NovelToon NovelToon

Love In Silent

Janji

Di bawah pohon rindang itu, aku duduk sambil membaca beberapa buku referensi yang aku kutip dari perpustakaan, entah mengapa rasanya nyaman saja duduk diam seperti ini, seakan akan aku sedang di temani oleh seorang malaikat pelindung. hatiku menjadi tenang dan damai, di tambah suasana yang mendukung karena cuaca hari ini agak sedikit mendung dan sedikit berangin, meskipun sempat beberapa kali jilbabku tersibak oleh angin dan harus membuatku merapihkan sampai berulang kali.

beberapa saat kemudian terdengar sayup sayup suara seseorang yang sedang memanggilku dari kejauhan.

“Mir .. mir miranda.. !!”

aku menoleh, namun aku tidak menyahutinya dan masih sibuk membalik lembaran kertas yang ada di tanganku.

“sombong banget sih, nih buat kamu !!”

Aku terdiam sesaat sambil memikirkan maksud dari bocah ini

“apa nih !”

“ya tiket lah !”jawab intan

“buat aku ?”

“iya buat kamu,ambil gih !!”ucapnya sambil menyodorkan satu tiket bioskop kepadaku

“kok cuma satu, punya kamu mana ?”

“Punya aku ada kok di tas, jangan lupa dateng ya beb !!”bujuknya

“males nih buat adik kamu aja !!”

“Ih kamu tuh yah ! nggak menghargai aku banget si sebagai sahabat sendiri !”

“aku beneran enggak bisa intan nanti malem soalnya aku ada janji sama juna !"

“di tunda dulu napa janjinya sama si juna sehari saja !"

“enggak bisa intan, nanti dia ngambek !!”

“ayo lah mir, gitu banget si sama gue, lu udah enggak menganggap gue penting lagi ya ?”

“kok jadi gitu ngomongnya ?!”

“habisnya kamu nggak mau gue ajakin nonton bareng sih !"ucap intan merajuk

“bukannya enggak mau intan, tapi memang enggak bisa kalo nanti malem, mungkin kalo besok malem aku bisa deh “

“yah kok besok, kan filmnya terakhir tayang malam ini”

“yasudah liat film lainnya saja, gue ganti deh tiketnya !, nanti gue yang beli”

“enggak mau ! aku maunya malam ini, pokoknya nanti malem !"rengeknya

“kelakuannya udah kaya bocil, bikin repot tau nggak si !!”

“bodoh amat !"

"astaghfirullah !"

"ya ya dateng ya please ..!!

Aku cuma diam saja dan acuh sambil terus membaca buku di tanganku

“mir .. mirandaaaa... datang ya mir .. !!”rengek intan sambil mengguncang pundak ku kuat kuat

“iya gue datang bawel !!”

“oke good girl, kita ketemuan di depan gedung bioskop aja ya beb !!”

“iya “

“oke bye miranda sayang “ucap intan sembari berjalan kembali ke dalam perpustakaan.

Dia adalah satu satunya teman ku yang sangat setia, namun juga sedikit merepotkan, namanya Intan Hapsari atau lebih dikenal Intan, dia adalah teman satu fakultas ku, sekaligus satu jurusan, kami mengambil kejuruan jurnalisme dan saat ini sedang memasuki semester 3 di jenjang  S2, saat ini usiaku telah menginjak 22 tahun sedangkan intan selisih dua tahun lebih tua dariku ,meskipun dia jauh lebih tua dariku namun sering kali sifat dan kelakuannya masih sangat kekanakan dan sedikit konyol.

meskipun terkadang dia juga bersikap layaknya orang dewasa tapi hanya beberapa kali saja di waktu waktu tertentu. Usiaku saat ini terbilang cukup muda untuk yang sudah di jenjang S2, karena dulu aku tergolong siswa yang cukup pandai, jadi aku sempat melompati kelas karena hobi ku yang suka membaca, aku jadi tahu materi kelas di atas ku bahkan aku sudah paham lebih dulu materi yang belum di bahas oleh guru, itulah mengapa aku sampai di juluki kutu buku hingga sampai sekarang ini.

Tak terasa jam kuliah berakhir sudah, ketika aku tengah mengemasi beberapa buku dan hendak beranjak pergi dari tempat dudukku tiba-tiba saja dari arah belakang ada seseorang yang sengaja menabrak ku.

