AWAL
Rendra seorang Dokter Bedah yang bekerja di salah satu Rumah Sakit Kota S dan umur Rendra sudah memasuki usia 27tahun, Rendra menyukai wanita pada pandangan pertamanya namun setelah dia mencari tahu keberadaan wanita tersebut ternyata wanita itu sudah memiliki suami dan dua orang anak. Saat itu juga hati Rendra sangat hancur mengetahui wanita itu sudah memilik keluarga.
Rendra bertekad untuk tidak melanjutkan hatinya pada wanita yang sudah memiliki keluarga, Rendra hanya menitipkan nama wanita itu kepada Allah SWT, dan dalam doa-doanya setiap hari. Hari-hari Rendra sangat lah berubah yang biasanya selalu ceria dan jahil kini sudah tidak ada lagi dalam dirinya. Teman-teman Rendra selalu menghibur dan beberapa kali membuat kencan buta untuk Rendra dengan seorang wanita. Tapi nyatanya Rendra abaikan semua wanita yang menjadi kencan butanya. Rendra berkumpul dengan sahabatnya di salah satu Café kota S.
“Ren lu kenapa sih jadi laki-laki galau, katanya sudah merelakan wanita itu” ucap Haikal sahabat Rendra
“Iya Ren, biarkan wanita itu bahagia dengan keluarganya, lagian lu ada-ada aja suka sama wanita lebih tua, dia itu pantasnya jadi kakak lu atau ibu lu” sahut Rama sahabat Rendra
“Sudah-sudah kasihan tuh anak, biarkan saja hatinya yang menentukan, kita cuma bisa mendukung yang terbaik dan menghalangi Rendra untuk tidak menghancurkan keluarga wanita tersebut” ucap Devan sahabat Rendra
“Gua ngga akan merusak rumah tangga dia, jadi lu jangan bicara sembarangan” ucap Rendra pada Devan
“Bukan begitu Ren, kita hanya waspada jangan sampai lu melakukan tindakan bodoh yang membuat tuh cewe benci sama lu, niat gua baik kok mengingatkan ya ngga bro” ucap Devan pada semua sahabatnya semua sahabatnya Rendra menganggukan kepalanya
“Lagian lu kenal dimana sih sama tuh cewe?’ tanya Rama penasaran melirik sahabat-sahabatnya
“Kenal di pasar” jawab Rendra cepat
“APA DI PASAR!!!” teriak ketiga sahabatnya terkejut
“Bisa ngga sih kaga teriak bikin malu aja, lihat tuh orang-orang pada melihat kesini” sahut Rendra kesel
“Lagian bisa kali yang keren dikit, lah ini di pasar yang bener aja Rendra Gilbert” ucap Haikal
“Kok lu bisa ketemu dia di pasar, emang sejak kapan lu mainannya di pasar?” tanya Rama penasaran
“Waktu gua nganter Eyang Anas, gua lihat dia lagi belanja juga, lalu di palak sama preman pasar, dari situ gua bantuin dia dari para preman, pas gua mau anter pulang dia nolak katanya udah ada yang jemput” tutur Rendra senyum membayangkan wajah wanita tersebut
“Kira-kira umur dia berapa?” tanya Haikal mewakili pertanyaan sahabatnya yang lain
“Dari info yang gua dapat umur dia 35tahun” jawab Rendra senyum
“Gila lu ya, umur lu aja 27tahun dia 35tahun, wah…wah…wah masih banyak gadis-gadis diluar sana, kenapa lu pilih tuh cewe sih” ucap Rama sedikit meninggi tidak habis pikir dengan sahabatnya yang satu ini
“Suka-suka gua lah, kenapa lu-lu pada yang repot” jawab Rendra ketus
Setelah mereka berempat keluar dari Café, mereka ke alun-alun Kota untuk makan jajanan murah meriah, tak di sangka Rendra melihat wanita yang dia suka tetapi tidak sendirian melainkan bersama gadis remaja.
