NovelToon NovelToon

Cowok Cantik Milik Zahra

Bunga Sekolah

10 tahun lalu

Sinar matahari pagi menyinari kamar Zahra, jam weaker-pun berdering menunjukkan pukul 7 kurang 10 menit.

Gedubrakkk….. (Suara Zahra yang terjatuh dari tempat tidurnya)

Zahra-pun terbangun dan memijat kepalanya yang terkena benturan lantai. Matanya-pun langsung mengarah ke arah jam weaker dan kemudian bergegas ke kamar mandi.

Dalam sekejap dengan persiapan yang ala kadarnya, rambut sedikit acak-acakan ia-pun menuju arah ruang makan dan mengambil selembar roti untuk di makan sambil berlari menuju luar rumah. Dan Orang tua-nya pun diabaikan begitu saja karena dirinya takut terlambat ke sekolah.

***

Gerbang sekolah SMP Global

Zahra akhirnya sampai tepat waktu ke sekolah, karena jarak dari rumahnya ke sekolah hanya berjarak 10 menit-an saja.

Bel masuk-pun berbunyi

POV Zahra

Namaku Azzahra Falisha umurku 14 tahun dan sekarang aku duduk di kelas 2 SMP. Aku adalah seorang gadis biasa dari keluarga biasa. Tapi arti namaku luar biasa yaitu “Bunga Pembawa Kebahagiaan”, mungkin saat melahirkan aku ke dunia orang tuaku berharap aku akan menjadi bunga yang cantik dan pembawa kebahagiaan bagi orang-orang terdekat aku.

Tapi kenyataannya aku jauh dari itu semua, dengan penampilan aku yang sangat-sangat biasa, tampang culun, rambut di kuncir dan baju yang kumal nampak tak terlihat bila berada bersama para siswa lainnya… yaaa begitulah aku..

Berbeda dengan seseorang yang bersinar di seberang sana… (tampak seorang anak laki-laki dengan wajah yang rupawan sedang menjadi pusat perhatian siswa dan siswi lainnya… )

Ya, dia adalah “Jason Lu” anak laki-laki tampan dan sangat cantik seperti bunga mekar itu merupakan “Bunga Sekolah” dan anak paling populer di SMP Zahra. Selain parasnya yang menawan iapun juga sangat cerdas dan juga kaya raya. Ayahnya adalah pemilik saham terbesar di sekolahnya dan juga pemilik rumah sakit di daerah elit di kota Jakarta.

Jason adalah kakak kelasku yang saat ini duduk di kelas 3 yang hanya tinggal menunggu hari kelulusannya, hanya saja aku tidak pernah sekalipun berbicara ataupun hanya sekedar bertegur sapa. Karena aku hanyalah siswi yang tak terlihat, mungkin jika aku lewat di depannya pun Jason tak akan pernah menyadarinya.

 --------

Author

Jason Lu di sini di juluki “Bunga Sekolah” dikarenakan parasnya yang tampan sekaligus cantik. Oleh karena itu para siswa menjulukinya demikian karena “Bunga Sekolah” adalah julukan yang biasa diberikan kepada wanita yang tercantik di sekolah.

 

Jason yang lebih pantas disebut bunga dibandingkan Zahra yang hanya gadis tak terlihat. Mungkin bisa dibilang dirinya hanya seonggok debu yang tak terlihat di sekolah itu.

Tapi bersyukurnya ia memiliki teman setia dan sangat cantik seperti Jessica. Berbanding terbalik dengan dirinya penampilan Jessica sangat cantik dan rapih. Walau demikian Jessica tidak pernah malu berteman dengannya.

“Woy!!” Ngapain sih malah bengong? Aku pikir hari ini kamu gak masuk, Ra? Jessica menepuk bahu Zahra dari belakang.

“Hei Jess, Aku ketiduran gara-gara nonton drakor semalam!!” Jawab Zahra.

“Hadeuhh… yang udah kesambet sama oppa-oppa Korea susah dehh!!” Yuk ah masuk jangan kelamaan ngeliatin “Bunga Sekolah” kita.. Gak bisa move on nanti!!” Jessica berusaha menyadarkan Zahra dari tatapannya ke Jason.

