NovelToon NovelToon

SEBUAH RASA

ANDITA

Dahulu, ada seorang pemuda yang jatuh cinta dengan seorang gadis kaya raya, pemuda itu bernama Satria sedangkan si gadis bernama Marisa. Mereka berdua saling mencitai satu sama lain seakan tidak bisa di pisahkan, tapi sayangnya hubungan mereka di tentang oleh keluarga gadis tersebut. sampai akhirnya gadis tersebut memilih untuk pergi meninggalkan keluarganya demi menikah dengan Kekasihnya itu..

bertahun tahun mereka berdua hidup bahagia walau dengan ke sederhana'an, sampai akhirnya Marisa Hamil dan melahirkan seorang anak perempuan yang cantik Jelita.

Mereka menamainya ANDITA.

Marisa, Satria dan gadis kecilnya Andita hidup dengan sangat bahagia selayaknya keluarga.

sampai suatu hari. Marisa yang tak sengaja memergoki Satria berselingkuh dengan teman sekantornya, yang membuat Marisa sangat terpukul.

Marisa dan Satria setiap hari bertengkar terus - menerus dan tak memperdulikan Andita yang selalu mendengar kedua orangtuanya bertengkar, sampai pada akhirnya Satria pergi meninggalkan anak dan istrinya serta tak pernah kembali lagi.

Marisa yang tidak tau cara hidup sendiri akhirnya pulang meminta maaf pada orang tuanya tapi yang di dapatkan hanya cacian dan hinaan, tidak akan pernah menganggap dia sebagai anak mereka lagi.

Marisa merasa di permalukan dan sangat terluka di khianati dan terbuang.

Marisa Merasa tak ada masa depan untuknya lagi, sampai akhirnya Marisa mulai bekerja di sebuah Bar di pinggiran kota untuk menghidupi dirinya beserta anaknya.

tapi tak lama Marisa bekerja Dia mulai berubah, dan terkadang mengabaikan Andita, dia tak peduli tentang Andita. kadang kalo Marisa sudah tidak betah dirumah dia bisa pergi sesuka hati  dan tidak pulang kerumah berhari-hari. tapi Andita selalu setia untuk menunggu Ibunya pulang dan selalu memperlihatkan senyuman bahagia pada Marisa

Juga pernah sekali Andita berbicara pada Ibunya untuk tidak pergi tapi yang Andita dapatkan hanya pukulan keras dan teriakan makian yang Andita dapatkan. bukan hanya sekali atau dua kali Andita di perlakukan seperti itu oleh Marissa dan bila hatinya sedang tidak senang atau Andita membuatnya kesal Marisa akan memukul Andita Dan selalu menyisakan luka di tubuh Andita. terkadang Marisa dengan kejamnya mennyundut rokok di tubuh kecil Andita.

Andita tidak pernah sekalipun menangis, seakan Andita sudah lupa cara menangis. jika tubuhnya merasakan sakit Dia akan berbaring telungkup dikasurnya dan hanya bisa meringis kesakitan. entah kenapa Andita seperti sudah terbiasa diperlakukan seperti itu oleh Ibunya.

Andita sudah terbiasa menerima perlakuan keji Marisa. terkadang jika belum cukup dirasakan Marisa, Marisa akan berteriak histeris didepan Andita sambil mengatakan perkataan yang menyakitkan untuk anak yang baru berusia 6th.

" AKU MENYESAL TELAH MELAHIRKANMU!!!"

"HARUSNYA DULU AKU MEMBUNUHMU SAJA!!! "

" KAU INI ADALAH KESIALAN DALAM HIDUPKU!!! "

"PEEGI DARI HADAPANKU, AKU BENCI MELIHAT WAJAHMU, PERGI!!!. PERGI..."

berulang-ulang Marisa akan berteriak seperti itu kepada Andita, sedangkan Andita yang mendengar perkataan Marisa, Dia hanya bisa menunduk dan berdiri disudut ruangan tanpa bergerak sedikitpun serta diam seperti patung.

Andita benar - benar sudah terbiasa dengan suasana di sekitarnya seperti itu, apalagi Jika Marisa membawa seorang Laki-laki tak Hayal Andita akan di suruh masuk kedalam Lemari dan bersembunyi dalam waktu yang Lama.karna Marisa tidak ingin Andita terlihat oleh siapapun. dan terkadang Anditapun mendengar suara rintihan ibunya atau suara-suara yang lain yang seakan biasa dia dengarkan.

jika kalian menanyakan bagaimana perasaan Andita saat itu.

Andita pasti tidak akan bisa menjawabnya,  yang Andita tahu Dia ingin Ibunya selalu ada di sampingnya

hari ini pukul 12.00 siang, dan  sepertinya Marisa pulang terlambat lagi

Andita yang menunggu Marisa dengan sangat cemas kalau-kalau ibunya tidak kembali lagi. Andita terus  menunggu di depan pintu, memperhatikan gagang pintu agar bergerak serta pintu terbuka. dan benar saja tak lama gagang pintu itu bergerak dan terbuka terlihat Marisa yang wajahnya sedikit letih.

