NovelToon NovelToon

Istri Dingin

5 Tahun Lalu

Hari ini. adalah hari dimana Aku wisudah, Aku pulang kerumah dengan gelar Dokter didepan nama Ku, dr. Chandini Dita.

Aku dua bersaudara dan Aku anak kedua. Adanu Pratama adalah Abang Ku, laki laki hebat selain Ayah Ku.

" Akhirnya anak Ayah wisudah juga " kata Ayah Ku, Bintang Pratama.

" Ya dong Yah.. " sombong Ku

" Ayah akan rekomendasikan Kamu pada teman Ayah pemilik rumah sakit terbesar disini "

" Tidak perlu Ayah.. Aku sudah mendapat pekerjaan di New York " jawab Ku

" Jauh banget di New York ?" tanya Abang Ku.

" Ayah tahu Kamu jauh jauh kerja di New York pasti mau bertemu dengan Angga kan.. " sindir Ayah Ku.

" Apan sih Ayah ini.. " malu ku

" Hahahhaa, jadi Kamu jauh jauh ke New York demi Angga? " kata Abang Ku dengan wajah mengejek.

" Bukan Kok.. Aku memang dapat pekerjaan disana setelah lulus tes " bela Ku

" Baiklah tak masalah, yang penting putri Ayah bahagia " relai Ayah Ku

" Iya yang penting Adik Abang ini selalu tersenyum " ujar Abang Ku

" Dimana Kakak Ipar? " tanya Ku yang baru menyadari jika Kakak Ipar tidak ada dirumah

" Dia lagi sibuk pemotretan biasa model mah sibuk " kata Abang Ku dengan wajah sedikit murung yang dapat ku lihat jelas.

" Oke.. Ayokk.." seru Ku dengan menarik tangan Ayah dan Abang Ku.

dua minggu kemudian Aku harus meninggalkan keluargu lagi demi pekerjaan Ku. Bukan jepang tujuan Ku sekarang melainkan New York.

" Chan! " teriak pria yang sangat Aku rindukan, Angga Jordan sahabat Ku saat SMA dulu.

" Hai.. sudah dari tadi?" tanya Ku.

" Nggak Kok.. oh iyaa, Ini Jesika Gemi sahabat Ku sejak kecil dan juga calon Kakak Ipar Ku" jelas Angga yang tahu mimik wajah Ku yang penuh tanya akan seoarang wanita disebelahnya.

" Hai, Aku Chandini Dita teman Kak Angga saat SMA " kata Ku dengan semangat.

" Hai.. " jawabnya singkat dengan mengulurkan tangannya.

setahun sudah Aku di New York dan selama itu pula hubungan Ku dan Kak Angga semakin dekat. Ntah mengapa Aku semakin terpikat pada sosok pria tampan rupawan yang juga penuh perhatian ini.

Aku sangat bahagia bisa menikmati waktu bersamanya disetiap jam istirahat yaa walaupun tidak hanya berdua. Jesika sahabatnya itu selalu mengikutinya disetiap saat ya alasanya sih karena Dia Sekretaris Kak Angga.

" Hemm Jes " kode Angga pada Jesika.

" Ada apa? " tanya Ku bingung.

Tiba- tiba saja suasana restoran menjadi sangat romantis, para pelayan memainkan musik dengan alunan yang indah membuat hati merasa senang mendengarnya. Dan hal yang membuatku terkejut adalah Kak Angga yang duduk berlutut di depan Ku ala pria sejati dengan sebuah cincin permata berwarna hijau yang merupakan warna kesukaan Ku.

" Aku sudah lama mencintai Mu.. Aku selalu ingin bersama Mu, menghabiskan waktu Ku bersama dengan Mu. Apa Kamu mau terima Ku menjadi pacar Mu? " tanya Angga dengan raut wajah sedikit cemas.

" Ha?! " Aku terkejut mendengarnya dan tak tahu harus apa.

" Chan.. please terima rasa sayang Ku.. " dengan nada sedikit rendah.

