Malam hari di sebuah pinggiran kota. Di dalam kamar kos-kosan sederhana yang remang-remang, entah karena lampu kamar yang tidak ada lagi, sesosok pemuda terlihat sedang sibuk merangkai sebuah tali di langit-langit kamarnya.
Pemuda itu terlihat tidak tampan, wajahnya sebenarnya tidak hitam, untuk ukuran orang Asia, sebenarnya dia memiliki wajah putih yang biasa dimiliki oleh pemuda tampan seusianya.
Sayangnya, di usia 27 tahun, wajahnya menunjukkan umur tiga puluh tahun lebih. Dengan beberapa keriput di kening, serta bola mata yang berwarna merah dan bulatan hitam di sekitarnya. Hampir seperti mayat hidup daripada seorang manusia.
Hidung yang tidak runcing, mulut yang terbuka karena dua gigi depannya keluar dari barisan kawanan lainnya, terlihat sangat cocok dengan wajah menyedihkannya.
Tubuhnya yang tidak lebih dari 160 centimeter dan memiliki banyak lemak menumpuk di tubuhnya, dia terlihat seperti seekor babi gemuk berdiri dan sedang merangkai tali untuk menyiapkan kematiannya sendiri.
Setelah pemuda itu selesai merangkai, dua tangannya yang gemetar memegang tali berbentuk lingkaran di depannya, dan mulai menutup mata.
"Ibu, Ayah, maafkan Rexy yang harus menyusul lebih awal." Suara seorang lelaki, tapi terdengar aneh karena mulutnya yang tidak sesuai, terdengar di ruangan.
Rexy Sanjaya, itulah nama pemuda ini.
Kamu mungkin akan tertawa ketika melihat wajah dan mengetahui namanya. Ya, karena namanya terlalu bagus untuk wajahnya.
Di umur 27 tahun, dia tidak memiliki pekerjaan tetap, dan tidak memiliki seorang pacar. Jangankan pacar, memegang tangan seorang wanita dan jalan bersama layaknya pemuda pada umumnya saja dia belum pernah.
Bagaimana mungkin ada yang menginginkan dia sebagai pacar, jika bahkan wanita tidak berani memandang wajahnya?
Bahkan, satu-satunya teman sejak kecil, kemarin telah mengkhianatinya.
Memalukan untuk dikatakan, karena malam sebelum ini, dia meminta temannya untuk menyiapkan beberapa kejutan pada seorang wanita, Anandita, wanita yang selama ini dia kagumi.
Dia meminta Gerry untuk memberikan sebuah bunga mawar pada Anandita, sedangkan dia, menunggu Gerry menyerahkan bunga, dan selanjutnya dia akan mengungkapkan perasaan bersama dengan kalung berharga yang telah susah payah dia beli.
Semuanya berjalan sempurna. Anandita menerima bunga dari Gerry. Gerry juga mengatakan itu darinya. Dia juga menyerahkan kalung emas seharga lima juta kepada Anandita dan mengungkapkan perasaannya.
Anandita menerima apa yang dia berikan dengan senang hati dan tersenyum senang. Akan tetapi, ketika dia meminta jawaban atas perasaannya, senyum Anandita menghilang dan segera di gantikan oleh senyum jijik.
"Rexy Sanjaya, sebelumnya aku berterimakasih untuk bunga dan hadiah kalungnya. Tapi, jika kamu ingin aku menjadi pacarmu, segeralah buang mimpi itu jauh-jauh!"
"Apa! Apa maksudmu, Dita?"
"Bukankah sudah jelas? Aku tidak akan pernah menjadi pacarmu! Untuk saat ini dan selamanya! Satu hal lagi, jangan pernah lagi untuk memanggil namaku Dita, kita tidak sedekat itu."
"Tapi kamu telah menerima rangkaian bunga mawar dariku dan juga menerima kalungnya?"
"Hahaha.... apakah kamu bodoh? Bunga itu di berikan oleh Gerry, itulah sebabnya aku menerimanya. Jika darimu, bagaimana mungkin aku akan menerimanya. Dan untuk kalungnya, aku sungguh berterima kasih padamu!"
Setiap kata yang di ucapkan dari mulut Anandita terdengar indah sebelumnya. Bahkan jika itu sedang marah. Kali ini, Rexy baru menyadari, bahwa kata kejam yang di keluarkan dari wanita cantik sebenarnya adalah racun yang menghancurkan hati.
