Riri Anastasya wanita cantik, berusia 25 tahun menjadi istri seorang sultan, yang memiliki sebuah perusahaan besar di kota Jakarta, yaitu Samuel Malio Edwin yang berusia 29 tahun, seorang laki-laki yang tampan, mempunyai badan tegap, dan tentu sangat berwibawa.
Riri adalah wanita karir, yang menaungi perusahaan keluarganya sendiri, ia menjadi salah satu CEO wanita tersukses di kota Jakarta. Memiliki kepribadian yang tegas, pemberani, dan tidak pantang menyerah membuat Riri menjadi penerus di perusahaan keluarganya.
Riri yang terlahir dari keluarga kaya raya, dan memiliki suami yang begitu tajir, namun tidak membuat Riri berpangku tangan kepada mereka, justru Riri begitu mandiri dan pekerja keras, karena menurut Riri, selama ia masih muda dan masih sehat, ia harus banyak menabung untuk bekal masa tuanya nanti, dan juga untuk calon anak-anaknya nanti.
Sebagai wanita karir Riri juga tidak pernah lupa akan kewajiban nya sebagai seorang istri, setiap hari ia tetap melayani suaminya, seperti memasak, membuatkan kopi, dan menyiapkan perlengkapan yang lainnya. Bahkan Riri setiap waktu Weekend juga menyempatkan untuk berlibur bersama sang suami, dan juga keluarganya.
Usia pernikahannya bersama Samuel sudah memasuki umur 1 tahun, namun belum juga di karunia seorang baby, karena Samuel memutuskan untuk fokus bekerja dan fokus pada perusahaannya terlebih dahulu, dan meminta Riri untuk menunda kehamilannya dalam waktu kurun yang cukup lama. Padahal Riri sudah ingin sekali menimang dan mempunyai seorang baby, namun karena itu keinginan suaminya ia hanya bisa menurut saja, mungkin fikir Riri suaminya belum siap untuk mempunyai seorang anak.
"Tap.. Tap.. Tap..." langkah kaki yang terus melangkah menuju ruang Direktur, Riri baru saja tiba di ruang Direktur, dengan sesekali tersenyum kepada karyawan yang memberi hormat kepadanya.
"Selamat pagi, ibu Riri?." sapa Mita sekretaris Riri di kantor.
"Selamat pagi juga Mita." Riri yang sudah berjalan masuk ke dalam ruang Direktur, dan di ikuti oleh Mita di belakangnya.
Riri pun sudah menjatuhkan di kursi kebesarannya. "Apakah hari ini ada meeting Mit?." tanya Riri sedikit menoleh ke arah Mita.
"Tidak buk, ibu hanya menghadiri makan siang bersama tuan Alexsander, sambil membahas proyek yang kita jalankan bersama perusahaan tuan Alexsander." jawab Mita yang masih berdiri di depan meja bosnya.
"Baiklah." jawab Riri yang sedikit menganggukkan kepalanya.
Mita pun sudah berjalan untuk duduk di kursinya, sedangkan Riri sudah membaca beberapa laporan di atas meja, namun saat Riri sedang sibuk mengerjakan pekerjaannya, ponsel terus saja bergetar di sampingnya. Riri yang melihat ponsel bergetar pun segera mengambilnya. Di layar ponsel tertera jelas nama Adel, yaitu sahabat Riri.
"Ri.. apa kemarin kamu ikut perjalanan bisnis dengan suamimu?." tanya Adel pada pesannya.
"Tidak.. memang kenapa Del?." tanya Riri balik membalas pesan dari Adel.
"Kemarin saat aku pulang dari Bali, aku melihat suamimu turun dari pesawat sedang menggandeng seorang wanita, aku kira itu kamu, mau aku panggil, tapi suamimu sudah berjalan cukup jauh."
"Aku tidak ikut dengan mas Sam, karena pekerjaanku di kantor kemarin sangat banyak." balas Riri.
