NovelToon NovelToon

Sahara In Love

1 : Pria menyebalkan

Kamu tau apa yang paling membahagiakan dalam hidup?

Hal yang paling membahagiakan dalam hidup adalah ketika harapan yang selalu kamu nantikan pada akhirnya dapat tercapai, harapan yang sempat kamu ragukan. Sejak masih kecil harapan terbesar Sahara adalah memiliki keluarga yang sempurna dengan Ibu dan adik-adiknya, tapi semua harapan itu baru terwujud di usianya yang kelima.

Saat melihat pernikahan Daddy nya dia tidak bisa menggambarkan bagaimana perasaannya akan memiliki seorang Ibu adalah harapan terbesarnya dan pada akhirnya akan tercapai. Meskipun tidak memiliki hubungan darah, tapi Sahara dan Fahisa begitu dekat hingga saat ini ketika usia Sahara sudah menginjak duapuluh dua tahun.

Sahara tumbuh menjadi seorang gadis yang cantik, ramah, dan masih sama dia sangat manja dan cerewet. Namun, setiap hari Sahara selalu bersyukur akan apa yang sudah dia dapatkan rasanya benar-benar bahagia bisa mendapatkan keluarga yang begitu sempurna.

Sempat muncul perasaan iri ketika melihat kedua adiknya yang mendapatkan begitu banyak kasih sayang di masa kecilnya, terutama kasih sayang seorang Ibu yang telat dia dapatkan. Namun, semua rasa iri itu berhasil dia buang jauh-jauh karena rasa sayang yang Sahara miliki lebih besar dari apapun.

Di usianya yang semakin dewasa Sahara sudah sangat mengerti hal-hal yang harus dia lakukan termasuk menjaga kedua adiknya yang sekarang sudah masuk sekolah menengah atas. Setiap hari sekolah Sahara yang selalu mengantar dan menjemput keduanya meskipun Daffa mengatakan bahwa Pak Hadi bisa melakukannya, tapi Sahara menolak dia suka menjemput adik-adiknya pulang sekolah.

Selama ini Sahara begitu dekat dengan Devina dia sering bercerita tentang banyak hal dan juga mengajaknya jalan-jalan ketika sedang bosan di rumah, keduanya saling menyayangi.

Saat ini Sahara menekuni bidang fashion dengan menjadi seorang designer ternama bahkan bukan sekali dua kali dia turut menghadiri acara fashion ternama dan merk pakaiannya pun sudah di kenal di mana-mana. Tadinya Daffa ingin Sahara bekerja di kantornya, tapi anak itu malah menolak dengan berbagai alasan.

Dan salah satu alasannya.

"Ara tidak mau Daddy nanti orang-orang pada bicariin Ara karena kerja disana"

Akhirnya Daffa hanya membiarkan anaknya itu melakukan apa yang dia mau dan Daffa mendukung sepenuhnya. Namun, ada baiknya juga Sahara memiliki usaha sendiri karena beberapa kali Sahara bisa menghabiskan waktu di rumah dan masih memiliki waktu untuk dirinya sendiri.

Saat ini Sahara sedang dalam perjalanan ke tempat butiknya setelah dia mengantar kedua adiknya berangkat sekolah dan selama perjalanan ponselnya berdering terus menerus, tapi dia abaikan. Hari ini dia akan cukup sibuk karena akan menghadiri acara fashion show juga pertemuan dengan beberapa orang yang akan menjadi model baru dari produknya.

"Aiss kenapa orang-orang ini sibuk sekali sih? Aku kan lagi menyetir tidak bisa sabar sedikit apa ya?" Gerutu Sahara ketika ponselnya masih terus berdering

Sekitar sepuluh menit akhirnya Sahara sampai dan dia langsung melangkahkan kakinya ke dalam, dia akan menjalani hari yang panjang.

"Kak akhirnya datang juga." Kata seorang wanita yang kini berlari kecil menghampirinya

Mengedarkan pandangannya Sahara melihat keadaan studio yang nampak sibuk dengan sesi pemotretan, dia cukup puas karena para modelnya sangat profesional. Melangkahkan kakinya ke salah satu ruangan Diandra mengikuti langkah kaki atasannya dan ikut masuk kedalam ruangan.

"Kak ada sedikit masalah." Kata Diandra yang membuat Sahara langsung menatapnya dengan malas

Tidak bisakah sehari saja tanpa masalah?

"Apa lagi?" Tanya Sahara sambil menyandarkan tubuhnya di kursi kerja miliknya

"Salah satu model yang sebelumnya akan menandatangani kontrak hari ini tiba-tiba berniat untuk membatalkannya Kak." Kata Diandra

Menghela nafasnya pelan Sahara sudah biasa menghadapi hal seperti ini karena salah satu dari modelnya pasti ada yang suka membatalkan seperti itu, menyebalkan.

"Siapa orangnya?" Tanya Sahara

"Alexandra dia model yang terkenal Kak sangat sulit bekerja sama dengan dia." Kata Diandra membuat Sahata mendengus kesal

Sulit apanya?

Dia bahkan tidak perduli karena dia tidak akan mau bekerja sama dengan orang yang suka membatalkan janji seperti itu, sangat tidak profesional.

