NovelToon NovelToon

My Cold Step Brother

Pernikahan

Gadis cantik dibalut gaun indah berwarna peach sedang duduk terdiam di tengah hiruk pikuk suara para undangan yang sedang menikmati pesta pernikahan seorang konglomerat terkenal bersama wanita pujaannya yang tak lain adalah ibu dari gadis yang tengah menatap kedua pengantin yang tengah berbahagia itu.

Isabela gadis yang sedang duduk sendiri dari tadi hanya terdiam tanpa tahu harus melakukan apa,entah apa yang ia rasakan saat ini , apakah ia harus bahagia dengan pernikahan ini atau tidak walaupun ia tahu bahwa dirinya tidak berhak untuk menentang keputusan wanita yang ia panggil dengan sebutan mama itu karena ia sangat tahu sifat mamanya.

"Tak ada salahnya jika aku ikut berbahagia dengan pernikahan ini, semoga semua akan baik-baik saja" ucap Isabela pelan.

Entah apa maksud dari perkataan bela sapaan akrab dari isabela

merasa bosan dengan pestanya bela memutuskan untuk keluar sebentar dari hotel tempat dilaksanakan nya pesta untuk mencari udara segar di taman sekitaran hotel

"Akhirnya aku sendiri juga, di dalam terlalu ramai membuatku sedikit pusing"

itulah bela dengan kepribadian nya yang sedikit introvert

Tiba-tiba ada seorang pria menghampiri bela dan duduk di sampingnya

"Hai, apa kau isabela"

"Iya, ada apa? apa kamu mengenalku? " tanya bela pada pria itu

"Oh ya perkenalkan aku Aditya keponakan dari om Bayu"

ucap Aditya sambil menjabat tangan Bela

"Om Bayu menyuruhku untuk mencari mu, mengapa kamu keluar? " sambungnya

"Aku hanya ingin mencari udara segar" jawab Bela

"Aku tahu pasti kamu bosan kan didalam, aku juga merasa bosan makanya aku keluar sebenarnya aku tidak berniat mencari mu tapi kebetulan saja aku melihatmu"

Bela merasa sedikit heran dengan pria aneh di depannya dia berbicara seakan sudah akrab dengan Bela

"Kalau begitu aku ke dalam dulu" bela berdiri hendak berlalu dari hadapan pria ini namun tangan Bela dicekal

"Hei tidak bisa kah kau duduk dulu aku ingin berbincang sebentar dengan denganmu,lagi pula didalam masih terlalu ramai" mendengar hal itu bela pun duduk kembali

"Kenapa kamu bisa tau kalau aku bela? " tanya Bela

"Tadi aku melihatmu duduk sendiri di dalam lalu om Bayu bilang kalau kamu yang menjadi putri tirinya" jelas Aditya

"Apa kamu sudah bertemu dengan Erlangga kakak tiri mu"

"Aku belum bertemu dengannya, apa dia hadir hari ini? aku ingin berkenalan dengannya" sebenarnya Bela sudah tahu bahwa Erlangga tidak hadir di pernikahan orang tuanya, namun Bela belum mengetahui alasan kakak tirinya itu tidak bisa hadir di hari bahagia papanya sendiri, hal itulah yang membuat bela sedikit khawatir terhadap Erlangga

"Apa kau yakin ingin berkenalan dengannya?" Bela tidak mengerti dengan maksud perkataan Adit

"Memangnya ada apa dengan Kak Erlangga? " Tanya Bela

"Nanti kau akan mengerti saat bertemu dengannya"ucap adit yang semakin membuat bela bingung

" Sudahlah tidak perlu kau pikirkan, ayo kita masuk"

Tidak ambil pusing Bela pun mengikuti Adit kembali kedalam pesta.

Saat Adit dan Bela Masuk om Bayu langsung memanggil mereka Adit dan bela pun langsung menghampiri kedua mempelai

"Ayo kita foto bersama" Ucap om Bayu

" Walaupun Erlangga tidak ada tapi aku tidak ingin pesta ini terasa hampa tanpa adanya foto keluarga" Sambung Bayu.

