiyanto kalau tidak hapal cogan-cogan. Dan asal mbak Ana tahu, keluarga Safira itu gudangnya cogan" seringai gadis berusia 23 tahun itu yang bekerja sebagai salah seorang asisten artist.

Alaric Giandra Al Azzam Blair

Mariana menatap ke sekelilingnya dan memang dirinya mengakui bahwa keluarga besar Safira memiliki fisik dan wajah paripurna.

"Mereka tuh makan apa sih kok bisa kayak gitu? Wagyu saus emas apa?" celoteh Mariana.

"Wuiiihhh kalau ada saus emas, langsung aku bawa ke pegadaian atau toko emas lumayan buat dijual" gelak Sisil.

***

Ayrton bergabung dengan para sepupu-sepupunya yang sedang menikmati makan siang dan tampak Adrian dan Anarghya sedang asyik berdiskusi.

"Ngapain kalian berdua?" tanya Ayrton ke dua sepupunya itu.

"Bahas Koenigsegg. Adrian kan mendapatkan tawaran pekerjaan disana" ucap Anarghya yang masih kuliah di fakultas kedokteran Universitas Indonesia.

"Hebat lho Yan. Kan sesuai dengan kuliahmu di teknik mesin" puji Ayrton.

"Alamat aku akan cuma balik lebaran, Ton. Soalnya disana ketat banget" jawab Adrian.

"Berarti lulus dari Swiss, langsung ke Swedia?" tanya Ayrton.

"Iya nih dan Mama hanya bisa bilang 'gapailah uang yang banyak'" sungut Adrian yang membuat Anarghya dan Ayrton terbahak.

"Tante Amberley matre juga" kekeh Ayrton.

"Benernya nggak matre, cuma kasih support positif" sahut Anarghya.

"Kamu sendiri gimana Ton? Jadi Emir enak nggak sih?" tanya Adrian.

"Enak nggak enak sih. Harus bisa naik kuda, main Polo, pamer harta. Kemarin Opa Senna malah baru saja beli Koenigsegg hanya karena para Emir lain beli itu."

"Bukannya kalian sudah punya Koenigsegg?" tanya Anarghya.

"Sudah dijual Oma Fatimah."

Kedua sepupunya melongo. "Dijual?"

Ayrton mengangguk. "Kata Oma, kalau mau beli Koenigsegg baru, yang lama dijual karena pasti akan jarang dipakai. Dan kalian tahu sendiri kan kalau pria-pria klan Pratomo tuh bucin sama istri masing-masing? Jadi Opa Senna manut lah."

Duo A tertawa geli mendengar bagaimana Senna Al Jordan tetua Al Jordan harus menjual mobilnya karena permintaan sang istri.

"Padahal kalian itu mau punya banyak Koenigsegg, Rover, Ferrari pun tidak ada masalah uangnya" kekeh Adrian.

"Tapi kayaknya Oma Fatimah sama ma emak-emak kita, perhitungan." Adrian melirik ke arah Oma Humaira yang sedang meladeni Opa Gozali.

"Opa Gozali lagi sakit ya, Yan?" tanya Ayrton.

"Faktor usia, Ton. Opa dan Oma kita itu sebenernya kan sudah pada sakit tapi mereka pintar menutupinya. Opa Mamoru dan Opa Joshua kan sama tho?" Anarghya menatap Ayrton. "Hanya karena mudanya mereka hobi olahraga dan pola hidup sehat, makanya masih diparingi umur panjang."

"Kita itu harus niru para opa dan Oma yang pola hidupnya sehat. Apapun yang berlebih-lebihan itu jatuhnya juga nggak bagus" sahut Adrian.

"Yang penting jangan serakah karena pasti mudaratnya banyak" timpal Ayrton.

"Ngomong-ngomong kalian berempat anak Dubai tuh kok bisa gelontoran semua sih tingginya?" Anarghya menatap judes ke Ayrton.

"Kebanyakan makan kurma mungkin?" cengir putra Sabine Al Jordan dan Karl Schumacher itu.

