NovelToon NovelToon

You Make Me Pregnant

Prolog

2 garis merah

2 garis merah

2 garis merah

3x percobaan dan hasilnya masih sama. Paris tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

"ini tidak mungkin... Tidak mungkin aku hamil..!"

Paris menyangkal kenyataan bahwa dirinya tengah mengandung. Testpack itu bisa saja salah. Untuk meyakinkan nya lagi, paris berniat memeriksakannya. Paris menghapus air matanya lalu mencuci muka untuk menghilangkan jejak tangisan itu.

Paris memakai make up tipis untuk menutupi wajah pucat nya. Tidak lupa iya memakai kaca mata yang biasa dipakainya untuk kerja.

Dan disinilah, Paris akhirnya. Diantara para ibu-ibu yang rata-rata perutnya sudah terlihat membuncit. Menunggu namanya dipanggil.

"Paris Celynia." panggil seorang perawat.

Merasa namanya dipanggil, Paris bangun dari duduknya dan mengikuti perawat itu masuk kedalam ruangan. Seorang dokter mulai memeriksa dan menanyakan seperlunya kepada Paris.

"anda positif hamil. Jika dihitung dari terakhir menstruasi umurnya baru sekitar 4minggu." ucap dokter itu.

Paris menatap dokter itu dengan mata nanar. Tak hanya melihat saja, telinganya mendengar apa yang keluar dari mulut dokter itu. Hidupnya seakan hancur seketika.

Andai ini terjadi saat paris sudah menikah, pasti ia akan sangat bahagia. Tapi sayangnya, ini terjadi diluar pernikahan. Dia bahkan tidak memiliki kekasih.

Paris merasa tidak berhak meminta pertanggung jawaban pria yang telah menghamilinya. Karena malam itu, pria yang menidurinya tak sepenuhnya salah. Dia juga ikut andil dalam hal itu. Kesalahan yang sebenarnya, ada pada dirinya.

Daniel brengsek. Andai aku tak bertemu cowok ******** itu. Ini tak akan pernah terjadi.

Paris mengingat malam panas itu. Dimana dia berakhir diranjang bersama seorang pria. Melakukan hal yang seharusnya tidak boleh dilakukan oleh sepasang insan sebelum adanya ikatan pernikahan. Dan parahnya, mereka melakukannya berulang kali.

pengaruh alkohol & obat perangsang membuat keduanya dipenuhi nafsu. Hasrat saling memuaskan tak bisa lagi dikendalikan.

Paris keluar dari poli kandungan dengan wajah datar. Meratapi nasibnya yang kurang beruntung. Matanya memerah menahan tangis. Tak sanggup rasanya, menanggung beban hidup sendiri.

Pertahanannya akhirnya pecah. Paris menangis berharap beban hidupnya berkurang. Hatinya berkecamuk. Pikirannya berkelana akan takdir hidupnya.

Paris membiarkan kran air terbuka memperdengarkan aliran air sehingga para pengisi toilet di rumah sakit itu tidak mendengar tangisan nya. Dia mencoba menenangkan diri nya sendiri. Memeluk dirinya sendiri yang tidak memiliki siapapun untuk tempat mengadu. Hanya tuhan tempatnya mengadu.

Paris mencoba untuk tetap berfikiran positif. Dia menjauhkan pikiran negatif nya untuk mencegahnya menjadi gila akan nasib yang ia alami. Paris hidup sebatang kara. Dia hanya lah mantan anak panti asuhan yang tidak punya orang tua dan keluarga. Mungkin dengan adanya kehamilan ini, tuhan bermaksud memberikan keluarga untuknya.

Anak ini tidak salah karena kesalahan ada pada dirinya.

