NovelToon NovelToon

IPA

IPA--1

Seorang gadis berjalan dengan kekuatan dan kecepatan yang dia miliki.

Sungguh memang sangat sial, hari ini adalah hari pertamanya sekolah. Hari pertamanya kembali ke area gudangnya ilmu. Dan hari pertamanya menginjak gedung baru itu.

"Aduhh. Gara-gara udah kebiasaan bangun siang pas libur panjang sehabis lulus SMP, sekarang malah kebablasan kesiangan kayak gini. Mana ini tuh hari pertama banget lagi," gerutunya terus menerus sambil mempercepat langkah menyusuri area sekolah barunya.

"Ini gw harus kemana coba. Pusing gw. Ini sekolah atau labirin sih?!" namun gadis itu tetap berjalan dengan langkah yang besar.

Matanya melirik kesana kesini, mencari arah yang menurutnya tepat. Sampai akhirnya gadis itu melihat banyak sekali orang di lapangan, tampaknya itu adalah para OSIS dan murid-murid baru seperti dirinya.

Gadis itu semakin mempercepat langkahnya, ah langkah cepat seperti itu mungkin termasuk ke dalam kategori lari.

Dia naik keatas podium dan berhenti tepat disebelah seseorang di depan semua murid baru di lapangan, sepertinya itu adalah ketua OSIS di sekolah barunya ini.

Gadis itu menumpu badannya dengan tangan yang dia tempelkan pada lutut kaki sambil kembali mengatur nafasnya yang sudah sangat pendek.

"Siapa kamu?" tanya lelaki tampan itu dengan tajam.

Setelah merasa lebih baik, gadis itu berdiri tegap dan menatap orang di depannya.

"Murid baru kak," jawabnya polos.

Kalimat dengan 3 kata itu mampu membuat semua orang di lapangan tertawa dengan sangat kencang.

"DIAM!" bentak lelaki itu sambil menatap seluruh murid di lapangan. Setelah gelak tawa para murid tak terdengar lagi, laki-laki itu kembali menatap gadis di depannya.

"Maksud saya, nama kamu siapa!" ujarnya dengan nada yang tinggi.

"Ke-keisha trully purwandana," balas gadis itu gugup dengan kepala yang sudah menunduk malu.

"Mana telurnya?!" tanya Sang ketua OSIS lagi dengan nada yang masih tinggi.

Oh entahlah, hari ini semua murid baru kelas X di SMA Tunas Unggul disuruh membawa sebutir telur, untuk apa coba? Ada-ada saja.

"Ini kak!" jawab Keisha semangat sambil menaikkan satu telur miliknya ke atas dan tepat di depan mata, sambil dilihatnya telur itu dengan girang.

pletak

Seorang murid baru yang sepertinya sama seperti Keisha, terlambat. Menubruk dirinya karena berlari kencang tanpa sempat berhenti tepat waktu.

HAHAHA NGAKAK BANGET

KASIAN BANGET TU ORANG

SIAL BANGET DIA

MUKANYA CENGO BANGET

KOCAK BANGET HAHAHAHA

HAHAHAHAHA

Lapangan mendadak seperti pasar yang ricuh berkat gelak tawa para murid-murid disitu.

Telur yang tadi dipegang Keisha itu pecah tepat dijidatnya, akibat senggolan yang sangat kencang dari murid yang terlambat tadi itu membuat Keisha kaget dan entah bagaimana, telur itu pecah dijidatnya.

Keisha membelalakan matanya dengan mulut yang terbuka lebar-lebar. Dia membuang sisa kulit telur di tangannya dengan amarah yang sudah memuncak.

Dia menatap kearah murid yang baru datang itu, dan emosinya semakin memuncak saat melihat murid itu ikut menertawakan dirinya dengan muka yang watados (wajah tanpa dosa).

"Sialan lo!" bentak Keisha sambil mendorong bahu murid lelaki itu.

