BUDAK 100 Hari
Pengenalan Karakter
Nama : Linno Sai Jeno
Usia : 23 Tahun
Panggilan : Linno
Tinggi : 180 cm
Mahasiswa semester akhir.
Dari keluarga kelas bawah tapi hidupnya mewah.
Karakter :
Playboy :
Selalu memanfaatkan ketampanannya untuk menggaet wanita_wanita kaya.
Bad Boy :
Sering menghalalkan segala cara untuk memenuhi gaya hidupnya yg mewah.
Nama : Kaisar Uta Yhatasi
Usia : 27 Tahun
Panggilan : Kai
Tinggi : 183 cm
CEO dari sebuah perusahaan raksasa di negaranya. YHATASI Corp.
Putra kedua dari keluarga Yhatasi, orang terkaya nomor 4 di dunia.
Karakter :
Dingin dan tertutup. Misterius.
Tapi penuh pesona dan kharisma.
Nama : King Arata Yhatasi
Umur : 30 Tahun
Panggilan : King
Tinggi : 183 cm
Wakil CEO Yhatasi Corp.
Putra Pertama dari keluarga Yhatasi.
Karakter :
Hangat, Ramah.
Playboy dan penuh iri dengki.
Nama : Nobu Prince Yhatasi
Usia : 20 Tahun
Panggilan : Princ
Tinggi : 176 cm
Mahasiswa semester awal.
Putra ketiga dari keluarga Yhatasi.
Karakter :
Ceria dan mudah bergaul.
Selalu bisa menghidupkan suasana dimanapun ia berada.
Nama : Hanaka Sora Machi
Usia : 26 Tahun
Panggilan : Sora
Tinggi : 177 cm
Direktur Utama perusahaan fashion miliknya sendiri, Hansora Fashion.
Putri Sulung dari keluarga kaya raya, Yamachi.
Karakter :
Ambisius.
Wanita mandiri yg haus akan cinta dan belaian lelaki.
Nama : Clara Seira Machi
Usia : 23 Tahun
Panggilan : Seira
Tinggi : 175 cm
Mahasiswa semester akhir.
Putri Bungsu dari keluarga Yamachi.
Karakter :
Penuh obsesi.
Gadis manja yg selalu terobsesi untuk memiliki apapun yg di inginkannya.
Pemuda Matrealistis
Tiba_tiba pintu utama dibuka dengan keras sampai membentur dinding di belakangnya.
Kemudian masuklah seorang gadis cantik dengan wajah dan sorot mata yg sama sekali tidak ramah.
Seira (Clara Seira Machi)
KAK..?!
Seira (Clara Seira Machi)
KAKAAAK..?!
Gadis itu terus melangkah masuk sambil berteriak.
Tak berapa lama turunlah seorang wanita cantik, anggun, dan elegant.
Sora (Hanaka Sora Machi)
(menapaki anak tangga dengan santai)
Seira (Clara Seira Machi)
Apa kakak membelikan pemuda tidak tau malu itu mobil baru lagi..!!?
(todongnya penuh emosi)
Sora (Hanaka Sora Machi)
Ehmm..
(sahutnya santai sembari terus berjalan melewati sang adik)
Seira (Clara Seira Machi)
APA..?!!!
(terkejut marah)
Walau sudah bisa ia tebak, tapi tetap saja hal itu membuatnya begitu marah.
Seira (Clara Seira Machi)
Kak..? Bukankah sudah kubilang kalau Linno itu bukan pemuda yg baik. Tapi kenapa ka..
(serunya terpotong)
Sora (Hanaka Sora Machi)
Ck.. Ayolah Seiraaaa. Kakak sudah bosan mendengarkan kata_katamu yg hanya itu_itu saja.
(potongnya jengah)
Sora memang sudah bosan dengan tingkah sang adik yg selalu mengusik kehidupan percintaannya.
Pasalnya bukan hanya sekali ini saja adiknya itu berkata buruk tentang Linno, pacar brondongnya.
Seira (Clara Seira Machi)
Tapi Kak. Aku hanya..
(ujarnya terpotong lagi)
Sora (Hanaka Sora Machi)
Sudahlah. Sudah cukup selama ini kakak mendengarkanmu mengatakan hal_hal buruk tentang Linno.
(potongnya tegas)
Seira (Clara Seira Machi)
KAK..!!
(serunya tak terima)
Sora (Hanaka Sora Machi)
CUKUP SEIRA..!!
