Oktober 2014, Satu Bulan setelah penerimaan Mahasiswa baru...
Segerombol Mahasiswa datang memasuki ruangan di gedung G, gedung kuliah Fakultas Hukum di Sebuah Universitas Negeri di Kota Purwokerto. Seperti biasa mereka memasuki ruangan sambil mengobrol banyak hal.
"Tugas yang dikasih Dosen Bahasa Indonesia udah belum, Zah?".
"Buat besok kan? Belum dil heheee". Zahma dan Dila, dua mahasiswi yang barusan berbincang itu duduk di bangku barisan kedua.
"Sama donk hahaa". Keduanya tertawa.
Kelas sudah mulai riuh, terutama dengan kedatangan mahasiswa cowo yang terkenal bandel. Padahal baru sebulan masuk jadi mahasiswa, tetapi kebandelan mereka sudah terlihat. Zahma berdecak melihat teman sekelasnya yang bandel.
"Eh besok jadwal sore diganti jadi malem yaa...". Dila bertanya pada teman di sebelahnya. Temannya itu mengangguk.
"Kenapa nggak di majuin aja ya? daripada dimundurin jadi malemm". Dila bertanya- tanya.
Kemarin saat di grup chat kelas membahas tentang mundurnya jam pelajaran ke malam hari, gadis itu langsung merinding.
"Bisa jalan- jalan malem malah seneng tau, Dil.. Lihat temen yang dari jurusan Pendidikan kayaknya seneng kuliah malem tuuh". Zahma ikut nimbrung pada obrolan Dila dan Neli teman sebelahnya.
"Ihh seneng apanyaa? Serem tauuu... Kita kan belum pernah ada jadwal kuliah malem Zah..".
"Iya makanya besok buat pengalaman pernah ngalamin kuliah malem.. Hehee"
Obrolan 3 mahasiswi tadi terhenti dengan masuknya Dosen Mata kuliah Bahasa Inggris. Bu Rina.
Pelajaran dimulai seperti perkuliahan pada umumnya.
***
Perpustakaan, Oktober 2014...
Zahma, Dila, Maroh memasuki gedung perpustakaan. Mereka berniat mengerjakan tugas Pelajaran Bahasa Indonesia, untuk esok hari.
"Iya beneran... Seniorku cerita.. Ih Aku langsung merinding tau...".
Zahma mendengarkan suara dari 2 mahasiswi di belakangnya. Dia melirik ke Dila yang berdiri di sampingnya. Gadis itupun sama melirik ke dirinya. Sepertinya dua gadis itu mendengarkan obrolan dua orang di belakang mereka.
Momen saling lirik itu berakhir karena giliran mereka dilayani oleh petugas perpustakaan.
"Denda 5000..". Ujar si petugas perpustakaan, sambil melirik mahasiswi di depannya. Dila nyengir tanpa dosa, kemudian mengangsurkan uang 5000 ke depan petugas.
"Lupa ngembaliin yaa.." Zahma berbisik ke sahabatnya itu.
"Nggak lupa Zah.. Tak kira tu bukunya hilang, untung aja ketemu..".
Mereka segera menyusul Maroh yang sudah berada di barisan rak- rak buku. Mencari referensi untuk tugas Makalah Bahasa Indonesia.
"Iyaa.. Aku juga diceritain kakak tingkatku.. Iya serem sihh.. Ih semoga aja kuliah besok ni aman yaa.. Kayak sebelum- sebelumnya".
Lagi- lagi Zahma mendengar obrolan berisi kata 'seram'. Ada cerita apa sih sebenarnya?. Jiwa kepo gadis itu meronta- ronta, Namun Dia tidak mau ambil pusing urusan orang lain.
"Zah.. ndengerin gerombolan itu lagi cerita kan tadi?". Tanya Dila. Dia meletakkan buku referensi di meja, Kemudian duduk berjejer dengan 2 temannya yang lain, Maroh dan Zahma.
"Denger.."
"Aku juga denger..". Maroh ikut nimbrung. Dia sebenarnya sejak tadi ingin memulai obrolan.
"Soal kuliah malem bukan sih?". Maroh bertanya lagi. Dua gadis itu saling menatap, sedangkan Zahma gadis yang berada di tengah, hanya mendengarkan.
