NovelToon NovelToon

Perselingkuhan, Suami Dan Sahabatku!

Bab 1

Hari ini, Delima dan Raka baru saja tiba dari Kota Yogyakarta, selepas piknik sang Putra dari acara sekolah nya.

Mereka berdua tiba di sekolah dan disana juga sudah ada sopir yang memang sudah di beritahu oleh Delima sendiri.

"Ayo Ma kita langsung pulang, Pak sopir sudah ada disana" ucap Raka dengan menunjuk ke arah mobil yang bertengger di depan gerbang.

"Iya sayang, Mama juga sudah cukup lelah" balas Delima lembut.

Keduanya lalu beranjak mendekat ke arah sopir pribadi Delima yang di berikan oleh Suami nya.

"Selamat sore, Nyonya, Aden" sapa sang sopir dengan ramah.

"Selamat sore juga Pak" balas Delima tak kalah ramah nya.

Lalu Delima dan Raka masuk ke dalam mobil, keduanya sudah cukup lelah dan sudah ingin cepat sampai di Rumah.

Delima memejamkan mata nya saat mobil mulai melaju melewati gerbang sekolah Dasar dimana Raka sekolah. Begitupun dengan Raka, dia juga ikut memejamkan mata seraya memeluk sang Mama.

Pandangan tersebut tak luput dari penglihatan sang sopir di depan, dia bahkan menghela nafas kasar. Entah apa yang di rasakan oleh sang sopir sampai dia terlihat sendu menatap majikannya.

**

Tak berselang lama, mobil yang membawa Delima pun sudah sampai di halaman Rumah nya. Dan sejurus dengan itu Raka pun sudah bangun dari tidur nya, dia lalu membangunkan sang Mama.

Setelah keduanya bangun, Delima lalu beranjak masuk ke dalam Rumah bersama dengan Raka. Sedangkan sopir nya membawa koper berisi pakaian kotor ke ruangan laundry.

"Nak, langsung istirahat saja ya" ucap Delima lembut.

"Iya Ma, Mama juga istirahat" balas Raka.

Delima mengangguk, dia lalu masuk ke dalam kamar utama yang memang khusus untuk diri nya dan sang Suami. Sedangkan Raka, dia memilih kamar yang berhadapan dengan sang Orangtua.

"Uhh aku akan berendam lebih dulu agar rileks" gumam Delima beranjak ke arah kamar mandi.

Delima mengisi bathup dan tak lupa juga dengan aroma vanila ciri khas nya, setelah nya dia langsung saja masuk ke dalam bathup dan berendam.

*

Tiba jam makan malam, Delima mengajak Raka untuk turun ke bawah. Keduanya akan menunggu Randi, Suami Delima pulang dari perusahaan.

"Ma, Papa belum datang?" tanya Raka saat mereka sedang menuruni anak tangga.

"Belum sayang, sebentar lagi kok. Kamu duluan saja ke ruang makan, Mama akan nunggu Papa di ruang tamu" jelas Delima mengusap lembut kepala Putra nya.

Namun Raka menjawab dengan gelengan kepala, dia akan ikut menunggu sang Papa bersama Mama nya.

"Ayo kita tunggu bersama" ajak Raka dengan penuh semangat.

"Oke" balas Delima.

Keduanya langsung menuju ke ruang tamu, namun belum juga sampai disana pintu utama sudah terbuka. Terlihat Randi datang dengan wajah lelah nya, dia bahkan tidak menyadari ada Delima dan Raka disana.

"Papa" teriak Raka dengan binar bahagia.

Eh.

Randi langsung saja tersentak kaget saat melihat di hadapannya ada Delima dan Putra nya, Raka.

"Loh, kalian kapan datang?" tanya Randi segera mendekat ke arah Istri dan Anak nya.

"Tadi sore, kamu baru pulang Mas" jawab Delima penuh dengan senyuman manis nya.

Randi lalu mengecup kening Delima dan Raka bergantian, dia tersenyum melihat Putra nya yang langsung menempel pada nya.

"Nak, makan saja duluan ya. Mama akan membantu Papa bersiap lebih dulu" ucap Delima lembut.

