Abigail Grisella Alexander atau Sella, sedang menyiapkan diri untuk menyambut kedua orangtua tunangan nya yang akan datang. Sella di paksa Mama tiri nya untuk memakai pakaian yang sedikit terbuka. Kata Mama nya pakaian seperti itu sangat di sukai kedua orangtua tunangan nya. Sella tidak mau membantah Mamanya karena tidak ada gunanya.
Sebenarnya Sella menginginkan pernikahan ini, karena setelah menikah, ia akan keluar dari rumah dan tidak melihat orangtua dan adik nya lagi. Walaupun setelah menikah ia tidak tau bagaimana kehidupan nya, yang penting ia sudah bebas dari siksaan api neraka.
"Sella sudah selesai? Mereka sudah datang! Cepat sedikit!" Ucap Mama tiri nya yang tak lain adalah Cristina Eilaria atau biasa di panggil Tina.
Sella membuka pintu kamar nya dengan kepala yang menunduk.
"Angkat kepala kamu! Jangan mempermalukan saya!" Ucap Tina.
Sella mengangkat kepalanya, lalu tersenyum kepada Tina.
"Bagus, kamu lumayan cantik" Ucap Tina yang melihat Sella dari atas sampai bawah.
Sella hanya mengangguk untuk menjawab pujian Tina.
Tina menggandeng tangan Sella saat turun dari tangga. Mereka seperti keluarga yang harmonis, bisa menerima satu sama lain.
"Baik karena Sella sudah datang, kita langsung membahas pernikahan nya saja" Ucap Papa tunangan Sella yang tak lain adalah Adrian Dirgantara.
"Ya boleh, boleh, kami sangat setuju" Jawab Papa Sella yang tak lain adalah Marvin Jensen Alexander.
"Oh ya, kami minta maaf Sella, anak kami tidak bisa datang karena kondisi nya kurang sehat" Ucap Adrian.
"Tidak apa-apa Pa" Jawab Sella sambil tersenyum.
"Kami sudah mendiskusikan pernikahan akan di laksanakan 3 hari lagi. Bagaimana, apa kalian setuju?" Tanya Adrian.
"Kami sangat setuju, benar kan Ma dan Sella?" Jawab Marvin.
"Iya saya setuju kok" Ucap Tina.
"Se-sella setuju" Ucap Sella terpaksa.
"Bagus kalau semua setuju, kami tidak sabar lagi menunggu 3 hari" Ucap Mama tunangan Sella yang tak lain adalah Kinara Nafasya.
Sella membalas ucapan mereka dengan tersenyum.
Setelah agak lama berbincang-bincang, kedua orangtua tunangan Sella mengajak Sella untuk berjalan-jalan sambil membahas sesuatu.
"Bolehkan kami bawa Sella sebentar?" Tanya Kinara.
"Tentu saja boleh. Pergilah Sella, jadi anak yang baik ya" Ucap Marvin dengan bahagia.
"Iya Pa, Sella pamit dulu" Jawab Sella dengan senyuman nya.
Sella dan kedua orangtua tunangan nya masuk ke dalam mobil.
"Cih dia masih saja bisa tersenyum, padahal sebentar lagi dia akan menikah dengan pria yang duduk di kursi roda" Ucap Crystal Lawsonia adik tiri Sella.
"Terserah dia saja, yang penting perusahaan kita meningkat" Ucap Marvin.
Di dalam mobil
"Sella sudah berapa tahun?" Tanya Kinara membuka pembicaraan.
"21 tahun Ma" Jawab Sella.
"Beda 3 tahun sama calon suami kamu" Ucap Adrian yang sedang menyetir.
"Berarti dia 24 tahun ya Ma, Pa?" Tanya Sella.
"Iya Nak. Ngomong-ngomong kamu benaran tidak keberatan menikah dengan anak kami?" Tanya Kinara.
Sella tersenyum. "Tidak, Sella tidak keberatan kok" Jawab Sella.
"Terimakasih Nak. Jujur saja kami sudah lelah mencari wanita yang mau menerima anak kami" Ucap Kinara dengan sedih.
"Benarkah? Aku benar-benar tidak tau" Jawab Sella.
"Itu semua sudah berlalu, tidak perlu di ingat lagi" Ucap Adrian.
Adrian memarkirkan mobil nya.
"Ayo turun" Ajak Adrian.
Sella bingung kenapa mereka berhenti di mall. Apa jangan-jangan mereka akan berbelanja di mall? Dag, dig, dug, jantung Sella berdetak dengan kencang.
Kinara menggandeng tangan Sella.
"Kalian seperti Ibu dan Anak" Ucap Adrian yang berjalan di samping Kinara.
"Kita memang keluarga kan?" Jawab Kinara.
"Iya saya tau" Ucap Adrian.
Sella hanya tersenyum mendengar omongan mereka.
