Sebelumnya saya ucapkan terima kasih sudah mau mampir ke lapak Elleona ini. Dan jangan lupa mampir ke cerita romance fantasy saya yang lain😊
Semua penulis sangat berharap karyanya bisa menghibur kalian❤️
Happy Reading :)
***
Elleona Zhu Parker, sebut saja Elle. Usianya baru menginjak 86 tahun. Usia yang terbilang muda bagi makhluk berumur panjang seperti mereka. Jika di dunia manusia, maka usianya baru menginjak 22 tahun karena penghentian penuaannya terjadi pada tahun ke 22 ia dilahirkan ke dunia.
Elle berasal dari klan werewolf atau manusia serigala, wolfnya bernama Lea. Lea adalah serigala yang memiliki mata biru saphir dengan bulu lembut berwarna putih bersih, sedikit corak berwarna coklat di sekitar ekornya.
Saat usianya baru menginjak 16 tahun, ia sudah melakukan shift pertamanya dan itu terbilang cepat karena biasanya werewolf akan melakukan shift pertama pada umur 17 tahun. Elleona sangat jarang berganti shift dengan Lea. Terhitung selama ia hidup, kemarin adalah kali ke dua ia berganti shift dengan Lea, saat rogue menyerang pack kedua orang tuanya.
Flashback on.
Pack kecil itu sudah tak berupa lagi, di sana nampak seperti ladang mayat. Banyak mayat-mayat dalam bentuk serigala maupun manusia yang tergeletak dengan kepala, kaki, tangan terpisah ada juga yang jantungnya sudah tiada. Pemandangan yang sungguh mengerikan bagi werewolf berusia 86 tahun itu.
Badan Elle meluruh, dunianya terasa berhenti berputar, tempatnya berpijak terasa runtuh ketika melihat dua orang yang tergeletak tak bernyawa. Dua orang yang sangat ia sayangi, dua orang yang sangat ia hormati, dua orang yang sangat ia banggakan, dua orang yang selalu menjadi pelindungnya.
Mereka ibu dan ayah Elle, orang tua yang juga gurunya, mereka hidup Elle, sudah terkapar tak berdaya. Gugur dalam mempertahankan pack kecil ini.
Air mata tak dapat dibendung lagi, Elle menangis meraungi mayat kedua orang tua beserta sanak saudara meskipun ia tau menangis tidak akan menghidupkan mereka kembali. Namun, kali ini biarkan ia menangis yang terakhir untuk keluarganya.
Disaat bersamaan Elleona mendengar suara derap kaki yang ia tebak rogue itu datang lagi. Suara itu semakin mendekat, ia pasrah dan ia juga tidak akan melawan. Tak ada gunanya juga jika melawan. Lebih baik ia mati daripada hidup sebatang kara tanpa tempat tinggal dan menjadi rogue. Elle memejamkan matanya.
Ayah, ibu putrimu akan menyusul.
Moon Goddess jika aku mati, tolong sampaikan permintaan maaf dan salam pada mateku, bilang padanya bahwa aku mencintainya.
Namun setelah beberapa detik berlalu, tidak ada yang terjadi. Hanya semilir angin yang menerpa wajahnya.
'Lea apakah kita sudah di surga?'
'Entahlah Elle, aku tak sanggup untuk membuka mataku,' suara wolfnya terdengar putus asa.
Beberapa detik kemudian, terdengar suara patahan tulang dan auman kesakitan yang membuatnya bergidik ngeri.
Elle memberanikan diri untuk membuka mata. Hal yang pertama kali ia lihat adalah wajah pria rupawan bak malaikat sedang menatapnya intens.
Apakah aku sudah benar benar mati? Apakah ini malaikat yang berada di surga?
"Nona apakah kau baik baik saja?" pertanyaan itu sukses membuat Elle berfikir keras.
Mengapa dia menanyakan itu? Bukankah jika berada di peristirahatan terakhir artinya aku baik-baik saja? Atau, mungkinkah perjalananku sampai ke sini?