“upss  sorry, enggak kelihatan !“

Aku hanya menatap kesal dan terpaksa aku harus jongkok lalu mengambil kembali beberapa buku yang terjatuh berserakan karena ulah laura.

“butuh bantuan nggak ?, kayanya enggak usah deh !,oh iya nanti aku jadi sakit lagi gara-gara mungutin buku kotor, kamu bisa sendiri kan ?"

Melihat tingkahnya itu aku hanya menghela nafas panjang, sebab aku sudah terbiasa dengan kebiasaannya itu yang suka sekali menjahili ku, meskipun sedikit geram namun tingkahnya itu masih bisa aku biarkan, karena menurutku itu masih dalam batas yang sedikit wajar, di tambah lagi dia juga senior yang jauh lebih tua dariku. jadi akan sangat buruk dampaknya bagiku jika aku berani melawannya, hanya karena hal sepele seperti ini.

Saat aku tengah mengambil beberapa buku yang terjatuh tiba tiba saja ada seseorang yang tiba tiba mendekatiku.

“bawaannya banyak banget si sampai jatuh semua gini , mau di bantuin nggak nih ?”

“enggak usah makasih aku bisa sendiri kok? ”ucapku tanpa memalingkan wajahku sedikitpun

“mbak, kalo ada yang menawarkan bantuan itu, sebaiknya di terima, jangan di tolak gitu dong !”

“iya makasih atas sarannya tapi saya enggak .. Rendi !!"

“iya sayang kenapa ??”

“sayang kepala kamu peyang, ngapain di sini ?”

“mau jemput kamulah, sama lagi bantu kamu nih !”

“enggak usah ren, sini aku bisa sendiri, mending kamu jalan dulu saja sana !?”

“galak amat si udah di bantuin bilang makasih enggak malah ngomel ngomel”

“lagian siapa yang minta di bantuin, aku pulang dulu, makasih !”ucap ku sambil kabur

“eh main nyelonong aja nih cewek, tunggu !!”

“ngapain masih ngikutin gue !"ucap ku kesal

“mau nganterin kamu sampai depan rumah”

“enggak perlu ren, pacar kamu kan ruangannya di sono noh jurusan sastra !"

"iya terus ?"

"ngapain nyasar nyasar lewat sini ? nanti bisa bisa gue yang jadi sasarannya !!”

“pacar ?, gue nggak punya pacar kali mir asli sumpah, kata siapa si kok suka nebak nebak gitu ?“

“gue nggak mau tau pokoknya lu diem di sini gue mau cabut dulu bye !”

" eh eh !"

“jangan ngikut gue !!”teriak ku sambil lari

“iya iya !!”

Malam ini bulan terlihat sangat cantik, saat ku buka jendela di kamarku, tak sengaja aku melihat ada bulan di sebuah ranting pohon, seolah sang bulan sedang tersenyum kepadaku sehingga aku sampai terhanyut terbawa oleh suasana malam itu.

Ketika agan angan ku mulai melayang sembari menatap indahnya bulan yang tampak menawan di langit malam itu, seketika saja juna mengetuk pintu kamarku dengan keras.

“kak !! kak mira !”

Mendengar suara juna aku langsung tersentak dari lamunanku.

“iya kenapa jun ?” teriakku sembari menutup kembali jendela kamar

“kak hari ini jadikan ??” teriak juna dari balik pintu

Sebenarnya perasaan ini sedikit tidak enak untuk mengatakannya bahwa malam ini aku tidak bisa memenuhi janji dengan kedua adikku, dengan pelan aku pun membuka pintu kamarku, dan untuk berjaga jaga agar mereka tidak ngambek, ku raih beberapa camilan manis yang sempat aku beli tadi saat pulang dari kampus.

“surprise !!”

“apa nih kak !!”

“kejutan buat adik kakak tersayang”

“asik jajan banyak banget !”ujar jenni senang

“ayo kak kita berangkat sekarang saja, juna udah enggak sabar pengen naik bianglala”

"juna maafin kakak ya, sebenarnya hari ini kakak enggak bisa pergi menemani kalian ! “

“loh kakak kan sudah janji sama juna dari minggu kemarin, kalau kakak mau ajak juna sama Jenni ke taman bermain !"

“iya kakak tau, tapi kakak hari ini ada janji mendesak sama temen kakak , kakak minta maaf banget ya sayang, kita ke taman bermainnya jangan malam ini ya, gimana kalau besok aja ?”

