NovelToon NovelToon

ALISYA

Bab. 01 Prologue

Di belahan dunia, seorang wanita sedang berusaha menyakinkan orang tuanya agar mengizinkannya melanjutkan kuliah di University yang ada di Ibu Kota.

"Ma, tolong izinin aku pergi yah ..." bujuk gadis itu, sambil memelaskan kan wajahnya di depan sang Mama.

"Kenapa juga kamu tidak melanjutkan kuliah mu disini, bukan kah, disini juga banyak universitas?" ucap sang papa yang duduk dekat Mama.

"Benar tuh kata Papa mu. Disinikan banyak universitas yang bisa kamu tempati untuk kuliah," kata Mama sependapat dengan Papa.

"Tapi Ma, Pa. Boleh yah ... " ucap gadis itu masih membujuk orang tuanya dengan wajah paling mengemaskannya.

"Wajah mu itu kenapa?, Apa mau wajah mu yang cantik ini Papa cubit seperti bayi?" ucap Papa mengoda anak gadisnya itu.

"Ihhh Papa. Yah ngak lah, Ma- ?" belum selesai berucap Mama sudah lebih dulu berucap kembali.

"Apa kamu sudah memikirkan semuanya. Di mana kamu akan tinggal, sama siapa, yang terpenting siapa yang bangunin kamu. Hmm ,bagaiamana?"

"Aiisss Mama sama Papa sama aja. Ma, Pa putrimu Alisya ini udah besar jadi Mama gak perlu khawatir. Lisya janji akan menjaga diri Lisya dengan baik, percayalah. Jadi Lisya mohon Ma, Pa, izinin Lisya yah ..." ucap gadis yang menyebut dirinya dengan Lisya dengan mata yang masih terlihat mengemaskan.

"Ulululuihhh."

Sang papa yang gemas, mencubit pipi chaby putrinya itu seperti seorang bayi.

"Iiihhh, Papaaaa. Ma liat lah suami Mama itu sangat jahat, masa putri sendiri di cubitin," ucap Alisya mengadu di sang Mama sambil memanyungkan bibirnya yang terlihat tambah mengemaskan.

"Papa jangan gituin putrinya Mama yang cantik ini," ucap sang Mama.

"Dengar tuh Pa makany- ," belum selesai bicara di sela lebih dulu oleh sang Mama.

"Tapi pipinya di cubit seperti ini," ucap Sang Mama mencubit pipi Alisya dengan dua tangan, sisi kiri dan kanan. Membuat empunya semakin memanyungkan bibirnya.

"Ihhh Mama sama Papa benar bena-- " lagi dan lagi ucapannya belum usai sudah di sela.

"Cantik. Ganteng. terima kasih sayang," ucap Mama dan Papa barengan.

"Aauuhh aa gelap," ucap Alisya membuang muka ke arah lain.

Alisya yang terus digoda tidak mau melihat wajah Mama dan Papa nya yang dari tadi membuatnya kesal. Namun sedetik kemudian di kembali menatap wajah Sang Mama dan sang Papa secara bergantian sambil berucap, "Ma, Pa, apa boleh?"

Papa dan Mama nya berbalik menatap wajah putrinya dengan intens dan berkata, "Boleh apa sayang?" ucap Sang Mama pura pura tak tau, membuat putrinya kembali monyong.

"Aduhhh anak Mama yang cantik ini. Bibirnya kenapa di manyung manyungin begini, hmm. Sudah gak usah manyung manyung begitu, Mama ngizinin kamu kok. tapi-- "

Sang Mama menjeda sebentar ucapannya lalu melanjutkannya selang beberapa detik, "Apa itu sudah menjadi niatmu dan keputusan mu?" tanyak Sang Mama yang hanya dijawab dengan anggukan kepala saja.

"Jika benar maka Mama sama Papa merestuimu. Kejarlah mimpi mu itu sayang," ucap Sang Mama

Walau tadi sempat menjeda kalimatnya, tapi kalimat selanjutnya membuat hati Lisya lega karena akhirnya dia bisa melanjutkan kuliah nya d universitas impian nya sejak dulu.