"Hey, Nona." Malaikat itu melambaikan tangannya tepat di wajah Elle.
"Eh? Malaikat. Aku baik-baik saja seperti yang anda lihat."
Pria itu kebingungan, entah apa yang membuatnya seperti itu. "Malaikat?" Ia menunjuk dirinya sendiri.
"Bukankah kau adalah malaikat di alam setelah kematian?" tanya Elle polos.
Seketika itu pula ia tertawa kencang hingga matanya menyabit.
Elle mengerutkan dahinya dengan tarikan lendir di hidung yang masih terdengar jelas.
"Nona, sadarlah. Kau belum meninggal," ucap pria itu disela tawanya.
"Benarkah? Tapi rogue tadi--"
Elle menutup mulutnya melihat bangkai rogue yang berserakan menyatu dengan mayat penduduk pack.
Elle menatap pria itu tak percaya. "Kau, apa kau yang menolongku?"
"Tentu saja, apa kau melihat orang lain selain aku?" tanyanya
Elle menggeleng. "Terima kasih," ucapnya.
"Tidak masalah," pria itu mengedarkan pandangannya. "Packmu sudah hancur, sekarang kau mau tinggal di mana Nona—?"
"Elle, panggil saja Elle."
"Ya, Nona Elle?
"Entahlah Tuan akupun tidak tau, seperti yang Anda bilang packku sudah hancur dan aku juga sudah menjadi sebatang kara," ucapnya. Tanpa ia sadari air mata itu kembali mengalir begitu saja, masih terekam sangat jelas rintihan terakhir yang dikeluarkan orang tuanya.
"Sudahlah Elle jangan menangis. Lebih baik kau ikut bersamaku, ke packku." tawarnya.
"Tidak Tuan aku akan sangat merepotkan, Anda sudah berbaik hati menolong ku. Lagipula aku takut alpha-mu akan marah jika gadis pembawa sial sepertiku masuk ke packnya."
"Kau bukan gadis pembawa sial, kau gadis yang beruntung. Jika kau melanjutkan hidupmu yakinlah orang tuamu akan bangga kepada mu. Oh Ayolah Elle," pujuk pria itu.
"Tapi-"
"Tapi apalagi? Aku beta di sana. Tidak akan ada yang marah padaku jika aku membawamu. Lagipula, aku bersahabat baik dengan alpha," katanya. "Jika kau mau, aku bisa menjadikanmu omega. Tapi, jika kau di sini apa kau mau rogue itu menyerang mu lagi? Oh ayolah Elle singkirkan kepala batumu itu," lanjutnya.
Elle berfikir keras, benar katanya jika ia terus terusan di sini maka kawanan rogue yang lain akan menemukannya dan menyerangnya. Orang tuanya pasti akan sedih jika melihat putrinya mati sia sia.
Mungkin menjadi omega akan menjadi awal yang baik untuk hidupnya. "Baiklah, sepertinya menjadi omega tidak buruk daripada tinggal secara liar," ucapnya.
Pria itu terkekeh. "Oh! Namaku James Turner. Sudah tau 'kan aku beta di sana? Dan jangan terlalu formal denganku anggap saja aku temanmu atau kakak lelaki mu. Aku sudah lama mengharapkan adik perempuan, tetapi sayangnya aku anak tunggal. Kita berteman?"
Elle mengangguk. "Ya kita berteman," ucapnya menjabat tangan James.
"Kita bersaudara?" tanyanya lagi dan kali ini disertai dengan kekehan.
Lagi lagi Elle mengangguk, dan kali ini diselipi semangat yang mulai muncul. "Ya kita bersaudara."
Sejenak Ekke melupakan kejadian beberapa menit yang lalu.
"Ayo, kau akan kukenalkan dengan mateku," ajaknya.
Awal yang baru di tempat yang baru.
Flashback off.
Dan di sinilah Elle berada di pack James. Satu hal yang baru ia ketahui, bahwa mate James adalah sahabat kecilnya, Bella Torres yang sekarang menjadi mrs. Turner.