Saat di dalam mall, Kinara dan Adrian memilih pakaian mereka. Sella ikut juga melihat pakaian dia. Ada satu pakaian yang sangat di sukai Sella, Sella ingin membeli nya, tapi uang nya tidak cukup.
"Kamu suka itu?" Tanya Kinara kepada Sella.
"Aku suka, tapi lain kali saja" Jawab Sella.
"Tidak perlu lain kali, ambil lah yang kamu suka" Ucap Kinara.
"Ta-tapi"
"Tidak ada tapi-tapi, kamu itu putri kami" Ucap Kinara.
Wajah Sella memerah. "Ba-baiklah Ma. Terimakasih"
Kinara tersenyum.
Kinara kembali mencari pakaian lain bersama Adrian.
"Bagaimana, apa dia mau?" Tanya Adrian.
"Yos, dia mau" Jawab Kinara sambil mengangkat alis nya.
"Bagus, dia juga perlu mendapat kehidupan yang baik" Ucap Adrian.
"Tapi anak kita, sikap nya susah di tebak, aku takut nanti Sella tidak betah dan minta cerai" Ucap Kinara sambil menghela nafas.
"Kamu percayalah, Sella dan anak kita tidak akan cerai, mereka akan hidup bahagia, dan melahirkan cucu untuk kita" Ucap Adrian meyakinkan Kinara.
"Baiklah aku percaya, semoga Tuhan memberkati mereka"
Setelah selesai berbelanja, Kinara dan Adrian mengajak Sella untuk makan siang. Sella memesan makanan yang sederhana, ia tidak mau menghabiskan uang Adrian dan Kinara lagi.
"Kamu cuman mesan itu?" Tanya Kinara.
"Iya, Sella masih kenyang"
"Ma" Kode Adrian.
"Kamu harus banyak makan, ayo pesan lagi" Ucap Kinara.
Sella menghela nafas. "Baiklah, baiklah"
Sella benar-benar tidak tau harus berbuat apa. Tidak mungkin dia menolak tawaran Kinara dan Adrian. Maksud Kinara dan Adrian memang baik, jujur saja hal itu membuat Sella senang.
Dari kecil sampai sekarang, Sella tidak pernah dapat kasih sayang dari orang tua nya. Dia selalu di perlakukan sebagai pembantu. Bahkan ia jarang punya pakaian, sepatu, atau pun tas baru.
Marvin tidak pernah memberi uang kepada Sella, karena Tina yang memegang semua uang. Setiap bulan nya, Tina hanya memberikan 150.000 kepada Sella. Sella tidak pernah meminta lebih, ia bersyukur karena masih di beri uang.
Sejak umur 17 tahun, Sella sudah mencari pekerjaan. Ia bekerja di toko kue dan gaji nya lumayan. Setelah selesai bekerja, ia akan pulang ke rumah, lalu bertugas lagi menjadi seorang pembantu.
Setelah selesai makan siang, Kinara dan Adrian mengajak Sella untuk mampir ke rumah mereka. Sella setuju, setuju saja, soalnya dia malas pulang ke rumah.
"Nanti kamu jangan kecewa ya Sella, soalnya calon suami kamu jarang keluar kamar, apalagi kalau sedang sakit" Ucap Kinara saat mereka sudah duduk di dalam mobil.
"Em tidak apa-apa Ma. Ngomong-ngomong dia sakit apa ya?" Tanya Sella.
"Sakit biasa kok, kepala nya sedikit pusing" Jawab Kinara.
"Oh. Nanti setelah menikah, aku sama dia tinggal di rumah Mama dan Papa?" Tanya Sella memastikan.
"Kamu tenang saja, dia itu sebenarnya punya rumah, tapi karena sedang sakit dia pulang ke rumah kami" Jawab Adrian.
"Tenang saja Sella, kami tidak akan ikut campur rumah tangga kalian" Ucap Kinara.
"Baik Ma, terimakasih" Ucap Sella yang bingung mau mengatakan apa.
Beberapa saat kemudian, mereka sampai di kediaman Dirgantara. Sella sangat terpesona dengan rumah Adrian dan Kinara, rumah mereka dua kali lipat dari rumah orang tua Sella.
"Tuan, sepertinya Nyonya dan Tuan besar membawa seorang gadis" Ucap pelayan kepada pria yang duduk di kursi roda.
"Apa dia yang akan di nikahkan kepada ku?" Tanya pria itu.
"Ya Tuan"
"Aku mau data nya" Ucap pria itu kepada pelayan.
"Baik Tuan, tunggu sebentar" Jawab pelayan itu, lalu pergi.
Adrian, Kinara, serta Sella masuk ke dalam rumah sambil di sambut oleh para pelayan. Para pelayan melihat Sella dan memberi nya senyuman ramah. Sella membalas senyuman mereka dengan tulus.
"Apa dia yang akan menjadi Nyonya kita?" Bisik pelayan itu.
