NovelToon NovelToon

Peri Bisu Dan Malaikat Berjubah Iblis

Satu

Disebuah rumah berlantai dua....

Kediaman seorang perwira polisi muda di kota itu.Seorang gadis manis berkulit putih nampak serius membersihkan loyang loyang bekas cetakan adonan kue kue kering yang baru saja selesai ia kemas.Gadis manis dengan celemek merah ditubuhnya itu nampak begitu rajin.Sejak pagi datang setelah subuh hingga kini jam menunjukkan pukul dua siang,gadis berambut se bahu itu masih sibuk dengan serentetan pekerjaan nya sebagai ART sekaligus baby sitter di rumah milik sang polisi.Sesekali ia menengok ke arah stroller yang berada di samping meja makan, dimana Aura,bayi enam bulan yang ia asuh nampak tertidur lelap di dampingi boneka Mickey mouse kecil kesayangan nya.

Azizah nama gadis cantik itu....

Wanita berusia dua puluh tahun,yatim piatu penyandang tuna wicara lulusan sekolah dasar yang sehari hari bekerja sebagai pembantu rumah tangga di keluarga kecil Andrew dan Livia.

Andrew adalah seorang perwira polisi, sedangkan Livia adalah seorang dokter yang bekerja di salah satu rumah sakit swasta di kota itu.Livia mempunyai bisnis kue kecil kecilan sebagai usaha sampingan nya.Selain sebagai ART dan baby sitter yang bekerja paruh waktu,Zizah biasa ia dipanggil juga ikut bantu bantu membuat kue jika Livia ada pesanan.Azizah memang sangat bisa di andalkan.Selain cekatan dan rajin ia juga sangat mudah untuk diajari,membuat Livia sangat menyayangi ART nya itu.

Azizah biasa datang ke rumah itu setelah solat subuh,dan akan kembali ke rumahnya sekitar jam dua siang setelah Livia selesai praktek di rumah sakit.Karena memang Livia selalu buka praktek jam sembilan pagi hingga jam dua siang saja.

Berbagai pekerjaan rumah tangga Zizah lakukan, seperti bersih bersih,mencuci,mengasuh,bikin kue dan sebagainya.Sungguh....gadis itu benar benar sangat rajin,membuat Livia dan Andrew begitu sangat terbantu.Mereka juga sudah menganggap gadis yang tak mampu bicara itu seperti keluarga mereka sendiri.

.

.

.

"Assalamu'alaikum......"ucap seorang wanita cantik dengan seragam dokter yang ia selampirkan di lengannya.

Itu Livia...!wanita itu sudah pulang dari rumah sakit...!

Azizah tersenyum manis sambil membungkuk singkat pertanda menjawab salam dari Livia.

Wanita berambut pirang itu lantas menuju ke stroller bayi yang ada di samping Azizah...

"hai anak mama......oooouugghhh...bobok ya....nggak nakal kan tadi sama mbak Zizah?"ucap Livia seolah tengah berbincang dengan Aura sang putri tercinta tanpa memyentuh,mengingat ia adalah seorang dokter yang sangat menjunjung tinggi kebersihan.Ia tak pernah melakukan kontak fisik dengan buah hatinya jika baru pulang dari luar sebelum mandi dan mencuci tangan.

Livia menoleh ke arah Azizah..

"kue pesanannya udah selesai Zizah?"tanya Livia.

Azizah hanya mengangguk sambil tersenyum.

"ya udah....kamu selesaiin bersih bersihnya dulu ya ...saya mau mandi dulu....abis itu kamu makan dulu ya kalau mau pulang..."ucap Livia begitu baik.

Azizah hanya mengangguk lagi sambil tersenyum.

"oh iya....kamu nanti kan lewat depan rumah bu Ina yang pesen kue.... sekalian antar nggak apa apa ya....uang nya kamu simpan aja dulu... kasih besok aja pas kesini ya...."ucap Livia.

Azizah mengangguk lagi sambil tersenyum.