Mata Lisya seketika berbinar mendengar ucapan Mamanya. "Benaran, Ma, Pa."

Lisya tersenyum dan masih gak percaya bawah dirinya berhasil membujuk orang tuanya.

"Ngak, " ucap Mama dan Papa bersamaan, menggoda Sang Anak, membuat Lisya deg-deg'an.

"Tapi booong. Hahaha. Ma, liat lah wajah anak mu itu, terlihat sangat jelek. Haahaha," ucap Papa tertawa sangat keras ketika berhasil mengerjai Putrinya.

Mama memukul pelang lengan suaminya agar berhenti menertawakan putrinya, walau Sang Mama juga menahan tawanya yang akan membuat putrinya itu lebih kesal.

"Pa udah dong. Jangan menertawakan putri cantik Mama ini," ucap Sang Mama

"Sayang kamu gak usah dengerin ucapan Papa kamu yah. Papa kamu cuman bercanda kok, Mama sama Papa udah merestui kamu sayang," ucap Mama mengusap lembut kepala anaknya.

Setelah beberapa saat terdiam Alisya kembali berucap memecah keheningan, "Ma, Pa makasih yah udah izin Lisya melanjutkan kuliah di Ibu Kota."

"Sama sama sayangnya Mama, Papa," ucap Mama dan Papa barengan.

"Sayang," panggil Mama.

"Iya Ma," jawab Alisya sambil menatap sang Mama kembali.

"Kapan kamu berangkat?"

"Masih tiga minggu ke depan Ma, kenapa Ma?, Apa ada sesuatu?" jawab Alisya

"Tidak ada. Mama cuma tanyak saja. Nanti disana kamu akan ngekos? " ucap Mama

"Yep Lisya akan ngekos, karena gak mungkin kan Lisya bangun rumah." jawab Alisya ikut becanda, tersenyum manis memperlihatkan deretan gigi putihnya.

"Kamu tuh yah, terus kamu sama siapa ngekosnya?, Mama ngak ngizinin kamu yah ngekos sendiri."

" Mama tenang aja yah. Lisya gak ngekos sendiri kok, Lisya nge kos bareng sama teman, etss temannya perempuan kok Mamaku sayang. Jadi Mama tenang aja yah tidak usah khawatir," jawab Alisya memeluk Sang Mama dari samping.

Alisya tau apa yang di rasakan oleh Sang Mama, yang khawatir. Tapi ini adalah salah satu cara Alisya kuliah di Universitas impiannya.

"Yah sudah kamu istirahat sana, ini udh malam. Mama sama Papa juga mau istirahat. Selamat malam sayang," ucap Sang Papa mengusap kepala Sang Anak dengan sangat lembut.

"Selamat malam Pa, Ma," jawab Alisya

Alisya berjalan menuju kamarnya untuk segera istirahat. Karena ini sudah malam dan dirinya juga sudah sangat mengantuk.

Sementara di dalam kamar Orang tua Lisya, juga terlihat sudah diatas kasur dan bersandar di kepala ranjang. Mereka terlihat sedang membicarakan sesuatu, mungkin mengenai putri mereka yang akan melanjutkan kulianya di universitas yang ada di Ibu Kota jauh jauh dari mereka. Bagaimana pun mereka tetaplah orang tua dan selama ini tak ada diantara putrinya yang tinggal jauh dari mereka.

Tapi demi impian putri keduanya mereka rela melepas dan tinggal jauh untuk waktu yang cukup lama. Memikirkan hal itu membuat hati kedua orang tua itu merasa sedih. Beberapa saat ngobrol terlihat Sang Mama dan Sang Papa sudah mengantuk dan mengakhiri obrolannya.

