"Akhirnya,,,,,,,,,,aku lulus dengan predikat cumlaude".Ayah dan ibu pasti akan bangga padaku.Tak sia-sia perjuangan mereka selama ini,membiayai kuliahku dan sekolah adikku Laura Wijaya.Sekarang giliran ku untuk membahagiakan mereka berdua.Aku yakin dengan prestasiku ini, akan mudah bagiku untuk diterima di perusahaan ternama.
Aku Irene Wijaya putri pertama dari Ayah dan ibuku,Hadi Wijaya dan Sinta Wijaya.Kami berasal dari keluarga dengan golongan ekonomi rendah.Aku dan adikku bersekolah dengan program beasiswa.Ayahku yang hanya seorang karyawan swasta dengan gaji rendah,hanya cukup untuk makan selama sebulan karena sudah dipotong kontrakan dan beberapa cicilan.
Ibuku mempunyai 5 orang saudara perempuan.Kelimanya merupakan pengusaha sukses.Dulu nenekku tidak setuju ibu menikah dengan ayahku yang hanya orang miskin.Nenek selalu menghina ayah setiap kali berkunjung ke rumah.Ditambah kelima saudara ibu yang juga mempunyai sifat dan perangai yang buruk.Mereka tak segan -segan berlaku kasar dan kurang sopan hanya untuk menghina ayah.Maka, sejak saat itu, ibu memutuskan untuk tidak pulang ataupun berkunjung ke rumah nenek.
Ibu tak ingin menyakiti hati ayah karena hinaan dari saudara ibu.Biarlah mereka hidup miskin asal rumah tangga ayah dan ibu selalu rukun dan damai.
Aku pulang ke rumah dengan hati gembira.
Aku sudah mengajukan lamaran kerja ke beberapa perusahaan yang ternama di kota ini.Sambil menunggu panggilan kerja, aku bisa meneruskan sambilan ku menncuci dan menyetrika baju- baju milik tetangga di komplek ku.Lumayan, hasilnya bisa untuk menambah uang belanja ibu.
"Kau sudah pulang Irene????,ini ibu mau nitip baju untuk dicuci dan disetrika,tolong ya sekalian kau bawa, nanti setelah selesai antar kan kemari ya!!".
"Baik Bu".
Aku membawa cucian ibu meta ke rumah.
Mereka sudah percaya kepada ibu karena hasil cucian ibu selalu bersih, rapi dan wangi.
Tak heran, ibu-ibu komplek banyak yang menjadi langganan ibuku.
"Bagaimana hasilnya Irene??", tanya ibu ketika melihatku masuk ke dalam rumah.
"Aku lulus dengan predikat cumlaude Bu, IPK ku 4,85 Bu,tak sia-sia aku berjuang selama ini".
"Baguslah,,,,,,,ibu ikut senang mendengarnya".
"Lalu apa rencana mu selanjutnya nak??".
"Aku sudah memasukkan lamaran kerja ke beberapa perusahaan yang direkomendasikan oleh pihak kampus Bu".
"Tinggal menunggu panggilan kerja".
"O......ya Bu, ini cucian Bu meta, nanti biar Irene yang kerjakan, ibu istirahat saja dulu".
"Ah ...tanggung, sini biar ibu cuci sekalian,kau nanti tinggal menyetrika saja".
"Beres Bu....".
Irene sudah terbiasa bekerja keras.Dia dan adiknya Laura sering menjajakan makanan ke seputar komplek saat masih bersekolah.
Dia tidak malu sama sekali karena itu juga untuk membantu biaya sekolahnya.
Kini saat sudah dewasa,Irene juga sering menawarkan dagangan teman-temannya lewat media sosial.Dengan mengambil keuntungan sedikit,namun pelanggannya sudah banyak.
Irene yang juga mempunyai hobi menulis,sering mengirimkan karyanya ke aplikasi novel.Walaupun saat ini belum dikontrak dan belum mendapat bayaran,dia masih menekuni hobinya di saat sedang senggang.
Hari ini orderan Irene banyak sekali.Dia nanti harus beberapa kali mengantarkan barang ke pelanggannya.Tapi di rumah pekerjaan juga menumpuk.
"Bu, sambil menunggu jemuran kering, Irene boleh keluar sebentar??".
"Mau kemana kamu siang-siang begini nak?".
"Aku ada perlu sebentar Bu, sekalian ingin cari kerja sambil menunggu panggilan".
"Baiklah......hati-hati di jalan".
"Iya Bu".
