Di Sekolah Menengah Atas (SMA) 500 Jakarta.
Kring…. Suara bel tanda pulang sekolah.
"Yeahhh akhirnya kelar juga.. Suntuk banget.." ucap Felicia berkemas lalu keluar dari kelas.
Di gerbang sekolah cowok tampan dan gagah sedang menanti sang kekasih hati, ia adalah Pandu-kekasih Felicia.
"Astaga itu cowok cakep pisan euyy.." gumam salah satu siswi dengan memandangi Pandu tak berkedip.
"Oyyy.. Sadar.. dia kesini jemput ceweknya," celetuk salah satu temannya.
"Gak asik loe.. Sayang tauk menolak pemandangan indah ciptaan Tuhan," ketus temannya yang tadi melamun.
"Tuh ceweknya nyamperin, udah yuk pulang aja, lu mau ada masalah sama dia? gue sih ogah," tanya temannya memperingati.
"Ishh.. Yaudah yuk cabut, saingan gue sang primadona, masih kalah jauh," jawab temannya berlalu pergi dengan kesal.
Felicia yang mengetahui Pandu menjemput bergegas menghampiri dengan perasaan senang.
"Hai sayang yuk pulang bareng," sapa Pandu dengan senyum menawan.
"Hai sayang nungguin lama ya?," jawab Felicia sambil bonceng di motor spot kekasihnya.
"Gak kok barusan sampai," ucap Pandu lalu menyalakan motor sportnya.
"Yaudah yuk," ajak Felicia dengan manja dan memeluk Pandu erat.
Lalu Pandu dan juga Felicia berjalan pulang, mereka tidak memperdulikan tatapan para siswa-siswi disini yang memperhatikan mereka berboncengan.
20 Menit berlalu mereka mampir ke sebuah cafe.
"Kok mampir dulu?," tanya Felicia penasaran.
"Laper sayang, gak papa kan?," jawab Pandu menatap Felicia.
"Eh.. Ya gakpapa dong sayang," balas Felicia dengan tersenyum lalu Pandu menggandeng kekasihnya masuk ke cafe.
Di Metropolitan Cafe.
Mereka duduk di meja nomor 14 dan memesan beberapa makanan.
"Selamat siang selamat datang di cafe kami, ada yang mau di pesan? silahkan kak ini buku menunya," sapa karyawan ramah sambil menyerahkan buku menu.
"Sayang mau pesan apa?," tanya Felicia sambil membolak balik menu.
"Beef steak sama minumnya milkshake chocolate, kamu pesen apa sayang?," jawab Pandu sambil memainkan ponsel.
"Sama aja deh," jawab Felicia lalu menyerahkan buku menu pada waiters.
"Saya ulangi pesanannya ya kak.. 2 beef steak dan 2 milkshake chocolate, ada lagi yang mau di tambah kak?," tanya waiters ramah.
"Gak ada," jawab Felicia.
"Baik silahkan di tunggu kak," jawab waiters lalu berlalu pergi.
"Eh sayang tau gak?," tanya Felicia sengaja menggantung ucapannya.
"Kenapa sayang?," jawab Pandu bingung.
"Aku sayang kamu hahaha," ucap Felicia merayu kekasihnya.
"Ish kamu bisa aja gombalnya," jawab Pandu mencubit pelan pipi Felicia.
"Aww sakit sayang," rengek Felicia sambil mengelus pipinya.
"Habisnya kamu gemesin sih makanya jadi orang jangan selalu bikin kangen dan gemes dong ntar lama-lama tak gigit tuh pipi haha," jawab Pandu tertawa.
"Tambah sakit dong sayangggg," rengek Felicia.
"Just kidding baby.. Jangan cemberut lagi dong makanya jangan jahil lagi yaa, aku dengerin serius malah kamu bercanda," jawab Pandu mengelus tangan Felicia dengan lembut.
