Ribuan tahun lalu ketika dunia diciptakan, terdapat bunga yang tercipta dari inti sari langit. Orang-orang menyebutnya sebagai bunga keabadian.
Berbagai literatur kuno memuat informasi mengenai bunga keabadian yang dapat membuat seseorang menjadi orang mulia dalam waktu sekejap. Mereka yang mendapatkan bunga keabadian bukan lagi menyandang gelar sebagai manusia, melainkan sebagai Dewa.
Semua manusia berlomba-lomba mendapatkan bunga keabadian hingga sayembara besar dilakukan. Namun tidak ada seorangpun yang dapat menemukan bunga keabadian hingga sekarang.
Semua orang mengira bahwa bunga keabadian hanyalah legenda semata yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya. Namun berbagai sekte aliran putih masih mempercayai keberadaan bunga keabadian.
Mereka percaya bahwa suatu saat nanti seseorang pasti menemukan bunga keabadian menjadikan dunia kembali damai.
Konon bunga keabadian dijaga oleh naga putih Bai Long yang merupakan naga surgawi. Salah satu literatur kuno yang menjelaskan secara spesifik dan terperinci mengatakan bahwa bunga keabadian memiliki aura kebajikan kuat yang merupakan sumber dari segala kebajikan di dunia. Bunga keabadian diibaratkan sebagai Kaisar Agung dalam berbagai literatur.
Seseorang dengan niat suci yang dapat melihat dimana letak bunga keabadian berada. Semua orang mencari peta bunga keabadian setelah salah dari mereka menemukan potongan lembar manuskrip kuno pada reruntuhan kota terlarang.
Di dalam manuskrip kuno dijelaskan bahwa bunga keabadian tumbuh di atas tanah dibawah langit. Dikelilingi oleh air bening dengan akar menjalar dibawah bumi. Kupu-kupu surgawi membuat ilusi menawan dengan sayapnya yang rupawan. Surga dunia dibawah langit diatas bumi yang melegenda di dunia persilatan.
"Sudah beratus-ratus kali kau menceritakan legenda yang tidak nyata adanya"
"Lin Huang... Cerita ini adalah cerita yang luar biasa. Berbagai opera menceritakan pencarian bunga keabadian, dan kau dengan mudahnya bilang tidak nyata"
"Aku kira kau seorang sastrawan terpelajar dari keluarga Xu"
"Hei, tidak ada salahnya mempercayai legenda. Bisa saja legenda tercipta dari kejadian sebenarnya beratus-ratus tahun yang lalu"
"Terserah"
"Lin Huang, jika kau ingin namamu diakui oleh dunia, maka carilah benda itu!!"
"Hanya orang bodoh yang mempercayai legenda tidak nyata yang kau ucapkan"gumam Lin Huang.
Sebilah pedang melayang dan jatuh tepat disela kakinya yang hampir mengenai benda pusaka miliknya.
"Pusaka milikku terselamatkan,"batin Lin Huang.
Seseorang terbang mendarat di depan Lin Huang. Berpakaian layaknya pendekar aliran putih dengan penampilan lembutnya yang menawan.
"Maaf, aku tidak sengaja"
"Maaf-maaf, kau pikir bila pusakaku rusak, kau mau menggantinya dengan milikmu?"batin Lin Huang kesal.
Lin Huang tersenyum manis sembari menjawab tuan muda di depannya.
"Tuan muda tidak perlu khawatir, aku baik-baik saja"ucap Lin Huang.
"Syukurlah. Perkenalkan, namaku Lou Shi."
Di dalam hati Lin Huang, ia terkejut mendengar nama Lou Shi.
"Murid pendekar Lang Wei!!,"batin Lin Huang.
"Tuan!"panggil Lou Shi.
Lin Huang mendengar panggilan Lou Shi terbatuk kecil sebelum ia menjawab.
"Namaku Lin Huang"
"Salam kenal tuan Huang,"ucap Lou Shi.