Livia membalas senyuman gadis manis itu.Ia kemudian naik ke lantai dua untuk menuju kamar pribadinya dan membersihkan diri.Sedangkan Azizah,gadis tuna wicara itu kembali berkutat dengan pekerjaan nya agar bisa cepat selesai agar ia bisa segera kembali ke rumah nya.

...****************...

14:30

Azizah mengayuh sepedanya santai menuju kediaman nya setelah mampir sebentar ke rumah sang pemesan kue.

Dengan satu kantong kresek berisi beberapa biji kue kering sisa pesanan di stang sepeda nya,wanita tuna wicara yang tak bisa menggunakan bahasa isyarat itu terus mengayuh sepeda kayuh tuanya menuju rumah sederhana yang menjadi tempat tinggalnya bersama tante dan kedua sepupunya.

Ya....

Namanya Azizah Rahmaniar.Gadis belia dua puluh tahun, penyandang tuna wicara yang hidup menumpang bersama tante dan dua sepupunya.Orang tua Azizah meninggal karena kecelakaan saat usia Azizah baru delapan tahun waktu itu.Sebuah kecelakaan tragis nan dahsyat yang berhasil merenggut nyawa ayah dan ibunya,mengakibatkan kakak laki lakinya kehilangan salah satu kakinya dan Azizah si anak kedua mengalami trauma kepala yang berujung ketidak mampuannya untuk berbicara.

Kini Azizah dan sang kakak Amar,hanya bisa hidup menumpang di keluarga sang paman lantaran seluruh harta benda peninggalan kedua orang tua mereka habis untuk pengobatan Amar dan Azizah,namun sayangnya tidak membuahkan hasil.

Awalnya,mereka merasa bahagia,karena walaupun bukan keluarga kandung,namun sang paman,Ridwan memperlakukan dua saudara itu selayaknya anak kandung sendiri.

Namun sayang....semua berubah saat Ridwan meninggal dunia....

Tantenya yang bernama Tari dan dua sepupunya,Reza dan Aliya berubah total.Tiga manusia itu begitu sangat membenci Azizah dan Amar.Mereka selalu menganggap Azizah dan Amar adalah penyebab dari kematian Ridwan,karena pada saat itu Ridwan meninggal karena kecelakaan dalam perjalanan mengantar Amar berobat ke tempat pengobatan alternatif.

Hal itu seolah menjadi alasan ketidak sukaan mereka terhadap dua anak yatim piatu yang terpaut usia sepuluh tahun itu.

Tari sang tante bahkan sempat meminta kedua anak malang itu untuk angkat kaki dari rumah itu kala usia Amar dua puluh tahun, sedangkan Azizah baru sepuluh tahun.

Dengan deraian air mata dan tangis memohon pilu dari kedua anak malang itu,akhirnya Tari mengizinkan keduanya untuk tetap tinggal dirumahnya yang sederhana.Namun dengan satu syarat.Mereka harus bekerja selayaknya pembantu.Bersih bersih dan menyiapkan segala kebutuhan Tari dan kedua anak anaknya.Selain itu,Tari juga tak mau menghidupi Amar dan Azizah.Tak ada uang sepeser pun yang keluar dari kantong Tari untuk Amar dan Azizah.

Azizah terpaksa putus sekolah.Ia hanya menamatkan pendidikan sampai jenjang sekolah dasar.Ia banting tulang menghidupi dirinya dan sang kakak dengan berjualan koran,tukang cuci piring,dan banyak lagi pekerjaan keras yang ia lakukan di usianya yang masih sangat belia kala itu.Membuatnya menjadi wanita mandiri dan tahan banting.

Kini ia sudah bekerja hampir lima tahun bersama Andrew dan Livia.Ia sangat bersyukur dipertemukan dengan sepasang suami istri baik hati itu.Pekerjaannya menetap.Ia tak perlu lagi panas panas an di jalan hanya demi mencari sesuap nasi untuk dirinya dan sang kakak.

Ya....Andrew dan Livia memang sangat baik padanya..

Sepeda tua peninggalan sang paman terus dikayuhnya....