Dengan semangatnya Aku mengatakan " Ya, Aku mau Kak.. "

Dia langsung berdiri dan memasangkan cincin ke jari manis Ku. Semua orang yang melihatnya bertepuk tangan dengan semangat.

Jujur saat itu Aku benar-benar merasa seperti seorang Ratu di dunia karena bisa berpacaran dengan Kak Angga pria yang selama ini Aku suka. Perjuangan Ku tidak sia-sia, walau harus jauh dari keluarga tapi setidaknya semua yang ku inginkan semuanya tercapai.

Dua tahun sudah menjalin hubungan dengan Kak Angga, hari ini adalah hari dimana Kak Angga mengajak Ku main kerumahnya bertemu dengan Papah dan Mamahnya.

" Jadi Kamu pacar anak Saya?" tanya Mamah nya Angga yang bernama Bunga.

" Iyaa Tante " jawab Ku gugup

" Cantik., Panggil nya jangan Tante dong. Tapi, Mamah Bunga " pintanya.

" Okay, Mamah Bunga" jawab Ku dengan senang karena keluarga Kak Angga sangat baik.

" Kapan Kami bisa bertemu orang tua Mu? " tanya Papah Kak Angga seorang pengusaha terkenal di New York dengan sopan santun yaitu Tuan Zayn Jun.

" Secepat nya.. ya kan Sayang?" jawab Kak Angga dengan cepat. Yang membuatku tersentak dan mengganggukan kepala dengan malu.

" Tapi yang nikah duluan harus Aku duluan " sela Benny Kakaknya Kak Angga.

" Tenang aja Bro.. " jawab Kak Angga sangat santai.

Setelah perbincangan panjang Keluarga memutuskan untuk mengunjungi keluarga Ku minggu depan. Aku semakin tak takut, takut jika mereka tidak menyukai keluarga Ku yang sederhana.

Seminggu kemudian Keluarga Kak Angga datang kerumah Ku yang berada di Indonesia. Hal bodoh yang Aku pikirkan ternyata salah besar, mereka menerima keadaan Ku dan juga Keluarga Ku. Dan mereka dengan semangatnya membahas pernikahan Ku dan Kak Angga yang Akan diselenggarakan di tahun depan setelah Kak Benny menikah dengan Jesika.

17 Desember adalah pernikahan Kak Benny dan Jesika yang diadakan dengan sangat mewah secara Kak Benny seorang militer yang memiliki panggkat tinggi di pasukannya.

Namun sayang sekali di perjalanan menuju rumah Jesika Kak Benny mengalami kecelakaan yang diperkirakan oleh petugas kepolisian jika kecelakaan ini dikarena ada yang sengaja memutus kabel rem mobil yang di tumpangi oleh Kak Benny.

Kami yang mendengar kabar kecelakaan Kak Benny segera pergi menuju ke rumah sakit dimana Kak Benny dirawat. Aku sangat sedih melihat musibah ini. Dua hari sudah Kak Benny dirawat dan dua hari pula Kak Angga menemaninya dirumah sakit. Aku memang setiap hari menemani Kak Angga namun tidak sampai malam karena banyak pasien yang menunggu di rumah sakit tempat Ku bekerja.

" Kak, ini Aku bawakan soup untuk Mu. Dimakan saat masih hangat " kata Ku dengan perlahan.

" Iya Sayang.. Aku pasti akan memakannya. Terimakasih " jawbnya tanpa berpaling melihat wajah Ku yang sangat mengkhawatirkannya.

Besok harinya Aku mendapat kabar jika Kak Benny sudah bangun dari koma nya. Dan saat dirumah sakit yang kulihat bukan lah wajah yang penuh senyuman melainkan wajah penuh air mata.

" Kak? Ada apa? Kenapa Kakak menangis?" tanya Ku heran, Aku juga mendengar suara Kak Jesika berteriak histeris dari luar ruangan Kak Benny.