"Sudah MA. Ayok tidur ini sudah sangat malam, biarkan putri kita mengejar mimpinya itu. Kita cukup memberikan dukungan kepadanya," ucap Papa membaringkan tubuhnya

"Tapi Pa-- " ucapan Mama belum selesai tapi sudah di tarik oleh Papa.

"Putri kita sekarang itu sudah besar. Percaya padanya pasti dia bisa menjaga diri dengan sangat baik. Bukankah dirimu telah mendidiknya dengan sangat baik sampai semua putri kita jadi seperti sekarang," ucap Sang Papa menenangkan Sang Istri yang khawatir dengan putrinya yang akan tinggal jauh dari dirinya. Sang Papa lebih mengeratkan pelukannya pada Istrinya.

"Selamat malam Mamanya anak anak yang cantik," ucap Sang Papa memberikan kucupan di kening istrinya.

"Selamat malam juga untuk pahlawannya anak anak," ucap Sang Mama mengeratkan pelukannya kepada sang suami.

Selang beberapa saat terlihat sepasang suami istri itu tertidur dengan lelapnya, begitu pun penghuni kamar lainnya sudah tertidur dengan lelapnya dan sangat damai.

...#continue ......

...#...

...#...

...#...

...#...

...$$$$$$$...

...see you....

...Sarang ❤❤❤....

...Lake👍👍👍 jempol readers harapan author....

...comments 👇👇👇 ketikan readers harapan author....

Bab 02 Prologue

Sang Surya kini mulai menyingsing. Di negara lain seorang laki laki mengerjap ngerjapkan matanya pertanda dirinya telah bangun dari alam mimpi indah nya.

"Ohmmm, oohmmmm, oohmm."

Laki laki itu terlihat sedang menguap berkali kali di atas sebuah tempat tidur yang berukuran king sees.

Setelah merasa kesadarannya telah kembali sepenuhnya dari mimpi indahnya, laki laki itu bangkit dari tempat tidurnya yang nyaman guna membersihkan diri.

Beberapa saat laki laki itu keluar dari kamar mandi, dan langsung menuju ke ruang ganti. Di ruang ganti terlihat laki laki itu sedang mengambil baju santainyaa. Karena kebetulang pagi hingga sore nanti dirinya tak memiliki kegiatan sama sekali.

Laki laki itu berjalan menuruni anak tangga satu persatu dengan sangat cool, mempesona dan sangat berkarisma tentunya. Kini dirinya terlihat menyeret kakinya menuju meja makan dimana disana semua kursi telah di isi oleh pemiliknya masing masing tinggal kursi milik dirinya lah yang masih kosong. Sampai di depan meja makan dia langsung mendudukkan bokongnya dikursi yang kosong sambil menyapa semua orang yang ada di meja makan itu.

"Pagi semua."

"Pagii V," jawab semuanya serempak.

Usai menyapa semua orang menikmati sarapan dengan damai. Hingga seseorang yang di panggil dengan panggilan V bersuara.

"Apakah acara nanti malam kita semua akan memberikan kejutan kesemua orang?" tanya V.

"Iya. Kita akan memberikan kejutan kepada mereka," imbuh seseorang yang duduk di sembarang meja.

"Menurut kalian bagaimana reaksi mereka," ucap yang lain.

"Mereka pasti akan sangat terkejut, lalu mereka akan bertanyak dengan banyak pertanyaan," ucap yang lainnya.

"Ahh yah itu benar. Mereka pasti akan kebingungan. Dan wajah kebingungan mereka akan sangat lucu, bukan?" jawab seorang yang duduk di kursi sisi kanan V.

Mereka menghayalkan wajah orang yang sedang mereka bicarakan, seketika tawa mereka pecah.

"Apakah mereka akan menerima semua ini dan tetap mendukung kita?" tanyak salah satu dari mereka.

"Ahhh iya itu benar," jawab orang yang duduk disamping orang itu.