"Aku rasa begitu"
"Wow benarkah? Dia sangat cantik"
"Ya, pakaian nya juga sederhana"
"Kalian tadi lihat kan? Dia membalas senyuman kita"
"Aku lihat, baru ini pertama kali nya ada orang lain yang memberi kita senyuman. Biasanya hanya Tuan besar dan Nyonya"
"Ya kamu benar. Selama ini wanita yang datang untuk menikah dengan Tuan muda, melihat kita dengan tatapan tajam dan seperti sedang merendahkan kita"
"Ssstt diam, dia sedang melihat kita" Bisik mereka.
Sella memberi senyuman kepada pelayan yang berdiri di dekat pintu.
"Ow lihat, dia memberi kita senyuman lagi"
"Jantung ku serasa mau lepas, senyuman nya benar-benar menggoda"
"Sella mau minum apa?" Tanya Kinara.
"Apa yang ada aja Ma" Jawab Sella.
"Bi, apa aja yang ada?" Tanya Kinara.
"Semua lengkap Nyonya"
"Semua lengkap Sella, kamu mau minum apa?" Tanya Kinara.
"Em air putih aja deh" Jawab Sella.
Pelayan itu terkejut. Biasanya orang lain memesan minuman yang agak sulit di buat dan proses nya agak lama.
"Kamu serius minum air putih aja?" Tanya Adrian.
Sella mengangguk. "Iya Pa, salah ya?"
"Hahaha tidak kok" Jawab Adrian.
"Ya sudah, air putih 3" Ucap Adrian kepada bibi.
"Baik Tuan besar, tunggu sebentar"
"Sella mau tinggal di sini satu hari tidak?" Tanya Kinara.
"Tidak usah deh Ma, Sella pulang aja nanti, maaf banget hehe" Jawab Sella.
"Ya tidak apa-apa, siapa tau kamu mau keliling-keliling rumah ini dulu" Ucap Adrian.
"Sebenarnya aku mau, tapi orang rumah pasti akan menyiksa ku kalau aku tidak pulang. Walaupun sudah di beritahu oleh Adrian dan Kinara, mereka akan tetap menyiksa dan menghukum ku" Batin Sella.
"Kapan-kapan aja deh Pa, lagi pula Sella punya pekerjaan yang belum selesai Sella kerjain" Ucap Sella.
"Oh yasudah, baik lah" Ucap Kinara dan Adrian.
...***...
"Tuan muda, ini data gadis itu" Ucap pelayan itu kepada pria yang duduk di kursi roda.
"Bacakan"
"Abigail Grisella Alexander, berumur 21 tahun, ibu nya meninggal waktu dia masih kecil, ayah nya menikah lagi, lalu melahirkan satu anak perempuan, dia mempunyai pacar, tapi pacar nya di rebut adik nya,,,," Pelayan itu masih membaca semua data-data tentang Sella.
"Hm menarik" Ucap pria itu.
"Apa Tuan muda bersedia menikah dengan wanita itu?" Tanya pelayan.
"Aku tidak mau menikahi dia, tapi karena orang tua ku sudah susah payah mencari wanita untuk ku, aku akan menghargai kerja keras mereka"
"Baik Tuan, saya mengerti"
"Pergilah, katakan kalau aku masih sakit"
"Baik Tuan, saya pamit"
"Hm wanita yang menarik, setelah menikah dengan ku, jangan harap bisa melarikan diri!"
"Kamar mandi nya ada di mana ya?" Tanya Sella kepada Kinara dan Adrian.
"Kamu jalan lurus, trus belok kiri, trus jalan sampai ujung, lalu lihat sebelah kanan, di situ kamar mandi nya" Jawab Kinara.
"Kamar mandi nya jauh tidak ya? Aku kebelet banget" Batin Sella.
"Baik, terimakasih" Ucap Sella.
Karena kebelet nya, Sella berlari ke kamar mandi. Saat ia mau berbelok, tiba-tiba saja ada orang di depan nya dan mereka saling menabrak. Sella dan orang itu terjatuh. Sella langsung berdiri, kemudian mengulurkan tangannya kepada orang itu. Orang itu memegang tangan Sella, lalu Sella menarik orang itu dengan penuh tenaga.
"Maaf, maaf, saya tidak hati-hati" Ucap Sella sambil menundukkan kepalanya.
"Seharusnya saya yang minta maaf Nona, saya tidak memperhatikan jalan" Ucap nya dengan menundukkan kepala.
Sella mengangkat kepalanya. "Em maaf, saya sangat kebelet" Ucap Sella lalu lanjut berlari.
"Apa dia benar-benar akan menjadi Nyonya kita?" Bisik pelayan itu.
"Ini tidak mimpi kan?!"
