NovelToon NovelToon

Gairah Ranjang Sersan Daychi

Wanita Berdarah Dingin!

Di sarankan membaca novel author Dilema Cinta Natalia dulu biar nyambung ya say🥰 cus. lanjut..

.........

Beijing 10:30.

Hiruk-pikuk di kota maju ini masih sangat ramai dilalui para manusia Tirai Bambu yang tengah sibuk dengan urusannya sendiri. Tongkrongan kafe besar ditepi jalan yang dilalui banyak orang yang hanya fokus pada ponselnya masing-masing.

Mantel itu dieratkan dikala udara semakin menusuk. Mereka terlihat sangat fasih dengan cuaca dingin begini dan meneguk minuman beralkohol sebagai pereda rasa beku.

"Kenapa dia kesini?"

"Bukankah dia sudah menikah tadi siang?"

Para wanita muda di kafe Syang bergunjing ria saat melihat seorang wanita dengan mantel bulu halus mewah itu membungkus tubuh semampainya. Wajahnya ditutupi masker melindungi pahatan cantiknya dari paparan angin.

"Wine!"

Ucapnya dengan suara begitu tegas tapi sangatlah lembut membuat Waitress itu terkejut sekaligus sedikit meremang.

"Kau mendengarku. Tampan?" tanyanya dengan suara dibuat serak membuat pria itu mengangguk melangkah cepat kedekat meja penyedia.

Ia duduk diatas kursi didepan meja yang dipilih tak jauh dari para wanita yang tadi mengunjunginya. Ia hanya acuh dan fokus pada ponselnya.

"Bersiaplah menjanda. Whuang!"

Batinnya ketika melihat foto pernikahannya bersama seorang pria paruh baya yang tadi siang menggelar pesta besar. Dialah Yu Whuang Peng. Seorang wanita pemburu pria kaya dengan memanfaatkan trik kecantikan dan aura tubuh yang menggoda. Sudah banyak yang tumbang akibat permainan gilanya.

"I..ini. N..Nona!" Waitress tadi muncul meletakan sebotol Wine dan gelas kecil diatas mejanya.

"Tak mau minum bersamaku?" kelakar Whuang karna pria muda ini lumayan tampan dan menghibur.

"S..Saya.. p.permisi!"

Tubuhnya yang gemetar ia bawa lari menjahui sumber bencana para lelaki itu. Seketika Whuang ditatap menjijikan oleh semua wanita disana termasuk seorang Nyonya Kolongmerat Tionghoa yang nyatanya jadi korban wanita malam ini.

"Sialan!!!"

Whuang hanya diam menikmati wine manisnya setelah melepas masker menunjukan bibir kecil berisi dan begitu merah menyatu dengan kulit mulus diwajah beningnya.

"Kau memang tak tahu diri. ha??" maki seorang wanita dan itu adalah Nyonya Yang.

"Kenapa membentakku. hm?" santai Whuang duduk begitu anggun dengan cara bicaranya yang tenang namun suara itu sangat membuai.

"Kau merebut suamiku bulan lalu. dia meninggal dunia secara mengerikan dan kau menikah lagi!!"

"Lalu?" tanya Whuang menatap santai wajah Nyonya Yang. Rahang berbentuk V dan mata seperti Almond itu sangatlah mempesona diberbagai mata yang memandang.

"Dasar janda!!"

"Janda mantan suamimu. Nyonya! hormatilah aku karna semua harta miliknya sudah dipindahkan atas namaku."

Ucapan Whuang membuat Nyonya Yang terkejut setengah mati menatap tak percaya Whuang yang menyeringai setelah menegguk minuman terakhir.

"K..Kau..."

"Jangan khawatir. aku sisakan separuh kecil untuk anakmu."

Bisik Whuang dengan nafas beraroma mawar meninggalkan uang diatas meja sana berlebih dan melangkah pergi berjalan memukau membawa tubuh sempurnanya keluar.

Sesampainya diluar. Ia langsung masuk kedalam Mobilnya karna harus ke Apartemen untuk melayani Suami barunya. Ia tak perduli dengan pandangan orang lain padanya yang jelas semua misi selesai.