"Kita akan menjelaskan semuanya, mengapa kita mengambil keputusan ini. Bukankah kita mengadakan pesta untuk menjelaskan semua ini. Aku juga berharap mereka akan menerima keputusan kita ini, karena ini sangat penting untuk kita semua, mereka pasti akan mengerti. Kita akan menjelaskannya dengan baik," ucap yang lainnya duduk di kursi paling depan.

"Yah saya juga berharap seperti itu," jawab mereka barengan menggagukkan kepala pertanda mereka juga memiliki pemikiran yang sama.

Kini terlihat satu persatu dari mereka semua telah selesai menghabiskan sarapan pagi mereka. Mereka mulai bangkit berjalan menuju sebuah ruang, dimana ruangan itu akan mereka jadikan sebagai tempat untuk mengadakan pesta yang telah mereka rencanakan.

" Bagaimana?, apa semua nya sudah siap?" tanya V.

"Semuanya sudah hampir siap. Tinggal beberapa hiasan dekor lagi, setelah itu semuanya sudah siap," jawab orang yang di tanyak oleh V.

"Sangat bagus. Bagaimana kalau kita membantu menyiapkan dekorasi yang belum selesai," ucap seseorang yang baru bergabung dan menyelesaikan aktivitas sarapannya.

"Aahhh ... itu ide yang sangat bagus, sekalian kita membuat moment bersama sebelum berpisah."

"Itu benar. Kita tidak akan tau kapan kita akan bisa bertemu dan melakukan semua bersama," ucap V yang berhasil membuat seseorang yang tak jauh darinya berteriak dengan keras mendengar ucapannya. Dan dialah orang yang paling tua di antara mereka semua.

"Heeeiii apa yang kamu kata kan haaa, bukankah kita bisa saling mengunjungi jika salah satu di antara kita rindu."

"Kak berhentilah berteriak, nanti suaramu habis. ingat lah juga umur kakak yang sudah tua," ucap V yang membuat orang yang berada di ruangan itu tertawa dengan menganggukan kepala membenarkan yang dikatakan oleh V

" Benar benar sekali, hahahahsh," jawab semua orang tertawa.

Membuat sang korban kembali berteriak dengan kesalnya. Membuat semua orng kembali menutup telinganya.

"Yaaaaaaaaaaaaaa, aku tidak tua. itu hanya salah tulis angka saja, dan walau aku tua aku masih ganteng," ucapnya dengan suara yang keras dan kesal.

"Apakah kalian mendengarnya?, Kakak tertua sudah menggaku sudah tua, hahahahah," ucap V kembali mengoda kakaknya membuat yang lain semakin tertawa. Mereka hanya sebagai teman tetapi pertemanan mereka sudah seperti saudara satu sama lain.

"Iyah kak tertua sudah tua."

"Iya itu benar."

"Bagaimana kalau kakak tertua duduk saja, tidak perlu ikut membantu kami. Bukan kah jika sudah tua akan mudah capek."

"Yah. Jika kakak tertua memaksa membantu, itu akan membuat dirimu tidak bisa menghadiri pesta nanti dan juga harus berbaring istirahat di tempat tidur saja."

Dan benar saja tawa semua orang kembali pecah. Terlihat sang pelaku V yang paling keras tertawa. Sementara korban terlihat sangat kesal karena kelakuan adik adik mereka. Dengan wajah yang kesal dia berjalan kedepan pergi meninggalkan teman-temannya yang sudah seperti adik, membantu mempersiapkan pestanya. Temannya mengekori langka yang mereka anggap sebagai kakak tertua, sambil mengoceh menggoda.

"Liatlah kakak sedang marah. Bukan kah dirinya terlihat imut bukan?" ucap V memuji.

"Iya. Dengan wajah imutnya dirinya seperti seorang yang lebih mudah."

"Bahkan aku iri, Kenapa aku tidak memiliki wajah yang imut juga."

"Iya, sangat imut. Bagaimana bisa ada wajah imut seperti itu."

Tiba tiba orang yang di bicarakan berhenti dan berbalik, membuat yang dibelakan bertabrakan dan meringis kesakitan sambil mengusap kening mereka masing masing.