"He em.. Makannya Aku tuh mending kuliahnya dimajuin jadi jam pertama deh dari pada diganti jadi malem- malem..". Dila bergidik. Dia tidak tahu persis kisah apa yang terjadi saat kuliah malam, Namun mendengar kata seram, dan sepenggal- penggal cerita, membuatnya takut sendiri.
"Ada hantu emangnya ya? padahal kalo siang hari gedung ini nggak serem loh". Komentar Maroh.
"Ntah lah Roh..". Dia mengangkat bahunya, tanda tidak paham titik permasalahan pada kuliah malam yang jadi perbincangan.
Keduanya kemudian mengakhiri obrolan, dan menekuni buku referensi.
.
.
Bersambung💋
Oktober 2014,
Setelah menyelesaikan solat maghrib dan beristirahat sejenak di serambi Masjid kampus, 4 orang mahasiswi tampak berjalan menuruni anak tangga di teras Masjid.
Masjid itu berada dilantai 2, sedangkan lantai dibawahnya adalah ruang auditorium kampus. Letaknya berada di dekat gerbang kampus, sebelah kanan.
"Dingin banget nggak sih malem ini rasanya..". Keluh Dila. Dia menggosok- gosokan telapak tangannya agar sedikit menghangat.
"Lumayan..". Sahut Neli, yang sepertinya juga merasakan hawa dingin.
"Ruang G4 ya sekarang..". Zahma melirik teman- temannya. Ketiganya mengangguk.
4 mahasiswi itu segera melangkah dengan cepat, karena waktu sudah menunjukkan pukul 19.00, jam kuliah malam.
Penerangan di malam hari rupanya tidak begitu terang. Zahma membatin dalam hati, mungkin ini yang dimaksud seram oleh Mahasiswa yang kemarin berbicara di perpustakaan. Gadis itu melihat sekelilingnya, Memang lumayan sih.
'Rame ah. Nggak serem- serem amat, masalah pencahayaan aja'. Batin gadis itu.
"Rame juga ya pada kuliah malem.. Kirain sepi kayak kuburan heheee". Dila berkomentar, karena beberapa kali mereka melewati gerombolan mahasiswa yang akan memasuki gedung- gedung perkuliahan.
"Iyaa.. Kalo kayak gini sih enjoy aja yaa kuliah malem- malem.. Hehee". Maroh ikut bersuara. Sesang Zahma hanya tersenyum, Yang dirasakan teman- temannya juga dia rasakan.
"Maklum mahasiswa baru, kalo belum ngalamin sendiri yaa jadi kebawa cerita- cerita senior..". Neli yang sudah mendengar dari Dila soal percakapan di perpustakaan, ikut berkomentar.
"Betul tuh". Zahma setuju sekali.
Gedung G sudah terlihat, 4 mahasiswi tahun pertama Fakultas Hukum itu segera menuju lantai 2 gedung itu. Menuju Ruangan G4 yang ada di ujung.
Pencahayaan di gedung G, tidak begitu minim. Tidak terlihat menyeramkan sama sekali.
Zahma dan teman- temannya memasuki ruangan. Beberapa kawan sekelas sudah masuk dan menempati bangku- bangku yang mereka inginkan.
Zahma memilih bangku di barisan kedua, seperti biasanya. Berjejer di barisan kedua, Zahma, Neli, Dila, dan Maroh.
***
Dosen belum juga memasuki ruangan, padahal jam sudah menunjukkan pukul 7.45 malam.
"Oy ketua kelas.. Gimana nih, dosennya belum juga masuk.. Bilangnya apa tadi beliau tu?". Omel salah satu mahasiswa cowok yang berada di ruangan G4, Bahar namanya.
"Masih oo te weee...". Balas si ketua kelas dengan ketus. Ketua kelas adalah seorang cewe yang bernama Indah. Indah sudah mengontak dosen yang mengampu mata kuliah pendidikan kewarganegaraan, sejak sore. Dan si Dosen mengatakan bahwa pelajaran nanti malam jadi dilaksanakan.