Sampai saat ini Elle belum pernah melihat sang alpha, mungkin karena ia selalu berada di dapur. Mendengar ucapan mereka, alpha sangat tampan. Beliau memiliki kulit seputih susu, rahang yang kokoh, hidung mancung, alis tebal, bola matanya berwarna biru dan juga bibir tipis yang menggoda.
Desas desus di sini mengatakan bahwa alpha sering bermain wanita, hal itu dikarenakan beliau belum memiliki mate. Tapi, menurut Elle seharusnya alpha tidak harus bertindak seperti itu. Bukankah alpha harus mencerminkan sikap yang baik--
Byur!
"Hei pemalas! Kerjakan tugasmu! Tidak ada waktu untuk menunggu kau melamun seperti itu, mentang-mentang kau sahabat beta di sini!" bentak kepala omega pada Elle. Jangan lupakan air pekat yang mengalir di tubuhnya itu.
Elle menggingit bibirnya, tidak tau mengapa ia dimusuhi seperti ini. Bahkan jika melakukan secuil kesalahan saja maka ia akan diberi sanksi, air cucian seperti tadi adalah hal yang lumrah.
Elle langsung mengerjakan tugasnya tanpa mengganti baju yang sudah sangat kotor itu. Peralatan dapur yang menggunung sudah menunggu untuk dicuci. Tidak hanya mencuci peralatan dapur, Elle juga harus membersihkan dapur. Dan jika koki pack sedang libur maka Elle yang akan merangkum semua pekerjaan. Meskipun kadang-kadang koki pack juga menyerahkan pekerjaan pada Elle, terkadang ada kalanya Elle meneteskan air mata karena lelah dengan pekerjaan ini. Tapi ia bersyukur masih bisa makan dan tidur dengan layak, daripada menjadi liar? Lebih baik seperti ini saja.
Untuk hari ini pekerjaannya sudah selesai. Kedepannya? Entahlah, Elle berfikir mungkin pekerjaannya tidak akan ada selesainya.
Elle masuk ke kamarnya, sebuah ruangan khusus omega. Di sana hanya ada segulung tikar robek sebagai alas tidur, tempat untuk menyimpan baju pun hanya kardus yang ia dapat dari TPA.
Jika kalian bertanya apakah James dan Bella tau keadaan Elle selama di sini? Elle akan menjawab tidak. Karena Elle tidak pernah menceritakannya.
Merasa lengket, Elle bergegas mandi dan memakai baju lusuh yang ia miliki. Hari sudah semakin larut, ia berbaring dan seketika itu Elle langsung terlelap.
***
Jempol dan Komentar jangan sampai terlewat 🙃
Mohon maaf banyak typo
Matahari masih bersembunyi di bagian bumi lain, wajar saja karena bulan masih bertengger manis di langit klan werewolf. Mungkin sebagian penghuni pack masih memejamkan mata, tetapi tidak bagi gadis dengan rambut digelung itu.
Elleona sudah disibukkan dengan beberapa pekerjaan. Jika pekerjaannya sudah selesai, maka akan ada segudang pekerjaan lagi yang mengantri di belakangnya.
Tanpa terasa matahari sudah agak naik, tiba saatnya sarapan. Para omega harus menunggu perintah dari atasan terlebih dahulu untuk mengisi perutnya.
"Baiklah semuanya, keluarga Alpha sudah selesai sarapan. Sekarang kalian boleh makan," perintah Naya selaku kepala omega di sana.
Para Omega pun langsung mengambil makanan 'pun dengan Elle.
Elle hendak menyuapkan nasi ke dalam mulutnya namun tiba-tiba saja Naya datang dan memberikannya perintah, lagi.
"Alpha ingin minum kopi jahe, buatkan segera!" katanya.
Elle mengerjapkan matanya. "Saya?" tanya Elle meyakinkan. Karena biasanya sang alpha hanya minum kopi buatan barista khusus. Mengapa sekarang harus Elle?
"Apakah aku terlihat berbicara dengan orang lain Nona Parker terhormat?" tanya Naya sakarstik, jangan lupakan tatapan sinisnya ketika berhadapan dengan Elle.