“Ah apaan sih?” Zahra pun langsung berpaling ke arah Jessica.

Bagi Zahra tidak mungkin seorang Jason yang seorang “Bunga Sekolah” melirik dirinya. Terlebih banyak kumbang yang hinggap ditubuhnya, bisa hujan batu nanti pikirnya.

***

Waktu istirahat pun tiba Jessica berjanji akan mentraktir Zahra makan bakso hari ini. Merekapun berjalan sambil bergandengan tangan menuju kantin sekolah yang letaknya di lantai dasar sekolah. Mereka harus melalui banyak Lorong untuk mencapai lift yang memang jaraknya agak jauh dari ruang kelas mereka.

Ya, Begitulah sekolah Zahra yang memang di dominasi oleh anak-anak menengah ke atas. Bahkan di sekolahnya-pun terdapat tangga berjalan dan lift sebagai fasilitas. Kantin sekolahnya-pun juga terdapat ahli gizi yang disediakan khusus untuk menghidangkan menu-menu bergizi bagi para siswa.

Tapi jangan heran bagaimana akhirnya Zahra yang notabene-nya anak dari seorang PNS bisa masuk ke sekolah ini. Ya, karena Zahra merupakan siswa penerima beasiswa di SMP-nya, walau penampilannya sederhana dan terkesan culun tapi jangan ragukan kapasitas otaknya yang patut di acungi jempol. Zahra berhasil mendapatkan beasiswa penuh untuk bersekolah di sana selama 3 tahun, karena nilainya masuk peringkat ke 2 pada penerimaan siswa baru.

Di saat Zahra dan Jessica melewati Lorong mereka melihat kericuhan di depan ruang kelas 3A, para siswi terlihat sedang bergosip sambil melihat ke arah ruang kelas, lebih tepatnya kelas tempat Jason Lu berada. Seperti biasa adegan yang hampir setiap minggu Zahra dan siswi lainnya lihat, seorang Jason Lu yang ditembak oleh seorang siswi mungkin bisa di bilang ini sudah ke 3 kalinya dalam bulan yang sama.

“Wah berani juga tuh cewek nembak Jason?” Seorang siswi tak jauh dari arah Jessica dan Zahra berdiri berkata kepada teman-temannya.

“Pasti di tolak lagi dehh!” siswi lainnya menanggapi omongan siswi tersebut.

Jessica-pun seketika menjadi kepo akan adegan penolakan tersebut dan langsung meraih tangan Zahra untuk ikut melihatnya.

“Ya ampunnn pasti seru ini…!” Jessica berkata dengan wajah terlihat kepo-nya.

“Males lihat ah Jess… kamu aja..” Zahra justru merasa adegan itu tidak pantas dipertontonkan, karena baginya itu adalah peristiwa yang memalukan bagi seorang gadis yang di tolak.

Di dalam ruang kelas 3A

“Maaf aku gak bisa terima pernyataan cinta kamu, karena jujur kita gak pernah saling kenal sebelumnya… “ Jason mengatakannya sambil memperlihatkan senyum mempesonanya yang luar biasa kepada siswi yang ditolaknya. Sehingga membuat siswi tersebut bukannya bersedih, justru hatinya menjadi luluh akibat senyuman yang diberikan Jason padanya.

DEG

Zahra-pun melihat perlakuan Jason menjadi terkesima seketika, dia seolah-olah melihat sosok malaikat pada diri Jason saat itu.

"Kalau malaikat benar ada, mungkin Jason-lah malaikat itu”. Bathin Zahra.

Dan para siswi lainnya-pun terlihat terkesima juga dengan tindakan Jason saat menolak. Dan berita itu-pun tak luput dari semua pemberitaan, baik online maupun offline di sekolah. Perlu diketahui pemberitaan mengenai Jason Lu adalah hal yang wajib disebarkan bagi seluruh penghuni sekolah. Bahkan pernah saat Jason masuk ke toilet dan keluar dalam keadaan rambutnya basah pun bisa menjadi pemberitaan. Andai Zahra sudah menjadi seorang paparazzi, mungkin sudah banyak rupiah yang ia dapatkan hanya karena mendapatkan foto Jason Lu saja.

