NovelToon NovelToon

Melissa, Ingatan Yang Hilang

Sinopsis Singkat

Melissa Andriana, sosok wanita masa kini dengan karier yang meroket setiap tahunnya. Hidup di kota metropolitan membuat wanita berusia 30 tahun harus rela memilih antara pekerjaan dan kehidupan rumah tangganya.

Kehidupan rumah tangga Melissa tak semulus dengan kariernya. Memiliki suami sang Casanova membuat Melissa kerap mendapati laporan mengenai kedekatan Brad dengan berbagai wanita di sekitarnya.

Wajah tampan serta kepopuleran sebagai seorang politikus membuat Brad banyak digandrungi kaum hawa. Tak ayal hal tersebut membuat Melissa melayangkan gugatan cerai untuk Brad. Tak sekali dua kali Melissa memergoki sang suami berduaan dengan wanita yang berbeda.

Namun, nahas bagi Melissa. Ketika sang reporter senior tersebut hendak ke Pengadilan Agama untuk melayangkan gugatan cerainya, mobil yang dikendarai oleh Melissa tertabrak sebuah mobil lain dari arah belakang hingga membuat Melissa kehilangan kendali atas mobilnya.

Kecelakaan itu tak dapat dihindari, Mobil Melissa menabrak pembatas jalan dan ringsek pada bagian depan. Untung saja nyawa Melissa bisa diselamatkan.

Akibat kecelakaan tersebut membuat Melissa terbaring tak sadarkan diri hingga seminggu lamanya.

"Siapa Anda? Apa yang Anda lakukan di sini? Jangan sentuh aku! Aku harus segera pergi dari sini sebelum ujian semester berakhir." bentak Melissa Andriana ketika terbangun dari komanya.

"Sayang, apa yang kamu katakan? Ujian semester apa?" Brad tertegun dengan sikap Melissa yang merasa ketakutan padanya.

Dokter mengatakan jika Melissa mengalami amnesia akibat dari cidera pada bagian otaknya.

Melisa didiagnosa menderita amnesia. Amnesia atau hilang ingatan adalah gangguan yang menyebabkan seseorang tidak bisa mengingat fakta, informasi, atau kejadian yang pernah dialaminya. Meski bersifat ringan, gangguan daya ingat akibat amnesia juga bisa mengganggu kehidupan penderitanya.

Amnesia ditandai dengan hilangnya sebagian atau seluruh ingatan penderitanya. Meski demikian, penderita amnesia umumnya masih dapat mengingat identitas dirinya, hanya saja mereka cenderung kesulitan untuk mengingat hal baru atau mengingat kejadian di masa lalu.

Jangankan mengingat Brad sang suami, Melissa bahkan menganggap dirinya sebagai siswa kelas 11 Sekolah Menengah Atas. Dan sama sekali melupakan kehidupan dewasanya.

Melissa melupakan kehidupan menyakitkan yang ia alami hingga membuat wanita dewasa itu memilih menghapus ingatan kelam itu. Ingatan bersama Brad.

Dengan adanya kecelakaan ini, membuat Brad terombang-ambing di antara rasa syukur dan sebuah petaka. Rasa syukur karena Melissa gagal menceraikannya dan sebuah musibah karena meski Melissa selamat, Melissa tidak mengenal Brad sama sekali. Melissa menganggap Brad Om Om mesum yang ingin menerkam remaja diusia yang dirasakannya saat ini.

Lambat laun, terungkap semua jika kecelakaan yang menyebabkan Melissa terluka adalah akal dari Brad sendiri yang tidak bisa mempengaruhi Melissa agar menceraikannya. Brad sengaja mengutus orang untuk menyerempetnya mobil sang istri. Agar Melissa gagal mengajukan gugatan cerai.

Selama menjalani hidup kembali sebagai anak remaja, membuat Melissa dekat dengan seorang Mahasiswa tampan yang bernama Glenn. Glenn sangat mencintai Melissa dan tulus dengan perasaannya.

