Novel yang diekspektasikan akan mengandung banyak air mata,tidak ada orang ketiga,atau pun yang lainnya,karena ketika mengimajinasikan pun begitu haru hingga meneteskan air mata 🤣😂
Masukan list favorit kalian yo, meskipun tidak sebagus novel yang lainnya,tapi cukup untuk mengisi waktu kosong kalian.
Novel akan di update dalam waktu dekat, setelah beberapa novel terdahulu aku tamatkan. Terima kasih
Manusia hanya menjalankan apa yang sudah ditentukan, mengubah nasib pun adalah sebuah kerja keras, lalu bagaimana dengan jodoh? jodoh adalah hal yang paling sulit kita tentukan karena itu bukan kuasa kita.
Fariha Ana dia seorang wanita Sholehah berusia 25 tahun, diusianya yang masih muda. Ana begitu sapaannya, dia sudah menjadi seorang janda, suaminya meninggal 3 tahun yang lalu karena kecelakaan, motor yang ia kendarai jatuh tanpa kendali dan naasnya suami Ana harus menjadi korban dan kehilangan nyawa.
Ana dan suaminya berprofesi sebagai guru, mereka menikah diusia muda, ya ana dan suaminya adalah teman sekolah, setelah lulus Arif Firmansyah bertekad untuk mencari beasiswa dan bekerja, agar ia bisa mempersunting Ana, meskipun tidak pacaran tapi keduanya menyadari bahwa mereka saling memiliki perasaan.
Singkat cerita Arif berhasil mendapatkan beasiswa dan pekerjaan, hingga ia nekad mendatangi Ibu Ana untuk melamar putri semata wayangnya, dan ibunya pun menyambut niat baik Arif . Sampai akhirnya diusia ke 20 tahun keduanya menikah dan hidup dengan penuh kebahagiaan meskipun dalam kesederhanaan.
Allah berkehendak lain jodoh mereka hanya sampai usia ke 2 tahun pernikahan, waktu itu Arif pergi ke kota Untuk membelikan hijab terbaik untuk istrinya sebagai hadiah pernikahan ke 2 tahun. Arif sudah berhasil membelinya dan tak lupa dia meminta petugas toko untuk membungkus dengan cantik, Arif pun memberikan kata-kata terindah dalam sebuah kartu ucapan.
"Aku bahagia memiliki kamu sebagai istriku, tetaplah bersamaku sampai maut memisahkan. Jika diantara kita harus pergi terlebih dahulu, aku mau kita saling menunggu, aku harap aku yang akan pergi lebih dulu, dan menunggu kamu disana. Aku ingin hidup selamanya dengan kamu wahai bidadari surga ku. Dari aku yang mencintaimu selamanya. Suamimu "
Begitulah isi surat yang Arif tulis, terdengar seperti surat terakhir. Ana menerima hadiah itu dengan duka mendalam, dia berjanji akan menjadikan Arif satunya dalam hidupnya, dia tidak ingin menikah lagi, itulah kata yang ia ucapkan.
Ana bertahan dengan status jandanya selama 3 tahun dengan penuh tekanan dan cibiran dari orang-orang yang tidak menyukainya. Banyak laki-laki yang datang dan pergi untuk meminangnya, namun Ana menolak dengan sopan, hal itulah yang membuat Ana jadi bahan perbincangan para tetangga.
"Sok cantik,memang dia mau cari laki laki seperti apa? setiap yang datang pasti ia tolak, apa kali ini dia menginginkan orang kaya? hhmmhhhh pantas saja!,"
"Masih muda sudah jadi janda, sial sekali nasib suaminya, pasti dia banyak maunya mangkanya suaminya sampai pergi ke kota untuk membelikan apa yang dia inginkan, dan sekarang dia menjanda,"
"Ibu dan anak sama sama janda, hampir setiap bulan ada laki-laki yang datang kerumah mereka, tapi sampai detik ini tidak ada satupun yang mereka terima, ibu dan anak sama saja,sok jual mahal,"
Begitulah sebagian kata kata pedas yang terlontar dari para tetangga yang tidak menyukai keluarga Ana, bahkan keluarga dari mendiang suaminya pun sudah memutuskan hubungan dengan Ana, karena mereka menganggap Ana penyebab kematian Arif.