"Aahuhuhahhhhh" mereka semua serempak meringis kesakitan.

"Kakak tertua kenapa berhenti dan berbalik tanpa memberitahu. Liat, bukan kah hidungku ini terlihat tidak bagus dengan merah, bukan kay kegante-" ucapV terpotong karena lebih dulu di serga ucapannya oleh Kakanya.

"Berhentilah berkata aku imut, Aku masih kesal dengan kalian. Jangan berada di belakangku pergilah membantu," ucapnya berbalik dan membantu menyiapkan pesta, tanpa menghiraukan mereka.

Akhirnya mereka semua membantu menyiapkan pesta dengan canda tawa. Tanpa terasa waktu sudah berlalu dari pagi berganti dengan sore hari, semua persiapan pesta telah usai kini mereka terlihat memandangi hasil karya mereka.

"Wahh ternyata aku sangat berbakat dan kreatif yah, liatlah hasilku dalam mendekorasi, sangat bagus bukan?" ucap V.

"Bukan kah, kau hanya meniup balon dan mengikatnya?, Yang mendekor ruangan ini bukankah mereka semua," ucapnya yang sambil menunjuk orang orang yang tadi mendekor ruangan itu, membuat V cengegesan memperlihatkan deretan gigi putihnya.

"Benar apa yang dikatakan kakak kedua, kita membantu tapi lebih banyak membuat kekacauan."

"Hingga mereka semua harus kembali memperbaikinya."

"Itu benar, hahaha."

"Kakak pertama. Kami minta maaf saat pagi tadi yang membuat mu kesal," ucap salah satu dari mereka dan yang lainnya pun ikut minta maaf.

"Sudahlah aku sudah memaafkan kalian. bukankah kita ini sudah seperti saudara." ucapnya tidak marah sama sekali

"Iyah kakak pertama benar benar punya hati yang baik bukan?" ucap V yang lain hanya mengganguk dan berkata iya.

"Ahhh sudah cukup memujiku, aku tau itu. Aku memang memiliki hati yang baik dan lembut, jangan lupa aku ini adalah kakak yang paling tampan, kalian beruntung punya aku sebagai kakak kalian," ucapnya dengan narsis habis. Adik adik mereka jengah dengan tingkah kaknya itu yang sikap narsisnya sudah berada pada puncak tertinggi dan tak tertolong.

Tak teras mereka telah sampai menyeret kakinya didepan pintu kamar mereka masing masing, mereka semua sudah pada masuk ke dalam kamar.

V terlihat membuka pakaiannya, lalu langsung masuk kekamar mandi membersihkan tubuhnya. berselang beberapa waktu, V keluar dari kamar mandi dan masuk keruang ganti. setelah berpakain santai, V melangkah ketempat tidur dan langsung merebahkan tubuhnya di tenpat tidur yang berukuran king size.

"Valco Alexander Smith," gumam V.

...#continue ......

...Haii, Readers jangan lupa dukungannya. ...

...Agar, Author juga semakin semangat update. ...

...See you bay-bay. ...

...Thanks for your....

Bab 03 Malam, Kejutan

Di negara S seorang perempuan mengeliat berguling guling diatas tempat tidurnya. Dia adalah Alisya. Sudah menjadi kebiasaannya disaat bangun pagi. Alisya akan berguling guling dulu sebelum akhirnya bangun melakukan aktivitasnya.

Alisya berguling guling dan menguap beberapa kali. "Oouhhhmmm ouuuuhmmmm ouhhhhmm."

Pintu kamarnya diketuk dari luar oleh Mamanya. "Tok, tok, Sayang ayo bangun ini sudah jam berapa. Cepat bangun."

Alisya yang didalam kamar masih nyaman posisinya yang berguling guling.

Sang Mama yang melihat putrinya belum bangun kembali berkata, "Alisya bangun. Katanya mau kuliah di ibu kota."