Aku tidak mendapat jawaban yang jelas dari Kekasih Ku ini, Kak Angga hanya memeluk Ku dengan erat dan terus menangis dan secara perlahan Aku mengerti arti dari air matanya. Kak Benny telah pergi meninggalkan dirinya dan keluarga.

setelah 3 hari kepergian Kak Benny, Kak Angga menjadi sangat pendiam dan berubah menjadi pemarah. Namun Aku tetap bersamanya, menemaninya dan berusaha menghiburnya sampai Dia sadar akan kenyataan dan kembali menjadi Kak Angga yang Ku kenal dulu.

Esok paginya

Drtt Drtt..

Ponsel Ku terus saja berbunyi tanpa henti membuatku sangat kesal namun ketika melihat nama My Love di alyar Handphone semua rasa kesal Ku menghilang begitu saja yang ada hanya senyuman lebar diwajah Ku.

" Halo Ayah? Apa Ayah sangat merindukan Ku? Sampai menelpon Ku dipagi hari? " tanya Ku.

" Pulang lah sekarang.. sekarang juga" kata Ayah Ku

" Ada apa Yah?" tanya Ku panik karena Aku yakin jika Ayah ku ini lagi menahan tangis nya.

" Abang Adan.. Dia meninggal nak.. " jawab Ayah Ku.

" Ayah jangan bercanda dengan kata kata meninggal deh " marah Ku.

" Ayah seriusan sayang. Pulang lah.. " lanjut Ayah Ku.

Setelah menutup telepon dari Ayah Ku, Aku berusaha menelpon Kak Angga untuk memberinya kabar duka yang menimpa keluarga Ku. Tapi Kak Angga tak kunjung mengangkat telepon dari Ku. Karena tidak ada waktu, Akhirnya Aku mengirim pesan singkat padanya.

To

Kak Angga💓:

Kak, Aku hari ini harus pulang ke Indonesia. Aku mendapat kabar Kalau Bang Adan meninggal dunia 😭.

Dan Kak Angga juga tidak membalas atau pun membaca pesan yang ku kirim membuat Ku sangat kesal tapi Aku harus sabar bagaimana pun juga Kak Angga baru saja kehilangan Kak Benny.

Seminggu sudah kepergian Bang Adan tapi Aku tetap tidak bisa menghubungi Kak Angga bahkan pesan yang Ku kirim tak juga di baca membuat Ku semakin kesal. Saat Aku ingin membanting ponsel Aku mendengar seperti ada yang jatuh dibelakang Ku. Saat Aku membalikan tubuh Ku, Aku melihat Ayah Ku sudah terbaring lemah di lantai.

Aku membawa kerumah sakit terdekat dan seperti tersambar petir Aku mendapat kabar jika Ayah Ku terkena serangan jantung ringan. Aku benar benar merasa jatuh kesebuah lubang yang sangat dalam saat Aku harus kehilangan Abang Adan mengapa Ayah Ku harus jatuh sakit yang parah? bukan hanya itu Aku bahkan tidak tahu dimana keberadaan Kakak Ipar Ku.

Tapi inilah kehidupan, Aku harus ikhlas mengahadapinya dengan perlahan Aku menerima semua keadaan Ku.

" Kamu tidak bekerja? " tanya Ayah Ku yang sekarang duduk di kursi roda.

" Aku cuti Yah.." jawab Ku

" Sampai kapan? Sampai Ayab sembuh? Bagaimana dengan pasien Mu?"

" Lusa Aku akan kembali ke New York untuk mengurus pengunduran diri Ku." jawab Ku

" Kenapa?" tanya Ayah Ku cemas.

" Kemari Asisten Ayah datang, kalau perusahaan Ayah butuh pemimpin melihat kondisi Ayah saat ini Beliau tidak tega dan meminta Ku untuk menggantikan Mu sementara waktu " jawabku lagi.

" Maafkan Ayah.. Ayah merepotkan Mu " sedihnya

" Ayah ini Ayah Ku, jadi mana mungkin merepotkan Ku" kata Ku berusaha menenanginya.

Saat Aku kembali ke New York Aku melihat koran, majalah, Tv Semua berita membahas tentang pernikahan Kak Angga dengan Jesika sahabatnya. Membuatku sangat terpukul, akhirnya Aku tahu alasan kemana Ia menghilang.

