NovelToon NovelToon

Takdir Aisyah

Mungkin takdir?

Drttt drttt

''Kenan angkat tuh, telponnya.''

''Gak usah Azka,paling papa,''ucap Kenan acuh.

''Astagfirullah. Jawab atuh, itu papa kamu,''ucap Azka menatap Kenan dengan tak percaya, karna mengabaikan telpon papanya, biasanya akan Kenan angkat bahkan disaat penting sekaligus.

''He'em,tapi papa suruh aku pulang!!,''ucap kenan menjelaskan dengan depresi.

Azka yang mendengar jawaban Kenan menjadi kesal. seharusnya kenan bersyukur disuruh pulang oleh papanya karna itu tandanya papanya sayang dengannya,sedangkan dia boro-boro suruh pulang, ditelpon pun paling satu kalo satu bulan.

''Lalu apa yang salah?''tanya Azka.

Kenan menatap Azka kemudian tampak ragu akan memberitahukannya apa tidak, namun setelah berpikir dengan singkat dan percaya akan sahabatnya itu, Kenan pun memberitahu Azka.

''Papa suruh aku pulang nikah,''ucap Kenan membuat Azka terkejut hingga terjatuh dari kursinya.

''Allahuakbar.''

Kenan dengan cepat membantu Azka berdiri dan menatap Azka dengan jengkel

''Bisa-bisanya kamu kaget banget hingga jatuh karna tau aku disuruh nikah!!''

''Ekhm. Mohon maaf nih, aku bukannya gak nyangka tapi bahkan gak pernah kepikiran.pftt, buaahahahaha,''ucap azka tertawa terbahak-bahak karna tak menyangka sahabatnya ini akan dijodohkan seperti yang difilem-filem.

Kenan menghela napas dan mengacak-acak rambutnya dengan kasar.

''Sudah jangan ketawa lagi,''ucap kenan menundukkan kepalanya depresi.

''Afwan. Terus dia cantik gak?''tanya azka penasaran dengan gadis yang dijodohkan untuk sahabatnya itu.

Kenan mendongakkan kepalanya kemudian menatap azka dari atas hingga kebawah

''Jangan mandang fisik. Kau yang kaya gini juga mana ada yang mau,''ucap kenan menyungging, kan senyumnya.

''Ehh ... terus yang dibelakang itu apa?''tanya Azka melihat para karyawannya yang menatap mereka dengan malu-malu.

''Ingat. Jangan sombong, dosa''ucap Kenan mengingatkan Azka.

''Astagfirullah. Ekhm, maaf yah kebiasaan dari kecil,''ucap azka menggaruk kepalanya yang tak gatal dan malu dengan tindakannya sendiri.

Drttt drttt

Kenan menatap handphonenya lama kemudian memutuskan untuk mematikannya. Azka menatap kenan kemudian menasehatinya.

''Assalamualaikum,''ucap seorang gadis dengan suara cemprengnya dirumah besar itu.

Gadis itu adalah annisa aisyah putri. Aisyah suka memakai kerudung besar dan selalu terlihat seperti anak kecil.

''Waalaikumussalam warahmatullah, Aya barusan datang?''ucap seorang Wanita yang tampak sudah tua namun masih terlihat muda. Aya adalah panggilan Aisyah dari orang orang terdekatnya.Wanita itu adalah Fatimah Azzahra sahabat dari mamanya Aisyah. Aisyah memang suka datang kesana untuk bermain-main karna rumah Fatimah ada dipondok, sehingga Aisyah dapat bermain bersama Santri yang ada disana ketika Aisyah bosan.

''Mama, Papah kamu mana?''

''Mama sama papah dirumah, Umi,''ucap Aisyah enteng kemudian menghampiri Umi Fatimah.

''Terus Aya kesini naik apa?''tanya Umi Fatimah khawatir.

''Naik sepeda,''ucap Aisyah tersenyum lebar.

''Astagfirullah. Dari rumah kepondokkan jauh nak,''ucap Umi Fatimah khawatir, kemudian segera menarik Aisyah untuk duduk.

''Ada yang sakit?''tanya Umi Fatimah khawatir.

''Kaki Aya sakit, mih,''ucap Aisyah merengek, kemudian membenamkan wajahnya dipelukan Umi Fatimah.