Senyum Anindita, senyum yang sebenarnya menambah kecantikan di wajahnya, saat ini ibarat Guntur siang hari yang menyambar kepala Rexy.
Pikirannya kosong, Rexy tidak tahu apa yang harus dilakukan.
Ketika dia menoleh ke arah Gerry untuk meminta bantuan, dia malah melihat tangannya bergerak ke arah tubuh Anandita, memeluk pinggang wanita pujaannya, dan memberikan senyum ironis ke arahnya.
"Kalian! Kalian telah merencanakannya sejak awal!?"
Anandita hanya tersenyum ke arah Rexy, sedangkan Gerry memberikan tawa menghina ke arahnya.
"Hahaha... bro, apakah kamu tidak bodoh? Lihat dirimu di depan kaca! Apakah kamu pantas mendapatkan Anandita? Apakah kamu pikir ini film"Beauty And The Best"? Apakah kamu berkhayal bahwa babi dapat bersanding dengan Cinderella?!"
"Hahahaha..." Anandita segera tertawa setelah Gerry selesai berkata.
Mendengar apa yang di katakan oleh Gerry, wajah Rexy berubah menjadi lebih jelek. Dan ketika dua pasangan di depannya tertawa bersamaan untuk menghinanya, wajah Rexy menjadi hitam dan merah.
Rexy menggigit giginya, mengepalkan kedua tangannya, dan akhirnya tidak tahan lagi menahan amarahnya dan segera bergegas ke arah Gerry.
"Bajingan! Gerry, aku akan membunuhmu!"
Tawa Gerry berhenti, tapi dia tidak terlalu khawatir. Karena bagaimanapun, dia telah berlatih taekwondo, dan sering pergi ke tempat kebugaran.
Tubuhnya yang kuat dan atletis, dia dapat dengan mudah mengalahkan Rexy.
"Babi tak punya otak!" Gerry mendengus dan memberikan pukulan ke arah Rexy.
"Argh..." Bagaimanapun, Rexy yang tak pernah melakukan latihan apapun segera menerima dampaknya dan berteriak.
Belum sampai di situ, Gerry dengan kejam menjatuhkan tubuhnya ke belakang dan terus menendang tubuh gemuk Rexy seperti karung pasir.
"Dasar babi tidak tahu diri! Jika bukan karena hubungan orang tuamu, aku pasti tidak akan pernah sudi memiliki teman sepertimu!" Sampai Rexy tidak sadarkan diri di tanah, Gerry menghentikan tindakannya dan berkata dengan kejam sebelum pergi bersama Anandita.
Meninggalkan Gerry yang tak berdaya di tanah.
Kembali ke kamar, Gerry yang tak lagi memiliki keinginan untuk hidup dengan gemetar segera menyodorkan kepalanya ke depan, bersamaan dengan menendang kursi di bawahnya.
Sepertinya besok akan ada berita kematian seorang pemuda yang gantung diri. Atau mungkin, seekor babi?
Tubuh gemuk Rexy bergantung di udara, nafasnya tersendat dan kesadarannya mulai menghilang.
Tapi, tampaknya dia tidak sedang berada di akhirat, karena setelah kegelapan sesaat, dia melihat sebuah bola putih bersinar di depannya.
Bola itu seukuran telur burung unta, mengeluarkan cahaya putih terang, dan dengan tenang melayang di depan Rexy.
"Telur? Apakah itu telur malaikat maut? Atau telur undian ke surga dan neraka?" Rexy memiringkan kepalanya, dan bergumam dengan bingung.
"Babi gemuk, jelek! Apakah kamu ingin masuk neraka?"
"Tampaknya aku memang telah mati!" Rexy mendesah dan menggelengkan kepala saat mendengar mendengar telur itu mengeluarkan suara.
Kemudian Rexy melangkah maju dan ingin mengambil telur undian di depannya.
"Babi jelek, singkirkan tangan kotormu!"
"Hah?" Rexy berhenti, dan sekali lagi melihat telur di depannya.
Undian masuk surga atau neraka? Sepertinya bukan seperti itu. Juga, kenapa harus pake undian? Dan jika telur ini adalah malaikat, kenapa suaranya seperti anak kecil?
"Sangat menyedihkan! Wajah jelek, miskin, di tolak cinta, dan mati dengan cara gantung diri. Haha.. dasar babi!"
"Siapa kamu?" Rexy menyadari, bahwa ini sebenarnya bukan malaikat.
Bagaimana mungkin malaikat maut akan berbicara seperti ini.
