NovelToon NovelToon

When I Found You

Prologue

"Sayang." Nissa menggetuk pintu kamar putrinya. "Apa mama boleh masuk?" Keyla yang sedang mengirimkan lamaran kerja langsung menyauti panggilan ibunya.

"Masuk aja ma, pintunya tidak dikunci." Sautnya dari dalam kamar.

Ceklek

Mama Nissa membuka pintu kamar anaknya dan berjalan menghampiri Keyla. "Kamu sedang apa? Dari tadi di dalam kamar aja." Tanya Nissa seraya duduk di tepi ranjang.

"Aku lagi buat lamaran pekerjaan ma. Nanti akan aku kirim ke beberapa perusahaan yang membuka lowongan."

"Kenapa kamu tidak masuk ke kantor papa saja Nak? Dari pada harus susah-susah lamar kerja seperti ini." Nissa heran dengan putrinya itu, padahal selama ini dia sudah sering membantu ayahnya di kantor saat waktu libur. Namun setelah lulus malah memilih bekerja ditempat lain.

"Aku mau mencoba cari pengalaman ma. Aku mau merasakan bagaimana susahnya cari pekerjaan dan berjuang dari awal. Papa juga pasti tidak langsung sukses seperti sekarang bukan? Butuh proses panjang juga buat papa untuk mencapai semua ini." Jawab Keyla panjang lebar dan membuat hati Nissa haru. Ternyata putrinya sudah dewasa dan memiliki rencana sendiri untuk masa depannya.

"Baiklah sayang jika itu yang kamu inginkan. Mama akan selalu mendukungmu." Mama Nissa berdiri dari duduknya, kemudian mengusap lembut kepala anaknya dan memberikan ciuman di puncak kepala Keyla.

"Makasih ma, karena mama selalu mendukung apapun keputusanku."

"Sama-sama Nak. Nanti kalau sudah selesai, kamu turun ya." Ucap mama Nissa sebelum meninggalkan kamar putrinya.

"Oke ma."

🐹🐹🐹🐹

Harry memasuki rumah setelah seharian berkutat dengan tumpukan dokumen. Saat melewati tangga, ia melihat sang istri baru turun dari lantai dua rumah mereka.

"Kamu dari kamar Keyla?" Tanya Harry setelah Nissa menghampirinya.

"Iya mas." Jawab Nissa seraya mengambil alih tas kerja suaminya dan menggandeng pria itu menuju kamar tidur mereka.

"Apa mas tau apa yang dikatakan putri kita padaku?" Setelah membantu membantu membuka jas suaminya, Nissa kembali bicara.

"Apa katanya?" Tanya Harry penasaran.

"Putri kita tidak mau bekerja di perusahaan mas." Jawabnya apa adanya.

Harry langsung terkejut mendengar penuturan istrinya. "Kamu serius? Kenapa?"

"Aku serius mas, baru saja Keyla mengirim lamaran pekerjaan ke perusahaan lain. Katanya 'aku mau mencoba cari pengalaman ma. Aku mau merasakan bagaimana susahnya cari pekerjaan dan berjuang dari awal. Papa juga pasti tidak langsung sukses seperti sekarang bukan? Butuh proses panjang juga buat papa untuk mencapai semua ini." Nissa menirukan apa yang dikatakan putrinya tadi kepada sang suami.

Harry yang mendengarnya lansung tertawa.

"Astaga anak kita memang sangat mirip dengan mas saat muda dulu." Celetuk Harry seraya duduk di sofa kamar tidur mereka. "Kamu masih ingat mas pernah cerita tentang bagaimana marahnya ayah saat mas mengatakan tidak mau bekerja di perusahaannya?"

"Tentu saja aku ingat mas." Jawab Nissa dengan antusias. "Mas dimarahi habis-habisan. Namun setelah mas menjelaskan alasannya, ayah langsung mendukungmu bukan? Hal itu terjadi sebelum mas menggantikan ayah di kantor." Sambungnya lagi.