Paris mengusap air matanya. Hatinya sudah sedikit tenang. Dia bertekad untuk membesarkan anaknya sendiri. Calon keluarga untuknya. Paris membasuh mukanya. Melunturkan Make up yang menghiasi wajahnya. Tak lagi memakai kaca mata, membuat wajah nya yang putih terlihat pucat. Rambut panjangnya digerai. Paris memperbaiki penampilannya. Dia tidak mau keluar dari toilet dalam keadaan mengenaskan.

Paris menerima nasibnya. Tinggal kedepannya, ia akan mencoba memperbaiki kesalahan yang ia buat. Semoga tuhan memaafkannya dan membantunya memperbaiki kehidupannya.

Paris keluar toilet dengan keadaan yang lebih baik. Dia berjalan dilorong rumah sakit, dengan ruangan yang saling berhadapan. Orang-orang berlalu lalang melewati nya.

Dan saat hendak keluar dari rumah sakit, seseorang memanggilnya.

"Paris...."

Paris menoleh ke asal suara. Dia membelalakkan matanya. Selli sahabatnya yang memanggil. Dia tidak sendiri, ada pria itu disamping sahabatnya. Pria yang menanamkan benih dalam rahim nya.

Bab 1

1 bulan sebelumnya

Seorang gadis membuka tutup panci. Dengan telaten dia mengambil bolu kukus yang sudah merekah diganti dengan cetakan adonan yang masih basah. Lalu menutup nya kembali. Gadis itu adalah Paris Celynia.

"pagi kembaran.." sapa seorang perempuan yang baru keluar dari kamarnya. Dengan baju khas anak kantoran.

"pagi Selli.." Paris tersenyum. Lalu menyiapkan 2 piring yang di isi nasi goreng dan telur mata sapi diatas nya.

Mereka tidak kembar ya. Bahkan tidak ada hubungan darah. Hanya memiliki potongan nama yang sama. Tapi mereka bersahabat bagai keluarga. Dan sahabat Paris bernama Selliyana putri.

Mereka tinggal bersama dengan mengontrak rumah sederhana untuk ditinggali berdua saja. Mereka berteman sejak Paris diangkat anak oleh keluarga Alfaris. Keluarga Selli dan keluarga angkat Paris ini tetanggaan.

Keluarga Alfaris mengadopsi Paris dari panti asuhan. Dan dulu saat masih dipanti namanya adalah Selly dan semenjak diadopsi, orang tua angkatnya mengganti namanya.

Paris meletakkan nasi goreng di meja makan. Mereka pun duduk saling berseberangan.

"untuk apa bolu sebanyak itu?" tanya Selli menatap kearah bolu yang tersusun rapi didapur.

"aku akan mengunjungi bunda hari ini. Sudah lama aku tidak datang kesana." jawab Paris.

Yang dimaksud bunda adalah pengasuh di panti Asuhan tempat Paris dulu menghabiskan masa kecilnya.

"aku ingin ikut andai aku tidak lembur hari ini. Ini melelahkan." ucap Selli sambil menyendok nasi goreng dan memasukkannya ke mulutnya sendiri.

"si bos benar-benar berhasil membuat ku membenci jabatanku." lanjut Selli dengan mulut penuh nasi goreng.

Paris tersenyum dengan candaan Selli. Tentu saja Paris tau kalau Selli tidak serius dengan ucapannya. Siapa yang tidak senang kalau jadi sekretaris direktur. Itu impian Selli sejak lulus kuliah. Selli hanya kesal, karena jadi sekretaris Petinggi perusahaan kadang melelahkan. Seperti hari sabtu ini, disaat semua karyawan biasa seperti Paris libur, dia malah harus masuk kerja. Paris dan Selli bekerja di perusahaan yang sama yaitu di MC Corp. Perusahaan yang bergerak dalam bidang makanan.

Paris ikut memakan nasi goreng buatan nya.

"gak sekalian benci si bos?" canda Paris.

"Hmmmm..." Selli geleng-geleng. "untung si bos Ganteng."

"gak da rencana nih macarin bos ganteng?" tanya Paris.