"Siapa aku? Aku adalah Dewi. Dewi tercantik di alam semesta!" Suara sombong dan penuh kepercayaan diri keluar dari telur aneh itu .
Dewi tercantik di alam semesta?
Rexy terdiam. Kerutan muncul di dahinya, mulutnya sedikit terbuka dan alisnya berkedut.
Hanya sebutir telur, dan berani berkata bahwa dirinya adalah seorang Dewi? Masih mengklaim dirinya adalah yang paling cantik di alam semesta?
Sejak kapan telur menjadi cantik?
Jika telur bisa menjadi yang tercantik di alam semesta, berarti dirinya bisa menjadi yang tertampan di alam semesta, kan?
"Hehehe.." Rexy tersenyum lucu dan bodoh ketika memikirkan perkataan dari sebutir telur.
"Apa yang kamu tertawakan? Apakah kamu tidak percaya jika Dewi ini adalah wanita tercantik di alam semesta?" Meskipun hanya sebutir telur, tampaknya dia dapat melihat ekspresi wajah Rexy, dan segera bertanya setelah melihat senyumnya.
Rexy tidak menjawab, dia hanya melihat telur di depannya tanpa ekspresi, dan kemudian menggelengkan kepalanya.
"Sepertinya aku tidak mati. Semua ini pasti hanya mimpi! Ya, aku pasti bermimpi bertemu telur yang bisa bicara." Rexy menutup matanya, kemudian membuka matanya secara perlahan, dan berharap semua mimpi aneh ini akan menghilang.
Sayangnya, setelah membuka matanya, dia masih melihat telur itu di sana. Rexy tidak percaya, dan menggosok kedua matanya beberapa kali.
Tapi, telur masih tetap ada dan tidak beranjak dari tempatnya.
Kemudian dia mencoba mencubit lengannya, dan teriakkan"Argh" keras segera keluar dari mulutnya.
"Ini bukan mimpi! Haha.. ada telur yang bisa berbicara, dan tercantik di alam semesta." Rexy mulai bodoh, dan tertawa seperti orang gila.
"Apakah kamu gila?" Suara anak kecil keluar dan bertanya kepada Rexy yang mulai tertawa seperti orang gila.
Rexy masih tertawa keras dan tidak memiliki waktu untuk menjawab pertanyaan telur.
Dunia sangat kejam, bukan?!
Rexy, yang telah bosan hidup dalam hinaan memutuskan untuk mengakhiri hidupnya, dia sangat yakin tentang tindakannya. Dia yakin jika telah mati.
Akan tetapi, dunia ini sangat kejam!
Bagaimana mungkin tidak kejam, setelah kematiannya, dunia masih mempermainkan mental dan jiwanya.
"Kamu sungguh menyedihkan! Setelah hidup bertahun-tahun dengan kesedihan, kamu masih harus menjadi gila sebelum kematian datang!"
"Apa katamu!?" Rexy berhenti tertawa dan segera bertanya dengan keras.
"Kamu gila! Bukankah itu sudah jelas?"
"Bukan, bukan itu. Apa yang kamu katakan sebelumnya?"
"Apa! Tentu saja hidupmu sangat menyedihkan. Bukan hanya menyedihkan, bahkan sebelum mati, kamu menjadi gila. Oh, satu hal lagi, kamu juga menjadi bodoh!"
"Tunggu!" Rexy mengerutkan kening dan bertanya: "Kamu bilang aku belum mati?"
"Memang." Jawab telur singkat.
"Lalu, jika aku tidak mati, apakah aku sedang bermimpi." Rexy bertanya lagi dengan keraguan di hatinya.
"Kamu memang babi bodoh dan gila! Jelas-jelas kamu ingin bunuh diri, kenapa kamu masih bertanya ini hanya mimpi?"
"Lalu?"
"Masih bertanya lagi? Ya, aku lupa, kamu telah menjadi gila, dan bodoh!"
"Argh.... Menyedihkan, miskin, jelek, gila, dan bodoh! Argh.... Aku tidak tahu, kenapa dunia sangat kejam? Kenapa tidak biarkan saja aku mati?! Kenapa aku harus bertemu dengan telur sialan! Bodoh! Kenapa aku berbicara dan bertanya pada telur? Argh....."Rexy menjambak rambutnya, dan berteriak dengan frustasi.
"Hahahaha..." Saat Rexy frustasi dan akan menjadi gila, telur itu mengeluarkan suara tawa lepas, dan tertawa terbahak-bahak.