“Bro…bro liat tuh cewe yang gua suka” ucap Rendra tiba-tiba menepuk pundak sahabatnya
“Yang mana bos?” tanya Devan penasaran
“onoh yang pakai baju cream rok item jilbab cream” jawab Rendra antusias
“oloh..oloh cantik juga, tapi itu siapa gadis remaja yang pegang tangannya?” tanya Haikal
“Mana gua tau” jawab Rendra singkat
“Jangan-jangan itu …..”ucap Rama terpotong
“Itu apa?” tanya Haikal menyela
“Itu anaknya, kata brother kita kan dia punya anak perempuan dan laki-laki” jawab Rama
“Bisa jadi, anaknya juga cantik, gua mau coba deketin akhh” sahut Devan senang
“Awas lu ya berani deketin anak itu, habis sama gua” ucap Rendra kesal
“Lah emang kenapa BAMBANG?” tanya Devan heran
“Liat diri lu tukang main cewe sana sini, berapa banyak cewe yang udah lu ajakin tidur NYET” jawab Rama menoyor kepala Devan
“Mau coba deketin ngga?” tanya Rama kembali
“Lebih baik jangan, biarkan saja mereka menikmati suasana alun-alun disini” jawab Rendra senyum
Rendra sedang memandang dua wanita yang sedang membeli jajanan.
Ibu dan anak yang kompak, terlihat keluarga bahagia, aku selalu mendoakan kamu wahai wanita ku. Gumam hati Rendra senyum
“Woy senyum aja dari tadi balik yoo, jangan di pandang terus kasihan bro” ucap Rama
Setelah pertemuan di alun-alun tersebut Rendra benar-benar di sibukan oleh pekerjaan, memang dari awal dia tidak berniat untuk merusak rumah tangga orang, apalagi melihat wanita yang dia sayang dan cintai terluka dan sakit.
Satu tahun sudah berlalu, namun wanita pujaan hatinya tidak bisa di hilangkan dari pikiran Rendra, Rendra berusaha untuk melupakan wanita yang sudah berkeluarga itu, tapi hatinya selalu menolak, bahkan sudah di jodohkan oleh kedua orangtuanya, Rendra selalu menghina perempuan yang akan di jodohkan olehnya. Orangtua Rendra pun selalu berjuang untuk menjodohkan anak.
Rendra mempunyai adik perempuan, tetapi adik perempuan yang dia sayangi harus mengalami kejadian tragis dan meninggal dunia. Saat itu hati Rendra semakin hancur dan adiknya pun berpesan agar Rendra tidak merusak rumah tangga orang sampai memang Allah yang sudah mentakdirkan mereka bersama.
“Rendra, mama mau bicara sebentar sama kamu boleh nak?” tanya mama Rendra lembut
“Boleh dong, masa mama sendiri mau bicara tidak boleh” jawab Rendra lembut
“Papi kamu meminta mama untuk membujuk kamu, supaya kali ini kamu mau menerima perjodohan ini, Rend” ucap mama Alisha
“Mama aku lelah dengan perjodohan ini, aku mohon sekali ini mama mendukung pilihan aku” ucap Rendra sendu
“Pilihan kamu salah Rendra, dia punya keluarga tidak baik kamu mendekati dia” ucap mama Alisha mengelus kepala Rendra
“Aku tidak akan merusak rumah tangga wanita itu, aku lagi mencari wanita pilihan ku sendiri meskipun sulit mam, please batalkan perjodohan yang akan papi adakan” ucap Rendra memohon
“Baiklah, mama akan usahakan bilang ke Papi kamu untuk tidak melakukan perjodohan, tapi mama kasih kamu waktu 6 bulan untuk membawa calon istri menemui mama, bagaimana cukup adil bukan sayang?” tanya mama Alisha lembut
“tambahkan waktu jangan 6 bulan please mam, 1 tahun mam” permohonan Rendra
“mama lagi yang harus mengalah nak?” tanya mama Alisha menatap Rendra