Bela berdiri di samping mamanya dan Adit berdiri di samping Bayu

"Dari mana saja kamu,apa kamu mau membuat mama malu" Bisik Sinta dengan penuh tekanan di setiap katanya

" Maaf ma aku tadi dari taman dekat hotel"jawab Bela

"Sudahlah, jangan lupa tersenyum saat di foto aku tidak ingin kau terlihat tidak bahagia dengan pernikahan ini, kau paham" Bela hanya mengangguk patuh

Setelah selesai acara sesi foto para tamu undangan pun berangsur-angsur pulang

Bela kembali ke kamar hotel yang memang telah di siapkan untuk keluarga pengantin, karena rencananya pengantin akan menginap di hotel selama dua hari

Bertemu

Setelah dua hari di hotel om Bayu memutuskan untuk membawa mama Sinta dan Bela pulang kerumahnya

"Sayang kapan kita akan bertemu dengan Erlangga" tanya mama Sinta pada om Bayu

"Secepatnya sayang aku akan menghubungi Erlangga agar mampir ke rumah dan memperkenalkan kalian padanya" Jawab om Bayu sambil menggenggam tangan mama Sinta

"Apakah kak Erlangga tidak tinggal serumah dengan om Bayu" ucap bela membatin dan sedikit merasa heran dengan hubungan ayah dan Anak ini, sambil melirik pada kaca mobil karena bela duduk didepan bersama Sopir sedangkan mama dan papa barunya itu duduk berdua dibelakang, Bela sedikit merasa geli dengan tingkah mamanya yang selalu menempel pada om Bayu

"Bukankah mama terlihat seperti remaja yang baru berpacaran" Batin bela

Akhirnya mereka bertiga telah sampai dikediaman om Bayu yang tentunya akan menjadi tempat tinggal Bela dan mama Sinta kedepannya

"Wah, apa ini yang namanya istana" Bela merasa takjub dengan apa yang ada di hadapannya saat ini, padahal Bela masih berada di halaman depan rumah Papa tirinya itu. Bela tak bisa membayangkan bagaimana ketika ia masuk kedalam rumah itu mungkin jiwa kampung nya akan meronta

Sebenarnya Bela berasal dari keluarga yang bisa dibilang Berkecukupan namun tidak sekaya Bayu Papa tirinya ini tentunya bahkan kekayaan keluarganya pun tidak sampai seperempat dari Kekayaan Bayu.

Masih dengan kekagumannya akan halaman rumah itu tiba-tiba Bela di kejutkan dengan suara Sinta sang Mama tiri sudah berada di sampingnya

"Jangan terlihat seperti orang kampungan bela, jangan buat mama malu dengan kelakuanmu" ucap mama Sinta berbisik namun penuh penekanan

"Dan ini bawa sendiri koper mu dan turunkan semua barang yang ada di mobil" mama Sinta menyerahkan koper Bela, Bayu yang melihat itu langsung melarangnya

"Sayang tidak usah menyuruh Bela nanti ada pak Dodi yang akan membereskannya" Bayu memanggil Dodi untuk membawa koper Bela kedalam rumah

"Tidak sayang aku tidak ingin dia menjadi manja"

Tukas mama Sinta

"Baiklah kalau begitu biarkan dia hanya membawa kopernya saja" Tak ingin suaminya berpikiran jelek terhadapnya, akhirnya Sinta pun terpaksa menyetujui ucapan Bayu

"Bela cepat bawa koper mu kedalam" suruh mama Sinta sambil melirik sinis kearah Bela

Kini Bela sudah berada di kamarnya dilantai dua rumah itu sedangkan kamar Mamanya dan om Bayu berada di lantai tiga, Bela merebahkan dirinya di atas kasur empuk milik nya sambil menatap langit langit kamar dengan pikiran yang berkecamuk "kurasa aku harus kembali ke rutinitas ku besok" lama bela membaringkan badannya matanya pun terasa berat akhirnya bela pun tertidur

malam pun tiba

tok tok tok

" Nona Bela apa Anda di dalam ? Tuan memanggil anda untuk makan malam" Bi Sumi sudah berkali kali mengetuk pintu bela namun tidak ada sahutan sama sekali.