Sepuluh menit berselang,ia sampai di sebuah rumah sederhana dengan halaman rumput hijau yang nampak asri dengan beberapa tanaman serta jalan setapak berbatu menuju teras rumah nya.

Dari kejauhan mata indah Azizah menyipit.

Dilihatnya disana,sebuah mobil mewah dan dua buah sepeda motor terparkir di depan rumahnya.Sekelompok pria berpakaian serba hitam nampak berkerumun di teras rumah yang tak seberapa luas itu..

ada apa ini???

...----------------...

***Dear readers.....

ini novel ke empat ku.....

mohon maaf....ini masih jarang up....karena ini cuma novel sampingan sambil menunggu novel ke 3 yang lagi on going tamat......

jadi ini mungkin belum bisa up tiap hari ya.......akan up efektif saat novel ketiga sudah tamat

...

baca juga novel lainnya

yukk.....yang sudah baca boleh kasih dukungannya dulu.....🥰***

Dua

Azizah mempercepat laju sepedanya.Dengan cepat ia turun dari sepeda itu dan menyandarkan kendaraan tanpa bensinnya tersebut di pagar bambu depan rumahnya.

Azizah berlari ke teras rumahnya dengan membawa kantong kresek berisi kue kering pemberian Livia.Ia sudah tak peduli dengan warga sekitar yang nampak berkerumun menyaksikan keributan yang terjadi di rumah sederhana itu

Azizah membuka mulutnya lebar.Andai ia bisa berucap ia ingin berteriak "Kakaaakkk.....!!!!”

Dilihatnya di sana Amar meringkuk di teras rumah dengan wajah penuh luka.Tongkat yang biasa ia gunakan sebagai alat bantunya berjalan sudah raib entah kemana.Sekelompok orang berbaju hitam mengepungnya.Memaki,meludahi dan sesekali menendang tubuhnya yang sudah tak berdaya penuh luka.Siapa orang orang ini??

Azizah berlari....!

Ia mendekati sang kakak.Ia kemudian bersimpuh mendekap erat satu satunya keluarga yang ia punya itu dengan perasaan was was.Ia seolah ingin memberikan perlindungan pada laki laki tak berdaya itu dari serangan para pria pria yang tak jelas siapa sebenarnya mereka.

Para pria berpakaian hitam itu menghentikan pergerakan mereka sejenak.

Disana,tepat dihadapan Azizah.Seorang pria berusia kurang lebih empat puluh tahunan,berbadan tegap dengan beberapa tato di sekujur tubuhnya.Wajahnya putih dengan kumis dan berewok yang cukup lebat menghiasi rahang tegasnya.Pakaiannya serba hitam dengan dua kancing kemeja yang ia biarkan terbuka di bagian atasnya, memperlihatkan bulu bulu dada halus yang tak terlalu lebat.Pria yang sepertinya adalah bos dari para pria pria berbaju hitam itu kemudian melepas kacamata hitamnya.

Mata tajam nya langsung tertuju pada sesosok gadis manis berkulit putih bersih berbaju hijau lengan panjang dan rok putih selutut yang sedikit tersingkap memperlihatkan bagian paha bawahnya.Gadis berambut sebahu yang diikat itu nampak bersimpuh di bawah kakinya.Gadis itu memeluk erat pria dengan satu kaki tersebut.Tanpa suara, Azizah terus mendekap laki laki payah itu seolah tak mengizinkan anak buahnya untuk kembali memberikan siksaan demi siksaan terhadap pria tersebut.

"minggir...!!"ucap pria yang diketahui bernama Moreno tersebut dengan suara dingin.

Azizah tak bergerak.Ia terus mendekap sang kakak yang sudah tak berdaya tersebut.Amar sudah bonyok,ia seolah sudah tak berdaya bahkan untuk sekedar bergerak membuat hati Azizah terasa teriris.

"aku bilang minggir gadis kecil...atau ku patahkan lehermu....!!"ucap Moreno tegas.

Azizah mendongak.Ia menatap tajam pria itu dengan penuh emosi.Siapa sebenarnya laki laki itu?