"Kamu benar, semua hal-hal yang sudah kita ajarkan dari kecil membuat putri kita tumbuh menjadi sosok yang mandiri. Mas sangat bangga padanya, karena dia tidak mau langsung berada di puncak dan mau berusaha dulu." Ucap Harry sambil tersenyum lembut.

"Mas benar, aku saja kaget ketika dia mengutarakan keinginannya. Aku tidak menyangka putri kita sudah dewasa." Ucap Nisaa dengan tatapan menerawang.

"Iya, putri kecilku sudah dewasa dan sebentar lagi juga pasti akan menikah." Harry langsung mendadak sedih saat membayangkan putrinya menemukan tambatan hati dan memutuskan membina rumah tangganya sendiri.

Nissa langsung tertawa geli melihat ekspresi suaminya. "Sekarang mas mandi, aku akan menyiapkan makan malam."

"Baiklah." Harry langsung berdiri dan berjalan menuju kamar mandi.

Setelah suaminya masuk, Nissa segera mengambilkan pakaian santai suaminya dan langsung pergi ke dapur untuk menyiapkan makan malam.

🐹🐹🐹🐹

Menatap layar laptop yang menyala, Keyla mengklik notif email yang muncul. Dengan rasa penasaran ia membuka email tersebut dan matanya langsung membulat seketika.

From Bagas Yogaswara

Dear Keyla Anastasia B, selamat sudah lulus administrasi di perusahaan kami. Kami mengundang anda untuk mengikuti wawancara pada :

Hari/Tanggal : Senin/10-08-2020

Jam : 08.00 wib

Tempat. : Y&G Retail Company lantai 11

Keyla mendapat email dari perusahaan asing yang bergerak dibidang retail dan property. Sungguh di luar dugaannya, karena ia hanya iseng melamar di perusahaan tersebut. Walau sebelumnya ia sempat membaca dan mencari tau tentang perusahaan tersebut. Sebagai fresh graduate yang belum berpengalan, tentu membuat dirinya tidak yakin bisa diterima di perusahaan besar. Namun siapa sangka ia bisa di terima. Apalagi selama ini ia sama sekali tidak mencantumkan nama keluarganya yang pasti akan membuat orang mengetahui siapa dia sebenarnya.

Memastikan apa yang baru saja ia lihat bukan mimpi, perempuan cantik itu segera ke luar dari kamarnya untuk menemui ibunya. Ia sungguh tidak sabar untuk memberitahukan berita itu.

"Mama! Mama dimana?"

Nissa yang sedang sibuk menyiapkan makan malam dibantu bi Mina langsung terkejut saat mendengar panggilan putrinya.

"Kenapa Key? Mama di dapur." Teriak Nissa yang langsung di dengar oleh Keyla.

Keyla langsung menghampiri ibunya dengan senyum yang tak pernah surut dari bibirnya.

"Ada apa hmm? Sepertinya anak mama lagi bahagia." Tebakan Nissa tepat sasaran, sehingga Keyla langsung memeluknya.

"Iya ma, mama tau aja."

"Jadi apa yang membuat anak mama senyum-senyum seperti ini?" Tanya Nissa sambil mengeringkan tangannya.

"Baru saja aku dapat email yang mengatakan aku lolos ke tahap wawancara ma."

"Kamu serius?"

Keyla mengangguk. "Iya ma, wawancaranya besok pagi di Y&G Retail Company."

"Mama ikut senang mendengarnya. Selamat ya sayang, mama bangga padamu. Pasti papamu juga bangga sama kamu Nak." Ungkap Nissa haru dan bangga dengan putrinya itu.

"Ada apa nih? Sepertinya anak papa bahagia banget." Harry yang baru saja selesai mandi dan menuju meja makan tidak sengaja mendengar percakapan antara anak dan istrinya.

"Keyla besok dapat panggilan wawancara mas." Nissa menjawab pertanyaan suaminya sambil melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda.

"Benarkah? Perusahaan apa Key?" Tanya Harry pada putrinya itu.

"Y&G Retail Company pa." Jawab Keyla sambil duduk dihadapan ayahnya. Membiarkan ibunya dan bi Mina menyelesaikan memasak makan malam yang hampir selesai.