"Ya habisnya kamu main hp mulu ya aku sebel dong kayak di kacangin," ucap Felicia cemberut.
"Ngambek nih ceritanya?? maaf ya sayang soalnya tadi temenku ngabari kalau nanti sore ada jadwal tanding basket, mau ikut gak?," ucap Pandu menjelaskan.
"Boleh boleh tapi di jemput loh," jawab Felicia antusias.
"Pasti baby nanti jam 4 sore aku jemput," jawab Pandu mengacungkan jempol.
Lalu pesanan mereka sudah datang dan mereka menyantapnya dengan nikmat sambil berbincang ringan.
"Sayang sebenarnya aku ini sebel kalau kamu jemput," ucap Felicia sambil memotong steak.
"Loh kenapa? kamu gak suka ya sayang?," tanya Pandu terkejut.
"Ya gak gitu.. Aku suka banget sayang kalau kamu tiba-tiba jemput, yang buat aku sebel itu cewek-cewek di sekolahan huh matanya jelalatan kalau liat kamu, tadi aja aku liat dari kejauhan mereka ngeliatin kamu sampe gak kedip," jawab Felicia kesal.
"Haha kamu ceritanya cemburu? aku aja gak ambil pusing kok, udah kamu gak usah mikir yang macem-macem, aku tetep setia sama kamu sayang," ucap Pandu berusaha menenangkan.
"Iya sayang aku percaya sama kamu tapi tidak kalau sama mereka, kesel aja udah tau kamu itu cowokku masih bisa-bisanya curi pandang," ucap Felicia cemberut.
"Udah sayang gak usah terlalu di fikirkan yang terpenting aku gak merespon dan tetep sayang sama kamu, titik, udah lanjutin makannya," jawab Pandu sambil makan steak.
Akhirnya mereka makan dengan diam. Setelah selesai makan mereka memutuskan pulang karena nanti sore Pandu ada pertandingan bakset.
20 menit berlalu kini mereka sudah ada di depan rumah Felicia.
"Makasih ya sayang atas kejutannya yang tiba-tiba jemput aku dan makasih juga atas lunchnya," jawab Felicia manja dan tersenyum manis.
"Sama-sama sayang kalau sempat dan jadwal pulang kita sama dengan senang hati aku jemput, jangan lupa ya nanti jam 4 sore aku jemput lagi," jawab Pandu.
"Ok sayang yaudah kamu istriahat dulu biar nanti menang," ucap Felicia penuh perhatian.
"Siap sayang aku pulang dulu ya.. I love you baby," jawab Pandu mengelus rambut Felicia.
"I love you too baby..haati-hati di jalan," balas Felicia mencium pipi Pandu.
"Ok sayang yaudah aku pulang dulu, bye," jawab Pandu menyalakan motor sportnya dan berlalu pergi.
Setelah Pandu berlalu dan menghilang dari pandangannya baru Felicia masuk ke rumah. Hari ini ia sangat bahagia karena Pandu tiba-tiba menjemputnya dan bisa makan siang bareng.
"Mimpi apa aku sampai merasa senang seperti ini.. Pandu selalu saja mempunyai cara untuk membuat aku bahagia, cowok idaman para wanita, beruntungnya aku memilikinya," gumam Felicia sambil tersenyum.
Tak terasa waktu berlalu… Sesuai janjinya Jam 4 sore Pandu menjemput Felicia.
Ting tong.. Bel rumah Felicia.
"Cari non Feli ya? Sebentar saya panggilkan," ucap ART Felicia dengan ramah.
"Iya bi.. Makasih ya," jawab Pandu tersenyum ramah.
"Iya den sebentar saya panggilkan," ucap ART Felicia berlalu pergi memanggilkan majikannya.
Tok.. Tok.. Tok.. Suara ketukan pintu kamar Felicia.
"Non sudah di tunggu den Pandu di ruang tamu," ucap ART Felicia hati-hati.