Tak ada hidup yang mulus-mulus aja, pasti ada sedikitnya kerikil kecil yang menghalang langkah kita. Seperti halnya hati, kadang kita tidak tahu pada siapa dan di mana ia akan berlabuh.

Cinta Melissa kembali diuji dengan adanya Glenn dan Brad di kehidupannya. Mampukah Melissa melewati semua ini? Akankah cinta Melissa berlayar pada hati yang baru? Ataukah ia mampu menerima Brad kembali?

...****...

Bab Satu

"Siapa yang menulis artikel berita pernikahan artis Amanda?" tegur wanita dengan pakaian trendy yang kini berdiri di depan berita pelaku seni di tanah air.

Wanita yang berdiri di depan tim kerjanya tersebut bernama Melissa Andriana. Sosok report senior yang telah bekerja selama beberapa tahun. Selama itu pula lah Melissa telah ratusan kali atau bahkan ribuan kali menulis artikel tentang selebritas ataupun berita baik lokal maupun luar negeri.

"Sa .. sa-saya, Bu!" ucap seorang wanita muda yang berdiri dengan menggenggam kedua tangannya di depan. Gadis muda tersebut merupak reporter magang yang bekerja di Woman's Daily.

Woman's Daily merupakan perusahaan pemberitaan mengenai perempuan. Dan di perusahaan berbasis digital itulah Melissa dan kawan-kawan telah menggantungkan hidupnya selama ini.

"Sandra ... sudah kubilang, bukan? Kita ini perusahaan real, bukan perusahaan halu seperti berita yang kau tulis! kau kira dengan mengoceh di situs kita seperti itu tanpa sumber yang jelas tidak merugikan perusahaan?" Melissa memarahi gadis muda yang diketahui bernama Sandra tersebut.

Tak perlu melihat respon dari Sandra ataupun Tim lainnya, Melissa membalikkan badan dan segera mengurusi kekacauan yang dilakukan oleh anak buahnya.

Sedangkan teman-teman Sandra yang lainnya hanya bisa menghibur anak magang yang malang tersebut, "Sabar ya, San! Bu Melissa memang galak. Tapi itu semua demi kebaikan kita."

Sandra memang bersalah, tidak mengkonfirmasi berita yang ia tulis sebelumya. Dan tidak melakukan wawancara eksklusif sama sekali dengan artis yang ia beritakan. Hanya dengan modal kamera DSLR, Sandra menangkap gambar seorang artis yang saat ini naik daun tersebut.

Amanda telah terpotret oleh Sandra dan rekannya tengah makan malam romantis dengan seorang pria matang di sebuah restoran mewah. Dan hal yang membuat Sandra bersuku ingin menerbitkan berita pernikahan Amanda adalah, sebuah cincin berlian cantik yang tersemat di jari manis sang artis.

Semua kesalahan dari anak buahnya menjadi tanggungjawab Melissa. Jangankan memiliki waktu untuk bersantai, Melissa harus membereskan kekacauan yang ditimbulkan oleh timnya ataupun oleh orang lain. Karena itulah tugasnya sebagai jurnalis senior.

"Bu, pihak Amanda telah menyomasi kita!" lapor seorang anggota tim Melissa.

"Aku akan membuat pertemuan dengan pihak management artis itu, dan siapkan kuasa hukum perusahaan kita sebagai plan B untuk berjaga-jaga." ucap Melissa sedikit berat hingga mengharuskan wanita dewasa itu untuk memijit pelipisnya yang hampir meledak saat ini juga.

Tak sekali dua kali ini saja Melissa harus berurusan dengan hukum. Namun, dengan kemampuannya mengolah kata, Melissa mampu meyakinkan pihak yang berseteru dengan kantornya.

Selain itu, Melissa juga memiliki seorang teman baik yang berprofesi sebagai seorang penasihat hukum. Teman sekolahnya itulah yang sering membantu Melissa dalam menangani semua persolan baik itu pribadi, maupun kantornya.

Lalu kenapa Melissa tidak mau bergantung dengan sang suami Brad?