Harry langsung kaget setelah mendengar jawaban putrinya. Pasalnya perusahaan tersebut termasuk dalam tiga besar perusahaan yang paling berpengaruh di dunia, sama seperti perusahaan miliknya. Meskipun perusahaannya sendiri menempati posisi ke dua. Sedangkan posisi pertama ditempati oleh Arsalan Corp.

"Kenapa pa? Apa ada yang salah? " Kalimat Keyla membuat Harry tersadar dari lamunannya.

"Tidak ada sayang, perusahaan itu termasuk perusahaan yang terkenal sulit untuk dimasuki. Karena perusahaan itu masuk tiga besar perusahaan paling berpengaruh di dunia." Jawaban Harry membuat Keyla terkesiap dan langsung membulatkan matanya.

"Papa serius? Papa sedang tidak bercanda kan?" Tanyanya dengan wajah penuh tanya. Walaupun ia sudah membaca profile dan mencari info tentang perusahaan tersebut saat akan mengirim lamaran pekerjaan. Namun, sejauh yang ia ketahui perusahaan itu hanya bergerak dibidang retail dan property. Sementara posisinya yang menempati urutan tiga besar di dunia sama sekali belum ia ketahui.

"Iya, papa serius sayang. Papa tidak bercanda!" Jawab Harry dengan ekspresi serius.

"Ya ampun, mimpi apa aku semalam sampai bisa dipanggil wawancara di perusahaan tersebut." Gumam Keyla tidak percaya.

"Bersyukur sayang, sekarang kita makan dulu." Nissa yang sudah selesai masak, langsung menghidangkan makanan dibantu bi Mina.

🐹🐹🐹🐹

"Di kala cinta telah menyapa, di sanalah letak perjuangan untuk meluluhkan sang pujaan hati. Walaupun badai, kerikil tajam akan menanti dalam perjuangan menuju puncak kebahagiaan."

"Lika liku panjang perjalanan seorang perempuan dalam menemukan cinta sejatinya dan perjuangan panjang seorang pria mengatasi trauma masa lalu akibat pengkhianatan."

.

.

.

.

to be continue

_______________

"Hallo semuanya, cerita ini merupakan cerita yang sebelumnya berjudul "miss perfect meet mr cold" Karena ada kesalahan teknis dan cerita sempat aku stop. Makanya ceritanya aku pindah ke sini ya.

Wawancara

Paginya Keyla sudah siap dengan memakai rok selutut warna abu yang dipadukan dengan blouse putih dan blazer warna navy. Kemudian memoles wajahnya dengan make up tipis dan memakai lipstick warna nude. Untuk sentuhan terakhir, ia merapikan rambut panjangnya yang sebelumnya ia ikat asal. Setelah selesai berdandan, ia memasukkan barang-barang ke dalam tas dan mengambil kunci mobil dari atas nakas.

"Pagi mama, pagi papa." Sapa Keyla sambil mencium pipi ibu dan ayahnya.

"Pagi sayang." Harry mengusap kepala putrinya penuh sayang.

"Selamat pagi anak mama, ayo sarapan." Saut Nissa sambil menyiapkan sarapan untuk suami dan anaknya.

"Oke ma." Keyla langsung duduk dan menikmati sarapannya.

Tidak ada percakapan selama di meja makan. Hanya terdengar suara dentingan sendok yang saling beradu. Selesai sarapan Harry dan Keyla langsung menuju ke depan disusul Nissa yang baru selesai membereskan meja makan dibantu bi Mina.

"Kamu mau berangkat sama papa atau bawa mobil sendiri?" Tanya Harry sambil menghampiri putrinya.

"Aku bawa mobil sendiri aja pa. Lagian arah kita juga beda, kasian pak Diman kalau harus bolak balik." Jawab Keyla yang langsung diangguki oleh Harry.

"Ya sudah kalau begitu. Kamu hati-hati ya nyetirnya."