"Eh gak usah pegang-pegang gw. Liat, tangan kotor lo yang bau amis itu menodai seragam baru gw!" bentak murid lelaki itu balik.

"Maksud lo apa?!" tanya Keisha sambil mencengkram kuat kerah murid itu.

"Eh udah! Malah berantem lo berdua!" lerai Sang ketua OSIS.

Keisha menghempaskan kerah baju laki-laki itu lalu menatap Sang ketua OSIS. Hendak memprotes, namun ucapannya terpotong.

"Lo yang cewek jalan sambil jongkok dari ujung podium sampe ujung lagi 10x. Dan lo yang cowok push-up 50x disini," suruh ketua OSIS itu dengan santai.

"Tap--" ucap Keisha terpotong.

"SEKARANG!" teriak Sang ketua OSIS yang membuat semua orang disitu langsung tersentak kaget. Sedangkan laki-laki tadi sudah menjalankan hukumannya dari 1 menit yang lalu.

Dengan berat hati, Keisha melakukan hukumannya. Tanpa membersihkan telur pecah dijidatnya, dia lebih menjadi pusat perhatian semua orang dibanding laki-laki tadi.

Rizki Fadhli, tunggu pembalasan gw. Batin Keisha sinis saat sempat melihat name-tag cowo itu.

***

IPA--2

Hari ini hari Selasa. Hari kedua Keisha sekolah di sekolah barunya. Masih dengan suasana masa pengenalan lingkungan sekolah. Namun saat ini, Keisha sedang di kantin untuk sekedar mengobrol ria sambil menyantap beberapa jajanan di kantin bersama teman-teman barunya.

Jangan kalian sangka Keisha tidak akan mendapatkan teman dengan cepat. Buktinya saja sekarang dia sudah memiliki teman 4 orang sekaligus.

Pertama, Silmi Putri Aghniya. Orang ini awalnya adalah orang yang sangat meledek Keisha mati-matian, namun itu hanya candaan sampai akhirnya mereka berteman karena sikapnya yang periang.

Kedua, Jera Aeny. Jera ini nama orang, bukan judul lagu dangdut. Jera juga sama seperti Silmi, dia bahkan selalu tertawa paling kencang jika sudah mengingat kejadian memalukan yang dialami Keisha. Namun ya begitulah, dia membuat Keisha nyaman berteman dengannya.

Ketiga, Safitri Octaviyanti. Dia orang yang paling kalem dan tidak terlalu banyak bicara. Namun sekalinya berbicara sangat garing. Dia berteman dengan Keisha karena memang kebetulan mereka sebangku.

Keempat, Nurul Oktoviani. Nurul juga terlihat lebih kalem dibanding Jera dan Silmi. Namun sekalinya dia berbicara, dia akan heboh sendirian. Dia sedikit jutek namun tentu akan lebih ramah saat sudah kenal.

Macam-macam sudah teman Keisha. Mereka membentuk sebuah grup beranggotakan 5 orang, yaitu mereka. Katanya sih namanya Rusuh Squad.

Entahlah, namun mereka memang sangat rusuh jika sudah bersama-sama.

"Lo ada niatan bales dendam, Kei?" tanya Jera memecah keheningan.

"Ya iyalah! Gila banget tuh orang berani banget malu-maluin gw di depan semua orang yang bahkan gak gw kenal," jawab Keisha kesal.

"Dia gak sengaja, kan?" timpal Safitri.

"Gak sengaja sih iya. Tapi seenggaknya dia minta maaf atau tanggung jawab kek, lah dia malah ikut ngetawain."

"Nah bener tuh," sahut Silmi.

"Gak usah ngomporin juga kali Mi," ucap Nurul sambil memukul pelan lengan Silmi.

"Ya tapi sih kalo gw jadi Keisha gw juga ngerasain hal sama," jawab Silmi dengan malas.