“Aku akan turuti permintaan mama yang awal 6 bulan, terima kasih sudah menjadi mama yang baik untuk ku dan adikku, setelah 6 bulan aku tidak bisa membawa calon istri maka aku serahkan ke kalian sebagai orangtua aku supaya kalian happy dan bahagia” ucap Rendra langsung meninggalkan mamanya
Mami, Rendra kangen mami, Rendra butuh mami saat ini, semoga mami bisa membantu aku di Surga sana. Batin Rendra
Maaf kan mama Rendra, mama tidak punya kekuatan penuh, papi menginginkan ini semua, maaf sayang. Batin mama Alisha.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Halo Readers selamat membaca ya, bantu dukungannya dengan cara LIKE, KOMEN & VOTE
Terima kasih🙏🏼
Ya wanita itu bernama Fatimah Widuri Aqsyarin, perempuan yang sekarang berusia 34tahun dan mempunyai dua orang anak. Anak pertama bernama Ayu Fatma Sidiq berusia 16tahun sudah SMA dan anak kedua bernama Dito As Sidiq umur 12tahun masih SMP. Fatimah menikah muda dengan seorang PNS yang bernama Putra Sidiq Bahri. Pernikahan mereka berakhir karena Sidiq meninggal dunia akibat kecelakaan motor, Fatimah dan kedua anaknya sangat hancur mendengar kabar duka tersebut dari kepala desa. Sudah tidak ada lagi laki-laki yang melindungi dia dan kedua anaknya, Fatimah biasanya hanya di rumah saja, Sidiq melarang dia untuk bekerja, tetapi setelah suaminya meninggal dia bingung harus apa, akhirnya dia memilih menjadi buruh cuci demi menafkahi kedua anaknya.
“Ibu Fatimah ini cucian baju saya” ucap ibu Nani tetangga Fatimah
“Iya Bu Nani, cucian yang kemarin sebentar lagi selesai, saya akan antarkan kerumah bu Nani” ucap Fatimah ramah
Fatimah selalu mengantar baju-baju tetangganya yang sudah bersih, dia mengayuh sepeda untuk mengantarkan barang tersebut. Kehidupan Fatimah dan anaknya penuh dengan hinaan karena dia seorang janda dan banyak para lelaki yang selalu menggodanya para tetangga jadi risih dengan Fatimah. Fatimah sempat hampir di usir dari kampungnya, dia di fitnah oleh salah satu tetangganya. Fatimah dan kedua anaknya tetap tegar dan bangkit dari hinaan semua orang.
“Ibu, setelah Ayu lulus SMA, Ayu mau cari pekerjaan supaya bisa bantuin ibu” ucap Ayu di meja makan
“katanya mau kuliah, Insyaa Allah tabungan ayah cukup untuk biaya kuliah kamu, itu juga kan ke inginan ayah kamu wajib kuliah sayang” ucap Ibu Fatimah lembut
“Biarkan Ayu bekerja dulu paling tidak 1 tahun ibu, jadi tidak terlalu memberatkan ibu, setidaknya Ayu punya uang pegangan untuk tambahan kuliah” ucap Ayu semangat
“Jangan terlalu lama kerjanya, nanti pelajaran yang di masa SMA lupa semua saat masuk kuliah” ledek ibu Fatimah ke Ayu
“Ibu suka bener deh, oh ya kenapa Dito belum pulang sekolah ya bu, biasanya jam 2 siang sudah rebahan di depan tv” ucap Ayu heran
“Ada Les tambahan mungkin disekolah, minggu lalu dia bilang akan ikut les di sekolah”ucap ibu
Dito anak kedua Fatimah setelah pulang sekolah dia ternyata mencari pekerjaan sampingan untuk biaya sekolah, dia tidak mau merepotkan ibunya, setiap dua hari sekali Dito bekerja di salah satu rumah untuk membersihkan mobil dan rumput liar, dia bekerja tanpa sepengetahuan ibu dan kakaknya.
