Zevanya Anugrah seorang gadis berparas cantik namun sangat sederhana, gadis yang sangat ambisius dalam berkarir. Dia gadis yang mandiri serta bertanggung jawab untuk dirinya dan keluarga, dia seorang gadis yang berhasil meraih impiannya dan memiliki pekerjaan sesuai dengan keahliannya. Dia gadis yang pintar dan selalu beruntung dalam pendidikan serta karirnya namun dia seorang gadis yang tidak beruntung dalam percintaannya.
Beberapa kali Zevanya memiliki hubungan selalu kandas karena sikapnya yang selalu mengutamakan pekerjaan, karena memang dia sangat mencintai pekerjaannya. Hingga akhirnya dia memilih untuk tidak menikah, namun keputusannya sangat ditentang oleh keluarganya.
Terutama ibunya, dan akhirnya Zevanya pun menyerahkan urusan percintaan atau perjodohannya dengan sang ibu yang sangat dia percayai. Dia rela dan mau di jodohkan jika hal itu baik baginya menurut sang ibu, Zevanya seorang putri yang berhati lembut tidak pernah menentang nasehat ataupun keinginan ibunya atau pun ayahnya.
Zevanya putri pertama di keluarga Anugrah, sangat menghormati serta mencintai ayah dan ibunya. Harapan-harapan orangtuanya selalu berusaha dia penuhi dan wujudkan sebaik-baiknya. Namun Zevanya bukan anak satu-satunya, Zevanya memiliki satu orang adik laki-laki bernama William Anugrah.
Adiknya sangat bergantung pada Zevanya sampai tiba Zevanya harus bekerja dan jarang pulang ke rumah, sejak saat itu hubungannya dengan sang adik seperti memiliki batasan karena pekerjaannya yang selalu dia utamakan.
Zevanya Anugrah lahir di Jakarta 23 April 1992 kini usianya sudah genap 28 tahun, belum memiliki pacar dan tidak ada niat untuk menikah. Karena usianya yang sudah terlalu matang bagi keluarganya, dia akan dijodohkan dengan putra sahabat ayahnya yang bernama Samuel Fedrick dan akan segera melangsungkan pernikahannya. Apakah Zevanya bahagia dengan pernikahannya, apakah Zevanya dapat hidup bahagia dengan keputusannya dengan menuruti keinginan orangtuanya.
Hari ini waktunya Zevanya libur dari pekerjaannya, dia menikmati waktu senggangnya dengan pulang ke rumah orangtuanya. Zevanya memanjakan dirinya, bersenandung kecil sembari duduk merendam setengah kakinya di kolam renang dan minum jus jeruk kesukaannya.
Saat dia menikmati waktunya bersantai, Zeva dikagetkan dengan kedatangan ibunya, Zeva kaget karena tidak ada sama sekali suara langkah kaki sang ibu tiba-tiba dia sudah mendapati ibunya duduk di sampingnya.
“Mama ngagetin Zeva aja deh.” Ucap Zeva.
“Kamu mikirin apa sih sayang, dari tadi termenung terus. Baru juga kamu pulang ke rumah tapi wajahnya gak semangat gitu??” tanya mama Christin, ibu Zevanya.
“Gak ada kok ma, Zeva gak mikirin apa-apa. Cuma lagi nikmati waktu Zeva aja.” Jawab Zeva.
“Papa kamu sudah bilangkan rencana kita malam ini??” tanya mama Christin.
“Sudah ma, sebelum Zeva libur papa juga udah ngomong ke Zeva dua kali via telepon.” Jawab Zeva tersenyum.
“Syukurlah, ya sudah kalau gitu ayo kamu ikut mama, bersiap segera ya sayang. Mama tunggu kamu di ruang tengah.” Perintah mama Christin.
“Emangnya mau kemana ma?? Kan acaranya nanti malam.” Tanya Zeva heran.
“Iya sayang, tapi kan baju kamu dan mama belum ada. Kita belum belanja, jadi ayo buruan kita belanja biar nanti papa jemput kita di salon saja.” Ucap mama Christin.
“Ma, gaun Zeva untuk dinner di lemari ada yang baru sekali Zeva pakai, Zeva pakai itu saja ya.” Pinta Zeva.
“Itu model tahun lalu sayang, tahun ini kan udah beda modelnya. Udah ah, ayo buruan dengerin mama.” Jawab mama Christin.
“Iya ma.” Jawab Zeva.
Sebenarnya Zevanya tidak bersemangat karena hari ini adalah dinner antar keluarga dengan seseorang yang akan di jodohkan dengannya. Perjodohan yang terpaksa dia terima, bukan karena cinta, bukan karena harta, hanya karena orangtuanya tidak merestui keinginannya yang tidak mau menikah karena mencintai pekerjaannya.
Zevanya pun mandi bersiap untuk pergi ke salah satu boutique kepercayaan keluarganya, disana semua baju untuk keluarganya dirancang oleh salah satu desainer terkenal yang merupakan sahabat dari ibu Zevanya.
...********...
Sampainya di boutique mereka disambut hangat oleh pemilik boutique. Ayu Indraswari nama pemilik boutique serta sahabat mama Christin.
“Apa kabar Tin, ya ampun Zevanya sudah dewasa ya. Gak terasa ya.” Ucap Ayu.
“Baik Yu, kamu aja yang sibuk terus jadi gak terasa. Kalau aku terasa apalagi sekarang dia mau menikah.” Jawab mama Christin.
Zevanya hanya tersenyum dan memberi salam ke sahabat ibunya.
“Yaudah yuk kita coba fitting bajunya.” Ucap Ayu.