" Ibu, aku kangen ibu " ucap Andita yang langsung memeluk Ibunya ketika datang, tapi karna Andita masih terlalu kecil jadinya Andita hanya bisa sampai memeluk pinggang Marisa.

" APA-APAAN KAMU??. JANGAN MENYENTUHKU SEMBARANGAN!!! " Marisa sangat terkejut ketika Andita dengan cepat memeluk dirinya

Marisapun langsung mendorong Andita yang membuat Andita terhuyung menabrak bangku dan terjatuh, Marisa yang melihat kejadian itu Hanya pura-pura tidak melihat. sedangkan Andita merasakan sedikit sakit di lututnya tapi Dia mencoba untuk tidak merasakan.

" Kamu sudah makan? " Marisa menanyakan kepada Andita yang berada disampingnya tanpa menanyakan keadaan anaknya

" Belum ibu, makanan di kulkas sudah habis semua dan aku belum makan " ucap Andita seraya memegang perutnya yang berbunyi terus menerus

" Ini ambilah. beli makanan yang kamu mau" Marisa memberikan uang pecahan 100rb kepada Andita

" Apakah ini tidak terlalu banyak Ibu. atau ada yang harus aku beli?" ucap Andita sedikit berhati-hati karna takut melukai perasaan Ibunya

" Ambil saja beli. yang kamu mau" Marisa tak memperdulikan perkataan Andita

"Tapi,, Tapi ibu, ini..terl.." sebelum Andita menyelesaikan kalimatnya, Marisa terlihat kesal dan murka

BRUGH..

Marisa melempar tasnya ke arah Andita sambil berteriak

"SUDAH DI BILANG AMBIL YAH AMBIL!!!!.  KAMU INI DI BILANG SEKALI HARUSNYA NGERTI!!!.. SUDAH SANA PERGI, IBU MAU ISTIRAHAT.  PULANG KERJA CAPEK!!"

" Baik Ibu. aku pergi dan selamat beristirahat " Anditapun pergi meninggalkan Ibunya yang masih emosi

Andita berjalan keluar dengan perasaan yang tak menentu dan kebingungan, memang Andita sudah biasa diperlakukan seperti itu tapi Ibunya tidak pernah memberikan uang yang banyak jika Dia akan pergi membeli makanan untuknya. dan jika Ibunya memberikan uang dengan nominal besar Dia akan disuruh untuk mengembalikan sisanya. dan tak pernah sekalipun Ibunya itu menyuruhnya menghabiskan uang untuknya sendiri.

tapi untuk anak yang baru ber usia 6th di suruh menghabiskan uang dengan membeli semua ke sukaanya adalah hal yang sangat membahagiakan.

sesampainya Andita di rumah Dia tidak sekalipun berhenti terseyum. dengan membawa dua kantong plastik yang berisi makanan yang biasa Dia makan dan belum pernah Dia makan, juga Andita tidak lupa membelikan makanan untuk Ibunya.

Tapi sesaat Andita ingin mengajak Marisa makan bersama, Andita tidak mendapati ibunya di manapun. dikamarnya, dikamar mandi atau di balkon tempat biasa Ibunya merokok.

" IBU..IBU..IBU.." Andita berteriak memanggil Marisa

" Ibu, aku pulang bu.." Panggil Andita dengan rasa cemas

Tapi sekeras apapun Andita memanggil Marisa tidak ada suara sautan sama sekali sampai Andita terus mencari di sudut ruangan yang sudah Dia lewati tapi  Dia tetap tidak menemukan Marisa,

sampai akhirnya hanya ada uang Lima lembar berwarna merah di atas meja ruang TV, Andita tidak pernah berfikir jika Marisa akan pergi meninggalkannya untuk selamanya.

Andita pikir mungkin Ibunya sudah pergi berangkat kerja lagi. tetapi sudah seminggu lebih Marisa tidak pulang sampai Andita hanya bisa menunggunya di dalam rumah dan tak berani keluar, karna Andita takut kalau-kalau ibunya pulang dan tidak melihat Dia berada dirumah, Ibunya akan pergi lagi dan Andita tidak bisa melihatnya.

Dan sudah beberapa hari ini makanan di dalam kulkas beserta semua makanan yang Andita beli minggu lalu sudah habis Dia makan.

Dan sekarang Andita merasakan tubuhnya lelah dan lemas sekali.

Mungkin karna selama dua hari ini Andita hanya  meminum air saja, apalagi dia meminum  air dari keran dan belum makan apa-apa. Andita duduk di depan TV yang menyala tapi pandanganya tak  fokus dengan apa yang dilihat didepannya. dengan perasaan yang tak tenang sampai akhirnya Andita mulai bosan dan mulai berjalan bolak balik melewati pintu rumah seakan menunggu pintu itu akan terbuka

Tapi tiba-tiba saja, entah kenapa pandanganya menjadi gelap dan tubuhnya ambruk seketika seakan tidak kuat lagi untuk berdiri tetapi Andita masih sedikit tersadar dan Dia hanya bisa menatap samar-samar gagang pintu.

