NovelToon NovelToon

AKU INGIN NYAMAN DI KEHIDUPAN KETIGA, JADI AYO HAPUS PARASIT

SATU

Sejak kecil anak perempuan selalu dididik untuk menjadi pendukung para pria, jika pria tidak puas maka mencari wanita lain untuk memuaskan ego para pria. Sehingga semakin beriringnya waktu, kaum perempuan hanya bisa menundukkan kepala di depan pria dan menegakkan kepala di sesama kaum perempuan.

Kenapa bisa begitu?

Jawabannya persaingan.

Mereka bersaing untuk mengunggulkan suami masing-masing demi masa depan, yang sayangnya tidak mereka sadari hal itu menjadi pemicu saling menjatuhkan satu sama lain.

Begitulah yang aku lalui di dua kehidupan sebelumnya. Kehidupan pertama aku hidup dengan kehidupan mewah, menjadi wanita jahat paling dibenci semua orang termasuk keluarga sendiri. Di kehidupan kedua, aku hidup di negara modern yang mendapat limpahan kasih sayang yang tidak pernah aku dapatkan di kehidupan sebelumnya dan sekarang?

Aku berdiri di depan gerbang tinggi dengan suasana mencekam di balik gerbang itu dan sesekali melihat kilatan sesuatu? Apa itu? Banaspati?

Aku menggenggam erat gerbang tinggi yang tidak bisa didorong ataupun ditarik, ditendang pun tidak bergerak sekalipun.

Sebenarnya aku dimana?

Tunggu! Coba diingat kembali!

Waktu itu aku mengejar suamiku yang sedang membawa wanita lain dengan mobil, lalu saat mobilku-

Deg!

Aku ingat sekarang-

Tiba-tiba dari arah lain ada mobil yang mengebut, jadi sekarang aku sudah-

.

.

.

.

.

.

.

"MASUK NERAKA?!" teriakku sambil menangis dan berusaha menggerakkan gerbang yang masih berdiri kokoh dengan dua tangan mungilku. "KEMBALIKAN AKU KE KEHIDUPAN KEDUAKU YANG MENYENANGKAN! AKU BERJANJI TIDAK AKAN KEPO DAN LANGSUNG MENCERAIKANNYA!"

 

"Miselia Ornella? hahahaha aku kembali ke kehidupan pertamaku? Miselia Ornella?" Miselia mulai menyerah menggoyangkan gerbang dan melihat gaun serta perhiasan mewah yang dipakainya lewat cahaya bulan.

Di kehidupan kedua, orang tuanya membuat nama itu yang mengharapkan anak perempuannya akan menjadi berani, cerdas dan pekerja keras saat dewasa, sehingga tidak akan bergantung pada orang lain dan mampu mengayomi orang-orang yang tidak beruntung di luar sana.

Sementara di kehidupan pertama, orang tuanya membuat nama itu dengan mengharapkan supaya anak perempuan mereka berani melawan orang-orang yang berusaha menentang keluarga mereka, cerdas mendapatkan suami demi meningkatkan reputasi keluarga dan pekerja keras untuk kehidupan keluarga.

Miselia menitikan air mata. Daripada hidup mewah penuh intrik, dia lebih suka hidup berkecukupan dengan keluarganya.

Lalu sekarang dia harus kembali ke kehidupan pertamanya? Kenapa Tuhan jahat sekali.

Gaun ini adalah gaun yang dipakainya saat peringatan upacara dewasa. Ayah adalah perdana menteri, ibu adalah sosialita terkenal, kedua kakaknya kembar, yang laki-laki adalah calon penerus ayah sementara yang perempuan adalah calon penerus ibu- lalu adik perempuan beda satu tahun yang manja dan sakit-sakitan tapi disayang seluruh keluarga.

Adik perempuan inilah anak selingkuhan sang perdana menteri dengan artis opera, karena ibu dan kakak-kakak Miselia tidak ingin kehilangan kedudukan, akhirnya mereka menerima anak itu dengan tangan terbuka lalu mengabaikan Miselia yang kesepian.

