NovelToon NovelToon

Monster Para Pendekar

Prolog

Hujan rintik-rintik turun dengan syahdunya. Pepohonan hijau yang basah terlihat begitu senang dan bergembira. Di penghujung kota di Kekaisaran Lin di Alam dewa, terlihat bocah kecil berumur sekitar delapan tahun sedang berlari tergesa-gesa. Dia menuju sebuah hutan gelep yang terkenal dengan keangkerannya. Dari raut wajah bocah kecil itu, dia sudah tampak sangat kelelahan. Belum lagi sudah banyak luka disekujur tubuhnya. Dari arah belakang, terlihat lima orang paruh baya juga berlari mengikuti arah si bocah itu. Mereka berseragam layaknya para pengawal kerajaan, lengkap dengan pedang yang terhunus ditangan masing-masing. Sekumpulan pria paruh baya itu adalah para penghianat yang menyamar. Mereka telah bergabung dengan iblis untuk menghancurkan para dewa. Mereka diiming-imingi kekuasaan supaya mau bergabung. Sebab rasa tamak dan keserakahan hati telah menguasai, mereka menyetujui berkhianat. Dan saat ini mereka sedang menjalankan misi pertamanya membunuh sang pangeran kecil kerajaan Lin sekaligus putra mahkota dari raja Lin Dong. Nama pangeran itu adalah Lin Feng.
pengawal dua
pengawal dua
"Kakak pertama! Bocah itu menuju hutan hitam! Apa yang harus kita lakukan?"
pengawal satu
pengawal satu
"Terus kejar! Jangan sampai kita kehilangan dia! Bisa-bisa kita didamprat habis oleh Panglima Iblis!"
pengawal tiga
pengawal tiga
"Tapi kak! Hutan hitam adalah hal tabu yang harus dihindari oleh para dewa seperti kita!"
pengawal satu
pengawal satu
"Kita tidak punya pilihan. Bocah pangeran itu sangat licin seperti belut! Kita lihat dulu dari pinggiran hutan. Jika dia benar-benar masuk kedalam, maka kita tunggu beberapa hari. Agar memastikan dia sudah mati atau belum!"
pengawal tiga
pengawal tiga
"Baik!"
Sementara itu, Lin Feng yang terus berlari masuk kedalam hutan hitam baru tersadar akan kendali dirinya. Dia tahu betul rumor tentang hutan hitam. Para dewa bahkan ayahnya sendiri yang termasuk jajaran dewa terkuat tak berani mendekati hutan ini. Konon katanya, didalam pusan hutan terdapat satu beast tingkat saint yang terjatuh dari Alam Langit Dewa.
Lin Feng
Lin Feng
"Ayaah! Ibuu! Tolong Feng'er! Feng'er takut!"
Dia celingukan ke kanan kiri melihat sekitar. Hanya nuansa gelap yang dia dapati.
beast
beast
"Grusak!"
Lin Feng melihat kearah sumber suara. Tiba-tiba matanya melotot. Nafasnya terhenti beberapa saat. Betapa kagetnya dia saat melihat beast serigala perak yang sangat besar menghadap kearahnya.
beast
beast
"Grrrrr.."
Geram serigala perak itu. Dia datang menghampiri Lin Feng karena sebab mencium bau darah disekujur tubuh Lin Feng. Lin Feng yang ketakutan langsung saja berlari sekencang mungkin tanpa melihat arah. Serigala perak pun membokongi dari arah belakang. Dia tak mungkin rela jika mangsanya terlepas. Lin Feng tak sadar terus mengayunkan kakinya untuk berlari kearah dalam hutan hitam. Namun serigala perak itu terus mengejarnya. Malah seolah dia ingin mempermainkan Lin Feng dahulu baru akan memangsanya.
beast
beast
"Srettt"
Lin Feng
Lin Feng
"Ugghh"
NovelToon
Lin Feng

