5 orang remaja laki-laki berdiri tegap menatap bangunan reyot yang sedang dimakan si jago merah didepan mereka.
Malam yang dingin serasa dihangatkan dengan kejadian ini.
Dari kelimanya, menampilkan ekspresi yang berbeda. Ada yang tidak menyangka, ada yang merasa bersalah, ada juga yang gelisah, ada pula yang tak terbaca ekspresinya, begitupun yang acuh tak acuh seolah mengartikan kalau beginilah seharusnya.
Meskipun demikian, tak ada yang bergerak dari tempatnya.
"Apa begini baik-baik saja?" Tanya remaja laki-laki pertama. Dia merasa perbuatan mereka sudah kelewatan.
"Hatimu terlalu lembut, brother. Dia pantas mendapatkannya." Seru remaja laki-laki yang kedua, merasa benar.
"Tapi, bukan ini rencananya!" Remaja laki-laki pertama itu tak bisa menahan perasaan bersalah yang hinggap di hatinya.
"Daripada kau memikirkan itu, lebih baik kau pikirkan nasib kita setelah ini. Aku hanya berharap ini tidak berbuntut panjang." Sahut remaja laki-laki ketiga. Dia masih tahu untuk merasa takut.
"Tidak akan." Timpal remaja laki-laki keempat dengan acuh dan dinginnya. "Tidak akan ada yang terjadi pada kita. Kalian jangan lupa, kehadirannya di dunia ini tidak berarti apa-apa. Kehilangan dia tidak akan menimbulkan dampak apapun. Justru, dengan begini kita semua akan hidup dengan damai."
Meski yang remaja itu katakan benar, remaja pertama masih tak bisa membenarkan hal ini. Matanya sampai menatap nanar api yang semakin lama semakin melahap bangunan yang terbuat dari kayu itu.
Bayangan api tersebut terpantul ke dalam bola matanya. Merah bercampur jingga, terang dan panas sampai membuat perih.
"Kita pergi sekarang. Urusan kita sudah benar-benar selesai." Cetus remaja keempat dengan nada datar tanpa sedikitpun perasaan. Dia bahkan tak merasakan riak apapun di hatinya atas apa yang baru saja dia lakukan bersama yang lain.
Dia berbalik lebih dulu di susul dua lainnya, sementara remaja laki-laki pertama dengan langkah berat ikut menyusul meninggalkan remaja laki-laki yang tak bersuara dari tadi sebagai yang terakhir.
Remaja itu masih menatap kobaran api didepannya dengan ekspresi yang tak bisa di artikan. Hanya beberapa saat sebelum dia berbalik dan pergi, melewatkan kesempatan untuk melihat siluet yang bergerak didalam bangunan reyot yang terbakar itu.
.
.
.
Suara berderak dari kayu yang terbakar menjadi selingan ketika kilasan-kilasan yang diterima oleh orang yang saat ini terjebak dalam kobaran api yang semakin lama semakin membesar dan cepat atau lambat akan membakar segalanya yang bisa dilahapnya, kini menghantam otaknya.
Panas yang dirasa kulitnya kalah dengan semrawutnya gambar-gambar yang otaknya terima.
Gambaran yang dikenalnya dan tidak dikenalnya silih berganti muncul seperti memaksanya untuk melihat semua itu.
Keningnya berkerut dengan mata terpejam dalam posisi tubuh tengkurap. Seluruh tubuhnya memantulkan warna jingga yang bergerak-gerak dan basah oleh keringat membuat perih tak terkira kala terkena luka-luka yang ada ditubuhnya. Jangan lupakan rasa panas yang membakar di seluruh permukaan tubuhnya yang penuh luka menambah rasa sakitnya.
Setelah beberapa saat, bibirnya yang pecah dan terluka hingga mengeluarkan darah bergerak mengeluarkan suara menggerutu.
"Sial! Malang benar nasibnya!"
Lalu, matanya terbuka. Tidak ada kepanikan saat melihat sekelilingnya penuh dengan kobaran api dan kepulan asap, tapi bukan berarti dia siap untuk mati terbakar. Dia hanya ingin fokus pada kondisi tubuhnya yang penuh luka. Benar-benar membutuhkan tekad untuk bertahan.
Dia berusaha bangkit sambil menahan sakit. "Tidak ada kehidupan yang tidak kejam." Gumamnya sambil mengokohkan pijakannya agar dapat berdiri tegap.
Tubuhnya agak terhuyung setelah dia dapat berdiri dengan baik.
"Uhuk... Uhuk..." Dia menutup hidungnya untuk menghalau asap masuk lebih banyak sambil mengedarkan pandangannya guna mencari jalan keluar.