"Iya papa sayang. Aku pergi dulu ya ma, pa." Mencium pipi dan punggung tangan ibu dan ayahnya.

"Kamu hati-hati ya sayang nyetirnya." Pesan Nissa lagi karena mengkhawatirkan putrinya.

"Siap bos." Keyla tersenyum geli karena baru saja pesan itu juga disampaikan ayahnya. Namun ia tetap mengangguk seraya meletakkan tangannya di pelipis memberi hormat pada ibunya dan langsung berlari menuju garasi.

Harry dan Nissa terkekeh melihat kelakuan putrinya. Begitupula Arya yang menyaksikan kelakuan anak dari atasannya itu.

"Mas juga berangkat ya sayang." Harry mencium kening istrinya dan berpamitan saat melihat supir pribadinya sudah membawa mobil ke depan teras.

"iya mas, kamu hati-hati ya." Nissa segera meraih tangan suaminya dan mencium punggung tangannya.

"Iya sayang." Harry langsung nemasuki mobil yang sudah berada di depannya.

🐹🐹🐹🐹

Setelah menempuh perjalanan lebih kurang 30 menit untuk sampai di tempat tujuan. Keyla memarkirkan mobilnya dan segera menuju lobi. Ia menghampiri meja receptionist untuk menanyakan letak ruangan wawancara.

"Permisi kak." Sapa Keyla saat sudah berada di depan meja receptionist.

"Iya kak, ada yang bisa saya bantu? " Tanya salah seorang receptionist bernama Tika.

"Saya mendapat undangan wawancara kemarin dari bapak Bagas dan beliau menyuruh saya untuk datang hari ini." Jawab Keyla menjelaskan maksudnya.

"Baik kak, mari ikut saya." Tika ke luar dari belakang mejanya dan berjalan mendahului Keyla.

Keyla mengikutinya dari belakang dan menuju ke lantai 11 dimana wawancara akan dilaksanakan. Sesampainya di lantai yang di tuju ia diarahkan ke sebuah ruangan.

"Silahkan menunggu di dalam kak." Ucapnya ramah.

"Baik kak, terimakasih sudah mengantar saya." Keyla langsung tersenyum ramah.

Masuk ke dalam ruangan, ia melihat sudah banyak orang yang ada di dalamnya.

'Wahh ternyata yang ikut wawancara banyak juga.' Pikirnya dalam hati, kemudian duduk di salah satu kursi kosong yang ada di ruangan itu. Kemudian mengamati kondisi di sekelilingnya. Tak jarang Keyla melemparkan senyumnya ketika matanya bertatapan dengan orang yang ada disana. Tak lama seorang perempuan datang menghampirinya.

"Haii aku Cintya Aurelie Raquel, salam kenal ya." Sapanya ramah sambil menyodorkan tangannya.

"Hallo Cintya aku Keyla, Keyla Anastasia." Jawab Keyla sambil menjabat tangan orang yang ada di depannya.

"Semoga kita bisa berteman ya Keyla." Ucapnya sambil tersenyum.

"Iya Cintya." Keyla mengangguk mengiyakan, kemudian mereka mulai berbincang-bincang mengenai banyak hal. Karena Keyla memang mudah bergaul, sehingga ia cepat akrab dengan Cintya. Mereka mulai membicarakan banyak hal, mulai dari makanan, make up, tempat main yang bagus dan yang lainnya. Keduanya seperti teman lama yang jarang bertemu, sekali bertemu langsung bicara panjang lebar. Padahal kenyataannya, keduanya baru saja bertemu.

Salah seorang staff perempuan bernama Ratu memasuki ruangan tempat mereka berada dan meminta mereka mengisi selembar kertas yang berisi beberapa pertanyaan.

"Silahkan di isi." Ucapnya seraya membagikan sisa kertas yang masih ada di tangannya.

Semua kepala langsung menunduk dan mata mereka mulai fokus membaca selembar kertas tersebut. Di rasa sudah menemukan jawaban, mereka mulai mengambil pulpen dan mengisi nama serta jawaban dari pertanyaan tersebut termasuk Keyla.