Aku tidak lagi menghubunginya dan kembali ke Indonesia membantu perusahaan Ayahku yang mulai goyah karena kehilangan pemimpin mereka. Aku terus berusaha meyakinkan mereka jika Aku yang akan bertanggung jawab atas mereka saat ini.

Dan setahun kemudian Aku berhasil membangun sebuah kerajaan bisnis di dunia.

Keinginan

Menjadi pengusaha tidak lah mudah apalagi Aku tidak pernah belajar mengelola perusahaan ataupun belajar tentang manajemen perusahaan. Tapi karena tekat yang besar dan yakin jika Aku bisa maka Aku pastikan jika Aku Bisa!

Lima tahun lalu Aku telah melewati banyak rintangan hidup yang sangat berat ku jalani.

" Sayang terimakasih.. Aku suka banget " Suara perempuan yang tepat berada di samping Ku saat ini.

" Kak Kania? " tanya Ku setelah yakin jika perempuan disamping Ku ini adalah Kakak Ipar Ku yang sudah lama menghilang.

" Oh.. Hai " singkatnya

" Apa yang Kakak lakukan disini? Kak, Bang Adan sudah meninggal " kata Ku dengan menahan tangis Ku.

" Aku sudah tahu, Aku turut berduka cita ya " ucapnya santai.

" Kakak Tahu? Tapi tidak datang di pemakaman Bang Adan " bingung Ku.

" Apa ada masalah? Aku bukan lagi istrinya., jadi untuk apa Aku datang kesana ?" jawabnya.

" Tunggu.. apa maksud Kak Kania?" tanya Ku lagi

" Ohh, Jadi Bang Adan tidak cerita padamu? Aku dan Abang Mu sudah lama pisah, alasannya Dia tidak bisa memberikan keturunan untuk Ku. Padahal Aku sudah bilang padanya jika Aku menerimanya apa adanya, tapi Dia malah depresi tak karuan jadi yaa Aku terima saja talak nya asalkan Dia bahagia. Sayang seribu sayang Bang Adan bukan hanya tidak bisa memberikan keturunan tapi juga pergi meninggalkan kalian " jelasnya dengan wajah santai nya. Ntah mengapa Aku merasa Kak Kania berusaha berbohong padaku.

" Maaf Kak, Aku tidak tahu jika Kakak sudah berpisah dengan Bang Adan " jawab Ku seolah Aku percaya padanya.

" Iyaa.. Yasudah Aku pergi duluan yahh, Aku lagi sibuk untuk mengurus pernikahan Ku " katanya diakhiri dengan senyuman lebar dan merangkul erat pria yang usianya tidak jauh beda darinya.

Setelah kepergian Kak Kania, Aku masih berdiri terpaku ditempat yang sama dengan terus menahan tangis Ku. Bagaimana bisa Bang Adan tidak menceritakan masalahnya padaku?.

" Nona? Ini sudah jam 13.00 sudah waktunya Nona memeriksa keadaan Tuan " kata Dino, Asisten Ayah Ku yang sekarang menjadi Asisten Ku juga.

" Yaa baiklah ayo.. " kata Ku.

Sesampainya dirumah Aku melihat mobil mewah terparkir didepan rumah Ku.

" Ayah.. " sapa Ku melihat Ayah duduk di ruang tamu dengan seorang pria yang jauh lebih tua dari Ku.

" Sudah pulang nak? kenalkan Ini Dewo Gemilang, teman Ayah " jelasnya.

" Oh.. Saya Chandini Dita putri Pak Bintang Pratama " jelasku dengan mengulurkan tangan. Dengan wajah datar Dia membalas jabat tangan Ku.

" Jadi bagaiman Gemi? Cantik kan? " tanya Ayah Ku pada Pria yang ada didepannya.

" Yaah lumayan " jawabnya

" Heh.. mata Mu rusak ya?! Dia ini cantik!" protes Ayah Ku.