***

Di dalam ruang kelas 2A

“OMG!!” ARGGHH…!! Teriak beberapa siswi yang mendapatkan foto Jason yang sedang bermain basket.

Zahra dan Jessica hanya bisa menutup mata dan telinga mereka dengan kejadian yang menurut mereka tidak berfaedah itu. Walaupun sering kali Zahra berteriak saat melihat pacar halu nya di drama korea yaitu Cha Eun Wo.

Tapi kan’ Cuma halu ya? Ngerti kan ya readers? Sudut pandang Zahra.

Demikianlah kehidupan persekolahan Zahra yang selalu penuh dengan drama si “Bunga Sekolah”.

“Kapan sih tuh orang lulusnya?.” Bathin Zahra.

 

Author

Sabar dikit lagi kok shayyy… 😊

Malaikat Atau Iblis?

Depan Lobi Utama SMP Global

Jessica dan Zahra terlihat merapihkan beberapa lembar artikel dan poster yang akan di pasang di mading sekolah. Artikel dan poster tersebut tidak lain isinya adalah foto dan informasi seputar Jason Lu, baik prestasinya sebagai siswa teladan maupun gosip cewek-cewek yang telah dirinya tolak termasuk yang terjadi kemarin siang. Di sana diinformasikan Jason yang sudah menolak cewek ke-100nya dalam kurun waktu 1 tahun. Untung saja Zahra bukanlah cewek ke 101 yang akan ditolak Jason, karena kemungkinannya nol persen. Karena dirinya tidak mau berurusan dengan seorang Jason Lu yang notabene-nya adalah seorang “Bunga Sekolah”. BIG NO! Bagi Zahra lulus dengan lancar dan tidak ada satu hambatanpun, dirinya sudah sangat-sangat bersyukur. Zahra tidak perlu memikirkan harus masuk ke mading sekolah ataupun jadi bahan cibiran seluruh sekolah.

Jessica dan Zahra mengikuti ekskul mading, karena salah satu persyaratan para siswa harus masuk ke salah satu ekstra kurikuler yang merupakan bagian dari kurikulum di sekolahnya. Sebenarnya dirinya berharap tidak mengikuti kegiatan apapun selain pelajaran wajib. Sebab dirinya juga tidak pandai bergaul, teman yang dia miliki saat ini yang terdekat hanya Jessica saja. Selebihnya hanya teman kelas biasa, karena dirinya sewaktu-waktu harus membuat kelompok belajar.

“Gila, makin hari aku makin gak ngerti sama cewek-cewek di sekolah? Kok suka sama cowok super cantik itu?. Kulitnya itu loh putih banget, bibirnya merah banget udah gak perlu pake lip gloss! Kalah glowing aku sama dia!. Lihat nih!.” Jessica menempelkan poster Jason Lu disamping wajahnya, memperlihatkan betapa glowingnya wajah Jason Lu di poster itu sangat berbeda dengan dirinya.

“Bukannya justru cowok-cowok cantik itu lagi diminati ya Jess?. Tuh buktinya kamu seneng banget sama yang namanya siapa tuh? Baek…Baek… siapa deh??.” Zahra menerka-nerka sambil menyipitkan matanya dan melihat ke atas seolah berfikir.

“Baek Hyun!!. Kalau dia sih, kan cuma halu Ra!. Mukanya glowing karena bantuan make up… kalau ini.. coba lihat aku pikir tuh cuma di tv aja ada yang seperti Baek Hyun. Ini…” Belum diteruskan omongan Jessica sudah di sela Zahra.

-------

Author

Kurang glowing apa si Baek Hyun ya guys?

-------

“Adaaa… kan??? Tuh buktinya ada ditangan kamu??.” Zahra menunjuk ke arah poster Jason Lu yang ada ditangan Jessica. Jessica dan Zahra tertawa bersamaan tanpa memperdulikan lirikan para cewek-cewek yang menatap sinis ke arah mereka berdua karena menjelek-jelekkan Jason.

***

Ringgg…. Ringgg….