"Apakah suamimu pergi dengan sekretarisnya? mereka terlihat begitu sangat dekat." balas Adel lagi.
Riri yang mendapat pesan dari Adel seketika berfikir, Riri juga tau bahwa suaminya hanya memiliki satu sekretaris itu saja laki-laki bukan perempuan.
"Mungkin suamiku pergi dengan rekan bisnisnya Del, kemarin mas Sam bilang kepadaku bahwa rekan bisnisnya adalah wanita." balas Riri.
"Oh yaudah.. aku cuman tanya itu saja, maaf sudah mengganggu mu, pasti kamu sangat sibuk."
"No problom." balas Riri, dan Riri pun kembali menaro ponsel di sampingnya, sambil memijat keningnya. Yang mengadu kepadanya bukan hanya Adel, bahkan Mita sekretaris Riri juga pernah melihat suaminya sedang bersama wanita saat malam hari, dan Mita kira itu adalah Riri atasannya, karena wanita itu begitu mirip dengan bosnya.
"Apa aku harus menyelediki mas Samuel, tapi kalau aku menyelidiki itu sama saja aku tidak percaya dengan suamiku, dan lebih percaya kepada orang lain." ucap Riri di dalam hati.
"Namun jika tidak aku selidiki, aku juga penasaran, siapa wanita yang bersama mas Sam? Apa itu benar rekan bisnisnya?." Riri yang terus bertanya-tanya dalam fikiran nya.
Riri pun memutuskan untuk membuat janji malam ini dengan Alexsa yaitu sahabatnya dan juga sahabat Adel. Mereka bertiga bersahabat cukup lama dari dulu kuliah, Dan Riri akan mencoba bertanya kepada Alexsa, apakah Alexsa juga pernah melihat Samuel bersama dengan wanita lain di kantor, secara Alexsa bekerja satu kantor dengan Samuel.
Riri kembali fokus menatap pekerjaannya, dan menyingkirkan fikiran soal wanita yang bersama suaminya tersebut. Riri juga tetap berpositif tingkhing bahwa suaminya tidak mungkin berselingkuh dengan wanita lain, mungkin Adel dan Mita hanya salah orang.
Jam istirahat makan siang pun telah tiba, semua karyawan pun sudah meninggalkan ruang kerjanya masing-masing, tidak terkecuali Riri dan Mita. Riri sudah berjalan menuju lestoran mewah milik perusahaan, yang di peruntukan untuk staf-staf penting saja. Riri sudah masuk ke dalam lestoran bersama Mita untuk menemui Alexsander rekan bisnisnya, Riri terus berjalan mendekat ke arah Alexsander yang sudah duduk di ujung lestoran.
"Apa kabar tuan Alexsander, lama tidak berjumpa." Riri yang sudah mengulurkan tangannya.
"Baik, nona Riri yang terhormat." jawab Alexsander atau yang biasa di sapa Alex juga mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Riri.
Riri pun sudah duduk di depan Alex."Kamu bisa tinggalkan kita sekarang Mit." perintah Riri kepada sekretarisnya.
"Baik buk, kalau begitu saya permisi dulu, selamat siang." Mita yang sedikit menundukan kepalanya untuk memberi hormat, dan Riri pun hanya mengangguk pelan.
Mita sudah berjalan keluar dari lestoran, dan sekarang hanya tinggal Alex dan Riri saja, dan tidak lama makan siang pun sudah di sajikan dengan rapi di atas meja.
"Bagaimana kabar suamimu?." tanya Alex sambil memotong stik di depannya.
"Baik, dia sedang sibuk akhir-akhir ini karena proyek barunya." jawab Riri yang menjadi berbicara formal, karena Alex adalah teman kuliah Riri dulu, dan mereka masih berteman baik hingga sekarang, bahkan perusahaan mereka saling bekerja sama, jarang bertemu karena Riri berada di Jakarta, sedangkan Alex berada di Bali.