"Bukankah ada barista khusus untuk alpha? Mengapa harus aku?" Bukannya ingin menolak, tetapi rasanya ia tidak akan mungkin membuat kopi jahe yang biasa barista buat untuk sang alpha. Ia takut dirinya membuat kesalahan dan semakin membuat dirinya dibenci para penduduk pack terutama para omega.
Sebuah tangan menjambak gelungan rambut Elle. Ia memejamkan matanya menahan perih, Elle berani bertaruh pasti beberapa helai rambutnya sudah tercabut.
"Apa kau mau mati?! Siapa kepala omega di sini?"
"Ma-maaf Nyonya, saya akan melakukan perintah Anda," katanya masih menahan perih di kepala. Sungguh ini sangat menyakitkan.
Naya melepaskan cengkraman itu. "Bagus! Kau harus sadar diri dengan posisimu," ucapnya. "Alpha sangat menyukai kopi setengah panas tetapi bukan hangat, buatkan seperti itu. Aku akan memberimu sanksi jika kau lalai dalam pekerjaanmu!"
Elle hanya mengangguk, ia langsung membuatkan kopi yang dimaksud oleh Naya. Berdoa saja Elle tidak membuat kesalahan lagi.
***
Asap mengepul dari cangkir keramik yang berisikan kopi jahe buatan Elle. Ia memegang nampan emas itu dengan hati-hati. Aroma khas kopi bercampur jahe tercium sangat nikmat. Sangat cocok dinikmati dipagi hari seperti ini, apalagi ditemani dengan panekuk selai maple pastinya akan terasa sangat nikmat.
Elle teringat akan sesuatu, bagaimana ia mengantarkan ini? Sedangkan ia saja tidak tau letak ruangan alpha tersebut. Inilah jika kau hanya berkutat dengan dunia kedapuran, maka kau tidak akan mengetahui dunia luar.
Sudah hampir setengah jam ia berkeliling, namun ia belum juga menemukan ruangan alpha. Mansion utama sangatlah besar, makanya peluang tersesat juga akan besar jika kau adalah orang baru.
Karena lama berkeliling, kopi yang ia bawa pun sudah mulai menghangat. Elle mengedarkan pandangannya untuk mencari bantuan, semoga saja seseorang bisa menunjukkan ruangannya. Dan benar saja, ia bisa menangkap siluet James sedang berbincang bincang dengan para warrior.
"James!" Elle melambaikan tangannya.
James menoleh, dengan perlahan ia mendekati Elleona. "Ada apa Elle?" tanya James.
"Tolong tunjukkan aku di mana ruangan alpha berada, aku sudah lelah berkeliling mencari tempat itu," ujarnya kesal. Hanya dengan James dan Bella saja Elle bisa bertingkah seperti ini.
"Kau tidak tau?" tanya James.
Elle menggeleng. "Jika aku tau tidak mungkin aku bertanya padamu," kesalnya lagi.
James terkekeh mengejek. "Aku bingung, kau ini anggota pack mana sebenarnya?"
Elle memutar bola matanya malas. "Oh ayolah, James. Kau tidak lihat kopi ini sudah mulai dingin?"
James nampak mengernyit. "Kopi?" tanyanya lalu dia menyadari sesuatu. "Oh aku ingat, barista alpha sudah meninggal, makanya dia menyuruhmu."
Ternyata barista itu meninggal, pantas saja. Bukankah wajar jika seseorang meninggal? Semua orang pasti akan merasakan hal tersebut, maka tidak ada kata yang salah tentang itu.
"Aku akan memberi tahumu, ruangan alpha jika dari sini lurus saja ketika kau menemukan pertigaan, ambil jalan sebelah kanan. Setelah itu jika kau ketemu kolam ikan di sana, aku harap kau tidak menyeburkan dirimu untuk menemani para ikan-ikan kesepian itu."
Elle melototkan matanya pada James. Bisa-bisanya dia bercanda disaat seperti ini.