"Enggak, aku akan tunggu Mama dan Papa saja di ruang makan" balas Raka tegas.

"Hmm, baiklah. Ayo sayang bantu aku bersiap dan setelah nya kita akan makan malam bersama dengan Putra tampan kita" goda Randi dengan terkekeh.

Raka hanya tersenyum kecil, dia lalu pergi ke ruang makan dengan wajah bahagia. Sedangkan Delima, dia melangkah bersama dengan Randi ke kamar nya.

"Bagaimana piknik kalian?" tanya Randi.

"Kurang menyenangkan, kalau kita pergi bertiga pasti akan lebih seru" jawab Delima menghela nafas kasar.

"Weekend besok kita pergi ke pantai, bagaimana?" usul Randi merangkul pinggang ramping sang Istri.

"Boleh Mas, Raka pasti akan bahagia" jawab Delima dengan antusias.

Ceklek.

Delima membuka kamar, dia langsung saja menuju ke kamar mandi untuk menyiapkan air hangat. Setelah nya, dia kembali ke kamar dan menyiapkan pakaian ganti sang Suami.

"Mas, pergilah air nya sudah siap" ucap Delima pada Randi.

"Baiklah, kamu duluan saja ke bawah" balas Randi.

Delima menggeleng, dia hanya duduk di sofa dengan tersenyum kecil. Sedangkan Randi, dia pergi berlalu ke kamar mandi dengan menanggalkan kemeja dan jas nya di hadapan Delima.

"Kebiasaan" gumam Delima dengan memungut pakaian kotor milik Suami nya.

Delima lalu membawa pakaian kotor nya ke keranjang kotor yang ada di sudut ruangan.

"Ini wangi parfume perempuan" gumam Delima dengan gelisah.

Delima lalu mengendus kembali dan benar saja itu wangi perempuan yang tak asing di indra penciuman Delima.

Deg.

Jantung Delima langsung berpacu dengan cepat saat melihat bekas bibir di kemeja Randi.

"Apa apa ini" gumam nya dengan lirih.

Ceklek.

"Sayang" panggil Randi dengan bingung saat melihat sang Istri yang bengong di sudut ruangan.

"Iya Mas" balas Delima setelah menetralkan degup jantung nya.

"Kenapa bengong disana?" tanya Randi.

Delima menggelengkan kepala nya seraya tersenyum ke arah Randi. Dia mengambil handuk kecil untuk mengeringkan rambut sang Suami.

Setelah selesai bersiap, keduanya pun langsung turun ke bawah untuk makan malam.

Disana sudah ada Raka yang sedang duduk menanti keduanya, dan saat melihat kedua orangtua nya Raka langsung tersenyum lebar.

"Ayo makan, Nak" ajak Randi lembut.

Lalu Delima mengambilkan makanan untuk sang Suami, dia terlihat sedikit melamun dan berakhir di tegur oleh Randi.

🌸

Selesai makan malam, Delima memutuskan untuk langsung tidur. Sedangkan Randi, dia menemani Raka terlebih dulu untuk bermain di ruang santai lantai atas.

"Kenapa perasaan ku tidak enak sejak pergi ke Yogyakarta dan sekarang lebih tidak enak setelah melihat tanda dan wangi perempuan di baju Mas Randi" gumam Delima dengan merebahkan tubuh nya.

Delima bukan wanita yang bodoh, dia adalah wanita pintar meski hanya lulusan SMA saja. Dia bisa berpikir jauh dan merencanakan sesuatu yang matang dan tidak gegabah.

Delima memilih memejamkan mata nya daripada harus terus menerus memikirkan hal yang membuatnya pusing.

Ceklek.

Tak lama setelah Delima tidur, Randi pun masuk dan langsung menghampiri sang Istri yang sudah lebih dulu terlelap.

Randi merebahkan tubuh nya di samping Delima, dia lalu membawa Delima ke dalam pelukannya. Randi mengecup kening, mata dan puncak kepala Delima dengan lembut.

Sehingga tak lama kemudian dia pun ikut terlelap bersama sang Istri.

.

.

.

.