"Yasudah kita cari model lain saja." Kata Sahara

Menatap atasannya dengan tidak percaya Diandra jadi lemas sendiri ketika mendengarnya. Bagaimana mungkin dia mencari model dalam waktu yang begitu singkat?

"Kak apa tidak sulit? Waktunya kan besok." Kata Diandra hati-hati

Menghela nafasnya pelan Sahara berfikir sejenak memikirkan langkah apa yang harus dia lakukan. Masalahnya ini untuk acara fashion show besok dan tentu saja dia harus mencari model yang profesional.

"Astaga membuat pusing saja! Bagaimana bisa dia tidak profesional begitu?!" Kesal Sahara

"Kenapa tidak Kakak saja? Bukankah Kakak sempat menjadi seorang model juga?" Kata Diandra membuat Sahara menatapnya dengan tajam

"Aku?! Yang benar saja! Kamu tidak lihat tubuhku ini sama sekali tidak seperti model." Kata Sahara

"Tapi, Kakak kan cantik lagi pula tubuh Kakak juga bagus kok." Kata Diandra berusaha meyakinkan atasannya

Hei, dia tidak mau mencari model dalam waktu sehari karena itu bukan hal yang mudah.

"Dengar Ra aku memang pernah menjadi seorang model, tapi sekarang aku sama sekali tidak mau. Kamu tau? Mungkin aku akan dijadikan bahan omongan nanti." Kata Sahara

Dulu dia memang sempat mencoba menjadi seorang model, tapi dia tidak kuat terlalu banyak pantangan dan hal yang paling tidak bisa dia lakukan adalah menjaga pola makannya.

"Tapi, Kak apa mungkin kita bisa dapat seorang model untuk besok?" Kata Diandra dengan tidak yakin

"Kita coba dulu kalau tidak bisa biar aku yang melakukannya." Kata Sahara

"Baiklah aku akan coba cari dan Kak nanti malam Kakak punya jadwal untuk menghadiri acara fashion show." Kata Diandra mengingatkan

Mengangguk singkat Sahara meminta asistennya itu untuk keluar dari ruangan dan setelah wanita itu keluar Sahara kembali membuat sketsa untuk pengeluaran model terbaru pakaiannya.

Jika sudah berkutat dengan pensilnya Sahara akan seharian berada di ruangannya dan tidak keluar kecuali saat makan siang atau jika ada sesuatu yang penting.

Dia sangat suka rutinitasnya.

¤¤¤¤

Saat makan siang tiba pintu ruangannya di ketuk bersamaan dengan masuknya seorang pria yang sangat menyebalkan dimata Sahara. Namanya Arjuna dia merupakan Kakak kelasnya ketika masa sekolah dulu dan hampir setiap hari pria itu datang ke tempatnya lalu mengganggunya.

Rasanya Sahara akan mengidap darah tinggi jika terus menerus bertemu dengan Arjuna yang tidak pernah berhenti mengganggunya.

"Selamat siang sayang"

Mendapat sapaan seperti itu membuat Sahara mendongak dan menatapnya dengan tajam, tapi pria itu nampak santai dengan senyuman manisnya.

"Kak Juna ngapain sih datang kesini terus?!" Tanya Sahara kesal

Mendudukkan dirinya di salah satu sofa Arjuna menunjukkan apa yang sudah dia bawa dan sialnya melihat hal itu mata Sahara langsung berbinar, sial kalau soal makanan dia tidak bisa menolak.

"Aku bawakan pizza untuk kamu." Kata Arjuna

Menggelengkan kepalanya dengan cepat Sahara berusaha meyakinkan dirinya untuk menolak, tidak dia harus menghindari Arjuna.

"Aku lagi sibuk Kak." Kata Sahara sambil kembali memfokuskan dirinya ke sketsa yang sedang dia gambar

"Makan dulu Ra aku beli yang kesukaan kamu." Kata Arjuna

Menyerah akhirnya Sahara meletakkan pensilnya dan menghampiri Arjuna yang sekarang tersenyum senang.

"Ishh Kakak ini kalau datang selalu bawa makan, mau buat aku gendut ya?" Kata Sahara dengan wajah kesalnya

Tertawa kecil Arjuna mengusap lembut rambut panjang Sahara dan membuat wanita itu sedikit tersentak.

"Memang itu tujuanku sayang aku suka sekali melihat pipi kamu yang semakin tembam." Kata Arjuna

"Sayang sayang jangan panggil aku sayang!" Kata Sahara kesal

Sudah sejak lama Arjuna yang menyukai Sahara selalu berusaha mendekatinya, tapi Sahara selalu menolaknya. Bukan karena tidak suka hanya saja Sahara merasa nyaman menjadi teman seperti sekarang.

Ya, meskipun sikap mereka tidak seperti orang berteman tetap saja Sahara ingin hubungannya terus seperti ini.

"Galak"

Mengabaikan perkataan itu dengan mata berbinar Sahara membuka box pizza dan mulai memakannya membuat Arjuna tersenyum sambil memperhatikannya.