“Dito, ini upah kamu selama satu minggu ini, kerja kamu bagus dan kamu selalu semangat, aku suka sama anak seperti mu” ucap laki-laki itu
“Terima kasih om, maaf om ini kebanyakan sesuai kesepakatan Dito dibayar perhari 50.000 kalo di kali semala 7 hari berarti hanya 350,000 tapi ini 500.000 om” ucap Dito polos
“Itu bonus untukmu, karena kamu sangat rajin” ucap laki-laki mengelus kepala Dito
“Oh ya Dito maaf saya lancang, kalo boleh tau kenapa kamu bekerja padahal kamu masih sekolah” tanya laki-laki penasaran
“Dito butuh uang untuk bayaran sekolah om, Dito ngga mau minta sama ibu, kasihan ibu” jawab Dito sedih
“Ayah kamu kemana? Apa dia tidak membiayai kamu?” tanya laki-laki itu lagi
“Ayah sudah meninggal beberapa bulan yang lalu om, sekarang ibu bekerja jadi buruh cuci, kakak membutuhkan biaya untuk keperguruan tinggi itu keinginan ayah, jadi Dito kasihan sama Ibu kalo harus minta uang untuk bayaran sekolah atau kebutuhan Dito” jawab Dito menangis
“Maaf ya Dito, saya tidak tau kalo ayah kamu sudah tidak ada, oh iya kenal kan aku Rendra Gilbert anak dari pemilik rumah ini” ucap Rendra senyum mengulurkan tangan
“Aku Dito As Sidiq om, aku kelas 1 SMP. Om bekerja dimana?” tanya Dito senyum
“Om bekerja di Rumah Sakit” ucap Rendra
“Jadi apa om?’ tanya Dito
“Om Dokter Bedah, di salah satu rumah sakit, kamu sudah makan?’ tanya Rendra
“Alhamdulillah om sudah tadi makan roti 2 kenyang juga’ jawab Dito senyum
“Ikut om yuk, om lapar mau makan diluar” ucap Rendra
“Pekerjaan ku belum selesai om, nanggung” jawab Dito
Setelah Rendra menunggu Dito membersihkan mobilnya, mereka menuju Café terdekat, Dito pun sangat senang pertama kali makan di Café. Setelah selesai dari Café Dito langsung pulang menuju rumah menggunakan sepeda.
“Assalamu’alaikum” ucap Dito masuk kerumah
“Wa’alaikumsalam, kamu dari mana dek” ucap Ayu khawatir
“Dito habis ngerjain tugas Mbak, aduh pusing sekali rasanya kepala ini Mbak” keluh Dito pura-pura
“Jangan begitu dek, belajar yang baik supaya ayah bangga sama kita” ucap mbak Ayu
“Dito sudah pulang nak, bagaimana tugas hari ini?” Tanya ibu Fatimah lembut
“Tadi Dito mengeluh tuh bu, katanya cape pusing” adu Ayu ke Ibu
“Maaf bu, Dito tidak ada maksud mengeluh” ucap Dito sendu
“Sudah tidak apa, bersih-bersih dan istirahat sana” ucap Ibu Fatimah mengelus kepala Dito
Setelah Dito pulang dari Café, Rendra masih setia di dalam Café tersebut menunggu sahabatnya yang mau datang.
Kenapa aku nyaman sama anak itu ya, dia anak yang hebat mau berjuang. Gumam Rendra pelan
“Hai bro bengong aja, nanti kesambet janda lho” ledek Devan tertawa
“Kalo jandanya wanita yang gua suka ngga apa-apa” jawab Rendra senyum
“Temen kita udah gila nih ya” sahut Haikal heran melihat sahabatnya seperti orang gila
“Sudah niat kita kesini mau membahas masalah Baksos yang tiap tahun kita jalankan, bukan ngurusin si Rendra yang tergila-gila sama wanita yang sudah berkeluarga” ucap Rama kesel sama sahabatnya
Keempat sahabat itu membahas semua kebutuhan Bakti Sosial yang akan di adakan di sekolah SMP XXX, sekalian mengajarkan anak-anak muda untuk bisa berbagi kepada yang tidak mampu. Kegiatan Baksos dilaksanakan seminggu yang akan datang, semua persiapan di urus oleh keempat sahabat itu.
“Assalamu’alaikum” ucap Rendra kepada orangtuanya
“Wa’alaikumsalam, dari mana saja kamu Ren?” tanya Papi Ammar
“Bersenang-senang, sebelum masa keterpurukan aku datang” jawab Rendra meninggalkan kedua orangtuanya
“Mas Ammar jangan terlalu keras sama Rendra, kasihan dia Mas, aku rasa sudah cukup perjodohan ini, anak kita bukanlah anak-anak yang harus di atur setiap gerak geriknya” ucap mama Alisha
“Alisha kamu selalu membela Rendra, dengan umur dia seharusnya sudah menikah” ucap papi Ammar tegas
“Bukan aku belain Rendra Mas, coba kamu pikir perasaannya pasti sedih tiap hari ditanyain kapan kamu menikah, sudah mas aku juga sudah tidak setuju dengan perjodohan yang kamu buat” ucap mama Alisha
“Dan satu lagi jika kamu masih mengadakan acara perjodohan aku lebih baik pergi dengan Rendra” ucapnya kembali
Papi Ammar mempertimbangkan kembali rencana dia yang akan menjodohkan anaknya dengan anak sahabatnya.