"Salam kenal,"jawab Lou Shi.
"Saudara Shi!"panggil seseorang dari jauh.
Lin Huang melihat seseorang terbang menggunakan pedang di langit memanggil Lou Shi.
"Tunggu! Aku akan segera kembali"ucap Lou Shi.
"Maaf, aku harus kembali,"ucap Lou Shi berpamitan.
"Silahkan tuan Lou Shi,"jawab Lin Huang.
Lou Shi terbang bersama dengan seseorang yang memanggilnya menuju tempat yang tidak diketahui oleh Lin Huang.
"Hidupku dibandingkan mereka seperti langit dan bumi,"ucap Lin Huang.
"Saudara Shi, perwakilan sekte lainnya telah tiba. Hanya kita yang belum sampai disana"
"Saudara Yi jangan khawatir, kita tidak akan terlambat,"ucap Lou Shi menambah kecepatan pedang terbangnya.
Lou Shi dan Yi Liang telah sampai di pinggiran jurang bersama dengan perwakilan sekte maupun pendekar lainnya.
"Maaf,"ucap Lou Shi.
"Tidak masalah, sesepuh agung belum datang,"ucap Ren Di pendekar kabut putih.
Kepulan asap putih membuat atensi mereka teralihkan. Sosok mulia dengan jubah putihnya memegang tongkat menatap semua orang yang berada di sana.
"Salam hormat sesepuh agung,"ucap semua orang.
"Hari ini adalah waktu dimana jurang keinginan menunjukkan kekuatan mulianya. Dewa memberikan berkah kepada kita,"ucap sesepuh agung.
"Dewa memberikan berkahnya kepada kita,"ucap semua orang bersamaan.
Sesepuh agung menghentakkan tongkatnya membuat 5 lapisan formasi di dalam jurang muncul dan terangkat satu persatu.
"Tunjukkan kekuatan kalian sebagai bukti bahwa kalian layak"perintah sesepuh agung.
Masing-masing pendekar mengarahkan kekuatannya pada formasi dalam jurang membuat piringan formasi naik secara perlahan-lahan. Lin Huang sedari tadi mengikuti Lou Shi melihat dari kejauhan apa yang dilakukan semua orang di tempat jurang keinginan.
"Apa yang mereka lakukan disana? Mencoba mengangkat formasi?"tanya Lin Huang dalam hatinya sendiri.
Suara gemuruh petir terdengar di atas mereka. Satu persatu piringan formasi terangkat hingga piringan terakhir.
Sinar cahaya keluar dari dalam jurang melesat ke langit membentuk formasi besar yang mengeluarkan serbuk sari. Semua orang yang hadir tubuhnya dipenuhi oleh serbuk sari emas yang menempel.
Basis kultivasi semua orang meningkat sesuai dengan bakat yang dimiliki namun tidak berefek apapun pada Lou Shi.
"Terimakasih kepada sesepuh agung. Semoga langit berkah memberikan umur panjang kepada anda,"ucap semua orang.
Sesepuh agung menganggukkan kepalanya kemudian menghilang. Semua orang yang hadir pergi satu persatu. Yi Liang mendekati Lou Shi yang diam tak bergeming.
"Ada masalah saudara Shi?"tanya Yi.
"Tidak apa-apa,"jawab Shi.
"Aku undur diri terlebih dahulu,"ucap Yi berpamitan.
Lou Shi menganggukkan kepalanya, Yi pergi meninggalkan Lou Shi sendirian. Semua orang telah pergi tersisa Lou Shi yang berdiri sendirian di pinggiran jurang. Lin Huang mendekati Lou Shi ketika semua orang telah pergi.
"Tuan muda,"panggil Lin Huang.
Lou Shi menoleh kebelakang melihat Lin Huang memanggilnya.
"Loh, tuan Huang berada di sini?"tanya Lou Shi.
