NovelToon NovelToon

Om Duda, I'M Coming!

PROLOG & VISUAL

Noah James Clerk, pria matang berusia 32 tahun yang memiliki darah blasteran. Anak kedua dari pasangan Jonathan Clerk dan Adelia Prameswari ini lahir dan dibesarkan di New York, sebelum akhirnya pindah ke Indonesia saat usianya 13 tahun. Kakak perempuannya bernama Isabelle Clerk, sudah menikah dengan seorang dokter bedah dan dikaruniai putri kecil yang cantik berusia 7 tahun.

Kesibukan Noah saat ini yaitu meneruskan kerajaan bisnis milik Daddy-nya Jonathan. Perusahaan itu telah diwariskan turun temurun dan dirintis sejak kakek nenek buyutnya masih hidup, Clerk Kingdom namanya.

Untuk kehidupan pribadinya, Noah telah menikah dengan Malena Nathania, wanita karir yang baru saja berulang tahun yang ke-30. Dia berprofesi sebagai fashion designer kondang yang rancangan bajunya merambah ke kancah internasional.

Noah dan Malena menjalin kasih sejak saat mereka masih berkuliah di New York University. Benih-benih cinta itu muncul ketika Noah dan Malena aktif bergabung dalam kepanitiaan kegiatan sosial di kampus. Setelah 2 tahun berpacaran, mereka akhirnya memutuskan untuk menikah.

Sudah 8 tahun lamanya mereka mengarungi bahtera rumah tangga, namun belum dikaruniai seorang anak. Dokter memvonis jika Malena tidak bisa memiliki keturunan.

Walaupun begitu, Noah tidak pernah mempermasalahkan hal itu. Dia tetap menerima istrinya apa adanya karena rasa cintanya yang begitu besar. Bahkan Noah sempat mengusulkan untuk mengadopsi anak saja, agar pernikahan mereka semakin ramai dan lebih berwarna.

Mulanya pernikahan mereka baik-baik saja. Image sebagai pasangan suami-istri yang serasi, saling mengisi dan saling mencintai sudah melekat pada mereka. Masyarakat menjuluki mereka dengan sebutan couple goals.

Sampai pada akhirnya, dalam dua tahun terakhir sikap Malena mulai berubah dan kerap kali Noah diacuhkan. Malena tak lagi melayani kebutuhan Noah sehari-hari, jarang berada di rumah, sering pulang malam dan bepergian ke luar kota atau luar negeri. Komunikasinya dengan Noah berjalan buruk.

Noah mulai merasakan adanya perubahan yang aneh pada istrinya tersebut. Tak lagi mendapat perhatian membuatnya kesepian dan haus akan belaian. Dia mulai memiliki kekhawatiran jika pernikahan yang dulu mati-matian dia perjuangkan hingga menentang orang tuanya, sedang berada diambang kehancuran.

⭐⭐⭐

Luna Olivia, perempuan pengangguran berusia 23 tahun yang baru saja terkena PHK dari kantornya. Dampak dari kebijakan owner baru di perusahaan tempatnya bekerja, banyak karyawan yang harus rela diberhentikan paksa untuk pengurangan tenaga kerja.

Ditambah lagi, Luna harus menelan pil pahit karena kekasihnya kedapatan selingkuh dan bermain-main dengan wanita di apartemennya. Miris bukan? Sudah jatuh, tertimpa tangga pula! Nasib..nasib..

Di usianya yang masih tergolong ranum ini, ia tak ingin bermain-main lagi dengan cinta. Luna sudah muak dengan siklus pacaran lalu diselingkuhi, menjadikan dirinya ingin cepat-cepat menikah saja. Dengan duda sekalipun tak apa, asalkan setia. Misinya kali ini adalah mencari suami dan mencari pekerjaan baru!

Pertemuannya dengan Noah karena ketidaksengajaan, seperti memberi angin segar untuk kehidupannya. Mendengar cerita pilu kisah rumah tangga Noah, membuat hati Luna tergerak untuk menggoda si calon duda itu. Coba-coba berhadiah tidak salah bukan? Siapa tahu dapat tangkapan!

Penolakan dari Noah tak membuatnya gentar untuk mengejar calon duda yang hot dan tajir melintir itu. Bersaing dengan mantan istri dari Noah tak membuat semangat nya surut. Dia justru semakin membara dan tak gentar menggaet Noah.