"Ya bi bentar lagi aku turun," teriak Felicia dari dalam kamar.
"Baik non kalau begitu bibi permisi dulu mau menyiapkan minum den Pandu," ucap Bibi ART berlalu pergi.
Beberapa menit kemudian ART Felicia ke ruang tamu membawakan segelas minuman orange juice.
"Silahkan diminum sambil menunggu non Felicia, tadi katanya disuruh menunggu sebentar," ucap ART Felicia dengan ramah sambil meletakkan minum di meja.
"Terima kasih bi," jawab Pandu tersenyum ramah.
"Sama-sama, bibi permisi dulu," pamit ART Felicia berlalu pergi.
Setelah menunggu 10 menit akhirnya Felicia menemui Pandu.
"Cewek kalau dandan kenapa sampai 10 jam sih," omel Pandu.
"Eh gak usah berlebihan gitu dong sayang ini itu udah cepet loh, yuk berangkat ntar kamu telat," jawab Felicia menarik tangan Pandu pelan.
"Telat ya karena nungguin kamu wuu makanya dandan gak usah lama-lama kamu itu udah cantik alami, gak pake make up pun aku gak masalah baby," jawab Pandu beranjak dari kursi sambil mencubit pelan pipi kekasihnya.
"Aku dandan ya karena biar gak bikin malu kalau nanti jalan sama kamu wuu," ucap Felicia sambil mengelus pipinya.
"Kamu gak pernah malu-maluin sayang.. aku mencintaimu apa adanya yang ada di dirimu," gombal Pandu sambil mengedipkan mata.
"Kenapa matanya? kelilipan? haha," jawab Felicia berusaha tidak terbujuk.
"Ishh kamu nyebelin, aku lagi gombal malah di kira kelilipan, udah ah yuk cepet berangkat," ucap Pandu jengkel dan hanya dijawab tertawa oleh Felicia.
25 menit kemudian keduanya sampai di tempat pertandingan.
Knight International Stadium.
Kedatangan Pandu dan juga Felicia yang bergandengan tangan mesra menjadi pusat perhatian pengunjung disana. Banyak pasang mata yang iri dan juga sirik melihat kemesraan mereka.
"Nempel terossss sampai datang hampir terlambat," ucap Brian kesal.
"Iya nih kurang 5 menit pertandingan mulai dan lu baru dateng? Hadeh.. kita semua disini sampai khawatir tau gak," ucap Deo juga kesal.
"Sudah sudah yang penting Pandu datang dan kita masih ada waktu untuk pemanasan, yuk gaes bersiap," ucap Willy menengahi.
"Maaf gaes.. Maaf banget," ucap Pandu dengan penuh penyesalan.
"Udah sekarang kita pemanasan dulu dan fokus bertanding, Pandu kamu sebagai kapten tim tolong jadi contoh yang baik dan jangan di ulangi lagi.. Ini adalah pertandingan yang sangat penting dan bergengsi," ucap Pak Budi-coach tim basket Pandu dan kawan-kawan.
"Iya Pak saya usahakan ini tidak akan terjadi lagi, maafkan saya Pak," ucap Pandu dengan penuh penyesalan.
"Sialan dia berangkat terlambat demi Felicia dan masih saja menutupinya.. Dasar bucin, kita lihat saja kalian sebentar lagi akan berpisah," ucap Bram dalam hati dengan penuh dendam.
Setelah selesai pemanasan kini waktunya Pandu dan juga kawan-kawan bertanding. Tidak lupa mereka berdoa dan menyemangati satu sama lain.
Pertandingan sedang berlangsung dan Pandu berkali-kali mampu mencetak goal dengan sangat baik. Supporter yang notabene perempuan banyak yang menyoraki semangat untuk Pandu, mereka sangat ngefans berat dengan Pandu dan berharap menjadi kekasihnya.