Zeva dan ibunya fitting beberapa baju yang memang di desain untuk mereka berdua. Akhirnya baju yang dibayangkan oleh ibunda Zeva pun terwujud berkat sahabatnya itu, setelah mereka fitting baju Zeva meminta ke ibunya agar mereka di stylish oleh stylish keluarga mereka, Zeva memang tidak nyaman jika harus salon diluar dari stylish keluarganya.
Karena produk yang digunakan sesuai dan yang cocok untuk kulit Zeva, jika harus dandan di salon dengan stylish yang berbeda Zeva takut produk yang digunakan tidak cocok di kulitnya. Karena sang ibunda sangat tau sifat anaknya yang memang sangat teliti menyetujui keinginan sang putri.
Mereka pulang memutuskan untuk make up dan menata rambut mereka di rumah.
Setelah melewati 2 jam bersiap hanya untuk acara dinner yang hanya beberapa jam, Zeva dan ibunya keluar dari ruangan mereka disambut dengan sang ayah yang sudah menunggu di ruang tengah. Melihat kedua bidadarinya, sang ayah terpesona dan tersenyum.
“Wah cantik sekali nyonya-nyonya rumah ini.” Ucap papa Philip ayah Zevanya.
“Terimakasih darling.” Ucap mama Christin.
Mereka bertiga pergi dengan satu mobil, Zevanya duduk di samping pak Amir supir pribadi mereka. Sebenarnya ayah Zeva sudah menyiapkan dua mobil, namun Zevanya merasa tidak nyaman jika harus berdua dengan supir keluarga mereka di dalam mobil.
Akhirnya mereka pergi ke restoran dimana mereka akan makan malam bersama calon keluarga baru yaitu keluarga Fedrick. Di perjalanan Zeva terus berfikir bagaimana dia mengulur waktu untuk menikah agar bisa menikmati masa karirnya sedikit lagi saja.
Sampailah mereka di restoran, mereka langsung diantarkan untuk menuju ruangan dimana keluarga Fedrick sudah menunggu. Mereka saling bertukar kabar, mengobrol ringan sambil menunggu hidangan mereka datang.
Tak lama mereka saling berkenalan, bertukar kabar dan mengobrol ringan hidangan mereka pun datang. Mereka makan dengan tidak saling bicara.
Setelah mereka selesai makan, mereka melanjutkan obrolan mereka sembari minum wine yang sudah dihidangkan.
“Bagaimana pekerjaan kamu Zeva??” tanya Maudy ibu Samuel.
“Baik tante, menyenangkan.” Jawab Zeva sambil tersenyum.
Maudy membalas Zeva dengan senyuman.
“Kamu sudah tau kan apa yang akan kita bicarakan malam ini??” tanya Salomon ayah Samuel.
“ Iya om, saya tau.” Jawab Zeva.
“Bagaimana menurut kamu, apakah kamu mau menjalin hubungan dengan anak om??” tanya ayah Samuel kembali pada Zeva.
“Saya akan mencobanya.” Jawab Zeva singkat dengan senyuman.
Di tengah perbincangan Samuel berbicara.
“Tante, apakah boleh saya mengobrol dengan Zeva berdua malam ini. Mungkin saya akan mengantar Zeva sedikit larut.” Ucap Samuel meminta izin kepada Christin.
“Silahkan sayang, tapi jangan terlalu larut ya.” Jawab Christin.
“Kalau begitu kami permisi ya om, tante, ma, pa.” Ucap Samuel sambil berdiri.
Ketika dia sudah berdiri, dia sedikit berjalan ke arah Zeva mengulurkan tangannya untuk menggandeng tangan Zeva. Sesudah tangan Zeva dalam genggamannya, dia meletakkan tangan mungil itu di lengannya dan mereka pun berjalan ke luar ruangan.
Sampai di luar ruangan Zeva bertanya dan melepaskan gandengannya.
“Kita mau kemana??” tanya Zeva.
“Kita akan pergi ke taman untuk bicara, ada yang ingin aku sampaikan padamu sebelum kamu menerima perjodohan ini. Jika tidak bersedia kamu bisa membatalkan perjodohan ini.” Jawab Samuel yang tidak lagi meraih tangan Zeva untuk di gandeng nya.
Mereka berdua saling berjalan berdampingan tanpa bergandeng tangan. Di dalam ruangan kedua orangtua mereka saling bercanda dan membahas masalah pernikahan mereka.
“Mereka cocok ya bersanding, putrimu semakin dewasa semakin cantik aja ya. Udah cantik mandiri lagi.” Ucap Maudy.
“Ah kamu bisa aja.” Ucap Christin sembari tertawa kecil.
Akhirnya mereka memutuskan untuk kembali ke rumah menunggu putra dan putri mereka di rumah.
Kembali ke Zeva dan Samuel. Sebelum mereka sampai di taman, mereka membeli beberapa ice cream dan kopi untuk menemani mereka ngobrol. Setelah itu mereka melanjutkan perjalanan mereka ke taman yang Samuel maksud.
Sesampainya di taman mereka tetap mengobrol di dalam mobil, sambil melihat pemandangan lampu taman yang indah.
“Kamu taukan kita di jodohkan, bagaimana kamu mau menjalani hubungan ini. Saya masih punya kekasih yang tidak bisa saya tinggalkan, awalnya saya berniat menikah dengannya, namun hubungan saya ditentang oleh orangtua saya karena ternyata mereka sudah menjodohkan saya dengan kamu. Mereka mengatakan bahwa perjodohan kita ini sudah lama di rencanakan, karena itu saya berterus terang dengan kamu.” Ucap Samuel dengan tegas ke Zeva.
Zeva yang sedari tadi sudah menikmati es krimnya seketika berhenti mendengar perkataan Samuel, rasanya Zeva tidak ingin menjalani hubungan ini lagi. Tapi Zeva berfikir jika dia membatalkan hubungan ini dia pasti akan di jodohkan kembali dengan orang-orang yang tidak di kenalnya. Dalam pikirannya Zevanya menyusun rencananya.