(sahutnya lebih keras)
Akhirnya ketegasan wanita yg penuh dengan kharisma seorang pemimpin itu keluar juga.
Seira (Clara Seira Machi)
Cih.. Baiklah..! Terserah kakak. Mulai sekarang aku tidak akan peduli lagi..!
Seira (Clara Seira Machi)
Tapi ingat, Kak. Jangan menyesal jika Linno membuang kakak setelah menguras harta kakak nanti.
Seira (Clara Seira Machi)
(wajahnya tertoleh kesamping)
Seira sedikit terkejut ketika satu tamparan tiba_tiba melayang cantik di pipi kirinya yg putih mulus.
Sora (Hanaka Sora Machi)
Jaga bicaramu..!
(mengacungkan jari telunjuknya penuh emosi)
Seira (Clara Seira Machi)
Haha.. Terima kasih, Kak..!
(tertawa miris sembari memegang pipinya yg perih panas)
Kemudian tanpa banyak bicara lagi gadis itu berlalu pergi dari rumah itu begitu saja.
Ada genangan airmata yg jatuh menetes dari sudut matanya yg memerah.
Seira (Clara Seira Machi)
*Aku melakukan ini demi kebaikan kakak. Tapi apa balasanmu, Kak? Hiks. Bahkan kau menamparku hanya demi membela pemuda murahan itu.*
(batinnya kecewa dan menangis)
Sedangkan sang kakak, hanya diam menyesali perbuatannya sendiri sambil menatap punggung adiknya yg menjauh pergi.
Sora (Hanaka Sora Machi)
*Maafkan kakak, Seira.*
(batinnya sedih)
Ini adalah kali pertama ia berbuat sampai sejauh itu kepada adiknya.
Jadi wajar jika ia begitu menyesal setelahnya.
Tapi apa mau di kata, semua sudah terlanjur terjadi.
Lagi pula, Seira memang sudah keterlaluan kali ini.
Drrrtttt.. Drrrrrtttt.. Drrrtttt...
Sora (Hanaka Sora Machi)
📲 Linno?
(membaca nama di layar ponselnya)
Hatinya yg tadi gunda, seketika bahagia saat itu juga.
Sora (Hanaka Sora Machi)
📱Hallo, Baby..
(ujarnya begitu bahagia.)
Linno Sai Jeno
📱Hai, Sayang. Apa kau sibuk?
Sora (Hanaka Sora Machi)
📱Ah tidak. Aku bahkan bisa pulang cepat hari ini.
Linno Sai Jeno
📱Kalau begitu, bagaimana kalau kita pergi makan malam..?
Sora (Hanaka Sora Machi)
📱Tentu saja. Aku akan bersiap_siap.
(sahutnya dengan senyum merekah di bibir cantiknya)
Bahagia sekali setiap kali bisa bertemu dan menghabiskan waktu dengan pacar brondongnya itu.
Perbedaan usia yg ada di antara keduanya, terbukti tak menjadi halangan berarti bagi hubungan percintaan mereka.
Bahkan Sora seperti mendapatkan semangat mudanya lagi di tengah kesibukannya sebagai pebisnis handal.
Baginya, Linno adalah penyemangat dalam hidupnya. Pemuda yg tiga tahun lebih muda darinya itu memang selalu bisa memberikan energi lebih bagi dirinya.
Linno Sai Jeno
📱Baiklah. Tunggu aku. I love you..
Sora (Hanaka Sora Machi)
📱I love you too..
(tersenyum semakin lebar)
Panggilan di akhiri. Tapi bunga_bunga di hatinya terus mekar tanpa akhir.
Sungguh, hanya mendengar kalimat sederhana itu saja sudah membuat rongga dada Sora seperti di penuhi ribuan kupu_kupu.
Pintu utama terbuka setelah terdengar suara klakson dari halaman rumah.
Dan muncullah Sora dengan dress Soft Pink yg hanya menutupi setengah pahanya saja, dengan atasan yg terbuka sehingga memperlihatkan bahunya yg indah.
Linno Sai Jeno
Kau cantik sekali, Sayang. Cup..!
(mengecup punggung tangan Sora)
Siapa wanita yg tidak akan tersanjung walau hanya mendapatkan pujian sederhana seperti itu.
Apalagi, Linno selalu memperlakukannya bak ratu.
Sora (Hanaka Sora Machi)
Terima kasih, Baby..
