NovelToon NovelToon

Alini I'M SORRY But I Really Love You

Prolog

Dr.Alini Maheswari Nelson,seorang wanita berparas cantik,ramah,lembut dan peduli terhadap lingkungan, sikapnya yang ramah dan mudah tersenyum membuatnya banyak disukai oleh teman-teman kerjanya,baik teman seprofesi maupun bukan yang ada dilingkungan kesehatan tempatnya mengabdi, tapi siapa yang tau dibalik sifat ramahnya, dibalik keceriaan dan kepeduliannya terhadap sesama ternyata terdapat luka yang dalam dimasa lalu yang ditorehkan oleh orang yang sangat dicintainya hingga membuatnya menutup hati untuk sebuah cinta yang berusaha mendekat, pintu hatinya sudah benar-benar tertutup untuk sebuah hubungan berlabel cinta.

satu-satunya teman yang tau tentang masa lalunya hanyalah Riris, sahabat dari SMA hingga kuliah yang kebetulan juga seorang dokter disebuah Rumah sakit swasta dikota ini.

Dan siapa yang tau klau sosok dimasa lalu yang pernah menorehkan luka, kini hadir lagi membuatnya teringat akan kejadian yang telah lalu, sebuah kejadian yang sudah berlalu yang dengan susah payah dilupakan, dan mengikhlaskan, berusaha memaafkan meski berat karna cinta yang melekat sangat kuat, dan kini tanpa sengaja bertemu dengannya setelah sekian purnama menghilang, berbagai rasa bergejolak dihati, bibir ini mencoba tersenyum untuk menutupi rasa gugup, hati terasa teriris mengingat yang telah lalu tapi dia terlihat santai seolah tak ada rasa bersalah karna telah melukai hati, telah mengingkari janji yang dibuatnya sendiri, tak sadarkah dia telah menorehkan luka yang begitu dalam dimasa lalu hingga membuat seorang Alini yang selalu ceria dan dekat dengan semua orang tanpa memilih teman harus sedikit menjaga jarak dengan laki-laki, semua hanya karna luka yang pernah singgah, semua hanya karna menjaga hati agar tak terluka kedua kali dan lebih tepatnya karna tak ingin jatuh cinta lagi.

Alini benar-benar tak ingin bermain hati, selain hati masih terasa sakit jika teringat kejadian yang telah lalu juga karna belum bisa melupakan sosoknya yang pernah singgah dihati, yang telah mewarnai hari-harinya, yang telah memberi janji lalu mengingkarinya, yang memberikan mimpi-mimpi manis tapi menyakitkan.

sosok yang lama menghilang tanpa ada kabar berita, lalu tiba-tiba mengakhiri sebuah hubungan tanpa menampakkan diri, dan setelah sekian purnama tak terlihat, tak terdengar kabarnya, kini tiba-tiba hadir tepat didepan mata dengan sikapnya yang selalu tenang seperti dulu, sikap yang seolah tak ada beban, sikap yang selalu cuek, sorot mata yang selalu teduh dan nada bicara yang lembut tapi tegas.

semua tentang dirinya memang selalu terlihat sempurna, pesonanya tak pernah berubah dari dulu hingga kini hanya satu yang berubah dari dirinya sejak melanjutkan pendidikan diluar kota, ya dia yang dulu selalu konsistent dengan ucapannya, yang tak pernah ingkar janji, tapi setelah pergi dari kota ini dengan mudahnya ingkar janji, lalu kini dia hadir lagi dikota ini, tiba- tiba muncul dihadapanku dengan menyunggingkan senyum manisnya serta tatapan teduhnya, jujur ku akui semua ini membuat hati menjadi gugup sekaligus memutar memory yang telah berlalu dan tlah terkubur dalam-dalam.

Setelah pertemuan ini akankah Alini bisa memaafkan?

mungkinkah Alina bisa menerima kehadirannya lagi?

mungkinkah mereka akan kembali bersama seperti dulu?

ataukah mereka akan saling diam seolah tak pernah ada ikatan diantara keduanya?

akankah mereka bersikap seperti orang asing yang tak pernah mengenal hanya karna luka dihati?

Semua yang terjadi hanya karna sebuah kesalahpahaman dan tak pernah ada komunikasi diantara keduanya.

...****************...

