NovelToon NovelToon

Nayla

Berpisah

"Nay, kamu janji ya sama aku akan setia!!"

Kata Bagas pada Nay dengan menggenggam erat tangan Nayla.

Nayla menoleh ke arah Bagas, mengangkat genggaman tangan Bagas.

"ckckckck" Nayla tertawa kecil, tersipu malu. Menoleh melihat wajah Bagas yang sedih.

Menatap kembali wajah Bagas.

"Eish... ujungnya kamu akan nyusul kuliah di sana juga kan?"

"Hanya satu tahun kita berpisah, setelah itu kita akan bersatu kembali."

"Jangan berlebihan."

Bagas melepaskan genggaman tangan nya, Menarik dan melepaskan nafasnya.

Menggelengkan kepala.

"Aku sepi nay tanpa kamu."

"Biarpun itu cuma satu tahun, biasanya kita selalu bersama."

"Setiap hari kita bersama."

"Dari aku jemput kamu di tantemu, berangkat sekolah sama-sama. Ke kantin sama-sama. Pulang sekolah juga sama-sama."

"Yaaaah... sekarang mau pergi aja."

"Yaaaah nggak ada teman kencan setiap malam Minggu dong." celetuk Bagas

Yaa,,,Nayla memang harus kuliah di Universitas ternama di salah satu kota besar. Nayla harus meninggalkan Bagas terlebih dahulu. Karena Nayla adalah kakak kelas Bagas. Mereka berpacaran. Nayla tinggal sementara bersama tantenya, tinggal disebuah kota kecil. Selama tiga tahun menempuh pendidikan SMA, selama itu pula mereka menjalin hubungan sepasang kekasih. Kini karena Nayla sudah lulus ujian dan harus menempuh pendidikan kuliahnya, Nayla terpaksa harus meninggalkan Bagas terlebih dahulu. Setelah satu tahun, Bagas akan menyusul dengan ikut kuliah di Universitas tempat Nayla kuliah. Bagas anak orang kaya. Sekolah SMA saja, dia sudah menaiki mobil Yaris hitam yang dikendarainya sendiri. Meskipun mama papanya bercerai. Bagas tidaklah kekurangan kasih sayang. Untuk masalah finansial, Bagas bisa dikatakan sangat berkecukupan. Papa Bagas yang bekerja di sebuah perusahaan besar sangat mensupport apapun yang dilakukan anak laki-laki satu-satunya.

Sedangkan Nayla. Berbanding terbalik. Di akhir ujian kelulusannya. Nayla mendapati kedua orang tuanya bercerai. Hati Nayla hancur. Mereka terpisah dari Nayla semenjak Nayla melanjutkan sekolah SMU di kota dimana tantenya tinggal. Ayah dan ibu Nayla hampir setiap satu bulan sekali menyambangi rumah tantenya untuk melepas rindu kepada Nayla.

****

Bagas menunggu Nay di depan sebuah rumah milik tetangga dari tantenya Nayla. Dengan cat warna abu-abu yang dikombinasikan warna putih tepat selisih tiga rumah dari rumah tantenya Nayla. Tampak Mobil Ayah Nayla terparkir di depan rumah tantenya. Bagas tidak mungkin menghampiri Nayla, karena ada ayahnya. Nayla belum menjelaskan kepada keluarganya tentangku. Jadi kita masih berpacaran diam-diam. Ayah Nayla, seperti yang diceritakan Nayla yang katanya cukup galak. Aku pandangi Nayla dari kejauhan, Nayla tampaknya tahu kehadiranku, karena aku sudah chat dia sebelumnya.

"Da..Da.. Tante ...ucap Nayla dengan melambaikan tangannya.

Menoleh ke arah Bagas seolah memberi pertanda dengan melambaikan tangannya tanpa diketahui ayahnya.

Bagaspun membalas lambaian tangan Nayla.

Nayla kemudian memasukkan koper kedalam mobil ayahnya. Tak lupa menoleh ke arah Bagas, memberi senyuman dan kedipan mata kepadanya.

Ayahnya yang sudah di dalam kemudian bertanya pada Nayla.

"Sudah semua Nay?"

"Sudah yah" jawab Nayla

Ayahnya membuka kaca jendela mobil, memberi tanda klakson kepada Tante Nayla.

Tante Nayla membalas senyuman dan lambaian tangan.