Irene naik sepeda kesayangan nya.Dia harus ke rumah temannya untuk mengambil barang dagangan sesuai orderan.Setelah itu dia harus mengantarkan ke rumah-rumah pelanggannya.
Tengah asyik bersepeda tiba-tiba dari arah belakang ada mobil ngebut menyerempet sepeda Irene.Irene terjatuh di seberang jalan.
Bukannya menolong, pengendara mobil itu hanya menengok sebentar kemudian melajukan mobilnya kembali.
Orang-orang yang menolong Irene berusaha mengejar mobil itu dan memaki-maki.Tapi seolah tak peduli, mobil itu tetap saja tidak berhenti.
"Gimana mbak???baik-baik saja kan??".
"Kalau mau melaporkan, saya sudah mencatat plat nomernya mbak".
"Tidak perlu mas, saya baik-baik saja, terima kasih banyak atas bantuannya.
"Ini mbak nomer plat mobilnya kalau-kalau suatu saat mbak ketemu lagi dengan mobil itu".
"Orang seperti itu harusnya diberi pelajaran mbak, biar tidak semena-mena di jalan".
"Nggak apa-apa mas, maklum, orang kaya".
"O....iya saya Irene mas".
"Saya Doni mbak, ini no telpon saya tolong disimpan mbak, siapa tahu nanti butuh saksi"."Ok ...mas, nanti akan saya hubungi"
Setelah saling berpamitan, keduanya pun melanjutkan perjalanan masing-masing.
Pemuda yang baik dan juga tampan.
Irene terlambat sampai ke rumah mbak Yuni.
Insiden di jalan tadi benar-benar mengacaukan jadwalnya.Beruntung Irene hanya lecet-lecet saja,kalau tidak, pasti bukan hanya jadwalnya yang kacau tapi seluruh hidupnya,hanya gara-gara pria sialan itu.
"Kau kemana saja Irene???? mbak sudah siapkan dari tadi barang dagangannya".
"Maaf mbak, sepedaku diserempet orang di jalan tadi,untung aku tidak apa-apa".
"Ya ampun.......kok bisa, terus penabraknya ganti rugi??".
"Boro-boro mbak,,,orangnya kabur!!!!!, memang dasar sialan itu orang".
"Ya sudah,,, yang penting kau baik-baik saja".
"Ini orderan mu mbak sudah siapkan, pembayarannya seperti biasa kau transfer saja nanti".
"Beres mbak!!!, aku sekalian pamit ya,,sudah terlambat ini".
"Iya.........hati-hati!!!!!!!
Nisa bergegas mengantarkan orderan para pelanggan.Jam 3 sore dia baru sampai rumah.
Tidak langsung istirahat, dia menyetrika semua pakaian pelanggan ibu.Setelah selesai dia langsung mengantarkan ke rumah masing-masing pelanggan.
"Ini Bu, uang dari pelanggan ibu".
Ibu menerima uang yang diberikan Irene, menyisihkan sebagian dan memberikannya kepada Irene.
"Ini untukmu nak".
"Nggak usah Bu, Irene masih ada,Itu untuk pegangan ibu saja".
"Tapi kau kan juga butuh nak".
"Ibu jangan pikirkan Irene, Irene masih ada sedikit Bu, jangan khawatir".
Ibu merasa sedih karena diusianya yang masih belia,Irene harus ikut menanggung beban hidup orang tuanya.Gaji ayahnya yang tidak seberapa ditambah sekolah Laura.
"Ah......maafkan orang tuamu ini nak,belum bisa membahagiakan kalian berdua".
Tak sadar air mata menetes dari pelupuk mata ibu.Begitu berat perjuangan Irene hanya demi hidup yang layak,Beban yang tak pernah kau bagi pada siapapun hanya kau pendam sendiri.
Ibu berharap dan berdoa semoga suatu saat nanti kedua anaknya meraih kesuksesan.Bisa mengangkat harkat dan martabat kedua orang tuanya.
Kalaupun sekarang mereka masih dibawah, mungkin Tuhan memang belum memberikan jalan,Mungkin masih panjang perjalanan yang harus dilalui oleh Irene. Namun suatu hari nanti Ibu yakin Irene akan menjemput bahagia nya sendiri.
Irene tengah bersiap-siap pergi ketika teleponnya berdering.Pagi ini dia harus mengikuti wawancara sebagai syarat terakhir melamar pekerjaan.
Dia berbalik menuju kamarnya untuk mengganti pakaian.Dia harus terlihat rapi dan menarik untuk tes wawancara kali ini.