Felicia yang mendengar sorakan wanita menyemangati Pandu merasa cemburu namun segera ia tepis karena ia tahu jika Pandu adalah idola banyak wanita karena ketampanannya yang paripurna dan juga di dukung dengan tubuhnya yang tinggi tegap apalagi Pandu adalah sosok pria yang humble, ceria, supel dan senang membantu sesama. Banyak para wanita yang mengsalah artikan kebaikan kekasihnya itu..
Setelah pertandingan usai Pandu langsung mendatangi Felicia yang duduk di deretan pertama.
"Congrats sayang.. Permainanmu keren banget," ucap Felicia mengacungkan kedua jempol dengan bangga.
"Thanks sayang karena ada kamu disini yang menyemangati jadinya aku semakin semangat," jawab Pandu menatap Felicia lekat.
"Ehem.." suara deheman Bram menganggu nuansa romantis mereka.
"Ada apa Bram?," tanya Pandu heran.
"Dipanggil sama coach, Selesai bertanding harusnya kamu sama tim dulu jangan langsung sama cewekmu, Dia gak bakal ilang," jawab Bram ketus.
"Yaya maaf," ucap Pandu mengalah lalu Bram dan juga Pandu ke belakang untuk mengevaluasi pertandingan hari ini bersama tim.
Disaat Felicia duduk sendirian datanglah trio cewek-cewek fans berat Pandu.
"Hei?," tanya Nita sewot.
"Iya.. kalian siapa?," jawab Felicia kaget sekaligus penasaran.
"Hah… lu bukan sekolah sini kenapa bisa berada di lingkup wilayah kami?? kenalin gue Nita," ucap Nita dengan angkuh.
"Gue Felicia," ucap Felicia mengulurkan tangan dengan tersenyum ramah.
"Cih jangan sok akrab sama gue deh, kedatangan gue kesini untuk memperingatkan dengan sangat tegas.. JANGAN LAGI DEKETIN PANDU DAN JANGAN COBA-COBA GODA DIA KARENA PANDU ADALAH COWOK GUE," ucap Nita dengan penuh penekanan dan menunjuk wajah Felicia.
Deg.. Felicia kaget bukan main dan ketika tau cewek yang ada di depannya mengaku pacar Pandu. Namun segera ia tepis fikiran buruk tentang sang kekasih, ia yakin jika Pandu hanya setia kepadanya dan ucapan perempuan yang ada di depannya itu bohong.
"Se.. Serius kamu pacarnya Pandu? jangan mengarang deh karena aku tahu kalau Pandu itu cowok yang setia, Kami udah 3 tahun menjalin kasih dan gak pernah sekalipun Pandu menduakanku," jawab Felicia berusaha tenang.
"Haha.. Mana ada sih maling ngaku?? Kamu jadi cewek jangan sok polos gitu, gue sama Pandu udah 1 tahun menjalin hubungan dan gue pun juga terkejut ketika dengan tiba-tiba lu datang kesini dan mengaku kekasihnya Pandu apalagi mengklaim udah 3 tahun menjalin hubungan, Harusnya kalau memang Pandu beneran menganggapmu "ada" ya udah dari dulu dia memperkenalkanmu di khalayak umum, kasihan sekali mengaku-ngaku kekasih Pandu tapi gak di anggap," ucap Nita mencoba memperkeruh suasana.
"Haha kamu sedang mengucapkan dirimu sendiri ya? mungkin kamu yang ketinggalan berita jika akulah kekasih Pandu yang NYATA bukan kekasih HALU, kalau memang beneran kamu itu kekasihnya Pandu bisakah di buktikan?," tanya Felicia dengan tenang dan mampu skak mat Nita.
"APA MAKSUDMU NGATAIN GUE KEKASIH HALU? DASAR CEWEK GAK TAHU MALU.. UDAH DATANG KAYAK JAILANGKUNG EH SEKARANG DENGAN BERANINYA NGATAIN GUE.. NYARI MATI?," ucap Nita penuh emosi.