Part 1

Tepat pukul 12.00 siang seorang wanita cantik nan elegant berjalan keluar ruangan tempat dia praktek, dia adalah Alini seorang dokter bedah termuda di RS. Rapih, sosok ramah nan cantik yang dikagumi kaum Adam namun hatinya begitu dingin jika ada yang mendekat dan membahas hal yang berhubungan dengan yang namanya cinta.

Langkah kakinya begitu tegap menyusuri lorong-lorong rumah sakit, nampak senyuman tak lepas dari wajahnya, bibirnya selalu ringan menyapa rekan-rekan kerja dan perawat yang berpapasan disepanjang jalan, hingga langkah kaki terhenti diparkiran dimana sang sahabat sudah menunggu didekat mobilnya.

"Lama benar tuan putri ini, gak sadar temannya sudah kelaparan"gerutu Riris

"maafkan AQ sobat🙏🙏" jawabku sambil mengeringkan mata dan langsung masuk ke mobil diikuti 2 sahabat cantikku

"Al,cari makan yang menyediakan menu rumahan ya?kangen masakan bunda aku" pinta Riris

"jangan jauh-jauh gaes kita belum sholat dhuhur" Zhasy mengingatkan

"wookay..,kita ke sekitar Mataram saja ya? disana kan banyak rumah makan yang menunya komplit dan rasanya gak kalah sama resto" ucapku sambil tetap fokus membawa mobil mengarah ketempat yang kusebutkan tadi.

"aku sih okay Al.."jawab Zhasy dengan tersenyum

"pasti kerumah makan hijau nih"tebak Riris dan AQ jawab dengan senyuman.

Perlahan kuarahkan mobil memasuki pelataran parkir rumah makan sederhana yang terkenal dengan nama rumah makan hijau, selain pintu dan tembok berwarna hijau disini menunya sangat lengkap dan rasa masakannya pun enak serta tempatnya juga sangat bersih,selain itu letak rumah makan ini juga strategis karna berada di area kampus dan perkantoran.

setelah memarkirkan mobil kami bertiga keluar, berjalan beriringan mencari tempat yang kosong karna bertepatan dengan makan siang jelas tempat ini sangat ramai, dan betapa beruntungnya kami karena masih kebagian tempat lesehan yang dulu biasa AQ tempati bersama Riris jika kami makan ditempat tempat ini, setelah menempati tempat duduk yang kosong di meja lesehan paling ujung yang lurus menghadap taman, tatapanku menerawang jauh keluar karna ditempat itu ditaman itu dulu aku sering menghabiskan waktu untuk sekedar ngobrol dan bercanda bersama kak ardy, sudah lebih dari tujuh tahun kami tidak tak pernah saling kirim kabar, bahkan selama itu aku berusaha melupakannya tapi entah kenapa bayangan wajahnya melekat sangat kuat dan namanya pun masih saja menempati hati ini.

"Al,woooy...mau makan apa melamun sih?" zhasy

"eh, maaf🙏🙏sudah pesan belum tadi"tanyaku pada Riris dan Zhasy

"kami sudah tinggal kamu yang belum,tu kasian mbaknya nungguin kamu melamun dari tadi" jawab Riris

"oh..aku samain saja mbak menunya dengan mereka" kataku pada petugas rumah makan

"baik Bu dokter cantik..tunggu sebentar ya"ucap si mbak sambil tersenyum

"ckck..,mbak Lela gak berubah ya Al dulu pas kita masih kuliah dipanggilnya calon dokter, sekarang sudah kerja dirumah sakit dipanggil Bu dokter" gerutu Riris

"emang dokter beneran kan RIS?si mbak gak salah dong manggilnya" balas Zhasy

"iya emang benar tapi gak gitu juga kali" kekeh Riris

"sudah-sudah kalian gak usah debat berisik banget sih dari tadi,lagian cuma sebuah panggilan asal itu baik biarin sajalah" tuturku menengahi perdebatan mereka sambil mata ini selalu menatap kearah taman, mencoba mempertajam pandangan benarkah yang kulihat diseberang sana adalah dia yang masih menempati ruang hati,hingga tanpa kusadari makanan sudah tersaji dihadapanku dan ucapan mbak Lela membuatku terkejut.

"silahkan dinikmati Bu dokter cantik" katanya

"astaghfirullah mbak.."ucapanku yg terkejut membuat kedua sahabatku dan mbak Lela heran,

"kamu kenapa Al, dari tadi aku perhatikan melamun terus dan melihat kearah taman, ada apa sebenarnya Al?" tanya Riris heran

"iya, aneh kamu Al padahal tadi yang semangat mau makan disini kamu lho, eh sampai sini malah melamun" heran Zhasy

"nggak apa-apa,tenang saja"jawabku santai sambil menikmati makan.