"Kakak tidak mau makan?" Tanya Sahara

Saat menoleh Sahara dibuat terpaku dengan tatapan lembut Arjuna apalagi pria itu tersenyum dengan begitu manis. Mengulurkan tangannya Sahara tersentak ketika tangan Arjuna mengusap lembut sudut bibirnya.

"Kamu harus makan teratur Ra jangan terlalu sibuk bekerja sampai lupa makan." Kata Arjuna yang sudah sangat hafal dengan kebiasaan gadis dihadapannya

Mengangguk canggung Sahara kembali menyantap pizza nya dan mencoba untuk mengabaikan Arjuna disampingnya.

"Nanti malam kamu akan menghadiri acara fashion show kan? Perlu aku antar? Acaranya malam tidak baik kalau bawa mobil sendiri apalagi kamu pasti akan pulang agak larut." Kata Arjuna

"Tidak perlu Kak aku bisa sendiri." Kata Sahara membuat Arjuna menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan

"Apa Kakak tidak punya pekerjaan? Kenapa selalu datang ke sini?" Tanya Sahara berusaha mengalihkan pembicaraan setelah melihat perubahan ekspresi Arjuna

"Aku? Tidak, kamu kan tau pekerjaan aku apa?" Kata Arjuna

Mengangguk singkat Sahara memang sudah sangat mengenal pria dihadapannya.

Arjuna Dirgantara Kakak kelasnya ketika sekolah menengah atas dan sekarang memiliki restoran yang terkenal juga memiliki banyak cabang diberbagai daerah.

Arjuna Dirgantara seorang pria yang selalu menggagunya.

"Dasar kurang kerjaan selalu saja mengganggu aku." Gerutu Sahara membuat tawa kecil Arjuna terdengar

"Aku tidak menggangu Ra, tapi aku membantu kamu untuk mengingat jam makan yang selalu kamu lupakan." Kata Arjuna

"Baiklah baiklah terima kasih banyak tuan." Kata Sahara dengan wajah kesalnya

Tidak heran Arjuna disukai banyak orang karena pria itu sangat perhatian dan hal itu membuat perasaan Sahara terkadang berdebar ketika mendapatkannya.

Tanpa dia sadari Arjuna telah memanah hatinya dan panah itu telah menancap dengan sempurna sehingga begitu sulit untuk dilepaskan.

Arjuna pria yang perlahan masuk ke dalam hatinya.

"Biarkan aku mengantar kamu Ra sebelum aku berangkat ke Jepang besok"

Sebuah kalimat itu membuat Sahara terpaku dan langsung menatapnya.

"Untuk apa Kakak ke Jepang? Kenapa jauh sekali?" Tanya Sahara tidak suka

"Hmm aku juga akan berada disana cukup lama mungkin sekitar satu tahun." Kata Arjuna yang semakin membuat Sahara menatapnya dengan tidak suka

"Untuk apa?" Tanya Sahara dengan nada yang terdengar begitu sendu

"Papi minta aku kesana." Kata Arjuna

"Kenapa lama sekali?" Tanya Sahara dengan wajah sedihnya dan hal itu membuat Arjuna merasa gemas

"Tidak tau juga, tapi...."

"Tapi kenapa? Kakak pasti menolaknya kan? Kakak pasti lebih suka disini kan?" Kata Sahara

Tersenyum menyebalkan kalimat yang keluar dari bibir Arjuna membuat Sahara langsung melayangkan pukulannya.

"Tapi, aku bohong"

"Menyebalkan! Kak Juna sangat menyebalkan!" Kata Sahara sambil terus memukuli lengan pria itu

Tertawa kecil Arjuna selalu senang melihat wajah Sahara yang sedang kesal selain itu dia juga tau bahwa di dalam hatinya Sahara tidak mau kalau dia pergi.

Dan yang perlu dia lakukan hanyalah membuat Sahara agar jatuh kedalam pelukannya.

Arjuna Dirgantara pria yang sangat mencintai Sahara dengan sepenuh hatinya.

Sudah cukup lama dia memendam rasa dan dia tidak akan menyerah begitu saja.

Sahara adalah cintanya dan dia akan membuat Sahara jatuh kedalam dekapannya.

¤¤¤¤

Yeyyy siapa nih yang menunggu kisah cintanya Sahara😙

2 : Aku menyukainya?

Selepas Arjuna pergi dari kantornya Sahara kembali berkutat dengan sketsanya ada banyak design yang harus dia selesaikan dan Sahara sedikit pusing karena dia tidak bisa kerja terburu-buru. Namun, sebagai seorang designer dia harus segera menyelesaikannya karena sketsa bukan kendala satu-satunya akan banyak kendala lain yang mungkin akan dia hadapi.

Seperti masalah bahan, penjahit, dan yang paling menakutkan komentar para pembeli yang beberapa kali membuat Sahara down bukan sekali dua kali dia mendapat kritikan yang membuatnya jadi hilang semangat. Sesekali dia juga mendapat kendala di sesi pemotretan, tapi Sahara selalu berusaha untuk berfikir positif.