Aku tidak mau kehilangan Rendra, cukup aku kehilangan Nasya(istri) dan anak perempuan ku. Gumam hati papi Ammar
“Menyebalkan sekali Papi ini, selalu saja ingin menjodohkan aku, aku seperti anak bocah yang selalu di atur, lebih baik aku kembali saja kerumah ku dari pada tinggal disini’ ucap Rendra sendiri
Tok..tok..tok.
“Sayang, mama boleh masuk?” tanya mama Alisha
“Masuk saja mam tidak dikunci” jawab Rendra
“Kamu mau kemana memasukan baju ke koper?” tanya mama Alisha panik
“Lebih baik aku pulang kerumah aku daripada disini terus di desak oleh kalian, aku bagaikan bonekanya kalian” ucap Rendra dingin
“Ya Allah sayang jangan seperti ini, mama tidak setuju kamu pergi, kalo kamu mau pergi mama juga akan pergi” sahut mama Alisha sedih
“Mam, aku pergi karena aku lelah dengan sikap papi dan mama pun sekarang ikut-ikutan” ucap Rendra kesal
“Mama tidak punya kekuasaan apapun sayang, mama juga sudah memberikan nasehat untuk Papi, mama memang hanya mama sambung kamu, tapi mama sayang sama kamu tulus Rendra” ucap mama Alisha menangis
“Jangan nangis mam, bukan maksud Rendra membandingkan mama dengan mami, Rendra hanya kesal” ucap Rendra menarik rambutnya sendiri frustasi
“Kamu tidak boleh menyakiti diri kamu sendiri, jangan pergi mama akan bicara lagi sama papi” ucap mama Alisha mengelus kepala anaknya dan meninggalkan kamar Rendra.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Like, Komen & Vote
Ammar, Alisha dan Dito menuju rumah Fatimah, dan tidak lupa Alisha sudah membawa sesuatu untuk Fatimah. Sesampai di rumah Dito, Fatimah melihat anaknya turun dari mobil heran dan menatap Dito dengan tajam, Dito hanya menunduk.
“Assalamu’alaikum Fatimah” ucap mama Alisha
“Wa’alaikumsalam, maaf kalian siapa kenapa anak saya turun dari mobil kalian?” tanya Fatimah heran
“Bisa kita bicara di dalam?” tanya balik Ammar
“Silahkan, maaf rumahnya kecil” ucap Fatimah dan memanggil Ayu untuk membuatkan minuman
“kedatangan kami kesini ingin melamar Fatimah untuk menjadi istri anak saya” ucap Ammar to the point
“Anak? Siapa anak kalian?” tanya Fatimah bingung
“Anak kami Rendra, Fatimah” ucap mama Alisha lembut
“Maaf saya tidak bisa menerima anak kalian” jawab Fatimah cepat
“Alasannya apa kamu tidak bisa menerima anak kami, Fatimah percayalah anak kami bener-bener mecintai kamu sejak dua tahun yang lalu, dan saat itu dia tau kamu sudah memiliki keluarga dia sangat terpukul dan akhirnya bisa mengikhlaskan ini semua” ucap mama Alisha lembut memegang tangan Fatimah
“Fatimah setelah dia tau kamu hidup sendiri tanpa suami, dia sedih sekaligus senang karena dia bisa mengejar cintainya tanpa ada rasa takut, ketika kamu menolaknya dia sangat-sangat frustasi, dan dia mengalami kecelakaan saat balapan liar untuk menghindari bayang-bayang kamu di dirinya, sekarang dia juga harus sering kontrol ke psikiater kami takut jiwanya terganggu” ucap mama Alisha kembali dan menangis