✍️Ig: heniisw24

Bab 2

Ke esokan pagi nya, Randi bersiap untuk berangkat ke perusahaan. Delima membantu nya bersiap dan dia juga tak lupa membuatkan bekal untuk Suami dan Putra nya.

"Sayang, nanti aku tidak bisa ikut makan malam karena ada rapat bersama klien" ucap Randi setelah Delima menyelesaikan memasang dasi nya.

"Iya Mas, kamu jangan lupa untuk makan yang teratur" balas Delima.

Randi mengangguk lalu mengecup lembut kening sang Istri, dia kemudian merangkul pinggang Delima dan beranjak pergi dari kamar.

**

Delima mengantar Raka ke sekolah menggunakan motor yang memang milik Delima. Mereka bersenandung ria di sepanjang jalan, bahkan Raka memeluk Delima dengan erat.

Hampir 20 menit Delima sampai juga di pintu gerbang sekolah Raka.

"Ma, nanti jemput di jam biasa ya" ucap Raka setelah turun dari motor sang Mama.

"Iya Nak, kamu tunggu sama pak satpam saja ya" balas Delima tersenyum.

"Siap Ma" patuh Raka.

Kemudian Delima melajukan motor nya ke arah Restoran yang ada di ujung jalan, dia memang mempunyai Restoran yang terkenal dan ada beberapa anak cabang di setiap Kota.

Namun, tidak ada yang mengetahui nya kecuali orang kepercayaan sendiri yang memang sejak dulu bersama dengan Delima.

Delima memarkirkan motor nya di belakang, dia juga masuk lewat jalan dapur tempat para karyawan hilir mudik.

"Bu" sapa salah satu karyawan disana dengan tersenyum.

"Lanjutkan saja, aku akan ke ruangan ku" balas Delima ramah.

Karyawan tersebut pun hanya mengangguk, dia kemudian kembali fokus bekerja.

Sedangkan Delima, dia sudah masuk ke dalam ruangannya bersama dengan April sang kaki tangannya yang selama ini menghandle pekerjaan Delima.

"Bu, saya ada berita untuk anda" ucap April sedikit ragu.

Delima otomatis langsung menghentikan kegiatannya yang sedang memeriksa berkas, dia lalu beralih menatap April.

"Ada April?" tanya Delima.

"Ibu lihat saja ini, ini rekaman CCTV yang ada di ruangan VVIP Restoran kita" jelas April sambil memberikan falshdick pada Delima.

Delima menerima nya, dia lalu menyambungkan pada laptop yang ada di hadapannya.

Klik.

Deg.

Deg.

Delima merasa jantung nya berdetak dengan kencang saat dia melihat rekaman itu. Bahkan tanpa dia sadar, dia sudah meremas buku yang ada di bawah tangannya.

"Ini kapan, April?" tanya Delima dengan tajam.

"Saat anda pergi ke Yogyakarta bersama dengan Tuan muda Raka" jawab April menundukan kepala nya.

"Saya bukan bermaksud merusak rumah tangga anda, Bu. Namun jika memang yang ada di vidio itu benar, maka saya tidak akan pernah rela" tegas April.

Huh.

Delima menghela nafas nya kasar, dia lalu menyeka sudut mata nya yang terasa basah oleh air mata.

"Aku juga tidak tahu, aku akan menyelidiki nya sendiri April. Terimakasih atas info nya" ucap Delima lirih.

"Bu, anda harus kuat jika memang itu adalah kenyataannya. Jangan mau di butakan oleh cinta, Ibu adalah wanita baik, kuat dan juga cerdas, anda pasti akan tahu apa yang harus anda lakukan" jelas April dengan penuh suport.

Delima mengangguk, dia lalu beranjak dari sana. Suasana hati nya sedang sangat kalut, dia akan pergi ke Taman yang dekat dengan sekolah Raka saja.

"Tolong handle semua nya, Pril. Saya akan pergi dulu" pamit Delima.

"Hati-hati, Bu" balas April lembut.

Delima hanya diam, dia melangkah dengan lebar menuju ke luar Restoran.