"Ouhh. dia sudah tak sabaran rupanya." gumam Whuang melihat pesan di ponselnya. Pria bau tanah ini sangat mesum tapi ia akan bermain seperti biasa lalu membuat topik besar keesokan harinya.

Ia melajukan Mobil kearah Apartemen mewah miliknya. Ia mengambil rokok didalam tasnya lalu membakar ujung benda itu hingga ia berkendara seraya menyesap rokok berbau khas itu.

Drett...

Ponselnya berdering membuat Whuang dengan cepat mengangkatnya.

"Sayang! kemana kau? aku sudah menunggumu."

Sudut bibir merah seksi Whuang terangkat terus menyetir.

"Kau begitu tak sabaran. hm?" goda Whuang membuat suara serak nan menggairahkan.

"Ayolah! aku sudah menyiapkan berbagai jalur buas kita nanti."

Whuang bergurat jijik. Bercinta dengan tua bangka? cih, rasanya sangat menggelikan.

"Baiklah! kau siapkan semuanya aku akan datang sebentar lagi. Baby!"

"Cepat Sayang! aku tak sabar untuk merasakan kelembutan bibirmu."

Kata-kata mesum itu membuat Whuang menyeringai lalu mematikan sambungannya. Ia sudah sampai didepan Apartemen mewahnya dengan mata cantik berkelopak ganda itu mencari seseorang yang selalu bertugas khusus.

"Nona!"

Seorang pria berpakaian serba hitam sudah menunggu di Loby hingga Whuang dengan cepat masuk memarkirkan Mobilnya disana.

"Nona. semuanya siap!"

Whuang keluar menenteng tas dan menyudahi acara merokoknya. Ia melangkah mendahului pria itu agar orang lain tak curiga.

"Ayahku!"

"Tuan Besar ingin anda membunuhnya secepat mungkin! karna besok target baru akan muncul."

Jelas pria muda itu yang diangguki Whuang. Pria itu pergi menjalankan tugasnya dan Whuang masuk kedalam pintu Apartemen dengan tatapan tak suka dari para stafnya.

"Kenapa Bunga Malam itu harus menginap disini? menggangu mata suciku."

Desus mereka tak menyuakinya. Rasa iri itu muncul kepermukaan dikala melihat rupa wanita penghibur dan perebut suami orang ini begitu sempurna. Sangat disayangkan bukan.

Whuang hanya menganggapnya hiasan dinding lalu melangkah masuk ke Lift didepannya. Benda kotak itu membawanya keatas sesuai kamar yang telah dipesan khusus oleh pria kaya itu.

"Terlalu polos dan mengikuti hasrat!"

Gumam Whuang membayangkan wajah-wajah para pria yang sudah terjerat dalam pesonanya dan semua itu telah tinggal nama. Rata-rata semuanya sudah beristri hingga Whuang dibenci para wanita di dunia ini.

Saat Lift terbuka. Whuang keluar dan melangkah anggun menuju pintu no 124. Ia menghela nafas panjang mengumpulkan wajah senang menempelkan kartunya dan pintu itu terbuka.

"Sayang!"

Seorang pria paruh baya berperut buncit dengan kulit putih melar. Mata sipit itu semakin tenggelam oleh lemak dipipinya.

"Tuan Rimay!"

Sapa Whuang melangkah masuk meletakan tasnya didekat sofa dengan pria itu yang melesat mendekat audah tak memakai apa-apa. Pusakanya begitu keras bergairah padanya membuat Whuang menyeringai memeggang lipstik kebanggaannya.

"Ayo. aku sudah tak tahan denganmu!" Tuan Rimay mendekat ingin menyentuh pinggang Whuang yang sengaja menghindar menyibak mantelnya hingga ia yang memakai kaos ketat dan celana jeans ketat itu begitu menggiurkan.

"Sayang!" seraknya kecewa tapi Whuang memberi senyuman.

"Aku tak mau menyerah tanpa syarat!"

