NovelToon NovelToon

MADU

1|

Sella Melivia, nama itu Agas sebutkan beberapa menit lalu saat ijab qobul. Sella adalah cinta pertamanya semasa SMA sampai 3 bulan lalu tanpa sengaja ia kembali lagi bertemu dengan Sella.

"Sangat cantik," gumam Agas melihat Sella turun dari tangga di dampingi Ibunya.

Sella duduk disebalah Agas memberi salim untuk yang pertama kalinya. "Aku sangat beruntung memilikimu, Sel."

"MASS?!!"

sontak mereka semua menoleh melihat seorang wanita berlari terseok-seok dengan air mata. "Kamu tega banget, Mas. Aku lagi hamil! Ibu juga kenapa setuju Mas Agas menikah lagi?!!" pekik wanita itu keras.

Deg!

Sella mematung, "Agas.."

"No Sayang! wanita ini gila. Aku tidak mengenalnya," ucap Agas meraih tangan Sella.

"Mba, dia suami saya. Kami sudah menikah 5 tahun sekarang saya sedang hamil. Dia hiks..

d-dia pembohong."

Keluarga Sella langsung membubarkan tamu, ayah Sella bahkan sudah kepalang emosi melihat putrinya dipermainkan.

"Masuk kita selesaikan di dalam."

"Yah, dia wanita gila bahkan Agas nggak kenal sama dia," pekik Agas menunjuk wanita yang menunduk di depannya.

"Aku mohon jujur, Mas.." lirih Sella meneteskan air mata.

Agas bersimpuh memegang lutut Sella. "Sumpah, aku nggak kenal dia siapa. Percaya sama aku ya?"

"Dia berbo-"

"Diam Laras!"

"AGAS!!"

Ayah Sella menghajar Agas habis-habisan lewat perkataan Agas tadi ia sadar bahwa menantunya ini telah berbohong dan menyakiti putrinya.

Sella hanya diam menatap nanar cincin pernikahannya, sangat sakit ia bahkan tak mampu mendeskripsikan bagaimana sakitnya. Di tatapnya Laras yang menangis sambil memegang perutnya yang sedikit membuncit.

"Laras maafkan aku, Mas Agas tidak mengatakan kalau dia sudah beristri," bisik Sella ikut menangis, dua hati tersakiti di hari yang sama.

Laras tersenyum. "Mbak gapapa? maafkan Mas Agas. Dia memang brengsek.. "

Agas meringis menyentuh sudut bibirnya yang robek. "Agas akan menceraikan Laras, Ayah. Agas cuma cinta Sella."

"Brengsek kamu Mas," pekik Sella marah.

Agas melemas, "Sayang, aku hanya mencintaimu. Tolong mengerti keadaan ku."

"Kamu mengatakan untuk di mengerti, tapi kamu nggak mau mengerti keadaan Laras. Apa kamu nggak mikir dia sedang hamil anak kamu," ucap Sella tegas, di dalamnya sangat tersimpan rasa sakit yang luar biasa.

"Mas Agas.. " lirih Laras.

"Diam kamu! dari dulu kamu nggak pernah biarin aku bahagia, Laras!!" bentak Agas menendang kursi.

"Agas turunkan nada bicaramu. Ayah sangat kecewa terhadap dengan apa yang terjadi dengan Sella. Setidaknya jangan mempermainkanmu pernikahan Agas, itu sangat sakral," kata Ayah.

"Agas nggak pernah main-main dengan Sella. Hanya karena Laras ayah mengatakan Agas mempermainkan Sella?" Agas menatap tak percaya Ayah.

"Disini ada dua hati yang kamu sakiti begitu dalam jadi jangan merasa paling tersakiti. Ini semua karena ulahmu juga, tanyakan pada Sella apa dia masih mau mempertahankan pernikahan ini?"

"Sella mau mempertahankan pernikahan ini asal Mas Agas bersikap lembut pada Laras," ucap Sella.

"Oke, tapi tidak lebih."

"Satu hal Agas, kalau kamu menyakiti Sella lagi tak segan Ayah membawa pulang putri Ayah ke rumah," peringatnya.

Laras hanya diam sesekali mengusap perutnya. "Aku nggak mau satu rumah dengan Sella."

Agas terkekeh keras. "Baguslah kau lebih baik tidur di depan toko."

"Mas!" Sella melototi Agas.

"Aw sakit sayang.."

"Pokoknya aku nggak mau satu rumah dengan Sella." Laras berdiri dari duduknya menunjuk Sella.

"Ya, lagi pula aku tak mau waktu ku dengan Sella terganggu."