“Jika kamu mau menolak, kita akan bicarakan kepada kedua orangtua kita.” Samuel menambahi.
“Tidak, saya tidak menolak. Ayo kita jalani pernikahan ini selama 2 tahun dengan kontrak setelah itu kita bercerai, kontrak pernikahan bisa kita buat setelah menikah ataupun sebelum menikah itu terserah padamu. Dengan syarat tidak ikut campur urusan pribadi masing-masing, bagaimana menurut kamu??” Usul Zevanya.
Samuel menatap gadis itu sedikit lebih lama.
“Kenapa kamu mau perjodohan ini tetap dilaksanakan setelah kamu dengar pernyataan dariku??” tanya Samuel yang heran namun penasaran dengan rencana gadis mungil di sampingnya.
“Ibuku sangat ingin aku menikah, dia sudah sangat bahagia aku menerima perjodohan ini. Tidak ada alasanku menolak lelaki sepertimu ditambah lagi keluarga kita sudah saling mengenal sejak lama. Aku hanya tidak ingin ibuku sedih karena keegoisanku, lagian aku tidak akan merugikan kamu. Kamu bisa pergunakan aku untuk menutupi hubunganmu dengan kekasihmu yang tidak direstui itu.” Ucap Zeva.
“Baiklah, ayo kita jalani pernikahan kontrak ini.” Jawab Samuel setuju.
Mereka berdua sepakat pernikahan mereka bukan atas dasar cinta melainkan memenuhi keinginan keluarga. Mereka sepakat untuk tidak mencampuri urusan pribadi masing-masing, bagi Zeva saat ini itu hal yang mudah karena emang dia sama sekali tidak memiliki rasa pada Samuel. Begitu juga samuel yang tidak memiliki rasa kepada Zeva.
Kira-kira apakah pernikahan mereka bisa terlaksana sesuai dengan rencana mereka. Apakah bisa tidak akan timbul rasa cinta di antara mereka setelah mereka menikah??
Bersambung..
Jangan lupa mampir ke cerita horor saya ya teman-teman. Terimakasih sudah baca cerita saya, semoga dapat terhibur ya. Jangan lupa klik like, komen, share dan vote novel ini sebagai bentuk dukungan teman-teman ❤️❤️.
Sebulan berlalu dari awal pertemuan antara Zeva dan Samuel, selama itu mereka beberapa kali berkencan untuk masa perkenalan mereka sebelum akhirnya memutuskan menikah. Selama mereka berkencan Zeva perlahan mulai nyaman dengan kehadiran Samuel di hidupnya, dengan semua perhatian-perhatian spontan yang diberikan Samuel membuat Zeva lebih terbuka dan bahagia sat bersama Samuel.
Samuel Fedrick memang lelaki yang sangat manis, perhatian dan memiliki hati yang begitu lembut. Membuat siapapun yang berada disisinya nyaman akan kehadirannya. Begitu juga yang terjadi dengan Zeva saat ini nyaman oleh kehadiran Samuel.
Akhirnya hari dimana mereka akan menikah pun tiba, hari ini adalah hari pernikahan Samuel Fedrick dan Zevanya Anugrah. Pesta pernikahan yang mewah nan megah dengan sepasang pengantin yang cantik dan tampan, pernikahan yang didambakan setiap manusia di bumi namun ternyata di balik pesta pernikahan yang terlihat sempurna ini ada cacat di dalamnya.
Zeva masuk ruangan dengan di damping sang ayah di balut kebaya putih dengan memegang mawar merah yang membuat Zevanya terlihat bersinar. Saat Zevanya berjalan menuju Samuel, Samuel terpesona dengan kecantikan gadis mungil itu. Begitu Zeva sampai di hadapan Samuel sang ayah menyerahkan putrinya kepada Samuel, Samuel menerimanya dan menggenggam tangan Zeva dengan lembut dan tersenyum membuat Zeva juga ikut tersenyum. Acara pemberkatan pun dilaksanakan, akhirnya mereka sah menjadi sepasang suami istri.
Tiba di acara mempelai saling berciuman, semua yang datang bersorak agar mempelai pengantin berciuman. Mereka pun berciuman, ciuman pertama di altar gereja, saat itu juga entah mengapa hati keduanya saling berdegup kencang. Walaupun hanya menempelkan bibir tapi berhasil membuat Zevanya Anugrah merona, bagaimana tidak itu adalah ciuman pertamanya. Namun sayang bukan dengan orang yang dicintainya.
Saat mereka menghadap ke para tamu undangan untuk berjalan keluar gereja dan memasuki ruangan resepsi. Zevanya melihat senyum di wajah orang-orang yang dia sayangi, cintai yaitu kedua orangtuanya, adik laki-lakinya serta para sahabatnya. Membuat hati Zevanya terenyuh dan merasa puas dengan pengorbanan yang dia lakukan.
“Dengan begini tidak ada alasanku menyesali pernikahan ini.” Batin Zeva.
Namun berbeda dengan Samuel yang begitu terkejut melihat wajah yang sangat familiar baginya, yaitu wajah sang kekasih yang hadir di tengah acara pernikahannya dengan Zeva. Samuel di sambut dengan raut wajah penuh amarah dari sang kekasih, bagaimana tidak. Samuel sama sekali belum memberitahu kekasihnya bahwa dia akan menikah. Samuel mulai tidak fokus dengan acara resepsi pernikahannya karena terus terbayang raut wajah sang kekasih yang dipenuhi amarah serta kesedihan.