"Suami? Apa aku memiliki suami?" keluh Melissa suatu ketika ada kerabatnya yang memintanya untuk meminta pertolongan sang suami.

Meski Mel memiliki seorang suami yang berkuasa seperti Brad. Namun, tak membuat Melissa bisa meletakkan perasaan amannya pada Brad.

Sebuah "Marriage with benefit" bukan hal yang asing di kalangan keluarga kelas atas seperti mereka. Melissa sama sekali tidak mengenal Brad sebelumnya. Ia hanya bertemu sekali dan itupun ketika orangtua Brad dan kedua orangtua Melissa mengadakan pertemuan keluarga untuk membahas sebuah pernikahan.

Siapa yang tidak mengenal Hans Effendi? Ayah Melissa merupakan seorang bisnisman yang bergerak di bidang media hingga membuat sang putri satu-satunya mengikuti jejak sang ayah yakni terjun sebagi seorang reporter. Tidak ada yang mengetahuinya jika Melissa Effendi yang merupakan reporter senior di majalah Woman's Daily merupakan putri tunggal pemilik salah satu stasiun televisi paling besar di negara ini.

Memiliki latar belakang yang kuat dan ditunjang dengan bisnis yang kokoh membuat para pesohor di negara ini berlomba menawarkan kesempatan bisnis dengan ayah Melissa untuk meminang sang putri.

Salah satunya adalah Brad, Brad Owen Rifaldi adalah pria lajang yang membutuhkan dukungan dari orangtua Melissa untuk pencalonannya sebagai salah satu anggota Dewan di negara ini. Berbekal pengalaman dalam menaklukkan kolega bisnisnya, serta pengalaman dalam bidang politik membuat Brad sangat percaya diri menawarkan dirinya menjadi sosok menantu keluarga Effendi.

"Terserah Ayah saja, apa selama ini Melissa masih memiliki suara untuk memilih?" Hanya itu saja yang mampu dikatakan oleh Melissa ketika Hans Effendi memintanya untuk menikah dengan seorang Brad Owen.

Pernikahan yang telah ditentukan itu tak dapat dihindari oleh Melissa. Wanita itu tak mampu lagi melawan orangtuanya. Pesta pernikahan yang tak terendus oleh media karena kedua belah pihak mengingkan hal tersebut kini telah bejalan hampir satu tahun lamanya.

Selama itu pula lah, cinta belum menyentuh hati keduanya. Baik Brad maupun Melissa memang mengharapkan kebebasan pada masing-masing. Bukan seperti tipe open marriage, tapi pernikahan keduanya hanya sebuah kamuflase saja.

Brad tidak pernah meminta Melissa menjalankan tugasnya sebagai seorang istri, dan begitu pula Melissa. Brad hanya meminta Melissa ada ketika ia membutuhkan sebuah statusnya sebagai seorang istri di depan kolega ataupun untuk menyambut tamu kenegaraan.

"Clau, aku telah menjadwalkan pertemuan dengan pihak Management. Kau urus saja masalah postingan Sandra!" pinta Melissa pada salah satu bawahannya yang selalu membantunya.

"Baik, Bu!" ucap Claudia. Claudia adalah assisten Melissa di divisi showbiz atau dunia hiburan.

Melissa mengandle bagian dunia hiburan yang rentan dengan berbagai persoalan dan yang lainnya. Karena kecakapan itulah, Melissa ditunjuk oleh pemimpin redaksi sebagai penanggungjawab.

Bukan hanya itu saja, meski telah berusaha menyembunyikan identitas dari teman seprofesinya. Namun, siapa sosok Melissa mampu diketahui oleh Kepala Redaksi. Karena merasa sungkan dengan orangtuanya pula Kepala Redaksi memberikan posisi itu pada Melissa.