Kemudian membuka kos kaki Aisyah dan melihat kakinya yang bengkak hingga membiru.

''Bibi, bibi tolong ambilkan kompres air hangat dan buatkan minuman hangat juga,''ucap Umi Fatimah ketika Bibi Pelayan dirumahnya sudah datang.

Kemudian Umi Fatimah melihat wajah letih Aisyah yang penuh keringat.

''Kenapa gak suruh supir antar kesini saja,''ucap Umi Fatimah.

Kemudian Aisyah mendongakkan kepalanya dan menjelaskannya.

''Gak bisa mi, soalnya Aya lagi kabur dari rumah dan karna Aya gak tau mau kemana yaudah Aya kesini, jadi Umi harus tolong Aya kabur. Aya juga gak punya uang buat ojek dan cuma tau naik sepeda, yaudah Aya naik sepeda kesini.''

''Aya kabur kenapa? coba cerita sama Umi,''ucap Umi Fatimah mencari tahu penyebab Aisyah kabur.

Aisyah terdiam, kemudian Aisyah tampak sedih dan menatap Umi Fatimah dalam-dalam.

''Aya mau dijodohin sama anak sahabat papah dan juga karna wasiat dari kakek,''ucap Aisyah menatap Umi Fatimah dengan dengan air mata yang menbesahi pipinya dan bibirnya yang mengerucut.

'Bentar ... sahabat papa Aisyah adalah suamiku. Aisyah kerumahku berarti sama dengan rumah suamiku, rumah mertuanya dan rumah orang yang dijodohkan dengan Aisyah ... .'

''Aya dijodohin sama anak sahabat papah Aya?''tanya Umi Fatimah lagi memastikan.

Aisyah kemudian mengangguk-anggukkan kepalanya. Umi Fatimah tanpa sadar tersenyum lebar karna mimpinya yang ingin Aisyah menjadi menantunya akhirnya terwujud.

''Umi kok malah senyum, sih,''ucap Aisyah menggembungkan pipinya kesal.

Umi Fatimah dengan cepat mengubah ekspresinya dan menanyai Aisyah lagi.

''Lalu Aya kabur kesini karna gak mau dijodohin?''

Aisyah kemudian menggelengkan kepalanya dan menatap wajah Umi Fatimah dengan murung.

''Gimana kalau dia gak suka Aisyah, kitakan dijodohkan Umi, nanti kalau dia pukul Aisyah macam mana?''ucap aisyah.

Umi Fatimah yang mengerti maksud Aisyah jadi bingung ingin menjawab apa, sedangkan dia sendiri tidak tau anaknya itu sudah ada orang yang disuka apa tidak, tapi yang pasti Umi Fatimah tidak akan membiarkan Aisyah dipukul walau itu anaknya sendiri.

''Masyaallah. Aya, kan cantik, baik,manis, pasti nanti dia suka sama Aya,''ucap Umi Fatimah memuji Aisyah.

Aisyah tersenyum mendengar ucapan Umi Fatimah, kemudian Aisyah membenamkan wajahnya dipangkuan Umi Fatimah.

''Ini kompres dan air minumnya Umi,''ucap Bibi Pelayan yang datang membawa nampan berisi kompres air hangat dan juga susu coklat hangat, kemudian Bibi Pelayan meletakkannya didepan Mereka.

''Terima kasih bi,''ucap Umi Fatimah.

Aisyah dengan cepat mengangkat kakinya dan dengan manjanya berkata,''umi kompresin dong.''

Umi Fatimah menggelengkan kepalanya kemudian bangun dan meletakkan bantal dibawah kepala aisyah lalu mengopresi kakinya. Umi Fatimah kemudian duduk dikursi depan Aisyah dan memperhatikannya. Aisyah yang melihat susu coklat didepannya membuatnya sangat haus, seketika Aisyah mengambil minumannya dengan cepat kemudian meminumnya sambil tiduran.

ssrukkk srukkkk

Aisyah menghabiskan semua minumannya dalam sekali isapan hingga membuat Umi Fatimah terkekeh karna sepertinya Aisyah sangat kehausan. Aisyah kemudian meletakkan gelasnya dan menatap Umi Fatimah yang duduk disebrangnya.

''Umi, Aya mau tinggal sini bolehkan?''tanya

Aisyah.Umi fatimah kemudian tersenyum dan dengan senang hati menjawabnya,''boleh kok.''