Satu per satu acara pun selesai, kini Zeva tinggal satu atap dengan Samuel suaminya. Saat ini mereka di minta untuk tinggal selama seminggu di rumah orangtua Samuel, karena Maudy ibu dari Samuel masih ingin terus bersama menantunya.
Karena Samuel melihat Zeva sudah sangat kelelahan akhirnya Samuel memutuskan pembicaraan antara ibu dan istrinya itu.
“Ma, besok lagi ya ngobrolnya. Liat tuh Zeva sudah ngantuk.” Ucap Samuel yang duduk di belakang Zeva.
“Iya, iya sayang.” Ucap Maudy yang kini ibu mertua Zeva.
“Gakpapa ma, mama kan juga udah lelah kita istirahat ya. Besok pagi Zeva temani ngobrol lagi ya ma.” Jawab Zeva dengan wajah tersenyum.
“Iya sayang, yaudah masuk kamar gih sama suami kamu, good night sayang.” Ucap mama Maudy.
Zeva berjalan di samping Samuel dengan menggandeng lengan suaminya agar tidak terlihat kaku di depan papa dan mama mertuanya. Begitu sampai kamar, Zeva langsung melepaskan tangannya.
Samuel mengambil bantal dan selimut.
“Untuk apa kamu ambil itu?? Mau kemana??” tanya Zeva.
“Mau tidur di situ.” Ucap Samuel sambil menunjuk sofa yang ada di kamar.
“Tidak usah, tidur disini saja toh kita berdua tidak memiliki perasaan apapun kan. Jadi tidak akan ada yang terjadi.” Ucap Zeva.
Ternyata perkataan Zeva membuat Samuel lega namun juga heran mengapa ada wanita yang memiliki hati sedingin Zeva.
Di tengah tidur mereka dering telepon Samuel berbunyi, Zeva yang masih sedikit sadar tidak sengaja mendengar pembicaraan sepasang kekasih itu. Karena Samuel mengangkat telepon kekasihnya itu tepat di samping istrinya Zeva.
“Halo sayang, iya iya aku minta maaf. Kita bicara nanti ya setelah aku pindah ke rumahku, sekarang aku masih di rumah mama.” Ucap Samuel.
“Jangan menangis sayang, aku mencintaimu, aku akan selalu mencintaimu. Maafkan aku, tidak sayang, tidak aku tidak akan meninggalkan kamu.” Ucap Samuel kembali.
Zeva tidak bisa mendengar apa yang dikatakan gadis itu namun Zeva hanya mendengar rintihan dan isak tangis seorang wanita. Zeva yang merasa tidak sopan menguping berusaha tidak memperdulikan apapun yang di katakan Samuel hingga ada satu kata-kata yang membuat hati Zeva seketika terasa nyeri dan membuatnya sesak.
“Sayang, aku hanya mencintaimu. Aku tidak mencintainya, pernikahan kami hanya kontrak setelah 2 tahun aku akan bercerai, percayalah padaku. Di saat itu tiba kita akan menikah. Aku berjanji, aku sangat mencintaimu.” Ucap Samuel lirih namun membuat hati Zeva terasa pedih dan sesak.
“Sam, apa bisa kamu bicara sedikit jauh. Walaupun kamu berbisik itu menggangguku untuk istirahat.” Ucap Zeva tiba-tiba dengan dingin.
“Maafkan aku Va, kembalilah istirahat.” Ucap Samuel yang kemudian pergi ke kamar mandi untuk bicara.
Zeva memejamkan matanya kembali, namun tanpa sadar ada air yang mengalir keluar dari matanya membasahi pipinya.
“Aku kenapa sih, aneh banget padahal ini semua rencanaku.” Batin Zeva, ia menangis dalam diam sampai tertidur malam itu.
Entah apa isi hati Zeva sebenarnya, sehingga kata-kata yang memang adalah kenyataan bisa menyakitinya malam ini.
Seminggu berlalu di rumah mertuanya, hari ini Zeva dan Samuel sudah waktunya untuk pindah ke rumah Samuel yang memang dekat dengan kantornya dan ternyata juga dekat dengan apartemen kekasihnya. Selama seminggu di rumah mertuanya Zeva sangat bahagia, karena dia mendapatkan perhatian dan kasih sayang yang sangat melimpah dari mertuanya. Selain itu yang membuat Zeva sangat bahagia adalah perlakuan Samuel padanya.
...*********...
Selama bersama Samuel di rumah mertuanya Zeva benar-benar merasa memiliki seorang suami. Samuel begitu memperhatikan Zeva, memperlakukan Zeva dengan lembut walaupun malamnya Samuel selalu ngobrol dengan kekasihnya di telepon, tapi entah mengapa Zeva merasa sedikit menang selangkah karena dia adalah istri sah Samuel Fedrick.
Tanpa mereka berdua sadari, mereka berdua sudah ada saling ketertarikan satu sama lain. Samuel yang bersikap lembut dengan Zeva yang tulus dari hatinya sehingga dia juga merasa bahagia, di sisi lain Zeva yang sangat bahagia menerima perlakuan istimewa itu membuat keduanya saling memperhatikan tanpa disadari.
Sampainya pengantin baru itu di rumah mereka, mereka sedikit merasa canggung karena hanya ada mereka berdua. Zeva yang merasakan hawa canggung itu langsung berinisiatif membersihkan serta menyusun barang-barangnya untuk di tata di rumah itu. Membuat Samuel juga turut ikut membantu, akhirnya suasana canggung itu pecah dengan canda tawa mereka bersama saat membersihkan rumah bersama.
4 jam mereka membersihkan rumah itu, akhirnya mereka memutuskan untuk mandi di kamar mandi yang berbeda namun secara bersamaan karena memang sudah gerah sekali. Zeva mandi di kamar mandi yang ada di kamar, Samuel mandi di kamar mandi yang ada di dekat dapur. Zeva pun selesai mandi namun dia lupa membawa bajunya.