Luna tidak pernah insecure dan yakin jika dia sanggup menggaet hati sang CEO yang dingin itu. Dia cantik, masih muda dan fresh, perawan ting-ting, ditambah body-nya yang menawan bak gitar spanyol..pasti Noah akan tergoda!

Bagaimana kisah cinta manis antara Noah dan Luna nantinya? Nantikan ceritanya 😊

**VISUAL**

*NOAH JAMES CLERK*

![](contribute/fiction/5048472/markdown/23700509/1655528485082.jpg)

*LUNA OLIVIA*

![](contribute/fiction/5048472/markdown/23700509/1655528485047.jpg)

**Side Notes**:

**Hi teman-teman semua, salam kenal yah...cerita ini adalah karya keduaku! Mohon maaf ya apabila ada salah kata dan penulisan dalam cerita ini. Kritik dan saran dari para readers juga dibutuhkan untuk membantuku agar bisa improve! semoga kalian suka dengan ceritanya...jangan lupa like dan favorit supaya bikin aku semangat buat crazy up**!

**terima kasih** :)

Demam & Flu

Noah

BRAKKK.....

"Ya ampun...Noah!! Badan kamu panas banget ini! Kita ke rumah sakit sekarang ya nak..Mommy khawatir.."

Mommy mendobrak pintu kamarku dan menerobos masuk tanpa mengetuk terlebih dahulu.

"Ckk..Noah malas Mom, aku enggak suka bau rumah sakit. Dikasih obat juga nanti sembuh-sembuh sendiri", ujarku lemah.

"Udah berapa hari sakit? Mbok laporan ke Mommy katanya kamu udah 3 hari ini tepar di rumah..kenapa enggak ngabarin sih?! Punya handphone itu dipakai.."

Sial sekali nasibku, lagi sakit demam begini tapi malah diomelin sama kanjeng ratu. Makin pusing lah kepalaku.

Tiga hari belakangan ini aku memang tidak masuk kantor karena terkena demam dan flu. Untuk sementara pekerjaan kantor sedang di handle oleh asistenku, Hemas.

"Terus istri kamu kemana hah?! Kok batang hidungnya enggak nampak? Suaminya lagi sakit begini malah dianggurin...!", ketus Mommy.

Malena, istriku, memang tidak terlalu cocok dengan Mommy. Bahkan bisa dibilang, Malena tidak dekat dengan keluargaku. Setiap kali bertemu, bawaannya selalu saja ribut. Pasti bersitegang! Karena saat menikah dengan Malena, aku memang tidak mengantongi restu dari orang tua.

"Aduhh..Mommy berisik banget sih, anakmu lagi sakit nih! Kenapa jadi diomelin! Pusing akunya...Malena ada di luar kota Mom. Dia lagi ada pameran fashion disana."

"Cihh...dia lebih mementingkan pekerjaannya dibandingkan kamu! Padahal kalau dia lagi sakit manjanya minta ampun, kamu disuruh cuti kerja. Tapi dia? Egois banget kamu ditinggal sengsara begini...ke luar kota lagi.."

Beginilah jika aku menikah dengan seseorang yang tidak direstui orang tua. Sekecil apapun perbuatan yang dilakukan Malena, pasti akan selalu salah di mata Mommy.

"Kan ada Mommy ku tersayang yang mau ngerawat", aku menggoda Mommy.

"Heh..emang Mommy istri kamu? Mommy itu harusnya ngelayanin Daddy dan manja-manjaan sama dia menikmati hari tua. Ehh, ini malah disuruh ngurus anak tua!"

"Kalau Mommy enggak ikhlas, udah pulang aja deh.." sahutku.

"Berani kamu usir Mommy? Udah mulai durhaka?"

Mommy mulai ber-drama lagi.

"Jangan sensi dong Mom, aku bercanda..lagian Mommy itu ngapain disini? Kalau enggak niat ngerawat aku ya silahkan pulang. Tapi sebaliknya, kalau Mommy mau rawat..akunya jangan diomelin! Pusing ini Mom..pusing..!"

"Untung aja kamu ini bontot kesayangan! Kalau enggak udah Mommy tendang mulutnya. Ya udah, mau makan apa? Mommy buatin..kata Mbok kamu gak selera makan akhir-akhir ini."