Mengenakan celana bahan dipadukan dengan blazzer serta sepatu wedges, Irene terlihat sangat cantik dan modis.
Tidak sulit bagi Irene untuk memadupadankan busana mengingat hobinya mendesain pakaian.Sudah banyak rancangan pakaian yang dibuatnya dengan harapan suatu saat nanti Irene bisa punya butik sendiri.Untuk sementara rancangan desain nya disimpan rapi di dalam lemari bukunya.
Setelah berpamitan dengan ibunya, Irene berangkat ke Perusahaan tempatnya melamar kerja.Arga Cipta Busana, perusahaan tekstil yang terbesar di Jakarta.
Perusahaan itu sudah sering menggelar fashion show di luar negeri.Karya-karyanya banyak dipakai oleh artis ternama ibukota.
Setelah menempuh satu jam perjalanan dari rumahnya,Irene tiba di halaman kantor yang megah.Ada 12 lantai di gedung itu.Irene
menuju ke bagian resepsionis dengan menunjukkan undangan di ponselnya.
Irene diantarkan ke ruangan HRD untuk wawancara.Dia dipersilahkan masuk untuk menemui pimpinan.Kepala personalia sendiri yang akan mewawancarainya.Doni Mahendra,,Irene membaca papan nama di meja itu.Beliau tengah duduk membelakangi Irene karena sedang menerima telepon.
Irene masih berdiri, menunggu pak Doni selesai menelpon.Pak Doni berbalik dan mempersilahkan Irene duduk.
Silahkan duduk nona..........kau,,,kau Irene kan??".
Irene mendongak mendengar pertanyaan pimpinan,dia juga terkejut karena ternyata orang itu sudah dikenalnya.
"Doni,,,,jadi anda pak Doni Mahendra???".
"Iya,,,,kita bertemu di jalan waktu itu".
"Lebih tepatnya, anda yang menolong saya di jalan ketika diserempet mobil".
"Irene Wijaya,,,jadi itu nama panjang mu??.
"Hampir aku tak mengenalimu,kau kelihatan berbeda dengan penampilan mu seperti ini,jauh lebih cantik".
"Ah,,,bapak bisa saja,,,,,saya jadi malu".
"O,,,ya.....Irene,,silahkan duduk, kita akan mulai wawancara mu".
"Baik pak".
Sesi tanya jawab menyangkut mekanisme di perusahaan itu berlangsung singkat.Irene masuk kualifikasi penilaian dari perusahaan.
"Irene,,,,selamat bergabung di perusahaan ini,semoga kau betah kerja disini".
"Jadi, saya diterima pak??".
"Iya,,,kau bisa mulai masuk besok pagi".
"Ahhhh....terima kasih banyak pak,,senang sekali bisa bergabung di perusahaan ini"
"Baiklah.....sudah cukup basa-basi nya,jadi kau mau traktir aku di mana Irene??"
"Maksudnya pak???".
"Kali ini yang meminta traktir bukan atasan mu,tapi Doni,,,teman mu".
"Bagaimana kalau makan siang,sekalian merayakan kebahagiaan mu diterima bekerja".
"Tapi pak,,,,saya .......".
"Ayolah.....kali ini aku yang traktir".
"Doni menarik tangan Irene sebelum dia sempat menjawab.Kini keduanya berjalan beriringan menuju kantin kantor.
"Ini kebetulan yang menyenangkan bukan?".
"Ternyata Tuhan masih ingin menyatukan kita".
Nisa hanya terdiam mendengar kata-kata Doni.Dia merasa tidak enak karena seluruh karyawan di kantor menatap ke arahnya.
Jam makan siang seperti ini kantin ramai sekali.Dan hampir semua pengunjung kantin didominasi oleh kaum pria.
"Kau kenapa Irene???,ayo makanlah".
"Tapi pak,saya tidak enak,,mereka menatap saya seperti itu".
"Itu karena kamu satu-satunya wanita yang tercantik disini".
"Dan...jangan panggil saya "pak" kalau sedang di luar kantor,,kau mengerti kan??".
"Baiklah pak....eh ...Doni".
Doni memandang lekat wajah Irene.Gadis yang cantik dan sederhana.Entah kenapa sejak pertemuan itu,wajah Irene tidak bisa dilupakan oleh Doni.
"Terimakasih Don,atas traktirannya,tapi aku harus pulang sekarang".
"Ok,,,,,hati-hati di jalan,,,besok pagi jangan telat".
