Pagi yang cerah seorang gadis cantik berambut panjang lurus, bertubuh mungil, mengenakan kaos warna kuning dan rok pendek selutut, dengan riasan yang natural, iya gadis itu begitu cantik dan sangat elegan, ia berjalan di trotoar pingin jalan.
Di saat gadis cantik itu berjalan menelusuri trotoar pinggir jalan, tiba-tiba ada mobil sedan berwarna hitam yang berhenti tepat di hadapannya, gadis cantik itu pun menghentikan langkah kakinya ia cukup kaget dan hendak kembali melangkahkan kakinya, tapi belum sempat kakinya kembali melangkah, tiba-tiba kedua laki-laki bertubuh kekar keluar dari dalam mobil sedan warna hitam itu.
Kedua laki-laki bertubuh kekar dan memakai setelan jas warna hitam, mereka tiba-tiba mendekati gadis cantik itu, tanpa berbicara apapun kedua laki-laki itu langsung memegang kedua tangan gadis cantik itu, hingga gadis cantik itu sangat ketakutan.
"Aku mau dibawa kemana.....??" teriak gadis cantik yang kira-kira usianya 19 tahun.
"Lepaskan aku...." Gadis itu kembali bertriak sambil meronta-ronta.
Dua laki-laki gagah itu tidak memperdulikan teriakan gadis itu, mereka langsung membawa gadis itu masuk ke dalam mobil sedan warna hitamnya dengan kasar.
Setelah gadis itu masuk ke dalam mobil dengan cara paksa, kedua laki-laki itu pun menutup pintu mobilnya secara bersamaan.
"Mereka siapa....?" gumam sang gadis, ia merasa ketakutan, karena tiba-tiba ada yang ingin menculiknya.
"Kalian siapa...?" tanyanya dengan tubuh gemetaran.
"Aku mau di bawah kemana?" sambungnya masih dengan tubuh gemetaran.
"Turunkan aku...!!" pintanya dengan sorot mata tajam.
Kedua laki-laki yang ada di jok depan, mereka melihat sorot mata gadis itu tapi mereka tidak perduli sama sekali.
Gadis itu tidak diam, mulutnya terus berbicara tapi kedua laki-laki yang menculiknya hanya diam satu sama lain.
"Apa kalian budek?"
"Kalian tidak punya telinga?"
"Apa kalian bisu?"
Dengan ceceran pertanyaan, gadis itu terus berbicara tapi lagi-lagi tidak ada sahutan dari kedua laki-laki yang ada di depan itu.
Seorang gadis bernama Kiara Maharani, ia berusia 19 tahun, Kiara adalah gadis yang cukup bar-bar, ia berani melawan siapa saja ketika dirinya tidak salah apa-apa. Tapi ada satu yang ia takuti itu adalah ibunya yang begitu galak dan kejam pada Kiara.
"Aku mau dibawa kemana?" tanyanya dalam hati, tubuhnya semakin gemetaran karena merasa ketakutan.
Kiara memilih bersikap tenang, ia berpikir jika nanti ada cara untuk kabur, pasti ia akan berusaha untuk kabur dari dua laki-laki yang berusaha menculiknya ini.
Perjalanan menuju ke suatu tempat, entah Kiara itu mau dibawah kemana? Perjalanan yang cukup panjang, dan tanpa ada suara dari kedua laki-laki yang menculiknya itu.
Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang, akhirnya kedua laki-laki yang menculiknya menghentikan mobilnya di sebuah rumah mewah.
Kiara tercengang, otaknya terus berputar seperti komedi putar, jika mereka ingin menculikku? Tapi kenapa mereka membawa aku ke rumah yang begitu mewah seperti ini? Apa mereka mau menjualku pada laki-laki kaya ini? Tuhan, aku masih terlalu suci, selamatkan aku dari malapetaka ini! hati Kiara sangat tidak tenang.
Kedua laki-laki itu turun dari dalam mobil lebih dulu, lalu salah satu di antara mereka membukakan pintu mobilnya untuk Kiara.
"Turunlah Nona..." pinta salah satu laki-laki yang tadi menculiknya.
Kiara pun turun dari dalam mobil dengan hati-hati, jika ia lihat-lihat lagi kedua laki-laki yang menculiknya, Kiara rasa mereka berdua bukanlah orang jahat, tapi siapa yang menyuruh mereka?
"Maaf, aku mau dibawa kemana?" tanya Kiara dengan nada lembut.
"Nona tidak usah kawatir, kita tidak akan menyakiti Nona," jawab salah satu dari laki-laki itu.
Kiara mengangguk paham, Kiara mengikuti langkah kedua laki-laki yang ada di hadapan dirinya saat ini, biarpun langkah kakinya cukup berat tapi Kiara yakin mereka bukanlah orang jahat.