Mommy sudah mulai melunak nih. Kesempatan bagus untukku. Aku memang anak kesayangannya dari dulu. Meskipun Mommy punya anak perempuan, yaitu kakakku Isabelle, tapi yang lebih dimanja itu selalu aku.

"Mau bubur ayam boleh My? Bubur ala Mommy..pakai cakwe sama ayam suwir-nya banyakin", jawabku.

Bubur Mommy itu rasanya top markotop! Dimakan saat hangat-hangat begini dalam kondisi sakit, pasti nikmat rasanya.

"Okay lah, Mommy buatkan..tunggu disini. Kamu tiduran dulu.."

Mommy memang wanita terbaikku no kaleng-kaleng. Paling sayang, paling mengerti...pokoknya paling the best! Walaupun aku sudah menikah, aku lebih sering mengandalkan Mommy ketimbang Malena, istriku.

Ngomong-ngomong soal Malena, aku sebenarnya rindu pada dia. Sudah sebulan ini aku tak bertemu dengannya, hanya berkomunikasi lewat telepon atau video call saja. Adik kecil bin junior ku juga sudah rindu pada sarangnya itu.

Bayangkan saja, hampir 3 bulan aku berpuasa dan menahan diri untuk tidak mendaratkan adik kecilku pada lembah surgawi milik Malena. Setiap kali aku meminta jatah, dia selalu menolak untuk alasan yang tidak kumengerti.

Semalaman ponselnya tidak bisa dihubungi. Yang kudengar hanyalah suara 'nomor yang anda tuju sedang tidak dapat dihubungi' dan bla..bla..bla. Menyebalkan sekali! Benar kata pepatah, rindu itu berat!

Semakin kesini, aku semakin merasa jika istriku itu benar-benar tidak sayang dan tidak peduli padaku lagi. Akhir-akhir ini kelakuannya sangat mencurigakan. Selama 2 tahun terakhir dia sudah banyak berubah. Aku bahkan jarang bertemu ataupun sekedar berbicara padanya..miris bukan? Memiliki istri rasa jomblo...

Dari sini aku mulai berpikir..apakah ini hukum karma bagiku ya? Karena tidak menurut nasihat Daddy dan Mommy, pernikahanku dengan Malena menjadi kelabu. Bahkan Tuhan tak mempercayaiku untuk memiliki keturunan.

Andai saja aku memiliki seorang anak, aku tidak akan kesepian dan meratapi Malena seperti ini. Aku akan menyayangi dan menjaga anakku sepenuh hati, raga, dan jiwa. Memberinya kasih sayang melimpah dan membelikannya mainan-mainan mahal.

Kalau itu jadi kenyataan, tentunya rumah sebesar ini tidak akan sepi lagi karena adanya suara langkah kaki kecil berlarian atau suara tangisan yang menggema.

Berulang kali aku meyakinkan Malena untuk terapi dan pergi ke luar negeri untuk program hamil, tapi dia selalu menolak. Dengan alasan dia takut kecewa, padahal belum berusaha! Aku tawari untuk adopsi anak, dia juga menolak. Serba salah jadinya.

Umurku sudah semakin bertambah dan aku sudah mencapai segalanya.

Kekayaan? Punya

Ketampanan? Iya..

Narsis sedikit tidak apa-apa, karena aku ini memang hot dan tampan. Tubuhku tinggi dan badanku kekar berotot karena setiap Minggu aku selalu rutin untuk gym.

Hanya satu yang menjadi kekurangannya, yaitu kebahagiaan.

Ya, aku tidak bahagia. Itulah kekuranganku. Aku merasa tidak happy meski dilimpahi banyak harta dan kesempurnaan. Aneh bukan?

8 tahun hidup bersama Malena, aku merasa jika hanya aku saja yang berjuang untuk mempertahankan rumah tangga kami. Dia sama sekali tak ada usahanya.

Bukan sekali dua kali rumah tangga kami dihantam ombak bertubi-tubi. Pertikaian itu wajar sesekali, tapi kasus ku dengan Malena berbeda kali ini. Kami selalu saja ribut dan cekcok. Hanya dengan urusan ranjang lah hal itu bisa sedikit melunak. Tapi endingnya tetap tidak ada penyelesaian!

Sumber pertengkaran kami terletak pada Malena yang terlalu sibuk dan jarang memperhatikanku. Belum lagi, persoalan tentang anak. Setiap kali bertengkar, yang dibahas selalu itu-itu saja topiknya.