"Oo te we.. Ora teka weehhh.. Hahahaa...". Bahar dan teman- temannya tertawa terbahak- bahak. Dari dulu singkatan OTW memang sering diplesetkan untuk mereka yang sering tidak tepat waktu dengan alasan masih otewe.
(Keterangan: Ora teka weh, berasal dari bahasa jawa ngapak, artinya tidak datang tuh!)
Suara tawa anak- anak cowo di ruangan G4 seketika terhenti saat pintu ruangan terbuka secara mendadak. Angin malam yang bertiup dengan kencang membawa hawa dingin masuk ke ruangan.
Semua mata menoleh ke arah pintu, dengan terkejut. Tidak ada siapapun yang nampak di depan pintu.
Deg deg deg deg.. Suara detak jantung mahasiswa penghuni G4 berdetak tak beraturan. Kisah seram yang terpenggal- penggal yang didengar dari mulut ke mulut bersumber dari mulut senior, mempengaruhi otak mereka yang memang penakut.
Dila mencengkeram tangan Zahma yang duduk di samping kanannya. Sambil menahan diri untuk tidak berteriak karena takut. Sedangkan Zahma, dia menggigit bibir bawahnya, matanya menyipit, demi melihat kenyataan yang ada di depan sana.
"Selamat Malam semuaa.. Maaf terlambat yaa...". Kemunculan sosok dosen, Pak Hari membuat mereka semua menghembuskan nafas lega. Lega, Karena pintu terbuka yang beralasan. Bukan terbuka secara mistis oleh kekuatan supranatural!
Dosen segera duduk di kursi kebesarannya di depan ruangan. Dia meletakkan laptop dan buku tebal.
"Kita bisa lanjutkan pembelajarannya ya.. Kemarin sampai mana?".
Proses mengajar segera dimulai, dengan normal. Yaa dengan normal, tanpa gangguan apapun.
Okee sepertinya pengalaman pertama kuliah di jam malam tidak semenyeramkan itu ! Zahma membatin.
Dia tadi sempat terkejut, dan takut karena pintu yang terbuka secara tiba- tiba, disusul hembusan angin yang membawa hawa dingin. Dia jadi mengingat film horor yang pernah ditontonnya.
.
.
Bersambung💋
Desember 2014...
Hari berganti dengan begitu cepat meninggalkan mereka yang tidak pernah bisa move on.
Zahma melirik jam di layar hapenya. Matanya menyipit melihat cahaya yang terang. Jam 3 pagi. Gadis itu melihat kanan dan kirinya. Teman- temannya masih tertidur.
Zahma bangkit duduk dengan perlahan, kemudian bersender di lemari plastik miliknya. Dia masih merasa ngantuk, namun karena hari ini kuliah di jam pertama, jam 7.00, maka dia harus bersiap lebih awal, jika tidak ingin mengantre atau kehabisan air.
Dia dan 2 orang teman sekelas Dila dan Neli tinggal di asrama yang sama. Hanya saja berbeda kamar.
Setelah mengumpulkan kesadarannya, Dia segera bangun dari duduk. Berhati- hati agar tidak oleng dan jatuh menimpa temannya yang masih nyenyak tidur.
Kamar Irene berukuran 3 x 2 meter, dihuni oleh 5 orang gadis. Dapat dibayangkan bukan seberapa sesaknya? Hehee... Tapi itulah kesenangan tersendiri, berbagi di tengah kesempitan.
Zahma meraih handuknya yang berada di gantungan, kemudian segera meluncur menuju kamar mandi di gedung asrama yang berbeda.
Zahma memasuki kamar mandi di gedung belakang. Suasana masih sepi. Memang jarang yang memakai kamar mandi di gedung belakang, karena selain jauh juga pencahayaannya minim.
Zahma memasuki pintu kamar mandi. Kamar mandi gedung belakang cukup luas, terdapat tempat mandi yang disekat- sekat. Zahma memilih sekat pertama.
Suasana yang hening membuat bulukuduk Gadis itu berdiri. Sialnya Dia langsung mengingat cerita- cerita seram yang sering didengarnya dari teman sekamar maupun teman kuliahnya.
Zahma menggeleng, menepis pikiran buruk. Dia percaya makhluk- makhluk itu ada, namun biarlah mereka dengan dunianya, dan manusia dengan dunia nya juga. Tidak saling mengganggu, tidak saling bersinggungan.