Lin Huang tertawa canggung mendengar pertanyaan Lou Shi. Lin Huang tiba-tiba merasakan sakit di dadanya, darah segar keluar dari mulutnya secara tiba-tiba. Tubuhnya lemas membuatnya terduduk lemas.
"Tuan Huang!"ucap Lou Shi.
Lou Shi menghampiri Lin Huang yang tengah kesakitan. Getaran tiba-tiba terjadi membuat batu yang berada di pinggiran tebing ambrol membuat Lou Shi bersama dengan Lin Huang jatuh ke dalam jurang keinginan. Lou Shi memanipulasi akar di dasar jurang untuk menangkap tubuh Lin Huang yang telah diselimuti oleh api merah.
Lou Shi mendarat dengan aman namun akar yang mengikat tubuh Lin Huang terbakar habis disaat waktu yang tepat. Lou Shi ingin mendekati Lin Huang yang terkapar, namun api yang menyelimuti tubuhnya membuat udara menjadi panas.
"Kritis, oksigen akan cepat habis bila api menyala besar,"ucap Lou Shi.
Lou Shi membuat formasi hingga kubus pelindung mengelilingi Lin Huang.
"Penyakit apa yang dialami oleh tuan Huang,"ucap Lou Shi kebingungan.
Retakan panjang tercipta disekitar Lou Shi. Keadaan benar-benar kritis membuatnya kebingungan antara menyelamatkan Lin Huang ataupun nyawanya sendiri.
Air menyembur keluar dari retakan yang tercipta sebelumnya. Air deras mulai membanjiri ruangan sempit di dasar jurang. Semburan air terbesar berada di dekat Lin Huang membuat Lou Shi tidak ada pilihan lain selain menyelamatkan nyawa Lin Huang.
Perlahan-lahan pelindung yang Lou Shi ciptakan mulai menunjukkan tanda-tanda keretakan. Pada waktu yang tepat ia membawa tubuh Lin Huang yang masih diselimuti api untuk pergi menuju pintu goa yang masih belum terkena oleh air.
Lou Shi meringis ketika tangannya menyentuh tubuh Lin Huang. Anehnya tubuh Lou Shi tidak terbakar oleh api yang menyelimuti tubuh Lin Huang. Cepat-cepat ia menuju pintu goa sebelum air memasukinya. Berpijak pada batu-batuan yang cukup tinggi sebelum berada di pintu goa. Lou Shi memasuki goa dan suara batu bergerak terdengar dari atas. Batu persegi perlahan-lahan turun dari atas berburu waktu dengan datangnya air. Lou Shi terlihat sangat khawatir sebab air tengah menuju tempatnya berada.
"Cepatlah!!"ucap Lou Shi.
Pintu batu tertutup rapat sebelum air masuk ke dalam goa. Keadaan diluar banjir tergenang oleh air jernih. Lou Shi berada di dalam goa melihat Lin Huang yang pingsan berselimut api merah.
"Aku tidak tahu apa penyakit apa yang ia derita hingga api merah selau menyelimuti tubuhnya. Apakah sebuah kutukan?"pikir Lou Shi.
"Mungkin aku bisa mengalirkan hawa dinginku kepadanya,"ucap Lou Shi.
Lou Shi mengalirkan hawa dinginnya kepada Lin Huang. Api merah yang menyelimuti tubuhnya meluap-luap tak terkendali hingga membentuk wajah mengerikan membuat Lou Shi terkejut.
"Benar saja ia memiliki kutukan,"ucap Lou Shi.
Lou Shi melihat ruangan disekitarnya yang berdebu termasuk lantai goa. Lou Shi berjalan melihat-lihat sekeliling sebelum ia sadar sesuatu. Jejak kaki yang ia timbulkan ternyata menemukan petunjuk bahwa lantai goa menyimpan sesuatu dan bukan terbuat dari batuan yang sama dengan dinding goa.