Terlempar Jauh

Satu cakaran mengenai punggung Ling Feng, dia terguling dan meringis kesakitan. Kemudian dia bangkit lagi untuk kembali berlari. Hal tersebut terjadi berulang-ulang kali. Serigala itu benar-benar mempermainkan Lin Feng. Ling Feng yang berlari, tampak kelelahan dan pucat karena kehilangan banyak darah. Dia melihat kearah depan ada sebuah bulatan lorong hitam seperti gua. Dia menambah laju kencang larinya. Dia berniat kesana berharap ada hal baik sehingga bisa selamat dari serigala perak. Serigala perak yang mengetahui mangsanya hendak mengarah ke lorong hitam segera mengencangkan larinya. Serigala perak paham betul akan lorong itu. Setiap ada beast yang masuk, pasti tidaklah akan keluar lagi. Dia buru-buru mengejar Lin Feng. Namun saat serigala perak sudah bersiap mengambil ancang-ancang untuk menerkam, Lin Feng sudah melompat di lorong tersebut. Gagal sudah makan malam serigala perak. Dia begitu menyesalkan telah mempermainkan mangsa dan tidak bersegera menangkapnya. Namun nasi telah menjadi bubur, pupus sudah harapannya. Sementara lorong dimensi hitam itu, setelah Lin Feng memasukinya langsung tertutup. Mungkin memang hanya dengan jasad dewa saja lorong dimensi itu bisa tertutup. Sebelumnya, sepengetahuan serigala perak, banyak beast yang masuk namun pintu lorong dimensi itu masihlah tetap terbuka. Namun setelah Lin Feng masuk, pintu itu langsung tertutup. Lin Feng sendiri yang berada didalam lorong dimensi merasa sangat pusing dan mual. Sebab, lorong dimensi tersebut sangatlah tidak stabil. Setelah beberapa saat, Lin Feng akhirnya tak sadarkan diri. Dia terus terbawa arus dimensi yang membawanya entah kemana tujuannya.
Sementara itu, disuatu benua yang jauh dari dunia dewa, disebuah hutan dekat dengan Sekte Teratai Biru, tiba-tiba terjadi retakan dimensi yang sangat besar. Para murid dan tetua sekte segera berhamburan mendekati lorong tersebut. Pedang dan tombak sudah mereka pegang ditangan masing-masing. Mereka menyangka bahwa adanya retakan sebesar ini pastilah datang sekumpulan pasukan besar yang akan menyerang sekte. Hadir pula diantara mereka Patriark sekte. Dia berdiri paling depan diantara para murid dan tetua. Setelah menunggu beberapa saat, dari retakan dimensi itu tak kunjung keluar sesuatu apapun. Keheranan menggelayut dibenak masing-masing. 'Apa ini hanya fenomena alam? Atau hanya perbuatan iseng sosok kuat? Ah! Rasanya kurang kerjaan amat!' gumam salah satu murid muda. Patriark sekte dan para tetua juga tak luput dari keheranan itu. Mereka bisa merasakan didalam lorong dimensi itu tidak ada aura-aura aneh seperti kebiasaan dalam peperangan. Melihat hanya ada lorong dimensi kosong, Patriark Sekte Teratai Biru segera menginstruksikan para tetua dan murid-murid untuk menurunkan senjata dan kembali melanjutkan aktivitas. Patriark sekte yakin tidak akan terjadi apa-apa pada sektenya. Dia hanya menyuruh beberapa murid dan tetua untuk terus memantau perkembangan lorong tersebut dan segera melapor jika ada hal-hal aneh. Setelah dua jam lebih awal terbukanya lorong dimensi diatas langit dekat Sekte Teratai Biru, lima orang murid dan satu tetua pelataran luar masih dengan setianya melihat lorong tersebut. Disamping mereka mendapatkan tugas dari Patriark Sekte, mereka sendirilah yang mendaftarkan diri untuk menjalankan tugas ini. Kelima murid dan satu tetua tersebut memang sangat akrab. Mereka masih terlihat seumuran. Mereka juga berasal dari satu daerah tempat tinggal. Hanya saja orang yang sudah mendapat gelar tetua pelataran luar lebih dahulu masuk ke sekte. Hingga dia yang mendapat gelar tersebut. Andai yang lainnya yang lebih dahulu, pastilah yang lainnya pula yang mendapati gelar tetua pelataran luar. Dari pemikiran tetua seperti itulah dia tak pernah merasa malu apalagi merasa turun derajat saat berkumpul dengat teman-teman dulunya didesa. Dari bakat dan kejeniusan, mereka sama-sama berbakat dan jenius. Sungguh sekumpulan pria hebat! Disaat mereka masih asyik mengobrol. Tiba-tiba terjadi getaran kuat dari dalam lorong hitam itu. Mereka sontak langsung berdiri dan berkuda-kuda.
Tetua Zhou
Tetua Zhou
"Saudara Guo, cepat laporkan hal ini pada Patriark Sekte!"
Gou
Gou
"Baik saudara Zhou!"