"nggak lah. Aku masih sayang pekerjaan ku." jawab Selli mengingat banyak sekali cewek yang menyukai sang direktur. Bahkan ada yang terang-terangan datang kekantor dan ditolak mentah-mentah sama si bos. Selli tentu tahu karena tugasnya sebagai sekretaris merangkap jadi tukang usir cewek penggoda yang tidak tahu malu.

"sebenarnya pak Theo suka perempuan gak sih?" tanya Paris penasaran mengingat banyak gosip yang beredar di divisi nya.

" Maksud kamu gay?" tanya Selli.

Dan Paris hanya mengangkat bahunya pura-pura tidak mengerti.

"kemakan gosip kamu. Pak Theo itu cuma patah hati. Dan kamu tahu? yang bikin patah hati itu ada 2 cewek. Itu sih yang aku tau" jelas Selly

"oh ya? Pantesan kayak anti banget sama perempuan." Paris manggut-manggut.

Paris beranjak dari duduk nya untuk mengangkat bolu yang sudah matang.

"kamu mau bolunya buat bekal?"

Selli menganggukkan kepalanya.

"siapa yang tidak sakit hati ditinggal 2 kali oleh orang yang dicintainya?."

"kok bisa sih? Padahal pak Theo kan calon suami idaman. Udah ganteng, pinter, kaya lagi. So perfect." ucap Paris lalu kembali duduk.

"emang kamu mau sama pak Theo?" tanya Selli.

"Mau. Tapi pak Theo nya yang gak mau sama aku. Ha.. Ha.. Ha.." jawab Paris asal.

"Mau ku comblangin? Siapa tahu nyantol." canda Selli

"ih gak lah.. Beda kasta euy. Tau diri aku" jawab Paris.

"belum maju udah mundur ajha." Selli melirik jam di tangan kirinya.

"eh udah lah. Berangkat dulu aku. Makasih ya. Nasi goreng nya enak seperti biasa." puji Selli.

Paris tersenyum dan menyerahkan paper bag berisi bolu kukus buatan nya kepada Selli.

Selli menerimanya dan menghirup aroma paper bag itu.

"hmmm... Sweet... Pagi-pagi sudah dapat dessert." Selli tersenyum. Kemudian pamit berangkat kerja.

Paris kemudian mandi dan siap-siap untuk pergi ke panti asuhan.

Setelah menempuh perjalanan sekitar 30 menit menggunakan taksi, Paris akhirnya sampai ditempat tujuan. Dia menentang 2 plastik besar masing-masing ditangan kanan dan kirinya.

Anak-anak yang melihat kedatangan Paris pun menghampiri nya. Paris berhenti didepan pintu masuk Panti.

"kamu kak Paris kan?" tanya salah seorang anak ragu-ragu.

Paris tersenyum dan mengangguk tidak menyangka masih ada yang mengingat nya. Padahal sudah beberapa bulan dia tidak datang.

"apa yang kakak bawa?" anak lainnya menyahut sambil tangannya mencoba membuka plastik yang dipegang Paris.

"wah.. Roti."

Yang lainnya ikut mengintip ke arah plastik.

"itu bolu."

"apa ini manis, boleh aku minta?" tanya yang lainnya lagi.

"aku juga mau.." teriak yang lainnya hampir bersamaan.

"tentu. Semua nya boleh mengambilnya." Paris meletakkan plastik itu lalu membukanya.

"ambil secukupnya yaa.. Sisa kan untuk bunda dan kakak-kakak yang belum pulang sekolah." ujar Paris.

Semuanya bersorak lalu berebut mengambil ada yang 1, 2, bahkan 3. Tapi dibiarkan oleh Paris. Setelah itu mereka pergi setelah mendapatkan bolu.

Seorang laki-laki paruh baya yang bertugas mengawasi anak-anak yang bermain diluar menghampiri Paris.

" pak danu apa kabar" sapa Paris.