Zahma mulai mengguyur air ke tubuhnya, rasa segar dia rasakan. Kata orang, mandi di pagi hari itu membuat badan sehat. Fakta atau mitos?
tplak tplak tplak ... krieetttt...
Telinga Zahma mendengar suara sandal beradu dengan lantai diikuti dengan suara khas pintu dibuka. Dia menghentikan sejenak aktifitasnya. Kemudian melirik ke pintu. Hening. Zahma mengangkat bahunya.
Entah mungkin dia salah dengar. Segera saja gadis itu menyelesaikan ritual mandi paginya.
***
"Kenapa mukamu kusut gitu, Dil? Dah mandi kan?". Zahma tertawa kecil sambil menutup mulutnya. Dua gadis itu sedang dalam perjalanan menuju kampus. Dila melirik, kemudian manyun.
"Mandi.. Cuman nggak ngenakin banget kejadian tadi tuuh..". Keduanya mulai bercerita, sambil tetap berjalan.
"Kenapa?".
"Aku mandi di kamar mandi gedung A, masa ada yang gedor- gedor pintu bilik ku terus.."
"siapa yang gedor?" Zahma penasaran.
"itu laah.. Aku buka pintu tapi nggak ada orang..".
Zahma menghentikan jalannya. Menatap Dila, memastikan apakah temannya itu berbicara jujur atau tidak.
"Serius?".
"Dua rius, Zaahhh...". Dila berjalan kembali, diikuti oleh Zahma. Bulukuduk Zahma berdiri. Dia jadi mengingat kejadian tadi pagi, saat mandi ada suara sandal beradu dengan lantai dan suara pintu terbuka, namun saat keluar ternyata tidak ada siapapun di kamar mandi gedung belakang selain dirinya sendiri.
"Aku akhir- akhir ini lagi sering denger cerita horor dari temen sekamar, Zah.. Jadi kebawa takut sendiri.. Mau nggak ndengerin tapi kepoo..". Dila nyengir.
"Temenmu yang dari Fakuktas Pendidikan tu maksudnya?". Tanya Zahma. Dila mengangguk. Zahma hanya ber oh panjang.
Waktu itu saat ada cerita- cerita seram di kampus, yang membicarakan juga anak- anak pendidikan. Zahma jadi berpikir dan menduga, apakah bagian kemampuan bercerita itu masuk ke dalam mata kuliah mahasiswa Fakultas Pendidikan? Bagian dari micro teaching barangkali?
(micro teaching kalo anak pendidikan pasti paham hehe, bahasa simpelnya latihan mengajar).
"Masih sering cerita soal kuliah malem?". Zahma bertanya, sebab akhir- akhir ini, Dia tidak lagi mendengar cerita itu.
"Masiih lah Zah.."
"Aku penasaran loh dari waktu itu, sebenarnya bagian mana yang serem di kuliah malem.. waktu itu pengalaman pertama kita, baik- baik aja kan? Yah kecuali pas pintu mbuka tiba- tibaa.. Hehee".
Kedua gadis itu tertawa kecil, mengingat kejadian kuliah malam di bulan Oktober.
"Ada yang bilang tuh kalo kuliah malem, ada dosen yang nggak masuk, tapi bisa ada di kelas.."
"Maksudnya dosennya tuh setan?". Zahma bertanya karena tidak habis pikir. Apakah Setan bisa mengajar mahasiswa. Ahh pasti ngarang indah aja tuh si pembuat cerita! batin Zahma.
"Ya kurang lebih begitu.."
"Kelas mana yang ngalamin kejadian itu? Bukan kelas di fakultas kita kan?"
Dila mengangkat bahu.
"Kayaknya senior di fakultas lain yang ngalamin, Zah.."
Obrolan kedua gadis itu terhenti saat mereka harus menyebrang. Keduanya menyebrang di zebra cross depan kampus. Mereka menyebrang begitu ada kesempatan.
Jam menunjukkan pukul tujuh kurang 10 menit. Kedua gadis itu segera menuju gedung F, tempat dimana mata kuliah Pengantar Hukum Indonesia akan berlangsung.
.
.
Bersambung😘
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!