"Sekarang aku ingat kenapa ada disini hahahaha-" gumam Miselia. "Karena hari ini upacara kedewasaan dan aku bersikeras mengadakan pesta mewah supaya tidak ada yang mengejek, ternyata keluargaku sendiri tidak datang demi mendukung adik tiri. Waktu itu aku baru tahu dan melarikan diri lalu- lalu-"

Miselia bangkit lalu menepuk-nepuk gaun mahalnya. "Lalu ada para pembunuh bayaran bermunculan, aku berhasil melarikan diri tapi wajahku terlanjur rusak karena goresan pisau."

JREG

JREG

Para pembunuh bayaran turun satu persatu dari pohon, mereka berhasil mengejar Miselia yang terjebak di depan gerbang kosong.

Miselia mengambil ancang-ancang pencak silat, ada untungnya dulu nyasar lahir di Indonesia. "Kalian ingin membunuhku?"

Diam-diam Miselia merasa lega karena berhasil mengingat tepat waktu, meleset sedikit saja. Nyawanya yang akan menjadi taruhan.

Para pembunuh bayaran tidak bicara apa pun, mereka segera menyerang Miselia.

Miselia mulai mengambil ancang-ancang menyerang mereka. "AKU, MISELIA. TIDAK AKAN MENYERAH!"

Tepat saat pembunuh bayaran hendak menusuk menggunakan pedang sementara Miselia berhasil menghindar, gerbang terbuka dan sesuatu menarik kaki Miselia hingga terjatuh di tanah lalu menyeretnya masuk ke dalam gerbang.

Semua orang yang ada disana membeku ketakutan ketika melihat Miselia diseret santai dan pelan-pelan dengan kedua tangan dan wajah masih di tanah.

Para pembunuh bayaran segera lari ketakutan ketika gerbang kembali menutup perlahan, tidak terlihat apapun di depan, bahkan Miselia seperti ditelan kegelapan.

Miselia yang shock dan malu, tidak bergerak meskipun gerbang sudah tertutup. Cara dibawa masuknya pun gak keren.

"Hei manusia, kamu tidak apa-apa?"

"Kami tidak berani menolong kamu karena sepertinya tersesat dan menunggu seseorang."

"Sepertinya keputusan kami salah, kamu butuh bantuan."

"Maaf ya."

Miselia yang semakin emosi segera bangkit dan balik badan, lalu terkejut melihat wajah besar dua naga.

"Apakah kamu tidak pernah melihat naga?

Pandangan Miselia mulai menggelap.

"Ah, dia pingsan. Kamu sih nariknya begitu, kasihan kan dia."

"Lalu harus bagaimana caranya? aku hanya berhasil menarik kakinya."

"Ayo, kita beritahu putra kita."

"Ya."

Salah satu naga membawa Miselia menggunakan kakinya.

 

"Bukannya dia Miselia Ornella?"

"Ornella? sepertinya aku pernah mendengar nama itu."

"Ayah, Ornella itukan perdana menteri. Anak buah ayah, kenapa ayah tidak mengenalnya?"

"Hah? orang menyebalkan itu punya anak secantik ini?"

Helena menatap tidak berdaya kedua orang tuanya. "Apakah dia pingsan karena melihat sosok ayah dan ibu?"

"Ya." Angguk raja dan ratu bersamaan.

Helena menghentakkan kaki. "Ayah ini bagaimana sih, bagaimana bisa menunjukkan sosok ke salah satu anggota keluarga Ornella?!"

Raja menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Ayah dan ibu sedang jalan-jalan lalu tanpa sengaja mendengar tangisan seorang anak perempuan yang menyedihkan, awalnya kami sembunyi di kegelapan. Ternyata dia mau dibunuh, kami tidak tega membiarkannya begitu saja."

"Ornella memiliki banyak musuh, wajar saja jika ada seseorang yang mengirim pembunuh bayaran, kembalikan dia ke tempat semula sebelum semuanya menjadi kacau!"

Ratu menjadi khawatir. "Tapi bagaimana jika para pembunuh itu muncul dan mau membunuhnya?"

"Itu bukan urusan kita!" bentak Helena yang kesal. "Apakah kalian lupa kalau salah satu keluarga Ornella lah yang membuat cacat kakakku, pewaris tahta kerajaan ini!"

"Itu tidak sengaja, keluarga Ornella juga sudah membayar kompensasi." Raja berusaha menenangkan Helena. "Anak bungsunya juga sudah minta maaf dan mau bertanggung jawab."