"Uuuhhh pengertian banget imiku sayanggg." Keisha hendak menggapai Silmi yang berada di depannya.

"Jijik." Silmi sedikit memundurkan tubuhnya lalu memasang wajah tak suka, membuat Keisha langsung merenggut kesal.

Jera, Safitri, dan Nurul tertawa kencang.

"Eh tapi katanya dia anak IPA loh," seru Jera.

"Katanya tuh kata siapa, Je?" tanya Keisha.

"Kata Rangga Adi Pangestu, anak X IPA 1. Dia temen gw," ujar Jera sambil mengigit es batu sisa jusnya itu.

"Kira-kira cowo itu kelas mana ya?" gumam Keisha.

"Yang jelas bukan anak X IPA 2," ujar Silmi sambil ikut mencomot es batu di gelas Jera.

"Ya iyalah orang dia gak sekelas sama kita, mana mungkin dia anak X IPA 2 kayak kita," sindir Safitri.

Setelah itu, mereka sibuk dengan pikiran dan makanan masing-masing. Sampai akhirnya lamunan mereka terbuyar karena 2 orang gadis yang menghampiri meja mereka, sepertinya kakak kelas.

"Heh lo!" panggil salah satu orang itu.

"Siapa kak? Gw?" tanya Keisha sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Iya elo yang jidatnya luas sampe bikin telur amburadul," ucap orang itu lagi.

Silmi, Jera, Safitri, dan Nurul awalnya sedikit kaget karena ucapan kakak kelasnya itu. Namun akhirnya mereka tetap ikut menertawakan Keisha.

"Gak usah bahas insiden itu lagi deh, emosi gw," jawab Keisha sambil mendelik.

"Yaelah baperan amat lo," sindir orang yang satunya lagi.

"Mau ngapain lo kak?" tanya Keisha ketus.

"Gak sopan banget lo ke kakak kelas berani manggil gue-elo," ucap yang pertama tadi.

"Eh iya sorry, tapi gw emang gini kak. Jadi gw harus gimana? Oh gini, ada apa kakak-kakakku yang cantik ini?" balas Keisha dengan nada yang sangat lebay.

Lagi dan lagi mereka menertawakan Keisha.

"Sans aja sama kita mah, kita bukan tipe kakak kelas yang suka minta di puja sama adek kelas. Oh iya, kita kesini mau ngajak kalian ke kelas karena istirahat udah beres," ucap kakak kelas yang bername-tag Cindy.

"Yaudah yuk," jawab yang di sebelahnya.

Keisha dan yang lainnya pun langsung berdiri dan membuntuti kedua kakak kelasnya itu.

"Walaupun lo kesan awalnya gak sopan, tapi gw suka. Lo gak munafik kaya adek kelas yang lain, kalo di depan kakak kelas baik tapi dibelakang ngegibahin," ujar Cindy lagi dengan tawa ringannya.

"Bisa aja lo kak, oh iya nama lo siapa?" tanya Keisha sambil terus berjalan mengikuti mereka.

"Nama gw Cindy Charlotte, panggil aja Cindy," ucap Cindy tanpa menghentikan langkahnya.

"Nama gw Elisabeth Immanuella, panggil Elisa," lanjut yang satunya lagi.

"Gw Keisha. Ini Silmi, ini Jera, ini Safitri, dan ini Nurul," jelas Keisha sambil menunjuk satu persatu temannya.

"Ohiya kak, lo tau gak cowo yang waktu itu ada dikelas apa?" lanjutnya.

"Gw gak tau. Kenapa? Mau bales dendam lo?" tanya Cindy malas.

"Yaiyalah!" seru Keisha.

"Tuh," ujar Elisa yang menunjuk seseorang di ujung koridor.

Keisha yang melihat itupun matanya langsung berbinar.

"Wah ada sasaran nih, kak tungguin bentar ya plisss," rengek Keisha kepada Cindy dan Elisa.