Aisyah dengan cepat berdiri dan melompat lompat kecil.''horeee!!! tak jadi nikah!! mama sama papa pasti nyariin aku, lalu kalau aku gak akan pulang, mama sama papa pasti batalin perjodohannya,''ucap Aisyah kemudian menari-nari tak jelas bahkan melompat-lompat disofa ruang tamu itu.

Umi Fatimah terkejut melihat tingkah Aisyah, biasanya Umi Fatimah hanya melihat tingkah nakal, pecicilan Aisyah seperti lari-lari dan suka menjaili para santri tapi tidak pernah melihatnya lompat lompat disofa dengan bahagia sekali seperti ini. Umi Fatimah menggelengkan kepalanya dan tersenyum kecil. Umi Fatimah tidak marah karna Umi Fatimah sayang sekali kepada Aisyah dan akan selalu memanjakannya. karna keluarga Umi Fatimah dan Aisyah, Aisyah menjadi anak yang sangat manja dan juga periang.

''Umi tinggal dulu yah, sudah jadwal Umi mengajar sebentar lagi,''ucap Umi Fatimah kemudian pergi.

Aisyah mengangguk-anggukan kepalanya kemudian mengambil handphonenya dan memainkanya.

Siapa?

''Assalamualaikum,'' ucap seorang Laki-laki masuk kerumah itu dan melihat sekelilingnya.

''Umi lagi mengajar kayanya, deh, ''ucapnya mengira-ngira

''Eh Ustadz Kenan sudah pulang ,''ucap Bibi pelayan terkejut melihat kenan yang sudah pulang.

''Eh Bibi, iya Kenan pulang, Bi,'' ucap Kenan kemudian berjalan menuju kamarnya.

Saat melewati ruang tamu Kenan terkejut melihat ada seorang Perempuan tidur disofa itu dengan kepalanya dibawah dan kakinya diatas, bahkan kerudungnya sudah sangat berantakan dan juga karna kakinya dinaikkan keatas secara tidak sengaja gamisnya jatuh hingga keperutnya.

''Astagfirullah,''ucap kenan dengan cepat memalingkan wajahnya dan untunglah Perempuan itu memakai celena panjang.

Kenan dengan cepat menyadarkan dirinya sendiri dan segera pergi menuju kamarnya.

Gadis itu adalah Aisyah yang ketiduran ketika memainkan handphonenya.

''He'em, yam, yam ,yam.''

Aisyah mengelap bibirnya dan menggerakkan tubuhnya, namun ketika bergerak tubuh Aisyah terjatuh kelantai karna sudah tak bisa menahan berat tubuhnya lagi.

Brakkk

''Aduhhh,umiii sakit!!''

Aisyah segera duduk dan melihat kondisinya yang keacak acakkan karna habis tidur. aisyah segera merapikan pakaiannya dan melihat apakah dirinya terluka karna jatuh tadi. Aisyah bersyukur bahwa tak ada luka apapun saat terjatuh tadi.

''Alhamdulillah tak ada yang lecek..., lecet maksudnya,''ucap Aisyah, kemudian terkekeh geli karna tindakkannya sendiri yang salah pengucapan.

Kemudian Aisyah tersadar bahwa tadi dia tidur dengan keadaan berantakan. Aisyah segera memperhatikan sekelilingnya dan memastikan apa ada yang melihatnya tidur. saat melihat rumah yang sepi dan memikirkan tak mungkin ada yang melihatnya karna abi (suami Umi fatimah) masih bekerja dan belum jam pulang, sedangkan disini adalah daerah santri putri,pelayan dirumah Umi fatimah juga perempuan kecuali sopir dan tukang kebun, tapi mereka tak diizinkan masuk rumah. Aisyah dengan cepat naik kekamar yang biasa dia tinggali yang ada dilantai atas dan menaruh barang-barangnya. Aisyah kemudian turun kebawah dan keluar dari rumah Umi fatimah untuk jalan-jalan. Ditengah tengah jalan-jalannya Aisyah melihat pohon mangga yang mangganya tampak masih sangat muda.

