POV Ayana
Tidak pernah terbayangkan sebelumnya olehku kalau aku akan menjadi orang ketiga dalam rumah tangga bima sahabatku.
Perkenalkan namaku Ayana Ghaniyah,aku bekerja sebagai kasir disebuah butik ternama dikotaku
Aku telah bekerja selama 5 tahun semenjak aku lulus SMA dan tidak dapat melanjutkan kejenjang lebih tinggi karena bapak yang menjadi kepala keluarga meninggal sebulan sebelum kelulusan.
Namun aku tidak menyesal karena tidak bisa berkuliah karena aku sadar sekarang akulah yang harus menjadi kepala keluarga sebagai pengganti alm.bapak karena aku merupakan anak pertama dari tiga bersaudara.
aku memiliki adik laki laki dan perempuan,Rendi adik pertamaku yang terpaut usia 3 tahun denganku kini tengah bekerja disebuah perusahaan properti sembari melanjutkan kuliahnya
sedangkan Aina adik bungsu kami masih duduk dibangku SMA dan selalu membantu ibu diwarung yang kami bangun setelah kepergian bapak untuk membantu perekonomian keluarga.
*
*
Dan ini awal mulai aku menjadi orang ketiga dalam rumah tangga sahabat ku yaitu Abimanyu Pradipta Hernawan atau biasa dipanggil bima.
Aku dan bima telah berteman sejak kami sama sama masih kecil bahkan sedari kami balita,selain karena orang tua kami berteman kami juga sering melakukan kegiatan diluar sekolah sama sama
Seperti mengaji,menjaga rumah saat orang tua kami ada acara diluar bahkan tak jarang juga kita tidur satu kamar dan satu ranjang (itu waktu kami kecil ya dan tidak untuk sekarang)
Hingga suatu hari pak Wahyu ayah dari bima terkena serangan jantung dan sebelum beliau meninggal beliau meminta bima menikah denganku dihari itu juga
bima pun terpaksa menerima permintaan terakhir dari pak wahyu untuk menikah denganku walaupun dia telah memiliki istri dan begitu mencintai nya
entah apa yang membuat pak wahyu mengambil keputusan untuk aku dan bima menikah namun kami pun tidak dapat menolak karena itu adalah permintaan terakhir beliau.
dengan dibantu oleh seorang ustad akhirnya malam itu juga aku resmi menjadi istri kedua dari bima secara siri karena dadakan kami pun hanya bisa menikah secara siri karena untuk menikah resmi di KUA membutuh waktu dan proses yang sedikit agak lama dan itu tidak mungkin kami lakukan melihat kondisi pak wahyu yang tidak punya waktu lama.
selain itu kami pun menikah tanpa ijin dari Alena yang merupakan istri pertama dari bima,kami menikah tanpa sepengetahuan alena karena jika alena tahu dia tidak akan pernah memberi ijin
bahkan untuk sekedar bertemu saja pun alena tidak pernah mengijinkan aku dan bima bertemu semenjak mereka menikah 6 bulan yang lalu
dan karena itulah hubungan ku kini dengan bima menjadi renggang dan canggung disaat kami bertemu seperti saat ini walaupun kami telah resmi menikah namun kami tidak seromantis dan seakrab pasangan pasangan lain yang baru saja menikah
kami hanya bisa saling diam dan larut dalam pikiran masing masing hingga ucapan bu Risma menyadarkan kami dari lamunan kami
"bim pulanglah,bawa istrimu pulang kerumah utama biar mamah dan bang andri yang mengurus kepulangan jenazah papah"ucap bu risma pada kami yang masih duduk disofa ruang rawat pak wahyu
pak wahyu meninggal setengah jam setelah aku dan bima dinyatakan sah menjadi suami istri dan kini kami pun sedang menunggu proses pengurusan kepulangan jenazah pak wahyu
"saya bisa pulang sendiri tante biarkan bima disini membantu kak andri"jawabku karena ku lihat raut wajah bima yang kurang bersahabat
"panggil mamah dong na kan sekarang kamu istrinya bima bukan teman nya lagi dan biasakan panggil mas bima ya,nggak baik seorang istri hanya panggil nama pada suaminya"
"ma_maaf mah akan yana usahakan untuk merubah panggilan untuk mamah dan juga biam eh mas bima"jawabku gugup
"baiklah kalau begitu kami pulang dulu mah,hubungi aku jika butuh bantuan lain"akhirnya setelah sekian jam bima membuka suara juga namun dengan nada bicara yang terkesan dingin
*
*
🌸🌸🌸🌸🌸
Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih satu jam akhirnya mobil yang aku dan bima tempati memasuki gerbang yang besar dan juga tinggi
sebuah rumah mewah nan megah terpampang dibalik gerbang besar itu,seorang satpam yang membukakan pintu gerbang menunduk tanda horma pada bima yang menurunkan setengah kaca jendelanya
bima turun begitu saja dari mobil tanpa mengajak ataupun menyuruhku untuk turun bersama nya bahkan tanpa menghiraukan aku yang masih didalam mobil bima masuk begitu saja kedalam rumah
dengan kebingungan aku pun turun dari mobil dan mengikuti langkah bima masuk kedalam rumah mewah itu,entah apa yang harus aku lakukan disana aku bingung entah harus ku bawa kemana langkah kaki ku ini.