Azizah bangkit.Ia berdiri di hadapan Moreno yang posturnya jauh lebih besar dan tinggi dari padanya itu tanpa gentar.Dilihatnya pria yang berdiri bak patung beton itu,dari perawakan tubuh dan wajahnya sudah jelas terlihat,orang ini pastilah pria yang angkuh dan arogan..pikir Azizah.

Sementara di samping Moreno,seorang laki laki berkulit putih dengan rambut gondrong juga menatapnya tak kalah tajam.Raut wajahnya datar tanpa ekspresi,meskipun wajahnya tak segarang Moreno tapi sepertinya sifatnya tak jauh beda dari laki laki paruh baya itu.Dia pasti kaki tangan pria itu.

Moreno mengangkat satu sudut bibirnya.Gadis kecil yang manis dan pemberani.

"minggir sayang....jangan ikut campur urusanku..."ucap Moreno lagi.

Azizah merogoh sesuatu dari tas selempang kecilnya.Sebuah note book dan pulpen yang selalu menjadi media nya untuk berbicara dengan orang lain.

Azizah menuliskan sesuatu di buku kecil itu,lalu menyerahkan nya pada Moreno.

"siapa kalian?kenapa kalian mukulin kakakku?"tulisnya.

Moreno tersenyum sinis

"kau bis* rupanya...”ucap pria itu sambil melempar santai buku kecil itu ke arah Azizah.Gadis itupun susah payah menangkapnya.

"aku datang kesini untuk mencari Reza....dia punya hutang padaku sebesar lima puluh juta di meja judi,..!"

"tapi si pinc*ng ini menghalangi kerjaku...!dia menyembunyikan Reza..!jadi mau tak mau...dia harus merasakan pukulan dari para anak buahku...!"

Azizah terdiam sejenak.Ia berbalik badan, dilihatnya rumah itu memang sepi.Baik tantenya ataupun kedua sepupunya sepertinya sedang tidak berada dirumah.

Kemana mereka? padahal biasanya jam segini mereka selalu ada dirumah.Kecuali Reza,laki laki dua puluh lima tahun itu memang suka kelayapan tak jelas.

Azizah mendekati pintu rumah tersebut,ia mencoba membuka pintu itu namun ternyata di kunci.Itu artinya Ammar sejak tadi berada di luar rumah dan tak diijinkan masuk ke dalam kah?Kemana mereka?

Azizah mengetuk ngetuk pintu itu berkali kali namun tak ada sahutan dari dalam.

Azizah berbalik badan, dilihatnya Moreno dan para anak buahnya kini menatapnya tajam bak harimau yang hendak memangsa santapan siangnya.

Azizah kembali menuliskan sesuatu di note booknya kemudian menyerahkan pada Moreno.

"Reza tidak ada di rumah...kakakku tidak tau apa apa....tolong jangan buat keributan dirumah ini"tulisnya.

Moreno menyeringai.

"kalian menyembunyikannya kan ?aku yakin kalian pasti tau dimana Reza....katakan sekarang...atau akan ku bunuh kakakmu dan ku hancurkan rumah ini...!"ancam Moreno.

Azizah menggelengkan kepalanya cepat.Ia seolah ingin mengatakan "aku tidak tau apa...!jangan hancurkan rumah ini....!!"

Gadis itu juga menyentuh dadanya lalu menggerakkan kedua telapak tangannya seolah ingin mengatakan "aku tidak tau apa apa"

Gadis itu lantas merentangkan tangannya di depan pintu,seolah melarang Moreno untuk berbuat lebih pada huniannya satu satunya ini.Ia tak mau rumah ini hancur....!ia dan kakaknya tak punya tempat tinggal lagi.Ia juga takut jika nanti tantenya marah karena tidak bisa menjaga rumahnya dengan baik saat ditinggal pergi.

Moreno memasang mode buas.Ia menatap tajam ke arah Azizah dengan aura iblis yang begitu mengerikan.

"menyingkir gadis bi*u....!jangan memancing emosiku...!"ucap Moreno bengis.