(ujarnya dengan pipi merona bahagia)
Setelah itu, mereka pun berlalu dari pelataran rumah mewah Sora. Untuk kemudian menuju kesebuah restoran mewah di sebuah hotel bintang lima yg selalu menjadi langganan mereka berdua.
Di sepanjang perjalanan, Sora terus saja bergelayut manja di lengan Linno yg tengah mengemudikan mobilnya.
Sora (Hanaka Sora Machi)
Baby..?
Linno Sai Jeno
Hem..?
(sahutnya menoleh sekilas kesamping)
Sora (Hanaka Sora Machi)
Apa adikku mengganggumu lagi hari ini?
Linno Sai Jeno
Kau tidak perlu mencemaskan itu, Sayang.
(ujarnya seraya mengusap kepala Sora yg bersandar di bahunya)
Sora (Hanaka Sora Machi)
Apakah dia berkata buruk padamu..?
Sejujurnya Sora begitu khawatir jika Linno sampai meninggalkannya hanya karna perbuatan tidak menyenangkan yg bisa saja dilakukan oleh adiknya.
Linno Sai Jeno
Wajar jika dia marah.
(ujarnya lagi dengan senyum tipis di bibir menawannya)
Linno Sai Jeno
Lagi pula, bukankah memang tidak sepantasnya aku terus menerima barang_barang mewah darimu..?
(imbuhnya lagi mulai memanipulasi)
Linno bukan hanya tampan, tapi dia juga memiliki kecerdasan yg tidak bisa di ragukan.
Tidak hanya itu, selain cerdas dalam hal akademik. Ia juga pandai dalam mengambil hati orang lain dan juga memanipulasi pikiran orang lain.
Sora (Hanaka Sora Machi)
Babyyyy..Kenapa kau bicara seperti itu?
Dan lihatlah, lagi_lagi triknya itu berhasil.
Terbukti, Sora sudah mulai takut jika Linno benar_benar kecewa padanya.
Linno Sai Jeno
Jangan mencemaskan apapun, Sayang. Hmm?
Linno Sai Jeno
Tapi mulai sekarang, tolong jangan terlalu memanjakan aku dengan kekayaanmu itu. Aku tidak mau adikmu, atau siapapun menilai rendah padaku.
(lanjutnya terus memanipulasi)
Bagaimana Sora tidak semakin merasa bersalah, jika ucapan Linno terus saja mengaduk_aduk perasaannya.
Pemuda itu memang juara dalam menaik turunkan emosional seseorang dengan kata_kata lembutnya.
Sora (Hanaka Sora Machi)
Aku tidak pernah berfikir seperti itu tentangmu, Beib..! Sungguh.
Linno menepikan mobilnya agar bisa menatap dan menenangkan hati kekasihnya.
Atau lebih tepatnya, agar bisa lebih leluasa untuk terus memanipulasi pikiran kekasihnya.
Linno Sai Jeno
Dengarkan aku, Sayang..
(mengusap kepala Sora dengan lembut)
Linno Sai Jeno
Aku akan mencari pekerjaan. Jadi, kau tidak perlu menghidupiku dan membiayai kuliahku lagi. Hmm?
Sora (Hanaka Sora Machi)
Tidak. Tidak. Aku tidak akan membiarkanmu bekerja. Uangku tidak akan habis hanya untuk membiayai kuliah dan hidupmu.
(tolaknya panik)
Linno Sai Jeno
Sayaaaang.. Aku hanya ingin menjadi pria yg lebih berguna untukmu.
Linno Sai Jeno
Kalau aku bekerja, pasti aku bisa mengajakmu makan dengan uangku sendiri. Bukan dengan uangmu terus menerus seperti ini. Yah walaupun, mungkin kita tidak akan bisa makan di hotel bintang lima lagi. Tapi setidaknya...
(tutur terpotong)
Sora (Hanaka Sora Machi)
Sampai kapanpun, aku tidak akan mengizinkanmu bekerja. Titik..!
Linno Sai Jeno
Tapi, Sayaaang. Aku merasa, jika selama ini aku bukanlah pria yg berguna karna terus di hidupi oleh seorang wanita.
Merendah untuk melompat lebih tinggi.
Mungkin itulah prinsip yg Linno pakai saat ini.
Linno Sai Jeno
Aku merasa.. Mmph..
(terbelalak kaget)
Sora (Hanaka Sora Machi)
Mmmphh..