"Bercanda, maksudku jika kau ketemu dengan kolam ikan maka kau sudah sampai di depan pintu ruangannya, kolam ikan itu milik alpha Alexander."
Elle mengangguk mengerti. "Thanks," ucapnya.
James mengangguk. "Maafkan aku tidak bisa mengantarmu, aku banyak perkejaan baru-baru ini,"
"Tidak apa-apa, James. Aku pergi dulu." Gadis itu berlalu dengan nampannya.
"Jangan menyebur Elle!" teriak James, Elle hanya menggeleng pelan. Ia masih memiliki akal sehat untuk menyebur ke sana.
Pertigaan ambil sebelah kanan.
'Elle itu kolam ikannya,' ujar Lea.
Elle langsung melihat yang ditunjuk Lea.
'Kau benar--' Elle memejamkan matanya. Tiba-tiba ia mencium aroma kayu manis bercampur mint yang sangat menyegarkan.
'MATE!' teriak Lea kegirangan.
Mate? Ya Elle dapat merasakan itu, senyumnya mengembang tanpa ia sadari. Ia berharap setelah bertemu dengan matenya ia bisa hidup bahagia.
'Aku tau, tapi di mana dia? Lebih baik kita antarkan ini dahulu,' ucap Elle.
'Tapi Elle mate--' diputuskan mindlinknya secara sepihak karena ia tak mau berdebat dengan Lea.
Elle mengetuk pintu emas berukiran rumit di hadapannya. Semakin ke sini aroma itu semakin kuat, kepalanya pening karena auman Lea di dalam sana, bahkan mata Elle sedikit berubah ubah tanda Lea ingin mengambil alih tubuhnya.
"Masuk!"
Deg
Suara bariton itu membuat kerja jantung Elle meningkat dua kali, darahnya tiba-tiba berdesir, tubuhnya merinding. Ia tidak bisa lagi mendeskripsikan perasaannya sekarang. Hanya dengan mendengarkan suaranya saja rasa nyaman dan hangat langsung menjalar ke tubuh Elle.
'Elle itu suara mate kita, ayo cepat temui aku ingin mencium dan memeluknya Elle,' ujar Lea cepat.
'Astaga kenapa kau jadi mesum seperti ini Lea,' kesalnya. Lea adalah serigala termesum yang pernah ia temui.
"MASUK!" tubuh Elle terjengkit kala mendengar suara yang terdengar ... marah?
Elle menggeser pintu emas di depannya, matanya langsung terpaku pada sosok yang sedang duduk di meja kerja.
Nampan yang Elle pegang nampak bergetar, gelombang-gelombang kecil tercipta pada kopi tersebut. Mungkinkah efek ia belum mengisi perutnya atau efek orang di seberang sana?
Tidak ada orang lain, hanya terdapat seorang pria tampan berkulit seputih susu, memiliki tubuh kekar, rahang yang kokoh dipadukan dengan hidung bangir bibir tipis menggoda. Jangan lupakan iris biru yang menghunus tepat di manik mata Elle itu. Elle baru sadar ternyata pria itu juga menatapnya.
Elle menghirup aroma yang sudah menguar dalam ruangan ini, jika bau itu berasal darinya berarti pria ini adalah--
'MATE!' teriak Lea.
Oh Moon Goddes! Tidak mungkin mateku seorang alpha**!
.
.
.
Bersambung...
Alexander Rodriguez, pria berusia 129 tahun yang sudah menjadi Alpha di Grey Moon Pack sejak usianya 19 tahun. Ayahnya, Alpha sebelumnya bernama George Rodriguez dan ibunya, Luna sebelumnya bernama Sofie Rodriguez. Alex merupakan anak tunggal, oleh sebab itu di usianya yang belia dia sudah mengemban tugas menjadi Alpha.
Alpha Alexander belum menemukan matenya, tapi dia masa bodoh tentang hal itu. Mate bukanlah segalanya baginya, karena dia bukan tipikal orang yang puas akan satu wanita. Sangat berbeda dengan prinsip manusia serigala yang sangat setia pada pasangannya.