“Astaga aku lupa bawa bajuku ke kamar mandi.” Batin Zeva.
Zeva keluar mengintip namun belum ada kehadiran Samuel disana, Zeva pun dengan pede keluar dengan hanya menggunakan handuk, mengambil pakaian dalam dan bajunya, Zeva memakai baju di kamar itu. Zeva berpikir bahwa Samuel tidak akan masuk karena Samuel tau Zeva sedang memakai kamar mandi di kamar.
Di kamar mandi lain Samuel yang sudah selesai mandi tidak membawa pakaiannya ke kamar mandi, bukan karena lupa tapi itulah kebiasaannya, dia selalu memakai baju di kamarnya. Samuel yang sejenak melupakan kehadiran Zeva tanpa pikir panjang langsung membuka pintu kamar, tanpa mengetuk terlebih dahulu. Sialnya pintu itu tidak dikunci, Samuel masuk dan dikejutkan dengan pemandangan Zeva yang hendak memakai branya.
Zeva yang mendengar suara pintu terbuka tanpa sadar berbalik badan dan kini berhadapan dengan Samuel, suaminya. Zeva berdiri dengan posisi ingin mengancing branya, ya benar, bra itu belum terpasang sempurna membuat Samuel kaget tidak bisa bergerak, bahkan tidak bisa mengalihkan pandangannya. Zeva yang kaget sedikit berteriak dan kini menutupi dadanya, alhasil bra yang belum terpasang sempurna itu lepas dari tangannya.
Kini mereka saling pandang dengan Samuel yang juga hanya memakai handuk di pinggangnya. Zeva membalikkan badannya, namun sepertinya ada sesuatu yang merasuki Samuel. Samuel yang memang sudah mulai membuka hati untuk Zeva menutup pintu kamar dan menguncinya, Samuel mengambil handuk dan menutupi tubuh mungil itu dari belakang sembari berbisik.
“Cepat pakai bajumu Va, aku lelaki normal.” Ucap lirih Samuel di telinga Zeva yang membuat Zeva merinding.
Entah apa juga yang merasuki Zeva saat itu, Zeva memutar badannya menatap mata Samuel sambil memegang handuk yang diberikan Samuel.
“Aku juga wanita normal Sam.” Jawab Zeva lirih di hadapan Samuel yang kini wajah mereka hanya berjarak satu cm.
“Kalau begitu, ayo kita bersenang-senang.” Ajak Samuel dengan sorotan mata yang menggoda Zeva.
Tidak disangka godaan itu disambut hangat oleh Zeva, Zeva menyentuh wajah Samuel dan turun sampai ke dada bidang milik Samuel. Membuat Samuel merasa sudah diizinkan oleh Zeva, Samuel mencium bibir Zeva dengan lembut yang kini semakin panas membuat ******* serta erangan memenuhi kamar itu.
Senja itu mereka bersenang-senang dengan melupakan tujuan mereka, mereka melakukan penyatuan mereka. Zeva bahkan tidak ingat bahwa dia dalam masa subur, sementara di satu sisi Samuel tidak memakai pengaman apapun. Senja itu mereka melakukan pelepasan berulang kali tanpa mereka pikirkan hasil dari apa yang mereka lakukan.
Sebulan, dua bulan berlalu sejak penyatuan mereka, hubungan keduanya tanpa disadari semakin hari semakin baik dan mesra. Mereka menganggap hubungan mereka layaknya sahabat, namun jika orang lain yang melihat mereka ya pasti mengira mereka memang sepasang kekasih atau suami istri. Kelakuan yang wajar bagi mereka namun mesra di pandangan banyak orang. Sejak pernikahan mereka, Zevanya sama sekali belum pernah bertemu dengan kekasih Samuel. Namun kekasih Samuel sudah berulang kali berpapasan dengan Zeva tanpa Zeva sadari.
Karena kekasih gelap Samuel itu adalah sekretaris dari rekan kerja Samuel yang sering datang ke perusahaan serta rumah Samuel bersama sekretarisnya itu.
Pagi ini Samuel dan Zeva berlibur bersama kedua keluarga ke salah satu Vila milik philip papa Zevanya. Sejak kemarin Zeva merasakan ada yang aneh di tubuh serta perutnya, Zeva sering tiba-tiba merasa mual dan pusing, Zeva juga merasa jantungnya aneh berdetak dengan sangat cepat terkadang. Biasanya mual dan pusing masih bisa Zeva tahan, tapi pagi itu saat sarapan bersama keluarga besar Zeva merasakan mual yang teramat sangat.
Dengan cepat Zeva berlari ke kamar mandi meninggalkan makanannya, semua orang yang ada disana kaget dan kebingungan. Samuel yang melihat Zeva seperti itu langsung ikut lari mengikuti Zeva istrinya. Zeva memuntahkan semuanya dengan sekuat tenaga namun yang keluar hanya air tidak ada yang lain membuat Zeva semakin frustasi apa yang salah dengan dia.
“Va kenapa, kenapa??” tanya Samuel panik.
Zeva hanya menggelengkan kepalanya tanpa menjawab Samuel, Samuel hanya mengelus punggung Zeva berharap Zeva segera membaik. Baju Zeva basah, dibasahi oleh keringat yang mengalir di tubuhnya, kini Zeva terkulai lemas.
“Sam tolong aku, aku gak kuat.” Ucap Zeva lirih dan kemudian kehilangan kesadarannya.
Melihat istrinya itu pingsan, Samuel dengan cepat mengangkat Zeva meletakkannya di sofa yang dekat dari kamar mandi. Mama Christin dan mama Maudy sangat panik melihat Zeva yang pingsan dengan wajah yang pucat.