"Apa? akan ku lakukan!" desaknya sudah tak bisa menahan dikala tubuh Whuang terlihat sangat menggoda dengan bagian dada sekang terbungkus oleh kaos ketatat itu tapi sayang tak bisa menyentuhnya.

"Tanda-tangani itu!" menunjuk keatas meja surat yang telah disiapkan.

"Baiklah!"

Tanpa dibaca atau diselidiki. Pria hidung belang ini menandatanganinya padahal ia tak tahu itu adalah surat pemindahan semua harta atas nama Whuang.

"Sudah!"

Whuang menyeringai melihat goresan pena itu lalu mulai membuka Mantelnya hingga tegukan ludah itu ditelan saat lekukan dan tonjolan nikmat tubuh semampai ini menggoda iman sekaratnya.

"Aku ingin menciummu!"

"Kemarilah!"

Whuang bicara sensual membuat pria itu melesat buas kearahnya tapi dengan cepat Lipstik yang ada digenggamannya ia tekan hingga mengeluarkan pisau dan..

Jleb...

Whuang menancapkan benda tajam itu ke dada Tuan Rimay yang hanya berjarak 5 senti dari Whuang yang semakin memperdalam tusukannya.

"K..Kau..." lirih Tuan Rimay dikala darah itu bercucur dimulut dan dadanya yang sudah dikoyak Whuang yang tersenyum nanar.

"Suamiku! setidaknya kau mati saat melihat wajahku."

Tuan Rimay menggeram menatap murka Whuang yang semakin mengoyak dadanya dengan luka tusukan beberapa kali dan akhirnya pria itu tumbang ke lantai dengan darah merembes kemana-mana.

"A..ku.. m..meng..ngutuk.m..mu!" lirihnya untuk terakhir kali membuat Whuang tersenyum mempesona.

"Aku memang kutukan!"

.......

Vote and Like Sayang..

Dia pembunuhnya!

Lonjakan berita itu langsung mewarnai jagat maya Negara ini. Pembunuhan sadis Pengusaha terpandang Rimay membuat awak media berbondong-bondong ketempat kejadian dimana kepolisian masih menyelidiki kasus ini.

Kematian misterius Tuan Rimay pengusaha asal Shanghai ini ditemukan tak bernyawa didalam Apartemennya. Di duga terjadi perampokan hingga membuat istrinya Whuang trauma berat.

Berita beredar di layar televisi membuat seringaian bengis di wajah cantik wanita itu mekar. Pagi hari yang indah baginya untuk kembali berperan sebagai wanita kehilangan suami.

"Kau sangat memuaskan!" puji Tuan Jirom yang merupakan ayah dari Whuang. Ia yang menyuruh anak buahnya untuk membuat keadaan kamar itu seperti perampokan dengan CCTV seluruh gedung mati saat Mobil Whuang memasuki Loby malam itu.

"Ayah! aku harus kembali ke depan awak media." decah Whuang tengah duduk di sofa singel miliknya dengan tampilan seperti biasa sangat mempesona.

"Hm. kau harus berlaku seperti biasa! sangat menyesal karna sudah menjadi janda dari 3 pria." ucap Tuan Jirom mengelus kepala putrinya dan memberikan satu pil berwarna coklat hadiah darinya sebagai piaraan menguntungkan.

"Baik. Ayah! sesuai perintahmu."

Whuang berdiri lalu memberikan surat alihan harta semalam dan mengambil pil itu segera menelannya. Mata licik Tuan Jirom berbinar cerah melihat nama Whuang sudah mengalihkan segalanya.

"Bagus! kau memang sangat berguna."

"Hm. aku pergi ayah!" pamit Whuang yang diangguki Tuan Jirom. Ia sangat bahagia memiliki putri sempurna dan begitu penurut padanya.

Whuang melangkah keluar dari penginapan ayahnya. ia memakai kembali kacamata dan maskernya untuk kembali ke parkiran mobil dimana ada pria semalam yang sudah membukakan pintu mobil mengarahkannya masuk.

"Dimana Key?"