Agas agas hadeh:)

2 |

Sella mencengkram kuat bahu Agas saat berhasil meraih puncak gunung di atas bersamaan dengan Agas yang menjatuhkan tubuh ke sebelah Sella. Di usapnya wajah Agas, begitu ia sangat mencintai suaminya.

"Agas kenapa mencintai kamu sesakit ini?" tanya Sella setelah nafasnya normal.

Agas menatap sendu, ia ingin melepaskan Laras tapi wanita itu sedang mengandung anaknya. "Maafkan aku sayang, setelah anak itu lahir aku akan menceraikan Laras. Bagaimanapun aku sangat mencintaimu."

"Apa tidak terlalu jahat?"

"No, aku ingin hanya dirimu dan aku tanpa adanya wanita itu," jawab Agas menggedong Sella ke kamar mandi.

"Sebenarnya aku masih mau lagi melihat tubuhmu membuatku lapar," gumam Agas membuat Sella merona.

"Mesum."

"Gapapa mesum sama kamu," gerling Agas mengedipkan matanya menggoda.

"Mas Agas?!" teriak Laras menggedor-gedor pintu.

Agas menghela nafasnya malas, "Jangan ganggu."

"Aku mau martabak tapi yang beliin Sella, anak kamu yang mau," pinta Laras masih menggedor pintu.

"Wanita itu benar-benar," geram Agas mengajak Sella keluar menggunakan pakaian.

"Bisakah untuk tidak menganggu sehari saja?" ucap Agas datar.

Laras menggeleng. "Aku mau martabak telur Mbak Sella belikan ya?"

"Apa sih kamu itu? Sella capek aku aja yang beli," balas Agas mulai kesal.

"Harus Mbak Sella, mau kan?" Laras menangkup tangannya memohon.

"Mas.. udah gapapa biar aku yang beliin," lerai Sella mengambil kunci mobil.

"Aku ikut."

"Mas Agas disini aja temenin aku, anak kamu mau di usap." Laras menarik paksa Agas ke sofa dan langsung menaruh tangan Agas di atas perutnya.

Sella hanya bisa menghela nafasnya. Ia menyalim tangan Agas.

"Maaf sayang, Hati-hati ya." Agas berbisik menatap sendu Sella.

Ia menepis tangan Laras. "Cukup Laras! aku capek mau istirahat."

"Mas Agas! temenin aku," rengek Laras.

Agas menggeleng melihat kelakuan Laras yang tidak biasa. "Lebih baik kamu minum obat sepertinya kamu mulai oleng."

......................

Hari ini Sella akan memasak kesukaan Mas Agas yaitu ayam kecap dengan capcay. Laras ia suruh untuk duduk karena tak mungkin juga mengajaknya ikut masak dalam keadaan hamil muda seperti itu.

"Mbak Sella, ambilin aku minum," ucap Laras mengupas kulit kacang.

Sella lelah ini sudah kesekian kalinya Laras memerintah dirinya untuk mengambil apa yang dia mau. "Aku lagi masak Mbak, lagipula dispenser ada di sebelah Mba."

"Aku itu lagi hamil harusnya kamu ngerti keadaan aku. Ditambah dengan pernikahan kedua Mas Agas," rengut Laras tak terima.

Sella menghentikan acara memotong wortel. "Kita sudah sepakat untuk tidak meributkan hal itu lagi setelah selesai dirumah kemarin kalau Mbak lupa."

"Tetap aja aku sakit hati!."

"Mbak jangan merasa paling tersakiti dikira Mbak doang yang sakit hati?" geram Sella.

Laras menggebrak meja. "Aku istri pertama Mas Agas harusnya kamu tau sopan santun."

Sella ikut membanting pisaunya hingga terjatuh untung tidak mengenai kaki. "Mas Agas juga hanya mencintaiku."

"Oh ya? bukan hanya pemuas nafsunya?" ejek Laras.

"Kau pikir saat aku melakukannya dengan Sella tidak dengan cinta? harusnya kamu malu Laras buruknya sifatmu. Buka berarti kamu hamil bisa seenaknya dengan istriku," ucap Agas tiba-tiba memeluk pinggang Sella.

Laras menggeram marah, "Ini nggak adil! nggak sesuai dengan ucapan kamu waktu itu Mas!"

"Bagian mana yang tidak Adil? aku menuruti perkataan Sella untuk bersikap lembut padamu," ucap Agas bingung.

"Itu sama sekali tidak lembut bahkan romantis."

"Sudah Mbak lebih baik Mbak Laras mandi biar aku yang masak," lerai Sella menyuruh Agas duduk.

"Jadi kamu ingin mencari perhatian Mas Agas makannya kamu menyuruhku pergi?" bentak Laras menggebu-gebu.