Fatimah beseta kedua anaknya sangat kaget apa yang di dengar, tidak menyangka dokter Rendra bisa berbuat seperti itu. Mama Alisha tak berhenti menjelaskan hari-hari Rendra memikirkan Fatimah
“Maaf Ibu Alisha, umur saya 35tahun sebentar lagi, lalu Rendra sepertinya masih muda, sangat aneh jika orang melihat istrinya lebih tua dari suaminya, nanti saya malah di cemooh oleh orang-orang” ucap Fatimah
“Masalah umur tidak masalah Fatimah, Rendra cukup dewasa pemikirannya walaupun umurnya menginjak 28 tahun” ucap Ammar santai
“Dan saya pastikan tidak akan ada yang akan mencemooh keluarga kamu, jika kamu menerima Rendra, kami pastikan juga Rendra akan selalu melindungi kamu dan kedua anak kamu” ucap Ammar kembali meyakinkan Fatimah
“Beri saya waktu untuk memikirkan ini semua, ini tidak mudah bagi saya yang seorang janda terhina di depan semua orang” ucap Fatimah sedih
“3 hari lagi kami akan kembali ke sini Fatimah dan meminta jawaban dari kamu, kalo begitu kami permisi harus pulang Rendra sendiri dirumah, maaf sudah mengganggu waktu kalian” ucap Ammar senyum ramah
Fatimah semakin bimbang, yang datang adalah keluarga Rendra dan tidak mungkin ini semua sebuah candaan untuk menghinanya, apalagi Ammar dan Alisha bicara sangat lembut dan ramah pada Fatimah dan kedua anaknya, Fatimah mencoba shalat istikarah untuk mencari jawaban atas kebimbangan hatinya.
Siapa yang tidak mau di lamar oleh Dokter Rendra yang tampan dan gagah, semua perempuan pasti klepek…klepek, hanya Fatimah yang menolak. Setelah tiga hari berlalu kerluarga Rendra berkunjung kembali kekediaman rumah Fatimah, tapi sayangnya tidak ada orang dirumah tersebut.
“Kemana Fatimah ya Pi?” tanya mama Alisha pada suaminya
“Apa dia menghindar mam dari kita” ucap papi Ammar
“Maaf Bapak Ibu mencari Fatimah ya?” tanya Ibu Ainun selaku RT
“Iya benar bu, apa ibu tau dimana Fatimah” jawab mama Alisha
“Ibu Fatimah pulang kampung ke kampung almarhum suaminya kedua anaknya juga ikut” ucap bu RT
“Dari kapan bu perginya?” tanya mama Alisha ramah
“Sudah tiga hari yang lalu mereka pergi, Ibu Fatimah juga berpesan jika ada yang mencarinya dan ingin menemui dia datang saja ke Desa xxx perjalanan cuma 3 jam bu kesana” jawab ibu RT
“Ibu tau tujuan Fatimah kesana?” tanya mama Alisha lagi
“Ibu Fatimah kalo ke kampung suaminya pasti meminta doa sama orangtua suaminya, Fatimah anak yatim piatu bu, jadi dia kalo lagi gelisa pasti kesana” jawab bu RT yang memang tau tentang Fatimah
“Baiklah kami akan langsung kesana saja, terima kasih ya ibu informasinya” ucap mama Alisha
Ammar dan Alisha menuju tempat Fatimah berada, perjalanan yang cukup menyenangkan dengan pemandangan yang indah terus mereka lalui dan jalanan yang berbatu serta berlobang mereka hadapi. Sesampai didesa tersebut alamat yang dikasih ternyata halaman pesantren.