***
Menuju tahun ke 3 ana menjanda, ujian datang lagi, seorang laki-laki pemilik yayasan tempatnya mengajar tertarik dengan sosok Ana. Dia adalah Farid Karim laki-laki berusia 30 tahun, berstatus sebagai seorang duda beranak 1, istrinya meninggal saat melahirkan anak perempuannya, Farhana Karim itulah nama bayi cantik berusia 6 bulan.
Sama halnya Ana, Farid pun sangat mencintai istrinya, dia bahkan berjanji akan tetap setia selamanya dan tidak akan mencintai wanita lain, sampai pada akhirnya Hana bayi lucu itu selalu sakit-sakitan. Kesibukan Farid membuatnya kesulitan untuk selau berada di samping anaknya, hanya pengasuh yang ia andalkan, namun ternyata itu tidak cukup membantu.
Farida Karim ibu dari Farid mengusulkan agar Farid segera mencari pengganti istrinya, karena Hana membutuhkan sosok ibu yang akan menjaga dan menyayanginya, dan seorang pengasuh tidak bisa memberikan itu. Farid menolak usul sang mamah, sampai pada kejadian Hana dilarikan kerumah sakit, dia mengalami demam tinggi yang membuat Hana kejang, semua orang panik terutama ibu farida.
Di saat itulah Farid memutuskan untuk mencari pengganti istrinya, dengan berat hati meskipun harus mengingkari hati nuraninya, bahkan ia tetap berucap bahwa Farhana Aisyah tetaplah wanita satu-satunya dalam hidup Farid.
Singkat cerita Farid melihat Ana disekolah miliknya, Farid melihat cara ana memperlakukan anak-anak murid dengan lemah lembut, senyuman yang menggetarkan hati, paras cantik yang menggoda iman, siapapun pasti ingin memilikinya. Hati Farid sempat goyah namun ia segera tersadar bahwa tujuannya mencari ibu pengganti, bukan istri pengganti, maka pilihannya jatuh pada Ana.
Bukan hal yang mudah meyakinkan Ana, setelah Farid meminta orang kepercayaannya untuk menyelidiki siapa ana, dan berhasil mendapatkan informasinya, maka Farid langsung berinisiatif untuk datang langsung ke rumahnya. Farid mendapat informasi bahwa Ana adalah wanita yang sulit untuk ditaklukkan dan kenyataannya memang demikian, dia melakukan banyak cara, namun tak juga membuat ana luluh.
Sampai pada akhirnya Farid menggunakan cara terakhir, jika itu tidak berhasil maka dia akan menyerah. Ya Farid menggunakan Hana untuk meyakinkan Ana, Farid membawa balita itu menemui Ana.
"Ini usaha terakhir saya hampir 6 bulan saya berjuang, tapi kamu selalu menolak saya. Saya membawa anak perempuan saya tepat hari ini dia berusia 1 tahun, sejak bayi dia selalu sakit-sakitan, dia kekurangan kasih sayang dari seorang Ibu, saya memilih kamu karena saya percaya kamu bisa menyayangi anak saya. Namun jika kamu tetap menolaknya, saya tidak bisa berbuat apa-apa lagi, saya menyerah," ucap Farid putus asa di hadapan Ana dan ibunya
Ana begitu dilema, sejauh ini belum ada laki-laki yang mengejarnya sampai seperti ini, mereka datang lalu pergi, namun Farid tak mengenal lelah. Hana kecil menangis kencang, dan entah angin dari mana Ana menggendong nya, dan seketika Hana diam, orang-orang yang ada di ruangan itu seolah tak percaya, dan Farid yang melihat hal itu semakin yakin kalau Hana adalah seorang ibu yang cocok untuk anaknya.
Setelah pergulatan batin, doa yang tak kunjung putus, tangisan yang membuat Ana harus mengkhianati suaminya, dan akhirnya Ana mengambil keputusan untuk menerima lamaran Farid semata demi Hana, karena anak itu layak mendapatkan kasih sayang seorang ibu.
Pernikahan terjadi secara sederhana, ibu Farida sedikit menentang pilihan Farid dengan alasan perempuan itu masih muda, dan dari kalangan biasa. Namun Farid meyakinkan bahwa Ana adalah orang yang paling tepat untuk menjadi ibu bagi anaknya, akhirnya Farida menerimanya.
Cibiran tetangga lagi lagi terdengar menyakitkan, bahwa dugaan mereka seolah benar bahwa Ana menginginkan laki-laki kaya, dan hal itu pun sampai ketelinga Bu Farida membuat ketidaksukaannya semakin menjadi.