Andita terus menerus menatap gagang pintu tersebut walau bayanganya sekarang mulai kabur, Andita tetap berharap benda itu bergerak dan Ibunya muncul didepannya

tapi sayangnya pandangan mata Andita sudah mulai gelap sampai gagang pintu didepannya pun tidak bisa Andita lihat lagi dan Anditapun langsung terpejam.

walau matanya terpejam Andita masih bisa mendengar suara langkah kaki dan Andita berharap itu Ibunya yang datang.

CKLEK...

Andita masih merasakan suara pintu terbuka dan Andita mendengar Juga suara orang berteriak memanggil namanya tapi Itu suara yang sangat asing baginya.

" ANDITAAAA " teriak seseorang memanggil namanya

"ASTAGA, IBU!!! KAKAK BENAR-BENAR SUDAH GILA"

"CEPAT BAWA ANAK ITU KERUMAH SAKIT SEGERA!!!" Perintah seseorang

Dan Andita merasakan tubuhnya di angkat oleh seseorang

Ingin rasanya Andita buka matanya tapi  Dia sudah tidak sanggup untuk membuka matanya, Andita ingin tau siapa yang mengangkatnya dan ingin dibawa kemana, tapi saat itu juga Andita sudah tak sadarkan diri lagi.

***********

seorang perempuan paruh baya dan seorang perempuan Muda sedang berbicara dengan ekspresi kesal bukan main.

" AHK, KALAU TAU DARI AWAL HARUSNYA SUDAH AKU AMBIL ANAKNYA " teriak kesal perempuan

" Liat kelakuannya menelantarkan anaknya di dalam rumah tanpa ada seorangpun yang tau, dia ingin membunuh anaknya pelan-palan atau bagaimana???"

" IBU MACAM APA ITU!! "

"  Iya Mom, kakak sudah gila.. benar benar ingin membunuh anaknya sendiri"

" Jika kita terlambat saja anak yang tidak berdosa itu akan meninggal menanggung dosa orang tuanya "

" Untung pemilik rumah ini menelpon kita dan memberitahu semuanya.. ini benar- benar keterlaluan bu, liat sekeliling ruangan berantakan sekali "

" Aku pikir dia akan mengerti kesalahannya. tapi ternyata tidak sama sekali, padahal jika memang ingin pulang dan meminta maaf sekali lagi aku akan menerimanya lagi"

" CUKUP MOM, ini bukan kesalahan Mommy "

" Kakak itu memang sudah berubah, sudahlah sekarang kita harus fokus pada Andita saja"

" Ayo kita cepat menyusul Andita, Mom. disinipun percuma" ungkap perempuan muda itu mengajaknya pergi

Dua perempuan itupun langsung bergegas pergi meninggalkan rumah yang berantakan dan penuh dengan kepedihan.

*RUMAH SAKIT SEMOGA BAIK SAJA*

Di salah satu ruangan VVIP tiga orang berdiri dengan wajah serius dan terlihat raut kekhawatiran yang dalam.

" Bagaimana Ryan keadaanya?"

" Tidak apa-apa Tante, cuma kurang gizi saja karna kemungkinan Andita tidak makan selama beberapa hari dan juga Dia terlalu banyak meminum air seakan untuk menahan laparnya, tadi kondisinya sangat lemah dan untungnya dia cepat-cepat dibawa kesini" ucap seorang pria menjelaskan keadaan Andita setelah memeriksanya

perempuan paruh baya itu sedikit khawatir dan merasa cemas, melihat Andita yang terbaring seperti itu.

" Sudah Mom, Andita tidak akan apa-apa. kita berdoa saja semoga Andita cepat pulih dan sadar "

" Mommy merasa bersalah. harusnya kalau tau dari awal Andita jadi  seperti ini. Mommy akan memaafkan Marisa" perempuan paruh baya itu mulai menitikan air matanya seakan tak sanggup melihat Andita yang terbaring seperti itu

" Sakit Mommy melihatnya Mel, anak seusia Dia sudah di perlakukan sekejam itu oleh Ibu kandungnya sendiri"

" Sudah, Mom,, jangan di pikirkan lagi. yang penting Andita sudah sama kita sekarang Mommy temani Andita disini dan jangan cemas, aku akan bertemu dengan Ryan sebentar"

di ruangan lain seorang perempuan muda sedang berbicara serius dengan pria yang tadi memeriksa Andita

" Kenapa beib, kok nyuruh aku keluar, aku lagi nemenin Mommy "

" Sayang, kamu jangan kaget yah dan beritahu Ibumu pelan-pelan. aku mau ngomong sesuatu tentang Andita " Pria itu memegang tangan perempuan dengan lembut  tapi raut wajah pria tersebut terlihat cemas dan membuat si perempuan muda merasakan ada sesuatu yang buruk bakal terjadi

" Cepat katakan ada apa dengan Andita, ada apa dengannya??"