Lou Shi melambaikan tangannya membuat debu tebal yang ada di lantai goa tertiup hingga bersih. Lantai yang terbuat dari perunggu dengan ukiran aneh terlihat jelas. Lin Huang tiba-tiba bergerak menyerang Lou Shi. Kekuatan Lin Huang meningkat pesat tak terduga membuat Lou Shi terkejut.
Pukulan dan tendangan yang dilayangkan Lin Huang berfokus pada titik lemah Lou Shi.
"Pukulan dan tendangannya sangat akurat. Dia dikendalikan oleh sesuatu,"batin Lou Shi.
Sulur akar datang dari berbagai arah mengikat kedua tangan dan kaki Lin Huang. Sulur akar dengan erat mengikat Lin Huang agar tidak lepas kendali.
Lou Shi mengeluarkan kertas jimat pemberian gurunya melesat menempelkan pada tubuh Lin Huang sebelum terpental oleh kekuatan Lin Huang. Lou Shi terbatuk-batuk mengeluarkan darah segar.
"Bocah... Kau tidak akan bisa menghentikan ku. Aku sudah lama bersemayam ditubuhnya,"
Lingkaran lantai perunggu di bawah Lin Huang terbuka perlahan-lahan hingga membuat Lin Huang berteriak kesakitan. Lou Shi bingung akan Lin Huang yang berteriak kencang ketika lingkaran perunggu terbuka.
Sinar hijau keluar dari dasar lantai lingkaran perunggu mengeluarkan sulur akar yang memiliki kecerdasan sendiri. Salah satu dari sulur akar mengamati Lin Huang sebelum menyentuh dahi Lin Huang.
Lin Huang ditarik ke dalam dasar lantai goa. Lingkaran perunggu perlahan-lahan tertutup membuat Lou Shi melompat sebelum terlambat.
Tubuh Lin Huang berada di bawah pohon besar yang berwarna hijau terbaring tak berdaya. Lou Shi yang mengalami luka serius segera menyembuhkan dirinya sendiri.
Pohon besar yang dikelilingi oleh air kolam jernih mengeluarkan energi qi murni yang membuat penyembuhan Lou Shi lebih cepat dari biasanya. Insting Lou Shi mengatakan bahwa pojok di depannya adalah pohon ajaib.
Lou Shi menyelesaikan meditasinya menatao pohok besar di depannya dengan kagum sekaligus bingung akan keadaan sebenarnya dari Lin Huang.
"Jurang keinginan, aku datang kemari hanya untuk meminta kekuatan. Namun takdir mengatakan lainnya, keinginan ku tidak tercapai,"ucap Lou Shi.
Air tiba-tiba melayang membentuk seorang wanita yang memiliki wajah rupawan.
"Siapa anda?"tanya Lou Shi.
"Aku pemilik pohon keinginan,"ucap wanita tersebut.
"Kenapa keinginan ku tidak terkabul?"tanya Lou Shi.
"Karena kau tidak layak mendapatkan kekuatan ku, kau layak mendapatkan kekuatan yang lebih dari milikku,"ucap wanita tersebut menjawab pertanyaan ketidakpuasan Lou Shi.
"Temanmu mendapatkan kutukan sejak ia dalam rahim ibunya. Beruntung aku menekan iblis di dalam tubuhnya untuk sementara waktu,"ucap wanita mulai menjelaskan apa yang dialami oleh Lin Huang.
"Bagaimana dia mendapatkan kutukan yang mengerikan?"tanya Lou Shi.
"Seseorang telah mengutuk dirinya dengan kejam. Kutukan dari 4 orang penganut ilmu hitam. Kutukan yang bernama kutukan lahir mati hanya bisa disembuhkan dengan satu cara"
"Apa itu?"tanya Lou Shi.
"Bunga keabadian,"jawab wanita tersebut membuat Lou Shi terdiam
Bunga keabadian hanyalah legenda semata dan Lou Shi tahu bahwa mustahil menemukan bunga keabadian hanya mengandalkan kekuatan darinya sendiri.