Semua kesulitan itu benar-benar sudah terbayar sekarang dan Sahara begitu bangga dengan pencapaian yang sudah ia raih. Di tambah lagi dia juga berkenalan dengan banyak orang hebat membuat Sahara jadi semakin bersemangat untuk memajukan usahanya.

Tok tok tok

Saat suara pintu dibuka terdengar Sahara mendongak dan mendapati Gibran sepupunya yang sedang masuk kedalam ruangan sambil membawa kamera yang tadi dia gunakan. Sesekali Gibran memang membantu Sahara dalam sesi pemotretan bukan karena dia sepupunya, tapi karena Sahara sangat menyukai hasil jepretan fotonya yang sangat-sangat cantik.

"Mau lihat hasilnya sekarang atau nanti?" Tanya Gibran sambil mendudukkan dirinya di hadapan Sahara yang tampak asik dengan pensilnya

"Hmm nanti saja aku masih sibuk." Kata Sahara tanpa mengalihkan pandangannya sedikit pun

"Yakin? Nanti ada yang tidak kamu suka kalau dilihat sekarang kita bisa take foto ulang." Kata Gibran

"Tidak perlu Kak semua hasil foto yang Kakak ambil tidak pernah mengecewakan." Kata Sahara membuat sepupunya itu tertawa kecil

"Memang sebagus itu ya?" Tanya Gibran

Dia sudah sering mendapat pujian semacam itu padahal Gibran sendiri sering tidak puas dengan hasil foto yang diambilnya, tapi entah kenapa orang-orang malah terus memuji hasil fotonya.

"Perlu aku butikan? Kakak saja sudah sering menang lomba fotografer dan jangan lupa kalau saja Kak Gibran bukan sepupu aku pasti akan sulit untuk bekerja sama dengan Kakak." Kata Sahara

Tersenyum senang Gibran memperhatikan sketsa yang sedang Sahara gambar, dia tidak menyangka gadis cerewet seperti Sahara bisa menggambar sebagus ini pantas saja anak itu menolak bekerja di kantor orang tuanya, beda style kalau kata Sahara.

"Kamu pintar gambar ya Ra?" Kata Gibran memberikan komentar pada gambaran Sahara

"Kalau sekarang iya, tapi kalau aku lagi pusing hasilnya akan sangat sangat jelek sampai aku robek." Kata Sahara membuat tawa Gibran terdengar

"Tadi Juna kesini ya? Dia ngapain?" Tanya Gibran yang berhasil membuat pandangan Sahara beralih menatapnya

"Pria menyebalkan itu? Apa lagi kalau bukan mengganggu aku." Kata Sahara

"You like him, right?"

Menatap tajam sepupunya Sahara mendengus kesal dan kembali mengalihkan pandangannya pada sketsa yang sedang dia gambar.

"Ayolah Ra mengaku saja hmm? Aku tau kamu menyukai dia kan?" Goda Gibran

Meletakkan pensilnya diatas meja dengan kasar Sahara menatap sepupunya itu dengan kesal, dia tidak menyukai Arjuna! Belum lebih tepatnya.

"Kakak mendingan keluar aja kalau cuman mau godaiin aku terus." Ketus Sahara

"Dia baik Ra perhatian juga, jarang ada cowok kayak gitu jangan kamu sia-sia nanti kalau dia udah sama yang lain kamu nyesal." Kata Gibran membuat Sahara terdiam

Dia menyukai Arjuna?

"Ahh iya temani aku makan siang yuk?" Ajak Gibran

Sahara yang sebenarnya belum lapar, tapi dia mengangguk setuju karena dia hanya makan pizza tadi dan sebentar lagi dia pasti akan kelaparan. Jika bukan nasi Sahara tidak akan kenyang dan mudah merasa lapar lagi.

"Tapi, antar kesini lagi ya?" Kata Sahara yang dijawab dengan anggukan oleh Gibran

Mengambil tasnya Sahara mengikuti langkah Gibran dan sesekali dia tersenyum kepada para pegawai yang menyapanya. Berlari kecil sahara mensejajarkan langkahnya dengan langkah kaki Gibran yang begitu cepat hingga membuatnya selalu ketinggalan.

Memasuki mobil sepupunya Sahara dan Gibran segera menuju salah satu tempat makan yang memang biasa mereka kunjungi kalau makan siang bersama.

"Kak bagaimana tadi pemotretannya?" Tanya Sahara membuka pembicaraan selama perjalanan

"Lancar-lancar saja"

Mengangguk faham Sahara sudah yakin jika tidak akan kendala selama sesu pemotretan itu dan dia senang karena artinya salah satu bebannya sudah hilang.

"Ngomong-ngomong Ra gimana kabar si kembar? Udah lama aku gak lihat mereka." Kata Gibran

"Mereka sudah semakin besar sekarang dan masih sama seperti dulu sering ribut kalau di rumah, tapi kali ini Vina yang memulai duluan." Kata Sahara

Saat sudah dewasa Devano memang sudah tidak jahil lagi dia tumbuh menjadi anak pendiam dan dingin, tapi Devina tumbuh menjadi gadis seperti Sahara cerewet, manja, dan jahil. Setiap hari rumah selalu diisi dengan teriakan kesal Devano ketika saudara kembarnya itu mengganggunya.