"Ok,,,bye....".
Irene berlalu dari kantin.Dia memeriksa ponselnya.Sudah banyak orderan masuk di ponselnya.Di zaman yang serba instan seperti ini produk frozen food sangat laris di pasaran.
Irene sekalian naik angkot ke rumah mbak Yuni untuk mengambil dagangan frozen food.Nanti sekalian jalan,Irene sekalian mengantarkan pesanan langganannya.
"Duh,,,,tumben kamu hari ini cantik sekali, biasanya juga cuma pakai kaos dan jeans".
"Itu mbak, tadi saya sekalian wawancara kerja,saya diterima di perusahaan Arga Cipta Busana mbak".
"Serius????..wah.....selamat ya Irene, itu kan perusahaan bergengsi".
"Iya mbak".
"Pasti kamu nggak bakal jualan lagi kalau sudah bekerja, padahal langganan kamu udah banyak Lo".
"Saya tetap jualan mbak, nanti sepulang kerja saya ambil dagangan,langsung saya antar sekalian jalan".
"Wah.....seneng mbak dengernya,nggak jadi ilang pelanggan mbak".
Irene sampai di rumah agak malam, ibunya dari tadi sudah cemas menunggu.
"Kamu dari mana saja sih, hari gini baru pulang???, apa kamu langsung disuruh kerja?".
"Maaf Bu, Irene tadi sekalian ambil dagangan di mbak Yuni, sekalian diantar jadi agak telat pulangnya".
"Jadi gimana wawancara mu??".
"Irene diterima Bu, besok pagi udah mulai kerja".
"Syukurlah......ibu ikut senang mendengarnya".
"Selamat ya kak,,,Laura juga seneng kakak diterima kerja".
"Iya........makasih ya dik".
"Sudah sana,,,mandi dulu,lalu makan, kamu pasti capek kan??".
"Iya Bu".
Irene masuk ke kamarnya.Dia meletakkan tasnya,kemudian mandi.Rasanya hari ini melelahkan sekali, tapi Irene senang akhirnya
punya pekerjaan tetap.
Sebelum tidur, Irene sempatkan menulis novel.Ini bab terakhir sebelum pengajuan kontrak.Irene juga sudah mengirimkan karyanya ke lomba menulis novel online.
Dia berharap karya-karyanya diterima dan disukai oleh pembaca.
Pagi ini Irene bangun lebih awal dari biasanya.Sebelum kerja,dia akan membantu
pekerjaan ibu lebih dulu.
"Sudah....sudah.....tinggalkan cucian itu, biar nanti ibu yang kerjakan".
"Kamu siap-siap saja sana, kantormu kan jauh, ini hari pertama kamu kerja kan?,
jangan sampai kamu terlambat".
"Iya Bu,,tanggung, sebentar lagi selesai".
"Ibu tolong bangunkan Laura, dia bisa terlambat nanti".
Ibu membangunkan Laura dan bapak,
kemudian ke dapur menyiapkan sarapan.
Irene juga sudah rapi,dia kemudian bergabung ke meja makan untuk sarapan pagi.
Mereka bertiga berangkat menuju tempatnya masing-masing.Irene tiba di kantor lebih pagi.
Dia menempati posisi staf administrasi.
Seniornya mengajari Irene tugas-tugas yang harus dikerjakannya.
Irene yang memang dasarnya pintar,tak butuh waktu lama untuk memahami segala tugas-tugasnya.Pembawaan nya yang ramah dan mudah bergaul membuatnya lebih cepat menyesuaikan diri dan diterima dengan baik di lingkungan kerjanya.
Karena berbeda bagian, Irene jarang bertemu Doni.Walaupun satu kantor,mereka sibuk di ruangannya masing-masing.
Jam makan siang,Irene bersama Santi,temannya satu ruangan menuju kantin
untuk makan siang.Kebetulan kantin masih sepi.Irene dan Santi memilih duduk di pojokan.
Tengah menunggu pesanan makanan, Irene melihat pemuda yang waktu itu menabraknya.Pemuda itu tampak keluar kantor menuju parkiran.Irene yakin betul kalau dia itu yang menabraknya waktu itu.
Irene ingin mengejarnya, tapi urung dilakukan
karena keburu makanannya datang.Biarlah nanti Irene cari di parkiran mobilnya, pikirnya.
Kalau dia bekerja di sini, pasti nomer plat mobilnya sama dengan nomer yang masih di simpannya.
Irene memulai rutinitas pagi seperti biasanya.