"Kamu ini sudah punya suami tajir melintir, masih aja bekerja, apa uang suamimu masih kurang untuk perawatan wajah cantikmu itu?." tanya Alex dengan heran.
Riri yang mendengar ucapan Alex menjadi tersenyum. "Bukan begitu, kamu kan tau sendiri aku orangnya tidak bisa kalau di suruh diam di rumah." jawab Riri sambil menyantap makan siangnya.
"Kapan mau punya momongan? bukankah pernikahan kalian sudah menginjak umur 1 tahun?."
"Sebenarnya aku sudah ingin sekali mempunyai seorang bayi Lex, karena teman-teman ku yang dulu nikah tidak jauh dariku sudah pada punya anak, tapi mau bagaimana lagi, Samuel belum mau." Riri yang menampilkan raut wajah sedih.
"Suamimu memang aneh, anak kan rezeki, dan jangan di tunda-tunda terus tidak baik, nanti tuhan malah marah, gak mau ngasih kepercayaan sama kalian." ucap Alex.
"Ahh.. lo.. doa yang baik-baik ngapa?." Riri yang sedikit memukul tubuh Alex dengan tas kecilnya.
Alex yang mendengar ucapan Riri seketika tersenyum. Alex terus menatap wanita cantik di depannya, wanita yang memiliki sejuta pesona, terlihat sangat sempurna di semua mata lelaki yang melihatnya.
"Lo sendiri kapan nikah? udah umur 30 tahun gak nikah-nikah, lo masih kurang tua, atau bagaimana?." tanya Riri balik.
"Belum nemuin yang cocok, Lo kira nikah hanya sekedar nikah?." jawab Alex.
"Lo tinggal nunjuk aja kalik, wanita yang seperti apa, lo kan tajir, wajah juga tampan, masa depan juga jelas, mana mungkin wanita yang kamu pilih akan menolaknya?."
"Kalau gue pilih lo, lo bakal nolak enggak?." tanya Alex secara tiba-tiba.
"Ya kalau gue masih jomblo ma, ayo-ayo aja, sayangnya gue udah ada yang punya." jawab Riri.
"Seandainya kamu tau, bahwa dulu aku juga mengagumimu Ri, tapi aku lebih keduluan Samuel, dan mau tidak mau aku harus mengiklaskanmu secara paksa." ucap Alex di dalam hati terus menatap wajah cantik Riri.
ig:coretandc_21
Mobil bermerek Rolls Royce berwarna merah baru saja tiba di depan lestoran elit. Riri baru saja keluar dari dalam mobil untuk masuk ke dalam lestoran, di sepanjang jalan akan masuk ke dalam lestoran tersebut, Riri menjadi pusat perhatian para pengunjung, bagaimana tidak? wanita cantik, bak model internasional tersebut baru saja keluar dari mobil yang mungkin harganya sama dengan harga 3 rumah. Orang-orang bisa melihat dari mobil dan gaya baju yang di kenakan Riri, bahwa Riri bukanlah wanita dari kalangan biasa.
Dengan langkah pelan, Riri terus menyusuri lestoran mewah tersebut, bahkan Riri bisa melihat banyak pasang mata lelaki menatap ke arahnya. Riri juga bisa melihat para wanita di sana menatap bangga dan iri terhadap lekuk tubuh indah yang di milikinya.
Hingga Riri pun melihat temannya Alexsa yang sudah melambai kan tangan ke arahnya, mengisyaratkan bahwa aku di sini. Riri yang sudah melihat Alexsa pun segera mendekat.
"Hay beb, maaf sedikit telat." sapa Riri sambil memeluk tubuh sahabatnya tersebut.
"Tidak apa-apa, belum lama juga aku menunggu." jawab Alexsa.