"Apakah sudah selesai?" Tanya Ratu sambil menatap mereka semua.

"Sudah." Jawab mereka kompak dan menyerahkan kertas tersebut ke tangan perempuan itu.

Ratu membawa pergi kertas tersebut dan meninggalkan mereka yang mulai ribut kembali.

Selang beberapa menit, perempuan itu masuk kembali. "Siapa yang namanya saya panggil, silahkan mengikuti bapak Heru yang berdiri di belakang kalian." Jelasnya seraya menunjuk salah satu rekannya yang baru saja masuk. Kemudian memanggil beberapa orang yang langsung berdiri dan mengikuti Heru ke ruangan wawancara.

Tanpa terasa semua orang yang hadir di mendapat giliran wawancara tak terkecuali Keyla yang dipanggil terakhir bersama seorang pria yang ia tau bernama Reno saat Ratu menyebutkan nama pria itu.

"Silahkan duduk." Ucap seorang pria yang berada di depan mereka. Dia adalah orang yang akan mewawancarai mereka berdua bersama 3 orang rekannya yang lain.

"Oke, kita mulai." Ucap seorang pria yang duduk di tengah-tengah. "Silahkan perkenalkan diri dan jelaskan kelebihan serta kekurangan kalian."

Keyla menjawab dengan cepat dan lugas saat mereka memberi isyarat untuk dia menjawab pertanyaan tersebut. Begitupun Reno yang berada di sampingnya, juga menjawab sama baiknya dengan dirinya.

"Apa tujuan kalian masuk ke perusahaan ini? " Tanya pria yang pertama kali bicara. Kali ini Reno yang menjawab terlebih dahulu, setelahnya diikuti Keyla yang juga mengutarakan jawabannya.

"If you are accepted to work for this company, what will you do to prove your worth? Explain in English, Korean and French."

Awalnya mereka berdua cukup kaget mendengar pertanyaan tersebut. Namun karena keduanya menguasai ketiga bahasa tersebut. Keduanya dengan mudah bisa menjawab pertanyaan dengan sangat baik. Meskipun jawaban Keyla lebih rinci dari pada jawaban Reno. Sampai pria yang mengajukan pertanyaan langsung terapaku di tempat dengan mulut sedikit terbuka. Ia tidak pernah menyangka akan ada yang bisa menjawab pertanyaannya dengan baik seperti ini.

"Oke, terimakasih atas waktunya. Kalian bisa kembali ke ruangan." Ucap pria yang ditengah.

"Baik pak, kami permisi." Ucap Reno mewakili dan sedikit menundukkan kepala memberi hormat diikuti Keyla. Kemudian segera melangkah pergi meninggalkan ruangan tersebut.

"Kalian lihat bagaimana kemampuan kedua peserta yang terakhir? Mereka berdua harus kita terima." Celetuk salah satu pewawancara antusias.

"Ya, bapak benar sekali. Berarti kita hanya tinggal memilih yang lainnya" Timpal pewawancara lainnya. Kemudian mereka mulai berdiskusi untuk memilih peserta yang sudah mereka wawancara sebelumnya. Setelah diskusi panjang, mereka sudah memutuskan siapa saja yang diterima bekerja di perusahaan tersebut.

.

.

.

.

to be continue

Hasil Wawancara

Keyla menatap sekitar, lalu menghampiri Cintya yang sedang sibuk dengan ponselnya.

"Hai, sedang apa? " Tanyanya saat sudah duduk disamping Cintya.

"Lagi lihat produk online nih, aku rencananya mau membeli dress ini." Jawab Cintya sambil menunjukkan ponselnya pada Keyla.

"Bagus Cin, pasti kamu akan cantik saat memakainya." Puji Keyla saat melihat dress yang ditunjukkan Cintya.

"Benarkah?" Keyla mengangguk. "Aku pesan sekarang." Imbuhnya seraya memesan dress tersebut di aplikasi hijau. Sebenarnya ia bisa saja membelinya di mall atau butik langganan ibunya. Namun karena sedanh malas pergi ke sana, ia lebih memilih membeli secara online. Meskipun belum tau, apa kualitas bahan yang digunakan sama dengan deskripsi produk tersebut.