Sesampainya di suatu ruangan yang cukup megah, Kiara tercengang tidak percaya. "Ini tempat apa?" batinnya dalam hati.
"Tuan, ini gadis yang tuan inginkan," kata Pak Heru, dan di anggukin oleh Pak Andi.
Pak Heru dan Pak Andi adalah orang suruhan Bosnya, mereka disuruh membawa Kiara dengan paksa.
"Kerja yang bagus, keluarlah kalian, nanti bayaran kalian aku akan transfer ke no rekening kalian masing-masing," suara yang cukup tegas itu membuat Kiara merasa takut, sedangkan Pak Heru dan Pak Andi langsung keluar dari ruangan mewah itu.
Kiara di tinggalkan diruangan itu, sedangkan laki-laki yang bersuara tegas itu masih berdiri tegak di dekat jendela dengan posisi kedua tangannya di masuk kan ke dalam saku celananya, tanpa menampakkan wajah tampannya sama sekali.
"Kamu siapa?" tanya Kiara, ia berusaha mengumpulkan keberanian untuk bertanya.
"Aku adalah.....!!"
Laki-laki itu membalikkan badannya, ia menatap Kiara dengan sorot mata tajam.
"Siapa kamu...?" tanya Kiara saat melihat wajah tampan laki-laki itu, tapi ia tidak mengenal laki-laki itu sama sekali.
Laki-laki itu tiba-tiba tersenyum manis pada Kiara, membuat Kiara seketika menggelidik jijik, kok bisa aku bertemu dengan laki-laki aneh seperti ini? Pikirnya di dalam otaknya.
Bersambung
Terimakasih para pembaca setia
Laki-laki itu tiba-tiba tersenyum manis pada Kiara, membuat Kiara seketika menggelidik jijik, kok bisa aku bertemu dengan laki-laki aneh seperti ini? Pikirnya di dalam otaknya.
"Kamu siapa?" tanya Kiara untuk sekian kalinya.
Laki-laki tampan itu berjalan mendekati Kiara, Kiara pun mundur teratur hingga mentok ke tembok.
"Kamu mau kemana?" tanya laki-laki tampan itu, satu tangannya langsung mengunci tubuh mungil Kiara, lalu satu tangannya lagi di masukan ke dalam saku celananya.
"Ruangan ini sudah terkunci rapat dan hanya ada kita berdua saja, kamu bertriak pun itu tidak ada gunanya, ini ruangan kedap suara," lanjut laki-laki tampan itu.
"Apa yang kamu mau dariku?" tanya Kiara, di saat laki-laki tampan itu semakin mendekatkan wajahnya pada dirinya, ia sangat takut, tubuhnya semakin gemetaran, otaknya traveling kemana-mana. "Lindungi aku tuhan, aku masih sangat suci dan sangat polos sekali," doa Kiara dalam hatinya.
"Aku hanya mau menikahimu saja!" jawab laki-laki tampan itu, tanpa basa-basi pada Kiara.
Kini laki-laki tampan itu semakin mempererat wajah tampannya ke wajah cantik Kiara, Kiara langsung menundukan kepalanya ia tidak punya keberanian untuk menatap sorot mata tajam laki-laki tampan yang ada di hadapannya saat ini.
"Menikahiku, memangnya kamu siapa? Aku saja tidak pernah mengenalmu?" tanya Kiara dengan jantung yang mulai berdetak kencang.
"Aku adalah Kevin Saelandra, putra dari Mahendra Saelandra dan Ria Saelandra," jawabnya dengan tegas.
"Tapi aku tidak mengenalmu," kata Kiara.
"Aku tidak perduli, yang penting aku mengenalmu," sahut Kevin dengan tatapan mata cukup dalam.
"Jangan bergurau! Keluarkan aku dari tempat ini!" pinta Kiara pada Kevin.
"Tidak akan, aku ingin tetap menikah denganmu," dengan santainya Kevin berbicara pada Kiara.
"Dasar laki-laki stress, kenal juga tidak mau main menikah-menikah saja," kata Kiara sambil geleng-geleng kepala, kenapa ia bisa bertemu dengan laki-laki seperti Kevin?
Kevin tersenyum kecil, tanpa meminta izin dari Kiara, satu tangannya meraih dagu Kiara dengan lembut, lalu mengangkat wajah Kiara hingga Kevin bisa jelas melihat wajah cantik Kiara, hembusan nafas Kiara juga bisa Kevin rasakan dengan jelas. "Kamu semakin cantik," puji Kevin dan tanpa permisi ia mencium pipi Kiara, membuat Kiara ternganga tidak percaya.