"Vina memang sama persis seperti kamu Ra." Kata Gibran yang disetujui oleh Sahara

Kalau kata Daffa adik perempuannya itu malah seperti kembarannya mungkin karena itu dia dan Devina sangat dekat meskipun perbedaan usia mencapai enam tahun lamanya.

"Lalu Ghina gimana kabarnya sekarang? Adik perempuan kamu itu kelihatannya sangat pendiam." Kata Sahara yang mengundang dengusan kesal Gibran ketika mendengarnya

"Pendiam apanya? Kamu tidak tau saja kalau di rumah dia selalu menyiksa aku, tapi ketika aku balas dia akan menangis lalu berlari ke arah Mami sambil merengek dan mengatakan 'Mami Kak Iban pukul Ina' lalu aku akan dimarahi." Kata Gibran dengan penuh kekesalan

Tertawa senang Sahara sama sekali tidak tau jika Ghina seperti itu karena setiap bertemu dengan dia Ghina sangat pendiam dan hanya bicara kalau ditanya.

"Dia hanya pendiam kalau dihadapan orang, tapi kalau sama aku dia sangat menyebalkan." Kata Gibran yang membuat Sahara terkekeh mendengarnya

Saat sampai di salah satu rumah makan Gibran segera memarkirkan mobilnya dan mengajak Sahara untuk segera turun. Setelah menduduki salah satu tempat kosong Sahara melihat buku menu dan sekitar lima menit akhirnya salah satu pegawai datang untuk menanyakan pesanan mereka.

"Kamu mau apa Ra?" Tanya Gibran

"Mau ayam bakar minumnya jus alpukat ya?" Kata Sahara

Setelah pesanannya dicatat kini Gibran dan Sahara menunggu pesanannya sambil sesekali mengobrol dan tertawa ketika mereka membicarakan sesuatu yang lucu. Sampai akhirnya deringan di ponsel Sahara membuat gadis itu melihatnya dan dia mendengus kesal saat melihat namanya, tapi tetap saja panggilan itu dia angkat.

"Kenapa Kak?" Tanya Sahara malas

'Kamu makan sama siapa? Kalian ngomongin apa aja sampai ketawa begitu?'

Menghela nafasnya pelan Sahara benar-benar tidak habis fikir dengan apa yang ada difikiran Arjuna. Dia bahkan berfikir keras bagaimana pria itu bisa tau? Apa Arjuna mengikutinya?

"Aku sama Kak Gibrannn." Kata Sahara ketus

Melihat wajah kesal Sahara kini Gibran tau siapa yang menelpon sepupunya, pasti Arjuna.

'Aku kira dengan siapa, yasudah kalau gitu makan yang banyak Ra'

"Kakak benar-benar tidak punya kerjaan ya?!" Ketus Sahara

Bukan menjawab Arjuna malah mematikan panggilan telponnya dan membuat Sahara menggerutu.

"Dari pacar heh?"

Dan Gibran malah menambah kekesalannya.

¤¤¤¤

Hari ini Sahara pulang ke rumah lebih awal dia sengaja karena nanti malam dia akan menghadiri sebuah acara dan sekarang dia ingin bersantai-santai di rumah. Saat menjemput adiknya di sekolah Sahara juga langsung pulang dan tidak kembali lagi ke butik, dia ingin beristirahat.

"Ara"

Suara lembut Fahisa membuat Sahara yang sedang berbaring membuka matanya lalu menghampiri wanita itu sambil tersenyum lebar.

"Ada apa Mom? Butuh sesuatu?" Tanya Sahara

Menggelengkan kepalanya pelan Fahisa hanya senang anaknya pulang lebih awal.

"Tidak ada Mommy hanya senang kamu pulang lebih cepat." Kata Fahisa membuat senyum Sahara langsung mengembang

"Kangen ya sama Ara?" Goda Sahara

Tertawa kecil Fahisa mencubit pipi anaknya dengan gemas.

"Ayo masuk Ara ingin cerita sama Mommy." Kata Sahara sambil membawa Fahisa memasuki kamarnya

Sahara membaringkan tubuhnya dan menjadikan paha Fahisa sebagai sandarannya membuat wanita itu tersenyum lalu mengusap lembut rambut panjangnya.

"Apa Daddy lagi keluar?" Tanya Sahara

"Hmm ada pekerjaan yang harus dia selesaikan." Jawab Fahisa

"Lalu Vina dan Vano kemana?" Tanya Sahara lagi

"Mengerjakan tugas di rumah temannya." Jawab Fahisa

Setelahnya mereka terdiam dengan Fahisa yang begitu menikmati waktunya, dia rindu Sahara anak itu sibuk sekali sekarang.

"Mommy tau tidak? Hari ini Ara kesal sekaliii." Adu Sahara

"Kesal kenapa?" Tanya Fahisa penasaran

Mendudukkan dirinya Sahara dengan berapi-api menjelaskan semua hal yang telah membuatnya kesal.