''Wahhh, yaaallah mungkin ini yang disebut rezeki harus dicari? kalau aku gak jalan-jalan, nih mangga gak akan ketemu,''ucap Aisyah kemudian berlari kebawah pohon mangga itu. Aisyah melihat kekiri dan kekanan memastikan apakah ada mangga yang bisa dia ambil dengan mudah.

''Yahhhh gak ada yang pendek,''ucap aisyah menggerucutkan bibirnya. Mata Aisyah tiba-tiba tertuju pada sebuah bambu yang tak terlalu tinggi itu.

''Alhamdulillah. heheh, jadilah ini, mah makan mangga,''ucap Aisyah kemudian mengambil bambu itu dan berusaha menjatuhkan mangga yang ada diatasnya itu. Namun saat meluruskan bambu itu ada jarak dengan mangga tersebut. Aisyah pun mencoba dengan berjinjit namun hanya mengenai bagian bawah mangga itu.

''Hiayyaaaa!!!!''

Aisyah berusaha menggoyangkan bambu itu agar mangganya jatuh namun mangga itu cuma bergoyang goyang. Karna tidak jatuh-jatuh, Aisyah mencoba dengan melompat lompat.

''Hiya, hiyat, hiya, sedikit lagi!!!''

''Ayo, sedikit lagi!!!''

Saat melompat-lompat kaki Aisyah menginjak sebuah batu hingga kakinya kehilangan keseimbangan dan terjatuh. Bambu yang dipegang aisyah terlepas dari tangannya dan terjatuh.

''Ahkkkkkkkkk!!''

Aisyah berteriak dengan keras dan menutup matanya takut sekali ditimpa bambu itu, walau bambu itu tidak tinggi tapi bambu itu lebar dan besar.

''Ehh, kok gak sakit??''ucap aisyah membuka sebelah matanya

Aisyah melihat seorang Laki-laki yang menahan bambu itu dan meletakkannya keatas tanah.

''Lain kali hati-hati dan kalau mau mangga suruh tukang kebun ambilkan, tuh,''ucapnya menunjuk Tukang Kebun yang tak jauh darinya sedang menyiram bunga dihalaman rumah Umi fatimah

''Owh,makasih Om,''ucap Aisyah spontan.

Laki-laki itu kemudian ingin berbicara namun menggelengkan kepalanya dan pergi.

'Apa aku setua itu yah?'

Laki-laki itu terus berjalan sambil memikirkan perkataan aisyah hingga Seseorang memanggilnya.

''Kenan?Kenan kapan pulang??''tanya Umi Fatimah melihat Putranya itu tengah berjalan namun tampak memikirkan sesuatu.

Kenan saat itu tengah berjalan menuju masjid karna sebentar lagi waktu ashar masuk dan tanpa sengaja Kenan melihat aisyah yang melompat-lompat untuk mengambil mangga dan ketika aisyah terjatuh dan hampir tertimpa bambu, kenan dengan cepat berjalan kesana dan menahan bambu itu jatuh.

''Barusan Umi,''ucap Kenan.

Aisyah masih berusaha mengambil mangga itu dengan melompat-lompat. Aisyah bukan tidak ingin mendengar saran dari orang tadi namun saat Aisyah ingin minta tolong, Tukang kebun itu sudah pergi entah kemana. Aisyah akhirnya menyerah dan melempar bambu itu dengan kasar karna kesal, hari sudah panas,bajunya lumayan tebal,melompat lompatpun tak ada yang jatuh. Aisyah menghela napas dan menatap mangga segar yang ada diatasnya itu.

"Mangga... ,"ucap aisyah dengan sedih kemudian duduk disebelah pohon itu.

Lama Aisyah duduk hingga sebuah ide muncul dikepalanya. Aisyah mengikat bajunya hingga bajunya hanya setengah lutut. aisyah juga mengikat kerudung depannya kebelekang hingga keredungnya cuma sampe perutnya saja

"Bismillah."

Aisyah kemudian memanjat pohon mangga itu dengan perlahan hingga sampai kedahan pohonnya. Aisyah mengambil mangga yang ada disana satu persatu. Aisyah mendengar suara adzan mesjid dan berhenti sejenak untuk mendengarkan,setelah selesai Aisyah kembali mengambil mangga-mangga itu. Mata Aisyah tiba-tiba tertuju pada mangga yang sangat besar didahan pohon paling atas.

'Glek.'