"Dasar laki-laki brengsek....!!" Kiara mengangkat satu tangannya dan "Plakk.." tamparan keras mendarat di pipi mulus Kevin, bukannya kesakitan tapi lagi-lagi Kevin malah tersenyum senang. "Lain kali aku akan mencium bibirmu," kata Kevin dan langsung di plotottin oleh Kiara. "Laki-laki stress," gumam Kiara jijik.
Kiara mendorong tubuh Kevin, agar Kevin menjauh dari dirinya.
"Minggir, aku mau keluar dari tempat ini!" Kiara berjalan menuju ke pintu, lalu ia berusaha membuka pintu ruangan itu dengan kuat.
Kevin tersenyum semakin senang, melihat Kiara berusaha membuka pintu ruangan yang sudah di kunci oleh dirinya rapat-rapat. "Dasar gadis bodoh, sudah aku bilang ruangan ini sudah terkunci rapat, percuma kamu berusaha membuka pintunya," kata Kevin sambil mengedipkan satu matanya dengan genit.
Kiara menendang pintu ruangan itu dengan kasar, membuat kakinya merasa kesakitan. "Dasar pintu kurang ajar!" Kiara mengomeli pintu yang tidak salah apa-apa, ia pun putar balik lalu ia kembali berjalan menghampiri Kevin yang saat ini sudah duduk di sofa dengan posisi satu kaki di angkat dan kedua tangannya di lipat ke atas dada.
"Laki-laki stress keluarkan aku dari tempat terkutuk ini.....!!" teriak Kiara dengan lantang.
"Teriak saja sekeras mungkin! Lagian percuma, tidak akan ada orang yang mau menolongmu," sahut Kevin yang lagi-lagi dengan gaya santainya.
"Apa maumu?" tanya Kiara dengan begitu marah.
"Aku mau kamu menikah denganku!" jawab Kevin dengan santainya, wajah tampan Kevin terlihat begitu manis dan sangat menggemaskan.
"Aku tidak mau menikah denganmu," tolak Kiara dengan tegas.
"Baiklah, aku akan menelpon ibumu, agar biaya pengobatan kakakmu dihentikan sekarang juga," kata Kevin, lalu ia mengambil ponselnya dari dalam saku celananya.
Seketika Kiara kaget, darimana laki-laki itu tahu kalau kakaknya sedang di rawat di rumah sakit?
"Maksudmu apa.....?!" tanya Kiara dengan serius.
Kevin tersenyum licik, ia yakin kalau Kiara tidak akan menolak untuk menikah dengan dirinya nanti.
"Hay gadis manis, aku bilang jika kamu tidak mau menikah denganku, maka biaya pengobatan kakakmu akan aku hentikan sekarang juga," Kevin memperjelas perkataannya dengan tegas.
Kevin menelpon seseorang dan seseorang itupun mengangkat telpon dari Kevin.
"Hallo Tuan Kevin...."
"Hallo....!"
"Siapa yang kamu telpon?" tanya Kiara, ia sangat kawatir dan pikirannya mulai kacau.
"Aku menelpon..."
Bersambung
Terimakasih para pembaca setia
"Hallo....!"
"Siapa yang kamu telpon?" tanya Kiara, ia sangat kawatir dan pikirannya mulai kacau.
"Aku menelpon..."
"Tentu saja aku menelpon ibumu," lanjut Kevin masih menaruh ponselnya di telinganya.
"Hallo tuan...." sapa seseorang dari sambungan telpon.
"Hallo bi, bibi anak gadismu ini tidak mau menikah denganku, dia menolakku," cerita Kevin pada ibunya Kiara.
"Apa?! Berani sekali anak itu! Berikan ponselnya Tuan Kevin pada anak saya!" sahutnya dengan nada marah, Kevin tersenyum senang lalu ia memberikan ponselnya pada Kiara. "Gadis manis, ini ibumu mau bicara padamu," Kevin memberikan ponselnya pada Kiara, dengan tangan yang gemetaran Kiara menerima ponsel milik Kevin dari tangan Kevin, lalu menaruh tepat di telinganya.
"Hallo ibu...." suara Kiara terdengar lirih, ia merasa takut pada ibunya yang kejam pada dirinya.
"Hey anak bodoh! Jika kamu menolak menikah dengan Tuan Kevin, maka aku akan mengusirmu dari rumah! Kamu tahu, jika pengobatan kakakmu di hentikan maka aku memukulimu jika kamu sampai dirumah nanti," ucap Ibu Merry dengan nada marah.
Seketika Kiara terdiam, ia memikirkan bagaimana nasibnya nanti? Jika ia sungguh menolak ajakan Kevin untuk menikah.
"Ibu, nanti aku akan mencari uang dengan cara lain. Aku akan berkerja keras untuk pengobatan Kak Megga," jawab Kiara.