"Tapi bangun aja susah. Lebih baik kamu kuliah di sini saja. Susah banget bangun," lanjut Mama.

Perkataan Sang Mama membuat Lisya langsung bangun, keluar dari kamar melangkah ke dapur.

Alisya langsung memeluk Mamanya. "Ehhh Mama, Alisya sudah bangun, kok. Jadi tetap kuliah d Ibuu Kota."

"Kamu tuh yah, katanya mau kuliah di Ibu Kota, tapi kok tidak belajar bangun cepat. Bagaimana kalau kamu sudah ada di sana, siapa yang bangunin kamu?, hmm ... jangan sampai kita semua yang ada di sini berfikir kamu lagi kuliah tapi ternyata kamu masih molor di tempat tidur," ucap Mama.

Alisya tak menjawab dan memeluk Sang Mama dari samping mendengar apa yang dikatakan oleh Mamanya.

"Kamu tuh harus belajar bangun sendiri. Tidak mungkin kan teman mu bangunin kamu setiap hari, tidak mungkin juga, kan teman mu menunggumu yang telat bangun. Kamu itu mau kuliah di Ibu Kota, yang memiliki jalan padat, macet setiap harinya. Kalau kamu terlambat bangun lalu di jalan sudah macet kamu akan terlambat masuk kampus, iya, kan?" ucap Sang Mama menasehati putrinya yang keras kepala tapi sangat manja.

"Iya Mamaku sayang."

"Jangan percaya Ma. Lebih baik Mama memasukkannya di Universitas yang ada di sini saja," ucap Sang Papa yang baru bangun dan tak sengaja mendengar semuanya.

Adik Bobotnya juga yang baru bangun ikut menimpali dengan berkata, "Betul tuh Ma, bukanka Kak Lisya selalu telat bangun kalau ngak dibangunin."

"Iya Ma. Pasti kalau udah disana kerjaannya molor mulu, tuh," ucap Kakak tertua Alisya ikut menjahili Adiknya.

"Kok tau. Eeee bukan begit- " (terpotong karena seseorang langsung menyergah ucapannya)

Adik bontot menyerga ucapan Kakaknya dengan berkata, "Tuh, kan Ma benar. Apa aku bilang Kak Lisya gak bisa bangun kalau gak di bangunin dengan suara petir mama itu."

Sang Mama yang mendengar ucapan Anak bontotnya menoleh. Sibontot menyadari tatapan tajam Mamanya langsung berdiri memeluk mamanya. Jika tidak Mamanya akan ceramah tujuh hari tujuh malam.

"Tidak, kok. Bukan begitu maksud aku, maksud aku tuh begin- " lagi dan lagi ucapan Vi kembali melayang layang di udara

Kali ini Sang Kakak yang menyerga ucpaannya dengan berkata, "Sudah Vi di sini Saja. Mama dengar sendiri, kan tadi adik aku ini mengatakan apa. Papa juga dengar kan?"

Sang Kakak melirik Sang Papa dengan sebuah senyuman dan Sang Papa mengangguk. Dan benar saja Papa juga ikut menjahili putrinya dengan berkata, "Benar, tuh. Papa juga tadi dengar."

Alisya yang terus dijahili kesal dan pusing. Dia berteriak kencang. "Aaaahhhhhhhhhh".

Sang Mama yang mendengar suara teriakan putrinya langsung menutup telingannya. Mama berjalan kearah putrinya dengan memegang satu paha ayam yang sudah digoreng. Dengan cepat Sang Mama menyumpal mulut Lisya dengan paha ayam

"Buahahahaha, buahaahah, buaaahaha," tawa Papa dan Anak pecah melihat hal itu.

"Kamu tau suaramu itu kenapa keras sekali seperti toak mesjid," ucap Sang Mama.

"Membuat telinga Mama hampir pecah. Sudah mulai sekarang kamu jangan berteriak lagi. Jangan sampai ada orang yang mendengarnya, jika tidak mereka semua akan tuli."