''Yaallah, itu mangga pasti enak banget dirujak,''ucap Aisyah berusaha mencari jalan untuk mengambilnya.

Aisyah kemudian memanjat dahan pohon yang lebih tinggi lagi. dan berjalan dengan perlahan untuk mengambil mangga itu.

''Alhamdulillah''

Aisyah memasukkan mangga itu kedalam kerudungnya dan berjalan untuk turun.

''Ahk, sakit kali kakiku??!!!''

Aisyah menganggkat kakinya dan melihat semut besar tengah mengigitnya.

''Semut, jangan gigit atuh, kasian, ayakan jadi kesakitan!!!''

Aisyah menurunkan kakinya lagi,namun kakinya terpeleset oleh dahan pohon.

''Kyaaaaaa, umiiii!!''

''Huhuhuhu, Aisyah takut,bagaimana ini!!!''

''Kenan,Umi mau tanya, kamu pulang karna papah suruh?''tanya Umi Fatimah.

''iya Mih, tapi Umih sudah tau belum?''tanya Kenan.

Umi Fatimah menggelengkan kepalanya kemudian tersenyum.''umi baru tau.''

''Umi, setuju?''tanya Kenan dan berharap mungkin saja dengan dukungan Uminya, dia bisa membatalkan perjodohan ini.

''Alhamdulillah Umi setujuh kok, sayang''ucap Umi Fatimah tersenyum mengerti maksud Anaknya itu, namun dia tak akan membiarkan perjodohan ini batal.

''Baiklah, Umi''ucap Kenan tersenyum, namun dapat terbaca dengan jelas diwajah Kenan bahwa Kenan kecewa dengan keputusan Uminya itu.

''Umi pergi mengajar dulu, Kenan jangan lupa makan, yah!!!''ucap Umi Fatimah kemudian berdiri. Kenan dengan cepat menggapai tangan Uminya dan menciumnya.

''Iya, Mih''ucap kenan kemudian pulang menuju rumahnya.

Kenan dengan santainya berjalan menuju rumahnya dengan sesekali menyanyikan lagu sholawat. Tiba-tiba kenan mendengar suara sebuah tangisan entah dari mana.

''Hiks... huhuhu umi... Aya pengen turun!!!''

sudah ditakdirkan.

kenan melihat kekiri dan kenan namun tak melihat apapun, Kemudian Kenan melihat pohon mangga yang tak jauh darinya dan melihat seorang Gadis tengah memeluk dahan pohon dengan kuat dan menangis ketakutan

''Astagfirullah,''ucap Kenan melihat Gadis yang tadi lompat-lompat untuk mengambil mangga kini memanjat pohon dan sepertinya tidak bisa turun.

''Om ... bantuin Aya turun hiks ... ,''ucap Aisyah melihat Om-om yang tadi menolongnya dan mungkin saja Dia akan menolongnya lagi.

''Sebentar aku cari tangga,''ucap Kenan, kemudian pergi mengambil tangga digudang rumahnya.

Aisyah segera mengelap air matanya dan juga ingusnya.Tak lama kemudian Kenan datang dengan sebuah tangga ditanganya. Kenan segera memasang tangga itu dan meminta Aisyah segera turun.

''sudah, sekarang turun!!''ucap Kenan sedikit kesal karna mencari tangga itu kemana-mana hingga Kenan ketimpa kardus barang barang bekas dan bajunya kotor semua.

Aisyah melihat kebawah dan memberanikan diri untuk turun. Aisyah menurunkan kaki kanannya dengan parlahan, namun ketika kaki kanannya menginjak tangga, tangga itu bergoyang sehingga membuat Aisyah segera menaikkan kakinya dan memeluk dahan pohon itu dengan semakin erat.

''Umiii, Aya takut ... ,''ucap Aisyah dengan mengigil ketakutan.

Kenan menghela napas dan bingung sendiri harus melakukan apa. Akhirnya kenan memutuskan untuk berusaha sebisanya untuk membujuknya turun.

''Kamu tenang dulu,tarik napas kemudian buang,''ucap Kenan berusaha menenangkan Aisyah yang tampak pucat pasih itu.

Aisyah mengangguk anggukkan kepalanya dan melakukan apa yang dikatakan oleh Kenan

''Sudah lebih tenang?''tanya Kenan memastikan. Aisyah mengangguk-anggukan kepalanya dan tersenyum kecil.