Dia sampai di kantor selalu tepat waktu.Irene
selalu berusaha untuk menjadi karyawan
yang berdedikasi tinggi terhadap perusahaan.
Sudah hampir 1bulan Irene kerja di perusahaan.Kinerjanya tidak bisa diragukan lagi.Berkat kepintarannya dia bisa melampaui kemampuan seniornya.
Kebetulan pagi ini dia bertemu Doni di depan
kantor.Mereka masuk beriringan ke dalam.
Tiba-tiba dari arah belakang terdengar bunyi klakson mobil.Irene berbalik dan melihat seorang pria yang tidak asing di pikirannya.
"Mobil itu,,,,,,sepertinya aku mengenalinya".
"Iya,,,itu mobil yang menabrak mu waktu itu".
"Jadi kau juga mengingatnya kan Don?".
"Aku kan yang memberimu no plat mobil itu,
mana mungkin aku lupa".
"Dia berhutang maaf padaku, aku akan
menyelesaikannya sekarang juga".
"Irene...........tunggu!!!!!".
Irene berlari menghampiri mobil sport yang baru saja tiba.Dia menegur pria yang baru saja turun dari mobil.
"Anda memang orang kaya tuan,tapi anda sama sekali tak punya etika".?
Setelah itu Irene berbalik dan meninggalkan
tempat parkiran.Terburu-buru dia menuju ke ruangannya.
Pagi ini ada rapat penting yang akan dihadiri
oleh CEO langsung.Namanya pak Alexander
Barra.Semua staf harus hadir dan termasuk
Irene sebagai karyawan baru.
Para karyawan sudah berkumpul di ruang rapat.Mereka menunggu kedatangan pak Alex, untuk memimpin rapat.
Tak berapa lama kemudian, Alex memasuki ruang rapat bersama asisten nya.Irene
terkejut melihat pria yang tadi di maki-makinya di parkiran tengah berjalan ke kursi pimpinan.
Irene saling bertukar pandang dengan Doni,
sambil menggerakkan kepalanya.
Doni mengangguk seolah mengerti kode dari Irene. Seketika Irene menunduk kan kepalanya
untuk menyembunyikan diri dari pandangan
sang CEO.
"Mati aku......rupanya dia boss".
"Aku pasti dipecat setelah ini".
Tengah melamun dan berperang dengan batinnya, Irene tidak mendengar panggilan boss.
"Nona,,,,anda mendengarkan saya kan?".
"Tolong perkenalkan diri anda,,,seorang pegawai baru yang karirnya langsung
melejit di perusahaan ini.
Irene berdiri seketika mendengar kata-kata
dari pak Alex.
"Nama saya Irene Wijaya, saya dari bagian
staf administrasi.Senang bisa bergabung dan
menjadi bagian dari perusahaan ini".
"Nona Irene,,,,tolong temui saya sehabis rapat
nanti,,saya tunggu di ruangan saya".
"Baik pak".
"Kan..........kan,,,,pasti ini hari terakhirku.
"Irene,,,,mulutmu terlalu lancang sih".
Rapat berlangsung selama1jam.Para kepala
bagian melaporkan pencapaian kerjanya dari
masing-masing divisi.
Selesai rapat, Irene segera menuju ruangan
pak Alex.Irene masuk ke dalam ruangan,
setelah mengetuk pintu.
"Bapak memanggil saya??".
"Itu,,,,,ambillah.......ganti rugi karena menabrak
sepeda mu waktu itu".
Irene melihat tumpukan uang yang dilemparkan ke arahnya.
"Maaf pak,,,saya rasa saya tidak butuh uang
ganti rugi untuk kecelakaan itu".
"Dan satu lagi pak, selain tak punya etika,,
Anda juga tidak punya hati rupanya".
"Saya permisi pak".
Irene sudah benar-benar kesal terhadap ulah
pria itu.Bukannya meminta maaf,dia malah
melemparkan uang ke arah Irene.
Irene sudah bertekad,kalaupun hari ini dia dipecat, tak masalah.Dia lebih memilih
berjualan online, daripada harus bekerja dengan orang yang kejam.
Alex sungguh terkejut melihat reaksi Irene.Selama ini tidak ada yang berani berkata
tidak kepadanya.Apalagi ini menyangkut urusan uang.
"Rupanya kau ingin bermain denganku, kita lihat saja siapa yang akan tunduk kali ini".
Irene menunggu surat pemecatan yang sudah pasti akan diterimanya.Tetapi sampai jam istirahat
usai,surat itu tidak diterimanya.