Aku mencoba untuk selalu mengerti keadaan wanita yang sangat kucintai itu. Aku selalu mengalah dan meredakan egoku agar tidak meluap-luap kala berseteru dengannya..

Jujur, aku lelah dengan ini semua. Aku rindu Malena yang dulu..ingin hati mengakhiri pernikahan ini, tapi rasanya sulit sekali. Setiap ada pikiran untuk berpisah dari Malena, aku selalu teringat akan momen-momen manis antara kita saat masa kuliah.

Aku jadi bimbang... apakah aku harus mengakhiri pernikahanku sampai disini?

Pengangguran

Luna

Nasib..nasib. Sudah jatuh tertimpa tangga. Itulah pepatah yang cukup tepat untuk menggambarkan situasiku saat ini.

Mengapa begitu? 2 hari yang lalu aku baru saja dipecat dari kantor. Alasan dari pemutusan hubungan kerja itu disebabkan karena adanya pergantian owner perusahaan yang baru. Jika pemiliknya baru, maka sistem dan kebijakan juga ikut berubah..sehingga aku tak mampu lagi bertahan.

Dan apesnya, hari ini aku baru saja memergoki pacarku sedang bermain api dengan wanita lain di apartemennya. Tega-teganya dia berselingkuh dari wanita cantik berkulit putih dengan body mulus sepertiku. Padahal selingkuhannya pun tidak lebih baik dari aku, cuman menang dempul saja yang tebal!

Sedih sih tidak, lebih ke arah kecewa. Dengan polosnya aku bisa dibodohi oleh laki-laki buaya darat seperti dia. Untung saja aku dan dia belum berbuat lebih jauh. Alasan terbesar dia berpaling dariku, katanya aku ini tidak mau diajak bersentuhan intim. Cihh..buaya darat yang isi otaknya kotor ya kualitasnya begitu!

"Rencana lo sekarang apa Lun?" tanya Friska, teman seperjuangan ku yang selalu menemaniku dalam suka dan duka.

"Enggak ada rencana apa-apa Fris, puyeng pala gue...udah sekarang pengangguran, jomblo lagi! Ngenes banget hidup gue!" keluhku.

"Jangan lesu gitu dong sis! Luna yang gue tahu itu kuat..strong dan pantang menyerah!"

"Entar aja deh mikir rencana hidup, gue mau minum ini dulu..biar kepala gue adem!" sahutku.

Saat ini aku dan Friska sedang menikmati es kelapa muda yang segar di pinggir jalan. Alias nongkrong-nongkrong tipis. Cuaca panas seperti sekarang enaknya memang minum es.

Tak hanya es kelapa muda saja, di sepanjang trotoar ini sebenarnya banyak sekali pedagang kaki lima yang menjual jajanan dengan harga murah. Cocok buat aku yang kantongnya pas-pas an. Hihihi...

Lagi asyik-asyiknya menyeruput es, pemandangan di seberangku malah tidak mengenakkan. Sepasang laki-laki dan perempuan sedang memadu kasih dan suap-suapan semangkuk bakso, serasa dunia milik berdua.

Aku yang baru saja putus dengan pacarku jadi panas sendiri melihatnya, padahal mereka tidak salah. Wajar saja jika mereka mesra-mesraan dan romantis..kan memang lagi nge-date.

"Fris, lihat deh..so sweet ya! Gue jadi iri deh lihatnya.." ucapku berbisik.

"Kenapa lo kangen ama si kunyuk Pandu itu? Ngapain nginget-nginget mantan yang udah nyakitin?! Makan ati tahu nggak!" cerocos Friska.

"Siapa juga yang mau inget-inget tuh kutu kupret.. justru sekarang, misi gue adalah mencari suami!"

BURRRRRR.....

Friska menyemburkan air kelapa muda yang diteguknya.

"Muke gile nih anak..serius lo?! Kesambet apaan mau cari suami? Suami orang..?!"

"Dih..sembarangan kalau ngomong! Ya enggak lah..gue maunya cari pria single yang mapan dan hot! Gue pengen balas dendam sama Pandu!"

"Kalau gitu ya tinggal cari cowok baru lagi aja..jadiin pacar. Ya kali nikah! Mana ada..jaman sekarang tuh ya, laki-laki pada enggak serius. Sukanya ngegantungin anak gadis orang!"