Suara bel sekolah berakhir

Jessica dan Zahra bersiap pulang dengan merapihkan buku-buku mereka dan memasukkannya ke dalam tas. Namun karena terburu-buru gantungan tas milik Zahra terjatuh. Gantungan bentuk babi berwarna pink memakai jas hujan dan terdapat inisial namanya di belakang.

“Ra, kok bisa jatuh? Hati-hati loh, pokoknya kalau sampai hilang aku bakal ngambek sama kamu. Kamu tahu kan itu jauh-jauh aku beli di Jepang.” Pesan Jessica kepada Zahra agar dirinya tidak ceroboh dengan gantungan tas pemberiannya.

“Iya Jess, tadi mungkin tersangkut tangan aku makanya jatuh.” Zahra memasang kembali gantungan tas miliknya itu dengan hati-hati.

“Hhmm… by the way kamu gak mau bareng aku pulangnya? Lumayan loh dapat tumpangan gratis sampai rumah?.” Jessica mengedipkan mata kirinya untuk menggoda Zahra.

“Gak ah, aku mending jalan kaki aja. Lagi juga kan gak jauh Jess.” Tolakan halus Zahra dari ajakan Jessica.

“Yawdah, tapi jangan lupa besok kita harus ke perpus buat tugas mingguan!.” Jessica menepuk pundak Zahra lalu berlari ke arah pintu keluar.

"Ok!." Sahut Zahra dengan tangan memberi simbol ok.

***

Zahra pulang dengan langkah santai sambil membayangkan masakan kesukaan buatan ibunya yaitu pecel lele. Wajahnya terlihat berseri, lalu sedikit berlompat-lompat kecil. Namun saat di sudut jalan dekat persimpangan sekolah tepat di depan sebuah Gedung tua, gantungan tas milik Zahra terjatuh. Gantungan babi pemberian Jessica itu jatuh dan terguling ke selokan depan gedung tua tersebut. Zahra-pun berusaha meraih gantungan kunci dengan memasukkan tangannya ke sela-sela pagar gedung. Karena tangannya tidak sampai iapun membuka pagar gedung, lalu masuk secara perlahan dan akhirnya berhasil mengambilnya.

“Yes, akhirnya dapat juga!!.” Zahra bersorak.

Seketika ia di kagetkan dengan suara teriakan orang-orang di dalam gedung.

“Ahh!! Ampunn… ampunnn…!!.” Suara teriakan seorang laki-laki yang terdengar Zahra dari dalam gedung tua.

Zahra-pun memberanikan diri untuk maju dan mencari sumber asal suara tersebut.

“Masih berani gak? Mau lagi??” Suara seorang laki-laki yang terdengar mengancam.

Zahra berhasil mengintip ke arah dalam gedung dan terlihat lima orang laki-laki dengan seragam sekolah, empat orang berseragam SMA terlihat bertekuk lutut tampak sedang kesakitan. Satunya lagi memakai seragam SMP terlihat membawa pentungan dan kakinya terlihat menginjak tangan salah seorang anak SMA yang sedang bertekuk lutut. Akan tetapi orang tersebut hanya terlihat bagian punggungnya saja dari arah penglihatan Zahra.

“Sepertinya dari bentuk tubuhnya mirip dengan seseorang yang aku kenal.” Bathin Zahra menerka-nerka sosok yang terlihat dari belakang itu.

Benar saja ketika anak SMP itu membalikkan badannya…

DEG

Anak SMP itu tak lain adalah Jason Lu… si “Bunga Sekolah” yang ia kenal. Entah mengapa hatinya seolah tak menerima kenyataan kalau Jason Lu tak seperti yang ia bayangkan, ada rasa kecewa yang besar di dadanya.

Dengan Langkah yang sangat hati-hati Zahra membalikkan badannya dan menuju pintu keluar. Tapi sayang dirinya tak sengaja memecahkan pot di depan aula gedung tersebut dan..

PRANKKK…..

“Mampus deh!!” Bathin Zahra.

Sontak ke lima orang di dalam gedung-pun melihat ke arah suara dan terlihatlah wajah tak berdosa Zahra oleh mereka. Zahra-pun langsung mengambil Langkah seribu dan lari sekencang-kencangnya dari tempat tersebut.