"Yaudah sana cepetan, lama gw hukum," usir Cindy.

"Siap bos," balas Keisha sambil menghormat lalu ngacir menghampiri orang yang ditunjuk Elisa tadi, yang tak lain adalah Rizki Fadhli.

Brakkk

IPA--3

Brakkk

"BWAHAHAHAHAHHAHAHA SUMPAH GAK KUAT NGAKAK BANGET HAHAHAHAHA." tawa Keisha sangat pecah dan kencang. Dia menertawakan lelaki di depannya ini, Rizki Fadhli.

Dia menyenggol Rizki dengan kekuatan penuh membuat Rizki langsung terhuyung dan jatuh tersungkur ke belakang. Dan satu hal lagi yang penting, Rizki jatuh dan pantatnya masuk ke dalam tong sampah dibelakangnya.

Keisha benar-benar merasa puas dan senang. Apalagi sekarang banyak para murid yang juga mengerumuni dan ikut menertawakan Rizki.

"Maksud lo apaan?!" teriak Rizki sambil berusaha melepaskan tong sampah itu dari pantatnya.

"Bales dendam lah!" jawab Keisha di sela-sela tawanya yang masih juga tak berhenti.

"Sini lo!"

"Ogah. Lo bau!" ledek Keisha dengan tawa yang semakin kencang.

"Berisik lo semua! Awas aja ya, habis gw bebas dari tong sampah ini gw tonjok kalian semua satu-satu!" ujar Rizki kencang di depan para murid yang masih setia menonton dan menertawakan dirinya.

"Matthew! Rangga! Lo berdua bukan bantuin gw malah ikut ngetawain," lanjutnya kepada kedua temannya yang malah ikut menertawakan dirinya. Namanya Matthew Athan dan Rangga Adi Pangestu, yang diceritakan Jera.

"Abisnya konyol banget." Matthew berusaha untuk menghentikan tawanya.

"Awas ya kalian semua, terutama lo!" tunjuk Rizki kepada Keisha.

Keisha malah menjulurkan lidahnya.

"Kaburrrrr guys!" ajaknya kepada seluruh murid disitu.

Dan benar saja, setelah Rizki lepas dari tong sampah itu semua murid langsung berhambur menjauh. Bahkan Matthew dan Rangga pun mendadak menghentikan tawanya.

"Kenapa lo berdua diem?" tanya Rizki kesal kepada Matthew dan Rangga.

Tak mendapat jawaban dari lawan bicaranya, Rizki langsung mengapit kepala Matthew dan Rangga di ketiaknya.

"Lepasin pak ampunnn!" rengek Matthew.

"Ketek lo bau sampah, lepasin Ki!" timpal Rangga.

"Bacot lo berdua," balas Rizki sambil melepaskan kepala Matthew dan Rangga kembali bebas.

"Awas aja tuh cewek, gw bakal bales lagi," gumam Rizki.

"Yaelah gak bakal beres kalo gini caranya," sindir Rangga.

"Hati-hati bang siapa tau tertanam benih-benih cinta," bisik Matthew yang langsung ngacir ke dalam kelas bersama Rangga.

"Najis."

***

"Parah lo," ucap Jera saat Keisha menghampiri mereka.

"Lo mah kebiasaan banget ya, ketawa aja terus!" ujar Keisha yang jengah melihat Jera terus tertawa padahal yang lain sudah tidak.

"Ngakak aja hahaha," jawab Jera yang sedikit meredakan tawanya.

"Udah ah kuy. Jadi ke kelas kan, Kak? Kalo ngga gw mau ke kantin lagi nih," ucap Keisha dengan santai.

"Yaudah sana," jawab Elisa dengan nada santai juga.

"Bener kak? Yeayyyy. Yaudah bye!" Keisha memutar tubuhnya hendak melangkah ke arah kantin, namun suara Cindy dan Elisa membuat dia mengurungkan niatnya itu.