Suara tawa telur itu, kali ini tidak lagi terdengar seperti suara seorang anak kecil, tapi suara seorang wanita dewasa. Meskipun dia tertawa sembrono, itu terdengar halus, murni dan menyenangkan di telinga.
Bahkan Rexy, yang telah menjadi frustasi segera berhenti dan melihat ke arah telur.
Telur putih, yang sebelumnya terlihat kecil dengan cahaya redupnya tiba-tiba bersinar sejak terang mengikuti suara tawanya.
Cahaya putih terus membesar, membentuk sebuah sosok cahaya, dan kemudian berubah menjadi wanita.
Ya, telur itu berubah menjadi wanita. Wanita manusia pada umumnya dan sedang tertawa sambil melihat ke arahnya.
"Sangat cantik." Secara tak sadar, Rexy bergumam saat melihatnya.
Wanita yang lihat Rexy saat ini memang adalah wanita nyata dan masih wanita yang cantik.
Tidak, itu tidak lagi cantik, tapi sangat cantik.
Wanita tercantik di Indonesia, atau bahkan di dunia, jika di bandingkan dengannya, itu tidak akan melebihi sepuluh persennya.
Di masa lalu, Rexy yang selalu jomblo memiliki hobi melihat-lihat majalah dewasa, dan melihat jenis wanita cantik di dunia, akan tetapi, wanita di depannya saat ini adalah wanita tercantik yang pernah dia lihat.
Wajah putih sedikit kemerahan seperti sebuah giok, serta mata biru dengan bulu mata yang indah dan alis panjang di atasnya, itu adalah mahakarya terindah yang ada di dunia. Hidung kecil, serta bibir tipis berwarna merah, dan suara indah yang keluar dari mulutnya, itu adalah nyanyian yang keluar dari bibir bidadari.
Melihat ke bawah, Rexy hampir tidak tahan untuk tidak mimisan, karena wanita cantik ini tidak memiliki sehelai pakaian pun di tubuhnya.
Leher putih bersih, dada yang menonjol dan berkembang indah dengan kacang berwarna merah muda, siapapun pasti tidak akan tahan untuk segera membelainya.
Turun ke bawahnya, perutnya yang ramping, dan pinggul berkembang sempurna, yang sesuai dengan kaki putih panjangnya, itu adalah impian setiap pria.
Dan tepat ketika Rexy melihat bagian yang paling dia impikan, bola matanya melotot hampir keluar. Mulutnya terbuka, dan air liur tak sadar keluar dari sela-sela giginya yang menonjol di depannya. Dan di atasnya, darah segar yang keluar dari hidungnya turun, dan bercampur dengan air liurnya.
Siapa yang akan tahan melihat kecantikan tiada tara tanpa pakaian, dan melihat keindahan tubuhnya yang bagaikan bidadari surga?
Untuk Rexy, pria lapuk yang tak pernah memegang tangan wanita selama hidupnya, ini bisa dibilang adalah bencana kematian. Apalagi ketika dia melihat mulut gua yang di tumbuhi beberapa pepohonan indah, dan terawat di sekitarnya.
Gua itu, tidak bisa lagi dianggap sebagai gua dunia. Itu pasti adalah gua surga nyata!
Saat ini, wanita itu berhenti tertawa, dan melihat ke arah Rexy yang sedang terdiam di depannya, dan memandang tubuhnya dengan darah di mulutnya, wanita itu tersenyum.
"Apakah aku cantik?"
Rexy mengangguk dengan cepat.
"Hehehe.." Wanita itu tersenyum dan senang dengan jawaban Rexy.
Rexy terpesona ketika melihat senyumnya, sampai dia tidak merasakan darah keluar semakin banyak dari hidungnya.
Wanita itu melihat darah yang keluar dari hidung Rexy, dan terkikik.
Kemudian, wanita itu menggerakkan kakinya, dan langkah-langkah kaki yang indah, serta goyangan dari rambut biru panjang di punggungnya, dia berjalan ke arah Rexy dengan gaya yang elegan, dan senyum di bibirnya.
Rexy masih berdiri diam di sana, dan saat melihat wanita itu berjalan ke arahnya, dia segera bersemangat, dan merentangkan kedua tangannya. Menyambut wanita secantik bidadari ini kedalam pelukannya.
Tapi, suara "Plak" keras dari tamparan di pipinya membuyarkan semua mimpi Rexy.
"Argh..." Rexy berteriak dan terbangun.