Bela menggeliat dalam tidurnya karena mendengar suara yang menggangu tidurnya dan terbangun

"Ya Ampun aku ketiduran jam berapa sekarang" bela mengambil handphone nya dan menunjukkan pukul 19.25,bela segera membuka pintu dan masih ada bi Sumi di sana

"Maaf Bela ketiduran"ucap bela tak enak

"Nona di Panggil tuan untuk makan malam, oh iya Nona boleh panggil saya bi Sumi"

"Baiklah bi aku akan segera turun"

Bela mandi dengan terburu- buru dia merasa tidak enak jika turun namun belum mengganti baju yang ia pakai dari pagi.

Sesampainya di bawah Bela terkejut karena ada seorang Pria tampan yang duduk bersama om Bayu dan Mama Sinta

"Bela kamu lelah sekali yah,maaf yah membangunkan mu bi Sumi bilang kamu tadi sedang tidur. Oh ya papa ingin mengenalkan mu pada anak papa"

" Bela yang minta maaf om karena sudah membuat kalian menunggu"ucap bela tak enak hati

" Bela bisa kah kamu memanggilku papa Karena sekarang aku sudah menjadi papamu" ucap om Bayu lembut

"Baiklah Pa maaf bela belum terbiasa"

Disisi lain mama Sinta dari tadi sudah menatap kesal pada Bela karena membuat mereka semua menunggu, apa lagi di sana sudah ada Erlangga putra tirinya

"Tidak apa kalau begitu ayo kita makan"

Bela duduk di samping mama Sinta dan berhadapan langsung dengan Kakak tirinya.

Makan malam pun berlangsung dengan hening tanpa ada yang bersuara hanya Bela yang dari tadi mencuri-curi pandang pada pria yang duduk di depannya ini, namun tanpa Bela sadari ketika ia membuang pandangannya Erlangga pun diam-diam menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan

Terkejut

Setelah makan malam selesai Bela masih berkutat di dapur membantu bi Sumi membersihkan meja makan

"Non biar bibi saja yang membersihkan ini semua ini tugas bibi" bi Sumi mencoba mencegah Bela yang ingin mencuci piring sisa makan mereka

"Tidak apa-apa bi,Bela sudah sering melakukannya"

"Tidak non, non Bela ke ruang tengah saja bersama tuan dan nyonya nanti nona di cari lagi sama tuan"

"Tidak kok bi, nanti selesai cuci piring baru Bela ke sana" bibi Sumi hanya pasrah dan membiarkan Bela melakukan pekerjaannya

Tak lama Bela bersuara" bi Sumi Bela boleh tanya sesuatu?"

"Tentu, mau tanya apa non" Bela sedikit menoleh ke arah bi Sumi

" Bi, kak Erlangga itu orangnya seperti apa yah? " Bi Sumi sedikit terkejut dengan pertanyaan bela

" Bukannya nona dengan tuan muda sudah berkenalan"

" Belum bi, ini pertemuan pertama jadi aku agak khawatir akan bertindak sembarangan di depan kak Erlangga "

" Begitu yah non, bibi pikir nona sudah sering bertemu dengan tuan muda soalnya kalau nyonya sudah berapa kali bertemu dengan tuan Erlangga"Jelas bi Sumi

"Tuan Erlangga itu orang nya tertutup non dan agak jarang bicara sama orang-orang rumah ini tapi pak Erlangga baik kok orangnya dia tidak pernah memarahi para pekerja disini ketika kami melakukan kesalahan, begitulah non mungkin diawal tuan Erlangga terlihat sedikit galak dan pemarah tapi aslinya Baik kok non" sambung bi Sumi panjang lebar

Bela tampak berpikir akan jawaban bi Sumi dan kembali bertanya "Oh ya bi ada satu hal lagi yang ingin bela tanyakan, apakah kak Erlangga tidak tinggal di rumah ini? "