"Siap-siap masuk BK," ucap Elisa dan Cindy serempak.

Mereka pun melanjutkan langkahnya ke arah kelas. Di saat perjalanan itu, mereka berpapasan dengan Ricky Sang ketua OSIS.

"Loh kenapa masih pada disini?" tanya Ricky namun tatapannya mengarah kepada Cindy dan Elisa.

"Ngerjain orang dulu," jawab Cindy santai. Sontak Elisa dan Keisha kawan-kawan pun melotot ke arahnya.

"Lo kan wakil ketua OSIS dan lo juga Lisa, lo kan Bendahara OSIS. Ngajarin yang gak bener lo berdua?" tuduh Ricky namun nada bicaranya biasa saja.

"Bercanda doang kali Ri, ya udah kita ke kelas dulu," jawab Cindy sambil menepuk bahu Ricky.

"Eh, elo yang jidatnya luas itu ya?" ledek Ricky saat matanya melihat Keisha.

"Iya kak!" jawab yang lain serempak.

"Apaan sih," cibir Keisha tak suka.

"Dih so kalem banget, padahal waktu itu heboh," cibir Ricky balik.

"Bener tuh kak!" seru yang lain serempak dengan suara yang lebih keras.

"Kalian apaan sih, bukannya belain gw malah belain orang sableng ini!"

"Abisnya ganteng sih," gumam Jera yang terdengar oleh semuanya.

"Kutil badak kayak gini lo bilang ganteng?!" tanya Keisha dengan suaranya yang mulai tinggi.

Tapi emang ganteng sih, Batin Keisha.

"Jahat lo Kei," seru Silmi, Jera, Nurul, dan Safitri kompak. Jika sudah urusan membully dan meledek Keisha, sepertinya mereka memang sangat kompak.

Keisha sedikit meringis lalu memutar tubuhnya, dan tentu saja Ricky sudah menatapnya dengan tatapan membunuh.

"Tadi lo bilang apa?"

"E-engga kak, gw bilang kalo kita udah telat masuk kelas, ayo ke kelassssss!" teriaknya sambil menarik Cindy dan Elisa meninggalkan Ricky dan teman-temannya disitu.

"Temen siapa sih?" ucap Silmi pelan sambil menatap Keisha yang mulai menjauh.

"Temen lo, kan?" tanya Jera.

"Temen kalian semua juga pinter!" sarkas Safitri.

"Lah nih bocah malah pada ribut," sindir Ricky.

"Eh iya kak, lupa. Abisnya demen banget gosip nih," ujar Nurul santai.

"Lo juga," timpal Safitri datar.

"Eh udah udah, gak pegel apa itu rahang dipake bacot mulu?"

"Enggak," jawab mereka kompak.

"Dih kompakan mulu," cibir Ricky pelan namun tetap saja terdengar Silmi, Jera, Nurul, dan Safitri.

"Gak tau," jawab mereka lagi, kompak.

"Udah udah bye!"

"Eh kak," panggil Jera. Membuat Ricky kembali memutar tubuhnya dengan malas.

"Apaan?"

"Mau IdLine si Keisha gak?"

"Keisha?"

"Itu tuh yang tadi lo ledekin," sahut Silmi.

"Oh namanya Keisha."

"Iya, mau gak?" tanya Jera menggoda.

"Gak. Buat apa juga gw nyimpen kontak dia?"

"Siapa tau mau nyewa," celetuk Nurul.

"Nyewa?"

"Iya, nyewa jidatnya buat main bola!" lanjut Nurul yang langsung membuat teman-temannya tertawa kencang.

"Gak waras lo semua," cibir Safitri lalu pergi meninggalkan teman-temannya disitu.

Ricky kembali memutarkan badannya hendak melanjutkan langkahnya, namun dia kembali berbalik.

"Boleh deh."

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!