"Dia akan hidup dalam kematian. Hidupnya tergadaikan oleh kutukan yang ada dalam dirinya. Potensi kekuatannya sangatlah besar hingga ditakuti oleh seluruh penganut ilmu hitam"
"Siapa orang tuanya?"tanya Lou Shi.
"Kau harus mencarinya sendiri, dia tidak akan pernah ingat orang tuanya jika kau bertanya"
"Kapan kutukannya akan bereaksi lagi seperti sebelumnya?"
"Saat energi suci yang murni berada di dekatnya. Aku hanyalah seorang manusia yang memiliki kekuatan lebih hidup ribuan tahun dan mengabulkan permintaan seseorang dengan takaran yang sesuai dengan perintah yang aku dapatkan. Aku menanamkan energi suci milikku ke dalam hatinya menekan iblis yang bersemayam ditubuhnya. Jika ia bereaksi lagi seperti sebelumnya tanpa diduga maka kau bisa menggunakan jimat yang ditulis oleh pena Kaisar dan tinta air hitam"
"Diluar tengah banjir bagaimana caranya aku bisa keluar?"tanya Lou Shi.
"Jurang keinginan telah dirancang memiliki sistem drainase yang mumpuni. Air hujan yang ditampung dialirkan pada kanal-kanal kecil di dalam setiap goa hingga menyebabkan goa terasa sejuk namun oksigen tetap melimpah sebab pohon keinginan selau menyebarkan energi kehidupan"
Air yang berada di luar goa perlahan-lahan surut akibat kanal-kanal yang terbuka. Lin Huang perlahan-lahan sadar dan wanita yang sebelumnya berbicara dengan Lou Shi menghilang ketika Lin Huang sadar. Lin Huang kebingungan ketika berada di tempat yang asing baginya.
"Kita berada di dasar jurang keinginan dan terjabak disini,"ucap Lou Shi.
"Tidaka ada jalan keluarnya?"tanya Lin Huang.
"Ada. Air di luar goa telah surut, kita bisa pergi sekarang,"ucap Lou Shi.
Lin Huang berdiri dengan sempoyongan merasakan pusing dikepalanya.
"Kau tidak apa-apa?"tanya Lou Shi.
Lou Shi membawa Lin Huang pergi dari jurang keinginan.
"Aku baik-baik saja,"jawab Lin Huang.
"Pergilah ke kuil, aku ada urusan yang mendesak tidak bisa mengantarkan mu,"ucap Lou Shi pergi meninggalkan Lin Huang sendirian.
Lin Huang merasa kepalanya pening saat tersadar kembali. Dia tidak terlalu mendengar ucapan Lou Shi, yang ia dengar hanyalah Lou Shi menyuruhnya untuk pergi ke kuil.
"Dia pikir aku iblis hingga aku perlu disucikan?"gerutu Lin Huang.
Suara lonceng bergema diudara, orang-orang segera mendekati kuil. Biksu tua memulai memimpin pemujaan. Lin Huang kemari hanya karena ia iseng tidak tahu harus kemana, melihat biksu memimpin upacara pemujaan, ia menyelinap memasuki ruangan yang terletak sedikit jauh dari tempat pemujaan.
Lin Huang membuka pintu melihat patung Dewa Naga berlapis emas terletak ditengah ruangan.
"Pemujaan Kaisar Dewa Naga?"gumam Lin Huang.
Lonceng kuil bergema dengan tenang, langit seakan-akan terbuka dengan cahaya menyelimuti seluruh kuil. Mahkota patung Dewa Naga bercahaya menyilaukan pandangan Lin Huang.
Lin Huang merasakan goncangan setelah cahaya menyilaukan matanya. Lin Huang terjatuh mendarat di bawah patung Dewa Naga.