"Dengan menjadi istrinya? Ayah gila? itu sudah menjadi rencana mereka, kakak menjadi cacat gara-gara mereka! aku tidak akan pernah memaafkan keluarga Ornella yang sudah kurang ajar dengan anggota keluarga kerajaan!"

"Mhm!"

Helena dan kedua orang tuanya sontak menoleh, Miselia bangun dan menggosok kedua mata.

"Ma, kenapa berisik sekali? biarkan Misel tidur, semalam habis begadang- jangan lupa buatkan Misel jamu." Miselia bergumam lalu tangannya mencari sesuatu di atas kasur. "Mana guling Misel?"

"Guling itu apa? Senjata baru?" tanya Helena ke ayahnya.

Raja dan ratu menggeleng bersamaan.

Helena menjadi panik. "Apakah keluarga perdana menteri membuat senjata baru untuk menggulingkan kita? Ayah, ibu. Jangan diam saja, cepat rencanakan sesuatu untuk melawan mereka."

Raja dan ratu saling bertukar tatapan, mereka paham kenapa putri kesayangan menjadi panik tapi menuduh seseorang yang tidak bersalah juga kejahatan.

Ratu berusaha menenangkan Helena. "Tenanglah, kita ada di istana. Masih ada waktu buat interogasi si Misel ini. Jangan bertindak hal yang menimbulkan kecurigaan perdana menteri."

Helena menggigit bibir bawahnya lalu menatap benci Miselia.

Miselia yang masih tidak menemukan guling kesayangan, mengerutkan alis lalu membuka mata perlahan. Ketika matanya menangkap tiga sosok yang tidak asing, tubuhnya membeku lalu kembali merebahkan tubuhnya di tempat tidur.

Nggak, nggak. Ini pasti mimpi! ya, ini mimpi! hahahaha...

"Miselia Ornella, cepat bangun! aku tahu kamu sudah bangun!"

Miselia bergegas turun dari tempat tidur dan bersujud memohon ampunan.

Helena menatap aneh kelakuan Miselia yang tidak seperti sebelumnya, dulu dia sangat sombong di pesta dan suka merendahkan orang lain, berbanding terbalik dengan adiknya yang seperti malaikat. Yah, meskipun begitu dirinya membenci dua saudara yang berasal dari keluarga Ornella, bangsawan tertua yang memiliki lambang pohon berbunga merah darah. Salah satu bangsawan yang memiliki andil melindungi keluarga kerajaan dalam mendirikan negara.

Helena kagum dengan leluhur mereka, tidak dengan keturunan yang sekarang.

DUA

Miselia awalnya berpikir sudah di neraka dengan halusinasi kehidupan pertama dan mengikuti alur begitu saja, dugaan diperkuat dengan kemunculan dua naga. Dan sekarang dirinya harus berhadapan dengan anggota keluarga kerajaan di kehidupan pertama.

Helena menghela napas panjang. "Kamu, apakah perdana menteri menyuruh untuk datang ke tempat kami dan membuat drama kanak-kanak sehingga kedua orang tuaku harus menyelamatkan kamu?!"

Miselia bingung. "Bukankah yang menyelamatkan saya adalah naga, yang mulia?"

Helena berhasil mengatasi terkejutnya. "Itu tidak penting, kenapa kamu ada disini? Bukankah kamu harus hadir di upcara kedewasaan kamu?"

Miselia cemberut. "Ini pasti sudah tengah malam, terlambat jika saya memaksakan diri datang kesana, lagipula saya tidak mau pulang kesana."

Helena menatap curiga Miselia. "Benar dugaanku, kamu pasti suruhan perdana menteri. Kamu mau memata-matai keluarga kerajaan bukan? supaya adik kamu bisa menikah dengan kakakku?"

"Hah? Kamila akan menikah dengan pangeran mahkota?!" seru Miselia yang terkejut lalu mendongak. Dia tahu Kamila akan menjadi ratu, tapi tidak tahu secepat itu karena pangeran mahkota yang akan menjadi pasangannya cacat, kedua kakinya tidak dapat digerakkan karena menolong seseorang. Jangan-jangan-

"Kenapa kamu terkejut? Bukankah dia adik kamu?"