"Ada di Mobil. Nona!"

Whuang mengangguk masuk ke mobilnya hingga kucing cantik bermata coklat dan bulu lebat abu-abu itu meloncat kepangkuannya.

"Kau merindukanku? tentu saja. ayo temani aku menghadap mereka."

Ucap Whuang lalu melajukan mobilnya keluar dari daerah penginapan ayahnya. Ia hari ini harus memenuhi panggilan polisi ke Dapartemen yang menangani kasus ini.

Disepanjang perjalanan Whuang hanya diam dengan satu tangan mengelus bulu halus Key dan satunya lagi mengemudi. Jalanan ini tak begitu ramai membuat Whuang bisa bersantai sejenak.

Setelah beberapa lama. ia sampai didekat jalan utama.

"Shitt. benar saja!" umpat Whuang saat melihat banyak wartawan didepan Gedung Dapartemen kepolisian Beijing sana.

"Nona Whuang!! Nona!!"

Mereka mengejar mobil Whuang yang masuk dalam pekarangan dengan pihak penjaga keluar untuk mengamankan situasi. Istri pertama Tuan Rimay tampak juga hadir dengan mata sembab menatapnya membunuh.

"Nona! apa yang terjadi?"

"Siapa yang melakukan pembunuhan ini?"

"Siapapun pria yang menikahi anda pasti hilang nyawa secepat kilat. anda memang kutukan!!"

Banyak makian dan pertanyaan terlontar beriringan. Whuang keluar menggendong Key yang hanya menatap datar para kamera menghunusnya.

"Dasar Bunga Malam!!"

"Apa yang kau punya hingga para suami mereka sampai menikahimu??"

Pihak keamanan mulai mengawal Whuang yang hanya diam dengan kacamata eksis bertenger dihidung mancungnya. Setibanya didekat pintu utama Gedung ia dihadang perempuan paruh baya berwajah kencang penuh perawatan.

"Dasar wanita malam!!! kerjamu hanya menjajahkan tubuh saja!!!"

"N..Nyonya!" lirih Whuang membuka kacamata dan maskernya hingga air bening itu menyelubungi mata bergradasi biru itu penuh luka.

"Kau bajingan!!!" histeris Nyonya Rimay ingin memukul Whuang tapi aparat mencengkalnya.

"A..Aku istrinya. bahkan kami baru sehari menikah, aku juga bersedih."

"Wanita sialan!!!"

Maki mereka tapi Whuang sangat pandai bermain drama. Tetesan mutiara murni itu hanyalah sebuah kepalsuan dibalik rupa yang menawan.

"Silahkan. Nona!"

Jendral Huzan menjemput Whuang sendiri. Pria gagah bermata sipit itu menatap Whuang penuh kecurigaan tapi Whuang tetap pada perannya melangkah masuk diiring aparat lain.

"Nona! ambil tisu ini." Jendral Huzen menyodorkan tisu ke wajah cantik mulus Whuang yang mengambilnya penuh keanggunan dan kelembutan. tak akan ada yang mengira kalau wanita seanggun Whuang akan menjadi pembunuh dingin.

"Terimakasih. Jendral!"

"Hm. anda terlihat sangat bersedih."

"Yah! aku..aku sudah menikah lebih dari sekali dan mereka..mereka begitu.."

Whuang kembali mengusap air matanya terus melangkah ke ruangan penyelidikan. Nyonya Rimay sudah muak dengannya tapi Whuang tetap berperan sangat baik.

"Saya mengerti! anda memang pasti terpukul."

"D .dia..dia malam itu menungguku. tapi aku..aku datang terlambat dan melihat dia sudah.. hiks, sudah seperti itu."

Isak Whuang membuat para lelaki didalam sana merasa terpukul. Sangat disayangkan wanita secantik ini menjadi bualan para wanita lain bahkan di cap sebagai pelakor. Air mata itu sangat mahal jatuh di pipi mulusnya.

"Silahkan. Nona! kami butuh pernyataan anda."

"Baik!"