"Terlalu jauh untuk terbang,"ucap Lin Huang.
Aliran energi qi terasa pekat dibawah patung Dewa Naga.
"Kuil ini dibangun dengan fengshui terbaik yang pernah aku lihat,"ucap Lin Huang menjelajahi terowongan dibawah patung Dewa Naga.
Berbagai macam tumpukan emas berserakan di lantai menyilaukan mata bagi siapapun yang melihatnya.
Biksu sekali lagi melantunkan doa membuat getaran terasa di sekeliling Lin Huang.
"Apa yang terjadi? Apakah terowongan ini bereaksi ketika biksu melantunkan doa?"pikir Lin Huang heran.
Lin Huang menemukan kitab berdebu di tumpukan emas yang menarik perhatiannya. Membersihkan sedikit debu hingga melihat judulnya.
"Naga Terbang Menaklukkan Langit"
Lin Huang ingin mencoba membukanya namun sesuatu mengehentikan usahanya. Melemparkan kitab dan mengalirkan kekuatannya membuka kitab tersebut.
"Aku terlalu lemah,"ucap Lin Huang kecewa.
Lin Huang menyimpan kitab tersebut di bajunya kemudian bermeditasi menyerap energi qi yang melimpah.
Biksu menemukan ruangan terbuka melihat Lin Huang keluar dari jalan belakang patung Dewa Naga.
"Apa yang kau lakukan?"tanya biksu.
"Aku tidak melakukan apapun, aku hanya masuk dan melihat mahkota diatasnya bersinar hingga aku terjatuh ke bawah,"jawab Lin Huang.
Setetes air jatuh dari mahkota Dewa Naga ke kepala Lin Huang.
"Apa ini?"tanya Lin Huang.
"Air abadi dari surga,"jawab biksu.
"Tidak mungkin air surga berada di alam fana,"bantah Lin Huang.
"Anggap saja kau mendapatkan berkah langsung dari Dewa Naga,"jawab biksu.
"Aku pergi dulu,"ucap Lin Huang berpamitan.
Biksu tersenyum kemudian berubah menjadi orang berpakaian putih bersih menatap kepergian Lin Huang.
"Aku hanya salah satu wujud cahaya"
Lin Huang memandang kitab yang ia dapatkan di tempat rahasia kuil. Membolak-balikkan kitab tersebut berpikir mencari cara membukanya dengan instan.
"Apa aku harus mencari naga untuk membukanya? Atau aku perlu pergi ke langit?"ucap Lin Huang.
"Buang kitab itu, kau tidak membutuhkannya"
"Itu kau? Aku sudah lama tahu"jawab Lin Huang.
"Kau punya diriku, kau tidak membutuhkan kitab sampah seperti itu"
"Aku ingin lihat ekspresimu ketika aku membuka kitab ini,"ucap Lin Huang menggoda makhluk didalam tubuhnya.
"Ekspresiku akan sangat buruk"
"Aku menunggunya,"jawab Lin Huang.
Ibukota tampak lebih ramai dibandingkan hari biasa. Tahun baru sebentar lagi membuat para raja kembali ke ibukota. Dinasti Wu yang sekarang dipimpin oleh Kaisar Wu Jiang Zhi mencapai puncak kejayaannya.
"Kerajaan? Aku penasaran apakah akan ada perebutan kekuasaan di dalamnya?"ucap Lin Huang.
Suara teriakan dari seorang prajurit memberikan aba-aba untuk minggir memberikan jalan menarik perhatian Lin Huang. Kereta kuda megah melintas dikawal oleh beberapa prajurit berseragam lengkap.
Raja Ling Wei berada di dalam kerata kuda yang dikawal ketat oleh prajurit. Salah satu raja telah tiba di ibukota, raja yang berkuasa di barat daya.
Lin Huang menatap kereta kuda yang membawa raja Ling Wei ke dalam istana sesaat pandangannya jatuh kepada seseorang disampingnya yang tak lain adalah Permaisuri Ru Fei.