setelah berpikir keras akhirnya aku melangkah menuju dapur,ternyata disana ada 3 orang ART yang tengah disibukan menyiapka berbagai macam kudapan mungkin disediakan untuk para pelayat yang akan datang setelah jenazah pak wahyu sampai dirumah
"assalamualaikum"kataku mengucap salam pada orang orang yang ada didalam dapur itu
"wa'alaikumsalam,eh non ayana sudah datang??kenapa kemari??non istirahat saja dimakar nanti setelah makanan nya selesai saya akan panggil non untuk makan malam"ujar salah satu art yang usianya sudah cukup tua tapi masih sigap menjalani tugasnya sebagai art
"tidak apa apa aku disini saja bantu bantu,maaf kalau boleh tahu ini sama bibi siapa ya??"tanya ku pada bibi yang menghampiriku tadi
"aduh sampai lupa,kenalkan saya bi asih,itu yang baju kuning bi wati dan yang baju ijo itu bu marsih kalau non ayana butuh bantuan panggil salah satu dari kami saja ya"ucapnya ramah memperkenalkan satu persatu teman kerja nya
"panggil yana aja bi nggak usah pake non biar lebih akrab"pintaku karena jujur kurang nyaman rasanya mendengar orang lain memanggil ku dengan awalan non
"tidak bisa atuh non,kan non yana majikan disini masa panggilnya cuma nama"tolaknya
namun yang buat aku kaget adalah ini pertama kalinya kami bertemu tapi bi asih sudah tahu tentang statusku malah terlihat biasa saja
tidak ada raut wajah yang memandang remeh atau ketidak sukaan dari mereka secara aku hanyalah istri kedua dari anak majikan mereka
mereka malah menunjukan rasa suka cita menyambutku disana,penuh dengan sopan santun dan juga keramahan yang mungkin tidak akan aku terima kala semua tetangga rumahku tahu kalau aku telah menikah dan menjadi istri kedua
yang lebih parah mereka akan mengcap aku sebagai wanita murahan yang tidak tahu diri yang menghalalkan segala cara untuk merebut suami orang atau kata trend nya adalah seorang pelakor
ya tuhan,bisakah aku menjalani pernikahan ini??bisakah aku menghadapi gunjingan orang orang tentang statusku??bisakah aku kuat kala semua wanita ketakutan berada didekatku karena takut pasangan nya aku goda??ya allah kuatkan lah aku,tabahkan lah aku jika memang ini jalanku berikan lah aku kertabahan dan kekuatan yang tak terbatas untuk menghadapi semua cobaan yang akan aku alami kedepan nya,aamiin.
itulah yang kini selalu aku ucapkan dalam hati untuk menguatkan diri menghadapi semua konsekuensi yang akan aku alami setelah pernikahan ini.
*
*
Setelah satu jam aku berada dirumah mewah itu akhirnya ambulan yang membawa jenazah pak wahyu pun tiba dirumah diiringi oleh 2 mobil mewah dibagian depan dan bagian belakang ambulan itu
dengan sigap para petugas medis yang ikut dalam mobil jenazah membantu mengeluarkan jenazah pak wahyu untuk dibawa masuk kedalam rumah dan baru akan dimakamkan esok hari karena hari sudah larut untuk melakukan pemakaman
mamah risma berjalan gontai digandeng oleh sang anak sulung ya itu kak andri yang selalu setia menemani sang mamah tercinta mulai dari rumah sakit hingga pulang kerumah
"sebaiknya mamah istirahat dulu dikamar,mamah belum tidur dengan baik dari kemarin"ucapku saat mamah risma sudah duduk dikursi ruang keluarga karena ruang tamu ditempati untuk jenazah papah wahyu yang belum sempat disemayamkan dan agar para pelayat bisa melihat jenazah nya untuk terakhir kalinya.