Riri pun sudah duduk di depan Alexsa, dua wanita cantik tersebut, sama-sama menjadi pusat perhatian untuk para pengunjung lestoran, sama-sama memiliki paras yang cantik, namun tetap saja kecantikan Riri tidak ada tandingannya, bahkan tubuh moleknya selalu menjadi idaman untuk para kaum hawa, dada penuh berisi, dan pantat padat dan kenyal, bak gitar spanyol, terlihat begitu sempurna.
"Kenapa kamu semakin hari semakin cantik sekali, aku sangat iri kepadamu." Alexsa yang memuji kecantikan Riri.
"Ah.. kamu bisa aja, kamu juga tidak kalah cantik dariku." Riri yang juga memuji sahabatnya tersebut.
"Katanya ada yang ingin kamu tanyakan kepadaku? soal apa?." tanya Alexsa.
"Begini, akhir-akhir ini, banyak yang mengadu kepadaku, tentang mas Samuel yang jalan bersama wanita lain di belakangku." jawab Riri mulai berbicara serius.
"Hah?." Alexsa yang seketika terkejut. "Memang siapa yang melihat mas Samuel jalan bersama wanita lain?."
"Sekretarisku Mita pernah malam-malam melihat mas Sam pergi di sebuah mall dengan seorang wanita, dan tadi pagi, Adel juga mengirim pesan kepadaku, bahwa kemarin dua hari yang lalu, ia juga melihat mas Sam keluar dari pesawat sedang menggandeng tangan seorang wanita." jelas Riri.
"Sepertinya mas Sam itu laki-laki yang baik dan setia, tidak suka yang aneh-aneh, mungkin sekretarismu dan Adel salah liat orang saja, yang mungkin perawakannya memang sama dengan mas Sam." Alexsa yang memberi masukan.
"Sebelumnya aku juga berfikir seperti itu Sa, tidak mungkin mas Sam selingkuh dariku, namun setelah Adel mengadu seperti itu, fikiran ku menjadi terganggu." Riri yang berbicara sambil menatap wajah Alexsa.
"Lalu apa yang ingin kamu tanyakan kepadaku?." tanya Alexsa lagi.
"Apa kamu pernah melihat mas Sam bersama wanita di kantor? ya seperti, dekat-dekat dengan seorang wanita, atau bercanda-canda dengan seorang wanita gitu?."
"Hahaha." Alexsa yang mendengar ucapan Riri temanya seketika tertawa."Kamu kan tau sendiri suamimu itu orangnya cuek, dan dingin, saking dinginnya, kalau karyawannya memberi hormat gak di balas sama dia, bagaimana dia mau selingkuh." jawab Alexsa.
"Iya sih.. tapi siapa tau mas Sam mempunyai teman dekat wanita di kantor?."
"Namanya juga bos Ri, di mana-mana pasti banyak yang mengenal dan mendekatinya, paling wanita hanya rekan bisnis mas Sam saja, bertemu hanya membahas soal bisnis itu saja." Alexsa yang terus meyakinkan Riri bahwa suaminya tidak berselingkuh.
"Mas Sam tidak akan selingkuh, bagaimana dia bisa selingkuh, dia aja udah punya bini sesempurna ini, cantik, semok aduhai, seorang CEO, cerdas dan juga setia lagi." Alexsa yang terus saja memuji sahabatnya.
"Tapi kamu benar kan, tidak pernah melihat mas Sam bersama wanita lain di kantor? jangan berbohong hanya karena tidak ingin aku sedih." ucap Riri belum yakin akan perkataan temannya.
"Iya Ri, buat apa juga aku berbohong, mas Sam itu kalau di kantor sangat sibuk, gak bakal sempat melirik wanita lain, dan kamu tenang saja, jika mas Sam berbuat aneh-aneh, aku akan bilang sama kamu."
"Makasih lo ya, kamu memang teman dan pendengar yang setia untukku." Riri yang sedikit menyentuh lengan Alexsa.
"Iya, santai saja." ucap Alexsa sambil tersenyum.