(membungkam bibir Linno tiba_tiba)
Lama Sora membungkam bibir kekasihnya.
Sedangkan Linno sedang bersorak menang dalam hatinya.
Linno Sai Jeno
*Yaass..Kena..!*
(batinnya menang)
Sengaja Linno hanya diam tanpa membalas kecupan Sora, agar wanita itu sedikit menenangkan hatinya.
Hingga kemudian, wanita itupun perlahan menarik wajahnya dan terlepaslah bungkamannya.
Sora (Hanaka Sora Machi)
Babyyy.. Tolong jangan pernah mengatakan itu lagi.
(di tatapnya mata Linno dengan sendu)
Ibu jarinya juga mengusap pipi Linno dengan begitu lembut.
Linno Sai Jeno
Tapi, Sayang. Aku..
Sora (Hanaka Sora Machi)
Sssttt...
(meletakkan telunjuknya di atas belah bibir Linno)
Sora (Hanaka Sora Machi)
Aku tidak mau mendengar apapun. Terutama penolakan..!
Linno Sai Jeno
Hhhh...
(menghela nafasnya berat)
Dan dengan memasang wajah yg seolah keberatan, Linno pun menganggukkan kepalanya.
Sora (Hanaka Sora Machi)
Goodboy..😊
(mengusak gemas rambut Linno)
Linno Sai Jeno
*Maaf Sora. Tapi aku tidak ingin kehilangan tambang emas sepertimu.*
(batinnya tersenyum menang)
Dan setelah itu, mereka pun kembali melanjutkan perjalanannya.
Restoran mahal dan makanan mewah sudah menunggu kedatangan mereka.
Ah..bahagia sekali rasanya, jika bisa hidup mewah dan makan enak tanpa harus bekerja susah payah.
Cukup mengandalkan kalimat manis, wajah tampan, dan yg paling penting adalah kemampuan yg mempuni di atas ranjang.
Bukan Berondong Murahan (21+)
Sora (Hanaka Sora Machi)
Aaaaahhhh... Aaahhh... Yeaah... Babyyyyhhh. Aaahh...
(mendes4h dengan posisi menungg!ng)
Linno Sai Jeno
(terus menghentakkan bat4ngnya dari belakang)
Yah, setelah menuntaskan acara makan malam mewah dan mahalnya. Mereka pun menghabiskan malam di hotel yg sama.
Sora (Hanaka Sora Machi)
Ouuughhhh... Babyyyyhhh.. Aaahh.. Aahh...
Linno Sai Jeno
(mempercepat sod0kannya)
Linno Sai Jeno
Engghhhhh... Sayaaang... Kau sang..ngaattt.. Nikmaaaattt....
Sora (Hanaka Sora Machi)
Aaaahhh.. Babyyyy..aku. Ham..pirrr. Sam..paiii...
(terlonjak_lonjak ke depan dan belakang)
Li4ngnya sudah berdenyut hebat hendak memuntahkan c4iran cinta yg tertahan didalamnya.
Memang pilihannya ini tidak salah.
Pemuda yg tiga tahun lebih muda darinya ini memang bukan pemuda biasa.
Bukan hanya memiliki ketampanan yg di atas rata_rata, tapi Linno juga memiliki bat4ng yg jauh lebih panjang dan besar di bandingkan dengan pria Asia lainnya.
Apalagi, ukurannya itu di tunjang dengan stamina yg benar_benar prima.
Semangat mudanya memang sungguh luar biasa..!
Linno Sai Jeno
Tunggu ak..kuuhh, Sayaaang.. Aaahhhh
Linno pun semakin mempercepat dan memperdal4m hent4kannya.
Hingga beberapa saat kemudian..
Sora (Hanaka Sora Machi)
Bab..byyyyhhh.. A..kuuhhh.. Kel..lu AAAAAAAAAAGHHHH.....
(des4hnya panjang dengan mata terpejam dan kepala tengada ke langit_langit kamar)
Dan sedetik kemudian, Linno pun menyusul.
Linno Sai Jeno
ANGHHHHHHHH.....
(erangnya dengan menekan bat4ngnya lebih dalam)
Tubuhnya mengejang. Kepalanya tengadah dengan mulut terbuka. Matanya terpejam erat, saat c4iran kentalnya tumpah ruah memenuhi rah!m Sora.
Inilah pelepasan pertamanya, setelah tadi membuat Sora mencapai org4smenya beberapa kali.