*
*
🌸🌸🌸🌸🌸
"temani mamah istirahat dikamar ya na?mamah tidak mau tidur sendirian"pinta mamah risma padaku dan aku tidak sanggup untuk menolaknya
"iya baiklah yana temani mamah tapi yana ijin dulu pada mas bima ya mah,takutnya mas bima nyari"jawabku,
mau tak mau kini apapun yang akan aku lakukan aku harus meminta ijin terlebih dahulu pada bima sebagai tanda baktiku pada bima yang kini telah resmi menjadi imamku.
setelah mendapat anggukan kepala dari mamah risma aku pun beranjak dari dudukku dan mencari keberadaan bima
setelah mengelilingi rumah mewah dan besar itu akhirnya aku pun mendapati sosoknya yang tengah berdiri disamping kolam renang sembari memegang ponsel yang ditempel ditelinga nya.
"iya sayang,nanti aku usahakan untuk pulang ya disini masih banyak pelayat yang datang"terdengar suara bima yang mungkin mencoba menenangkan alena sang istri yang meminta nya untuk pulang
"jangan lebih baik kamu jangan dulu kesini,mamah masih belum bisa menerima kamu disini,tidak aku juga tidak tahu kenapa mamah dan papah berubah menjadi sangat tidak suka padamu,iya tenanglah aku akan usahakan pulang tapi aku mohon jangan dulu temui mamah,mamah masih menolak kehadiran kamu dirumah ini,iya ok...ya sudah aku tutup ya nanti aku pulang setelah tamu nya tidak ada lagi"bima pun menutup telpon nya dengan sedikit kesal entah apa yang terjadi dirumah ini sebelum nya sehingga se isi rumah nampak kacau
bima pun berbalik dan betapa terkejutnya dia saat mendapati aku tengah berdiri tak jauh dari dirinya
"apa yang kamu lakukan disini?"tanya bima pada ku masih dengan nada dingin nya.
"nyari mas"
"buat apa kamu nyari aku?"
"mmm,malam ini aku tidur dengan mamah boleh?"tanya ku ragu ragu walaupun aku juga yakin kalau bima tidak akan mau satu kamar dengan ku tapi balik lagi itu adalah suatu kewajiba untukku apapun yang akan aku lakuka harus atas ijin nya
"kenapa tanya padaku?kan yang mau tidur dengan mamah kamu bukan aku"jawab nya lagi dengan nada ketus
"ya tanya kamulah masa tanya kak andri,suami akukan kamu bukan kak andri"
"huufftt...ya sudah tidur saja dengan mamah lagi pula aku akan pulang ke apartemen"
"baiklah,terima kasih ya oh iya kalau mau pulang jangan lupa makan dulu ya kamu belum makan dari tadi siang udah gitu jangan lupa istirahat yang cukup biar besok badan nya segar untuk kembali mengurus pemakaman papah"
bima hanya diam tidak menanggapi semua ucapan yang aku katakan padanya dan karena merasa tidak di anggap aku pun memilih untuk pergi sebelum rasa tidak suka nya bertambah besar padaku
setelah menikah bima begitu kentara menunjukan rasa tidak sukanya padaku,wajar sih secara dia harus menikah kedua kalinya dengan orang yang tidak dia cintai.
malam itu pun aku menghabiskan waktu dengan mamah yang tertidur disampingku dengan memegang erat tanganku agar aku tidak pergi meninggalkan nya
karena rasa lelah karena seharian ini begitu banyak kejadian yang menguras tenaga dan juga pikiran maka aku pun lambat laun mengikuti jejak mamah tertidur lelap bahkan melupakan para tamu yang masih ramai diluar sana.
*
keesokan harinya aku terbangun karena sebuah guncangan pada tubuhku sehingga mengusik tidur lelapku,perlahan tapi pasti aku mengerjapkan mataku dan menvoba membuka nya dengan sempurna
alangkah kagetnya aku setelah membuka mata dengan sempurna yang aku lihat adalah wajah tampan kak andri yang tengah sedikit membungkukan badan nya untuk membangunkan ku
"astaghfirullahaladzim"pekik ku saat melihat wajah kak andri sedikit dekat dengan wajahku
"bangun dek,kita harus siap siap buat pemakaman papah"ujar nya tersenyum manis
sungguh senyum yang tak pernah aku lihat selama mengenalnya
"i_iya kak,maaf aku ketiduran"ucap ku sembari bangkit dari tidurku dan aku baru menyadari kalau mamah risma sudah tidak ada diranjang tempat kami tidur semalam.
*
*
🌸🌸🌸🌸🌸
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!