"baik. Mau bertemu bunda?" tanya pak Danu. Paris mengangguk.

"Langsung masuk saja ya.. Maaf bapak tidak bisa mengantar, saya tidak bisa meninggalkan anak-anak tanpa pengawasan." pak Danu melanjutkan.

"iya pak. Tidak apa-apa." Paris lalu masuk kedalam.

Ia melihat bunda bersama seorang wanita paruh baya berkulit putih dengan wajah blasteran yang sudah mulai berkeriput sedang duduk diruang tamu panti. Paris pun menyalami keduanya.

Melihat tamu belum disuguhkan minuman Paris pun minta izin bunda untuk membuatkan minuman.

Paris masuk kedalam dapur dan kembali ke ruang tamu dengan membawa minuman dan bolu yang dibawanya tadi. Paris juga ikut duduk disamping bunda. Mereka berbincang-bincang seperlunya. Dan dari situ, paris tau nama tamu wanita itu adalah Sarah. Beliau adalah donatur di panti ini.

"bolunya sangat enak. Manisnya pas dilidahku. Bagaimana caramu membuatnya? Boleh minta resep nya?" bu Sarah memuji.

Bunda tersenyum ikut bangga. Dia tahu masakan Paris tidak pernah mengecewakan.

Paris tersenyum.

"tentu. Aku sudah mencantumkan resep nya di blog ku. Anda bisa mengunjungi website ku untuk melihat resep nya."

"ohh yaa.. Kamu punya blog? Apa nama websitenya?" bu Sarah menyerahkan handphone nya kepada Paris.

Setelah menulis alamat website nya, Paris menyerahkan kembali handphone itu pada pemiliknya.

"wah banyak sekali resep yang kau tulis disini." bu Sarah terpana sambil menatap handphone nya.

"wow, ini lava cake yang besar."

"ohh itu aku membuatkannya untuk temanku saat ulang tahun. Jadi butuh yang besar saat pesta." Paris menjelaskan.

"mengagumkan. Sayangnya aku tidak bisa masak tapi mungkin aku akan meminta suamiku membuatkannya untukku. Dia sangat pandai dalam hal ini." bu Sarah tersenyum.

"tapi aku juga ingin merasakan masakan lainnya darimu. Walaupun resep nya sama, beda orang yang masak beda juga rasanya. Kapan-kapan bisakah kita bertemu kembali?"

Bu Sarah melanjutkan.

Paris tersenyum lalu menoleh kearah bunda. Bunda ikut tersenyum dan mengangguk.

"tentu. Jangan salahkan saya jika anda ketagihan dengan masakanku." ucap Paris percaya diri.

"aku sangat senang jika kau melakukannya."

Semuanya tersenyum.

Bab 2

Selli sudah jengah dengan wanita di depannya ini. Benar-benar tidak punya malu. Diusir berulang kali pun masih datang lagi. Pekerjaannya masih menumpuk dan sekarang selli harus bekerja keras mengusir penggemar bosnya.

"Nona mohon mengertilah. Pak Theo sedang sibuk tidak bisa diganggu. Nona kan tau sendiri seharusnya hari ini libur tapi kita harus lembur." ucap Selli memelas berharap wanita penggoda itu cepat lenyap dari hadapan nya.

"kamu berani mengusirku? Kamu lupa siapa saya?" bentak wanita itu.

"maaf nona Nadine, saya tidak bermaksud mengusir anda tapi Pak Theo benar-benar tidak bisa ditemui hari ini. Dan tentunya saya tidak mungkin lupa dengan wanita secantik anda." ucap Rhea memberi sedikit pujian berharap hatinya luluh.

"kecantikanku memang tidak bisa dilupakan." Nadine berbangga diri.

cih!

"tapi tetap saja, aku tidak akan pergi sebelum bertemu dengan Theo!" bentak Nadine

Ingin rasanya Selli menjambak rambut blonde wanita keras kepala ini.