Whuang masuk dan duduk di kursi tepat dihadapan Jendral Huzen yang menatapnya lembut. Tapi Whuang tahu, jika polisi satu ini hanya akan mencari cela di air matanya.

"Jangan percaya pada siluman seperti dia!!! dia sudah merebut suami-suami orang diluar sana dan terbunuh secara tragis!! kau wanita malapetaka!!!" histeris Nyonya Rimay tak terima.

"Nyonya! aku juga sakit karna aku baru menikah setelah ditinggal suamiku, aku tak bisa hidup sendiri. aku...aku hanya tak tahu harus apa." bantah Whuang dengan suara bergetar membuat Rekan Jendral Huzen merasa sedih ikut dalam permainan wanita itu.

"Baiklah! Nona Whuang, anda sudah kehilangan suami terus tepat dimalam hari pernikahan. apa anda tak takut?"

"Pertanyaan macam apa ini? aku sudah gemetar melihat suamiku berlumuran darah. dan kau pikir itu tak menyakitkan untukku!" ucap Whuang dengan mata semakin berkaca-kaca.

"Baiklah. apa saat itu anda melihat pelakunya?" Jendral Huzen menyelidik.

"Tidak. yang aku lihat pertama kali itu gelap. lalu aku menyalakan lampu dan ternyata dia.. dia sudah begitu." jelas Whuang penuh kesedihan.

"Hm. baiklah! kami akan menyelidiki ini. anda bisa tenang dan.."

"Aku .aku takut. aku takut jika mereka beralih membunuhku. aku.. aku tak berani kemanapun." panik Whuang membuat rekan Jendral Huzen mendekat.

"Anda tenang saja. Nona! kami akan terus memantau anda dan memberi pengawalan."

"T..terimakasih. aku ..aku tak tahu lagi harus bagaimana." gumam Whuang sangat gemetar hingga Jendral Huzen mengisyaratkan agar mengantar Whuang pulang.

"Baiklah. nanti anda akan kami panggil kembali kemari, sekarang anda bisa pulang istirahat!"

"B..Baik. Jendral! terimakasih!"

Whuang berdiri berjalan melewati Nyonya Rimay dengan kedipan mata licik membuat wanita paruh baya itu terkejut langsung berteriak kencang.

"Dia pelakunya!!! dia yang membunuh suamiku!!!"

Whuang hanya menyeringai kembali memasang wajah sedihnya untuk menghadap wartawan diluar sana yang kembali mengerumuninya.

"Nona! apa tanggapan anda soal pernikahan yang terus kacau?"

"Apa anda merasa ada yang salah dengan takdir anda?"

Sejujurnya para wartawan ini hanya meluapkan kekesalan pada Whuang yang sangat tenang menarik nafas dengan air mata terus mengalir.

"Aku sangat sedih. jujur ini hal menyakitkan untukku!"

"Karna kau memang malapetaka!!!"

Teriak para masyarakat yang tak suka pada Whuang. Mereka muak karna rumor itu benar. wanita ini suka membuat rumah tangga orang lain hancur.

Whuang hanya diam melangkah membelah keramaian dikawal para aparat menuju mobil. Didekat Mobil Whuang terlihat ada beberapa gadis yang sepertinya tak sadar itu mobilnya.

"Kau tahu? Tuan Muda Lien sudah kembali ke negara kita!"

"Aaaa... benarkah? dia sempat masuk rumah sakit 1 tahun lalukan? karna berkelahi dengan Presdir Sam Bilions!"

Whuang mendengarnya samar seraya mendekat membuat para gadis itu menatapnya jijik. Mereka memilih pergi kembali menyambung pembahasan.

"Silahkan. Nona!"

"Terimakasih!"

Whuang masuk ke mobilnya dengan Kay yang masih sedia digendongannya. Setibanya didalam mobil Whuang segera menutup jendela membuat dua aparat pria itu kesal karna tak lagi bisa menatap wajahnya.

"Cih!"

Umpat Whuang melajukan mobilnya stabil setelah membunyikan klakson. Ia mengendarai baja mewah itu dengan pikiran melayang.