"Dia sangat baik dan ramah, jarang sekali mendapat Nyonya seperti itu"
"Apalagi tadi dia meminta maaf. Biasanya orang lain sudah marah dan membentak-bentak. Aku benar-benar sangat salut. Aku ingin dia menjadi Nyonya kita!"
"Ehem, kalian di bayar untuk melakukan pekerjaan, bukan bercerita"
"Kami melanjutkan pekerjaan dulu. Permisi"
Yang barusan berbicara tadi adalah kepala pelayan. Dia seorang pria, dia sudah lama tinggal di kediaman Dirgantara, dia adalah orang terpercaya dari para pelayan lain nya. Kepala pelayan itu bernama Haiden.
"Data yang aku temukan benar, gadis ini ramah dan tidak sombong. Semoga saja Tuan muda tidak menyiksa dia setelah menikah nanti" Ucap kepala pelayan itu kepada diri nya sendiri.
Haiden memperbaiki baju nya, lalu pergi menghampiri Kinara dan Adrian.
"Halo Haiden!" Sapa Adrian.
"Ya Tuan dan Nyonya" Jawab Haiden.
"Bagaimana keadaan dia? Apa sudah membaik?" Tanya Adrian.
"Kepala Tuan muda masih sedikit pusing Tuan, dia perlu banyak istirahat" Jawab Haiden berbohong.
"Benarkah?" Tanya Kinara.
"Benar Nyonya, kalau tidak percaya silakan cek sendiri" Jawab Haiden.
"Katakan padanya 3 hari lagi dia akan menikah, dia tidak boleh membuat alasan sakit atau semacam nya. Mengerti?" Tegas Kinara.
"Baik Nyonya, akan saya sampaikan" Jawab Haiden lalu pergi.
Sella melihat pria itu baru saja berbicara dengan Kinara dan Adrian. Sebelum ia lupa, ia mau menanyakan nama pria itu kepada Kinara dan Adrian.
"Maaf lama" Ucap Sella lalu duduk di sofa.
"Tidak apa-apa" Jawab Kinara.
"Kalau boleh tau, pria yang tadi siapa ya?" Tanya Sella sambil melihat Kinara dan Adrian.
"Dia kepala pelayan, nama nya Haiden. Kenapa Nak?" Jawab Kinara.
"Tadi Sella tidak sengaja menabrak dia, jadi mau minta maaf" Jawab Sella.
"Ya sudah samperin aja sana" Ucap Adrian.
"Boleh ya Pa? Takutnya nanti dia malah marah" Ucap Sella.
"Hahaha dia tidak akan marah, pergi lah sayang" Ucap Kinara.
"Baiklah, Sella pergi menjumpai dia dulu ya" Ucap Sella, lalu berdiri dari sofa.
Sella melihat Haiden menaiki anak tangga, ia ikut menaiki anak tangga dengan cepat.
Saat sudah sampai di lantai dua, Sella kehilangan jejak Haiden. Ia tidak tau kemana Haiden pergi, rumah itu sangat luas, sangat sulit untuk menemukan Haiden.
"Dia ke arah mana ya? Kanan, kiri? Atau masuk ke dalam kamar?" Tanya Sella kepada diri nya sendiri.
"Sedang mencari Haiden?" Tanya seorang pria dari arah belakang Sella.
Sella hendak menoleh kebelakang.
"Jangan lihat kebelakang!" Tegas pria itu.
"Oh maaf, aku sedang mencari Haiden" Ucap Sella.
"Dia tidak ada, turun lah ke bawah. Kalau tidak ada urusan lagi, pulanglah ke rumah mu, orangtua dan adik mu sudah menunggu kedatangan mu" Ucap pria itu.
"Siapa kamu?" Tanya Sella yang menoleh ke belakang.
"Orang nya mana?" Tanya Sella kebingungan.
"Tidak mungkin kan aku berbicara sama hantu. Ahk mungkin orang nya terburu-buru pergi"
Jujur saja Sella merinding di lantai dua. Dia turun dari tangga dengan tubuh ketakutan, tapi ekspresi wajah biasa saja.
"Sudah selesai ngomong nya?" Tanya Adrian kepada Sella.
"Sella ga nemuin Haiden Pa, dia cepat banget hilang nya" Jawab Sella.
"Baik lah, baik lah, jadi kamu mau napain sekarang?" Tanya Adrian.
"Sella pamit pulang deh, tidak enak kalau terlalu larut pulang nya" Jawab Sella.
"Kami suruh supir untuk mengantar kamu ya. Barang-barang kamu biar mereka saja yang pindahkan" Ucap Kinara.
"Baik, terimakasih"
Sella berpamitan pulang kepada Adrian dan Kinara. Ia masuk ke dalam mobil, lalu supir menjalankan mobilnya.
"Tuan, tadi anda sudah menakuti Nona Sella" Ucap Haiden kepada pria yang duduk di kursi roda itu.