"Lahh kan lu duluan yang nyolot kok sekarang malah lu kebakaran jenggot? haha aduh malunyaa," ucap Felicia sambil menutup mulutnya.
"SIALAN.. BENER-BENER CARI MATI NIH CEWEK," ucap Nita hendak menampar Felicia namun ditepis oleh Pandu.
"Jangan sentuh cewek gue," ucap Pandu dengan tatapan tajam dan mencengkram erat tangan Nita hingga ia kesakitan.
"Aww.. Lepasin Pandu tangan ku sakit banget," pinta Nita dengan wajah memohon.
"Jika berani menyakiti Felicia maka akan aku buat berkali-kali lipat merasakan sakit, Faham? pergi sebelum kesabaranku habis," gertak Pandu hingga membuat Nita menciut.
Nita dan temannya akhirnya memilih pergi daripada harus melihat dengan langsung amarah Pandu. Sebelum pergi ia menatap Felicia dengan tajam dan penuh dendam.
"Awas kau lihat pembalasanku nanti.. karenamu membuatku harus menanggung malu di depan orang banyak!!," gumam Nita dengan penuh dendam.
"Kamu gak papa sayang?," tanya Pandu penuh perhatian.
"Gak papa kok.. memang dia siapa sih kok jadi cewek arogan banget," tanya Felicia penasaran.
"Dia namanya Nita.. dia memang terkenal arogan dan sombong di sekolahan, kalau ada yang berani menyinggungnya maka ia menggunakan kekuasaan ayahnya untuk membalas dendam," jawab Pandu kesal atas kelakuan Nita.
"Memang siapa ayahnya?," tanya Felicia penasaran.
"Tio Kuncoro.. Kamu pasti tau lah dia siapa," jawab Pandu malas menjelaskan.
"Pengusaha kelapa sawit? dia memang terkenal kejam pantas saja anaknya begitu," ucap Felicia tak heran.
"Ya begitulahh sayang, udah gak usah di fikirkan yang penting kamu gak papa, pulang yuk," ajak Pandu dan dijawab anggukan kepala oleh Felicia.
25 menit berlalu dan kini mereka sudah tiba di rumah Felicia.
"Aku langsungan aja ya sayang soalnya capek banget dan mau langsung mandi terus istirahat," ucap Pandu mengusap rambut Felicia.
"Iya sayang hati-hati dijalan ya," jawab Felicia menatap kekasihnya.
"Ok sayang.. I love you," ucap Pandu lalu mencium kening Felicia dan menyalakan motor sportnya.
"I love you too.. see you baby," ucap Felicia dengan lembut.
Akhirnya Pandu menyalakan motornya dan berlalu pergi..
"Hah... hari ini melelahkan sekali apalagi di tambah trio bebek yang menyebalkan itu huftt," gumam Felicia kesal.
"Sialan ternyata kekasih Pandu bukanlah orang sembarangan, ini gak boleh terjadi," ucap Nita dengan kesal karena diam-diam mengikuti Pandu mengantar kekasihnya pulang.
Ia fikir Felicia adalah wanita biasa yang bisa dengan mudah di hempaskan eh ternyata kekuasaan ayahnya tidak akan mampu menembus Felicia.
Di Mansion Pandu
"Morning Mom," sapa Pandu sambil mencium mamanya dan duduk di meja makan.
"Morning too boy," balas Dina-Mama Pandu dengan pelukan hangat.
"Daddy udah berangkat ya?," tanya Pandu mencairkan suasana.
"Ya begitulah.. padahal tadi daddy belum sempat sarapan, memang susah ngasih tau daddymu itu," jawab Dina dengan menghela nafas berat.
"Daddy selalu sibuk dengan pekerjaannya sampai lupa meluangkan waktu buat kami," keluh Pandu sedih.