"Lien! namanya tak asing. apa dia tampan dan kaya?" gumam Whuang mengeluarkan ponselnya mencari identitas pria itu hingga..

"Woww!!"

Whuang berdecah kagum melihat artikel yang membahas soal Lienmeng Yuchin. Seorang pengusaha muda yang memimpin Perusahaan Yuchin yang merupakan perusahaan besar di China. Keluarganya juga sangat terpandang.

"Kaya. tampan dan tentunya kau pemain wanita." pikir Whuang lalu menatap wajahnya dari kaca spion dalam Mobil. Pahatan cantik yang mampu beradaptasi dengan situasi apapun.

"Siapa yang tak bisa kau tahlukan, Whuang?!" tanya Whuang pada dirinya sendiri lalu terkekeh pelan bersiul manja menatap jalan agak ramai dihadapannya.

Status janda bukan berarti ia tak bisa bermain. Ia suka kekayaan dan berbau merusak orang lain.

"Lienmeng! tunggulah Ratumu datang dan serahkan semua yang kau punya!"

Sambung Whuang membelai bulu lembut Key yang menjilat tangan Nonanya. Ntahlah, keduanya memiliki ikatan yang luar biasa.

........

Vote and Like Sayang .

Apa dia punya kakak?"

Malam ini terlihat sangat ramai dengan lampu-lampu jalan berkedip indah. Jalanan masih saja ramai terutama tempat hiburan malam yang tak disembunyikan sama sekali bahkan menjadi primadona singgahan para lelaki hidung belang disini.

"Kau baru saja pulang dan langsung berkunjung ke Club. sungguh mengesankan!" sapa Brayen pemilik Club termewah ini pada seorang pria berwajah tampan dengan tubuh jangkungnya tak begitu berotot.

"Hm. aku baru saja datang tapi sudah merindukan gadis-gadismu." kelakar Lien.Yah, dialah Lienmeng yang tampak kembali seperti dulu tanpa ada bekas luka atau operasi diwajahnya.

Ia terlihat begitu tampan malam ini berdiri didepan pintu masuk karna baru saja datang. Beberapa wanita yang mengenalnya-pun mulai mendekat dengan wajah nakal.

"Tuan Muda Lien!"

"Hay! lama tak berjumpa, dan kau semakin sexsi." bisik Lien mengulur tangan meremas bongkahan kenyal itu menarik senda tawa teman-temannya.

"Hm. kau juga semakin tampan. Tuan!" seraknya merayu menyusuri pipi mulus berahang Lien yang tersenyum mesum.

"Tentu! karna malam ini khusus untukmu."

"Woww.. aku sangat berbangga hati." ucap wanita itu mulai membelai dada bidang Lien yang membiarkannya. Tak ada yang akan meneggur atau jijik karna ini hal biasa bahkan sudah lumrah.

Brayen hanya menggeleng melihat kelakuan teman sejawatnya ini. Tapi ia agak ngeri jika seseorang yang mengerikan itu datang lagi menyeret adiknya pulang.

"Lien!"

"Hm? kau jangan menganggu." decah Lien dikala menikmati belaian tangan mahal wanita montok berpakaian seksi itu. nyaris seperti bikini warna-warni.

"Bukan begitu! aku tak mau tempatku yang ramai ini jadi kuburan oleh kakakmu!" bisik Brayen yang bukanlah asli China. ia orang blasteran dari ayahnya di amerika.

Ia terbayang kejadian belasan tahun lalu dimana Pria tampan bersikap gila itu menghancurkan tempatnya hanya karna Lien mabuk. Sungguh ia tak berani berbuat banyak.

"Diamlah! dia belum kembali, masih sibuk dengan urusan tak jelasnya." ketus Lien tak mau mendengar itu dan lebih asik menggerayai tubuh wanita jajahan yang menempel seperti karet padanya.

Brayen mengangguk lega. lagi pula Kakak Lien tak ada hubungan baik dengan ayahnya. Mana mungkin pria itu kembali, cihh. kalau kembali bisa habis mereka.