Brugh!
Sebatang kayu jatuh setengah meter darinya. Melihat itu, dia tahu kalau dia tak bisa berlama-lama di dalam tempat ini atau dia akan mati... Lagi.
Siapa yang mau!
Setelah beberapa saat, dia melihat ada celah di sisi kirinya yang menghadap hutan. Dia bisa keluar lewat sana, pikirnya.
Sebelum itu, diangkat tangannya untuk dia lihat. Tangan penuh luka dan memar ini, pasti sebelumnya mulus tanpa cacat seperti ingatan asing yang dia terima. Melihat semua luka itu, dia tahu luka-luka itu akan hilang setelah sembuh nanti. Yang artinya, ini bukan luka fatal hingga meninggalkan bekas.
Cukup beruntung menurutnya.
Memikirkan tubuh cacatnya dimasa lalu, bagaimana dia bisa melewatkan kesempatan mendapatkan tubuh sempurna di kehidupan kali ini. Meskipun harus terluka dulu, itu masih lebih baik daripada dia tidak selamat dan demi tubuh bagusnya.
Maka dari itu, dia pejamkan matanya sejenak sebelum dibuka dan menunjukkan tatapan kuat yang tak pernah dimiliki oleh pemilik tubuh sebelumnya. Lalu, dia mengambil ancang-ancang sebelum berlari secepat yang tubuhnya saat ini mampu.
BRAKK!!!
Celah yang masih belum cukup muat untuk dia lewati di terobos langsung bak banteng menyeruduk objeknya. Nekatnya menyebabkan dia terlempar keluar hingga berguling-guling beberapa kali sebelum berhenti dan terlentang menatap langit malam penuh bintang yang menemani bulan purnama malam itu.
Seulas senyum terpatri di bibirnya yang terluka. "Malam yang indah... Seindah keberuntungan ku memiliki kehidupan baru... Hahaha..."
Tawanya menggema samar di tengah kesunyian malam. Tawa yang tidak cocok untuk situasinya yang tragis.
.
.
.
Dia menoleh kebelakang menatap pepohonan yang baru saja dia lewati dengan ekspresi bingung.
"Kau kenapa?" Tanya temannya.
Mereka masih kelima remaja laki-laki tadi.
"Kau tidak mendengar sesuatu?" Remaja yang diam sejak tadi akhirnya angkat bicara.
"Mendengar apa? Aku tidak merasa mendengar apa-apa."
"Suara tawa seseorang."
Temannya melotot horor mendengarnya. "Jangan menakut-nakutiku!"
Sambil memandang hina temannya, dia tak meneruskan. Bukan gayanya bila menjahili orang lain.
"Kurasa aku salah dengar." Kemudian dia berlari kecil mendahului temannya yang tiba-tiba merasa bergidik membayangkan yang di katakan benar terjadi.
"Hiiih... Tunggu aku!"
Kelimanya meninggalkan area hutan bekas tambang yang ada di pinggiran kota kecil dengan jarak tempuh 5 jam perjalanan dari kota tempat mereka tinggal.
Menggunakan dua kendaraan roda empat, kelimanya pergi meninggalkan lokasi yang akan jadi sejarah tak terlupakan oleh mereka saat kesempatan bertemu dimasa depan dengan si dia terjadi.
.
.
.
Brugh!
Kayu terakhir yang berdiri akhirnya jatuh juga usai di makan api. Gadis yang terlentang dengan luka di sekujur tubuhnya hanya melihat dalam diam. Sejak tadi, yang dia lakukan sembari mengistirahatkan tubuhnya adalah memandang bangunan yang terbakar itu sambil menghitung waktu.
Saat kayu terakhir terbakar habis, hitungannya jatuh pada waktu 3 jam.
"Bangunan reyot itu terbakarnya lama juga." Gumamnya.
Dirasa sudah cukup istirahatnya, dia pun bangkit dari berbaring menjadi duduk. Setelah diam sejenak, baru dia mencoba berdiri.
Luka yang tubuh barunya dapatkan benar-benar membuatnya ingin berbaring di kasur hingga pulih.
Memikirkan hal itu, sebuah ide melintas dibenaknya.
"Aku bisa melakukan itu dirumah sakit! Benar sekali!" Seraya menjentikkan jarinya dengan semangat.
Diapun mengambil langkah untuk segera pergi dari sana. "Berandal itu pasti berpikir kalau gadis ini sudah mati, walaupun memang benar begitu. Tapi, tetap saja alangkah baiknya aku tidak menampakkan diri." Pikirnya.