"Aku tidak menakuti dia"
"Tapi Nona Sella benar-benar ketakutan Tuan"
"Aku bukan hantu, jadi aku tidak menakuti dia" Ucap pria itu yang melihat kepergian Sella.
"Baiklah Tuan, saya mengalah" Ucap Haiden.
...***...
Beberapa saat kemudian, Sella sampai di rumah nya. Ia mengeluarkan barang-barangnya dari dalam mobil, lalu membawa nya masuk ke dalam rumah.
Saat masuk ke dalam rumah, Sella di tatap Tina dengan tatapan tajam. Sella mengerti maksud dari tatapan Tina. Ia meletakkan semua barang-barang nya dan menundukkan kepalanya.
"Saya terlambat pulang ke rumah, saya pantas di hukum" Ucap Sella sambil mencubit tangan nya sendiri.
"Hm tau diri juga kamu" Ucap Tina, lalu mengambil barang-barang Sella.
"Crystal, Crystal" Panggil Tina.
"Ya Ma?"
"Kakak kamu membawakan kita sesuatu, mau lihat bersama?" Ucap Tina.
"Mau banget! Pasti barang ini di belikan Kinara dan Adrian. Pasti harga nya mahal dan barang nya berkualitas. Barang yang berkualitas sama sekali tidak cocok di pakai wanita seperti dia Ma" Ucap Crystal menyindir Sella.
"Itu punya Sella, jangan di ambil seenak nya" Ucap Sella kepada mereka.
"Sudah berani melawan ya!!" Ucap Tina yang hampir menampar Sella.
"Apa-apaan kamu! Aku ingin memberi anak ini pelajaran!" Ucap Tina tak senang kepada Marvin.
Marvin menghempaskan tangan Tina.
"3 hari lagi dia akan menikah, apa kamu mau wajah nya lecet? Nanti mereka akan berkata apa kepada kita?" Ucap Marvin.
"Huh! Ini hari keberuntungan mu! Kau tidak dapat tamparan hari ini, kau akan di kurung di gudang selama 2 hari! Pelayan bawa dia" Ucap Tina.
"Ja-jangan Ma, Sella tidak mau, Sella salah, Sella salah" Ucap Sella memohon dengan mata yang berkaca-kaca.
"Lepaskan aku! Lepaskan! Aku tidak mau di kurung di gudang!" Ucap Sella sambil memberontak.
"Diam kau!!!" Ucap Evan, lalu menunjang perut Sella.
"Awww" Ucap Sella kesakitan.
"Bawa dia! Merusak suasana saja!" Ucap Evan kepada pelayan.
"Baik Tuan"
Evan Keanu Mahendra adalah pacar Crystal. Dulu Evan dan Sella pernah menjalin hubungan, tapi hubungan mereka tak berjalan lama, karena semua di rusak oleh Crystal. Crystal ingin mengambil semua yang di punyai Sella, kecuali pria lumpuh yang akan di nikahi Sella.
Tanpa mereka sadari, supir yang mengantar Sella belum pergi dari situ. Supir itu menyaksikan serta merekam tindakan yang mereka buat kepada Sella. Supir itu mengirim vidio kepada Adrian dan Kinara. Sebelum ia ketahuan, ia cepat-cepat pergi dari rumah itu.
Adrian dan Kinara benar-benar terkejut melihat perlakuan mereka kepada Sella. Apalagi saat di bagian perut Sella di tunjang, mereka benar-benar sangat sedih.
"Pa, Sella, kita harus menolong nya" Ucap Kinara dengan mata berkaca-kaca.
"Jangan sayang, kita tidak bisa menolong dia sekarang. Kalau kita tiba-tiba datang, nanti mereka jadi curiga dan menyakiti Sella lagi" Ucap Adrian.
"Tapi Sella kasihan Pa" Ucap Kinara.
"Papa juga kasihan kok sama dia, tapi Papa tidak bisa berbuat apa-apa"
"Tuan, apa kita perlu menolong Nona?" Tanya Haiden kepada pria yang duduk di kursi roda itu.
"Tidak, dia bisa bertahan sampai hari pernikahan tiba" Jawab pria itu.
"Kenapa Anda begitu yakin Tuan?" Tanya Haiden.
"Dia sudah merasakan sakit selama bertahun-tahun, bagi nya dikurang di gudang adalah hal yang biasa, tapi dia sama sekali tidak suka di kurung di gudang karena banyak tikus nya. Dia sangat takut dan jijik kepada tikus" Jawab pria itu.
"Tuan tau banyak tentang gadis itu" Ucap Haiden.
"Masalah kecil ini tidak mungkin tidak ada yang tau" Jawab pria itu.
"Anda benar Tuan"
...*** ...
"Lepaskan aku! Aku tidak mau di kurung, hiks" Ucap Sella dengan suara lemas.
"Kenapa? Kenapa ini selalu terjadi? Aku hanya ingin kehidupan yang lebih baik, kenapa aku tidak pernah mendapat kan nya?"