"Rexy, Rexy, kamu tidak apa-apa?"
Ketika baru membuka matanya, Rexy mendengar suara dari seorang wanita bertanya kepadanya.
Mengikuti sumber suara itu, Rexy melihat seorang wanita di sampingnya sedang memandang dirinya dengan khawatir.
Wanita ini adalah Erlina, dia adalah tetangga sebelah Rexy. Seorang wanita berumur 23 tahun dengan wajah cantik dan anggun. Dalam pandangan Rexy, wajah kekhawatiran serta ketakutan adalah apa yang dia lihat terlebih dahulu.
Akan tetapi, karena Rexy sedang berbaring di lantai, wajah wanita itu bukanlah sesuatu yang paling menarik. Apa yang paling menarik ketika Rexy melihat dari bawah adalah buah semangka besar yang menggantung di atasnya.
Dikatakan sebagai semangka, karena itu sangat besar, ukurannya mungkin 34E cup.
"Itu bulat dan sangat besar. Sungguh indahnya." Rexy merasa linglung dengan apa yang dia lihat dan berkata secara tak sadar.
"Besar, bulat dan indah?" Erlina tampak bingung ketika mendengar apa yang di katakan oleh Rexy.
Akan tetapi, ketika dia melihat arah pandangan Rexy, akhirnya dia menemukan apa yang besar dan bulat itu. Itu tonjolan besar yang bisanya membuat dirinya sendiri risih.
Sebenarnya, Erlina sedikit senang ketika Rexy memujinya, tapi karena dia terus melihatnya dengan serakah, dan air liur hampir keluar dari mulutnya, Erlina merasa malu. Rona merah muncul di wajahnya, tangannya menutupi dadanya, mencoba untuk menghalangi pandangan Rexy padanya.
Hanya saja, karena tangannya lebih kecil dari apa yang Rexy lihat, itu tampak seperti akan meledak.
"Hati-hati, itu akan meledak!" Melihatnya seperti itu, Rexy segera mengingatkan dan tak lupa juga tangannya terulur untuk menahannya.
"Mesum, mesum. Dasar pria mesum." Erlina segera mundur untuk menghindari jangkauan Rexy, dan berteriak setelah menjauh.
Semangka yang telah menjauh, dan Erlina yang berteriak segera menyadarkan Rexy dari kebodohannya.
Dia mengeluarkan"um" pelan, lalu duduk di lantai, menggaruk kepalanya dan melihat Erlina yang tidak jauh disana dengan senyum canggung.
Pada saat ini, wajah khawatir Erlina telah menghilang, dan digantikan oleh rasa malu dan marah. Yang terlihat sangat imut.
Wajah imutnya itu memandang Rexy dalam diam dan penuh ekspresi. Rexy sendiri juga diam, dia tidak tahu harus berkata apa. Yang pasti, Rexy sedikit kecewa karena semangka itu telah menjauh.
"Ehm, Lina, kenapa kamu ada di kamarku?" Merasa suasananya canggung, Rexy bertanya terlebih dahulu untuk mencairkan suasana.
"Kenapa aku ada disini?" Wajah Erlina terlihat terkejut dan marah, "Seharusnya aku yang bertanya. Kenapa ada tali di lehermu?"
"Tali?" Rexy tidak mengerti.
Erlina mengangguk, dan mengulurkan tangannya untuk menunjukkan tali yang ada di leher Rexy.
Mengikuti arah yang di tunjuk Erlina, memang benar bahwa ada tali yang melingkari lehernya.
'Kenapa ada tali di leherku? Ah, benar! Aku ingat, sebelumnya aku telah bosan dengan nasibku dan memutuskan untuk bunuh diri. Selanjutnya aku tiba di suatu tempat, dan melihat sebutir telur aneh. Telur yang bisa berbicara, dan bisa berubah menjadi wanita cantik'
'Telur! Ya, dimana telur tadi? Apakah itu hanya mimpi?'
Berpikir dalam hatinya, kepala Rexy mulai mencari-cari di ruangan. Tapi dia tidak menemukannya sama sekali.
'Ternyata itu hanya mimpi.'
"Apakah kamu sedang mencariku?" Ketika Rexy mulai berpikir semuanya hanya mimpi, suara telur itu terdengar di telinganya.
Suaranya masih sama, masih suara loli, dan sumber suara itu berasal dari tubuh Erlina di depannya. Tapi bukan keluar dari bibir Erlina, melainkan dari dadanya.