" HEUM... tubuhnya.." pria itu menjeda ucapannya sebentar sambil menghirup nafas panjang

 " Tubuh Andita, terdapat banyak luka lebam, memar dan luka bakar " suara pria itu sedikit bergetar saat memberitahu kondisi Andita

" APA!!!. YA, TUHAN APA LAGI INI!! "ungkap perempuan muda itu yang tak percaya dengan apa yang barusan Dia dengar

" Apa yang akan aku katakan pada Mommy??"

"Aku tidak ingin membuat Mommy pingsan mendengarnya apalagi melihatnya " perempuan muda itu mulai ketakutan dan cemas bukan main

" Honey, kamu sabar tarik nafas dulu kamu jangan cemas. oke!"

" GIMANA AKU GAK CEMAS, ANAK ITU HAMPIR MATI SAAT DI TEMUKAN AKU DAN MOMMY TERUS SEKARANG AKU MENDENGAR DARIMU KALAU TUBUHNYA PENUH LUKA MEMAR??? GILA... INI SUDAH GILA!!" perempuan itu mulai berteriak meluapkan emosinya yang sudah tidak bisa Dia bendung

" Aku harus menemukan kakak ku, dan menuntut pertanggung jawabannya jika dia tidak mau aku akan menjebloskan dia ke penjara "  ucap perempuan itu sebelum meninggalkan prianya

" HONEY.."

" SAYANG,, MELISA" teriak pria tersebut memanggil perempuan itu dan seberapa keras pria itu memanggilnya perempuan tersebut terus berjalan tak menghiraukan pria tersebut

perempuan itu berjalan dengan perasaan emosi ke arah dimana Andita di rawat, sesampainya di kamar Andita Dia terdiam untuk sesaat melihat  Andita yang masih terbaring dan Diapun mulai membuka pakaian Andita satu persatu.

perempuan paruh baya yang berada di samping Anditapun terkejut dengan apa yang Dia lakukan sesaat perempuan paruh baya itu akan menanyakan.

tiba-tiba matanya melotot melihat tubuh Andita, banyak terdapat luka lebam dan memar di seluruh tubuh Andita serta terlihat juga bekas luka bakar di tubuhnya.

perempuan paruh baya itu yang melihat terjatuh dari tempat semula ia berdiri seakan tubuhnya tidak kuat untuk menopang sedangkan perempuan muda itu hanya bisa mencengkram pakaian andita dengan kuat seolah olah amarahnya tidak bisa di bendung lagi.

perempuan muda  itu menjelaskan kepada perempuan paruh baya tersebut kenapa dan dari mana Andita dapat luka - luka tersebut, dan membuat perempuan paruh baya itu hampir terjatuh lagi jika tidak di sanggah oleh perempuan muda itu dan menempatkannya di kursi samping agar  Dia bisa duduk.

"Cobaan apa lagi ya Tuhan pada keluargaku ini " perempuan paruh baya itu menangis sambil memegang dadanya merasakan sakit yang amat sangat menyesakan Hati.

Beda dengan perempuan muda itu yang penuh dengan rasa amarah yang meledak-ledak seakan murka.

ANDITA II

Sudah beberapa jam Andita terbaring dan belum bangun juga sampai tiba-tiba Andita mulai terbangun Dia merasakan aneh pada tubuhnya dan melihat sekelilingnya yang merasa asing untuknya.

 

" Ini bukan rumahku" seru Andita

Andita melihat selang di tangannya, ruangan yang bersih juga dingin dan yang lebih anehnya Andita melihat dua perempuan didepannya yang tertidur dengan lelap di bangku sofa

" ini dimana?" ucap Andita lemah

Walau suaranya lemah tapi bisa membangunkan kedua perempuan tersebut.  begitu melihat Andita yang sudah sadarkan diri, merekapun menghampiri Andita dengan cepat, melihatnya dengan seksama serta terlihat di mata mereka yang mulai berkaca-kaca.

" Akhirnya kamu sadar juga Andita "

"Mel, cepat panggil Ryan bilang Andita sudah bangun"

" Baik, Mom "

Andita melihat satu perempuan yang wajahnya mirip sekali dengan ibunya, yang baru saja bergegas keluar ruangan dengan terburu-buru.

tinggal Andita dan perempuan paruh baya itu yang menatap Andita dengan sangat lembut yang sepertinya pernah Andita lihat sebelumnya, tapi Andita merasa lupa pernah melihatnya dimana. tetapi saat perempuan  itu tersenyum padanya.