" Baiklah baiklah, Putri Mu ini cantik. Bahkan sangat cantik" jawab Pria itu dengan cengiran yang mempesona.

" Jadi bagaimana?" tanya Ayah Ku lagi yang membuatku sangat bingung.

" Kenapa Kamu memaksa Ku seperti ini? Aku sudah bilang, Aku sudah memiliki pacar. Pria tua " kesal nya.

" Pacar Mu tidak lebih baik dari Chan putri Ku ini " jawab Ayahku dengan nada tinggi.

" Tunggu dulu ini ada apa sih?" tanya Ku yang sedari tadi bingung dengan situasi saat ini.

" Ayah Mu memintaku untuk menikahi Mu " jawab pria itu santai.

" Apa?! Aku sudah besar Ayah, Aku bisa mencari pria yang Ku mau " Protes Ku

" Ya Kamu bisa mencari pria yang Kamu mau tapi pria itu belum tentu bisa menerima Ayah Mu ini. " jawabnya sedih membuatku ikut sedih.

" Ayah.. " panggil Ku dengan hati hati takut melukai hatinya.

" Ayah tahu, Ayah cuma mau yang terbaik untuk Mu " jawabnya.

" Ehmm.. sebaiknya Kalian diskusikan terlebih dahulu masalah ini. Aku akan pergi dan kembali lagi besok hari " katanya yang melihat perdebatan Ku dengan Ayah Ku.

Malam harinya Aku terbangun dan mengambil segelas air putih didapur. Aku memikirkan bagaimana caranya menolak keinginan Ayah.

Dan tiba tiba Aku mendengar barang yang jatuh dan pecah dari kamar Ayah. Dengan panik Aku berlari menuju kamar Ayah dan Aku melihat Ayah Ku meringis kesakitan dibagian dada kirinya.

Dirumah sakit,

" Beliau ingin bertemu dengan Gemi, apa Nona bernama Gemi?" tanya dokter yang baru saja keluar dari ruang ICU tempat Ayah Ku terbaring saat ini.

" Bukan, Aku Chandini putrinya " jawab Ku sedih, disaat seperti ini Pun Ayah malah ingin bertemu orang lain bukan diriku.

" Sebaiknya Nona segera menghubungi Orang yang bernama Gemi untuk menemui Ayah Nona saat ini " perintah dokter itu.

Dengan cepat Aku menghubungi Pak Dino dan memintanya mencari tahu tentang Gemi teman Ayah. Pak Dino pun menyanggupinya.

Dua jam kemudian Pak Dino datang bersama Pria yang tadi siang kerumah. Pria itu berlari masuk keruang ICU menghampiri Ayah.

Sudah 30 menit pria bernama Gemi itu berada didalam ruang ICU. Ingin rasanya ikut masuk kedalam melihat keadaan Ayah tapi peraturan rumah sakit tidak mengizinkan Ku masuk.

Pagi harinya, Ayah dipindahkan ke kamar rawat oleh tim medis membuatku lebih leluasa melihat Ayah.

" Chan, keinginan Ayah melihat Mu menikah. Ayah merasa jika waktu Ayah sudah tidak banyak" pinta Ayabku

" Omong kosong! Memangnya Ayah Tuhan? " Kesal Ku

" Bisakah Kamu menuruti permintaannya?" tanya pria yang semalaman menemani Ayahku diruang ICU

" Ha?!" Demi apapun Aku benar benar tak menyangka jika pria ini setuju dengan permintaan konyol Ayahku. Bukan kah Dia memiliki kekasih? Dasar pria brengsek.

" Iya, Aku tak tahu harus bagaimana menjelaskannya padamu tapi sebaiknya Kita menuruti saja permintaan Ayahmu saat ini. Aku janji akan menjadi suami yang baik untuk Mu, tapi.. Aku juga butuh waktu untuk menerima Mu menjadi istriku. Jadi, Kita akan menikah tapi tidak perlu satu kamar. Kita jalani hari hari Kita seperti biasa saja dan Aku akan tetap bertanggung jawab atas Mu terutama finansial. " bisiknya pada Ku.