Yah, bagaimana Sora tidak semakin tergila_gila padanya? Jika pemuda itu bisa membuatnya org4sme beberapa kali hanya dalam satu kali permainan saja.
Sudah tampan, perk4sa pula..!
Sora (Hanaka Sora Machi)
(ambruk telungkup di atas ranjang)
Linno Sai Jeno
(ambruk di samping Sora)
Sejenak mereka berdua mengistirahatkan tubuhnya yg lelah, sembari menetralkan nafas yg masih memburu dan terengah_engah.
Sampai kemudian, Sora lebih dulu bangkit dan mengubah posisinya untuk memeluk sang kekasih yg masih terdiam disampingnya.
Sora (Hanaka Sora Machi)
Cup..!
(mengecup dad4 Linno yg terbentuk hampir sempurna)
Sora (Hanaka Sora Machi)
Terima kasih, Baby..
(ujarnya seraya meletakkan kepalanya disana)
Linno Sai Jeno
Apa kau puas, Sayang?
Sora (Hanaka Sora Machi)
Uhm.. Sangat puas.
(mengangguk di atas dada Linno)
Kedua tubuh tel4nj4ng itu saling menempel erat di atas ranjang hotel yg tak lagi rapih.
Selimut dan bantal entah sudah terserak dimana.
Hingga kini tak ada yg bisa di gunakan untuk menutupi tubuh keduanya dari terpaan mesin pendingin udara.
Sora (Hanaka Sora Machi)
Baby?
Sora (Hanaka Sora Machi)
Berjanjilah padaku. Jika kau tidak akan pernah meninggalkanku.
(tuturnya sembari memainkan permukaan dad4 Linno dengan ujung jari_jari lentiknya)
Linno Sai Jeno
Kenapa tiba_tiba kau bicara seperti itu?
Sora (Hanaka Sora Machi)
Aku takut kau pergi dariku, Linno.
Sora (Hanaka Sora Machi)
Uhmm..! Aku tidak mau kehilanganmu.
Linno Sai Jeno
Tapi bagaimana jika suatu hari, justru kau yg mencampakanku dan pergi meninggalkanku.
Sora (Hanaka Sora Machi)
Tidak akan pernah..!
Linno Sai Jeno
Kalau begitu, tidurlah.
(ujarnya membalas pelukan Sora)
Sora (Hanaka Sora Machi)
Mmmm...
(mengeratkan pelukannya)
Dan pada akhirnya, janji untuk tetap tinggal itu tidaklah terucap dari bibir Linno. Setiap kali ada pembicaraan tentang hal itu, pasti Linno lebih memilih untuk mengalihkan topik pembicaraan dari pada harus menjawabnya dengan kebohongan dan membangun sebuah harapan yg tidak mungkin bisa ia kabulkan.
Linno sadar, jika ia bukanlah pemuda yg siap untuk menetap selamanya.
Ia masih ingin menikmati kehidupannya tanpa terikat pada janji setia. Karna pada kenyataannya, dia bukanlah pemuda yg bisa setia pada satu wanita.
Linno Sai Jeno
*Maaf Sora. Karna aku tidak bisa menjanjikan apapun padamu.*
(ujarnya kemudian dalam hati)
Memang Linno akui, bahwa dia bukan orang yg baik.
Tapi bukan salahnya juga jika banyak wanita yg tergila_gila padanya dan rela menyerahkan apapun hanya untuknya.
Wanita dewasa, yg begitu mencintainya. Tapi sayangnya bahkan sampai satu tahun mereka menjalin kasih, Linno masih saja mencintainya dengan setengah hati.
Yah benar..! Linno tidak mencintai Sora sepenuh hatinya. Karna nyatanya, sampai detik inipun belum ada satu orangpun yg mampu menguasai hati Linno sepenuhnya.
Baginya, Sora dan mantan_mantan pacarnya, semuanya sama. Hanya tambang emas dan juga pemeras sp3rm4 saja.
Entah, wanita seperti apa yg mampu mencuri hatinya. Tapi yg jelas, sampai saat ini ini ia belum bisa menemukannya.
Sedangkan di tempat lain.
Kai (Kaisar Uta Yhatasi)
Mah.. Mah.. Jangan.. Jangan.. Mah.. Mamah.. Jangan pergi, Mah..
Terlihat Kai tengah mengigau dalam tidurnya.