"Ada model yang membatalkan janji begitu saja terus sketsa yang Ara gambar tadi ketumpahan air untuk tidak semuanya dan yang paling menyebalkan Kak Juna masih terus mengganggu Ara." Kata Sahara

Dari tiga hal yang Sahara katakan yang paling membuat Fahisa khawatir adalah sketsa yang tertumpahan air, dia sangat tau butuh waktu yang lama untuk Sahara menggambarnya.

"Kenapa sketsa Ara bisa ketumpahan air? Lalu bagaimana sayang?" Tanya Fahisa

Mengerucutkan bibirnya kesal Sahara juga tidak tau kenapa dia bisa seceroboh itu dan sekarang dia terpaksa harus begadang lagi untuk menyelesaikannya.

"Ara naruh gelasnya sembarangan terus kesenggol jadi Ara harus gambar ulang." Kata Sahara

"Ya ampun Ara kamu ini ceroboh sekali." Kata Fahisa

"Tapi, masih ada waktu kok untuk menyelesaikannya Mommy jangan khawatir Ara tidak akan begadang lagi." Kata Sahara yang tentu saja berbohong

"Ahh iya lalu dengan Arjuna kenapa?" Tanya Fahisa

"Dia datang terus bawakan Ara makanan terus telponin Ara juga dan dia sangat pemaksa." Kata Sahara

"Tapi, Mommy suka sama Arjuna dia baik dan sopan terus dia juga sering telpon Mommy." Kata Fahisa membuat Sahara menatapnya dengan mata membulat

"Kak Juna ngapain telpon Mommy? Pasti dia bilang yang aneh-aneh ya?" Tebak Sahara

Menggelengkan kepalanya pelan Fahisa mengatakan kalimat yang membuat Sahara terpaku.

"Dia bertanya banyak hal tentang kamu katanya dia ingin membuat kamu merasa nyaman dengan kehadirannya"

Arjuna memang pandai membuat perasaan Sahara jungkir balik tidak karuan.

¤¤¤¤

Dua part dulu yaaaa besok up lagii😙

3 : Aku gila

Menyaksikan para model yang berjalan di atas catwalk Sahara yang menghadiri acara fashion show malam ini nampak menikmati acaranya. Ada begitu banyak pakaian dari designer ternama yang membuat Sahara berdecak kaguk ketika melihatnya, benar-benar cantik.

Di sebelahnya ada teman baiknya waktu kuliah, Wenda yang merupakan seorang designer dan pemilik wedding organizer ternama di kotanya. Sesekali mereka berbincang dengan mata yang tentunya terus mengarah kedepan.

"Design Kak Tarisa benar-benar luar biasa ya? Aku selalu kagum ketika melihatnya." Bisik Wenda yang langsung disetujui Sahara

Tarisa Denalova seorang designer ternama yang namanya dikenal di luar indonesia dan wanita itu juga yang membuat Sahara berkeinginan untuk mengikuti langkahnya.

"Tidak heran dia dikenal sampai ke luar indonesia." Balas Sahara

Ada begitu banyak model yang berlenggak-lenggok di atas panggung dan rata-rata dari mereka sering Sahara lihat bahkan beberapa diantaranya pernah menjadi model untuk pakaiannya. Semua modelnya terlihat begitu cantik dengan tubuh semampai dan berjalan dengan begitu anggun.

Hal itu membuat Sahara bergidik ngeri ketika mengingat saran asistennya yang menyarankan agar besok dia yang berjalan di atas catwalk. Sekarang Sahara sangat yakin itu adalah ide yang sangat sangat buruk jadi dia sudah putuskan untuk berusaha mencari model lain saja dan hari ini dia juga sudah menghubungi beberapa hanya tinggal besok saja mereka bertemu lalu jika cocok dia akan buat kesepakatan.

Dari pada Sahara yang harus berjalan disana lalu baru beberapa langkah dia akan jatuh tersungkur, astaga membayangkannya sajata dia tidak sanggup.

"Pulang naik apa Ra? Di jemput atau bawa mobil sendiri?" Tanya Wenda saat acara sudah akan berakhir

"Aku bawa mobil sendiri di jam segini adalah sebuah keajaiban Wen." Sungut Sahara yang mengundang kekehan wanita disampingnya

"Jadi?"

"Dijemput Pak Hadi nanti aku tinggal telpon." Kata Sahara

"Bukan Arjuna?" Tanya Wenda dengan nada menggoda

Menatap temannya itu dengan sengit Sahara jadi mengingat paksaan pria itu ketika dia akan berangkat tadi.

"Bercanda Ra jangan marah." Kekeh Wenda

Mengangguk singkat sekarang keduanya kembali menikmati acara yang sebentar lagi berakhir dan sekitar lima belas menit acara selesai mereka tidak langsung pulang melainkan berbincang dengan beberapa orang disana.

Setelah merasa cukup puas Sahara mengatakan bahwa dia harus pulang lalu berjalan keluar ruangan meninggalkan Wenda yang masih tampak asik mengobrol, temannya itu membawa mobil sendiri jadi dia tidak perlu khawatir. Melirik jam ditangannya waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam lewat pantas saja Fahisa tidak berhenti menelpon, jangankan jam sepuluh jam sembilan tidak ada di rumah saja orang rumah akan terus menelponnya.