Azizah mengatupkan kedua tangannya di depan dada.Seolah memohon belas kasihan laki laki angkuh itu.Namun nyatanya Moreno tak juga luluh.Dengan gerakan kasar ia menarik satu lengan Azizah dan menyeretnya menyingkir dari pintu rumah itu.

"Zack....!buat rumah ini hancur....dan bawa semua benda berharga yang ada di dalamnya....!!"ucap Moreno pada pria berambut gondrong sebahu yang sedari tadi berdiri tenang di samping Moreno.

"baik tuan.."ucap pria yang ternyata bernama Zack itu.

Azizah mencoba berontak,ia berusaha menahan pergerakan Zack dengan cara menarik sebelah kemeja pria itu menggunakan satu tangannya yang bebas namun sia sia.Zack menghempaskan tangan mungil berkulit putih bersih tersebut.

Azizah makin panik.Mulutnya terbuka namun tak menimbulkan suara.Tangan kekar Moreno juga masih terus menggenggam erat lengannya seolah tak mengizinkan gadis itu untuk pergi menghalangi kerja para anak buah nya.

Zack bergerak,ia melangkah menuju pintu rumah itu,melangkahi tubuh Amar yang tergeletak tak bergerak di lantai teras tanpa permisi.

daaaaaggghhhh......

Pintu di tendang sekuat tenaga.Dengan sekali tendangan saja pintu kusen itu sudah roboh menandakan betapa kuatnya pria berusia dua puluh tujuh tahun tersebut.

"angkut semua yang berharga...!"ucap Zack memerintahkan anak buah lainnya.

"baik tuan..."jawab para anak buah yang berjumlah empat orang itu.

Para anak buah pun masuk ke dalam rumah sederhana tersebut dan mulai mengeluarkan barang barang berharga di rumah itu.Azizah kembali berontak.Ia tak mau rumahnya di acak acak.Sedangkan Zack kini mulai mengambil sebuah kursi kayu yang berada di teras itu.Dengan satu gerakan ia mengangkat kursi tersebut lalu melempar nya ke arah jendela.

pyaaaarrrrr........

Kaca jendela pecah....!

serpihan serpihan kaca bertebaran di mana mana.Moreno tersenyum puas..!Azizah mulai menangis dalam genggaman tangan Moreno sambil terus meronta ronta minta dilepaskan.Rumahnya hancur,tantenya tidak ada rumah...! Bagaimana ini..! ia takut akan menjadi sasaran amukan sang tante jika nanti ia pulang dan mendapati rumahnya hancur berantakan....!

Aksi penghancuran terus berlanjut.Lima belas menit berselang Moreno mengangkat tangan kanannya tinggi meminta para anak buah untuk menghentikan aktifitasnya.Sedangkan di samping Moreno Azizah mulai menangis.

Moreno menatap bengis ke arah Azizah yang banjir air mata namun tanpa suara.Ia mengeratkan cengkeraman tangannya pada lengan Azizah membuat gadis itu menoleh ke arah Moreno sambil meringis menahan sakit

"ini semua belum cukup...!katakan pada Reza...besok Moreno akan kembali lagi ke sini untuk menagih sisanya...!ingat ...jika besok Reza belum bisa melunasi hutang hutangnya...maka aku akan membakar rumah ini beserta kalian semua hidup hidup....!!ingat itu ...!!!!!” ucap Moreno dengan penuh penekanan.

buuuggghhhhh....

Moreno melempar tubuh Azizah ke lantai teras yang dipenuhi serpihan kaca dan membentur kaki Zack.Zizah meringis kesakitan.Telapak tangan dan lututnya mengeluarkan darah akibat terkena serpihan serpihan kaca jendela rumah tersebut.

Moreno menyeringai menyaksikan pemandangan di bawah kaki anak buahnya itu.

"ayo kita pergi..."ucap Moreno pada para anak buahnya.

"baik tuan"ucap para anak buahnya.