Rexy terkejut, dan sekali lagi mengawasi dada Erlina dengan serius, mencoba mencari keberadaan telur.
"Rexy, kamu kenapa?" Sementara Erlina, yang melihat Rexy memandang dirinya dengan serius, dia sedikit khawatir, dan bertanya-tanya.
Rexy tidak menjawab, karena saat ini, telur aneh itu keluar dari dada Lina.
Awalnya, Erlina merasa khawatir jika Rexy terluka atau mengalami trauma tertentu, dan bertanya dengan khawatir. Tapi, ketika melihatnya tidak menjawab dan masih memandang dirinya lebih serius, Erlina curiga.
Hanya ketika dia mengetahui bahwa Rexy memandangi dadanya lagi, Erlina segera menutupi kedua dadanya, dan berteriak: "Mesum!"
"Telur!" Saat yang bersamaan, Rexy juga berteriak.
Bedanya, Lina yang berteriak sambil sibuk menutupi dadanya, sementara Rexy berteriak sambil menunjuk ke arah dada Lina.
"Ahh...mesum! Dasar bajingan mesum!" Lina berteriak lagi, dan segera berbalik untuk keluar.
Dia merasa malu dan marah. Pada mulanya, ketika dia baru pulang, dia mendengar suara jatuh saat berjalan di depan pintu kamar Rexy. Karena terkejut, Lina mencoba untuk bertanya, tapi tidak ada jawaban.
Beberapa lama tidak mendapatkan jawaban, Erlina mencoba untuk mengetuk pintu. Mungkin karena Rexy kurang tepat untuk menutup pintunya, saat mencoba untuk mengetuk, pintu kamar Rexy terbuka dengan sendirinya.
Pintu kamar terbuka, dan Erlina segera melihat tubuh gemuk Rexy terbaring di lantai dengan tali di lehernya, serta kursi yang tidak jauh darinya.
Erlina terkejut, dan buru-buru untuk memeriksanya. Tapi, ketika Rexy terbangun, apa yang dia katakan adalah tentang dadanya, dan sekarang pun sama.
Pria ini pasti telah menjomblo terlalu lama, dan terlalu sering melihat majalah atau film dewasa terlalu lama. Otaknya penuh dengan hal-hal mesum, dan apa yang dia katakan selalu berkaitan dengan hal-hal itu.
"Brakk.." pintu di tutup dengan keras dari luar oleh Erlina yang telah malu dan marah.
Rexy masih duduk di lantai ketika Lina menutup pintu dengan keras.
Untuk saat ini, apa yang dilakukan oleh Erlina tidak lagi menarik perhatiannya. Karena telur aneh, yang bisa berubah menjadi wanita cantik telah muncul lagi di depannya.
"Misi pertama: Sentuh pantat Erlina, dan dapatkan 10 poin hadiah misi."
"Apa!" Rexy terkejut ketika mendengar apa yang di katakan oleh telur itu pertama kali.
"Kamu memang masih bodoh! Tentu saja itu misi untuk memperpanjang umurmu!"
"Apa maksudmu? Dan kenapa aku harus memperpanjang umurku."
"Apakah kamu tidak sadar, umurmu hanya tersisa 45 menit?"
"Apa? Bagaimana mungkin?" Rexy tidak percaya, dan tidak mengerti, bukankah dirinya baik-baik saja sekarang.
"Haish.... Apakah kamu tidak ingat, kamu tadi baru saja akan mati! Tapi kamu beruntung, Dewi yang baik hati nan cantik ini memberimu satu jam nyawa terakhir. Sekarang, waktumu tinggal 45 menit, jika kamu ingin terus hidup, kamu harus membelinya menggunakan poin, dan misi untuk mendapatkan poin telah muncul."
"Hahaha...." Telur itu selesai berbicara, dan Rexy segera tertawa terbahak-bahak.
Apakah ini mimpi lagi, atau sebuah cerita novel online? Melakukan misi dan mendapatkan poin untuk menjadi kaya, tampan, dan kuat? Lelucon yang sangat lucu!
Bahkan jika aku menyukai novel online, aku tidak akan sebodoh itu untuk mempercayainya di kehidupan nyata.
Sementara Rexy masih tertawa keras, sebuah kaca di atas meja terbang ke arahnya, dan melayang di depan wajahnya.
Melihat ke kaca, Rexy berhenti tertawa, dan tak lama kemudian, seluruh tubuhnya berhenti bergerak, dan nafasnya seakan-akan menghilang selama beberapa saat.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!