"Al, aku kenal kamu sejak lama dan aku tau ada hal yang kamu rahasiakan dari kita, sejak tadi kamu melihat kearah taman begitu lama dan itu gak biasa kamu lakukan, kecuali kalau kamu ingat dengan sesorang yang sudah lama tinggalkanmu, atau malah kamu liat dia disekitar taman itu"ucap Riris panjang lebar sedang Zhasy diam masih menyimak.

"RIS, aku beneran gak apa-apa dan entah kenapa pandangan mataku tertuju ke taman dari tadi, mungkin kamu benar RIS, sekilas aku melihatnya disekitar taman, disitu dia duduk dikursi itu tapi mungkin ini hanya halusinasi ku saja mana mungkin dia disini

untuk apa dia disini bukankah dia sudah bahagia dengan pilihannya disana" kataku getir menahan sesak dihati.

"Alini sayang, mungkin benar kamu melihatnya disini tapi bisa jadi itu hanya halusinasimu karna hatimu belum ikhlas melepasnya, disisi lain kamu juga belum memaafkannya maka dari itu kamu selalu mengingatnya" kata Zhasy lembut

"Al, tolong move on ya? tujuh tahun hubungan kalian berakhir dan sepuluh tahun kalian tak pernah bertemu maka lupakan dia buka hatimu untuk yang lain" saran Riris

"hmm..sudahlah aku gak apa-apa dan terimakasih kalian selalu bersamaku dan mengingatkanku agar tetap tegar serta terus dijalan yang benar" jawabku

"itulah gunanya sahabat harus saling mengingatkan" kata Riris dan Zhasy hampir bersamaan.

tak terasa menu yang kami makan sudah habis tak tersisa, makan sambil ngobrol itu tak baik tapi ini sering kami lakukan karna hanya diwaktu makan begini kami bisa berkumpul untuk saling berbagi cerita dan saling mensuport satu sama lain,selesai makan siang kami masih duduk-duduk sebentar lalu kulangkahkan kaki kekasir, dari kasir kembali ketempat duduk semula dan kami bertiga beriringan menuju tempat parkir dengan masih melanjutkan perbincangan yang unfaedah.

"Al, kita cari masjid dulu" zhasy mengingatkan

"siap bosku.." kataku dengan tersenyum manis

"dimasjid dekat sini saja Al, gak usah masuk kampus"Riris ikut-ikutan mengingatkan

"ya.ya.ya...sopir siap mengantar tuan putri" jawabku dengan mengedipkan mata dan senyum.

"sialan kau kita serius kamu malah bercanda" gerutu Riris yang masih bisa kudengar

"lama-lama kamu aneh Al,atau jangan-jangan kamu dah gak normal Al?" ucap Zhasy

"eh maksudnya apa ni?" tanyaku heran

"ya,aneh saja kamu ke kita ngedip-ngedip, kadang sayang-sayang tapi sami laki-laki dingiinnya melebihi es batu dikulkas" jelas Zhasy

"sembarangan kalian,temanmu ini masih normal ya,masih mengagumi kaum Adam" ketusku

"iya percaya aku Al,tapi yang kamu kagumi hanya satu yaitu Ardhi yang mungkin kini sudah hidup bahagia dengan pasangannya" kata Riris

"huu...sudahlah malah bahas dia, gimana aku bisa melupakannya kalau kalian mengingatkanku padanya seperti ini" kataku sambil kulirik dari spion mobil ternyata mereka malah tersenyum membuatku gak mood saja.

tak jauh dari rumah makan ini ada sebuah masjid yang cukup luas dan bersih, tempatnya juga sangat nyaman, kuarahkan mobil menuju masjid yang letaknya dibelakang rumah makan ini tapi untuk menuju kesana kami harus memutari taman yang ada disamping rumah makan tempat kami makan siang tadi,dan akhirnya sampai juga kami dimasjid yang kami tuju.

perlahan kuparkirkan mobil pada tempatnya lalu kami keluar dan berjalan menuju masjid untuk sholat dhuhur terlebih dulu mengingat waktu dhuhur yang sudah lewat.

...****************...