Ibu Ana menitipkan anak semata wayangnya pada Farid, tentu saja Farid mengiyakan. Farid menawarkan ibu Ana untuk ikut bersamanya, namun ia menolak dengan alasan, dia harus menemani keponakannya, ya Ana memang mempunyai saudara sepupu perempuan yang masih SMA, namanya Dila dia yang akan menemani ibu selama Ana tidak ada.
***
Suka duka kehidupan Ana akan segera dimulai,siapkan tisu karena mungkin saja ini mengandung unsur air mata 😂😁👏👏
Jangan lupa like,komen dan vote ❤️
Farid membawa Ana kerumah besarnya,disana sudah ada beberapa pelayan yang menyambut kedatangan mereka. Ana merasa asing dengan perlakuan para pelayan itu pasalnya dia selalu melakukan semuanya sendiri dan sikap sopan mereka hanya ia dapatkan ketika mengajar di dalam kelas.
Ana menggendong Hana yang tampak nyaman dan tidak ingin lepas darinya,ibu farida yang melihat hal itu pun merasa lega sekaligus khawatir,ia khawatir kalau Ana hanya memanfaatkan kekayaan anaknya saja.
Farid masuk kesebuah ruangan pribadi miliknya,tidak ada yang boleh masuk kesana selain dirinya,bahkan putrinya sekalipun terlarang untuk menginjakkan kaki ditempat pribadi milik Farid. Setiap malam Farid tidur disana, namun sesekali ia akan menemani Hana tidur. Singkatnya siapapun yang masuk ke kamar pribadi Farid tanpa izin maka dia harus angkat kaki dan menghilang dari hadapan Farid.
Sedangkan Ana masih memangku Hana yang kini menjadi anak sambungnya. Ibu farida menatap sinis pada menantu barunya,Ana yang ditatap seperti itu pun seolah tidak enak hati.
"Hey,kamu harus ingat posisi kamu dirumah ini,kamu tak lain adalah pengasuh cucu ku,jadi jangan pernah bermimpi untuk bisa merebut mereka dari saya terutama harta keluarga kami,kamu harus selalu ingat itu,dan jangan pernah mengatakan pada Hana kalau kamu adalah ibunya,bilang saja kalau kamu pengasuhnya," ucap Farida sarkas
"Bu ... bukankah memang saya ibu sambungnya?," ucap Ana gugup
"Haha jangan mimpi,bahkan keberadaan kamu dirumah ini pun tidak akan lama,saya akan mencarikan pendamping yang cocok untuk anak saya,dan kamu dipilih oleh anak saya semata karena kamu memiliki kemampuan untuk mengasuh anak saya. Maka bersiaplah dari sekarang bahwa suatu saat nanti kamu harus angkat kaki dari rumah ini,"
Bagai dihantam ribuan batu,bukankah seharusnya tidak begini, bukankah harusnya pengorbanannya Ana dihargai,namun sambutan pertama yang ia dapatkan begitu menyayat hati.
"Maaf Bu,saya akan pergi jika suami saya menginginkan hal itu,selama dia masih mau mempertahankan dan menjadikan saya istrinya maka selama itu juga saya akan mendampingi suami saya, begitulah sumpah pernikahan tadi pagi," Ana berucap dengan rasa takut,namun dia harus mengatakannya agar tidak ada orang yang dengan mudah menggertaknya.
"Cihhh baru beberapa jam saja menjadi istri Farid belangmu sudah terlihat," ucap Farida meninggalkan menantu dan cucunya.
Sejujurnya Farida adalah orang baik,namun karena rasa sayang terhadap anak semata wayangnya membuat Farida turun tangan dalam mengurus kehidupan pribadi Farid,termasuk urusan jodoh.
Ana masih duduk di ruang tamu,dengan pikiran yang campur aduk. Ditangannya masih ada Hana yang terlelap,tiba tiba Farid turun dari lantai atas dalam keadaan segar.
"Ana,kenapa kamu masih disini?," tanya Farid yang ikut mendudukkan tubuhnya di atas sofa
"Saya bingung mas harus pergi kemana,rumah ini sangat besar,dan saya tidak tahu harus masuk ke kamar yang mana,"
Farid tersenyum mendengar ucapan Ana.
"Maafkan aku tadi langsung meninggalkan kamu begitu saja, sekarang berikan Hana padaku dan ikuti aku," ucap Farid yang langsung menggendong Hana yang sedang terlelap
Ana mengikuti langkah Farid kelantai atas, dan beberapa menit kemudian mereka sudah berada dilantai atas.