"Anda wanita yang baik, saya yakin anda akan mendapatkan kebahagian setelah penderitaan yang menyakitkan" gumam April sambil menatap Delima nanar.

"Jika benar Bapak mengkhianati Ibu, saya akan membawa anda pergi dari sana. Karena dengan Bapak melakukan itu, berarti dia sudah tidak peduli dan butuh lagi pada Ibu" gumam nya kembali sambil melangkah keluar dari ruangan sang Bos.

**

Sedangkan Delima, dia sudah sampai di Taman. Dia duduk di sudut Taman yang memang sudah tersedia kursi disana.

"Mas, dua bukti sudah aku lihat. Maaf karena aku tidak bisa percaya lagi padamu, dan mungkin selama ini aku sangat bodoh karena telah di pedaya oleh kalian" gumam Delima dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Apa yang harus aku lakukan sekarang, apa harus diam saja tanpa ada pergerakan? Atau aku harus mencari bukti" gumam nya kembali.

Delima bertekad, dia akan bangkit dan membuktikan sendiri apa memang ini benar atau hanya bohong belaka.

Tak terasa jam pulang sekolah pun sudah tiba, Delima bangkit dari duduk nya dan menghampiri gerbang sekolah Raka.

"Mama" teriak Raka dengan penuh semangat dan binar bahagia.

"Ayo kita langsung pulang, Nak" ajak Delima dengan tersenyum.

"Emm Ma, bagaimana kalau kita ke perusahaan Papa? Kita makan siang disana saja" ucap Raka dengan penuh permohonan.

"Baiklah sayang, kalau begitu ayo" balas Delima dengan cepat.

Raka mengangguk dengan semangat, dia lalu naik ke atas motor sang Mama. Lalu setelah nya Delima melajukan motor nya ke arah perusahaan Randi.

Tak lupa juga Delima membeli makanan untuk mereka makan siang disana.

Sepanjang jalan, Raka terus saja bercerita semua kegiatan di sekolah nya. Bahkan dia juga mendapatkan nilai paling tinggi saat ulangan tadi.

Hingga tak terasa mereka sampai juga di perusahaan Randi, Delima menggandeng tangan Raka untuk masuk ke dalam.

"Selamat siang, Nyonya" sapa resepsionis dengan sopan yang memang sudah tahu bahwa Delima adalah Istri dari Bos nya.

"Pak Randi ada di ruangannya?" tanya Delima ramah.

"Ada Nyonya, apa perlu saya telepon Asistennya?" balik tanya resepsionis tersebut.

"Tidak perlu, saya akan memberinya kejutan" jawab Delima tersenyum kecil.

"Baiklah Nyonya" patuh nya dengan sopan.

Lalu Delima dan Raka masuk ke dalam lift khusus petinggi perusahaan. Memang Randi pemilik perusahaan Dwitama Group, perusahaan yang cukup besar dan ada anak cabang nya di beberapa Kota.

Hingga lift berhenti di lantai dimana ruangan Randi berada, Delima langsung saja menggandeng Raka keluar dan menuju ke ruangan sang Suami.

"Kemana Vini dan Asisten Mas Randi" gumam Delima saat melihat meja di depan ruangan Randi kosong dan bahkan ruangan Asistennya pun kosong.

"Hemm mungkin lagi makan siang" gumam nya lagi.

"Ayo Ma" ucap Raka dengan cepat.

"Ah iya, sayang" balas Delima tersenyum.

Delima lalu melangkah ke arah ruangan Randi, Raka sendiri berada di belakang tubuh sang Mama.

Ceklek.

"Ahhhhhh sayang"

Brak.

"Mas" ucap Delima dengan lirih dan bahkan air mata nya sudah menetes.

"Mama, awas aku mau masuk dan bertemu dengan Papa" teriak Raka yang cukup nyaring dan membuat dua pasang berbeda jenis kelamin di dalam ruangan tersebut tersentak kaget, bahkan mereka langsung saja melihat ke belakang mereka.

Deg.

Deg.

.

.

.

.

.

.

Bab 3

Delima masih diam saja dengan mematung, bahkan dia tidak bisa merasakan saat tubuh nya di geser oleh Putra nya, Raka.