Riri dan Alexsa pun terus mengobrol panjang kali lebar, dari yang penting hingga yang tidak penting, bahkan mereka juga tertawa-tawa bersama, dan bercanda bersama.
Hingga ponsel Riri pun berkali-kali bergetar di atas meja, Riri yang melihat ponselnya bergetar, langsung meraihnya. Riri mendapat pesan dari suaminya, suaminya berkata bahwa dia akan lembur lagi malam ini, dan mungkin akan pulang dini hari, Samuel juga meminta kepada Riri untuk tidur lebih dulu.
"Siapa Ri?." tanya Alexsa sambil memoles lipstik di bibirnya.
"Suamiku, katanya dia bilang malam ini lembur lagi, dan bisa pulang pagi." jawab Riri kembali meletakkan ponsel di atas meja.
"Nah kan, aku bilang juga apa, suamimu itu sedang sibuk di kantor, tidak sempat untuk berselingkuh." ucap Alexsa sambil merapikan lipstiknya sambil bercermin pada cermin kecil di tangannya.
"Iya.. kamu mau kemana habis ini? menor bener lipstikmu, berwarna merah?." tanya Riri terus menatap ke arah Alexsa.
"Aku mau menemui seseorang yang begitu istimewa." jawab Alexsa sambil tersenyum.
"Dih... kelihatannya udah punya pacar ni, kok gak cerita sih sama aku dan Adel, apa jangan-jangan Adel malah udah tau kalau kamu punya pacar?." selidik Riri menatap ke arah temannya.
"Engga, besuk kamu juga bakal tau, ini belum waktunya kamu tau." jawab Alexsa kembali memasukan lipstik ke dalam tasnya.
"Iya deh iya." sahut Riri.
Alexsa pun sudah berpamitan kepada Riri untuk pergi karena dia sudah punya janji dengan seseorang, dan Riri pun juga sudah keluar dari lestoran, kembali masuk ke dalam mobil mewahnya untuk pulang.
Tidak lama hanya 15 menit, Riri sudah tiba di rumah yang begitu besar dengan arsitektur berwarna putih perpaduan dengan warna gold, terdapat pintu besar yang menjulang tinggi. Riri sudah masuk ke dalam rumah dan berjalan menuju ke kamarnya.
Saat Riri sudah masuk ke dalam kamar yang begitu luas, terdapat ranjang tempat tidur berukuran king size. dengan ranjang tempat tidur terdapat ukiran-ukiran bunga yang sangat cantik. Riri melihat ada beberapa bajunya dan baju suaminya masih berserakan di atas ranjang.
"Aduh.. apa bik Wati belum mengambil baju-baju kotor di dalam kamar?." Riri yang sudah memunguti baju satu persatu dari atas ranjang tempat tidur.
Namun saat Riri akan mengambil kemeja suaminya di atas ranjang, Riri melihat di balik kemeja putih suaminya tersebut ada bekas bentuk bibir berwana merah. Riri bisa melihat jelas bahwa itu adalah listrik seorang wanita.
Riri pun mengambil kemeja tersebut dengan sangat pelan, ia terus tatap lamat-lamat baju yang di kenakan suaminya kemarin malam saat lembur dan pulang dini hari. "Bukankah ini bekas lipstik? bagaiman bisa bibir wanita mengecap di balik kemeja mas Sam? apa benar mas Sam berselingkuh di belakangku?." Riri yang masih tidak percaya badannya pun seketika merasa lemas.
Riri sudah merebahkan tubuhnya di atas ranjang, padahal waktu sudah menunjukan pukul 11 malam, namun Riri juga belum bisa tidur, ia terus saja ke fikiran tentang bekas lipstik yang ada di kemeja suaminya. Di ruang yang begitu besar namun sepi, Riri hanya diam sambil meringkukkan tubuhnya menatap pada foto besar pernikahnya bersama Samuel yang menempel pada dinding kamar.