Moreno berlalu.Disusul Zack dan anak buah lainnya meninggalkan tempat itu.Meninggalkan Azizah yang nampak meringis merasakan perih pada telapak tangan dan lututnya akibat terkena serpihan kaca.Ia bingung.Ia tak tau bagaimana cara menjelaskan tentang semua ini pada tantenya.Karena dirumah itu,apapun yang Zizah lakukan selalu di anggap luput dan salah.Ia takut menjadi sasaran amukan tantenya dan akan berakhir dengan penyiksaan atau hukuman untuknya dan Ammar

...----------------...

***Selamat pagi....

up 07:51

yuk ..kasih dukungan nya***....

Tiga+Visual

Moreno dan anak buahnya berlalu pergi.Azizah dengan telapak tangan dan lutut berdarah terkena serpihan kaca pun bangkit dengan susah payah.Dilihatnya disana Ammar masih meringkuk tak berdaya di antara serpihan kaca bekas amukan anak buah Moreno.

Azizah bangkit.Ia memasang kembali sendalnya yang terlepas agar tak menginjak serpihan kaca.Dengan susah payah tanpa memperdulikan tangan dan lutut nya yang perih mengeluarkan darah,Azizah mengangkat tubuh sang kakak naik ke atas kursi setelah membersihkannya dari serpihan serpihan kaca.Diraihnya sebuah kantong kresek hitam yang tergeletak di lantai teras.Itu adalah kresek berisi kue kue kering yang ia bawa dari rumah Livia.Kue kue itu sudah hancur karena terinjak injak oleh kaki para anak buah Moreno.Setitik cairan bening lolos dari pelupuk mata Azizah.Padahal niatnya tadi ingin memakan kue kue itu bersama sang kakak,namun sayang, kuenya sudah hancur.

"Zizah...."ucap Ammar lirih.

Azizah mengusap air matanya,lalu mendongak sambil tersenyum ke arah sang kakak.Ia seolah tak mau Ammar melihat tangisannya.

"maafin kakak ya....."ucapnya pilu.Sungguh...sebagai seorang laki laki sekaligus kakak,ia merasa gagal.Harusnya ia bisa melindungi adiknya itu.Namum nyatanya,untuk melindungi dirinya sendiri saja ia tak mampu..!

Azizah tersenyum manis.Wanita itu lantas menggelengkan kepalanya cepat seolah ingin berkata "kakak nggak salah"

Ammar paham maksud Azizah.Tanpa perlu wanita itu menulis keduanya seolah sudah sangat bisa memahami maksud satu sama lain.

Ammar merentangkan tangannya sambil sedikit membungkuk.Azizah pun paham.Mereka kemudian berpelukan erat,seolah ingin menguatkan satu sama lain.Ammar dan Azizah adalah keluarga.Hanya ada mereka karena kedua orang tuanya sudah meninggal.Mereka harus bisa saling menguatkan satu sama lain,saling mendukung dan menjaga satu sama lain.Mereka tak boleh terpisah.

Ketika mereka tengah saling menguatkan satu sama lain...

tiba tiba....

suara motor berknalpot bising datang memasuki area halaman rumah sederhana tersebut.

Itu Reza...!

Pria dua puluh lima tahun anak pertama dari Tari dan almarhum Ridwan,om dan tante Azizah.

Reza turun dari motornya.Dengan cepat ia berjalan mendekati rumah itu dengan sorot mata tajam menunjukkan raut wajah tak suka.

"apa apaan nih?!kenapa rumah gue ancur kek gini?!!"tanya Reza menggebu gebu.

Azizah bangkit.Ia meraih note book dan pulpennya yang tergeletak di lantai teras, menulis kan sesuatu disana lalu menyerahkan nya pada Reza.

"tadi ada orang kesini...katanya namanya Moreno,dia nyari kak Reza katanya nagih hutang....tapi kak Reza nggak ada makanya dia ngamuk ngamuk"tulis Azizah.

Reza terdiam.Azizah kembali menuliskan sesuatu.

"dia ngambil barang barang di rumah ini kak....katanya itu belum cukup....dia akan kembali lagi kesini besok...kalau nggak bayar juga dia mau hancurin rumah ini...."tulis Azizah lagi.