"Kalau begitu... Langkah pertama yang harus ku ambil adalah... Menyembuhkan diri dulu. Jadi, rumah sakit adalah tujuan ku."
Kakinya bergerak sangat lambat. Dia tak bisa menahan desahan tak berdaya melihat kondisi malangnya. Hanya bisa menjalaninya saja saat ini.
"Tidak usah terburu-buru... Tubuh asliku sudah mati. Jadi, disinilah aku akan melanjutkan hidupku sesuka hatiku. Jadi, tidak perlu terburu-buru. Mari lakukan dengan santai." Katanya pada dirinya sendiri.
"Ini kabar baiknya. Aku terbebas dari belenggu gelap itu. Hahaha..." Kebahagiaan tak terkira terasa dari tawanya yang menggelegar.
.
.
.
Ctak... Ctak... Tak... Tak... Ctak...
Tampak seorang gadis berpakaian seragam pasien rumah sakit sedang duduk di atas ranjang memangku laptop. Dia tampak fokus menggerakkan jari-jemarinya diatas keyboard laptop sembari mengunyah kue yang sesekali dia suapkan pada dirinya sendiri.
Ini adalah hari ke tiga dia dirumah sakit negeri yang ada di kota kecil itu. Meskipun rumah sakit itu masih kalah bagus dari rumah sakit besar yang ada di kota kota lain, setidaknya masih cukup mumpuni untuk dibanggakan.
Saat dia di nyatakan harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit, gadis itu langsung meminta ditempatkan di kamar VVIP. Bahkan dengan tanpa malunya dia juga meminta agar di pinjami laptop dengan dalih untuk melakukan transfer biaya perawatannya via banking karena saat itu dia tak membawa apapun.
Tanpa ada yang curiga, kalau dia hendak melakukan aksi yang akan menarik perhatian dunia peretasan.
Seperti di hari pertama dia menginap di rumah sakit, saat tengah malam tiba. Dengan laptop pinjaman dia melakukan aksi meretas sebuah perusahaan besar. Bukan untuk mencuri, tapi hanya untuk membobol pertahanan cyber sebuah perusahaan. Lalu, meninggalkan kalimat...
'PERTAHANAN KALIAN LEMAH SEKALI... BERI AKU UANG, AKU AKAN MEMPERKUATNYA!'
Dengan aksinya itu, dia langsung memperoleh jutaan dolar. Tentunya setelah sedikit cek-cok berlangsung. Bibirnya yang masih berbekas luka, tak bisa menahan senyum puas.
Tapi, kemudian dia baru ingat. Dia belum memiliki identitas baru. Dengan mata menyipit dia memikirkannya.
Setelah beberapa saat, dia pikir memiliki identitas baru tidak buruk. Bukankah, Dimata orang lain pemilik tubuh akan dinyatakan tiada?
Kemudian pun, dengan lihai dia masuk ke data kependudukan di database pemerintah. Sedikit mengotak-atiknya, lalu identitasnya pun jadi.
Dia akan meminta tolong perawat untuk mengambil berkasnya di kantor kependudukan besok. Tanpa perlu peduli pada keanehan yang dia sebabkan.
Setelah dirasa identitasnya selesai, kemudian dia barulah membuat rekening banknya. Uang digital yang di peroleh langsung dia transfer ke rekeningnya dengan santai.
Tanpa meninggalkan jejak digitalnya, dia bisa dengan bebas berbuat semaunya.
Melihat saldo membengkak di rekeningnya dengan kecepatan yang tertangkap mata, membuat dia puas. Bukannya belum pernah melihat uang banyak, di kehidupannya dulu uangnya bahkan lebih banyak. Tapi, sayangnya kesempatan untuk menggunakannya sangat sulit untuk didapatkan.
Dia yang di tempatkan sebagai 'anjing kesayangan' tak memiliki waktu luang untuk sekedar memanjakan dirinya sendiri.
Baru sekarang dia merasa lega. Melihat uang di rekening seperti melihat masa depan penuh kebebasan yang akan dia jalani setelah ini.
Betapa bahagianya dia.
Setelah puas melihat jumlah saldo di rekening. Dia segera masuk ke aplikasi belanja online, disana di membeli beberapa barang yang paling penting untuknya saat ini.
Seperti handphone, laptop, koper, dan pakaian. Lalu, menulis alamatnya saat ini. Setelah memastikan kalau dia akan menerima barangnya besok pagi, dia segera menyingkirkan laptop pinjaman itu dan lekas tidur.
Haahhh...
Dia menghela nafas penuh kelegaan.