"Dia bukan adik saya, dia hanya selingkuhan ayah." Miselia tanpa berdosa membuka aib yang ditutup rapat keluarganya.

Kali ini ketiga anggota keluarga kerajaan yang terkejut.

"Kamu bilang perdana menteri selingkuh?" tanya raja yang tidak percaya. Perdana menteri terkenal sangat menyayangi keluarga, dia selalu mengumbar kemesraan bersama istri. Berbeda dengan raja dan ratu yang suka berdebat dan sering digosipkan hanya menikah demi keuntungan.

"Ah, berita ini pasti disembunyikan ayah. Bolehkah saya duduk, Yang Mulia?" izin Miselia yang mulai lelah bersujud.

Melihat kesopanan Miselia, ratu bergegas menolongnya untuk berdiri dan duduk di pinggir tempat tidur lalu Ratu duduk di sampingnya.

"Apakah kamu tahu siapa yang mengirim pembunuh bayaran?" tanya ratu sambil menggenggam kedua tangan Miselia.

Miselia merenung lalu menggeleng kecil. "Mungkin musuh ayah, tapi saya tidak tahu tepatnya siapa."

Ratu tersenyum kecil lalu bicara ke Helena. "Helena, coba kamu genggan tangan Miselia."

Helena tahu apa yang dimaksud ibunya, mendeteksi kebohongan Miselia. Jika ibunya bersikap tenang, berarti perempuan ini tidak berbohong. Hanya saja Helena masih tidak percaya karena Miselia bagian dari anggota keluarga perdana menteri.

"Tidak, aku percaya pada ibu." Tolak Helena yang masih tidak sudi menyentuh anggota tubuh keluarga Ornella.

Ratu menghela napas panjang.

Raja bicara ke Miselia. "Kalau begitu, aku akan menghubungi ayahmu supaya bisa menjemput."

Miselia menggeleng cepat. "Tidak, jangan. Kirimkan saya ke kota pinggiran atau tempat lain di luar jangkauan ayah, yang penting saya tidak kembali ke sana."

Helena menatap rumit Miselia. "Kenapa kamu tidak mau kembali?"

Miselia enggan menceritakan masalah keluarga karena terpengaruh dengan didikan kehidupan pertama dan kedua. "Itu- saya tidak bisa cerita."

"Apakah kamu melakukan sumpah darah?" tanya Helena.

"Ya?" Miselia tidak mengerti.

"Sumpah darah yang biasa dilakukan antara raja dan bawahannya, jika salah satu berkhianat maka yang berkhianat akan mati." Ratu menjelaskan dengan sabar.

"Hah?"

"Miselia, berhentilah berpura-pura bodoh. Aku tahu kamu kiriman perdana menteri dan mencoba cari cara menjatuhkan ayah dan kakakku!" Helena menggertak Miselia.

Miselia menggeleng cepat. "T- tidak! saya tidak mungkin melakukan hal itu, bertemu ayah dan ibu saja jarang. Apalagi merencanakan pemberontakan! Yang Mulia, tolong usir saya ke tempat yang jauh, setidaknya tidak pernah bertemu dengan keluarga saya lagi."

"Kenapa kamu mati-matian berusaha menghindari keluarga kandung sendiri?" tanya raja yang mulai kasihan.

"Ayah, jangan bersikap seperti itu. Dia bisa saja berbohong!" bentak Helena.

"Oh, astaga. Helena, seharusnya kamu bisa belajar lebih giat lagi, kaum naga bisa mendeteksi kebohongan seseorang dengan cepat." Ratu menertawakan kebodohan putrinya sendiri.

"Naga?" tanya Miselia tidak mengerti.

Helena mendengus kesal. "Nah, lihatkan."

Pintu kamar Miselia terbuka, pria tampan yang duduk di kursi roda dengan didorong pria tampan lagi, masuk dengan tatapan menilai.

Miselia terkejut ketika melihat balik tatapan menilai pangeran mahkota, karena terbiasa dengan kehidupan modern, dia jadi lupa dengan tata krama di kehidupan pertamanya dulu.

Miselia berdiri lalu membungkuk. "Ma- maafkan saya pangeran mahkota, sudah bertindak tidak sopan. Salam untuk cahaya yang menerangi negara kami."