Reza terdiam.Raut wajah nya mendadak pucat.Gawat....Moreno berhasil menemukan alamat rumah nya....! bagaimana ini?ia tak punya uang sepeser pun untuk membayar semua hutang hutangnya pada laki laki itu..!

Jika besok ia datang kemari,apa yang harus ia lakukan??

Reza nampak berjalan mondar mandir.Azizah meraih sapu,ia kemudian mulai membersihkan serpihan serpihan kaca yang berserakan itu.Ia tak peduli dengan Reza yang nampak begitu gelisah.

Saat mereka tengah sibuk dengan pikiran mereka masing masing....

"Ya Tuhaaaannnn.......!!!!!!!!”pekik seorang wanita paruh baya yang baru saja datang bersama seorang gadis cantik.

Itu Tari dan putri kesayangannya, Aliya....!

Wanita itu terbelalak mendapati kondisi rumahnya yang hancur dengan pintu roboh dan kaca jendela pecah.

Kedua wanita beda usia yang baru saja pulang dari salon itu pun panik dengan raut wajah tak percaya sekaligus syok.Ada apa ini?kenapa rumahnya jadi berantakan seperti ini?baru di tinggal beberapa jam saja tempat tinggalnya sudah hancur tak berbentuk seperti ini,..!

"ini kenapa? kenapa semua jadi seperti ini?pintunya.... jendela nya......!!!!"ucap Tari mulai histeris.

Wanita itu lalu masuk ke dalam rumah yang tak kalah berantakan

"ini barang barang semua juga pada kemana?!!"ucap Tari lagi makin tak terkendali.

"ini ada apa sih sebenarnya....?!!"tanya Tari lagi.

Reza diam seribu bahasa,Aliya ikut bingung.Ammar menunduk.Azizah masih terlihat tenang.

Tari yang terlihat murka pun mendekati para anak muda itu...!

"heehh....!kalian semua pada nggak bisa ngomong...?!!ini rumahnya kenapa?kenapa jadi kayak gini....?!!"tanya Tari emosi

"ng....nggak tau buk.... Reza pulang udah kek gini....tuh tanya aja ama mereka....!"ucap Reza sambil menunjuk ke arah Azizah dan Ammar.

Tari menatap tajam kedua ponakannya itu.Dengan cepat wanita paruh baya itu mendekati Azizah lalu mendorong pelipis kanan Azizah dengan kasarnya.Lagi lagi,wanita itu masih terlihat tenang.Ia sudah sangat kebal dengan perlakuan perlakuan semacam ini.

"heehhh....!!kamu apain rumah saya?!!!kamu apain...?!!buat ulah apa lagi kamu sekarang hehh??!!"tanya Tari murka.

Azizah lalu menyodorkan note book ditangannya.Sebuah tulisan yang sama seperti yang tadi ia berikan pada Reza.

"tadi ada orang kesini...katanya namanya Moreno,dia nyari kak Reza katanya nagih hutang....tapi kak Reza nggak ada makanya dia ngamuk ngamuk.Dia ngambil barang barang di rumah ini kak....katanya itu belum cukup....dia akan kembali lagi kesini besok...kalau nggak bayar juga dia mau hancurin rumah ini...."

Tari seketika terbelalak.Ia lantas menatap tajam ke arah Reza membuat pria itu memasang mode awas.Baru saja ia hendak memaki maki putra pertamanya itu, Reza sudah keburu mendekati Tari lalu mencoba menenangkan nya.

"buk....buk....buk....stop...!tunggu dulu..jangan marah marah dulu...!"ucap Reza sambil memeluk tubuh sang ibu membuat Tari seketika menahan amarahnya.

"apa?!mau ngomong apa kamu?!!"tanya Tari sedikit kesal

"i...ikut Reza dulu....biar Reza jelasin..."ucap laki laki itu kemudian menarik ibu dan adik perempuan nya yang masih terlihat bingung itu masuk kedalam kamarnya untuk membicarakan sesuatu.

Azizah acuh,ia kembali melanjutkan aktifitas bersih bersihnya yang sempat tertunda.