''Kalau gitu Kamu turun pelan-pelan. Tenang saja, gak bakal jatuh. kalau jatuh, Aku tangkap.''

Aisyah menelan salivanya dan berusaha memberanikan diri lagi. Saat kakinya menginjak tangga, tangga itu bergoyang-goyang, Kenan dengan cepat memegang tangga itu agar tidak bergoyang. Aisyah dengan gemetaran turun dengan perlahan.

''Alhamdulillah,''ucap Kenan bersyukur setelah Aisyah turun dengan selamat, namun Kenan terkejut melihat mata Aisyah yang berkaca-kaca.

''hiks... huaaaaa.''

Aisyah menangis dengan keras karna sangat takut dan Aisyah sepertinya tak akan mau memanjat pohon dalam waktu dekat. Kenan yang melihat Aisyah menangis menjadi kelabakan.

''ehhh, jangan nangis, ada yang luka?''tanya kenan.

Aisyah menggelengkan kepalanya dan tak menjawab pertanyaan Kenan. Kenan menjadi perhatian orang-orang rumahnya karna mengira kenan yang membuat Aisyah menangis.

''Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.''

Kenan menengokkan kepalanya dan menjawab salam orang tersebut.''Waalaikum...ussalam warahmatullahi wabarakatuh, Umi,''ucap Kenan tersenyum cangung melihat Uminya yang tengah menatapnya dengan tajam sambil tersenyum manis.

''Kenan habis ngapain?''tanya Umi Fatimah menaikkan satu alisnya.

''Kenan habis ... ,''ucap Kenan tergantung saat melihat Uminya semakin mendekat kearahnya. Kenan menelan salivanya dan melihat kearah Aisyah.

''Habis ngapain Anakku yang ganteng?''tanya Umi Fatimah penuh penekanan.

''Om ini habis bantuin Aya turun dari pohon Umi,soalnya Aya gak bisa turun,''ucap Aisyah yang sudah berhenti menangis saat melihat Umi Fatimah.

Kenan menghela napas lega karna sudah dibela oleh Aisyah dan mengatakannya dengan jelas. Umi Fatimah segera mengubah ekspresinya dan menghampiri Aisyah dengan khawatir.

''Kamu gak apa-apakan nak?''

''Gak apa-apa kok Umi,''ucap Aisyah tersenyum lebar hingga menampilkan giginya yang putih.

''Alhamdulillah, yaudah mari pulang, Sayang,''ucap Umi Fatimah menarik tangan Aisyah untuk pulang.

Kenan melihat kedua Wanita yang pergi itu yang dengan teganya menggabaikannya begitu saja. Kenan memutuskan tak jadi pulang kerumah dan berjalan menuju bagasi mengendarai mobilnya.

''Aisyah ngapain manjat pohon?''tanya Umi Fatimah.

Aisyah ingin berbicara namun terhenti. Aisyah membuka ikatan kerudungnya dan terjatuhlah mangga mangga itu keatas meja bahkan ada yang terjatuh dari meja. Aisyah memungutnya dan tersenyum lebar sambil menujuk mangga-mangga itu.

''Aisyah pengen makan mangga muda Umi,''ucap Aisyah.

''Astagfirullah,kerudung kamu kotor sayang,''ucap Umi Fatimah melihat kerudung Aisyah yang penuh getah mangga. Aisyah hanya tersenyum kikuk dan menatap mata Umi Fatimah.

''Maaf Umi,''ucap Aisyah menundukkan kepalanya.

Umi Fatimah menggeleng-gelengkan kepalanya.

''Aya ganti baju keatas, nanti biar Umi suruh bibi cuci,''ucap Umi Fatimah.

Aisyah mengangguk-anggukkan kepalanya dan membawa mangga-mangga miliknya kedapur. Aisyah berjalan menuju kamar yang selalu ditempatinya dan juga terdapat baju-bajunya disana, karna Aisyah suka menginap disana bersama mamanya dan selalu menggunakan kamar itu. Aisyah manaruh bajunya dan juga mamanya untuk jaga-jaga jika mereka ingin menginap tapi tanpa persiapan apapun.

Aisyah mengambil baju tidurnya dan mengganti pakaiannya. Aisyah menaruh pakaiannya di keranjang kemudian turun kebawah untuk memakan mangganya.