****

"Alhamdulillah sudah sampai Nay."

ujar ayah Nayla

"Iya Alhamdulillah."

celetuk Nayla

Setelah perjalanan kurang lebih lima jam mereka sampai didepan rumah kost Nayla. Iya Nayla harus ngekost, berpisah kembali dengan keluarganya. Sebelumnya ayah dan ibu Nayla tinggal di kota besar tempat ayah nya bekerja. Jarak tempuh sekitar satu jam setengah untuk bisa pulang kerumah ibunya. Ayahnya sudah tidak tinggal bersama ibunya. Nayla enggan bertanya masalah kedua orangtuanya. Nayla juga tidak bertanya dimana ayahnya tinggal. Nayla tahu ayahnya sangat bertanggung jawab kepadanya. Buktinya ayah Nayla yang bersikeras menyuruh Nayla untuk melanjutkan kuliah. Sedangkan ibunya menyuruh Nayla cepat bekerja. Tapi tidak, Nayla punya keputusan sendiri dan harus kuliah seperti apa kata ayahnya.

Nayla mengambil koper dalam mobil dan memasuki rumah kost.

Sudah ada ibu kost yang menunggu di teras depan sambil duduk-duduk santai seolah sudah diberi tahu oleh ayah Nayla sebelumnya.

Ibu kost mempersilahkan Nayla masuk kedalam rumah untuk melihat letak kamarnya.

Ayah Nayla menunggu didepan teras sambil meminum teh yang sudah disiapkan ibu kost.

"Ini kamarnya Nay" kata ibu kost yang sudah berkenalan sebelumnya dengan Nayla, menunjuk kearah kamar yang akan ditempati Nayla.

"owh ini ya Bu, baiklah". Nayla segera menarik kopernya dan memasukkan kedalam kamarnya.

Dikamar tersebut ada sebuah lemari pakaian dan tempat tidur berukuran 120 cm x120 cm. Kamar ini tidaklah terlalu luas dan tak terlalu sempit. Ada tiga kamar tidur yang disewakan sama ibu kost dan semua sudah terisi. Kamar -kamar yang disewakan terpisah dari rumah inti ibu kost. Hanya saja untuk parkir sepeda motor dijadikan satu garasi bersama milik ibu kost. Dari kamar, jika kita ingin keluar masuk, kita bisa melewati garasi atau ruang tamu rumah inti. Ada dapur kecil untuk bersama yang sudah dilengkapi kulkas. Disampingnya ada sebuah kamar mandi dan tempat cuci untuk anak-anak kost. Menurutku ini Not bad. Bagus malahan. Seperti rumah baru ataupun sudah direnovasi, kelihatan dari warna catnya yang masih segar dan masih bagus. Sepertinya aku menyukai tempat ini dan akan betah disini.

Tahu sendiri kan, kuliah itu bisa sampai empat tahun lebih. Dan Nayla tipe orang yang malas untuk pindah-pindah mencari kost-kostan lagi. Sepertinya memang ayah Nayla tahu selera anak gadisnya itu. Rumah kost ini pula tak terlalu jauh dari kampus dimana Nayla kuliah. Nayla bisa berjalan kaki ataupun naik motor.

Setelah semua selesai, Nayla menghampiri ayahnya di depan teras yang sedang berbincang dengan ibu kost. Ayah Nayla berpamitan kepada Nayla dan ibu kost. Ayah Nayla menitipkan Nayla kepada ibu kost misal ada apa-apa.

Ayah Nayla pun meninggalkan rumah kost dan memasuki mobil. Nayla yang mengantar sampai depan pagar sambil memandangi mobil ayahnya yang semakin jauh dari pandangannya.

kampus

Nayla membuka ponselnya. Memberi kabar pada Bagas kekasihnya bahwa dia dan ayahnya sudah sampai. Nayla juga memberi tahu alamat kostnya pada Bagas.

"Gas," (Nayla)

"Iya," (Bagas)

"Aku udah sampai, ini lagi santai di kost, kamu lagi apa?" (Nayla)

"Alhamdulillah, gimana Nay kostnya?" (Bagas)

"Enak, dekat dari kampus." (Nayla)

"Bagi alamat, sapa tau aku kesana,

ngapelin kamu.hehehehe...." (Bagas)

Jalan mawar no.10 blok. B (Nayla)

"Kamu jangan lupa makan ya!!!" (Bagas)

"iya aku belum makan" (Nayla)

"Makan dulu gih!!!" (Bagas)

"Ok"(Nayla)

Percakapan diponsel mereka berakhir. Mereka lanjut dengan kesibukan mereka masing-masing. Nayla membeli makan di warung, dekat rumah kostnya. Nayla berjalan kaki dan menuju ke warung tersebut.

Warung mbok Sri. Warung makanan sederhana yang banyak sekali makanan dan masakan rumahan. Emang cocok untuk anak kost. Banyak sekali macam sayur dan lauk pauk yang enak dan ramah dikantong anak kost seperti Nayla.