Syukurnya saat itu sepupu dari Samuel yang seorang dokter kandungan sedang berada disana, dia selalu membawa peralatan medisnya untuk pertolongan pertama jika terjadi sesuatu saat dia sedang liburan dengan siapapun. Karin, dia di panggil dokter Karin.
“Gimana, kenapa Zeva??” tanya Samuel.
Karin tersenyum melihat ke arah Samuel, Samuel yang tidak mengerti malah mengerutkan dahinya.
“Kak wajahmu harus kamu ubah menjadi bahagia, karena kakak ipar sedang mengandung anakmu.” Ucap Karin dengan wajah penuh senyuman.
Berbeda dengan Samuel, dia kaget menatap Karin pikirannya seketika kosong.
“Zeva, hamil??” tanya Samuel lirih memastikan.
“Iya kak, kakak ipar hamil.” Jawab Karin.
Karena melihat semua orang bersorak bahagia, Samuel mencoba tersenyum. Tak lama setelah itu Zeva sadar, heran melihat semua orang tersenyum bahagia.
“Mereka kok senang sih aku pingsan.” Batin Zeva menduga-duga dalam hati.
Karin yang ingin langsung mengatakannya kepada Zeva dilarang oleh Samuel, Samuel mengatakan bahwa dia yang akan mengatakannya dengan Zeva di kamar. Samuel menggendong Zeva yang sudah sadar dan membawanya ke kamar lalu mengunci pintunya.
“Kamu ngapain sih gendong aku ke kamar??” tanya Zeva.
“Ada yang harus aku tanya sama kamu..” Ucap Samuel.
“Selain denganku, kamu ada melakukan hubungan dengan siapa lagi Va??” tanya Samuel serius.
“Kamu gila ya nanya begituan, emangnya aku cewe apaan. Aku hanya melakukannya denganmu sekali dan itu karena ah karena setan. Selama ini aku selalu bersamamu dan kamu tau itu mana sempat aku melakukan hubungan itu dengan orang lain, kamu kalau bicara lihat situasi dong.” Ucap Zeva.
“Va aku bukan nuduh kamu, tapi kamu hamil Va, hamil.” Ucap Samuel.
“Apa, aku hamil. Mana mungkin Sam, aku hanya melakukannya denganmu sekali.” Jawab Zeva.
Tiba-tiba mereka berdua sama-sama terdiam, mengingat malam itu. Ya benar mereka baru melakukannya satu malam tapi berulang kali pelepasan. Karena sudah mengingat mereka kini saling pandang dengan wajah kaget dan bingung. Zevanya Anugrah hamil, hal yang seharusnya sangat membahagiakan namun itu ketidaksengajaan yang membuat mereka kebingungan. Aneh, tapi itulah pasangan suami istri kontrak ini.
Bersambung...
Berita kehamilan Zeva adalah hadiah besar bagi keluarga Anugrah dan Fedrick namun ternyata bencana bagi Zeva dan Samuel. Dalam waktu 3 jam berita itu sudah masuk berita nasional dengan judul “calon pewaris keluarga Fedrick”, dengan cepat juga berita itu sampai ke telinga kekasih Samuel yang membuatnya semakin marah dengan Samuel.
Karena Zeva masih dalam keadaan kurang baik, Samuel memutuskan untuk pergi keluar vila untuk menenangkan pikirannya yang kacau sementara Zeva sedang tertidur pulas siang itu.
Handphone Samuel terus berdering beberapa wartawan ingin melakukan wawancara dengannya,tentu saja hal itu di tolak oleh Samuel. Handphonenya kembali berdering namun dengan nada dering berbeda yang menandakan bahwa itu adalah kekasihnya, dengan cepat Samuel mengangkatnya.
“Apa-apaan kamu, kamu bilang pernikahan kontrak tapi sekarang istri palsumu itu hamil.” Ucap kekasih Samuel.
“Sayang, aku bisa jelaskan.” Jawab Samuel lembut.
“Jelaskan bagaimana hah, sudah dua bulan Samuel Fedrick, sudah dua bulan semenjak pernikahan kamu. Kamu tidak mengunjungiku dan putramu.” Ucap sang kekasih.
“Maafkan aku, besok aku akan berkunjung ke rumah kita.” Jawab Samuel.
“Besok, besok, dengan keadaan yang seperti ini kamu bisa bilang besok.” Ucap sang kekasih dengan suara yang semakin tinggi.
“Sayang ku mohon maafkan aku, aku tidak bisa datang sekarang. Keluarga besarku sedang berkumpul, aku mohon mengertilah, kamu kan tau aku hanya mencintaimu.” Jawab Samuel.
“Oke, besok kamu harus datang kalau kamu tidak datang aku akan datang bersama putramu di hadapan keluarga besarmu, ingatlah itu Samuel Fedrick. Kamu sudah membohongiku dua kali.” Ucap Keisya kekasih Samuel dan langsung memutuskan sambungan itu tanpa memberi waktu untuk Samuel.
“Sial, kenapa jadi seperti ini.” Batin Samuel menyesali perbuatannya.
Samuel sangat frustasi dia tidak tau apa yang harus dia lakukan, bagaimana bisa Zeva hamil hanya karena kesalahan satu malam. Samuel kembali ke vila, dia melihat Zeva sudah bangun dan sedang duduk bersama wanita-wanita lainnya dari keluarganya dan keluarga Zeva.
“Dari mana kamu sam??” tanya mama Maudy.
“Tadi Sam keluar sebentar ma, Sam permisi mandi dulu ya.” Jawab Samuel.
“Ya sudah, selesai mandi temani istrimu dia sedang hamil. Lebih perhatikan istrimu kedepannya.” Ucap mama Maudy.