"Kamar yang pertama ini adalah kamar kita,dan yang ditengah ini kamar Hana,dan yang di ujung sana adalah ruangan pribadi saya,jadi kamu jangan pernah menginjakkan kaki kamu disana,"
Karena tidak ingin banyak bertanya dan protes Ana pun mengiyakan tanpa ingin membantah sedikit pun,lagi pula seperti yang dikatakan ibu mertuanya bahwa keberadaan dia disini bisa jadi hanya sementara.
Farid membawa koper milik Ana ke kamar keduanya, sedangkan ana menidurkan Hana di kamarnya. Tidak terpikirkan sedikitpun untuk menikmati malam malam yang indah sebagai pengantin, justru sebisa mungkin ia ingin menghindarinya.
Setelah menidurkan Hana ,ana pun kembali ke kamar utama yang sekarang menjadi kamar miliknya,Ana berniat ingin membersihkan diri dan beristirahat,karena hari cukup melelahkan. Setelah berhasil membersihkan diri kini ia sudah berada satu ruangan dengan Farid, keduanya nampak canggung,Farid seolah akan memulai sesuatu sedangkan Ana nampak ingin menghindari sesuatu.
"Apa kamu sudah akan tidur?," tanya Farid yang sedang duduk di sofa kamar
"I ... iya mas,aku lelah," sahut Ana gugup
" Apa kamu akan tidur dengan hijab itu?,"
"I... iya mas,"
"Kenapa?"
"Ka ... karena aku belum siap jika harus menampakkan aurat ku,"
Farid tersenyum ..
"Bukankah kita sudah mahram? jadi aurat mu halal untuk ku, bahkan jika aku melakukan hal lebih dari itu pun tidak masalah," ucap Farid santai sambil melipatkan kakinya dan menatap Ana
"Ta ... tapi aku belum siap melakukannya,aku belum terbiasa hidup dengan laki-laki lain,"
Farid mengernyitkan alisnya .
"hhhmmh,baiklah jangan paksain kalau kamu belum siap melakukannya,saya akan menunggu kamu siap,saya yakin kamu paham dengan kewajiban kamu,"
Ana menundukkan kepalanya,ia merasa bersalah, namun hati tidak bisa dibohongi kalau hatinya masih besar untuk suaminya,bahkan sampai detik ini hatinya belum ikhlas untuk menjalani kehidupan dengan laki-laki lain, padahal laki-laki Iain itu adalah suaminya.
Mereka segera tidur,namun lagi lagi ana mengambil bantal dan guling,saat Farid sudah membaringkan tubuhnya ditempat tidur, Ana malah tidur di sofa.
"Kenapa kamu tidur disitu,apa tempat tidur ini tidak cukup luas untuk kamu?,"
"Saya belum ...,"
"Terbiasa?,"
Ana menundukkan kepalanya.
"Yasudah kalau begitu, tidur lah dikamar ini,biar saya tidur di kamar lain. Jangan siksa tubuh kamu dihari pertama jadi istri saya, gunakan kasur ini,dan kamar ini akan tetap jadi milik kamu dan saya," ucap Farid yang mengerti situasi ana,lalu ia pun beranjak dari kamar itu, Farid pun tidur di kamar pribadi miliknya, kamar yang selama 1 tahun ini menyimpan misteri.
Ana membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur,ia menangis tersedu-sedu dengan nyaris tanpa suara,dia meratapi nasib hidupnya begitu banyak ujian yang harus ia hadapi,bahkan diawal pernikahan pun dia sudah menerima kebencian dari ibu mertuanya. Terkadang dia berpikir apa salah dirinya, sehingga orang-orang begitu tidak suka dengan Ana,hanya ibu satu-satunya orang yang selalu mendukung Ana dan Allah pastinya.
Setelah lelah menangis akhirnya Ana tertidur. Dilain kamar Farid sedang melamun menatap figura dikamar itu,Tampa terasa air matanya luruh. Dia mencoba menjalani pernikahan ini senatural mungkin,dia tidak ingin mengambil sebuah keuntungan dari sebuah hubungan, meskipun kenyataannya demikian. Farid tahu bahwa dia telah menikahi wanita yang baik dan begitu mencintai suaminya yang sudah tiada,maka ia berharap jika dia bisa menjadi figur suami yang menggantikan suami terdahulunya meskipun tidak mudah.
***
Jangan lupa like,komen dan vote .
Selamat sahur ❤️
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!