Sontak saja perkataan Sang Mama membuat tiga orang yang duduk di meja makan semakin tertawa.

"Hahahahahahahahaha, benar tu ma, suaranya seperti toak mesjid," jawab Sang Kakak disela tawanya.

Kebanyakan orang tua jika anaknya bertengkar akan menjadi penengah. Tapi berbeda dengan Papa Alisya yang ikut menjahili putrinya. "Bagaimana kalau kamu aja sayang yang menjadi toak di mesjid pasti pasti suaranya lebih keras."

"Kalau Kak Lisya mau aku bisa mengatakannya sama teman ku, kebetulang dia salah satu pengurus mesjid. Hahaahaha," timpal Adik Bontot.

Alisya hanya mampu terdiam karena dia tau tidak akan menang jika melawan Papa dan kedua Saudaranya. Suasana rumah Lisya di pagi hari selalu ramai dengan canda tawa. Karena Mama sama Papa nya sudah seperti teman mereka. Tapi mereka juga tau kapan menjadikan Mama sama Papanya teman dan menganggap Mama sama Papanya sebagai orang tua.

................

Dinegara K bulan dan bintang kembali menghiasi langit malam yang indah. Disebuah ruangan dengan dekorasi yanh sangat indah, berbagai hiasan balon balon warna warni dan masih banyak hiasa yang terkadang dengan indah.

Dibawah lampu lampu warna warni terdapat sebuah kursi dan meja yang penuhi berbagai jenis makanan dan minuman yang sangat mengguga selera. Namun kursinya masih kosong.

Beberapa saat seseorang membuka pintu terlihat beberapa seorang laki laki melangkah masuk menuju meja yang di penuhi makanan duduk dikursi yang sudah tersusun rapi.

Salah satu dari mereka meminta seseorang menyalakahn kamera. "Tolong nyalakan kameranya."

"Baik."

Mereka adalah Group Bands yang terkenal. Mereka sednag melakukan siaran langsung merayakan anniversary Group Bands nya. Mereka ngobrol mengenai moment yang sudah mereka lewati beberapa tahun lalu.

Sudah dua jam mereka melakukan siarang bersama Fansnya, Leader mereka mengatakan bahwa mereka telah mengambil sebuah keputusan. Dan berharap Para Fans menerima dan tetap mendukung mereka semua.

Malam semakin larut hingga mereka memutuskan untuk mengakhiri siarannya.

Setelah mematikan siaran mereka bangkit dari duduknya, tapi pinggang anggota paling tua terasa sakit. "Auhwwww, Aku akan kembali kemar ini sudah sangat malam."

"Apakah kamu bisa berjalan sendiri?"

"Kenapa ?"

"Ahhh tidak. Aku hanya khawatir kamu tidak bisa berjalan karena terlalu banyak minum."

"Ahh. Terimakasih tapi aku bisa berjalan, kalian kembali saja kekamar dan istirahat lah ini sudah sangat malam."

Terlihat semuanya berjalan keluar dari ruangan itu berjalan menuju kamar mereka masing masing.

"Persiapkan semuanya aku akan libur ke negara S. Nanti setelah aku pulang aku akan menemui mereka yang ingin bertemu dengan ku," ucap orang itu setelah telpon terhubung tanpa menyapa terlebih dahulu.

" Baiklah. Apa masih ada lagi yang ingin Anda sampai tuan?"

"Tidak," jawabnya singkat, padat dan jelas.

Setelah mengatakan semua yang ingin dia katakan, dia memutus telpon dengan sepihak tanpa mengatakan salam penutup.

"Terbanglah dan nikmati semuanya, karena sebentar lagi kita akan bertemu," ucapnya dengan senyuman dibibirnya yang penuh misteri.

...#continue ......

...see you bay bay....

...Yuk dukung lagi dong dengan....

...Lake👍👍👍 jempol kalian harapanmku....

...comments 👇👇👇 ketikan kalian inspirasiku....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!