"Papa, Tante Vini" ucap Raka dengan raut wajah memerah dan mengepalkan tangannya.

Raka lalu membalikan tubuh nya dan menatap sang Mama yang menangis dengan pandangan terluka.

"Ayo pergi, Ma" ajak Raka dengan menyeret tangan sang Mama.

Delima sadar, dia lalu menyeka air mata nya dan berlalu dari sana bersama dengan sang Putra, Raka.

"Sayang, tunggu dulu" teriak Randi dengan menggema.

Randi tidak bisa mengikuti nya karena dia masih telanjang dan dengan gerakan cepat dia meraih pakaiannya untuk di kenakan kembali.

"Bagaimana ini, Mas?" tanya Vini dengan panik.

Randi hanya diam saja, dia lalu beranjak pergi dari sana untuk mengejar anak dan istri nya.

"Tunggu Mas, aku ikut" teriak Vini dengan berlalu juga.

"Ayo cepat" balas Randi.

Lalu keduanya langsung saja pergi dari perusahaan, mereka akan langsung menuju ke Rumah milik Randi karena Istri dan anak nya pasti kesana.

Setelah kedunya duduk di dalam mobil, Randi langsung melajukannya dengan kecepatan yang cukup tinggi.

Sedangkan di depan ruangan Randi, Asistennya hanya menggelengkan kepala dan berucap syukur.

"Ini karma buat kalian, kurang apa Bu Delima? Padahal dia sudah baik dan juga cantik, tetapi dengan bdooh nya Pak Randi malah terpincut wanita lain dan sial nya wanita itu sahabat Bu Delima" gumam Asisten Randi dengan tersenyum kecut.

Dia memilih mengerjakan pekerjaannya lagi, dia merasa bersalah pada Istri Bos nya karena hanya bisa diam saja saat dirinya di khianati. Namun sekarang semua nya sudah terbongkar dan terlihat oleh mata kepala Delima dan bahkan Putra nya, Raka.

**

Randi dan Vini langsung saja masuk ke dalam Rumah, terlihat disana sangat sepi dan hanya ada pelayan saja.

"Bi, dimana Delima dan Raka?" tanya Randi pada pelayan yang disana.

"Belum pulang Tuan, mungkin lagi di jalan" jawab pelayan dengan sopan.

"Baiklah" ucap Randi dengan mengusap wajah nya kasar.

Randi lalu melangkah ke ruang tamu, disana Vini sudah menunggu nya dengan wajah cemas nya juga.

"Bagaimana Mas?" tanya Vini bangkit dari duduk nya.

"Tidak ada, entah kemana mereka" jawab Randi dengan menghembuskan nafas kasar.

Randi mendudukan tubuh nya di atas sofa, dan di ikuti oleh Vini juga di samping nya. Bahkan Vini memeluk tubuh Randi dan di biarkan saja oleh Randi.

Ceklek.

Pintu utama terbuka dan munculah Delima bersama Raka yang mana membuat Randi gelagapan karena sedang berpelukan dengan Vini.

"Papa" teriak Raka penuh dengan emosi dan kekecewaan.

"Pergi ke kamar dulu, Nak" ucap Delima lembut.

Raka mengangguk, dia lalu menatap sang Papa dan Tante nya dengan sorot mata tajam.

Setelah kepergian Raka, Delima duduk di hadapan keduanya dan menatap keduanya dengan tatapan kecewa.

Vini hanya bisa menunduk dan meremas ujung kemeja kerja saja, dia sangat enggan menatap wajah Delima sahabat nya.

"Sejak kapan?" tanya Delima dengan dingin.

"Sayang, Mas bisa jelaskan semua nya. Itu hanya salah paham saja" ucap Randi dengan membela diri.

Heh.

Delima menatap Randi dengan tajam namun terlihat sangat jelas bahwa tatapan itu sendu dan kecewa.

"Salah paham? Salah paham dimana nya? Apa kalian melakukan hubungan intim dengan saling menikmati bahkan mende*ah dengan jelas itu salah paham?" tanya Delima kembali dengan penuh penekanan.

"Iya Delima, itu semua salah paham. Kami di jebak dan di beri obat perang*ang" timpal Vini.