Lin Huang meninggalkan kerumunan berjalan ke arah rumah nya. Wilayah kumuh adalah tempat tinggal dari Lin Huang. Disana ia dilahirkan dan dibesarkan oleh orang tuanya.
Berhari-hari satu persatu raja kembali ke ibu kota, terdapat 8 raja dinasti Wu. Kaisar Jiang Zhi memenangkan perebutan kekuasaan dari 8 saudaranya dibantu dengan istrinya yang merupakan bangsawan yang mendukung Kaisar sebelumnya naik takhta.
Kaisar Jiang Zhi mendapatkan kekuatan politik yang stabil dibandingkan kandidat lainnya. Memiliki kecakapan dalam hal politik maupun startegi perang membuatnya dapat dipercayai sebagian Mentri.
"Kau harus menghadiri perjamuan istana..."ucap seorang laki-laki paruh baya.
"Aku tidak ingin kesana, terlalu tegang berada di istana,"jawab Lou Shi.
Bangsawan Lou merupakan salah satu bangsawan mulia dan penopang dari dinasti Wu. Ayahanda Lou Shi merupakan Mentri pekerjaan dinasti Wu. Salah satu Mentri berpengaruh, sedangkan Lou Shi merupakan anak sah dari istri Mentri Lou yang memiliki masa depan cerah kelak di pemerintahan.
"Aku memiliki identitas lainnya tidak hanya sebagai putra sah kediaman Lou,"jawab Lou Shi.
"Terserah kepadamu, sebaiknya kau memberikan muka kediaman Lou di istana,"ucap Mentri Lou pergi meninggalkan Lou Shi sendirian.
Lou Shi merupakan murid dalam sekte selain ia putra sah kediaman Lou. Memiliki dua identitas membuatnya harus pandai-pandai mengatur waktu.
Lou Shi duduk di tepi danau menatap pemandangan danau teratai yang bermekaran. Ia terlalu banyak memikirkan apa yang harus dilakukan ketika menghadiri perjamuan sebagai putra sah kediaman Lou.
"Aku benci politik, terlalu rumit memikirkannya,"ucap Lou Shi.
Lou Shi menangkap api merah dari pembakaran ranting-ranting yang dilakukan oleh pelayan kediaman.
"Aku teringat akan Tuan Huang,"gumam Lou Shi.
Lin Huang memakai pakaian rapi merayakan tahun baru, semarak tahun baru terasa di kampung halamannya meskipun sederhana namun bermakna.
Lin Huang berkumpul dengan warga sekitar serta anak-anak merayakan tahun baru penuh makna.
"Senyum mereka tulus, aku akan menjaga senyum mereka,"batin Lin Huang.
Lou Shi mengenakan jubah bangsawan menandakan ia pewaris kediaman Lou. Mentri Lou datang bersama dengan putranya memasuki aula perjamuan.
Berbagai Mentri membawa putra putri mereka menghadiri acara perjamuan. Para raja telah duduk ditempatnya masing-masing beserta dengan permaisurinya.
"Yang Mulia Kaisar memasuki ruangan!!"
Kaisar bersama dengan Permaisuri memasuki aula perjamuan, duduk di atas takhta memandang tamu yang hadir.
"Yang Mulia beserta keluarga semoga diberkahi langit,"ucap hadirin yang datang.
"Aku menyambut kalian, hari ini tidak ada pembahasan politik apapun. Aku ingin kalian semua menikmati perjamuan,"ucap Kaisar Jiang Zhi.
"Dimengerti"
Semua orang berbincang-bincang santai, para raja yang hadir bernostalgia ketika mereka masih menjadi pangeran. Waktu kebersamaan anggota keluarga kerajaan sangatlah sedikit, masing-masing disibukkan oleh urusannya sendiri-sendiri.
"Tuan Lou, kapan anda akan melaksanakan upacara kedewasaan?"tanya Mentri Fang.