"Beneran lho! Kalian berempat kalau jalan tuh tingginya sama. Cuma mas Abi, mas Joey dan mas Luca yang bisa nyaingi tinggi kalian. Lainnya wassalam" ucap Anarghya yang tingginya hanya 180cm sedangkan Adrian 179cm.

"Aku, Rendra, Alaric dan Enzo tingginya 187 semua" senyum Ayrton.

"Nah bener kan? Jadi tiang listrik semua tuh berempat!" sungut Adrian yang merasa paling pendek dari mereka semua.

"Mas Hoshi malah bilang kalau jalan dengan kami langsung gerhana matahari soalnya tinggi kami ngehalangi sinar matahari."

Duo A terbahak. "Mas Hoshi memang pedes kalau ngomong."

***

Ayrton tersenyum kepada Mariana yang datang di acara resepsi mengenakan gaun bewarna hijau dengan banyak gliter disana. Rambut hitamnya dibuat slick sehingga tidak berantakan dan membuat wajah Mariana menjadi lebih anggyn.

"Butuh pendamping?" goda Ayrton sambil memberikan sikunya.

"Aku butuh pegangan karena aku salah pakai sepatu" ucap Mariana yang tingginya sekarang menjadi bertambah 10 Senti karena sepatu heelsnya dan tangannya segera meraih siku Ayrton.

"Kenapa harus maksa pakai heels setinggi itu? Toh kamu juga sudah tinggi" ucap Ayrton sambil menatap horor sepatu hijau yang dipakai Mariana. "Kalau kakimu keseleo gimana?"

"Makanya aku butuh pegangan ini" senyum Mariana.

"Demi Manolo Blahnik ya?" kekeh Ayrton yang jantungnya berantakan saat Mariana memegang sikunya.

"Kamu tahu?" tanya Mariana tidak percaya kalau pria dengan wajah kalem itu tahu merk sepatu wanita.

"Hei, my mom dan para wanita di Dubai, fashionista semua jadi mau tidak mau, aku pun jadi tahu lah" seringai Ayrton.

"Ah, aku lupa kamu siapa."

***

Acara resepsi pernikahan ganda diakhiri dengan acara lempar buket bunga dan Ayrton menyuruh Mariana ikut dalam acara itu meskipun gadis cantik itu menolaknya namun setelah dikompori oleh beberapa sepupunya, akhirnya Mariana pun ikut acara lempar bunga.

Safira memberikan aba-aba dan bunga itu pun dilemparkannya hingga jatuh ke dalam tangan Mariana yang tidak terlalu bersemangat. Suasana menjadi ramai ketika para keluarga heboh melihat dirinya yang mendapatkan buket.

Ayrton menatap wajah cantik yang memerah menahan malu itu dengan tatapan yang tidak bisa dibaca. Sudut bibir tipisnya hanya tertarik keatas samar.

***

Yuuuhhuuu Up Pagi Yaaaa

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️🙂❤️

Telpon Pertama

Mariana menatap Sisil dan beberapa sepupunya yang memasang wajah menggoda. Jangan ditanya bagaimana wajah gadis itu memerah dengan godaan sana sini.

Acara pesta pernikahan Bagas dan Safira memang sudah selesai dan tinggal para keluarga saja yang saling mengakrabkan satu sama lain terutama keluarga Abrisam Kareem yang surprise melihat para Emir datang ke Jakarta.

Bagas pun menghampiri Mariana yang kebingungan dengan godaan para keluarganya.

"Alamat lu nikah secepatnya tuh Na" kekeh Bagas ke Mariana yang masih duduk dengan wajah memerah karena ledekan banyak orang.

"Nikah sama siapa Gas? Kamu tahu sendiri kenapa" senyum Mariana yang tampak sumbang.

"Kalau ada yang mau sama kamu, gimana?" goda Bagas.

"Alhamdulillah" jawab Mariana lugas.

"Aku yakin, pria yang mau menerima kamu apa adanya pasti ada di dunia ini. Hanya orang picik saja yang menganggap hal itu menjadi tolak ukur kebahagiaan!" ucap Bagas lugas.

"Kamu bahagia mendapatkan Safira?" tanya Mariana.

"Cewek clumsy itu memang menggoda iman" kekeh Bagas.