Terlempar Jauh 2

Selang beberapa saat setelah saudaranya pergi, dia segera kembali bersama Patriark Sekte dan beberapa tetua. Mereka langsung berposisi siaga saat melihat getaran kuat dari dalam lorong dimensi.
Patriark Sekte Teratai Biru
Patriark Sekte Teratai Biru
"Semuanya hati-hati!"
Penatua Empat
Penatua Empat
"Getaran ini begitu kuat, apa tidak kurang anggota kita Patriark?"
Patriark Sekte Teratai Biru
Patriark Sekte Teratai Biru
"Baik! Kau segera panggil tiga tetua terkuat! Katakan pada mereka sekte dalam bahaya!"
Penatua Empat
Penatua Empat
"Baik Patriark!"
Patriark Sekte Teratai Biru juga merasakan seperti yang diucapkan si tetua. Melihat getaran hebat lorong dimensi, seperti ada ribuan pasukan siap keluar dan meratakan sektenya. Maka cepat-cepat Patriark Sekte memberi perintah. Tetua yang diperintahkan itu langsung meluncur cepat dengan kekuatan meringankan tubuhnya. Dia mengabari perihal lorong dimensi dan perintah langsung Patriark Sekte. Tak butuh waktu lama, tiga tetua yang dimaksud segera datang.
Penatua Pertama
Penatua Pertama
"Salam Patriark!"
Penatua Kedua
Penatua Kedua
"Salam Patriark!"
Penatua Ketiga
Penatua Ketiga
"Salam Patriark!"
Patriark Sekte Teratai Biru
Patriark Sekte Teratai Biru
"Tak perlu basa-basi! Siapkan diri kalian!"
Sementara itu, lorong dimensi terus bergetar. Semakin lama semakin kuat. Hawa yang dikeluarkan juga sangat mengerikan. Hal itu pasti membuat semua orang menambah waspada. Setelah bergetar sekitar dua puluh menit lebih, tiba-tiba,
Lin Feng
Lin Feng
"Syuuuttt!"
Sebuah jasad anak kecil terlempar dari lorong tersebut. Tidak diketahui siapa dia dan darimana asalnya hingga tiba-tiba muncul dari lorong dimensi.
Patriark Sekte Teratai Biru
Patriark Sekte Teratai Biru
"Tangkap mayat bocah itu!"
Jasad kecil itu tepat tertangkap oleh salah satu dari tiga tetua terkuat sebelum sampai ditanah. Setelah sang tetua menangkap bocah itu,
"Zhuuuusss!" "Bommm!"
Lorong dimensi itu langsung tertutup dan meledak. Untuk saja semua tetua dan para murid Sekte Teratai Biru sedari awal sudah dalam kondisi penuh kewaspadaan. Hingga tidak ada satupun korban jiwa dari ledakan hebat tersebut. Sebagian kelompok hanya terluka kecil dan akan sembuh dalam waktu dekat.
Penatua Kedua
Penatua Kedua
"Patriark!"
Patriark Sekte Teratai Biru
Patriark Sekte Teratai Biru
"Iya,"
Penatua Kedua
Penatua Kedua
"Bocah ini masih hidup! Detak jantungnya masih ada tapi sangat lemah! Aura kehidupannya juga terus memudar!"
Patriark Sekte Teratai Biru
Patriark Sekte Teratai Biru
"Apa!? Cepat bawa ke ruang perawatan segera!"
Penatua Kedua
Penatua Kedua
"Baik."

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!