"Aku mau lebih!!" desak wanita itu sudah seperti cacing kepanasan membuat Lien menyeringai menarik pinggangnya masuk kedalam.

"Baiklah. panaskan ranjangku. malam ini!" bisik Lien sedikit mengigit telinga wanita itu membuat semua Club heboh. ia adalah pengunjung fenomena disini karna telah melupakan masa lalu kelamnya maka ia memulai lembaran kotor lagi.

Disaat langkah kaki Lien ingin menuju tangga ke kamar atas tiba-tiba terdengar sorakan dari arah samping panggung hiburan hingga Lien terhenti.

"Wowww!!! Bunga kita sudah datang!!"

"Yahh!!!"

Lien mulai penasaran lalu menoleh dengan wanita yang melekat padanya terbelalak tak percaya melihat siapa yang sudah berdiri didepan pintu sana.

"Whuang!"

Gumam mereka lalu bertepuk tangan heboh membuat wanita dengan tubuh semampai berlekuk sempurna itu menarik sudut bibir merah kecil berisinya seksi. Ia memakai Rok lepis coklat sejengkal diatas paha dengan atasan hanya dibungkus Tengtop hitam dan jaket nakal berbahan akurat. gudukan sintalnya terlihat begitu menggoda dan sekang menunjukan semua yang sangat spesial.

"Nona Whuang!" Brayen menlesat cepat mendekat.

"Hay!" Whuang menyapa Brayen yang terpana akan wajah cantik ini. Pantas saja banyak para pria tumbang olehnya, bayangkan saja ini visual anime china yang selalu menonjolkan kesempurnaan dengan rambut panjang di tata cantik.

"Aku sangat beruntung bisa bertemu kau disini. Nona! kau biasanya bukan langganan disini."

"Hm. tapi aku sangat suka Clubmu! begitu terlihat .."

Whuang mengulur jari lentiknya memperbaiki kerah kemeja Brayen yang menegguk ludahnya kasar merasakan aroma mawar harum ini.

"Panas dan menggairahkan!" sambung Whuang begitu lembut membuat Brayen panas-dingin.

"B..baiklah. Nona! anda bisa lakukan apapun."

"Tentu! dan terimakasih!" Whuang mengedipkan matanya nakal membuat mereka semua semakin jantungan dengan hasrat para lelaki disini mulai di tegangan volt ke seribu.

Whuang menoleh kearah Lien yang tak berkedip menatapnya. Bahkan, tanpa sadar liur pria itu sudah menetes membuat Whuang bersorak gembira. Apa tak ada yang lebih dari ini? cih. semua lelaki sama saja.

"Kenapa diam. hm?"

"N..Nona! saya..saya bisa memuaskan anda!"

"Saya saja. Nona!!"

"Saya akan bayar berapapun!!"

Sela mereka dikala Whuang melangkah begitu anggun dan sangat membuai kearah Lien. Dua bongkahan kenyal dibelakangnya jadi objek perhatian tapi tak ada yang bisa menyentuh sama sekali.

"Hm. sayangnya malam ini tak ada yang menarik." jawab Whuang menatap Lien yang tentu tak akan menyia-nyiakan ini.

"Apa aku tak cukup menarik?" tanya Lien menyeringai mesum mendorong wanita yang tadi ia peluk menjauh seraya mendekati Whuang yang tetap diam ditempat.

"Emm. kau sangat menarik! tapi sayangnya aku sedarng bersedih."

"Bersedih?" tanya Lien mengambil dua gelas minum yang dibawa oleh pelayan Club lalu berdiri tepat dihadapan Whuang. Dari dekat semuanya sangat jelas dan begitu luar biasa. Whuang seakan menyihir mata mereka agar tak berpaling.

Melihat Lien yang melamun mengaggumi Whuang. Brayen langsung mendekat membisikan sesuatu.

"Dia baru saja ditinggal mati suaminya. jangan aneh-aneh." bisik Brayen baru ingat. Ia tak mau bernasip sama dengan lelaki yang menikahi Whuang.