"Theooo... Theooo... Buka pintunya." teriak nadine menggedor-gedor pintu ruang direktur.

Dasar gila!

"Nona Nadine.. Berhenti!" teriak Selli. Kesabaran nya sudah habis menghadapi Nadine yang kekanak-kanakan ini.

"berani-beraninya ya kamu meneriakiku." Nadine melotot.

"maaf Nona saya cuma mengingatkan untuk menjaga sikap anda. Anda tidak bisa bertemu direktur sekarang. Seperti yang anda lihat, pak Theo bahkan tidak keluar meskipun anda teriak-teriak seperti orang GILA." ucap Selli panjang lebar dan sedikit menekankan ucapannya di akhir kata.

" Apa kamu bilang?" Nadine mendelik.

" lebih baik anda jika ingin bertemu dengan direktur bukan disaat jam kerja. Dan buatlah janji terlebih dahulu agar direktur mudah ditemui." ucap Selli semakin berani.

"siapa kamu berani ngatur-ngatur aku. Kamu mau dipecat? Terserah aku mau datang kapan aja. Setelah aku nikah dengan Theo, kupastikan kamu orang pertama yang dipecat! " bentak Nadine.

Dasar halu tingkat dewa.

"coba saja kalau bisa." ucap Selli lirih. Nadine mendelik.

"aku sarankan lebih baik nona bertemu pak Theo lusa waktu pesta ulang tahun perusahaan. Nanti kan jam bebas jadi Nona bisa leluasa bertemu pak Theo." Selli memberi saran karena sudah kehabisan kata-kata buat ngusir Nadine.

Nadine tampak berfikir. Lalu tersenyum sinis.

"saya sudah berbaik hati memberitahu nona. nah jadi lebih baik sekarang anda pulang." usir Selli.

Nadine berdecak lalu pergi begitu saja.

Dasar tak punya sopan santun!

Selli menghembuskan nafas lega. Setidaknya satu masalah teratasi.

"ah, akhirnya si kadal betina pergi juga. Menghadapi nya Membuatku lapar."

Selli memakan bolu yang dibuatkan Paris tadi pagi. Tiba-tiba seorang laki-laki mendekati nya dengan tersenyum lebar. Selli yang melihat kehadirannya tampak malas meladeninya. Dia adalah Daniel, karyawan yang juga ditugaskan untuk lembur.

Habis kadal terbitlah buaya.

"Mau apa?" tanya Selli judes.

"bagi donk.. Pasti buatan Paris kan?" ucap Daniel.

"tuh.. Ambil satu ajha. Gak boleh lebih.!" perintah Selli.

"pelit amat!" sahut Daniel.

"pelit pangkal kaya. Miskin mulu gue kalau berbagi sama lu." ucap Selli.

"kapan-kapan jalan yuk.. Ajak Paris juga...!" ucap Daniel memelas.

"cx.. Lo kalau mau Pedekate, yang gentle donk. Jaman udah modern juga masih butuh mak comblang." ucap Selli.

"Namanya juga usaha." jawab Daniel.

"gue sibuk dan Paris gue pastikan gak mau lo ajak jalan." ucap Selli sinis.

"belum juga diajak orangnya." ucap Daniel..

"makanya usaha sendiri! Udah hah, balik sana. Lu gak lihat kerjaan gue numpuk!" usir Selli

"yang gue lihat, lo cuma makan doang!" jawab Daniel.

"hish.. Udah sana!" usir Selli sekali lagi

Daniel pun jengkel, kemudian dia mengambil semua bolunya dan pergi secepatnya.

"DANIELLLLLL....!!" teriak Selli...

"dasar lu yaa teman gak diuntung!"

Selli menggerutu dengan kelakuan Daniel yang usil. Pintu ruang Direktur terbuka, sesosok pria gagah keluar dari sana. Wajah campuran nya menampakkan ketampanan yang enak dipandang. Dia adalah Theo Mc Cannon, direktur utama MC group.