Anditapun langsung mengingatnya.kalau perempuan itu pernah Andita lihat di dalam dompet Ibunya dan Ibunyapun sempat merobeknya serta membuangnya, Andita yang penasaranpun akhirnya mengambil sobekan foto tersebut dan memperbaikinya..

tapi siapa Dia Anditapun tidak tahu, karna setiap Andita bertanya pada Ibunya, Marisa tidak pernah mau menjawabnya.

" Dita, ada yang sakitkah. mau minum. atau kamu lapar HAH?!!??" tanyanya sedikit cemas

" Maaf, ibuku dimana??. aku ingin ketemu ibu,," pinta Andita yang sedikit ketakutan

Andita melihat raut wajah perempuan tersebut berubah saat Dia menanyakan Ibunya. dan kemudian perempuan itu menitikan air matanya sambil mendekap erat Andita.

" Ibu dimana??" tanya Andita sekali lagi dengan suara bergetar

" Ibumu sudah tidak ada di sini" ucap perempuan paruh baya tersebut

" Memang ibu kemana??"

perempuan itu hanya terdiam tak menjawab apapun dan Andita merasa ada yang aneh pada dirinya seakan ada sesuatu yang buruk terjadi padanya dan anditapun mulai menangis sambil memanggil-manggil ibunya. serta melepaskan dekapan perempuan itu.

"IBU..IBU..IBU.." teriak Andita

" HIKZ..HIKZ.. " Anditapun mulai menangis

" Ibu.. ibu.. ibu dimana. Dita ingin ketemu ibu. kenapa ibu ninggalin Dita. Ibu dimana???"

Andita mulai histeris dan meronta ronta ingin keluar dari ruangan tersebut.sampai infusan di tangannyapun terlepas

tapi untungnya beberapa orang yang baru datang, mendengar suara Andita dan masuk kedalam serta menahan Andita berontak dengan sangat kuat.

Andita dipaksa kembali ke tempat tidurnya dan diapun terbaring kembali, mereka membiarkan Andita tenang sampai pada akhirnya Andita mulai melunak setelah melihat Andita yang sudah agak tenang barulah kedua  perempuan itu mengenalkan diri pada Andita.

" Sayang jangan takut kami disini akan menjagamu, perkenalkan namaku Melisa" ucap perempuan cantik dan modis yang terlihat seperti Ibunya

Andita baru mengetahui jika Ibunya mempunyai saudara kembar dan dihadapannya sekarang adalah tantenya.

waktu pertama Andita melihatnya Andita sempat terkejut mengira kalo itu ibunya tapi Andita langsung tersadar karna perempuan itu tidak punya tahi lalat di mata bawah sebelah kiri.

" Dan aku adalah Dewi Sartika Ibu dari Ibumu" ucap perempuan paruh baya yang terus-terusan menitikan air matanya itu

dan Anditapun tidak menyangka jika dia masih mempunyai nenek dan Andita kenal betul dengan wajah perempuan itu yang dia tahu dari foto yang  di sobek Ibunya.

mereka menceritakan semua pada Andita apa yang terjadi saat Andita di tinggal sendirian, mereka berkata bahwa Ibunya sengaja meninggalkan Andita karna mereka mendapatkan kabar bahwa Marisa kabur dan ingin tinggal bersama kekasih barunya dan tidak berniat untuk membawa Andita bersamanya.

saat mendengar berita itu, mereka langsung bergegas datang ke kediaman Andita.

saat mereka mendobrak pintu rumah, mereka menemukan Andita sudah terbaring didepan pintu dalam keadaan lemah.

Dan merekapun menceritakan sudah beberapa kali ingin membawa Andita tapi selalu dihalangi oleh Marisa jika masih bersikeras juga untuk membawa Andita.

maka Marisa akan bunuh diri bersama anaknya

Dan akhirnya mereka menyerah untuk meminta Andita pada Marisa, sampai akhirnya mereka bisa menemukan Andita yang terkapar di rumah tersebut.

walau Andita ditemukan karna Ibunya yang tiba-tiba menelpon pemilik rumah untuk melihat keadaan Andita dan menyuruh menelpon seseorang yang tak lain adalah neneknya Andita sendiri.

saat mendengar semua itu, anehnya Andita tak menangis sama sekali, hanya terdiam membisu tapi dia merasakan kalau dadanya sakit benar-benar sangat sakit yang membuat Andita seakan sulit untuk bernafas.

Dan tiba-tiba saja seseorang memeluk Andita sangat erat, erat sekali.

"Tidak apa-apa Andita. Tidak apa-apa, sekarang kamu bersama kami. kamu akan baik-baik saja, kami menyanyangimu"

Entah kenapa saat Andita mendengar kata-kata itu atau Memang karna pelukannya tiba-tiba saja Andita mengingat semua perlakuan Ibunya pada saat mereka tinggal bersama dulu.