Brak.

"Kalau kalian di jebak kalian tidak akan saling menikmati dan langsung ada disini, kalian pasti akan terus menerus melakukan hal menjijikan itu di ruangan laknat itu" teriak Delima dengan penuh amarah.

"Aku tanya sekali lagi, sejak kapan?" teriak Delima kembali.

Randi menatap Delima yang sedang menahan amarah dan air mata nya, dia ingin sekali memeluk dan menenangkannya.

"2 tahun terakhir" jawab Randi dan Vini dengan lirih.

Deg.

Tes.

Tes.

Air mata yang sejak tadi di tahan pun menetes juga, hati Delima remuk dan dia merasakan sesak di dada nya. Delima meremas dada nya dengan air mata yang terus menetes.

"Maafkan aku, sayang" ucap Randi menatap Delima dengan menyesal.

Plak.

Plak.

"Ayah, Bunda" lirih Randi menatap kedua orangtua nya yang datang dengan penuh emosi.

"Entah kenapa Bunda mu merengek ingin kesini, dan ternyata saat kami tiba kami di suguhi kenyataan ini" bentak Ayah Randi dengan penuh kemarahan.

Vini sendiri tak kalah terkejut nya dari Randi saat melihat sosok kedua orangtua Randi. Di bahkan menundukan pandangannya saat Bunda Randi menatap nya tajam.

"Pantesan saja Bunda selalu khawatir akan Istri mu, Ran" ucap Bunda dengan segera menghampiri Delima yang menunduk dengan tangisan terisak.

Bunda memeluk tubuh sang menantu dengan erat, pecahlah tangis Delima yang sejak tadi dia tahan. Delima menumpahkan semua nya di pelukan sang Ibu mertua, tubuh nya bahkan bergetar karena tangis yang memilukan.

"Mama" teriak Raka saat melihat Mama nya menangis di pelukan sang Oma.

"Opa, kenapa Mama menangis?" tanya Raka dengan memegang tangan sang Opa yang ada di hadapannya.

Ayah Randi hanya bisa diam, Raka bukan lagi anak kecil yang bisa di bohongi. Dia sudah besar dan sebentar lagi akan masuk ke sekolah menengah pertama.

Raka lalu menatap Papa nya, dia mengepalkan tangannya dengan sorot mata tajam.

"Papa jahat, Papa kenapa membuat Mama menangis, hah? Apa ini semua karena Tante Vini?" teriak Raka dengan lantang di hadapan wajah Randi.

"Raka" bentak Randi tak sadar.

Raka terperanjat, dia lalu memeluk Opa nya yang berada di dekat nya.

"Nak, pergilah bersama Bibi ke kamar, hmm" ucap Delima dengan tersenyum.

Raka tidak bisa menolak, dia lalu memanggil pelayan.

"Raka benci Papa, Papa jahat, Papa kasar" teriak Raka kembali dengan wajah kecewa nya.

Deg.

Randi langsung mengutuki dirinya yang tak bisa menahan emosi. Dia menatap Putra nya dengan pandangan nanar.

*

Setelah cukup tenang, Delima menyeka air mata nya dan melepaskan pelukannya pada sang Mertua.

"Vini, kamu itu wanita dan kamu itu sahabat dekat Delima. Tapi kenapa kau malah menusuk Delima seperti ini?" tanya Bunda Randi dengan sinis.

"Apa kurang selama ini Delima memberimu pasilitas dan uang? Apa kamu tidak ingat bagaimana Delima menyelamatkan mu dari rumah bordi* itu?" tanya nya kembali dengan pandangan tak suka.

Vini hanya diam dengan tangan mengepal saja, dia bahkan tak berani menatap Delima yang ada di hadapannya.

"Bun, ini semua hanya salah paham" ucap Randi dengan kukuh.

"Cukup Mas" bentak Delima berdiri dari duduk nya.

Delima menatap Suami nya dengan pandangan sendu, sedih dan kecewa. Dia mengatur nafas nya yang memburu karena emosi sudah menguasai diri nya.

.

.

.

.

.

.

.

.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!