Saat sampai dianak tangga terakhir Aisyah berpaspasan dengan Bibi yang ingin naik membersihkan kamar Aisyah dan mengambil pakaiannya yang disuruh cuci oleh Umi Fatimah.

''Bibi kalau sudah selesai mau makan mangga sama Aya?''tanya aisyah.

''Nanti Bibi liat,''ucap Bibi tersenyum kemudian naik kelantai atas.

''BIBI HARUS TEMENIN AYA MAKAN LOH!!!''teriak Aisyah menggemparkan orang seisi rumah termasuk Umi fatimah yang sedang memeriksa buku-buku santrinya.

Bibi hanya menutup telinganya dan tersenyum kecil. Bibi sudah menganggap Aisyah seperti putrinya, karna sejak kecil Aisyah suka bermain kesini dan sering bermain dengan Bibi.

Aisyah dengan cepat mencuci mangga-mangga itu kemudian mengupas dan memotongnya dengan rapi, lalu Aisyah mengambil gula merah,terasi,cabe dan juga garam. Aisyah menggiris gula merah tipis tipis dan juga cabe, lalu aisyah mencampurkan semuanya ke dalam piring kecil kemudian mencelupkan mangga yang telah dikupasnya kedalam sambal buatannya.

''Enak banget,''ucap Aisyah kemudian melahap mangga-mangga itu.

''Assalamualaikum.''

''Waalaikumussalam warahmatullah,''jawab azka membuka pintu apartemennya.

''Loh, kok Lo kesini, sih, perasaan barusan tadi siang Lo pulang dari rumah Gw,''ucap Azka malas dan kembali menutup pintu apartemennya.

Kenan dengan cepat menghentikan Azka dan masuk keapartemennya.

''Ehh masa kamu gitu sih, aku datang baik-baik juga,''ucap Kenan melewati Azka dan merebahkan tubuhnya disofa milik Azka tanpa meminta persetujuannya.

''Enak yah? berasa rumah sendiri?''ucap Azka mengejek.

''Jangan cari ribut aku lagi pusing,''ucap Kenan memijat kepalanya.

''Baiklah,jadi silahkan cerita,''ucap Azka duduk dihadapan Kenan.

''Kamu tau gak ... ternyata umiku setujuh walau umiku baru-barusan tau dan abi juga gak minta persetujuan umi!!!''ucap Kenan frustasi.

''Aku pusing banget, kerjaan kantor makin numpuk dan tugas dari abi bisa gak selesai!!!''ucap Kenan melanjutkan

Azka menepuk pundak Kenan dan tersenyum

''Tentang pembangunan mesjid yang dijakarta dan pembangunan rumah itu, tenang aja, Aku bantu pantau,''ucap Azka memberi solusi.

''Gak sekalian pekerjaan kantor??''tanya Kenan tersenyum senang.

Azka dengan cepat menolak dan tersenyum sinis.''Maaf nih, bukan gak mau bantu, tapi pekerjaanku juga banyak.''

Kenan menghela napas dan mengira-ngira apa lagi tugasnya yang harus diselesaikan waktu dekat.

''Sepertinya aku akan sangat sibuk dengan perjodohan ini.''ucap Kenan yang memikirkan tentang berbagai acara yang akan ada nantinya.

''Eh bentar deh, kayanya Lo pernah ngomong sama Gw dulu bahwa Lo dijodohin sama anak balita, mungkin aja sekarang dia dah gede dan mau dinikahin, deh,''ucap Azka mengingat perkataan Kenan saat itu.

Kenan terkejut dan berusaha mengingat-ingat.

''Ah, dulu pernah ada teman mama yang bilang pengen jodohin Aku ama anaknya tapi kukira itu bercanda tapi ... ,''ucap Kenan menggantung dan menutup kepalanya dengan bantal sofa karna frustasi tidak bisa menerima bahwa dirinya akan menikah dengan perempuan yang tak dikenalnya sama sekali.

''Sudahlah terima saja kalau jodoh pasti tak akan bisa Kau batalkan,''ucap Azka pergi kedapur untuk membuatkan minuman.

10 menit kemudian.

Azka datang dengan sebuah cangkir ditangannya. Azka meletakkannya diatas meja dan memperhatikan Kenan yang tengah berkaca dan melihat wajahnya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!