“enggak mau !! kakak tukang bohong !!”teriak jenni sambil menangis

“Jenni besok kan kakak libur kuliah, jadi kalau besok ke taman bermain, jenni bisa bermain apa saja, nanti kakak temani kalian main sampai puas !"

“tapi janji ya kak jangan bohong lagi !”ucap jenni sambil terisak

“iya kakak janji “ucapku sembari saling mengaitkan jari kelingkingku dengan jenni

“abang juna.. tolong jagain jenni yah, kakak ada urusan sebentar !"

"jangan lama lama kak !"

"iya, di rumah baik baik ya sayang” ucapku sambil mengecup kedua kening adikku yang masih berusia 7 tahun itu.

bioskop

Pukul 19.15 WIB aku telah sampai tepat di depan gedung bioskop, namun sampai saat ini intan belum juga menampakkan batang hidungnya, akan tetapi selang waktu 30 menit kemudian, terlihat dari kejauhan nampak seorang lelaki dengan postur tubuh yang agak familiar datang menuju ke arahku, orang itu mengenakan topi berwarna hitam, jaket jins, celana hitam, bersepatu putih, saat orang itu sudah semakin dekat dengan ku, tiba-tiba saja ponselku berdering, nampaknya ada sebuah notifikasi WhatsApp yang masuk dari seseorang, begitu aku buka pesan tersebut, ternyata benar intan yang mengirim satu pesan padaku.

“beb maaf banget ya,tiba-tiba aja nih perut ngajakin ke toilet mulu, kayaknya aku enggak bisa dateng deh, tapi tenang aja .. Karena tadi sore aku ketemu sama Rendi di apotik, terus tiketnya aku kasih ke rendi deh, gapapa yah “cerocosnya dalam WhatsApp

“tuh kan kebiasaan banget intan, Kenapa sih dia ngotot banget makcoblangin aku sama rendi!! "ucap ku geram sambil menatap layar ponsel

“Mir nunggu lama ya ?" ucap rendi yang tiba tiba rendi sudah ada di samping ku

“Eh! ha !, enggak kok ? “

“Pasti lo kaget banget ya, karena yang datang malah gue dan bukan intan ! “

“iya lumayan sih ! “

“Sebenarnya gue juga enggak enak, cuma tadi gue sempat ketemu sama intan di apotik dekat komplek, terus si intan minta tolong ke gue untuk datang ke bioskop dan temani kamu nonton !”

"intan bilang apa waktu itu ?"

"katanya dia lagi enggak enak badan !"

“Oh gitu ya ! “ Ucapku pura-pura tidak tahu

"emang elo enggak di kasih kabar sama intan ?"

aku terdiam sejenak, dan memikirkan untuk bisa pergi dari tempat itu.

“mir .. miranda !"

"ha iya ?"

"kenapa kok diem aja ?"

“hah enggak kok !“

“kenapa sih, kaya orang bingung gitu, kamu enggak suka, kalo yang jadi nonton bareng sama kamu itu gue ?“

“hah enggak kok ! “jawab gue makin canggung

“yasudah masuk yuk, keburu filmnya tayang nih !“

“oke ! “

“gue pingin pulang aja rasanya kalo gini !"gumam ku lirih

“hah,barusan kamu ngomong apa mir ?“

“enggak.. aku enggak ngomong apa-apa kok, hehe ! “

Sesampainya di dalam ruang bioskop kami langsung mencari nomer bangku yang sesuai dengan nomer tiket kami. Dan kebetulan posisi duduk kami tepat di nomer 14 dan 15, setelah dirasa semua penonton di rasa telah semua memasuki ruangan, akhirnya film pun segera di putar, namun tak lama setelah itu tiba-tiba saja aku melihat laura yang sedang berbicara dengan bangku nomer 16 tepatnya di samping rendi, rupanya laura juga diam diam datang ke bioskop dan meminta tukar tempat duduk dengan seorang lelaki yang duduk di bangku nomer 16.

“hai ren !! “ sapa laura

“laura, Loh bukannya tadi yang duduk di samping gue itu .. ?"

“oh mas mas yang tadi, udah gue suruh pindah tuh di sebelah gue, pas banget tadi gue liat kamu duduk di sini, sekalian aja gue minta tuker bangku sama masnya !, elo enggak keberatan kan kalau gue duduk di sini ren ?“

“eh iya jelas enggak dong haha ! “jawab rendi dengan nada terpaksa

aku yang sedari tadi sudah diam diam memperhatikan tingkah laura, sontak tersenyum kecil saat melihatnya.