"Sstt.. kalau nanti ada waktu senggang daddy pasti menghabiskan waktu dengan kita, udah yuk sarapan nanti kamu terlambat sekolahnya," ucap Dina mengambilkan sarapan untuk Pandu dan mereka sarapan bersama dalam diam.
Setelah selesai sarapan, Pandu bergegas berangkat ke sekolah.
"Mom Pandu berangkat dulu ya," ucap Pandu sambil mencium tangan Dina.
"Kok pagi sekali?," tanya Vina heran.
"Hehe mau jemput Felicia dulu," jawab Pandu nyengir.
"Pagi-pagi udah ngapeli anak orang.. kamu ini ya persis kayak daddymu, kalau udah klik sama satu wanita terus-terusan dideketin dan di perhatiin," ucap Dina sambil mencolek hidung Pandu.
"Ya kan Pandu anaknya daddy jadi sama dong mom, yaudah berangkat dulu ntar terlambat, ucap Pandu ingin berlalu namun di cekal oleh Dina.
"Sepulang sekolah jemput Felicia dan ajak main kesini ya boy, mommy kesepian di mansion," pinta Dina.
"Siap... bye mommy.." jawab Pandu mencium pipi Vina lalu bergegas pergi.
"Gak terasa sekarang Pandu udah dewasa.. padahal rasanya masih kemarin aku nimang-nimang dan menyusui dia, waktu cepat berlalu apalagi sekarang dia sudah mengenal perempuan, makin terbatas waktuku bersamanya." gumam Dina sambil menatap kepergian anak semata wayangnya.
Di perjalanan menuju rumah Felicia.
Nita tak sengaja melihat motor sport Pandu melewati arah bukan ke sekolahan. Karena penasaran akhirnya Nita membuntuti diam-diam.
"Mau kemana dia? itu kan bukan jalan ke sekolahan??," gumam Nita penasaran sambil nyetir mobil.
15 menit berlalu akhirnya Pandu tiba di mansion Felicia.
Ting tong… Bel rumah Felicia.
"Ehh den Pandu.." sapa Bi Imah ramah.
"Hehe iya bi.. apa Felicianya ada?," tanya Pandu dengan senyum ramah.
"Ada den kebetulan lagi sarapan, mari masuk," ucap Bi Imah membuka pintu semakin lebar supaya Pandu masuk.
"Makasih Bi," jawab Pandu ramah.
"Langsung saja ke ruang makan, mari saya antar," ucap Bi Imah mengantarkan Pandu.
"Tuan dan nyonya.. Maaf menganggu waktu sarapan kalian, ini ada den Pandu nyariin non Felicia," ucap Bi Imah dengan hati-hati.
"Halo Om dan Tante selamat pagi.. maaf menganggu waktu sarapan om dan juga tante," sapa Pandu sopan dan berjalan mendekat.
"Pagi Pandu.. sini duduk kita sarapan bareng," ucap Vina-Mama Felicia.
"Pagi Pandu.. iya yuk sarapan dulu sini," ucap Felicia menyuruh kekasihnya duduk di sebelahnya.
"Pagi Pandu," jawab Soetanoe-Papa Felicia.
"Terima kasih om dan tante tapi Pandu udah sarapan," jawab Pandu duduk di sebelah Felicia.
"Bi tolong buatin susu ya," pinta Vina pada Bi Imah.
"Baik nyonya," jawab Bi Imah patuh lalu bergegas ke dapur.
"Gimana kabar daddymu?," tanya Soetanoe mencairkan suasana.
"Daddy baik-baik saja dan sehat om, bagaimana kabar Om juga Tante?," tanya Pandu sopan.
"Kami baik.. masih sibuk daddymu?," tanya Soetanoe sambil sarapan.
"Ya begitulah Om, tadi sampai gak sempat sarapan, udah di nasehati Mommy masih saja bandel," jawab Pandu kesal.