Setelah selesai,gadis tuna wicara itu lantas meraih tongkat sang kakak yang tergeletak di teras rumah itu.Ia memberikan nya pada Ammar lalu mengajaknya masuk ke dalam rumah.Baru selangkah mereka hendak memasuki rumah itu,tiba tiba....

"eeh....eeh...ehh....!!!mau kemana kalian?!"tanya Aliya yang tiba tiba keluar dari kamar Reza bersama kakak dan ibunya.

Azizah dan Ammar pun menghentikan langkahnya

"kita mau masuk Al...."ucap Ammar

"siapa yang nyuruh?"tanya Aliya sinis.

Tari mendekat.

"denger ya...malam ini kalian nggak di izinin masuk ke rumah ini...!jangankan masuk...nail ke teras pun kalian tidak saya izinkan...!"ucap Tari tegas

"kalian tidur di halaman...!"ucapnya sambil menunjuk halaman berumput itu.

Azizah tak kaget.Lagi lagi....ia sudah biasa dengan perlakuan semena-mena seperti ini.

"tante....kami salah apa?"tanya Ammar.

"salah apa?kalian itu lalai....!kalian nggak bisa jaga rumah saya dengan baik....!ini semua rusak juga gara gara kalian....!!!"bentak Tari.

Azizah tak bereaksi.Ia terkesan cuek dan seolah sudah kebal dengan ucapan ucapan itu.Berbeda dengan Ammar yang terlihat tak suka dengan ucapan tantenya itu.

"malam ini kalian tidur di luar....!saya tidak mengizinkan kalian untuk tidur di dalam rumah saya....!keluar kalian...! tidur di halaman....!!"ucap Tari mengusir.

Ammar hendak menjawab ucapan wanita itu namun Azizah menahannya.Gadis itu menggelengkan kepalanya seolah meminta sang kakak untuk diam dan tak usah melanjutkan perdebatan mereka.Toh mau berdebat seperti apapun mereka juga tak akan menang melawan tantenya.

Azizah pun membimbing Ammar untuk menuju halaman.Mereka lantas duduk di halaman berumput itu sambil menikmati waktu sore menjelang malam tersebut.

Ammar menatap sendu ke arah sang adik yang terlihat masih bisa tersenyum dalam kondisi seperti itu.

"Zizah...."ucap Ammar.Gadis itupun menoleh.

"maaf..kakak nggak bisa belain kamu"ucapnya.

Azizah tersenyum.Ia menggelengkan kepalanya lalu meringsut mendekatkan diri pada sang kakak.Ammar menggerakkan tangannya memeluk pundak sang adik.Azizah menggerakkan tangannya menyentuh dada Ammar lalu dadanya sendiri, seolah ingin mengatakan "yang penting kita sama sama ..."

Ammar tersenyum.Ia mengeratkan pelukannya sambil menciumi pucuk kepala sang adik.

Aziza mengeluarkan note book nya lalu menulis kan sesuatu dan menyodorkan nya pada Ammar.

"kalau tabungan Zizah udah cukup...kita pindah dari sini ya kak....kita beli rumah kecil kecilan"tulisnya.

Ya... sepasang saudara itu memang punya mimpi ingin punya rumah sendiri,agar mereka tak terus terusan menumpang di rumah sang tante.Agar mereka tak diperlakukan seperti budak lagi di rumah itu.

"amin..."jawab Ammar.

Azizah kembali memeluk sang kakak.Begitupun Ammar.Ditengah tengah cobaan hidup yang begitu berat, Ammar dan Azizah bersyukur masih memiliki saudara kandung.Mereka selalu saling menguatkan satu sama lain.Ammar adalah kekuatan Azizah.Dan Azizah adalah semangat Ammar untuk tetap bisa hidup

...****************...

Visual...👇

Azizah Rahmaniar👇

Zack Andreas👇

Moreno👇

Andrew & Livia👇

Reza👇

Aliya👇

Ammar 👇

Zia👇

...----------------...

***Up 04:07

yukkk....kasih dukungan nya yang banyak🥰🥰🥰🥰***

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!