Saat Andita dimana harus bertahan dengan semua siksaan yang Ibunya berikan padanya, perlakuannya terhadap Andita semua terekam bagai sebuah video yang di putar didepan mata Andita dengan sangat jelas dan terus tiba- tiba mulai memudar dan menghilang. kemudian Andita menangis histeris

" WUAAAAAH,,WUUUAH,, WUAH." tangis Andita yang menyayat hati

untuk pertama kalinya Andita berteriak serta menangis seperti itu.

seakan- akan Andita ingin melepaskan semua beban perasaannya dulu yang tidak pernah dia keluarkan

perasaan marah, kesal dan benci yang tak pernah bisa Andita tunjukan pada siapapun.

" Tidak apa-apa, menangislah!!! Menangislah sepuasmu setelah itu kamu harus lupakan semuanya. kubur semua luka yang telah kamu rasakan, sudah Seharusnya kamu bahagia. kami akan menjagamu dan selalu bersamamu " ungkap Melisa  yang ikut memeluk Andita.

tante dan neneknya yang memeluknya dengan sangat erat, Andita merasakan kehangatan yang tidak pernah dia dapatkan waktu Dia tinggal bersama Ibunya.

Andita merasa sangat nyaman dipelukan mereka berdua dan entah  bagaimana Anditapun terlelap di pelukan mereka saat ini.

 

*******************

beberapa hari kemudian Andita sudah diperbolehkan pulang, karna keadaan Andita sudah mulai membaik. dan Anditapun sudah bisa menerima keadaanya saat ini.

Melisa tantenya Andita sedang sibuk membereskan barang serta keperluan Andita semasa di rawat dirumah sakit.

" Tante Mel, kenapa nenek tidak ikut menjemputku??" tanya Andita

" Nenek gak bisa ikut soalnya sedang mempersiapkan segala keperluan Dita " jawab Melisa sembari memasukan baju Andita kedalam tas besar

" Tante" ucap Andita pelan

"Iya, sayang.. Ada apa??"

"Boleh tidak nanti aku mampir melihat tempat tinggalku dulu untuk terakhir kali" pinta Andita

Melisa yang sedang beres-beres sedari tadi langsung terhenti mendengar ucapan Andita dan menoleh ke arah Andita serta memandanginya  agak sedikit khawatir.

" untuk apa. semua barang-barangmu sudah di bawa ke rumah baru, jadi tidak ada apa-apa lagi disana" ujar Melisa karna tidak ingin keponakannya itu jadi sedih

" Bukan Tante. bukan itu maksud ku, aku hanya ingin melihat rumahku untuk terakhir kali saja dan tak akan masuk kedalam hanya melihat dari depan saja "  ucap Andita menjelaskan pada tantenya

" kamu yakin??" Melisa sedikit cemas

" iya tante, aku yakin sekali " jawab Andita sambil mengangguk

siang Jam 13.00 Andita sudah sampai depan rumah yang dulu dia tempati bersama ibunya

" kamu mau turun Dit?" tanya melisa kepada keponakannya

" gak tante di dalam mobil saja, aku hanya ingin memandangnya sebentar saja" jawab Andita tanpa menoleh ke Melisa.

Andita hanya melihat kearah rumahnya dari balik kaca mobil, matanya menerawang melihat rumahnya yang dulu dia tempati

"selamat tinggal rumah, selamat tinggal Ibu tersayang " Ucap Andita pelan sambil melambaikan tangan

setelah merasa puas Anditapun menarik nafas dan mengeluarkan lagi udara yang dia tarik

seraya berkata " ayo tante kita pergi" ucap Andita sambil tersenyum

" ayo, kita pulaaang " Melisapun mulai menginjak gas mobil dan melaju pergi meninggalkan rumah dan meninggalkan kenangan Andita juga disana.

*SELAMAT TINGGAL DAN TERIMA KASIH*

ANDITA III

RUMAH BARU

"Nah ini rumah baru kamu sekarang"

Andita tak pernah berfikir jika rumah barunya akan sebesar istana yang Andita sering lihat di buku cerita yang suka Andita baca. Dari depan saja tadi Andita sudah sangat takjub dari halaman yang luas dipenuhi dengan bunga warna warni dan tadipun Andita sempat melihat mobil-mobil mewah berjejer di depan halaman.

Saat Andita dan tantenya Melisa masuk kedalam.

Andita sangat terpanah sampai Dia lupa mengedipkan matanya, karna begitu terkejutnya melihat pemandangan yang begitu luar biasa.

baru masuk saja andita sudah disuguhi pemandangan indah, dari tiap sudut rumah Andita dibuat terperangah.

Dari Lantai rumah yang terbuat dari marmer dengan warna berbeda-beda di setiap sudut ruangan terdapat gucci dengan ukuran sangat Tinggi melebihi ukuran dirinya atau tantenya, belum lagi Dia melihat tangga yang seperti di istana dogeng.

Warna dinding putih bersih dan sebagian ada corak bermotif bunga, benar-benar enak untuk di pandang.