"Halo Mom"

'Ara sudah selesai belum? Kenapa lama sekali?'

"Baru selesai Mom ini Ara lagi keluar Pak Hadi juga udah di depan kayaknya." Kata Sahara

'Bukan Pak Hadi sayang yang jemput'

"Siapa? Vano ya? Baiklah baiklah aku akan menelpon dia sekarang." Kata Sahara

'Bukan sayang yang jemput bukan Vano tapi,....'

"Kak Juna"

Mata Sahara yang masih sangat sehat menangkap sosok Arjuna yang sedang melambaikan tangan dengan senyum manisnya.

'Iya Arjuna yang jemput tadi dia maksa mau jemput kamu'

"Hmm yasudah aku tutup dulu ya Mom." Kata Sahara

Setelah mendapat persetujuan Sahara langsung menutup panggilan telpon dan dengan wajah kesal menghampiri pria yang sangat menyebalkan baginya.

"Selamat malam sayang"

Bukan menjawab sapaan itu Sahara malah malayangkan pukulan kecil di bahu pria itu membuat Arjun terkekeh ketika mendapatkannya.

"Kak Juna ngapain disini sih? Aku kan udah nurut gak bawa mobil sendiri dan di antar Pak Hadi, tapi kenapa sekarang masih muncul disini?" Omel Sahara

Bukan apa dia sangat tau rumah Arjuna cukup jauh dari rumahnya dan tempat ini juga jauh dari rumahnya yang artinya rumah Arjuna dua kali lipat lebih jauh dari sini. Lalu untuk apa pria ini malah datang menjemputnya? Bukan dia yang pulang larut, tapi Arjuna yang akan pulang sangat larut nanti.

"Tadi aku ke rumah Mami mertua... aduhh." Ringis Arjuna ketika sebuah pukulan kembali mendarat di bahunya dan kali ini cukup kuat

"Berhenti panggil Mommy aku pake sebutan Mami mertua." Kata Sahara galak

Tertawa kecil Arjuna sangat suka melihat wajah kesal Sahara rasanya dia jadi ingin menciumnya.

"Kenapa? Mami mertua aja gak marah kok." Kata Arjuna membuat Sahara yang sekarang memanggilnya dengan nada yang begitu menggemaskan

"Kak Juna ihhh"

Belum sempat membalasnya suara Wenda yang sekarang berlari menghampiri mereka membuat Sahara jadi ingin hilang saja, temannya itu pasti akan meledeknya habis-habisan.

"Katanya di jemput Pak Hadi heh?" Kata Wenda sambil menyenggol bahu Sahara

"Memang tadinya Pak Hadi yang mau jemput, tapi makhluk ini tau-tau datang dan bilang kalau dia yang jemput." Gerutu Sahara

"Ahh kamu itu suka banyak ngeles deh Ra." Kata Wenda membuat Sahara melotot sambil menatapnya

"Apa sih Wen?!" Kesal Sahara

Saat tiba-tiba Arjuna menariknya ke sampingnya lalu meletakkan tangan dibahunya Sahara membeku dengan wajah yang sangat terkejut.

"Dia memang begitu Wen katanya dia malu dan takut kamu ledekin." Kata Arjuna

"Jadi gitu ya Ra?" Goda Wenda

Berusaha melepaskan tangan Arjuna dari bahunya Sahara jadi salah tingkah sendiri sekarang, Arjuna memang benar-benar kurang ajar.

"Apasih enggak." Kata Sahara

"Jangan gitu sayang." Kata Arjuna membuat jantung Sahara jadi berdetak dengan sangat cepat

"Yaudah deh aku pulang dulu gak mau ganggu kalian, Kak Juna hati-hati dia ngamuk nanti." Kata Wenda

Menatap sengit teman baiknya itu dengan segera Wenda meninggalkan keduanya dan tepat setelah wanita itu tidak terlihat Sahara mengomel kepada Arjuna.

"Kak lepasin! Kakak ini menyebalkan sekali sih!" Gerutunya

"Kenapa? Kamu salah tingkah ya aku rangkul gini?" Kata Arjuna sambil mendekatkan wajahnya

Menahan nafasnya Sahara merasa wajahnya mulai memerah sekarang dan Arjuna yang melihat hal itu tertawa.

"Kak jangan dekat-dekat." Kata Sahara pelan

"Kenapa? Kamu gugup ya?" Tanya Arjunar

"Kakakkk"

Mendengar rengekan itu membuat Arjuna tertawa lalu menjauhkan wajahnya kemudian membukakan pintu untuk wanitanya. Setelah itu Arjuna juga ikut masuk kedalam dan mulai mengendarai mobilnya.

"Ra kamu lucu kalau ngambek kayak gitu." Kata Arjuna membuat Sahara menatapnya sebal

Dia benci sekali kalau Arjuna sudah begitu karena Sahara jadi salah tingkah karenanya. Meskipun menyebalkan, tapi Sahara sangat menyukai keberadaan Arjuna disampingnya dan dia selalu merasa kehilangan jika pria itu tidak muncul meskipun hanya satu hari.