“Baik ma.” Jawab Samuel tersenyum.
Lima menit setelah kepergian Samuel, Zeva permisi dan pergi menghampiri Samuel yang sedang berada di kamar. Sesampainya di kamar Zeva melihat Samuel berbaring dengan menyentuh kepalanya, tidak tega melihat suaminya seperti itu Zeva mengunci pintu kamar dan menghampiri Samuel.
“Kenapa di kunci??” tanya Samuel.
“Aku mau bicara, aku takut mama tiba-tiba masuk.” Jawab Zeva.
“mau bicara apa??” tanya Samuel kembali.
“Sebelumnya aku minta maaf, karena melakukannya bersamamu tanpa memikirkan hari ini akan datang. Aku juga minta maaf, aku lupa jika hari itu adalah masa subur bagiku. Jika kamu merasa terbebani aku bisa menggugurkannya, dan kita bisa bilang bahwa aku keguguran.” Ucap Zeva lirih tanpa melihat ke arah Samuel.
Samuel mendengar perkataan Zeva kaget dan merasa tidak percaya, perkataan kejam itu keluar dari mulut Zeva.
“Kamu sudah gila ya, kamu mau jadi pembunuh. Dan untuk apa kamu minta maaf akan hal itu, kita melakukannya bersama dalam keadaan sadar, kita sama-sama bersalah jadi jangan meminta maaf seperti itu seolah aku akan lari dari tanggung jawab. Bagaimana pun dalam kandunganmu itu anakku, aku yang menghadirkannya dan aku yang akan bertanggung jawab atas hidupnya, jadi jangan pernah berfikir untuk tidak melahirkannya.” Ucap Samuel dengan suara yang sedikit meninggi namun halus.
Zeva hanya terdiam dan kemudian keluar dari kamar, sebenarnya kata-kata yang dia ucapkan juga sangat menyakiti hatinya. Namun melihat keadaannya dengan Samuel yang seperti ini, hal itu yang mendorongnya mengatakan hal keji seperti itu.
Karena keadaan Zeva yang sedang hamil muda, mereka memutuskan mengakhiri perkumpulan mereka di vila dan pulang ke rumah masing-masing, sampainya di rumah Zeva langsung istirahat karena besok adalah jadwalnya memeriksakan kandungannya di rumah sakit dimana Karin bekerja.
...********...
Hari ini jadwal Zeva memeriksa kandungannya siang saat jam istirahat Samuel. Zeva dan Samuel janjian untuk ketemu di rumah sakit saja jika Samuel ingin menemani Zeva memeriksakan kandungannya, bagaimana pun Samuel wajib datang menemani Zeva karena jika dia tidak datang itu akan menjadi perbincangan tidak hanya keluarga namun juga publik.
Sampainya di rumah sakit Zeva sudah melihat Samuel duduk di ruang tunggu khusus dokter kandungan, melihat Samuel yang sudah berada disana hati Zeva seketika senang, Zeva tersenyum. Melihat Zeva yang sudah berada di hadapannya Samuel dengan spontan berdiri menggenggam tangan Zeva dan masuk bersama karena disana Karin sudah menunggu mereka.
“Eh kakak iparku yang amat sangat cantik sudah datang, ayo tidur biar aku periksa calon ponakanku.” Ucap Karin yang berhasil membuat Zeva tersenyum.
Karin memeriksa kandungan Zeva, syukurnya semua hasilnya baik keadaan Zeva benar-benar fit serta janin dalam kandungannya juga sehat. Membuat hati Zeva dan Samuel sedikit lega, sesudah mendengar kabar baik itu Zeva langsung memberikan informasi itu kepada mama Maudy dan mama Christin karena memang itu permintaan mereka.
Zeva dan Samuel berjalan bersama menuju parkiran, mereka berjalan sambil berbincang ringan.
“Kamu mau aku antar sampai rumah??” tanya Samuel.
“Tidak usah, kamu kembali saja ke kantor, aku pulang bareng pak Dedi saja.” Jawab Zeva.
Pak Dedi adalah salah satu supir pribadi Zeva, saat Zeva sudah resmi menjadi istri Samuel.
Di tengah perbincangan mereka, seorang wanita tinggi menghampiri Zeva. Samuel yang sudah sangat hafal akan wajah itu seketika terdiam seperti membeku. Gadis itu datang dan menghalangi jalan Zeva.
“Hai perkenalkan saya Keisya Putri Wijaya, sekretaris dari pak Jhonny dan kekasih dari Samuel Fedrick dan satu lagi kami memiliki satu orang putra bernama Jonathan Fedrick.” Ucap gadis sederhana, tinggi dan cantik kekasih Samuel, dia sambil mengulurkan tangannya.
Namun tangan itu tidak di sambut oleh Zeva, karena Zeva kaget dan hanya menatap tajam ke arah Keisya. Keisya menarik tangannya kembali yang tidak disambut baik oleh Zeva.
“Bukannya Samuel sudah banyak menceritakan tentangku padamu?? Seharusnya kamu sudah mengenalku dan tersenyum padaku, karena kan kamu hanya istri palsu, eh bukan kontrak, benar kan sayang.”
Ucap Keisya.
“Keisya apa-apaan kamu.” Ucap Samuel spontan dan menarik tangan Keisya.
Zeva yang mendengar hal itu hanya bisa terdiam, di dalam hatinya seperti ada sesuatu yang perih namun panas membuatnya ingin meluapkan segalanya.
Samuel menarik Keisya dan masuk ke dalam mobilnya, setelahnya menghampiri Zeva kembali yang masih terdiam, berdiri di tempat mereka berhenti tadi.