"Haha ya begitulah watak daddymu kalau sudah urusan pekerjaan sampai lupa segalanya, padahal dia ada assisten pribadi ngapain juga masih capek-capek kerja, salut saya sama kegigihan daddymu itu," ucap Soetanoe sambil sarapan.
"Hehe iya Om.. Berangkat pagi pulang malam banget, kasihan Mommy sendirian di mansion, oh iya Om juga Tante, Pandu mau minta izin nanti selepas pulang sekolah mau ngajak Felicia ke Mansion, tadi Mommy yang nyuruh katanya biar Mommy gak kesepian," ucap Pandu dengan tenang.
"Ya baiklah tante izinkan, ya kan Pah?," tanya Vina dan Soetanoe mengangguk setuju.
"Terima kasih om juga tante," jawab Pandu lega.
"Ini den susu nya silahkan di minum," ucap Bi Imah meletakkan segelas susu di meja.
"Terima kasih Bi," jawab Pandu.
"Silahkan di minum dulu ndu.. setelah itu kalian bisa berangkat sekolah," ucap Vina.
"Baik tante," jawab Pandu lalu meminum susu hingga setengah gelas.
"Udah sayang? yuk berangkat, perjalanan kita jauh loh apalagi sekolah kita berbeda alamat," ucap Felicia beranjak keluar rumah.
"Yuk.. Om dan Tante kami pamit dulu mau berangkat sekolah," ucap Pandu mencium tangan kedua orang tua Felicia.
"Hati-hati di jalan ya nak.." jawab Vina penuh perhatian.
"Ya hati-hati," ucap Soetanoe peduli.
"Pasti om dan tante," jawab Pandu mantap.
"Bye mah pah.." ucap Felicia mencium kedua orang tuanya lalu bergegas keluar rumah.
"Bye sayang.. take care," ucap vina mengantar keduanya sampai gerbang.
"Always mah," jawab Felicia lalu membonceng Pandu dan keduanya sudah berjalan menuju sekolah.
"Gak kerasa ya pah anak kita udah gede dan udah punya cowok, kebetulan juga anak cowoknya kolega papah, mama rasanya baru kemaren loh liat Felicia belajar jalan," ucap Vina flashback.
"Iya Mah waktu memang cepet berlalu.. disaat anak semata wayang kita semakin dewasa disitu lah kita semakin menua dan papah bersyukur bisa menikmati masa tua bersama mamah, bisa selalu bersama Mamah dalam kondisi apapun," ucap Soetanoe romantis.
"Iya Pah kita udah semakin menua ya apalagi nanti kalau Felicia punya anak, aduhhh gak sabar pah punya cucu," ucap Vina antusias.
"Feli masih sekolah mah, gak usah terburu-buru, mana mungkin Pandu di bolehin nikah muda, pastinya nanti setelah lulus Pandu di gembleng buat nerusin usaha daddynya dulu setelah itu baru mikirin nikah, antara Pandu dan Felicia kan sama-sama anak semata wayang mah," ucap Hartanto dengan tenang.
"Iya sih pah.. intinya ya mama gak sabar aja liat mereka nanti sampai menikah," ucap Vina tetap antusias.
"Terserah Mamah aja.. papah berangkat kerja dulu ya," pamit Soetanoe lalu mencium kening Vina.
"Take care pah," ucap Vina berdiri dan memeluk suaminya lalu salim.
20 menit berlalu kini Felicia sudah tiba di sekolahnya.
"Semangat sekolahnya ya sayang nanti pulangnya aku jemput dan langsung ke mansion ya soalnya ditungguin mamah," ucap Pandu membelai rambut Felicia.
"Ok sayang kamu juga semangat sekolahnya, aku masuk dulu ya.." ucap Felicia semangat dan berlalu masuk lalu di ikuti Pandu berjalan ke arah sekolahnya yang menempuh perjalanan 10 menit.
Setelah selesai sekolah sesuai janji Pandu menjemput kekasihnya dan kini mereka sudah tiba di mansion Pandu.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!