Lama kelamaan Riri pun merasa mengantuk, dan sedikit demi sedikit mata pun sudah mulai memejam, dengan badan memeluk guling empuk di sampingnya, tidak sadar Riri sudah terlelap dalam tidurnya.
Waktu terus berjalan ke kanan, dan tidak terasa waktu sudah menunjukan pukul 3 dini hari. Riri kembali terbangun kala mendengar pintu kamar terbuka. Riri tahu bahwa itu suaminya yang baru saja pulang, namun Riri masih ber pura-pura tidur, seakan tidak tahu bahwa suaminya sudah pulang.
Riri bisa mendengar bahwa Samuel berjalan mendekat ke arahnya, Riri bisa merasakan sentuhan tangan suaminya yang membelai rambutnya, dan kecupan lembut suaminya mendarat ke arah pipinya, seketika Riri kembali berfikir apakah benar laki-laki selembut dan seperhatian Samuel berselingkuh.
Setelah membelai rambut Riri dan mengecup pipi mulus Riri, Samuel berjalan pelan masuk ke dalam toilet. Riri yang mendengar suaminya masuk ke dalam toilet pun sudah membuka matanya, dan menatap ke arah jam dinding, ternyata jam sudah menunjukan pukul 3 pagi.
"Apakah benar mas Samuel pulang sampai sepagi ini karena lembur, atau malah menemui seorang wanita di luar sana?." Riri yang ber monolog di dalam hatinya.
Samuel sudah keluar dari dalam toilet, Riri yang sudah melihat suaminya keluar dari toilet, kembali memejamkan matanya untuk pura-pura tidur. Samuel sudah mengganti bajunya dengan kaos polos dan celana boxser yang sangat pendek. Samuel langsung naik ke atas ranjang menyusul istrinya, dan sudah merebahkan tubuhnya di samping sang istri dengan satu tangan memeluk tubuh sintal istrinya.
Riri yang mendapat pelukan dari sang suami, bisa mencium aroma khas parfum suaminya yang beraroma musk. Seketika membuat Riri menjadi tenang dan nyaman, seakan fikiran jelek tentang suaminya yang berselingkuh hilang begitu saja, namun Riri juga masih mengganjal tentang bekas lipstik di kemeja suaminya.
"Ah.. sudahlah Ri, mungkin itu lipstik seorang wanita yang tidak sengaja, menempel pada tubuh suamimu." Riri yang kembali ber monolog agar tidak terus berfikir negatif tentang suaminya.
Riri pun kembali mencoba untuk tidur, di pelukan Samuel, dan melupakan tentang lipstik yang selalu mengganggu fikiran nya.
Pagi Hari.
Riri sudah bangun lebih dulu dari Samuel, karena hari semakin siang. Seperti biasa rutinitasnya di pagi hari menyiapkan keperluan suami. Setelah mandi Riri sudah menggunakan kemeja putih ketat terdapat blazer di luarnya di padukan rok span mini di atas lutut. Lalu Riri berjalan dan duduk di depan meja rias untuk memoles wajah mulusnya, setelah make up selesai, Riri segera keluar dari kamar, namun sebelum keluar Riri membangunkan suaminya terlebih dahulu.
"Mas, bangun.. sudah siang, nanti kamu terlambat ke kantor." ucap Riri sambil mengusap pipi Samuel secara lembut.
Samuel yang mendapat sentuhan tangan mulus Riri seketika membuka matanya. "Eh.. istriku sudah cantik aja, good morning sayang." Samuel yang sedikit mengangkat kepalanya lalu mengecup pipi mulus istrinya.
"Good morning juga sayang, udah yuk bangun, aku tunggu di meja makan ya?." ucap Riri lagi.
"Iya sayang, aku akan segera bangun." Samuel yang menggeliat sambil menguap, dari matanya Samuel masih terlihat sangat mengantuk, karena kurang tidur.