"Ma, jujur saja, Sella benar-benar lelah menghadapi semua ini. Sella tidak kuat lagi Ma, Sella mau nyerah. Hiks"
"Kalau Sella bunuh diri sekarang, apa akan ada wanita yang mau menikah dengan anak Kinara dan Adrian?"
"Kenapa setiap Sella ingin mengakhiri hidup pasti ada aja pilihan? Apa Sella memang belum di pantaskan untuk mati? Kalau begitu, kenapa hidup Sella selalu begini? Rasanya tidak enak, tidak enak!!"
"Aku benar-benar lelah. Aku ingin tidur"
Sella membaringkan tubuh nya di atas lantai. Tidak ada selimut atau apapun di dalam gudang. Sella tidur tidak menggunakan selimut, ia hanya memakai pakaian yang di pakai nya tadi.
...***...
"Lihat sayang, apa aku cantik memakai baju ini?" Tanya Crystal kepada Evan.
"Kamu cantik menggunakan pakaian apapun. Kamu benar-benar sangat mempesona" Jawab Evan sambil memeluk pinggang Crystal.
"Uhm sayang, kamu bisa aja" Ucap Crystal.
"Kamu sangat menggoda sayang, aku ingin memakan mu" Ucap Evan yang tangan nya mulai nakal.
"Sayang jangan dulu, aku masih 16 tahun" Ucap Crystal.
"Baiklah sayang, aku cium kamu saja" Ucap Evan, lalu mencium bibir Crystal.
"Uhmmm"
"Kamu sangat manis, aku semakin menyukai nya" Ucap Evan.
"Kamu bisa merasakan ku kurang dari satu tahun lagi" Ucap Crystal.
"Kamu benar, aku tidak sabar menunggu mu 17 tahun"
"Oh kekasih ku Evan, aku sangat mencintaimu" Ucap Crystal, lalu mencium bibir Evan kembali.
Saat terbangun dari tidur nya, Sella memegang perut nya yang kelaparan. Ia berjalan ke arah jendela, lalu melihat ke bawah. Sella berencana ingin kabur dari jendela, tapi jendela nya sangat tinggi, dia tidak berani melompat.
"Ci, ci, ci"
Sella merasakan ada sesuatu di kaki nya. Ia melihat ke bawah dan berteriak.
"Aaaa, pergi sana, menjijikan" Teriak Sella sambil berlari.
"Aku mau keluar! Buka pintu nya!"
Tikus dan kecoa adalah hewan yang paling di takuti Sella. Biarpun dia sering di kurung di gudang, dia tetap takut kepada tikus dan kecoa. Sella tidak berteman kepada kedua hewan itu.
"Berisik!!! Mama aku tidak sanggup mendengar suara wanita itu!" Ucap Crystal yang sedang sarapan.
"Dia sekarang sudah keterlaluan! Dulu dia tidak berani teriak-teriak! Dasar anak tidak tau di untung!" Ucap Tina, lalu pergi ke gudang.
Tina membuka pintu gudang, lalu menarik tangan Sella dengan kuat.
"Ikut saya!" Tegas Tina.
"Sella mau di bawa kemana? Sella ga mau ikut, lepasin, lepasin!!" Ucap Sella memberontak.
"Diam kau!"
Tina membawa paksa Sella ke ruangan cambuk. Tubuh Sella kini gemetar, dia tidak mau di cambuk. Keluarga nya memang sangat kejam.
"Aku tidak mau! Kenapa kau selalu memperlakukan ku dengan kejam?!" Ucap Sella kepada Tina.
Kesabaran Tina sudah habis, dia menampar Sella dengan kuat.
Plak.
"Hiks, hiks, hiks, sakit. Kenapa kau sangat kejam?!" Ucap Sella.
"Kejam? Kau saja yang tidak tau di untung!"
Tina memaksa Sella untuk berbaring di atas meja. Setelah itu Tina menyuruh kedua pelayan untuk mengikat tangan dan kaki Sella. Mereka juga menutup mulut Sella agar teriakan nya tidak terdengar sampai luar.
"Kalian cambuk dia secara bergantian sebanyak 50 kali! Mengerti?!" Ucap Tina kepada kedua pelayan itu.
"Mengerti Nyonya" Jawab mereka, lalu mulai mencambuk Sella dengan kuat.
Saat Tina keluar, mereka menutup pintu, lalu mencambuk Sella dengan sangat kuat.
"Rasakan! Makanya jangan melawan dengan Nyonya. Hahaha" Ucap pelayan itu.
"Dia tidak berarti di keluarga ini, bagaimana kalau kita menyiksa dia lebih dari cambukan?"