“Assalamu’alaikum” ucap Ammar dan Alisha
“Wa’alaikumsalam, Mashaa Allah antum Ammar kan?” ucap kyai
“Subhanallah ana bisa ketemu dengan antum lagi kak Bahri” ucap Ammar senang memeluk sahabatnya
“Ayo masuk, ana kedatangan tamu special, yang selalu sibuk bolak balik menjelajah dunia” ucap Kyai Bahri tertawa
“Martabak kali special kak, oh iya kak ini istri ana namanya Alisha” ucap Ammar
“Maaf bila ana lancang Mar, istri antum bukannya Nasya?” tanya Kyai Bahri heran
“Nasya sudah bahagia kak di rumah Allah, semoga dia di tetapkan di Surga-Nya Allah, karena banyak sekali kebaikan yang almarumah berikan kepada orang disekitarnya, ana nikah dengan istri ana ini juga karena permintaan terakhir beliau” jawab Ammar sedih
“Ikhlas dek sob, Inshaa Allah Nasya di tempatkan yang terbaik, eh tunggu ngomong-ngomong antum tau dari mana ana di tinggal disini?” tanya Kyai Bahri
“Ana sama Istri lagi cari orang kak, tapi informasi yang kita dapat alamatnya disini, eh malah ketemu antum”jawab Ammar bahagia
“Siapa yang antum cari disini?” tanya Kyai Bahri
“Anak ana si Rendra suka dengan wanita tapi sudah beristri dan punya anak 2, saat ini wanita itu sudah menjanda dua tahunan, si Rendra mendekati lalu melamar tapi ditolak, ya gitu deh dia frustasi sampai membawa celaka untuk dirinya sendiri, ana sudah melamar wanita itu lagi untuk Rendra tiga hari yang lalu tapi wanita itu pergi ke desa ini namanya Fatimah dan anak pertamanya Ayu anak kedua Dito, kakak kenal dengan mereka atau salah satu santriwati sini?” jawab dan tanya Ammar lagi
“Fatimah? Apa si Rendra serius dengan orang wanita itu?” tanya Kyai
“Kalo ngga serius dia tidak akan frustasi seperti ini kak, dan kami pun rela melakukan apa saja agar wanita itu bisa menjalankan hubungan pernikahan dengan Rendra, ana sudah kehilangan istri dan anak kedua ana, ana tidak ingin kehilangan anak lagi kak” jawab Ammar yakin dan sedih
“Mar sebenarnya Fatimah menantu ana” ucap Kyai
Ammar dan Alisha saling pandang dan tidak menyangka.
“kakek Dito sudah selesai membersihkan Mas…jid” ucap Dito kaget melihat Ammar dan Alisha lalu mencium tangan keduanya
“Cucu kakek hebat, panggil ibu mu nak” ucap Kyai mengelus kepala Dito
Fatimah pun kaget diruang tamu ada keluarga Rendra
“Duduk nak, ayah mau bicara” ucap Kyai
“Apa kamu kenal dengan mereka?” tanya Kyai
“Iya Ayah, Fatimah mengenalnya” jawab Fatimah pelan dan menunduk
“Mereka datang kesini ingin mendapatkan jawaban dari kamu nak, kesepakatan kalian tiga hari” ucap Kyai
“Itu bukan kesekapatan Fatimah Ayah, tapi mereka yang membuat kesepakatan itu tanpa menunggu persetujuan Fatimah” ucap Fatimah membela diri
“Ayah paham dengan sifat dan sikap kamu nak, jawablah permintaan mereka” ucap Kyai menatap Fatimah yang diam saja menunduk
“Nak, bukankah kita sudah membahas ini, Inshaa Allah anak ayah akan senang disana melihat istri dan anaknya mendapatkan kasih sayang” ucap Kyai kembali
“Maaf ayah, Inshaa Allah Fatimah menerima lamaran yang diberikan Rendra” ucap Fatimah pelan
“Alhamdulillah” jawab serempak
“Apa rencana antum selanjutnya Mar?” tanya Kyai
“Kita akan persiapkan untuk pernikahan Fatimah dan Rendra, tapi kami butuh waktu sekitar 1 bulan sampai kaki Rendra kembali pulih, ana tidak mau nanti Fatimah jadi bahan gunjingan orang lagi, dan kami takut Fatimah malu saat menikah suaminya malah duduk di kursi roda” jawab Ammar sendu
Kyai Bahri menatap Fatimah dan manggut-manggut
“Ada yang mau kamu bicarakan nak?” tanya Kyai pada Fatimah dan Fatimah pun paham maksud ayahnya
“Fatimah ingin pernikahannya dua hari kedepan hanya proses ijab Kabul di pesantren ini” jawab Fatimah yakin.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Like Komen & Vote
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!