Malam ini akan menjadi pertama kalinya dia tidur tanpa gangguan apapun.
Waktu bergulir dan pagi pun tiba. Saat dia membuka matanya bertepatan dengan dua orang perawat pria masuk dengan beberapa barang yang langsung dia yakini sebagai pesanannya.
Dia mengucapkan terimakasih sebelum kedua perawat itu pergi.
Dia sudah tak sabar untuk membukanya, namun saat akan membukanya dokter datang hendak memeriksa kondisinya. Jadi, dia menundanya dulu.
Sesuatu yang tak terbayangkan olehnya baru diketahui saat itu.
Setelah pemeriksaan yang dokter katakan bahwa dia membaik dengan cepat, dia dan dokter itu sedikit bersenda gurau yang didalamnya memberinya sebuah fakta bahwa dia memiliki mata heterochromia yang mana sebelah kanan berwarna abu-abu dan sebelah kiri berwarna hijau.
Tak ingin kelihatan aneh bila dia terkejut, jadi dia hanya bisa terus melanjutkan dialog mereka sebelum akhirnya dokter tersebut pamit karena masih ada pasien yang menunggunya.
Sepeninggalnya, dia segera turun dari ranjang dengan susah payah sambil menanggung sakit dari luka yang masih basah dan berjalan menuju kamar mandi. Disanalah dia akhirnya melihat sendiri seperti apa mata heterochromia itu.
Tak hanya mata, bahkan seluruh tubuh barunya dia amati dan dia tak bisa bila tak jatuh cinta pada tubuhnya yang baru saat ini.
Dia tahu tubuh barunya cantik bila menilik dari ingatan yang dia terima, tapi bila melihatnya langsung masih tetap terasa berbeda. Dulu dia sangat jelek karena kecelakaan membuat kulitnya melepuh dan tak bisa di perbaiki lagi, tapi karena dia memiliki kemampuan yang menggiurkan mereka yang menginginkannya, dia pun di ambil dan jadilah dia 'si anjing kesayangan'.
Tapi, kini dia tahu kalau dia memiliki kesempatan untuk menjalani kehidupan yang baru.
Bukti Tuhan masih menyayanginya.
Usai memuji tubuhnya sendiri, barulah dia membuka kotak-kotak barang pesanannya. Dia puas dengan isinya, pemilik toko sangat mementingkan kepuasan pelanggan rupanya. Dia jadi tidak perlu memberikan serangan balik bila mereka berani menipunya.
Kini dia memiliki ponsel, laptop baru dan dia jadi tak perlu meminjam lagi, dia juga memiliki pakaian sekarang. Koper yang tak lupa dia beli akan sangat berguna nantinya.
Hari itu juga dia mengembalikan laptop si perawat saat perawat itu datang untuk mengeceknya. Dia mengucapkan terimakasih sembari meminta tolong untuk membelikan dia SIM card baru sekaligus membawakan struk biaya perawatannya di rumah sakit.
Karena sang perawat memang baik hati, dia tak berpikir dua kali untuk membantunya tanpa dia tahu kalau rejeki nomplok akan menghampirinya.
Begitulah hari kedua berlalu dan hari ketiga kemudian.
Dia masih melakukan kegiatan mengisi rekeningnya dengan uang sebagai persiapan untuk menikmati hidup setelah keluar dari rumah sakit nanti.
Dia sudah tahu siapa pemilik tubuhnya melalui ingatan yang dia terima.
Pemilik tubuh bernama Marrybelle tanpa nama keluarga, sebab dia anak haram dari sebuah keluarga besar. Meskipun anak haram, dia masih di berikan fasilitas dan di pelihara dengan baik walaupun minus pembelajaran tata kramanya. Hingga dia tumbuh dengan didikan yang salah dan mudah memiliki dendam.
Alasan dia dipelihara alih-alih dibuang agar tak menjadi aib karena ibunya adalah pelayan kesayangan sang nenek. Ibunya adalah gadis yang baru beranjak dewasa saat itu, dia baik dan santun hingga sangat mudah membuat orang lain menyayanginya. Sampai suatu malam dia dinodai oleh anak majikannya yang saat itu sudah berkeluarga dan sudah memiliki anak walau masih kecil-kecil.
Alkohol selalu menjadi alasan kebejatan dimulai, tapi sebenarnya putra si nenek yang tak lain adalah ayah biologisnya Marrybelle sudah memiliki pikiran kotor untuk ibu Marrybelle yang bernama Merryana, sejak gadis itu bekerja di rumah megah keluarganya.