"Kau pasti sangat bersedih. hm?" tanya Lien memberikan gelasnya.

"Yah! aku sangat sedih dan datang mencari hiburan." jawab Whuang mengambil dan mengguncang halus gelasnya hingga panggung sana kembali heboh menghantam musik hebat yang meliukan tubuh wanita murahan diatasnya.

"Aku bisa menghiburmu!"

"Benarkah?" tanya Whuang meminum wine itu terlihat nikmat dibibirnya.

"Hm. akan ku buktikan!"

Lien ingin merangkul pinggang biola ini tapi Whuang langsung menepisnya halus bermain alur yang direncanakan.

"Aku tak menyerah tanpa syarat!"

"Apapun yang kau mau." jawab Lien sama seperti para pria sebelumnya sudah kehilangan akal mematik jiwa iblis Whuang yang akan mendapatkannya dalam semalam.

"Benarkah? kalau begitu aku sukarela menyerahkan segalanya." timpal Whuang lalu melangkah ke arah tangga dimana tempat kamar tadi. Lien bersorak keras melihat itu dengan para wanita disini merasa muak. Kalau sudah ada wanita itu maka mereka akan dilupakan.

Lien mengikuti langkah Whuang menapaki kamar atas. menenggelamkan musik Club yang sangat gemerlap malam ini.

"Namamu, Whuang!"

"Hm. seperti yang mereka katakan." jawab Whuang terus melangkah keatas dengan tatapan nyalang Lien mencermati tunuhnya dari belakang.

"Kau janda tapi kau semakin luar biasa!"

"Benarkah? kau pandai memuji. Tuan!" goda Whuang terhenti dianak tangga atas menatap dalam mata Lien yang jatuh dalam pesona matanya.

"Serius! kau sangat cantik. aku punya perusahaan yang menaungi banyak model, sepertinya kau.."

"Maaf. Tuan! tapi aku tak berbakat dalam itu, mungkin aku bisa.."

Whuang sedikit menurunkan bahu jaketnya membuat leher mulus itu sangat menggelora dimata Lien yang menelan ludah.

"Memuaskanmu!"

"Cepat!"

Lien dengan cepat melangkah mendekati Whuang yang menyeringai melangkah keatas. Ia tak membiarkan Lien menyentuhnya sama sekali selain hanya bisa menatap tubuhnya sebagai santapan lezat.

Mereka masuk kedalam sebuah kamar yang begitu elegan tersiaga. Lien begitu tak sabaran ingin memeluk Whuang tapi Whuang dengan cepat menahan dada bidang Lien yang berdesir hebat.

"K..Kau .."

"Boleh aku minta sesuatu?"

Lien mengangguk seperti para pria yang lainnya. Whuang tersenyum kecil begitu membuat Lien terkesima.

"K..Katakan!" deru nafas memburu tak dihindarkan.

"Aku tak bisa hidup sendiri! jadi aku.."

Lien terdiam sesaat. Ia pria yang liar dan suka mempermainkan wanita. Tapi, Whuang sangat sempurna dan begitu luar biasa. Saat melihat wanita ini ia tak bisa menahan diri.

"Kau baru saja. kehilangan suami. tapi.."

"Aku tak bisa tinggal sendirian. aku mau menikah dengan lelaki yang mencintaiku." bulshit Whuang yang sejujurnya tak mengenal kalimat munafik satu itu.

Lien yang sudah masuk dalam sihiran pesona Whuang akhirnya mengangguk tanpa berfikir panjang. Tiba-tiba kepalanya hanya diisi wanita ini. Jelas itu terjadi karna Whuang bukanlah wanita biasa.

"Aku akan membawamu ke Kediamanku!"

"Yah! sangat mudah membuat kau berjuang mati untukku. Otak pendek!"

Batin Whuang bersorak ria. Tapi, ia agak penasaran dengan pria yang tadi Brayen sebutkan. Apa Lien memiliki Kakak laki-laki? apa dia akan menjadi penghalang jalannya?

....

Vote and Like Sayang..

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!