Ezard Dayyan, pangeran mahkota tampan dari klan Dayyan. Itulah yang diketahui banyak orang. Tampan, pemberani, cerdas dan mampu menaklukan musuh tanpa harus mengorbankan salah satu pihak.

Jika dibandingkan dengan Miselia, cara berpikirnya lebih jauh dari Ezard. Miselia sendiri anak hukum yang senang mengobrak abrik mental musuhnya hingga jatuh, makanya dia dikenal sebagai wanita jahat Ornella.

"Wanita jahat dari Ornella menundukkan kepala? baru kali ini saya melihatnya." Senyum Ezard.

Jika orang lain tahu, senyum itu adalah senyum memabukkan tapi bagi Miselia yang terbiasa berhadapan dengan para penjahat di kehidupan kedua, senyum itu jelas mengejek dirinya. Dia sudah terbiasa menghadapai lawan seperti ini, mentalnya tidak akan jatuh dengan mudah.

"Apakah anda tidak suka Yang Mulia?" tanya Miselia.

"Tidak, hanya aneh."

"Kalau begitu, dengan disaksikan raja dan ratu- saya tidak akan menundukkan kepala."

Ezard dan Miselia saling menatap bermusuhan.

Helena dan kedua orang tuanya menatap takjub interaksi mereka berdua, baru kali ini Ezard tampak senang menghadapi seorang wanita. Mungkinkah tipe Ezard adalah tipe pemberani?

Helena berdiri di hadapan kakaknya, memutus interaksi mereka berdua. "Kakak kenapa disini? apakah ada keperluan mendesak? kakak tidak perlu repot-repot kesini."

Miselia mengangkat kedua alisnya. Jadi, aku bukan orang penting? yah, memang sih faktanya begitu tapi menyakitkan juga mendengarnya secara langsung.

"Lady Ornella, jika anda sudah sehat. Saya akan mengirimkan anda ke kediaman perdana menteri."

Miselia menatap ngeri pangeran mahkota. "Pangeran, apakah anda tidak tahu status saya?"

"Apa?"

"Saya akan dinikahkan dengan putra kedua count yang nama keluarganya saja tidak tahu, jika tiba-tiba malam ini saya diantar kereta lambang kerajaan- yang ada mereka menatap curiga keluarga kerajaan karena menculik putri tertua perdana menteri Ornella."

"Kamu mengancam kami?" tanya Helena tidak percaya.

"Saya tidak mengancam, saya hanya bicara tentang fakta. Perdana menteri sangat cerdas sekaligus licik, kinerjanya bagus selama ini dan berhasil menyeimbangkan politik, hukum dan militer tapi sifat jeleknya yang kemaruk, ah kemaruk itu apa ya? Gimana jelasinnya?" Miselia menggaruk kepalanya yang tidak gatal lalu menepuk kening. "Serakah, ya- serakah! karena serakah itulah beberapa fraksi termasuk keluarga kerajaan membencinya."

Raja, ratu, Helena dan Ezard menatap terkejut Miselia, perempuan ini terang-terangan mengejek ayah kandungnya sendiri.

Miselia memiringkan kepalanya tidak mengerti. "Apakah ucapan saya salah?"

Tidak salah, lebih tepatnya mereka heran. Miselia yang terkenal angkuh dan jahat demi nama keluarganya berani mengejek terang-terangan di depan musuh keluarganya sendiri. Ya, hubungan perdana menteri dan kerajaan akhir-akhir ini memanas karena ulah Kamila.

TIGA

Kamila makan dengan tenang dan bahagia bersama kedua kakak kembar serta kedua orang tuanya lengkap, malam ini mereka tidak menghadiri perayaan kedewasaan Miselia demi menemani dirinya.

"Kamila, kamu harus makan banyak supaya sehat." Duchess Ornella memberikan sepotong daging untuk Kamila yang duduk di sebelahnya.

Kedua kakak hanya menikmati makanan dengan tenang, begitu pula dengan duke Ornella.

"Ibu, kakak pasti kesepian di upacara kedewasaan. Apakah kita tidak bisa hadir kesana?" gumam Kamila. "Aku merasa bersalah pada kakak."