“Kamu langsung pulang ya Va, maafkan perkataan Keisya nanti kita bicarakan di rumah ya.” Ucap Samuel sambil mengantarkan Zeva sampai di dalam mobil.
Zeva hanya menganggukkan kepalanya tanpa menjawab perkataan Samuel.
“Pak, tolong antarkan istri saya ke rumah ya pak. Langsung ke rumah jangan singgah ke tempat lain.” Ucap Samuel ke pak Dedi supir Zeva.
Di perjalanan menuju rumah air mata Zeva mengalir dengan sendirinya, dia tidak menyangka perkataan Keisya mengenai istri kontrak yang merupakan rencananya sendiri sangat menyakiti hatinya saat ini.
Hati Zeva sangat sakit dengan ucapan Keisya padanya, Zeva menyusun rencana untuk mencari tau sudah sejauh apa hubungan Samuel dan Keisya. Zeva sangat terkejut saat Keisya menyebutkan seorang putra, Zeva benar-benar ingin memastikan apakah benar Samuel dan Keisya sudah memiliki seorang putra. Zeva menyuruh salah satu orang terpercaya di keluarganya yang dianggap juga orang yang sangat ahli mengumpulkan data.
Zeva memperkerjakan orang tersebut tanpa sepengetahuan sang ayah, tanpa berfikir panjang Zeva meminta orang tersebut menyelidiki hubungan Samuel dengan kekasih gelapnya tersebut. dengan mengirimkan bukti foto ke Zeva di rumah mereka saat siang hari, saat jam kerja Samuel.
Waktu berlalu begitu cepat tanpa terasa kandungan Zeva sudah memasuki bulan ke-8 pertengahan. Sejak kejadian itu Samuel dan Zeva mulai dingin saat berada di rumah, Samuel yang hanya berada di rumah ketika menjelang malam.
Hari-hari Samuel di habiskan bolak balik kantor dan rumah kekasihnya itu, Zeva tau bahkan dia sangat tau semua kegiatan Samuel karena Zeva menyelidikinya. Bahkan Zeva juga sudah tau bahwa anak Samuel dan Keisya memang benar adanya dan sekarang sudah berusia 3 tahun.
Namun Zeva hanya ingin tau tanpa niat ikut campur karena dia sadar bahwa pernikahannya dengan Samuel juga sebuah kesalahan, rencana yang seharusnya tidak dia usulkan dan kini menjadi boomerang untuk dirinya sendiri. Membawa penderitaan batin yang tiada habisnya karena rasa marah, cemburu, sakit hati, rasa ingin memiliki yang tidak bisa dia uangkapkan begitu saja. karena dari awal seharusnya Zeva juga sudah harus tau resiko dengan jalan yang diambilnya, namun ternyata selama kurang lebih 6 bulan tidak hanya Zeva yang tau kebenarannya namun juga sang ayah.
Di pertengahan jalan Zeva menyelidiki Samuel, mata-mata yang dipekerjakan Zeva yang merupakan anak buah dari ayahnya ketahuan oleh sang ayah. Pada akhirnya semua foto beserta bukti tidak hanya jatuh ke tangan Zeva melainkan juga ke tangan sang ayah. Bahkan sang ayah juga mengetahui kenyataan pahit bahwa pernikahan putrinya hanya sebatas pernikahan kontrak untuk menuruti semua keinginannya. Membuat hati sang ayah amat terluka dan kecewa, sehingga sang ayah berencana untuk mengungkap semuanya di depan dua belah pihak keluarga.
Kini usia kandungan Zeva yang sudah memasuki usia 8 bulan pertengahan mau masuk ke 9 bulan, hari ini di hari minggu, kedua keluarga berkumpul di rumah Zeva membawa perlengkapan-perlengkapan bayi untuk menyambut hari kelahiran sang putri. Ya benar, jenis kelamin bayi di kandungan Zeva adalah perempuan. Mereka berkumpul, tertawa bersama sampai tiba kedatangan Philip Anugrah ayah Zevanya dengan seorang gadis dan putranya.
Kedatangan mereka berhasil membuat Zeva dan Samuel terdiam bahkan tidak bisa bicara, bahkan Samuel tidak berani membuka mulutnya untuk menyapa gadis itu. Ya benar, gadis itu adalah Keisya Putri Wijaya dengan putranya yang bernama Jonathan. Salomon Fedrick ayah Samuel yang mengenal sosok itu langsung berdiri dan marah.
“Kamu, Keisya sedang apa kamu disini??” tanya Salomon.
“Hai om, senang bertemu kembali. Aku kemari bukan kemauanku loh, aku di bawa oleh pak Philip untuk menghadiri acara ini.” Jawab Keisya.
“Philip apa-apan kamu, dan kamu beraninya kamu menginjakkan kakimu di rumah ini. Dasar tidak tau malu.” Ucap Salomon dengan suara beratnya.
“Salomon, suruh putramu menjelaskan semua ini dan begitu juga denganmu Zeva jelaskan semua ini. Kalian tau apa yang sebenarnya terjadi.” Ucap papa Philip yang membuat seluruh tubuh Zeva bergetar.
Dengan senyuman manis khas Keisya, dia menjelaskan semuanya bahkan hubungannya dengan Samuel dan anak yang berada di pelukannya. Berhasil membuat semua terdiam dan tercengang, namun tak disangka hal tersebut malah membawa malapetaka hebat untuk Zevanya. Kondisinya yang sedang hamil tua, dan di kagetkan dengan semua rencana yang awalnya tersusun rapi namun sudah terbongkar membuatnya mengalami kontraksi yang hebat.
Kini Zevanya berakhir di ruang operasi, melahirkan sang putri walaupun belum saatnya dengan bertaruh nyawa untuk keduanya.
Bersambung....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!