"Hey anak bodoh, uang yang di butuhkan untuk pengobatan kakakmu tidaklah kecil, kamu mencari uang dimana? Mau tidak mau kamu harus menikah dengan Tuan Kevin, aku tidak mau tahu!" Tandas Merry, tanpa mendengar jawaban dari Kiara, Merry langsung mematikan saluran telponnya begitu saja.
Bukan tanpa alasan Merry memaksa Kiara untuk menikah dengan Kevin, melainkan itu adalah sebuah perjanjian yang sudah ia sepakati dengan Kevin beberapa bulan yang lalu.
Kiara langsung merasa tubuhnya lemas, sungguh malang sekali nasibnya.
"Ini ponselmu," dengan sorot mata kesal Kiara memberikan ponsel milik Kevin pada Kevin, dan di terima oleh Kevin dengan senyum yang cukup hangat. "Menikahlah denganku!" godanya dengan genit.
"Siapa juga yang mau menikah dengan laki-laki stress sepertimu," tolak Kiara dengan lantang.
Kevin hanya geleng-geleng kepala, ia tahu cepat atau lambat gadis yang ada di hadapannya saat ini pasti akan menerima untuk menikah dengan dirinya.
"Jika kamu tidak mau menikah denganku, maka pulanglah! Rumah sakit juga akan langsung menghentikan pengobatan kakak kamu, aku akan menghentikan biaya rumah sakit hari ini juga," dengan santainya Kevin menyuruh Kiara untuk pulang, ia tidak mau pusing dalam hal seperti ini, karena ia tahu pasti Kiara datang kembali pada dirinya.
Kiara terdiam, ia memikirkan sang kakak yang sedang sakit, dan tentunya butuh uang banyak untuk pengobatannya. Dan untuk saat ini hanyalah Kevin Saelandra yang bisa membantu biaya pengobatan kakaknya.
"Gadis manis, aku membantu biaya pengobatan kakakmu selama ini, karena aku itu menginginkanmu untuk menjadi istriku," kata Kevin membuat Kiara kaget dan tidak percaya.
Kiara saja tidak tahu kalau selama ini yang membantu biaya pengobatan kakaknya adalah laki-laki yang ada di hadapannya saat ini yaitu Kevin Saelandra.
Flashback
Saat Merry sedang berjalan menuju ke pasar, ia tidak sengaja melihat satu lembar kertas yang tertempel di tiang listrik besar, lalu ia membacanya dan isinya adalah seorang laki-laki tampan yang sedang mencari seorang gadis untuk menjadi istrinya, hingga Merry tertarik dan membawa foto cantik Kiara ke laki-laki itu.
"Dengan cara ini aku bisa mengobati Megga anakku," gumamnya saat berjalan.
Beberapa bulan lalu Merry datang ke hadapan Kevin membawa foto Kiara yang cantik dan memberikan foto itu pada Kevin Saelandra.
Iya anak pertamanya yang bernama Megga Aulia Putri, ia mengalami kecelakaan hebat saat naik mobil ugal-ugalan bersama teman laki-lakinya, hingga Megga mengalami cedera yang cukup parah dan harus dirawat di rumah sakit, namun untuk biaya perawatan Merry tidak punya uang banyak, teman laki-laki Megga yang membawa mobilnya pada saat itu, temannya juga tidak mau bertanggung jawab sama sekali, padahal temannya itu anak orang kaya tapi malah lari dari tanggung jawab, hingga Merry harus mencari orang yang mau menolong demi anaknya sembuh.
Dan beruntunglah Merry menemukan kertas itu, Merry pun langsung menelpon no telpon yang tertera di kertas itu, hingga akhirnya Merry bisa bertemu dengan Kevin Saelandra dan membuat perjanjian dengan Kevin Saelandra, agar Kevin Saelandra mau membiayai pengobatan anaknya selama di rumah sakit.
Kevin pun menerima perjanjian itu ya dengan syarat gadis yang ada di foto yang Merry bawah padanya, pastikan kalau gadis itu mau jadi istrinya dan Merry pun setuju.
Of Flashback
"Pergilah jika kamu menolak pernikahan ini, aku juga akan meminta denda pada ibumu, untuk uangku yang sudah masuk ke rumah sakit," kata Kevin panjang lebar, membuat Kiara semakin bingung.
"Berikan aku waktu 2 hari untuk memikirkan semuanya," pinta Kiara dengan cepat.
Kevin mengangguk setuju, setelah itu Kiara juga langsung di antar pulang oleh dua laki-laki yang tadi menculiknya.
Entah Kiara akan menerima pernikahan ini atau tidak?
Bersambung
Terimakasih para pembaca setia
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!