“btw kamu ke sini sendiri ren ?“tanya laura

“gue enggak sendiri kok, nih ada Miranda di samping gue ! “

Sontak raut wajah Laura yang semula sumringah, mendadak langsung terlihat masam ketika dia melihat aku yang tengah duduk di samping Rendi.

“eh ternyata ada elo juga mir !"

aku langsung memalingkan wajah dan pura pura tidak mendengarnya

"kamu pasti sengaja ya duduk sebelahan sama Rendi !!“

" narsis banget !“ucap ku lirih

“Ngomong apa kamu barusan !! “ucap laura nyolot

“memang gue ngomong apa ? “jawab gue jutek

“alah enggak usah ngeles deh, gue denger kok dikit tadi !"

“hei, udah dong jangan ribut gitu, enggak enak tuh diliatin orang !”ujar rendi

“lagian tuh cewek resek banget gue liatnya ren !”

"kenapa sih, mira dari tadi diem aja kok !"

"ih kamu kok belain dia sih, tukeran tempat duduk sama aku sekarang ren !"

"enggak !"

"aku enggak mau kamu sebelahan sama dia ren !"

“Laura udah cukup !! “bentak Rendi dengan nada suara yang lirih

“Miranda sama aku kesini itu bareng, tadinya dia mau kesini sama intan, dan mendadak intan sakit perut, terus tadi sore kebetulan gue ketemu sama intan di apotik, jadi dia minta tolong sama gue buat gantiin dia nemenin nonton sama Miranda !, udah jelas ? “jelasnya

“Rendi ngomong apaan si kan kesannya disini jadi gue yang ngebet pingin nonton ?! “gumam ku dalam hati

Dengan sorot mata yang tajam Laura memandangku lalu dengan sinis.

Di pertengahan film tampak Laura semakin, menempel dengan Rendi, aku pun hanya acuh meski aku tau Rendi terlihat sangat tidak nyaman duduk bersebelahan dengan Laura.

tiba saat dimana aku sedang fokus menonton dan mulai menikmati alur kisahnya, di saat ada sebuah adegan dimana sang tokoh utama mengalami kecelakaan dalam film itu, sontak saja aku langsung teringat dengan trauma yang pernah aku alami dulu, entah kenapa kini terasa seolah kembali terulang, ketika aku melihat adegan itu dengan mataku sendiri, mendadak air mataku menetes begitu saja, dan kesedihan mendalam yang pernah aku kubur dalam dalam kemudian muncul kembali di benakku.

aku tak kuat melihatnya lagi, dan sontak aku pun langsung beranjak dari tempat dudukku itu juga,

"kenapa mir ?" tanya rendi sambil menatapku

ketika aku hendak segera meninggalkan ruangan, Rendi langsung memegang tanganku dengan sedikit kebingungan.

“Mir lo mau ke mana ? “

“gue mau pulang Ren ! “

“loh tapi kan filmnya belum habis ?“

“gue tiba-tiba ada urusan mendadak, sorry gue harus pergi duluan ! “ucapku berbohong

"gue anterin pulang ya ? “

“enggak perlu ren, gue pulang sendiri saja, gue bisa naik bus nanti !“

“ren udah biarin saja, lagian kan dia bukan anak kecil lagi !"

ke lepaskan tangan rendi yang memegangi ku dengan erat, segera setelah itu aku langsung pergi begitu saja dari ruangan, sementara Rendi dan Laura masih tetap berada di dalam ruang bioskop.

Sesampainya aku di halte bus, tiba-tiba saja ponselku kembali berdering.

“halo ??”

“Halo !, mir ini gue Rendi! “

“ada apa ren ! “

“mir lo enggak kenapa kenapa kan ?"

"i'm fine !"

"tapi Kok suaranya kaya lagi nangis gitu ?“

“enggak kok, gue enggak lagi nangis ?! “jawab ku sambil menahan tangis

“enggak usah bohong deh, gue tau kok kalau kamu lagi nahan tangis, suara kamu ketara banget !"ucap rendi khawatir

Aku langsung diam membisu

“Mir kamu kenapa si ?, apa gara-gara ucapan Laura tadi, kalo elu tersinggung karena ucapan Laura, besok gue mau ngomong sama dia .. !"

“enggak kok ren bukan karena Laura ?”