"Kita makan dulu ya?" Kata Arjuna

"Ngapain? Sudah terlalu malam aku mau pulang dan aku gak mau makan jam segini nanti gendut." Kata Sahara

"Kamu gak makan malam kan? Jangan cari penyakit Ra lagipula gak ada salahnya makan jam segini." Kata Arjuna

"Nanti aku gendut." Kata Sahara

"Tidak masalah"

"Ishh pokoknya aku tidak mau makan." Kata Sahara dengan kesal

"Baiklah kalau begitu aku akan adukan kepada Mami mertua tadi pas mau jemput kamu dia yang suruh aku untuk ajak kamu makan karena kamu belum makan malam." Kata Arjuna

Menyerah! Sahara memang selalu kalah kalau berdebat dengan Arjuna karena entah bagaimana pria itu bisa memiliki setiap kelemahannya.

"Baiklah kita makan, tapi aku hanya akan makan sedikit!" Kata Sahara membuat Arjuna tersenyum senang

"Tidak masalah Ra meskipun hanya makan sedikit yang penting jangan sampai perut kamu kosong, bahaya Ra kalau dibiasakan kamu bisa ken maag." Kata Arjuna dengan nada bicara yang terdengar begitu lembut dan penuh perhatian

Berdeham pelan Sahara memilih untuk tidak menanggapi karena dia bingung harus bicara apa kata-kata yang keluar dari bibir Arjuna selalu membuatnya luluh dan membuat hatinya menghangat.

Arjuna benar-benar pria idaman bagi banyak wanita.

"Kak"

"Hmm? Ingin sesuatu?" Tanya Arjuna

"Mau tanya boleh gak?" Kata Sahara yang dijawab dengan anggukan singkat oleh Arjuna

"Kenapa Kakak terus mengejar aku? Bukannya banyak wanita yang lebih cantik dari aku dan baiknya lagi dia menyukai Kakak,"

Terdiam sesaat ada perasaan ragu untuk melanjutkan perkataannya, tapi Sahara benar-benar penasan.

"Kenapa Kakak begitu sabar menunggu aku?" Tanya Sahara

Tersenyum kecil kalimat yang keluar dari bibir Arjuna malah membuat Sahara penasaran setengah mati.

"Aku jawab nanti ya?"

Arjuna dan perasaannya adalah hal yang paling membuat Sahara penasaran dan terus bertanya-tanya.

¤¤¤¤

Sekitar pukul sebelas malam lewat keduanya baru sampai di rumah Sahara dan ketika makan tadi Sahara yang katanya hanya ingin makan sedikit ternyata menghabiskan makanannya membuat Arjuna menggelengkan kepalanya pelan. Dia sangat tau sifat Sahara yang kerasa kepala dan suka memaksakan diri seperti masalah makan misalnya.

Arjuna sangat tau jika Sahara mudah lapar dan selalu makan tiga kali sehari, tapi beberapa bulan belakangan karena rasa tidak percaya diri katanya Sahara jadi tidak teratur makan dan hanya makan seadanya. Jujur saja Arjuna tidak suka melihatnya Sahara tidak seharusnya berusaha melakukan sesuatu yang tidak dia suka.

"Terima kasih ya Kak dan Kakak hati-hati pulangnya sudah malam! Jangan kebut-kebut aku tau Kakak suka kebut-kebut kalau bawa mobil!" Kata Sahara membuat senyum Arjuna mengembang

Meskipun sering marah dan menolak kehadirannya, tapi Sahara sangat perhatian juga sering mencemasannya.

Bagaimana dia mau menyerah?

Dibandingkan menyerah dia malah suka membuat Sahara percaya bahwa dia benar-benar mencintainya.

"Hmm langsung tidur Ra jangan begadang dan masalah model kamu itu jangan khawatir aku punya teman yang merupakan seorang model besok kamu ketemu saja sama dia." Kata Arjuna

Tersenyum lebar dengan mata berbinar Sahara selalu suka Arjuna yang tanpa sepengetahuannya membantu dia menyelesaikan masalahnya.

Arjuna yang tidak mau membuatnya merasa lelah karena pekerjaan.

"Kak Juna terima kasih banyak." Kata Sahara

Saling melemparkan senyuman sebelum Sahara membuka pintu mobilnya Arjuna menahan tangan itu dan berniat menjawab pertanyaannya tadi.

"Ra"

"Hmm"

"Aku akan jawab pertanyaan yang tadi." Kata Arjuna yang membuat Sahara menatapnya dengan antusias

"Apa?"

Terdiam sesaat tangan Arjuna menangkup wajah Sahara membuat wanita itu membeku dan perkataan setelahnya semakin membuat Sahara tidak bisa berkata-kata.

"Aku tidak mau menyerah untuk wanita yang sangat aku cintai Ra bahkan meskipun ada banyak wanita di luar sana aku hanya mencintai kamu"

Dan pergerakan tiba-tiba Arjuna yang mencium keningnya membuat Sahara membatu dengan jantung yang berdetak tidak menentu.

"Selamat malam dan tidur nyenyak"

Mengangguk kaku Sahara segera membuka pintu mobil Arjuna dan berlari masuk ke rumahnya.

Arjuna benar-benar bisa membuatnya terkena serangan jantung.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!