"Oh astaga! Jangan kamu hajar ya anak orang awal-awal. Dia masih muda lho" ucap Mariana sambil memukul lengan sepupunya.

"Duh, Na. Sulit tahu untuk menahan jiwa meshumku dengan punya istri seperti Safira" gelak Bagas.

"Astaghfirullah! Bagas!" desis Mariana sambil tertawa.

***

Dari jauh Ayrton Schumacher tampak memperhatikan interaksi Bagas dan Mariana yang tampak serius. Ada rahasia apa sebenarnya?

"Kamu kenapa?"

Ayrton menoleh dan tampak Alaric bersama Anandhita berdiri di sebelahnya.

"Tidak apa-apa" jawab Ayrton.

"Oh mbak Mariana" ucap Anandhita.

"Kamu kenal?" tanya Ayrton ada nada antusias.

"Kenal. Kan mama suka pesan baju Carolina Herrera ke dia. Aku nggak tahu ternyata jadi saudara" senyum Anandhita.

"Oooh." Apa mommy sebelum pulang ke London, aku ajak ke Singapura ya? Kan Senin Mariana pulang tuh. "Lho, Dhit. Kok kamu manggilnya mbak Mariana. Memang umurnya berapa?"

"Mbak Mariana itu seumuran sama mas Bagas dan mas Rama."

HAAAAHH? Lebih tua lima tahun dari gue? Ayrton pun tertegun.

***

"Carolina Herrera? Ngapain?" tanya Sabine saat mereka semua berada di rumah milik keluarga Al Jordan di Jakarta, rumah peninggalan Hiroshi Al Jordan dan Shanum Pratomo.

"Ya sekali-kali lah beli di sana, sekalian jalan-jalan lah mom" rayu Ayrton.

Sabine menatap putra tunggalnya dengan tatapan menyelidik. Baru kali ini si Ay-ay minta ke sana. "Memangnya di London nggak ada?"

"Sekalian kuliner di Singapura mommy. Mumpung kita lebih dekat ke Singapura. Mau ya mom? Kan mommy juga pakai parfum dan tas nya Carolina Herrera."

Sabine hanya menatap datar ke arah putra tampannya lalu melirik ke arah Karl, suaminya yang seolah tidak mau ikutan.

"Sayang? Gimana?" tanya Sabine ke pria Jerman yang bertattoo itu.

"Ya sudah, kita naik pesawat komersial saja ke Singapura besok Senin. Mumpung kita masih ada jatah cuti." Karl menatap istri bar-barnya. "Lagipula, aku kangen makan laksa juga."

***

Hari Senin adalah hari heboh di keluarga Pratomo karena Keluarga Schumacher berpamitan untuk terbang ke Singapura untuk berjalan-jalan.

"Kalian malah jalan-jalan?" seru Yanti Reeves menatap iparnya yang datang berpamitan.

"Semalam doang, besok kita balik ke Jakarta kok kan ada acara pembubaran panitia juga" jawab Sabine.

"Kalian jangan kemana-mana hari ini!" suara Senna Al Jordan.

Ayrton menatap opanya dengan wajah manyun. Rencana bubar jalan deh!

"Lho memang kenapa Dad?" tanya Sabine.

"Malam ini acara pembubaran panitia nya jadi kalau kalian mau ke Singapura, besok atau lusa" ucap Senna final.

Ayrton pun semakin lemas tidak jadi ke Singapura.

"Masih ada hari besok kita jalan-jalan" ucap Karl yang tahu putranya lagi Gedhe ambek meskipun tidak tahu kenapa Ayrton pengen sekali ke Singapura.

"Ay-ay, besok saja ya?" senyum Sabine yang sukanya memanggil nama kecil putranya.

"Oke mom" ucapnya lemas.

***

Ayrton tampak tidak bersemangat saat acara pembubaran panitia dilaksanakan. Dirinya lebih memilih untuk memainkan ponselnya dan mengirimkan pesan kepada Mariana.

📩 Ayrton AJ : Assalamualaikum

📩 Mariana Hadiyanto : Wa'alaikum salam. Lagi dimana?