"Kamu benar juga, lagi pula dia sudah terbiasa di siksa"
"Baiklah, mari kita selesaikan cambukan ini terlebih dahulu"
"Tinggal dua hari lagi, aku pasti bisa melewati nya. Hukuman ini bukan apa-apa, aku sudah sering merasakan nya" Batin Sella sambil mengeluarkan air mata.
Di sebrang sana, Kinara sangat mengkhawatirkan Sella. Dia tidak bisa tidur semalaman karena terus memikirkan keadaan Sella. Dia ingin pergi melihat Sella, tapi Adrian selalu mencegah nya.
"Tapi aku sangat mengkhawatirkan dia Pa. Biarkan Mama melihat dia ya" Ucap Kinara kepada suami nya.
"Ma, kalau kita yang datang, mereka akan curiga, bisa saja mereka nanti malah membatalkan pernihakan Sella dan anak kita" Ucap Adrian.
"Apa kita bisa mengutus orang untuk melihat nya? Atau membawa nya ke sini?" Ucap Kinara.
"Ada apa ini ribut-ribut?" Tanya seorang pria yang duduk di kursi roda.
"Kamu mau ke perusahaan kan? Mama bisa minta tolong tidak?" Tanya Kinara kepada anak nya.
"Aku tidak akan menolong wanita itu" Jawab nya.
"Dia itu calon istri kamu, kenapa kamu tidak mau menolong nya?!" Ucap Kinara dengan kesal.
"Aku sudah telat, aku pergi dulu" Jawab nya, lalu pergi.
"Pa kamu lihat dia?! Dia bahkan tidak mau menyelamatkan calon istri nya sendiri! Padahal Sella sudah menerima kekurangan dia" Ucap Kinara dengan mata berkaca-kaca.
Adrian memeluk Kinara. "Sudahlah Ma, pasti Sella baik-baik saja kok"
"Tuan Muda" Ucap Haiden yang sedang mendorong kursi roda pria itu.
"Bawa wanita itu" Ucap pria itu, lalu masuk ke dalam mobil dengan bantuan Haiden.
"Baik Tuan" Jawab Haiden.
Haiden dan pria itu pisah mobil. Pria itu di antar oleh supir nya, sedangkan Haiden menyetir sendiri.
"Tidak lama Tuan muda akan jatuh cinta kepada Nona Sella" Ucap Haiden saat menyetir.
...***...
"Uhmmm!!"
Sella tidak kuat lagi menerima 15 cambukan. Badan nya sangat lemas, dia sama sekali belum minum dan makan.
"Hei kau wanita! Mana semangat mu? Bukan kah kau sangat suka di cambuk?!" Ucap pelayan itu lalu mencambuk Sella dengan kuat.
Kreekk
Pintu ruangan di buka. Tina, Marvin, Crystal, serta Evan masuk ke dalam ruangan cambuk.
"Selamat datang Nyonya dan Tuan" Sapa pelayan itu.
"Keluarlah, sisakan sisanya pada kami" Ucap Tina.
"Baik Nyonya"
"Tersisa berapa cambukan lagi?" Tanya Crystal.
"14 Nona" Jawab pelayan itu.
"14? Oh itu tidak seberapa, sepertinya perlu di tambah lagi" Ucap Crystal dengan senyuman licik nya.
"Kalian keluarlah, ini bagian kami" Ucap Tina.
"Baik Nyonya" Jawab pelayan itu, lalu keluar.
"Padahal aku belum puas melakukan nya" Bisik pelayan itu kepada teman nya.
"Aku juga belum puas"
"Lihat Sella, kau seperti manusia tidak berdaya. Sebenarnya kamu tidak cocok hidup di dunia ini. Kamu tenang saja, kami akan mengembalikan mu kepada ibu mu" Ucap Tina yang memulai cambukan pertama.
"Mereka akan menghukum ku seperti waktu itu. Aku tidak mau, aku tidak mau! Siapapun tolong selamatkan aku" Batin Sella.
Masih cambukan pertama dari Tina, ada seseorang yang datang dan memaksa untuk bertemu dengan Tuan rumah. Mereka sangat kesal kepada orang yang tiba-tiba datang, sungguh mengganggu hal yang bahagia saja.
"Bukan kah Anda kepala pelayan di kediaman Dirgantara?" Ucap Tina dengan ramah.
"Anda benar. Kedatangan saya ke sini untuk menjemput Nona Sella. Tuan muda kami ingin bertemu dengan Nona Sella" Ucap Haiden.
"Ee, ah, tunggu sebentar, saya akan panggil Sella" Ucap Tina dengan sedikit gugup.
Tina berlari ke ruangan cambuk, lalu menyuruh Sella cepat-cepat mempersiapkan diri.
Seluruh badan Sella sakit, ia tidak bisa bergerak dengan cepat. Tina geram melihat Sella, ia menarik tangan Sella, lalu memasukkan nya ke kamar untuk mengganti pakaian.
"Cepat sedikit! Jangan membuat Haiden menunggu!" Bentak Tina.