"terus ?"

"enggak apa apa, gue cuma agak sakit perut tadi !"

"serius ?"

"iya, udah dulu ya Ren busnya udah dateng nih !”

“oh iya, hati-hati ya Mir pulangnya !”

“iya “

" mir .. thanks buat hari ini, ya meskipun cuma sebentar !"

sejujurnya aku sudah mulai melupakan tragedi malam itu, 7 tahun yang lalu, sebuah kecelakaan maut yang merenggut dua nyawa paling berharga dalam hidupku, hari dimana semua kesusahan dan kepedihan dimulai dalam hidupku.

Gagal total

Sesampainya di halaman rumah, nampak jelas suasana di dalam dan sekitarnya begitu sangat sunyi sepi, hanya terdengar sayup-sayup beberapa suara serangga malam yang saling bersautan satu sama lain, kamar juna dan jenni juga terlihat sepi dan pintunya pun juga sudah tertutup dengan lampu yang sudah di matikan pula, nampaknya mereka berdua sudah tertidur lelap.

Akhirnya aku bisa bernafas lega setelah sebelumnya aku sempat khawatir jikalau kedua adikku belum tertidur dan mereka terpaksa harus melihat mata sembab ku ini.

Hari ini begitu terasa sangat melelahkan, setelah selesai memastikan juna dan jenni benar benar sudah tertidur dangan pulas, ku letakkan tas selempang di sembarang tempat, lalu ku buka kancing bajuku dan menggantinya dengan baju setelan kimono lengan panjang, saat aku mulai merebahkan tubuh ini di atas tempat tidur seketika rasa penat ku mendadak menghilang seperti di telan bumi, namun segala unek-unek di dalam pikiranku masih terpampang jelas dan berputar putar di dalam otakku.

Aku masih saja memikirkan kejadian baru tadi yang masih terus melintas di kepalaku, sempat tak habis pikir, kenapa intan sampai bersemangat sekali ingin menjodohkan ku dengan rendi. sementara aku sendiri tidak pernah mengatakan apapun mengenai persoalan percintaan pada intan, aku juga tidak pernah tertarik sedikit pun dengan rendi atau bahkan dengan laki laki lain.

aku curiga apa yang membuatnya begitu bersemangatnya melakukan rencana ini kepadaku .

Entah sang bulan yang tak mau menyinari malam ini lebih lama atau malah justru aku yang tak bisa terlelap malam ini, rasa mengantuk yang masih melekat di kelopak mataku membuat cekungan hitam di sekeliling mata, dengan terpaksa aku harus memulai aktivitas kembali hari ini sambil menahan rasa kantuk yang tak tertahankan.

Saat diri ku tengah duduk di kelas, tak lama kemudian menyusul intan yang langsung duduk di sebelahku.

“Mir kamu bawa buku materi yang kemarin di suruh bawa sama dosen gak ?”tanya intan

“bawa nih !”ucapku sangat lesu

“hehe.. kebetulan gue lupa enggak bawa, gue nebeng bentar ya !”

"hmm !"jawab ku singkat

"Mir lo sakit ? "

"Enggak ! "

"Tapi kok lesu gitu, muka kamu juga pucat banget loh mir !"

" Gue gak papa kok, paling darah rendah dikit !"

"Mending elo ijin aja deh gak usah ikut kelas ! "

"Gue gak papa, mungkin gara-gara semalam gue kurang tidur jadinya muka gue kaya gini ! "

"Emang elo mikirin apa sampai gak bisa tidur ?"

"enggak mikirin apa apa, cuma lagi enggak bisa tidur aja, semalem nyamuk banyak banget di rumah jadi gue sering kebangun pas tidur ! " Ucap ku ngeles

"Masa sih emang kamu enggak ada pikiran atau perasaan apa gitu setelah nonton ! "

"Enggak tuh biasa aja !, emang lo mengharap gue gimana setelah nonton sama rendi !" ucapku jengkel

"Ehehe .. Gak ada kok ! "

Tak lama kemudian dosen masuk ke dalam kelas kami, dan terpaksa obrolan kami harus terhenti sejenak

"Selamat pagi semuanya !”