Jika Alex menemukan mate maka dia akan terkekang dan tidak bisa bergaul dengan wanita lain lagi, maka dari itu ia menikmati kesendiriannya ini.
Baginya, hidup tanpa aktivitas ranjang itu bagaikan sayur tanpa garam. Hambar!
Hari ini adalah hari yang sangat melelahkan bagi Alex. Bagaimana tidak, dari minggu lalu banyak sekali laporan laporan mengenai rogue yang selalu masuk kedalam pack. Masalah lain belum selesai masalah baru kembali hadir. Benar-benar membuat Alex pusing. Sekarang ia butuh kopi jahe untuk menyegarkan otaknya.
"Ke mana pengantar kopi itu?!" kesal Alex, pasalnya sudah hampir satu jam setengah ia memesan kopi tapi kopi itu belum datang hingga sekarang.
Tak berapa lama Alex mendengar suara ketukan pintu, semoga saja itu pengantar kopi tersebut.
"Masuk!"
Tepat setelah mengatakan itu, Alex langsung mencium aroma vanila bercampur dengan aroma mawar yang begitu memabukkan. Ia menghirup aroma yang sangat menenangkan itu. Serigala dalam tubuhnya pun berteriak kegirangan membuat kepala Alex dihantam rasa pusing.
'MATE! MATE! MATE!' teriak Derryx-- serigala Alex.
'Diamlah Derryx! Telingaku pengang mendengar kau meraung seperti itu,' ucapnya, sungguh sebenarnya Alex sedang gugup saat ini. Dia berharap matenya sesuai dengan kriterianya selama ini, jika tidak maka ia akan menendang wanita itu.
'Apa kau itu bodoh?! Cepat suruh mate kita masuk!'
'Jangan memerintahku, serigala gila!' Alex mengumpat.
'Kita setubuh Alex jika aku gila maka kau lebih parah dariku,'
'Terserah kau saja,' ucap Alex yang entah mengapa ia sangat kesal sekarang.
"MASUK!" Alex sedikit meninggikan suaranya. Alex sempat berpikir jika benar orang di balik pintu itu adalah matenya maka ia akan menyuruh wanita itu ke salon satu jam sekali untuk membersihkan telinganya. Benar-benar menjengkelkan!
Pintu emas kesayangannya bergeser, munculah seorang gadis berpakaian omega lusuh dengan nampan berisi cangkir di atasnya. Kulit kaki, tangan, leher dan wajahnya kusam dan dekil. Rambutnya yang ia sanggul membuatnya lebih terlihat seperti wanita tua daripada wanita muda yang bergairah. Tidak ada yang menarik sama sekali dari wanita itu.
Oh God itukah mateku?
'Meskipun tampilannya seperti itu tetap saja dia mate kita Alex, ayo hampiri dia. Aku ingin memeluk mateku,' ujar Derryx.
'Menjijikan! Aku tak akan pernah memeluk dia, Derryx. Apa kau tidak lihat tubuhnya dekil seperti itu? Lihat tubuhnya, sangat kurus! Perhatikan dadanya! Yang benar saja, apakah dia ini laki-laki yang tidak memiliki buah dada?! Benar-benar jauh dari kriteriaku!'
'Jangan menghina mateku, Alex!' geram Derryx.
Alex mengabaikan ucapan Derryx, ia masih memperhatikan bentuk tubuh gadis itu.
Tidak bisa dipungkiri, rasa nyaman itu hadir karena gadis ini. Tapi, apa dengan rasa nyaman bisa memuaskan nafsu? Tidak!
Gadis itu menatap Alex, mata bening miliknya seakan-akan menghipnotis Alex untuk mendekat.
Ah sial tak akan kubiarkan Derryx mengambil alih tubuhku dan memeluk gadis kumuh itu, pikirnya.
Ah! Atau aku berpura-pura saja tidak mengetahui bahwa dia mateku. Siapa yang mau memiliki mate dekil sepertinya? pikirnya lagi.
Ide yang briliant!