"Ada apa, Sel? Kenapa kamu berteriak?" tanya Theo membuat Selli sedikit terkejut karena tidak menyadari kedatangannya.

"Eh gapapa, pak. Biasa ada yang usil." Selli menjawab seadanya.

Tadi si kadal betina yang teriak-teriak saja gak keluar-keluar, giliran aku yang teriak malah menampakkan diri..

"tolong siapkan berkas kontrak dengan CV Cyntya Jaya ya... Nanti jam 2 ada meeting dengan mereka. Siapkan juga ruang meetingnya" perintah Theo.

"iya pak. Tapi, kok mendadak sekali Pak? Pihak mereka juga tidak ada yang menghubungi saya dulu?" tanya Selli Heran.

"saya yang menghubungi pihak sana dulu. Tadi kamu kan masih sibuk mengusir Nadine. Terima kasih ya untuk itu." jawab Theo.

"iya Pak sudah biasa." jawab Selli tersenyum.

"Oh ya, kontrak dengan CV plastikanum sampai kapan?" tanya Theo.

"2 bulan lagi kontrak nya habis pak." jawab Selli.

"Ok. Kamu selesaikan itu." perintah Theo.

"kita tidak memperpanjang kontrak nya Pak?" tanya Selli.

"kinerja mereka semakin menurun. Saya tidak mau menggunakan bahan berkualitas rendah untuk produk saya." jawab Theo yang berarti memutuskan kontrak.

"baiklah kalau begitu. Jadi siapa saja yang nanti akan ikut meeting?" tanya Selli.

"pihak akuntan dan penanggung jawab produksi dari semua pabrik. Pastikan semuanya tidak ada yang absen." jawab Theo.

"baik pak." Selli mengangguk.

"Oke.." Theo kembali memasuki ruangan nya..

"ahhh... Serba mendadak... Mereka semua pasti mengomel." ucap Selli sambil memilah-milah tumpukan berkas diatas meja kerjanya.

..........

Theo sedang bersantai disofa yang ada didalam ruangan kerjanya. Dia memainkan gatget yang ada dalam genggaman tangan kanannya.

Gatgetnya terus berbunyi menandakan ada pesan masuk yang berulang kali. Theo merasa jengah. Pesan itu dari Nadine yang masih terus berusaha menghubungi Theo setelah tidak berhasil menemui nya tadi.

Theo mengabaikan nya dan membuka video yang menampilkan sesosok gadis berambut panjang yang sedang tertawa. Kulit nya yang coklat terlihat eksotis dibawah cahaya sinar matahari. Gadis yang begitu dicintainya tapi menolak untuk terikat dalam ikatan pernikahan. Gadis itu masih ingin menikmati masa mudanya dengan bebas.

Dulu, Theo juga menjalin hubungan dengan seorang gadis muda sejak duduk di bangku kelas 3 SMA tapi harus kandas setelah 3 tahun. Orangtua si gadis meminta anaknya segera menikah, sedangkan Theo yang baru lulus SMA dan baru memasuki dunia perkuliahan merasa belum mampu untuk membina bahtera rumah tangga dengan kekasihnya itu. Sehingga si gadis dinikahkan dengan laki-laki lain..

5 tahun setelah ditinggal nikah kekasihnya, Theo akhirnya bisa move on dan memacari gadis cantik berkulit coklat bernama Serrel, gadis yang saat ini dia lihat dalam video. Sayangnya hubungan itu kembali kandas setelah hampir 3 tahun menjalin hubungan. Saat itu, Theo yang sudah merasa mapan dan sanggup membina rumah tangga, mengajak Serrel menikah. Sayangnya, Serrel menolak dengan alasan umurnya yang masih muda dan masih ingin fokus ke pendidikan dan belum ada niatan menikah kedepannya.

Sudah bertahun-tahun dan Theo masih menjomblo di umurnya yang sudah kepala tiga.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!