Part 2

Didalam masjid Alini begitu khusyu' memanjatkan do'a-do'a hingga tak terasa air mata menetes,sementara ditempat sholat khusus bagi jama'ah laki-laki seorang Ardi juga tak kalah khusyu' berdo'a bahkan ada satu nama yang tak pernah lepas dari do'anya, selesai berdo'a Ardi berdiri dan melangkah keluar masjid, namun belum juga melewati pintu sekilas dia melihat wanita yang sangat dicintainya,seorang wanita yang selalu ada dalam untaian do'anya, perlahan dia langkah kan kaki keluar tepat diserambi masjid, dengan pandangan mata terus mengarah dimana Alini masih khusyu' memanjatkan do'a, dan dari serambi masjid ardi menanti Alini selesai sholat lalu keluar.

sedang kedua teman Alini begitu selesai sholat mereka langsung keluar dan berjalan menuju tempat parkir mobil Alini berada, sambil ngadem didalam mobil mereka menunggu kedatangan sang empunya mobil.

sementara didalam masjid Alini yang selesai sholat dan berdo'a melangkahkan kaki keluar masjid menuju tempat parkir dimana teman- temannya menunggu, baru saja Alini melangkahkan kakinya samar-samar orang memanggil namanya tapi Alini masih melangkahkan kaki ketempat tujuannya dan tak menghiraukan suara tersebut, sebab dalam benaknya mungkin bukan dirinya yang dipanggil karna nama kan bisa saja sama.

"Aliniiiii...!" suara itu kini membuatku menoleh dan terlihat sosok Ardi tengah berlari menuju kearahku, ingin kuhindari kehadirannya tapi terlambat, Ardi sudah berada tepat didepanku

"Alini, apa kabar?" katanya sambil nafasnya terengah-engah dan mengulurkan tangan

"baik kak Alhamdulillah, kak Ardi sendiri apa kabar?" jawabku sambil membalas uluran tangannya dan tak lupa kutanya keadaannya

"Alhamdulillah, bisakah kita bicara sebentar sambil minum barangkali Al?" katanya pelan

"kapan-kapan saja ya kak, maaf aku harus kembali kerumah sakit kak sebentar lagi ada jam praktek takut terlambat, dan lagi sudah ditunggu Riris ditempat parkir" kataku pelan sambil melangkah pergi

"Aliniii...tunggu, kapan ada waktu luang Al? ada hal yang ingin aku sampaikan kekamu" ucapnya menghentikan langkahku dan membuatku berpikir.

"belum tau kapan sih kak, yang pasti tidak untuk hari ini" jawabku

"lalu.." selidiknya

"biar aku liat jadwalku ya kak nanti kalau ada waktu senggang aku kabari" kataku dengan sedikit tersenyum menahan setitik luka hati

"okay..,kutunggu kabar darimu Al, dan ini no. hpku" katanya sambil menyerahkan kartu nama yang bertuliskan nama serta no.hpnya

"yupzz..Alini pergi dulu ya kak,

Assalammu'alaikum " kataku sambil berlalu.

kuhempaskan Nafas panjang tanda hati lega bisa pergi dari hadapannya, kulangkahkan kaki menuju dimana sahabat dan mobilku berada namun pikiran masih tertuju pada dia yang barusan hadir mengusik hati yang sedikit tenang, dengan tetap diam dan pikiran kacau diri ini langsung masuk mobil dijok belakang tepat disamping Zhasy hingga membuat dua orang sahabatku heran.

"heh, gak salah tempat non?kok dijok belakang"tutur Zhasy

"lagi malas Zhasy sayaang, tolong dong salah satu diantara kalian yang nyopir ya?lagi gak mood nih"ucapku

"kesambet apaan sih Lo Al?" saut Riris

"aku ketemu kak Ardi barusan" lirihku yang masih didengar mereka hingga buat mereka terkejut

"hah...beneran?" kata Riris dan Zhasy kompak

"gimana.gimana wajahnya sekarang Al? pasti makin tampan ya?" tanya Riris antusias

"Lo RIS teman lagi galau juga malah di becandain, udah ayoo jalan entar telat lho sampai rumah sakit kan kasihan pasien kita yang pada nungguin" kata Zhasy sambil menyentil jidat Riris pelan

"iya.iya...ah Lo gak asyiik kan kepo aku guys"

gerutu Riris sambil menjalankan mobil menuju Rumah sakit tempat kami mengabdi.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!