***

Sesampainya di rumah dengan nafas yang terengah-engah, Zahra bersandar di tembok rumah sambil memegang dadanya.

“Sial… sial… kenapa itu pot bunga pecah sih??.” Zahra merutuki nasib sialnya siang itu. Iapun masuk dengan Langkah gontai dan terlihat sangat Lelah.

Bu Mirna, Ibu Zahra-pun melihat itu terlihat bingung dengan sikap anaknya.

“Eh nih anak kesambet setan apa sih? Pergi nyelonong, pulang juga nyelonong bilang salam kek kalau masuk…!Ckk.. ckk… “pekik Bu Mirna sambil berdecak dan berkacak pinggang.

Beliau sudah memaklumi sifat anak satu-satunya itu, kalau udah gak fokus suka asal.

***

Malam hari Zahra tidak dapat tertidur, pikirannya diselimuti rasa takut bila bertemu Jason di sekolah. Dirinya takut kalau Jason akan mengenali wajahnya, lalu menculik dan menyekapnya seperti ke empat orang yang ia lihat di gedung tua itu. Entah perasaan gelisah itu terus menerus menghantui pikirannya.

Zahra juga tidak menyangka Jason yang dia lihat selalu tersenyum bak malaikat, tiba-tiba bisa menjelma menjadi seorang iblis. Semua berputar-putar di kepalanya malam itu. Sampai akhirnya suara notifikasi hp terdengar di telinga Zahra yang membuyarkan pikirannya.  Ia melihat sebuah pesan dari sahabatnya yang tak lain adalah Jessica.

-Pesan-

Pengirim : JESSICA

“Woy!! Lagi ngapain? Jangan bilang lagi nonton Drakor?!”

Dengan malas menjawab pesan dari Jessica secara asal tanpa berpikir. Karena saat ini pikirannya hanya tertuju pada Jason Lu. Malam ini dirinya benar-benar sedang tak ingin berpikir yang lain, hanya fokus bagaimana caranya dapat terhindar dari si “Bunga Sekolah”.

-Pesan-

Pengirim : Zahra

"Gak! aku lagi ngebayangin dinikahin sama Cha Eun Wo! Nanti tinggal tunggu undangannya ya!"

Sambil cekikikan menatap ponselnya, Zahra mengetik pesan singkat dan membayangkan kalau dirinya dinikahin aktor Korea favoritnya.

-Pesan-

Pengirim : Jessica

“Ngimpi!! Mandi sana cuci muka!! Jangan lupa besok anterin ke perpus ya ambil buku! Okay??"

Zahra kembali tertawa cekikikan melihat ponselnya, seakan sejenak dirinya lupa yang telah dia alami tadi siang.

-Pesan-

Pengirim : ZAHRA

"SIpooo!!"

Setelah mengakhiri percakapannya dengan Jessica-pun lanjut mengambil  bantal dan selimutnya mencoba untuk tidur walau jantungnya masih dag dig dug mengingat kejadian tadi siang.

“Ayo Zahra.. kamu bisa!!” Semangat Zahra sebelum tidur.

Mimpi manis ya!

-Author-

Aku Bukan Zahra, Aku Bunga

Perpustakaan SMP Global

Zahra dan Jessica sudah berada di perpustakaan sekolah untuk mencari bahan membuat makalah. Tampak Zahra yang terlihat celingak-celinguk sambil menundukkan kepala dan sedikit menutupi wajah dengan buku. Jessica-pun di buat risih dengan tingkah Zahra yang terlihat aneh itu.

“Ra… Ra.. kamu kenapa sih? Celingak-celinguk gak jelas?? Kayak ketakutan gituh?." Ketus Jessica sambil menepuk bahu Zahra dengan keras.

“Ehh.. gak kok aku baik-baik aja.. Cuma gak enak badan dikit. Abis begadang soalnya, biasaa…” Elak Zahra supaya tidak ketahuan oleh Jessica.

“Makanya kurangin tuh nonton Drakor-nya, mending kayak aku lebih suka nonton musik, gak perlu begadang kayak kamu! Nih lihat muka aku jadi tetep glowing karena gak suka begadang”. Sindir Jessica

“Apaan sih Jess, gak nyambung!.” Balas Zahra dengan wajah kesal.