"Wawancara kamu bagaimana?" Tanya Cintya sambil menolehkan kepalanya ke arah Keyla.

"Lancar Cin, ternyata pertanyaannya banyak juga ya." Jawab Keyla apa adanya.

"Bukan banyak lagi, tapi sangat banyak. Sampai-sampai aku gugup banget saat di dalam. Ada test bahasa segala lagi. Untung saja aku bisa bahasa inggris, meskipun tidak begitu lancar. Dari pada yang dipanggil bersama denganku yanh hanya diam karena tidak tau harus menjawab apa?" Jelas Cintya panjang lebar. Keyla hanya menanggapi ucapan Cintya dengan senyuman.

Tak lama, seorang peserta mengatakan kalau hasil wawancara sudah ke luar. Semuanya langsung ke luar untuk melihat hasil wawancara. Dari sekian banyak orang, yang diterima hanya 10 orang saja. Orang-orang yang tidak lolos langsung pulang dengan perasaan kecewa. Sedangkan yang di terima diminta tinggal karena ada yang akan di sampaikan pada mereka.

Melihat semua itu, Cintya segera menarik tangan Keyla untuk melihat hasilnya. Karena masih banyak orang yang berdiri disana membuat Keyla menghentikan langkahnya. Tapi tidak dengan Cintya, ia menerobos kerumunan untuk melihat hasil wawancara. Ia langsung menghampiri Keyla.

"Bagaimana hasilnya?" Tanya Keyla setelah Cintya berdiri di hadapannya.

Bukannya menjawab, Cintya malah menundukkan kepala dan membuat Keyla paham apa yang terjadi. "Jangan sedih, mungkin belum rezeki kita untuk bekerja di sini." Keyla mengusap pundak Cintya berusaha memberi semangat pada perempuan itu.

Cintya yang menunduk langsung tertawa karena berhasil mengerjai Keyla. "Kita diterima." Ucapnya dengan senyum lebar.

"Benarkah? Kamu serius? Jadi tadi itu..."

"Iya Key, aku hanya mau mengerjai kamu." Potongnya cepat karena sudah tau apa yang akan di katakan Keyla.

Keyla langsung tersenyum kecut dan berlalu menuju ruangan tempat ia meninggalkan tasnya.

"Keyla tunggu." Cintya langsung mengejar Keyla yang sudah masuk ke dalam ruangan.

"Jangan marah dong, aku hanya bercanda." Bujuk Cintya yang merasa sudah membuat Keyla marah.

Keyla langsung tertawa melihat ekspresi memelas Cintya. "Aku tidak marah."

"Selamat ya, kamu menempati posisi pertama." Seorang pria tiba-tiba muncul dan memberi selamat pada Keyla.

"Maksudnya?" Tanya Keyla bingung.

"Kamu menempati posisi pertama dalam wawancara." Jawab pria itu yang tak lain Reno yang wawancara bersamanya tadi.

"Are you serious?" Reno mengangguk.

"Dia benar Key, kamu menempati posisi pertama." Cintya juga mengangguk membenarkan ucapan Reno. Karena tadi ia belum sempat mengatakan semua itu.

"Why? Kenapa aku? Bukannya kamu juga sama baiknya dalam menjawab wawancara tadi?" Tanyanya dengan ekspresi heran.

"No Keyla, kamu menjawab lebih baik dari pada saya. Itu faktanya. Kalau tidak mana mungkin kamu menempati posisi pertama."

Keyla yang masih tidak percaya dengan hasil wawancara hanya terdiam tak menanggapi penuturan Reno. Karena baginya, ini benar-benar di luar dugaannya. Bisa diterima di perusahaan ini saja ia sudah sangat bersyukur. Namun mendapat posisi pertama sungguh tidak ia harapkan, mengingat hal ini adalah pengalan pertamanya melakukan wawancara kerja.