Belum langit-langit rumah yang tinggi dengan warna biru yang di hiasi Lampu kristal menggantung di atasnya.

Andita benar-benar terpana sampai lupa caranya mengedipkan matanya.

" ANDITAAA.. SAYAAANG.." teriak seorang wanita paruh baya saat melihat Andita dan langsung tiba-tiba memeluknya

" Gimana perjalananya, Tidak jauhkan??.  capek tidak??.  bunda udah beliin kamu snack yang enak-enak Loh" ungkapnya pada Andita yang masih terheran-heran

Saat mendengar kata Bunda, raut wajah Melisa terlihat terkejut

" Hah,,, bunda?? " Ucap melissa menyakinkan dirinya

"Loh, memang kenapa. kamu gak suka kalau Mommy, maunya di panggil bunda? "

" what??.  come on Mom,  udah setua ini pengen di panggil bunda.  gak salah Mom??" ucap Melisa lagi dengan nada tak suka

" MeL, kamu itu bawel banget sih usia Mommy baru 58thn dan wajah Mommy masih terlihat muda, terus apa salahnya jika Mommy meminta Andita memanggil  dengan sebutan Bunda?? "

"Trus aku panggil Mommy apa??.  bunda juga gitu??"

" ya itu mah terserah kamu, Mommy tidak menyuruhmu tapi Mommy menyuruh Andita panggil BUNDA" ucapnya dengan tegas dan bangga

dan akhirnya Nnenek dan Tante Anditapun  mulai berdebat karna masalah panggilan yang menurut Tantenya tidak pantas Ibunya di panggil dengan sebutan Bunda, amat sangat memalukan tapi ibunya tetap bersikeras ingin di panggil Dengan sebutan Bunda.

Andita yang melihat pertengkaran mereka berdua  hanya bisa menahan tawa, sebenarnya Andita melihat perdebatan atau pertengkaran baginya sudah biasa tapi untuk pertama kalinya Dia melihat pertengakaran tapi membuatnya ingin tertawa.

" hugfffft.." Andita mencoba untuk tidak tertawa dengan menutup mulutnya

" Tuh Mom Lihat, Dita aja sampe pengen ketawa masa Mommy gak malu sama cucu sendiri " ucap melisa sembari menunjuk pada andita yang masih menutup mulutnya

" Gak kok aku tidak menertawakan nenek eh maksudku Bunda " ucap Andita membela diri sambil mengedipkan matanya pada wanita paruh baya itu

 " HA.HA.HA.HA.HA." terdengar suara tawa kencang dari perempuan paruh baya itu

"Tuh.. kan gak apa-apa buktinya si Dita mau panggil Mommy, bunda " ucap wanita paruh baya itu dengan Nada puas

" sini cucu kesayangan Bunda, Cium dulu Muuuuuaaach.." ucapnya sekali lagi seraya mencium pipi Andita

" astaga,, aku merinding lihat kalian ber dua "

Ucap melisa meninggalkan mereka berdua sambil bergidik tak percaya dan saat Melisa sudah menghilang dari pandangan mereka berdua.

tiba-tiba Andita dan Neneknya tertawa bersama.

setelah drama keluarga yang terjadi tadi setelah makan siang,  Melisapun membawa Andita berkeliling didalam rumah tersebut, Dia membawa Andita keruangan-ruangan yang ada dirumah itu, dari perpustakaan, ruang bioskop mini, ruang bermain sampai akhirnya Melisa berdiri di depan pintu

" coba kamu buka pintunya " Melisa menyuruh Andita untuk membuka pintu tersebut

Pintu berwarna coklat dengan ukiran yang sangat indah dan terdapat tulisa namanya  "ANDITA"

Dengan sedikit gugup Andita membuka pintu

CKLEK..

saat pintu terbuka, melisapun mempersilahkan  Andita masuk ke dalam. betapa terkejutnya Andita  melihat ruangan sangat besar dengan dekorasi yang indah, dinding kamar yang bergambar Bintang warna warni,

Lemari yang di penuhi boneka berbagai macam karakter dan tak Lupa lemari pakaian yang tinggi serta terdapat karpet berbulu warna putih yang jika di injak amat sangat lembut.

Sesaat Andita sangat terkesan dengan ruangan itu, apa lagi saat melihat lemari buku yang didalamnya terdapat buku-buku cerita yang sejajar dengan meja belajar yang sudah terisi barang-barang yang tak pernah Andita lihat atau dia bayangkan sebelumnya.

"bagus tidak??" tanya melisa pada andita yang terus-terusan melihat ruangan kamarnya

" Bagus. sangat bagus Tan" ucap Andita yang masih terkagum kagum dengan kamarnya

" kamu suka??"

"EH...!!?" Andita sedikit terkejut

Melihat reaksi keponakannya itu, Melisa hanya tersenyum

"Iya, ini akan jadi kamarmu"  Melisa memberitahu

"Aku boleh memiliki kamar ini??" tanya Andita yang tak percaya

"Iya ini kamarmu atau kamu ingin ganti??"