Ada sayur dari mulai sayur bening,sayur asem,sayur sop, sayur lodeh. Ada juga banyak macam tumisan dari mulai tumis kangkung, tumis tahu tempe kacang, tumis jamur, tumis rempelo ati,tumis pare udang dan tumis daun pepaya. Masih banyak lagi lauk pauknya. Ada ayam goreng, ayam dimasak kecap dan dimasak pedas, berbagai macam ikan goreng seperti mujaer, ikan pe dan ikan lele. Ada juga tempe goreng, tahu goreng, bakwan dan masih banyak menu lainnya.

Nayla membungkus untuk makan siang ini dan buat nanti malam. Nayla membeli nasi putih sama sayur sop dan tumis pare udang sekalian dengan lauk ayam dan tempe goreng dua porsi.

Sudah selesai semuanya. Nayla pulang dari Warung mbok Sri. Nayla memakan makanannya di kamar. Selesai makan, Nayla mandi dan membaringkan badannya yang seharian capek karena perjalanan.

****

"Ping" (Bagas)

"Apa?" (Nayla)

"Lagi apa?" (Bagas)

"Tidur." (Nayla)

"Kangen." emoticon love (Bagas)

"Hahahaha....." (Nayla)

"Yaelah, malah ketawa." (Bagas)

"Gombal" (Nayla)

Nayla pun bangun dari tempat tidurnya, Memperbaiki tali rambut dan menali rambutnya yang berantakan.

Nayla mengambil laptop dan membukanya. Nayla pun berselancar di dunia maya.

Hari nampak mulai larut, gelap. Matahari mulai menjauh dari peraduannya dan tenggelam.

Nayla pun berkabar kepada ibunya. Menjelaskan keadaanya di kost yang baru. Nayla tahu keadaan hati ibunya yang kacau dan tak baik-baik saja pasca bercerai dari ayah Nayla. Nayla pun tak menanyakan hal-hal yang akan malah membuat hati ibunya hancur, berantakan karena mengingat kembali perceraian ibunya.

Nayla mengakhiri percakapan telepon selulernya dengan ibunya.

****

Malam larut. Bagas pun menelepon Nayla dengan menanyakan "sudah makan belum?"

"sudah tidur belum?"

Seperti biasa Nayla menjawab "sudah" Good night Gas."

Percakapan ditelepon merekapun berakhir.

Entahlah, apa karena hari pertama ngekost, Nayla jadi tidak bisa tidur. Sebentar-sebentar terbangun. Berbeda dengan dia, tatkala tinggal bersama tantenya. Jika malam terbangun, Nayla suka buka-buka kulkas tantenya. Pasti Nayla menjumpai desert-desert seperti puding ataupun salad buah yang dibuat oleh tantenya. Dan Nayla suka makan kalau tengah malam. Tapi karena ini baru ngekost pertama kali. Sepertinya Nayla harus lebih banyak persiapan supaya tidak kelaparan ditengah malam.

"kruug...kruug...krug" bunyi perut Nayla yang kelaparan

Nayla pun hanya bisa memegangi perutnya dan mengambil segelas air putih saja.

"Pantesan tidak bisa tidur, ternyata aku lapar." gumam Nayla

"Huft, tenang besok kita belanja," Seolah menasehati diri-sendiri, supaya tak mengeluh malam ini.

Nayla mencoba menaiki kasurnya, menarik selimutnya dan mencoba memejamkan matanya.

Belanja

Keesokan harinya. Matahari terbit dari ufuk timur. Sinarnya menembus kaca jendela kamar Nayla. Silaunya tidak bisa terelakkan lagi. Nayla kemudian terbangun dan mengambil posisi mandi di awal. Ditengah penghuni kost lainnya sepertinya masih tertidur lelap.

"Byur..byur..byur..." Suara air,ketika Nayla mandi.

"Kreeet"

Bunyi pintu kamar mandi yang dari seng bawahnya tak bisa di tahan agar tak berisik.

Nayla pun keluar dari kamar mandi.

Nayla menuju kamarnya yang tidak jauh dari kamar mandi. Kemudian Nayla berhias diri. Karena hari ini harus masuk kampus untuk perkenalan kampus dan juga teman-teman satu kelas.

Nayla mengambil ponsel diatas kasurnya.

Seolah memberi tahu Bagas bahwa Nayla harus pergi ke kampus.

Nayla masih jalan kaki menuju kampus dihari pertama ini. Ayah Nayla menjajikan membelikan motor baru untuk Nayla. Namun belum sampai. Sebenarnya Nayla memang tidak terlalu membutuhkan sepeda motor, karena jarak kost dan kampus tidaklah terlalu jauh, jika membeli makananpun, Rumah kost dekat sekali dengan warung mbok Sri yang menurut Nayla sudah sangat lengkap.