Riri pun sudah berjalan keluar dari kamar menuju ke ruang makan, di ruang makan Riri sudah melihat di atas meja sudah di penuhi dengan berbagai masakan.
"Masak apa hari ini bik?." tanya Riri pada ART nya yang bernama bik Wati.
"Masak nasi goreng, dan cumi-cumi asam manis kesukaan tuan Samuel, nyonya." jawab bik Wati sambil menyiapkan buah-buahan di atas meja.
"Wah.. pasti mas Sam suka ni, ya udah siap kan piring nya dulu ya bik, aku mau buatin mas Sam teh dulu." perintah Riri.
"Baik nyonya." jawab bik Wati.
Riri pun sudah membuatkan teh untuk suaminya di dapur, itu sudah kebiasaan Samuel setiap pagi minum teh hangat.
Tidak lama Samuel sudah keluar dari kamar menuju ke meja makan, Samuel begitu terlihat rapi menggunakan jas berwarna Navy dengan rambut kelimis sedikit di naikan ke atas. Aura maskulin nya pun seketika terpancar.
"Ini tehnya sayang." Riri yang sudah menaro teh di depan Samuel.
"Makasih sayang." ucap Samuel sambil tersenyum menatap ke arah istrinya.
"Kamu mau sarapan apa sayang? nasi goreng pake telur? apa nasi putih pake cumi-cimi asam manis? atau roti saja?." Riri yang masih berdiri di samping suaminya.
"Jelas nasi putih hangat pake cumi-cumi dong sayang." jawab Samuel sambil mengusap dagu istrinya.
"Baiklah, akan aku ambilkan." Riri yang sudah mengambil piring lalu menaro nasi putih dan juga cumi-cumi asam manis di dalam piring.
"Ini sayang." Riri yang sudah memberikan sarapan kepada suaminya.
Riri pun sudah duduk di depan suaminya, mereka berdua sudah menikmati sarapan pagi bersama. Suap demi suap Riri masukan nasi ke dalam mulutnya, sambil menatap ke arah suaminya yang begitu lahap menikmati sarapannya. Riri kembali teringat dengan bekas lipstik tadi malam, antara percaya dan tidak percaya kalau suaminya berselingkuh.
"Nanti aku ke kantor sama kamu ya sayang." ucap Riri menatap ke arah suaminya.
"Loh kok tumben minta di anterin, biasanya naik mobil sendiri ke kantor?." tanya Samuel yang juga menatap ke arah istrinya.
"Gak pa-pa sayang, aku pingin aja di anterin sama kamu hari ini." jawab Riri.
"Baiklah, apa sih yang gak buat istriku tersayang." Samuel yang tersenyum, sambil mencium punggung tangan istrinya.
Setelah sarapan selesai, Riri dan Samuel segera masuk ke dalam mobil untuk berangkat ke kantor.
"Sebentar sayang, ada yang ke tinggal." ucap Samuel yang kembali masuk ke dalam rumah.
Riri memutuskan untuk masuk ke dalam mobil terlebih dahulu, namun saat Riri baru saja duduk, ia merasa sedang menduduki sebuah benda, ia merasa ada yang mengganjal di bagian pantatnya. Riri pun segera meraih benda yang di duduki nya.
"Lipstik?." ucap Riri terus menatap lipstik di tangannya. lipstik bermerek brand lokal, namun Riri bisa memastikan bahwa itu bukan lipstiknya, di juga tidak punya lipstik bermerek tersebut apa lagi berwarna merah merona. "Kenapa ada lipstik di mobil mas Samuel, lipstik siapa ini?." Riri yang terus bertanya-tanya.
Samuel sudah kembali keluar dari rumah, dan sudah bersiap akan masuk ke dalam mobil. Riri yang melihat suaminya segera memasukan lipstik ke dalam tas branded nya.
"Apa yang lupa sayang?." tanya Riri menoleh ke arah suaminya.
"Kunci mobil sayang, ternyata masih ada di dalam." jawab Samuel.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!