Mendekati waktu pertemuan dengan pihak Manda, si artis yang sedang naik daun. Melissa bersiap menuju lounge salah satu hotel berbintang. Jangan ditanya bagaimana cara Melissa mampu membujuk pihak Amanda untuk bertemu. Atas kepandaian Mel dalam mengolah kata itulah, Pihak yang berseberangan mampu menundukkan ego menemui Melissa. Terlebih lagi, tempat pertemuan tersebut adalah salah satu hotel dengan saham terbesar dimiliki oleh ayah Melissa. Sehingga cukup mudah Mel untuk melakukan reservasi dengan pihak Manda.

Wanita yang mengenakan blazer coklat nude dengan celana berwarna senada merapikan rambutnya sebelum memasuki lobi hotel untuk menemui pihak sang artis.

Dengan membawa sebuah handbag yang tersangkut manis di tangan indahnya. Tak lupa Melissa telah memasang sebuah alat perekam pada tas mewah yang dimiliki oleh putri konglomerat tersebut.

Mel melakukan hal ini demi menjaga harga diri perusahaannya serta untuk berjaga jika pihak tersebut akan melakukan perlawanan.

Belum juga Melissa menemui pihak Amanda, pandangan mata Melissa dikejutkan oleh sosok yang ia kenal. Mario, pria itu merupakan sekretaris sang suami.

Melissa berjalan ke depan hingga tepat berada di depan Mario. Namun, Melissa bersikap tak acuh ketika melewati pria tegap tersebut.

"Bu Melissa," sapa Mario.

Melissa membalasnya dengan sebuah senyuman manis. Tak berminat mengorek apa yang terjadi membuat hidup Melissa merasa tenang.

Namun, semua anggapan Melissa hilang mana kala ia masuk ke dalam lift khusus Tamu VIP. Dan melihat pria yang sangat ia kenal tengah bersama dengan seorang wanita dengan tangan bergelanyut manja di lengannya.

Melissa hanya menarik napasnya dan tetap berusaha seolah tak ada apa-apa. Sesegera mungkin, Melissa menghadap ke depan lift agar tak mengganggu kemesraan mereka. Melissa langsung memencet angka paling atas yang menandakan ia akan naik hingga ke rooftop tempat pertemuannya.

Bab Dua

Kedua manik penuh keangkuhan milik Brad menatap tajam ke arah Mario sang sekretaris, tak bisa dipungkiri jika Brad sangat menjaga nama baiknya selama ini. "Apa yang dilakukan Melissa di tempat ini?"

Mario menghadap dengan penuh penghormatan. Kepada tuannya yang merupakan politisi sebuah partai politik ini, Mario hanya bisa menundukkan kepala serta harga dirinya kepada raja tak bermahkota seperti Brad Owen. "Bu Melissa sepertinya sedang melakukan sebuah pertemuan, Pak." Dengan cukup hati-hati berucap, Mario menjelaskan maksud dari kedatangan Melissa di hotel mewah ini.

"Sepertinya? Apa kau hanya bisa menerka, Mario? Apakah berat tugas yang kuberikan selama ini padamu?" selidik Brad dengan tatapan tak berubah sejak tadi. Bahkan kini, air mukanya semakin berubah seperti hendak menelan bulat-bulat Mario.

"Tidak, Pak. Akan saya pastikan kedua mata saya dan nyawa saja apa yang dilakukan oleh Bu Melissa di tempat ini dan segera melaporkannya pada Anda." Mario berjanji pada Brad untuk selalu melaporkan apa yang ia lihat dan ia dengar pada atasannya.

"Pergilah!" Brad masih berada di posisi duduknya, kedua alisnya bertaut hingga membuat wanita yang sejak tadi mengelus mesra pangkal pahanya bergidik ngeri.

**

Melissa berhasil membungkam mulut pihak Amanda seperti yang sering ia lakukan sebelumnya. Menggunakan cara-cara seperti membujuk ataupun mengalah bukan lah cara Melissa. Bahkan jurnalis senior itu tak segan jika harus menuntut ataupun menegaskan seperti apa kemauannya.

Meski urusan pentingnya telah dapat diselesaikan dengan baik, tak membuat Melissa mampu tersenyum puas. Langkahnya tiba-tiba terhenti lagi. Bukan karena melihat sosok Mario ataupun sang suami. Namun, ada hal lain yang mengganjal di benaknya.