📩 Ayrton AJ : Di mansion keluarga Neville.

📩 Mariana Hadiyanto : Lagi ada acara pembubaran panitia ya?

📩 Ayrton AJ : Iya. Kamu sudah sampai di Singapore?

📩 Mariana Hadiyanto : sudah dan ini aku sudah di apartemen.

📩 Ayrton AJ : sudah mau tidur?

📩 Mariana Hadiyanto : Belum. Kenapa?

📩 Ayrton AJ : Ngobrol yuk. Aku suntuk disini. Aku telpon ya?

📩 Mariana Hadiyanto : Hah? Kan saudara kamu banyak

📩 Ayrton AJ : pada sibuk semua. Mending aku sibuk WA kamu ya

📩 Mariana Hadiyanto : 🤣🤣🤣

Ayrton senyum-senyum sendiri membaca pesan yang dia kirimkan begitu receh. Ya ampun kamu itu seperti anak ABG.

Tiba-tiba di layar ponsel Ayrton. *Mariana Hadiyanto is calling...

Whaaaattt*?

Buru-buru Ayrton langsung pergi menuju halaman samping yang sepi untuk menerima telpon dari Mariana.

"Assalamualaikum" sapa Ayrton.

"Wa'alaikum salam. Sorry aku telpon duluan soalnya sambil pakai airpods. Aku lagi bersih-bersih muka jadi nggak bisa kirim pesan."

"Tidak apa" jawab Ayrton gugup. Cool, Ay... Cool!

"Masih ramai ya?" komentar Mariana mendengar suara di background Ayrton.

"Masih lah! Kita semua pada kumpul kok termasuk Oom Kresna dan Oom Abrisam."

"Kapan kalian pulang ke Dubai?" tanya Mariana.

"Kemungkinan Jumat pagi karena Oom Aidan dan Tante Kaia hendak nyekar ke Opa buyut Abi dan Oma buyut Dara."

"Kamu nggak ikut?" tanya Mariana lagi.

"Nggak lah. Mau menikmati hari sendiri saja sekalian lihat PRC group Jakarta dan jaringan bisnis keluarga kami lainnya."

Mariana tertawa. "Kalian tuh."

"Mumpung May, jadi aku sekalian saja lah" kekeh Ayrton.

Tidak ada jawaban dari Mariana yang membuat Ayrton bingung. "Kamu kenapa? Halo?"

"Tadi kamu panggil aku apa?"

"May. Soalnya panggil Mariana atau Riana kepanjangan jadi aku panggil May saja lah. Kenapa? Kamu keberatan?" tanya Ayrton.

"Tidak. Aku malah suka karena berbeda dari yang lain."

"Iyalah karena kamu spesial jadi harus berbeda" gelak Ayrton sembari menutupi kegugupannya.

"Memangnya aku nasi goreng spesial?" gerutu Mariana sambil tertawa.

"Maybe" balas Ayrton.

***

Mariana menutup panggilannya ke Ayrton karena dirinya hendak istirahat dan pria itu dengan manisnya mengucapkan selamat beristirahat.

Gadis itu masih menatap layar ponselnya dan jantungnya berdegup kencang seperti baru kali ini kena gombalan dari seorang pria.

Astaghfirullah! Dia lebih muda lima tahun dari aku.

Mariana mengetahui perbedaan usia diantara mereka ketika Bagas memberitahukan kepada dirinya.

Ya Allah, lima tahun itu kalau yang lebih tua yang pria tidak apa, tapi posisinya itu adalah aku yang lebih tua. Apalagi aku memiliki kekurangan. Jangan GeEr, Mariana. Bisa saja hanya kekaguman semata.

Mariana menatap foto-foto acara pernikahan yang dikirimkan oleh Sisil dan anggota keluarganya. Matanya melotot dengan sempurna ketika Sisil berhasil mengabadikan moment saat Ayrton berjongkok membenarkan gaunnya yang menyangkut di sepatunya.

Isn't he a prince charming? Caption yang ditulis Sisil membuatnya tersenyum.

Oh yes he is but I'm not for him.

***

Yuhuuuu Up Malam Yaaaaaa

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️🙂❤️

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!