"Lo liat tuh Pandu, awalnya juga ngajakin lo nikah kan?! Tapi ujung-ujungnya..lo diselingkuhin!" lanjutnya.

"Pacaran sama duda enak kali yak...sensasi nya beda tuh. Jadi pengen coba!" aku berangan-angan.

"Lo kata iklan minyak pakai dicoba-coba! Baru aja putus dan kena PHK, jangan banyak bertingkah! Mending urusin tuh, cari lowongan pekerjaan baru..lebih bermanfaat, jangan bingung soal cinta aja. Gak kenyang lo makan cinta doang.." Friska menceramahiku panjang lebar.

Yang dikatakannya memang benar. Seharusnya aku lebih fokus mencari pekerjaan baru yang sekiranya bisa menghidupi kebutuhanku sehari-hari. Belum lagi aku harus mengirim uang setiap bulannya pada Pakdhe dan Budhe di Semarang. Mereka sudah banyak berjasa dalam hidupku.

"Lun, sorry ya..gue gak bisa lama-lama nih! Harus balik ke kantor. Jam makan siang udah mau kelewat..ntar kena semprot bos gue!" Friska mulai merapikan makeup dan bajunya nya yang sempat kusut.

"Santai Fris, udah balik aja...gue juga gak mau lo ikut-ikutan dipecat kayak gue hahaha!".candaku.

"Kali ini gue yang traktir es-nya..sebagai tanda cinta gue buat lo! Oke sis...pamit dulu yakk! See you at kontrakan..muachh!!!" Friska melambai-lambaikan tangannya padaku.

Akhirnya aku sendiri lagi deh. Tanpa pekerjaan, tanpa pasangan, tanpa teman. Bodo amat lah...yang penting harus happy! Tetap semangat...

Drtt...drtt...

Ponselku berbunyi. Saat kulihat, di layar ternyata Pakdhe Agus yang menelpon.

"Halo Luna, selamat siang.."

"Siang juga Pakdhe..gimana kabarnya sehat-sehat kah disana??"

"Kami disini baik-baik saja nak..Pakdhe dan Budhe sama-sama sehat. Seger waras!" dadi balik telepon, aku mendengar Pakdhe yang tertawa pelan.

"Luna senang dengarnya..Pakdhe ada keperluan apa kok tumben telepon Luna?"

"Enggak ada apa-apa sih nak, cuman Pakdhe sama Budhe ini kangen banget sama kamu. Udah 2 hari ini Pakdhe mimpiin kamu kayak kelihatan gelisah begitu. Pakdhe jadi kepikiran. Kamu beneran enggak ada apa-apa ka ?"

Sesayang itu cinta kasih Pakdhe padaku, dia memang selalu saja memperhatikan aku. Buktinya, saat aku sedih begini beliau langsung punya perasaan yang tidak enak.. padahal aku belum bercerita. Kami seperti punya telepati dan ada ikatan batin yang kuat.

"Luna baik kok Pakdhe, enggak ada apa-apa disini!" aku mencoba meyakinkan Pakdhe.

Untungnya ini hanya lewat telepon. Biasanya kalau bertemu langsung sudah jelas aku ketahuan bohong. Pakdhe selalu tahu kalau aku lagi sedih.

"Kapan kamu pulang Lun..Budhe mu juga kangen ini!" tanya Pakdhe lagi.

"Kalau enggak ada halangan, mungkin sekitar 2 atau 3 Minggu lagi Pakdhe..aku lagi sibuk disini, belum dapat cuti dari atasan" aku terpaksa berbohong demi kebaikan Pakdhe dan Budhe. Aku tidak ingin mereka kepikiran.

"Yowes kalau gitu...nanti kabarin Pakdhe kalau sudah bisa, tak jemput di stasiun nanti! Oke??"

"Nggih Pakdhe-ku sayangg.."

"Eh..ndukk, Pakdhe tutup dulu ya teleponnya. Budhe mu manggil, Pakdhe mau balik dinas jaga warung.. hehehehe. Kamu jaga kesehatan jangan lupa makan! Pakdhe selalu doain kamu dari sini.."

"Makasih ya Pakdhe..Luna sayang banget sama Pakdhe dan Budhe. Salam buat orang-orang disana. Sebentar lagi Luna pulang. Daa..."

Telepon berakhir...

Meski singkat, setidaknya panggilan telepon tadi mengobati rasa rindu Luna pada keluarganya di kampung.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!