"Setelah tahun baru aku akan mengadakan upacara kedewasaan untuk putraku, setelahnya aku akan membiarkannya mencari benang merahnya sendiri,"jawab Mentri Lou.
Pembicaraan Mentri Lou dan Fang terdengar sampai ke telinga Kaisar.
"Benarkah apa yang dikatakan Mentri Fang?"tanya Kaisar Jiang Zhi.
Mentri Lou terkejut pembicaraannya sampai terdengar di telinga Kaisar, mau tak mau ia harus menjawabnya.
"Benar, Yang Mulia,"jawab Mentri Lou.
Semua orang memantapkan hatinya mempersiapkan putri terbaik mereka agar terlihat menarik dimata putra Lou.
"Aku menunggunya memasuki pemerintahan,"ucap Kaisar.
Semua orang berbisik-bisik mendengar Lou Shi mendapatkan dukungan dari Kaisar. Mentri Lou tersenyum namun hatinya cemas.
"Putriku Hua Li sepertinya cocok dengan putra Lou,"ucap Kaisar.
Jantung Lou Shi seakan berhenti ketika Kaisar menyebutkan putrinya bersamaan dengan namanya. Mentri Lou memiliki ekspresi wajah tenang namun riak dalam hatinya tidak dapat disangkal oleh siapapun.
"Sepertinya kediaman Lou akan mencapai langit dalam semalam,"bisik salah satu bangsawan.
Kaisar tak hanya terang-terangan mendukung putra Lou memasuki pemerintahan, namun ia mengucapkan kalimat mengejutkan setelahnya. Putri pertama dari rahim permaisuri akan dijodohkan oleh Kaisar sendiri.
"Apakah sekte akan sanggup menerima amukan dari istana?"batin Lou Shi.
"Yang Mulia murah hati, Mentri ini tidak cukup mulia memiliki menantu yang luar biasa seperti putri Hua Li,"jawab Mentri Lou.
"Apakah Mentri Lou ingin menjadi penasihat agung berdiri di sampingku?"tanya Kaisar.
Ucapan Kaisar membuat bising seisi ruangan, semua orang berpikir sebegitu istimewa Lou Shi.
"Hamba tidak bermaksud menyinggung Yang Mulia,"ucap Mentri Lou.
Mentri Lou semakin menundukkan kepalanya merasakan tatapan benci dan iri dari segala penjuru arah. Lou Shi tidak berani mengangkat wajahnya.
"Aku ingin bertanya kepada putra Lou,"ucap Kaisar.
"Hamba mengerti,"jawab Lou Shi.
"Apa yang akan kau lakukan setelah upacara kedewasaan mu?"tanya Kaisar.
"Hamba akan berada di sekte melakukan tugas sebagai murid sekte secara penuh,"jawab Lou Shi.
"Putra Lou ingin mengabdi di dunia silat?"tanya Kaisar.
Lou Shi ragu ingin menjawabnya karena ia tahu pertanyaan menjebak dari Kaisar.
"Hamba ingin melakukan perjalanan dunia silat,"jawab Lou Shi sopan.
"Putra Lou petarung sejati, layak sebagai pewaris kediaman Lou,"puji Kaisar.
"Terimakasih, Yang Mulia berbaik hati kepada hamba,"jawab Lou Shi.
"Sejauh apapun seseorang pergi, Kaisar pasti dapat melihatnya di manapun ia berada,"ucap Kaisar membuat penegasan kepada Lou Shi.
Semua orang tahu ancaman dibalik ucapan Kaisar. Dimanapun Lou Shi berpijak, Kaisar pasti akan menemukannya. Tidak ada yang tahu pasti kenapa Kaisar bersikeras mengikat putra Lou dengan putri Hua Li.
Tidak ada yang bergosip di dalam aual perjamuan mengingat Kaisar masih duduk ditakhtanya
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!