"Apa orang sombong itu ingin menguji kesabaran ku lagi".
"Kenapa dia tidak memecat. ku??".
"Ah.....Irene,,,,,ayolah berpikir!!!!!!".
Nisa tengah berperang dengan batinnya sendiri ketika asisten boss mendatangi mejanya.
"Nona,,,pak Alex meminta anda untuk memeriksa laporan ini, setelah selesai tolong antar kan ke ruangan beliau,,, secepatnya!!".
"Baik pak".
"Nah.........kan,,apa ku bilang,, si brengsek itu
sudah mulai menggunakan kekuasaannya".
"Ok,,,,,,,cuma laporan kan,,,kecil ........!!".
Irene mulai memeriksa laporannya satu persatu ketika tiba-tiba ponselnya berdering.
Nomernya tidak dikenal, Irene ragu, tapi kemudian mengangkat telponnya.
Rupanya ibu menelpon dari rumah sakit.
Adiknya Laura mengalami kecelakaan tertabrak mobil di halaman sekolah.
Irene segera bergegas menuju rumah sakit
dan meminta izin kepada Doni di bagian
personalia.
"Bagaimana keadaan Laura Bu?".
"Dokter bilang adikmu harus segera dioperasi,
butuh biaya sekitar 50 juta, ayahmu sedang
mencari pinjaman"
Ayah Nisa datang dengan muka lesu.Dia gagal mendapatkan uang.Saudara-saudaranya sama sekali tidak ada yang perduli.
"Maaf Bu, ayah sudah berusaha, tapi semua saudara kita bilang tidak bisa meminjami
uang sebanyak itu".
"Lalu nasib Laura bagaimana pak?".
Irene segera bergegas pergi melihat kedua orang tuanya yang tidak berdaya.Sambil
menahan tangis, Irene menuju kantornya.
Dia langsung masuk ke ruangan pak Alex.
"Taruh di meja saya laporannya".
"Maaf pak, saya kesini mau pinjam uang
50 juta".
"Apa........??? saya tidak salah dengar kan?".
"Adik saya kecelakaan pak, dia harus segera di operasi, saat ini kondisinya kritis pak".
"Hei nona,,,,,,tadi barusan anda menolak uang saya kan???".
"Jadi, tolong pergi dari sini,saya bukan bank
yang bisa memberi pinjaman".
"Masih beruntung, anda tidak saya pecat".
"Tapi .....pak!!!".
"Keluar.....!!!!!".
Irene melangkahkan kakinya keluar dari kantornya.Harapan nya satu-satunya untuk mendapatkan uang gagal.Kantor tidak mau
memberi pinjaman sebesar itu bagi karyawan
baru seperti Irene.Mau kemana lagi dia mencari uang".
"Copet.....!!!!!!! tolong......!!!!!".
Irene spontan mengarahkan pukulan ke arah laki-laki yang berlari membawa tas tersebut.
Dia terjatuh dan secepat kilat Irene merebut tas yang di bawanya.Orang-orang langsung
menangkap pencopet itu.
Irene menyerahkan tas kepada wanita itu.
Seorang wanita yang cantik dan anggun.Ibu itu mengucapkan terima kasih atas pertolongan Irene.
Nyonya Renata Barra seorang pemilik butik terkenal di kota ini, pembawaan nya yang ramah dan supel membuat Irene betah ngobrol dengannya.
"Kau kenapa nak, apa sedang ada masalah??,
kulihat wajahmu kelihatan murung".
"Kalau tak keberatan kau boleh cerita kepadaku, supaya beban mu sedikit berkurang".
"Iya nyonya".
Irene lantas menceritakan peristiwa kecelakaan yang dialami oleh adiknya. Irene juga menceritakan bahwa dirinya baru saja ditolak untuk meminjam uang di kantor guna biaya operasi adiknya.
Nyonya Renata lalu menawarkan pada Irene untuk meminjam kan uangnya.Irene bisa mengganti kapan saja kalau sudah punya,
yang penting nyawa adiknya bisa selamat.
Mulanya Irene menolak kebaikan hati nyonya Renata, tetapi karena terpaksa,Irene akhirnya bersedia.
Mereka kemudian pulang menuju kediaman
nyonya Renata untuk mengambil uang.
Irene lega karena masih ada orang yang berbaik hati menolong dirinya.Dalam hati
Irene berjanji tidak akan melupakan kebaikan
nyonya Renata tersebut.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!