Tapi tetap saja, menurut Nayla sepeda motor tetaplah penting agar bisa jalan-jalan dan refreshing supaya tidak bosan di dalam kost, pergi ke kampus dan warung mbok Sri aja. Dan dengan menaiki sepeda motor menjadi tidak terlalu jauh jika mau kemana-mana.

****

Nayla pun sampai di kampus. Berkenalan dengan teman-teman satu kelas yang mengambil jurusan yang sama dengan Nayla. Nayla berkenalan dengan sosok gadis yang kurang lebih hampir mirip dengan nya. Rambut dan perawakannya hampir sama. Hanya saja kulitnya sawo matang condong kecoklatan. Namanya Vivi. Nayla juga berkenalan dengan Debora yang berbadan gendut dan berambut keriting. Entah kenapa, dia orang yang diajak berkenalan sama Nayla tiba-tiba nyambung dan menjelma menjadi sosok sahabat.

Mereka ngobrol ngalor ngidul dari asal-usul tempat tinggal mereka, dari asal sekolah mereka dan lain sebagainya. Banyak sekali yang mereka perbincangkan. Sampai ketika dimana, bahwa hari pertama masuk kampus pun selesai. Hari perkenalan pun usai.

Nayla pun berencana untuk pergi belanja.

"Eh sudah dulu ya Vi, Bor, aku mau belanja dulu buat keperluan di kost" ucap Nayla dengan kedua teman barunya.

"Eh kita sama-sama aja pergi ke Hypermarket, tidak jauh kok dari sini!!" celetuk Debora.

"Biar aku yang antar aja" sahut Vivi.

Disini, Vivilah yang asli orang sini. Jadi Vivi tidak ngekost seperti Nayla.

Debora juga tidak ngekost seperti Nayla, biarpun disini dia tinggal bersama tantenya.

Nayla tidak seberuntung Vivi teman barunya. Vivi menaiki mobil Brio abu-abu untuk pulang pergi ke kampus.

Mereka pun menuju parkiran. Menuju mobil Vivi terparkir.

"Thit...Thit.." Vivi menekan tombol pada kunci mobilnya.

Nayla sangat senang, karena dihari pertama, Nayla bertemu dengan teman-teman yang baik kepadanya. Seolah mengobati hatinya yang sedang kacau karena hancurnya pernikahan orang tuanya dan juga perpisahannya dengan Bagas kekasihnya, yang walaupun hanya satu tahun saja mereka berpisah.

Nayla membuka pintu mobil milik Vivi. Nayla duduk disamping Vivi. Sedangkan Debora duduk di belakang Vivi dan Nayla.

Vivi juga memutar suara musik di dalam mobilnya.

"Eh kapan-kapan kalian main ke rumahku ya!!" celetuk Vivi agar suasana menjadi lebih santai

"Iya Vi, gpp, ajak Nayla tuch biar gak bosen di kost. Hihihihi." canda Debora

Nayla hanya tersenyum menatap keduanya. Seolah tak percaya dipertemukan sama mereka yang baik-baik kepadanya.

****

Mereka pun sampai di Hypermarket yang tidak begitu jauh dari kampusnya. Mobil Vivi memasuki area parkir, kemudian Vivi pun sampai ditempat yang pas untuk memarkirkan mobilnya.

Mereka bertiga keluar dari mobil dan masuk kedalam menuju Hypermarket.

Nayla seperti biasa, mengambil Snack, camilan berat maupun ringan untuk mengganjal perutnya yang kelaparan jika tengah malam tiba.

Nayla juga membeli peralatan mandi dan juga beberapa keperluan yang dibutuhkan di kost.

Debora juga banyak sekali membeli Snack. Hampir keranjangnya penuh dengan Snack beraneka rasa dari yang manis, pedas dan juga gurih.

Nayla sepertinya sadar kalau Debora temannya itu suka ngemil.

Vivipun begitu. Vivi membeli dessert-dessert seperti pudding dan juga salad buah, aneka buah potong dalam sterofoam pun tak luput dia beli juga.

Setelah semua selesai. Mereka semua membayar belanjaan mereka masing-masing. Mereka menuju parkiran kembali dan mengantar Nayla pulang ke kost.

Karena hari sudah sore, Vivi dan Debora langsung berpamitan pada Nayla. Mereka tidak main dulu di kost.

"Lain kali aja ya Nay kita mainnya." kata Vivi dan Debora.

"Makasih ya Vi, Bor." Nayla melambaikan tangannya

Begitu pula dengan Vivi dan Debora yang membuka kaca mobilnya diiringi dengan melambaikan tangan ke Nayla.

Naylapun masuk menuju kamar kostnya dengan perasaan yang sangat bahagia.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!