“selamat pagi pak !”jawab serentak para mahasiswa

“oke, seperti biasa ya, yang enggak bawa buku materi hari ini silakan keluar !”

langsung saja beberapa mahasiswa satu persatu meninggalkan kelas, karena memang di sengaja tidak membawa materi agar tidak mengikuti kelas, dan ada pula yang terpaksa harus keluar karena memang lupa tidak membawa buku materi, tak terkecuali dengan intan yang masih standby di tempat duduk, dengan percaya dirinya yang tinggi, dia terlihat masih stay kalem sambil scroll scroll layar ponselnya.

“oke kalau sudah, tolong jangan mainan ponsel dulu di jam kelas saya, karena saya tidak akan mentoleransi mahasiswa yang masih bermain hp di kelas ?”ujar pak gunawan tegas

"Iya pak ! " Jawab serentak mahasiswa lain

"simpan hpnya intan !"

"hah, oke !" buru buru ia letakkan dalam tasnya

Tak terasa satu jam berlalu dengan sangat cepat, lalu pak gunawan pun segera mengakhiri kelasnya dan langsung meninggalkan kelas.

“Mir lancar nggak ?”mendadak intan bertanya

Sontak aku jadi bingung dengan pertanyaan intan yang terasa sangat ambigu itu, dengan sedikit merasa heran, aku pun hanya merespon dengan mengernyitkan kedua alisku.

"semalem Mir ?"

"semalam kenapa ?"

itu yang semalam kamu sama rendi ?"

"Maksud kamu ? "

"Itu yang tadi malem nonton ? "

"Oh, kemarin malam gue pulang duluan ! "

"Apa , kamu pulang duluan !!" teriak intan sangat syok

" Iya !"

"Serius kamu ?"

"Serius ! "

"Aah .. bohong kali ! "

"Beneran semalam gue pulang duluan intan ! "

"Lha terus si rendi, Dia juga ikutan pulang kan ?"

" Enggak gue pulang sendiri, rendi gue tinggal di sana sama laura ? "

"kok tiba-tiba bisa ada laura ?"

" Enggak tau, mungkin bisa saja dia pas kebetulan juga pengen nonton film yang semalmm ! "

"Terus laura dateng ke bioskop sama siapa ?"

"sendiri katanya !"

"masa sih ?"tanya intan tidak, percaya

" iya beneran !"

"Itu enggak mungkin dan sangat mustahil !"

"kenapa ?"

"Enggak mungkin dong, seorang laura gitu loh, masa dia pergi sendiri sedangkan kemana-mana dia itu pasti bawa rombongannya !"

"oh ya ?"

"ini pasti di sengaja !" gumam siska

dengan cueknya aku hanya mengedikkan bahu

"apa mungkin dia dengar omongan gue sama rendi ! " gerutu intan lirih

"omongan, kalian ngomongin apa !"Tanya ku sedikit curiga

"Hah, Enggak itu omongan pas gue ketemu sama dia di apotik, iya hehe ! "Jawab intan sedikit celingusan

"Oh .... " mulutku membulat

"Yah sia-sia dong tiketnya mir ! "

"Entar gue ganti tiketnya tenang aja ! "

"nggak usah mir, maksud gue bukan gitu !"

"Bener nih ! "

"Iya beneran enggak usah ! "

Meskipun aku hanya diam, tapi saat melihat raut mukanya yang masam, aku sudah paham apa yang ada di dalam pikirannya saat ini.

"Mir gue cabut dulu ya ada yang mau gue urus bentar ! "

"Oh oke ! "

Melihat usahanya berjalan sia-sia dan tak menghasilkan apapun, entah mengapa lantas hati ini justru jadi merasa sangat gembira juga sedikit rasa puas.

Matahari kini terlihat sudah mulai menyingsing ke arah barat, sedangkan arloji di tanganku juga sudah menunjukkan pukul 16.00 WIB, waktunya aku harus segera pulang dan langsung berangkat kerja paruh waktu, aku pun segera mengemasi beberapa buku yang terlihat berantakan di mejaku, saat aku sedang berjalan menuruni tangga, tiba tiba saja aku seperti mendengar suara intan yang sedang berbicara dengan seseorang di tengah tengah anak tangga, meski suaranya tak terlalu keras dan terdengar seperti berbisik bisik, aku pun mulai memperlambat langkahku agar tak terdengar dari bawah, begitu aku sudah sangat dekat dengan sumber suara tersebut, ternyata benar itu adalah suara intan yang sedang berbicara dengan rendi, dengan rasa penasaran yang cukup tinggi, aku pun akhirnya memberanikan diri untuk menguping pembicaraan mereka berdua.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!