Keringat sudah bercucuran di wajah dan hampir di seluruh badannya.
Tidurnya tampak begitu gelisah seperti sedang mengalami hal buruk di alam mimpinya.
Kai (Kaisar Uta Yhatasi)
Mah.. Jangan tinggalkan Kai, Mah..
Ia terus menggelengkan kepalanya di atas bantal yg sudah ikut basah oleh keringatnya.
Tangan dan kakinya bergerak panik dengan mata terpejam erat.
Kai (Kaisar Uta Yhatasi)
Mah.. Jangan, Mah..! Mah.. Mamah..
Kai (Kaisar Uta Yhatasi)
Tidak, Mah..
Kai (Kaisar Uta Yhatasi)
Mah..! MAMAAAAH..!
(berteriak histeris dan terduduk dengan tiba_tiba)
Kai tampak tertegun ketika terbangun dari mimpi buruknya.
Sejenak ia hanya duduk membatu dengan mata menerawang di udara.
Hingga kemudian, ia mulai tersadar dan mulai mengatur nafasnya yg terengah_engah.
Kai (Kaisar Uta Yhatasi)
Hah.. Hah.. Hah..
Kai (Kaisar Uta Yhatasi)
Mah..?
(lirihnya sembari meremas dada kirinya yg terasa sesak luar biasa)
Lagi_lagi mimpi buruk yg sama mendatangi tidurnya.
Mimpi buruk yg selalu menyiksa hampir di setiap malamnya.
Sudah hampir 10 tahun, ia melewati hidupnya dengan mimpi buruk yg sama. Bahkan segala macam terapi dan pengobatan sudah di jalaninya, tapi tetap saja mimpi itu menyiksanya.
Mungkin bisa di hitung dengan jari tangannya, kapan ia bisa tidur dengan nyenyak tanpa memimpikan kejadian buruk yg telah menimpah sang mamah.
Kai (Kaisar Uta Yhatasi)
Sssshh..
(mendesis nyerih di bagian dada kirinya)
Dan pasti akan selalu berakhir seperti ini setiap kali ia terbangun dari mimpinya. Rasa nyerih di dada yg tak terkira.
Kai (Kaisar Uta Yhatasi)
(mencoba meraih laci nakas yg ada disamping ranjangnya)
Kai (Kaisar Uta Yhatasi)
(menarik lacinya)
Kai (Kaisar Uta Yhatasi)
(kemudian meraih sesuatu di dalamnya dengan sedikit susah payah)
Dan ternyata botol obatlah yg ia raih dari lacinya.
Kemudian setelah itu, ia pun mengeluarkan salah satu kapsul obat yg ada didalam botol kecil tersebut. Lalu meminumnya.
Kai (Kaisar Uta Yhatasi)
(kembali membaringkan tubuhnya)
Kai masih harus menunggu reaksi obat pada tubuhnya sebelum akhirnya rasa nyerih itu perlahan mulai terasa sedikit mereda.
Kai (Kaisar Uta Yhatasi)
Mamah..? Sampai kapan Kai seperti ini?
(ujarnya menatap sendu langit_langit kamarnya)
Semuanya tidak selalu berjalan seperti apa yg kita inginkan.
Dan semua tidak selalu indah seperti apa yg tampak di depan.
Kehidupan Kai yg bergelimang harta, rumah megah bak istana, aset kekayaan yg ada dimana_mana. Yg mungkin tidak akan habis untuk tujuh turunan dan tujuh tanjakan, walau tanpa bekerja sekalipun.
Tapi siapa yg menyangka, jika pria tampan itu bahkan tidak pernah sekalipun bisa menikmati hartanya dan tak pernah merasakan kebahagiaan selama hampir puluhan tahun lamanya.
Sedangkan Linno, yg terlahir dari keluarga ekonomi menengah kebawah justru begitu menikmati harta yg bahkan bukan hasil dari kerja kerasnya.
Yah, memang harta yg ia nikmati itu adalah hasil keringatnya. Tapi tentu saja, keringat dalam konteks yg berbeda.
Keringat di atas ranjang kenikm4tan, dengan menghalalkan segala cara termasuk mengatas namakan cinta.
Karna walau bagaimanapun, Linno tak akan mau jika disebut dengan pria murahan yg rela menjual kepuasan hanya demi memenuhi gaya hidupnya super mewah.
Toh, bukan dia yg meminta tapi mereka sendirilah yg mau memberikan semua padanya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!