"kalau itu non tuan... " belum sempat bi Sumi bela sudah dipanggil oleh Tika salah satu asisten rumah tangga di rumah pak Bayu

" Permisi Non bela di panggil sama tuan dan nyonya Ke ruang tengah"

"Baiklah pekerjaanku juga sudah selesai" bela segera melepas celemek dan mencuci tangannya

Entah mengapa Bela sangat gugup untuk bertemu kembali dengan kakak tirinya itu, Bela merasa ada aura mencekam ketika mereka bertemu

"Bela dari mana saja kamu, selalu saja membuat kami menunggu" ucap mama Sinta sedikit kesal

"Maaf ma bela tadi habis bantu bi Sumi di dapur"

"Sudahlah nak ayo sini duduk" ucap papa Bayu menengahi, bela pun langsung duduk berhadapan lagi dengan Erlangga

"Oh yah Bela, perkenalkan ini Erlangga anak papa dan sekarang ia sudah menjadi kakakmu juga dan Er ini Adikmu Bela" Bela melirik sekilas kearah Erlangga dan ternyata Erlangga pun kini tengah menatapnya, tak kuat ditatap oleh Erlangga Bela memutuskan kontak mata mereka.

Ada desiran aneh di hati Bela ketika bertatapan dengan Erlangga entah apa itu tapi perasaan terintimidasi dan takut lebih mendominasi perasaannya.

Bela akui Kakak tirinya itu sangat tampan mungkin orang tertampan yang pernah ia temui selama hidupnya dan tentu saja sangat berkarisma karena Erlangga merupakan seorang CEO terkenal yang memiliki beberapa cabang perusahaan di beberapa daerah dan juga di luar negeri, selain itu ia juga memiliki usaha di bidang kuliner yaitu beberapa restoran terkenal yang tentunya memiliki cabang di mana-mana.

"Er papa harap kamu bisa menjaga adikmu dengan baik lindungi dia sebagai seorang kakak laki-laki terhadap adik perempuannya" ucap papa Bayu Pada Puteranya itu dengan sedikit harapan yang ia utarakan . Mendengar itu Erlangga hanya mengangguk

"Satu lagi Er, papa ingin kamu lebih menghormati mama Sinta, perlakukan dia seperti kamu memperlakukan mamamu dulu walaupun kalian hanya terpaut beberapa tahun tapi kini ia sekarang sudah resmi menjadi ibu sambung mu" Tambah papa Bayu karena ia tahu bahwa sampai sekarang Erlangga masih belum bisa menerima ia menikah dengan Sinta

Erlangga menampilkan smirk nya mendengar perkataan ayahnya.

Erlangga dan Sinta hanya terpaut 5 tahun, Erlangga kini berusia 26 tahun sedangkan Sinta 31 tahun, memang hanya selisih sedikit untuk menjadikan Sinta sebagai seorang ibu sambung bagi Erlangga yang sudah dewasa, menurut Bayu mungkin itu yang menjadi alasan Erlangga tidak merestui dirinya menikahi sinta namun sebenarnya ada hal lain yang membuat Erlangga menentang hubungan itu.

"Kalau sudah tidak ada lagi yang ingin papa katakan er pamit untuk pulang" Er kemudian berlalu dari hadapan papanya di susul oleh Bela yang di suruh oleh Sinta untuk mengantar Er sampai depan rumah

Saat sudah didepan rumah er berbalik menghadap kearah Bela lalu menatap gadis didepannya itu dengan intens dari atas samapi bawah, sementara Bela yang di tatap hanya bisa menunduk kepalanya

Walaupun menunduk Beka bisa merasakan pergerakan Erlangga yang semakin mendekatinya dan tiba-tiba saja Bela merasakan sapuan napas di telinganya. Ternyata Er membisikkan sebuah kalimat yang membuatnya terdiam kaku "Jangan coba-coba mendekatiku apalagi menggodaku"

setelah mengatakan itu Er langsung melangkah pergi meninggalkan bela yang mematung dibuatnya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!