“Eh makanya baca di googlee (baca e-nya Gu-GLE bukan Gu-Gel 😊 )… begadang itu bisa merusak kulit. Itu makanya jadi kayak kamu, yang mukanya ditekuk mulu! Mana mau tuh kumbang nempel, orang bunganya aja kuncup!! Ledek Jessica mengena langsung di bathin Zahra.

 

Author

Bunga di sini adalah ibarat untuk cewek dan kumbang di sini ibarat cowok yang dimaksud Jessica ya… 😊

Namun Zahra lebih memilih diam dan fokus mencari keberadaan Jason, takut-takut Jason mendadak muncul dan dirinya tidak punya persiapan.

“Eh Ra! Biar cepet kamu cari di rak sebelah deh.. aku cari disini!." Perintah Jessica untuk mempermudah pencarian.

Zahra mencoba mencari di rak-rak buku sebelah, dan ia melihat salah satu buku yang ia cari ada di rak buku paling atas. Iapun mencoba untuk menggapai buku tersebut tapi gagal, lalu ia berusaha Kembali dengan menggunakan bantuan buku lainnya sebagai pendorong. Namun yang ia dapati malah buku lainnya menimpa dahinya, hingga ia memekik kesakitan.

“Aduhh…!”Pekik Zahra sambil mengusap dahinya yang kesakitan.

Zahra-pun mencoba Kembali meraih buku tersebut, dan tiba-tiba ada tangan yang menyerobot buku incaran Zahra. Zahra-pun kesal dan kepalanya mendongak ke samping hendak melihat si penyerobot tersebut. Dan….

DEG

Wakwaw… orang yang benar-benar dihindari Zahra hari ini-pun sedang berada persis di samping Zahra. Ya, siapa lagi kalau bukan Jason Lu si “Bunga Sekolah” yang kemarin terlihat seperti iblis yang sedang membully empat orang anak SMA.

“Mati aku!” Bathin Zahra tidak karuan.

Dan masih dengan senyumnya yang menawan bak malaikat, Jason tersenyum lalu mendekat ke arah Zahra. Tapi entah kenapa seketika senyumannya terlihat seperti iblis di mata Zahra. (membayangkan visual Jason berubah jadi iblis)

“Hai… haloo..” Jason mencoba menghentikan Zahra dari lamunannya dengan telapak tangannya.

“Kamu yang namanya Zahra kan?” Jason Kembali bertanya kepada Zahra.

Zahra mulai menjauh dari arah Jason dengan Gerakan mundur ke belakang, hingga akhirnya ia terpojok di sudut rak buku.

“Eh.. eh ii… eh bukan aku bukan Zahra.. a.. a.. aku Bunga.. Kamu salah orang!” Entah setan apa yang merasukinya saat itu, hingga dirinya mengaku kalau namanya bukan Zahra tapi Bunga.

Zahra langsung lari menjauh dari Jason saat itu juga sambil menutupi wajah dengan kerah bajunya.

 

Author

Othor gak habis pikir orang belom ngomong sampe abis, dia udah main kabur aja 😁

 

Jason termangu dengan tingkah Zahra sambil memegang buku yang niatnya akan diberikan kepada Zahra saat itu. Jason-pun terlihat menaikkan sedikit sudut bibirnya dan tersenyum simpul ke arah Zahra yang sedang berlari ketakutan.

***

Flashback satu hari lalu

Bel keluar sekolah

Jason Lu memang anak orang berada, tapi dirinya lebih memilih berjalan kaki saat pulang dari sekolah. Karena memang jarak dari rumahnya ke sekolah tidaklah terlalu jauh.

Namun hari itu rupanya hari yang sial bagi Jason, diperjalanan pulang terlihat empat orang anak SMA menuju ke arahnya dengan tatapan menindas. Jason tak berusaha kabur tapi dengan santai ia tetap berdiri di tempat dan menghadapi ke empat anak SMA tersebut.

“Hei cowok cantik… apa kita panggil ban** aja kali ya? Abis muka kamu cantik banget!!” Salah satu siswa SMA meledek ke arah Jason.