"Apa yang dikatakannya benar Keyla. Kamu hebat, jangan merendah seperti itu. Ayo senyum, kan lulus wawancara. Posisi pertama pula." Cintya mendekat dan menarik sudut bibir Keyla agar tersenyum.

Sungguh, ia tidak menyangka reaksi Keyla akan seperti ini. Biasanya saat seseorang mendapat posisi pertama, ia akan langsung bahagia dan menyombongkan diri karena merasa dirinya hebat. Akan tetapi melihat reaksi Keyla, membuat Cintya semakin ingin dekat dengan perempuan itu. Selain cantik, perempuan itu sangat hebat dan tidak sombong.

"Teman kamu benar. Tersenyumlah, karena kamu bintangnya hari ini." Reno pun menimpali ucapan Cintya. Mendengar ucapan keduanya, Keyla langsung tersenyum lebar.

"Oh iya, nama kamu Reno kan?" Tanya Cintya tiba-tiba.

"Iya, nama saya Reno Arjune Singgih." Reno menyebutkan nama panjangnya.

"Aku Cintya Aurelie Raquel, kamu bisa panggil Cintya."

"Salam kenal Cintya." Ucap Reno sambil tersenyum. Cintya menangguk dengan senyum mengembang di wajah cantiknya.

"By the way, kalian sudah saling kenal sebelumnya?" Entah kenapa pertanyaan itu meluncur begitu saja dari bibir Reno. Apa karena ia penarasan karena melihat keakraban mereka.

Keyla menggeleng. "Belum, kami baru bertemu di sini."

"Oh ya? Tapi kenapa kalian terlihat seperti sudah berteman lama?"

"Entahlah." Keyla mengangkat kedua bahunya, lalu melempar senyum ke arah Cintya. Ia juga tidak tau kenapa mereka bisa langsung akrab. Begitupun Cintya, ia hanya tersenyum dan hanya diam karena ia juga tidak tau apa alsannya.

Tak lama, seorang pria masuk ke dalam ruangan dan membuat semua orang berhenti bicara termasuk mereka bertiga.

"Selamat siang menjelang sore semuanya." Sapa pria itu.

"Selamat siang pak." Jawab semuanya serentak.

"Perkenalkan saya Bagas Yogaswara, kepala HRD di perusahaan ini." Bagas mulai memperkenalkan diri. "Kalian yang berada di ruangan ini adalah peserta yang sudah diterima bekerja di perusahaan Y&G Retail Company. Jadi, mulai besok kalian sudah mulai bekerja dan memulai pelatihan kalian. Sekarang kalian sudah boleh kembali ke rumah masing-masing." Imbuhnya sambil tersenyum.

Setelah mendengarkan pengumuman dari Bagas, mereka semua meninggalkan ruangan itu termasuk Reno, Keyla dan Cintya.

"Kalian pulang naik apa? " Tanya Reno setelah mereka berdiri di depan lift.

"Aku bawa mobil Ren." Keyla memperlihatkan kunci mobil ditangannya.

"Aku juga bawa mobil." Jawab Cintya.

"Ohh baiklah, ayo kita turun." Reno langsung masuk ke dalam lift yang sudah terbuka dan segera turun ke lobi menuju parkiran untuk mengambil kendaraan masing-masing.

"Aku duluan ya, sampai ketemu besok." Keyla melambaikan tangannya seraya masuk ke dalam mobil.

"Iya Key, hati-hati di jalan ya." Cintya tersenyum sambil membalas lambaian tangan Keyla.

"Mobil kamu dimana Cin?" Tanya Reno perempuan itu masih berdiri di dekatnya.

"Mobilku ada di sana." Cintya menunjuk ke arah mobilnya yang terparkir di ujung.

"Ya sudah, saya pulang dulu." Ucap Reno sambil menekan smartkey di tangannya.

"Oh oke Ren, hati-hati di jalan."

"Kamu juga." Reno membuka pintu mobil dan segera masuk ke dalam. Cintya pun berlalu dari depan mobil Reno menuju mobilnya yang letaknya tidak terlalu jauh.

.

.

.

.

to be continue

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!