Jadi, kecelakaan karena alkohol hanya pemicunya guna mempermudah segala kejahatannya.
Jika sekali disebut kecelakaan, apa sebutan untuk berkali-kali?
Ya, dan Merryana yang malang di perkosa berkali-kali sembari diancam bila mengadu. Gadis malang yang sudah menjadi wanita dengan terpaksa itu bisa apa, status menekannya hingga kedasar sampai wanita itu mengalami depresi berat.
Sayangnya, kemalangan tak berhenti disana saat dia dinyatakan hamil. Nenek Marrybelle atau Nyonya Besar yang mengetahuinya segera mencari tahu apa yang menyebabkan pelayan kesayangannya menjadi seperti itu. Mengingat Merryana bukan tipikal perempuan yang suka aneh-aneh apalagi nakal.
Saat jawaban ditemukan, Nyonya Besar tak bisa berkata-kata. Dia kebingungan disela-sela kemarahan, di satu sisi anak semata wayangnya dan disisi lain pelayan kesayangannya. Tapi, pada akhirnya anak adalah yang dia pilih. Sekalipun, sang anak yang salah.
Setelah Nyonya Besar dan Tuan Besar berunding, mereka mengambil keputusan untuk bertanggungjawab dengan cara merawat Merryana sampai melahirkan dan sembuh dari depresinya. Siapa yang menduga kalau usia wanita malang itu hanya sampai bayinya lahir.
Rasa bersalah kian memenuhi hati pasangan tua itu. Dari sanalah alasan Marrybelle memiliki segalanya selain kasih sayang.
Rumah besar nan megah, uang mengalir tanpa harus bekerja, ada banyak pelayan yang mengurus segala kebutuhannya. Tapi, seiring bertambahnya usia, Marrybelle mulai menyadari banyak hal termasuk tidak adanya kasih sayang orang tua, apalagi kerabat. Dia bahkan tidak tahu siapa mereka begitu juga Nyonya Besar dan Tuan Besar selaku nenek dan kakeknya.
Semakin besar dia, semakin dia memikirkan darimana datangnya semua kemewahan itu sementara dia tak tahu siapa yang memberikannya. Dari sana juga, dia mulai berpikir apakah dia nakal hingga orang tuanya meninggalkannya atau dia aneh karena matanya yang berbeda hingga dia memilih menutupinya sejah usia 10 tahun.
Segalanya dia lakukan namun tak menemukan hasilnya.
Kebuntuan itu adalah awal kebenciannya tumbuh dan pemicunya adalah saat cintanya tak berbalas.
Marrybelle pun menjadi jahat. Kebusukan yang terpendam didalam hatinya meledak saat itu.
Dia merasa kasihan juga pada pemilik tubuhnya yang dia sudah tahu kalau Marrybelle adalah karakter antagonis wanita utama dalam novel yang terakhir dia baca sebelum kematiannya.
Kisah Marrybelle diceritakan diakhir cerita beserta kisah karakter lainnya selain karakter utama tentunya.
Dia pikir, penulisnya ingin memberikan gebrakan emosional dengan mengungkapkan kisah latar belakang para tokoh yang dia buat. Seperti ingin membuat perasaan para pembaca tak menentu.
Dia sebagai pembaca sebelumnya pun ikut terkena jebakan itu. Dia bahkan sampai tak bisa berkata-kata. Ingin memaki, ingin mengumpat, tapi semua kosa kata kotor itu tak sampai di lidahnya.
Benar-benar dibuat mati kutu.
Tapi, sialnya. Disitulah letak kesukaannya. Cerita yang mampu menarik minat pembaca adalah poin plusnya.
.
.
.
Assalamualaikum...
informasi penting!!!
ADA PERUBAHAN BESAR-BESARAN!!!
semua diganti! semua diganti! semua diganti! semoga setelah ini gak ganti-ganti lagi!!!
Huhuhu...
ini cover barunya beserta judul barunya, yaaa...
hehe...
sebenarnya cerita ini mau di up di akun lain, tapi setelah dipikir-pikir. lebih baik thor lakuin bersih-bersih aja. liat mana cerita yang mandek banget, jadilah diganti dengan yang ini.
maklum, Thor gk bisa bikin cerita yang terkonsep. cerita Thor tu semuanya fresh, baru, muncul tiba-tiba... haha... gk bisa kalo direncanain dulu sampe panjang dan banyak baru di tulis dengan benar lagi sebelum di up. semuanya terjadi begitu saja. jadi mohon maklum kalo upnya suka telat. 🙏🙏🙏🙏😅
sekian...
wassalamu'alaikum...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!