Agas yang mulai emosi menatap maras Laras. "Jangan gila, Laras. Bersihkan dirimu jangan membantah."

3 |

Sella berjalan dibelakang Agas menenteng belanjaan mereka, saat ini mereka berada di mall atas keinginan Laras. Bukannya bahagia ia malah sedikit dongkol melihat Laras memonopoli Mas Agas dan membiarkan dirinya membawa barang belanjaan yang begitu banyaknya.

"Tolong lepaskan tanganku, Ra. Kasian Sella," ucap Agas menepis tangan Laras.

"Apa sih Mas? biarin aja lagian dia belum hamil jadi nggak ngerasain jadi aku yang bawa barang aja capek," decak Laras.

"Astaghfirullah Ra! jangan ucapan kamu." Mas Agas sedikit membentak.

"Lho? kenyataan kalau 5 bulan ini dia belum hamil juga. Mandul kali," kata Laras melirik Sella yang menunduk.

"Aku bukan mandul Mbak cuma belum rezeki aja," ucap Sella memaksakan untuk tersenyum saat Agas menatapnya seolah mengatakan maaf.

"Terserah kamu Mbak, aku merasa perlakuan Mas Agas nggak adil," gumam Laras masih memeluk lengan Agas.

"Lalu Mbak Laras mau Mas Agas bagaimana? Mas Agas sudah melakukan sebisa mungkin lagipula adil itu susah," jelas Sella menaruh barang di bagasi mobil.

"Aku mau Mas Agas berpisah sama kamu. Kamu jangan egois Mbak aku kan lagi hamil."

Agas memukul dashboard mobil marah atas perkataan Laras. "Bahkan keinginanku bercerai darimu."

Laras berdecak malas. "Kamu memang seperti itu Mas dari dulu. Harusnya kamu beruntung punya aku yang bisa hamil."

Diam-diam Sella meneteskan air mata ia merasa sakit hati saat Laras terus menerus menghinanya lagipula pernikahannya dengan Agas baru 5 bulan apa sebuah aib bila belum punya anak.

"Cukup! jangan sampai aku marah terhadap mu Ras. Tanpa Sella aku pun nggak akan pernah perlakukan kamu dengan lembut," desis Agas mengelus rambut Sella.

......................

Sella mengunci pintu kamar lalu duduk dipangkuan Agas. "Mas aku mandul ya?"

Agas yang sedang mengetik seketika berhenti, istrinya masih kepikiran ternyata. "Nggak sayang, kita bisa punya anak. Masih banyak cara jadi jangan sedih, tanpa anakpun aku nggak masalah asal ada kamu."

Agas menggendong tubuh Sella yang melingkar di pinggangnya. Di taruh pelan tubuh Sella menatap dari atas betapa indahnya lekuk tubuh sang Istri. Ramping tapi berisi di beberapa tempat.

"Dia bertumbuh dengan baik," gumam Agas mengecup dadanya. Perlahan turun hingga di perut memperhatikan intens setiap ekspresi yang dikeluarkan Sella.

"Mas.. udah," lirih Sella mengangkat pinggulnya.

Setelahnya kamar itu hanya terisi suara indah, rasanya Agas ingin lagi dan lagi suara Sella bak penyemangatnya untuk membawa sang istri ke puncak.

Tubuhnya melemas Agas menjatuhkan dirinya di atas Sella. "Terimakasih sayang."

"Sama-sama Mas, aku harap ini membuahkan hasil," jawab Sella mengusap peluh Agas.

"Tentu, kita berusaha bersama. Jangan tinggalkan aku, Tuhan sangat baik memberimu sebagai hadiah," ucap Agas memeluk erat Sella.

Ia turun sampai berhenti di perut ramping Sella mengecupnya dengan brutal. "Anak babah harus jadi oke? anak babah harus kuat berenangnya."

Sella terkekeh. "Apa sih Mas? ada ada aja kamu."

"Gapapa sayang supaya dia semangat biar tambah power full."

Sella tersenyum ia mengambil nasi goreng yang di buatnya sebelum bermain. "Makan mau? tapi udah dingin."

"Gapapa sini duduk suapin aku." Agas menepuk kasurnya.

"Enak?" tanya Sella sambil mengunyah.

"Enak banget nanti aku mau lagi." Agas tuh suka banget sama nasi goreng tanpa kecap begitupun Sella.

"Nanti sore temenin aku ke supermarket, stok belanjaan udah abis," pinta Sella.

"Iya sayang, ayo tidur kamu pasti capek sini peluk." Agas mengecup kening Sella meneluknya erat.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!