'Bodoh kau Alex tak akan kubiarkan--'
di putuskannya mindlink Derryx secara sepihak. Biarkan saja Derryx itu.
"Kenapa kau berdiri di sana?! Cepat serahkan kopiku!" bentak Alex antara kasihan dan benci. Namun rasa benci lebih dominan ketika melihat fisik gadis itu.
Gadis itu nampak tersentak, kemudian berjalan membawa nampan dengan gemetar. "Ko-kopinya, A-Alpha,"
Elle menatap matenya, rasanya sangat nyaman berada didekatnya. Lea sudah meraung raung ingin bertemu langsung dengan mate.
Tiba-tiba wajah Elle terasa panas dan berbau kopi. Ternyat kopi yang dibawanya tadi sudah tersiram ke wajahnya, Elle menatap tak percaya pada pelakunya itu. Panas di wajahnya terkalahkan oleh panas di hatinya.
Wajah Alex nampak memerah menahan amarah. "Aku minta kopi jahe panas! Bukan kopi dingin!" bentak Alex dingin.
Elle menunduk, sekuat tenaga dia menahan air mata agar tak keluar. Wajahnya perih, namun hatinya jauh terasa lebih perih lagi. "Ma-maaf Alpha, sa-saya akan menggantinya deng-"
"Tidak perlu! Aku tidak mau minum kopi dari tangan kotormu itu. Sangat menjijikan!"
Elle memejamkan matanya mendengar penuturan Alex. Sebenci itukah mate padanya? Apakah Alex tak sadar bahwa dirinya adalah mate nya?
"KELUAR!" Lagi-lagi Elle tersentak mendengar bentakannya. Air mata pun lolos dari mata Elle, gadis itu terisak pelan.
"Apalagi yang kau tunggu?! Keluar!" Elle yakin Serigalanya juga merasakan hal yang sama. Bahkan Elle dapat merasakan Lea sudah terisak di sana.
'Sudahlah Elle jangan bersedih mungkin mate kita sedang banyak fikiran,' hibur Lea.
"Sa-saya permisi Alpha," Elle berucap seraya menghapus air mata dengan punggung tangannya.
Belum sempat ia keluar dari ruangan itu, tiba-tiba suara lembut mengalun di telinganya, suara yang mampu menerbangkan ribuan kupu-kupu dalam perut Elleona.
"Honey kemarilah,"
Deg
Honey?
Ada secercah perasaan bahagia yang hinggap di hati gadis itu saat mendengar matenya sendiri memanggil dengan suara selembut dan semanis madu.
'Sudah ku bilang, mate kita tadi sedang banyak fikiran Elle. Buktinya sekarang dia menerima kita,' ucap Lea senang. Elle membenarkan ucapan serigalanya itu.
Dengan senyum mengembang Elle berbalik badan untuk menemui matenya. Ah, bahagianya saat pasangan kita bersikap manis seperti ini. Tapi langkah Elle terhenti saat melihat seorang wanita berlari mendahuluinya. Wanita yang tidak tau dari mana datangnya itu langsung mencium Alex tepat di bibir.
DI BIBIR!!
Oh Moon Goddes, dada Elle terasa terhimpit oleh batu yang amat besar namun kasat mata, apalahi saat melihat mate nya membalas cumbuan wanita itu. Hatinya terasa tertusuk ribuan tombak kasat mata. Perih, sakit, sesak, hancur!
Entah kapan air mata sialan hadir lagi di manik bening Elle, yang jelas gadis itu sudah tak sanggup lagi melihatnya, tadinya Elle berharap Alphasudah menerimanya sebagai pasangan. Namun ternyata harapan tinggal harapan, realita tak seindah ekspektasi.
Elle terisak, ia berlari meninggalkan ruangan itu masih dengan isakan hebat. Para omega maupun warrior yang berkeliaran di sana menatap Elle bingung, banyak dari mereka yang berasumsi Elle sedang membuat kesalahan. Biarlah orang akan menganggapnya apa yang penting sekarang yang Elle butuhkan hanyalah ketenangan.
***
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!