"I-iya" Jawab Sella dengan lemas.
Sella membersihkan dirinya, lalu mengganti pakaian nya. Setelah itu, ia keluar dari kamar. Tina menggandeng tangan Sella dan menyuruh Sella untuk merubah ekspresi wajahnya yang jelek.
"Karena Nona Sella sudah datang, kami pamit dulu" Ucap Haiden.
"Tidak usah terburu-buru, duduk saja dulu" Ucap Tina.
"Mau nya sih begitu, tapi Tuan muda tidak suka menunggu lama" Ucap Haiden.
"Kalau begitu kami pamit dulu. Ayo Nona Sella" Ajak Haiden.
"Kami pergi" Ucap Sella tanpa melihat keluarga nya.
Sampai di mobil, Sella berbaring di bangku belakang dengan tubuh yang lemas. Haiden yang menyetir bingung kenapa Sella seperti itu.
"Anda kurang sehat Non?" Tanya Haiden.
"Haiden, apakah Tuan mu juga kejam? Aku tidak mau di perlakukan seperti ini" Ucap Sella dengan mata berkaca-kaca.
Haiden menambah kecepatan mobil.
"Tuan tidak kejam Nona, dia sebenarnya pria yang baik" Ucap Haiden.
"Saya tau Anda sedang terluka, saya akan membawa Anda menemui Nyonya dan Tuan besar"
"Anda tidak perlu takut untuk menceritakan semuanya. Nona adalah bagian keluarga kami" Ucap Haiden.
"Aku sangat senang masih ada yang peduli pada ku" Ucap Sella yang meneteskan air mata.
Sampai di kediaman Dirgantara, Haiden menggendong Sella ke dalam rumah. Sella sudah tidak sanggup lagi untuk berjalan, badan nya sakit, dan perutnya kosong.
"Sella? Kamu kenapa Nak? Wajah kamu pucat" Ucap Kinara khawatir.
"Nyonya, dimana saya letakkan Nona Sella?" Tanya Haiden.
"Di kamar tamu saja, hanya itu kamar yang paling dekat" Jawab Kinara.
"Sudah Ma, kamu sudah bisa tenang kan? Sella sudah di bawa ke sini" Ucap Adrian.
"Aku tau, tapi keadaan nya parah Pa. Aku cek dia dulu ya" Ucap Kinara.
"Keluarlah Haiden, aku akan memeriksa dia" Ucap Kinara.
"Baik Nyonya"
Haiden keluar dari kamar, lalu menutup pintu.
Haiden mengeluarkan handphone nya, lalu membuka wa untuk memberi tau Tuan nya.
Tuan, Nona Sella sudah saya bawa, tapi keadaan Nona Sella tidak baik-baik saja, sepertinya dia baru saja di siksa.
Ya, kerja bagus. Balas nya.
"Sella, Mama buka baju kamu dulu ya" Ucap Kinara, lalu membuka baju Sella dengan perlahan.
"Pelan Ma" Ucap Sella dengan suara lemas.
"Iya, pelan kok sayang"
"Ma, punggung Sella sakit"
"Punggung? Berbalik lah, biar Mama obati"
Setelah Sella berbalik, Kinara terkejut melihat bekas luka di punggung Sella. Dia sangat sedih putri nya di perlakukan seperti itu. Yang melakukan itu sungguh kejam.
"Ini kenapa sayang?" Tanya Kinara sambil mengoles obat nya.
"Sssttt, di-di cambuk Ma" Jawab Sella kesakitan.
"Siapa yang melakukan itu?! Dia benar-benar jahat!" Ucap Kinara.
"Keluarga Sella" Jawab Sella singkat.
Kinara terhenti mengoles obat. Ia tidak menyangka keluarga sendiri tega menyakiti keluarga sendiri.
"Kamu kenapa tidak melawan?" Ucap Kinara.
"Percuma Sella ngelawan Ma, nanti hukuman nya tambah banyak. Sella masih mau hidup, belum mau mati" Jawab Sella sambil menahan rasa sakit.
"Apa Marvin tidak membela kamu?"
"Justru dia yang lebih senang kalau Sella di marahi" Ucap Sella dengan sedih.
"Yang sabar ya sayang, kamu pasti sanggup melewati nya. Sebentar lagi kamu menikah dan tinggal bersama suami kamu. Percaya deh, nanti kehidupan kamu jauh lebih baik setelah menikah" Ucap Kinara menyemangati Sella.
"Iya Ma. Ngomong-ngomong Sella lapar, Sella boleh makan dulu kan?"
"Kamu istirahat saja disini, Mama akan menyuruh mereka mengantar makanan kamu"
"Baik Ma terimakasih"
"Terimakasih Tuhan, karena Engkau masih memberikan aku keluarga yang baik. Semoga calon suami ku nanti tidak sekejam keluarga ku yang di sana" Batin Sella.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!