"AHK, TIDAK.. tidak tante,  Aku sangat suka.. aku mau" seru andita senang

" Syukurlah kalau kamu senang " ucap Melisa

"jika ada yang ingin kamu tambahkan untuk di kamar jangan sungkan bilang ke Tante yah!!"

" gak Tante, ini sudah cukup untukku.. terima kasih Tante Mel "

" Sama-sama keponakan Tante yang cantiik "

Melisa mencubit pipi Andita pelan sambil tersenyum bahagia.

"MEL, BAWA ANDITA KEBAWAH SINI!!! " Teriak suara dari bawah

" ayo Dit, Bunda udah manggil tuh"

Andita yang mendengar tantenya bilang Bunda, membuat Andita ingin tertawa tapi Dia tahan dan mengikuti Tantenya dari belakang.

Sepertinya Tantenya tak sadar memanggil Ibunya sendiri dengan sebutan Bunda

" ada apa Mom, kenapa teriak-teriak segala"

"sini Andita, Bunda mau memperkenalkan kamu sama penghuni rumah ini " ucap Neneknya  yang tak peduli dengan ucapan Melisa

mendengar kata BUNDA semua orang yang berkumpul saling memandang satu sama lain keheranan seolah-olah ingin bertanya tapi tidak ada yang berani untuk bicara

Ternyata Nneneknya, memanggil Andita untuk memperkenalkan orang-orang yang tinggal di rumah ini.

perkenalan pun di mulai dari Mbok Iyem wanita paruh baya yang berbadan gemuk dan terlihat murah senyum. yang bekerja sebagai koki dirumah.

 Neneknya bilang  Mbok Iyem sudah lama ikut Beliau dan Dia amat sangat mahir dalam memasak dan masakannya selalu enak-enak.

pak Burhan pria tinggi hitam manis dengan kumis tipis, Dia yang akan menjadi supir Andita nantinya Terakhir adalah Mba Lisa perempuan manis yang sedikit malu-malu adalah orang yang akan mengurusi semua keperluan Andita saat Andita berada di rumah. sebenarnya pembatu dirumah ini banyak tapi biasanya Neneknya hanya menyuruh datang pergi dan pulang saat menjelang sore, karna mereka adalah pekerja lepas yang tinggalnya tidak jauh dari komplek kediaman Neneknya. makanya dari itu Neneknya hanya memperkenalkan orang kepercayaannya saja.

" Nah sekarang kamu sudah kenal dan sudah tau kan, skrng kamu perkenalkan diri "

" HALO.. NAMAKU ANDITA SALAM KENAL" ucap Andita sambil tersenyum lebar pada mereka yang terlihat senyumannya sangat manis membuat seisi rumah terpanah dan tak sadar merekapun bertepuk tangan

**************

Malamnya di ruang keluarga Ibu Dewi dan anaknya Melisa sedang berbincang-bincang

" Andita sudah tidur Mel?? "

"sudah Mom, setelah banyak bercerita tiba - tiba Dia tertidur "

" Kamu sudah mendaftarkan Andita kesekolah kan?"

" Sudah Mom, harusnya tahun lalu dia bersekolah tapi sepertinya Marisa tidak menyekolahkannya jadi dia masuk terlambat"

"sudah, jangan bahas kakakmu lagi Mommy sudah tidak ingin mendengarnya.  yang penting Andita sudah bersama kita, terserah Dia ingin melakukan apapun bukan tanggung jawab Mommy lagi "

" iya Mommy benar, tapi aku ingin tau kenapa dia bisa melantarkan anaknya seperti itu, aku akan mencarinya dimanapun tak perduli harus menghabiskan waktu yang lama atau uang yang banyak. aku hanya ingin Dia mempertanggung jawabkan semuanya ini "

" Mommy terserah kamu saja, tapi Mommy sudah tidak mau terlibat denganya lagi apa lagi sampai membawa Andita lagi sampai kapanpun Mommy tidak akan sudi "

"trus bagaimana kata Ryan, tentang Luka-lukanya Andita??"

 " apa bisa Disembuhkan??"

" Ryan bilang ada beberapa yang akan sembuh ada beberapa yang tidak dan jalan satu-satunya operasi plastik Mom. dan itupun tergantung Andita mau atau tidak melakukannya "

"tapi sekarang dia masih kecil belum bisa mengambil keputusan, tunggu sampai dia dewasa biarkan Dia yang memutuskan. tapi kalau Mommy berharap lukanya cepat hilang dari tubuhnya agar Dia bisa bahagia dan melupakan masa lalunya yang buruk"

" percayalah Mommy, Andita akan bahagia bersama kita"

"yasudah, kalo begitu Mommy istirahat dulu, kamu juga harus tidur besok mesti mempersiapkan keperluan Andita kan"

" Iya Mom, habis aku mau membereskan berkas-berkas dulu"

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!