“Hahaha… Njri*** mukanya cantik banget! Gile jadi gak tega mau mukul!” Tambah siswa SMA lainnya sambil memegangi wajah Jason.

Tapi Jason hanya menanggapi mereka semua dengan wajah yang tenang.

“Eh kamu pasti orang kaya kan? Punya banyak duit? Kalau dari tampilannya yang kinclong udah kayak Sunli***. Awas kalo gak ngasih, kita bantai muka kamu yang cantik ini! Ngerti!!” Maki siswa SMA dengan wajah menakutkan seolah mengancam Jason.

Namun lagi-lagi Jason tak menjawab sepatah katapun. Dirinya hanya tersenyum paksa di saat melihat kawanan anak SMA tersebut.

“Bener-bener mau mati ya!!.” Langsung saja salah satu dari mereka melayangkan bogeman mengarah ke wajah Jason.

Namun settt!! Jason menangkap bogeman tersebut lalu menghadiahkan bogeman yang sebenarnya ke wajah siswa SMA tersebut.

Gedebuggg…!! Bruakk!!

Langsung saja siswa SMA itu tersungkur dan menghantam kursi yang ada di dalam gedung, lalu iapun teriak kesakitan.

AARGGHHH…!!

Sontak ke tiga teman lainnya berusaha menghajar Jason secara keroyokan. Namun ternyata Jason tak selemah yang mereka kira, bogeman dan tendangan-pun melayang ke arah mereka. Hingga berakhirlah mereka dalam posisi bertekuk lutut di hadapan Jason. Jason lalu mengambil sebuah pentungan milik ke empat siswa SMA itu, lalu ia gunakan untuk mengancam mereka. Dan alhasil hari sial untuk Jason, berubah menjadi hari sial bagi mereka ber empat.

“Ahh!! Ampunn… ampunnn…!!.” Ke empat siswa SMA itu bertekuk lutut memohon ampun kepada Jason.

“Masih berani gak? Mau lagi??.” Jason mengancam sambil menginjak jemari salah satu dari mereka.

Tiba-tiba….

PRANKKK….

Terdengar suara benda terjatuh di luar aula gedung

Sontak Jason dan ke empat siswa SMA lainnya menoleh ke arah suara. Jason-pun menutup pintu sambil mengancam ke empat siswa SMA itu dengan mengarahkan tangan telunjuk ke bibir, lalu pindah ke lehernya bergerak miring ke samping menandakan “Kalau kalian tidak diam, mati kalian!!.” Ke empat siswa SMA tersebut sontak menelan ludah bersamaan.

GLEEKKK…!!

Terlihat wajah-wajah ketakutan ke empat anak SMA tersebut.

 

Author

Jason kalau udah marah serem ya guys! wkwkwk

Jason keluar menuju arah suara dan terlihat seorang gadis berpakaian SMP dari kejauhan, namun saat Jason keluar gadis itu sudah tidak terlihat lagi.  Ia hanya melihat pecahan vas dan di dekatnya tampak gantungan boneka babi dengan inisial nama Zahra.

Itulah awal kisah salah paham yang terjadi antara Zahra dan Jason Lu…

***

Flashback Selesai

Zahra berlari menuju Jessica dan menarik Jessica agar segera pergi dari perpustakaan.

“Yuk Jess kita pergi yuk!! Kayaknya badanku gak enak. Nih.. nih lihat udah keringet dingin kan??” Zahra menarik tangan Jessica ke arah dahinya agar Jessica percaya.

“Yawdah deh yuk! Kalau sakit gak usah masuk Ra… hadeuhh bikin panik aja.” Jessica gantian menarik tangan Zahra menuju arah UKS.

Sesampainya di depan UKS, Zahra berbohong kalau dirinya sudah tidak sakit alias baikan. Zahra berusaha meyakinkan Jessica agar mau kembali ke kelas saat itu.

Tanpa mereka sadari, ada seseorang yang memata-matainya dari kejauhan. Ya, orang itu Jason yang mulai tertarik dengan sosok Zahra yang terkesan lucu di matanya.

 

Author

Ada yang mulai penisirin nihhh… uhuy!

 

 

Guys dukung karya othor ya...!

Semakin banyak dukungan, semakin rajin othor up-nya

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!