Pandangan mata Melissa tampak nanar hingga membuatnya tak memiliki semangat. "Aku benci diatur!" ucapnya sebelum membuka pintu mobil dan menaikinya.

Selain Melissa, masih ada satu sosok yang sepertinya belum puas dengan laporan dari anak buahnya.

"Bu Melissa telah pulang sekitar lima menit yang lalu, Beliau membahas tentang somasi dari artis yang berseteru dengan harian Bu Melissa."

"Lalu apa yang telah Melissa perbuat hingga mampu menahan pergerakan lawannya?" Brad melirik Mario dengan tatapan dingin seperti biasanya.

Niatnya untuk menemui salah satu informan di hotel ini harus porak-poranda karena kedatangan Melissa yang menyebabkan konsentrasi Brad mau tidak mau pecah.

"Bu Melissa dan kuasa hukumnya serta dibantu temannya yang berprofesi sebagai pengacara mengancam akan melaporkan balik karena pihak Amanda memanfaatkan kesalahan kecil ini untuk meminta ganti rugi yang nilainya fantastis." jelas Mario panjang lebar.

Seperti inilah pekerjaan Mario, selain menjadi pengelola jadwal Brad. Mario juga merangkap sebagai tangan kanan Brad Owen.

"Siapa teman Melissa?" tanya Brad seperti tercekat sehingga hanya itu saja pertanyaan yang mampu keluar dari rongga mulutnya.

"Pak Ari Dinata."

Napas Brad kembali mendayu-dayu. Bukan sekali dua kali ini saja ia merasa hal demikian. Meski hal seperti ini sangat umum terjadi di dalam rumah tangga yang normal. Namun, jika menelaah dari kehidupan pernikahan Melissa dan Brad sangat tidak mungkin. Pasalnya baik Brad maupun Melissa dilarang saling ikut campur dalam masalah masing-masing pihak.

Brad meremas gelas whiskey di tangan kanannya. Haruskah ia melalukan hal bodoh seperti ini di depan Mario?

"Oh, wanita itu pintar memanfaatkan keadaan." Brad sungguh memuji cara kerja Melissa. Hingga mau tak mau, ia sedikit bangga terhadap sang istri. Istri? Jika Melissa bersedia disebut sebagai istri.

"Aku akan kembali, siapkan mobil!"

"Baik, Pak. Apa Anda berencana pulang?"

"Itu bukan urusanmu, Mario."

**

Melissa telah sampai di rumahnya. Oh ... bukan. Rumah Brad. Karena semenjak menikah dengan lelaki tua itu, Melissa diboyong oleh politisi tersebut ke rumahnya di kawasan Menteng.

Tak tanggung-tanggung, rumah mewah tiga lantai yang kini ditempati oleh Melissa berada di kompleks perumahan elit. Selain megah dan mewah, rumah tersebut juga memiliki akses ke manapun hingga membuat penghuninya lebih leluasa untuk bepergian.

Pulang pergi sendiri, membuat Melissa terbiasa seorang diri. Hingga ketika papanya memberi Melissa seorang sopir pribadi, Mel selalu menolaknya.

Di dalam rumah mewah inilah, nasib Melissa diadu. Mampukah ia bertahan dengan pernikahan tanpa rasa cinta ini? Ataukah reporter wanita itu akan mengibarkan bendera putih tanda ia menyerah?

"Aku muak ... aku muak dengan hidup diatur seperti ini. Aku bukan burung dalam sangkar." Melissa mencampakkan sepatunya dengan kesal dan menggantinya dengan sendal rumahan.

Jangan ditanya seberapa benci ia dengan kehidupan monoton ini. Bangun tidur, bekerja, lalu pulang dan tidur lagi. Melissa sangat muak.

Tak ada kata indah yang ingin ia tulis dari kehidupannya. semuanya hampa. Semuanya tak memiliki rasa. Melissa telah lelah menjalani hidupnya yang kosong.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!