"Tidak perlu dipikirkan, kakakmu sudah dewasa. Dia bisa mengatasi masalahnya sendiri, kamu fokus makan supaya sehat." Jawab Duchess Ornella.

Kamila tidak membantah.

Sean dan Sunny menatap Kamila dengan sayang.

"Kamu tidak perlu merasa bersalah," ucap Sunny.

Sean mengangguk.

Kamila tersenyum kecil.

Tidak lama, kepala pelayan masuk membawa kabar. "Duke, lady Miselia menghilang. Pesta dimulai tanpa lady dan beberapa tamu juga ada yang pulang."

Semua orang terkejut.

"Kamu yakin? anak itu bisa saja ke suatu tempat?"

"Duke, kami sudah mencari ke sekitar area. Lady benar-benar menghilang." Khawatir kepala pelayan.

Sunny mengerutkan kening. "Apa yang dilakukan anak itu? kenapa main kabur begitu saja dan apa saja tugas kalian sampai menbiarkan anak itu pergi tanpa diketahui banyak orang?"

"Lady Sunny, para pengawal sudah menjaga ketat di area sekitar." Jawab kepala pelayan.

Sean mengusap bibir dengan napkin lalu berdiri. "Ayah, aku akan memimpin untuk mencarinya."

"Tidak perlu."

"Tapi-"

"Ayah bilang tidak perlu, tidak ada yang bisa membantah! biarkan para pengawal mencari, kamu duduk di kamar dan belajar, kamu adalah pewaris jadi jangan bertindak hal yang merugikan keluarga kita."

Duchess Ornella setuju dengan sikap suaminya.

Kamila tersenyum sedih. "Kak, kakak Miselia pasti tidak pergi jauh. Tidak perlu khawatir, lagipula kakak Miselia juga yang membuat acara ini jadi tidak mungkin pergi terlalu jauh."

"Bagaimana jika dia diculik ayah?" tanya Sean yang tidak setuju dengan sikap ayahnya.

"Dia akan baik-baik saja, tidak ada penjahat yang berani bersikap nekat pada keluarga Ornella. Keluarga kita adalah keluarga perdana menteri turun temurun, musuh tidak akan berani berbuat nekat."

Sean kembali duduk dan menghela napas lega. "Ya, ayah."

Sunny menepuk tangan kakak kembarnya. "Tidak apa-apa."

Sean mengangguk kecil.

Mereka kembali melanjutkan makan dengan tenang.

-------

"Miselia, kamu terlihat tidak menyukai daging. Apakah kamu tidak lapar?" tanya ratu yang duduk di sebelahnya.

Miselia melihat berbagai macam menu daging yang menggugah selera. Daging, daging dan daging, apakah anggota keluarga kerajaan suka makan daging?

Helena bahkan sudah menghabiskan dua piring penuh steak kambing dan domba dengan anggun. Tapi kenapa tubuhnya masih terlihat kurus?

Miselia menatap iri tubuh Helena.

Helena yang menyadari sedang ditatap, melotot marah. "Apa?"

Miselia menggeleng. "Saya iri dengan tubuh anda, bisa makan banyak tapi masih terlihat kurus."

Helena terkejut lalu menunduk malu, menyingkirkan piringnya yang kosong lalu pelayan memberikan piring baru dan mengambilkan daging baru lagi.

Ezard menertawakan Helena. "Apakah kamu malu?"

Helena tidak menjawab lalu menenggelamkan diri dalam makanan.

Miselia khawatir Helena menjadi tersinggung. "Maaf, saya tiba-tiba berkata seperti itu. Maafkan saya."

"Tidak perlu, dia hanya malu karena tidak ada yang memuji cara makan dia." Tolak Ezard.

Miselia memiringkan kepalanya tidak mengerti.

Ratu menjelaskan ke Miselia. "Biasanya para lady tidak berani makan banyak, Helena selalu menahan makan saat di istana dan pesta sehingga tidak akan menimbulkan gosip dan perkataan menyakitkan, dulu waktu dia masih berusia 13 tahun ketahuan makan banyak oleh teman-teman, jadi diejek di belakangnya. Tidak ada yang berani mengejek seorang putri di depan secara langsung."

Miselia mengangguk mengerti. "Kalau begitu, saat ingin mengadakan pesta teh. Anda bisa mengundang saya sehingga bisa makan sepuasnya tanpa khawatir."

Helena mengangkat kepala dan mengerutkan kening. "Bukannya kamu ingin melarikan diri? bagaimana caranya kamu masuk istana sementara status kamu nantinya tidak ada."

Miselia lupa dengan hal itu. "Ah, benar juga. Sayang sekali anda tidak bisa mengundang saya."

Miselia sendiri juga kecewa karena tidak mendapatkan teman, mungkin Helena bisa dijadikan teman. Sayangnya keinginan itu tidak terwujud jika dia memutuskan menjauhi keluarga Ornella.

Ezard bisa melihat wajah sedih Miselia. "Apakah kamu tidak ingin tinggal di istana?"

"Ya?"

Helena menoleh. "Kakak."

"Mungkin Miselia bisa menjadi teman baik untukmu, Helena."

Miselia pernah mendengar, anak-anak perempuan para bangsawan tingkat menengah dan rendah bisa menjadi teman untuk putri tapi anak-anak perempuan bangsawan tingkat tinggi bisa menjadi calon istri pangeran mahkota.

Dan lady yang memiliki kedudukan tinggi adalah kakaknya, Sunny. Miselia juga sama, hanya saja orang lebih suka mengitari Sunny yang bijak dan Kamila yang polos.

Hanya anak-anak keluarga Ornella lah yang memiliki status tinggi dan bisa menjadi calon istri Ezard, sayangnya hanya Kamila yang diajukan sebagai calon istri. Hal inilah yang membuat bingung para pengikut keluarga Ornella. Kenapa malah anak haram yang diajukan, bukan anak-anak sah?

Miselia sendiri tidak paham dengan jalan pikiran kedua orang tuanya.

"Kamu baik-baik saja?" tanya ratu yang khawatir ketika melihat wjaah pucat Miselia.

Miselia menoleh dan menatap canggung ratu. "Tidak, saya tidak baik-baik saja. Saya izin undur diri."

"Istirahatlah, malam ini memang sangat berat." Kata raja.

Miselia mengangguk lalu berjalan menuju kamarnya. Malam ini benar-benar malam yang berat.

Setelah Miselia pergi, Helena berkata ke kakaknya. "Kami mendeteksi dia tidak berbohong, tapi kenapa dia tiba-tiba berubah drastis seperti itu? apa yang terjadi di keluarga Ornella?"

"Kamila adalah anak haram? bagaimana bisa putraku menikah dengan anak haram?" ratu ikut khawatir. "Keluarga Ornella benar-benar berbahaya. Suamiku, apa yang harus kita lakukan."

Raja menatap Ezard. "Apakah pemikiran kita sama?"

Ezard tersenyum kecil. "Tergantung."

Raja menghela napas panjang. "Biarkan anak itu ada disini, kita harus mengawasi perdana menteri Ornella."

"Bagaimana jika perdana menteri benar-benar jahat dan menyuruh wanita itu untuk menjadi mata-mata?" tanya Helena.

"Kita akan membereskannya, kita berikan apa yang wanita itu inginkan. Bukankah dia berkata jujur ketika meminta diusir ke kota yang jauh?" kata Ezard.

Helena tidak membantah.

Raja dan ratu setuju dengan pendapat Ezard. Mereka harus hati-hati dengan Miselia.

"Berikan salah satu pelayan kepercayaan kamu, Helena. Biar dia menjadi mata-mata kita." Saran ratu.

Helena mengangguk kecil lalu bertanya. "Dia tinggal di istana sebagai apa? keluarga Ornella pasti mencarinya."

"Benar juga, mereka berani menuduh keluarga kerajaan." Raja mengangguk sambil membelai jenggot panjangnya. "Tidak pantas menjadikan dia teman bermain Helena, mengingat status tingginya."

Raja, ratu dan Helena menatap Ezard bersamaan.

Ezard menatap bingung keluarganya. "Apa?"

"Setidaknya kamu berguna, Ezard." Angguk raja.

"Hah?"

"Kak, korbankan dirimu demi keluarga kita." Helena menepuk bahu kanan kakaknya.

"Apa sih?"

Ratu menyemangati Ezard. "Semangat putraku."

"Tunggu, kalian ini merencanakan apa?!"

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!