" Bagaimana dengan keluarga Mu?" tanya Ku

" Aku yatim piatu, Orang tua Ku sudah lama meninggalkan diriku. Aku hanya memiliki Nenek, dan Ku rasa beliau akan menyukaimu karena Kamu terlihat sederhana. " jawabnya.

Aku bingung harus bagaimana, Apa iyaa Aku harus menikah dengan pria yang tak Ku kenal? Ayolah ini pernikahan bukan sebuah kompromi. Tapi melihat kondisi Ayah, Aku merasa sedih karena hanya Aku lah harapannya saat ini hanya Aku yang Ia miliki. Akhirnya Aku memutuskan untuk menerima permintaan Ayahku dan menikah dengan Pria ini.

Seminggu setelah pernikahan Ayahku meninggal dunia, Beliau pergi berkumpul dengan Abang dan Ibu disurga. Hanya tinggal Aku yang ada didunia ini. Aku merasa sepi dirumah yang sangat besar ini Aku hanya tinggal sendiri.

Status Ku memang berubah menjadi istri tapi kehidupan Ku? Masih sama seperti seorang gadis tanpa suami. Banyak tetangga yang penasaran dengan suami Ku. Bahkan mereka bergosip ria akan kondisi Ku saat ini, ada yang bilang jika Aku pelakor ada juga yang bilang Aku istri simpanan.

Aku memang tidak peduli dengan gosip yang mereka sebar tapi yang ku pedulikan nama baik Ayahku yang mereka sebut sebagai Ayah yang tidak berguna membuat Ku sangat marah hingga Aku meminta Pak Doni untuk membantuku mengatasi masalah ini. Beliau dengan cepat menyumpal mulut para penggosip itu dengan ancaman hukuman penjara jika mereka tidak bisa menjaga perkataannya.

Pertemuan

Setiap pagi Chandini pergi mengunjungi Nenek Dewi yang tidak lain Nenek dari suaminya. Dengan sarapan yang ia buat sendiri Chandini sangat teliti merawat dan menjaga Nenek Dewi.

" Kamu kan sibuk untuk apa membawakan Nenek sarapan setiap hari seperti ini? " tanya Nenek Dewi yang menatap lekat mata Chandini.

" Yaa bagaimana lagi? Ayah ku sudah tidak ada jadi Aku sangat kesepian. Untung saja Nenek masuk kedalam kehidupan Ku jadi Aku tidak lagi kesepian kalau masalah pekerjaan kan ada Pak Doni yang membantu Ku " jawab Ku

" Apa menjadi pengusaha bukanlah keinginan Mu?" tanya nya lagi membuatku berhenti mengupas apel yang saat ini ku genggam.

" Nenek hebat tahu aja kalau menjadi pengusaha bukanlah keinginan Ku. Sebenarnya Aku ini lulusan kedokteran tapi karena kondisi yang sangat mendesak Ku untuk menjadi penerus perusahaan keluarga yaa jadi bagaimana lagi? " Jawab ku dengan menahan sedih.

" Wahh pantas saja Kamu sangat telaten menjaga Nenek ternyata Kamu dokter.. Gemi memang pintar mencari istri. Untung saja Dia tidak jadi menikah dengan Maura. Kalau sampe mereka menikah pasti Nenek akan tinggal dipanti jompo, karena mereka berdua kan sibuk tak pernah ada waktu untuk datang mengunjungi Nenek. Gemi datang kemari kalau tahu Nenek sakit saja kalau kondisi Nenek sehat Dia mana mau datang kemari makanya dulu Nenek sering mngerjainya dengan pura pura sakit. Tapi sekarang tidak perlu lagi karena sudah ada Chan yang menemani Nenek tua yang membosankan ini " jelasnya diakhiri dengan tawa renyahnya.

" Hahaha Nenek ini iseng juga ya.. Jangan pura pura sakit lagi Nek, Kasian Mas Gemi. " kata Ku

" Tenang saja, Nenek tidak akan melakukan hal itu Chan " jawabnya seraya mengelus rambut panjang Ku.

Dikantor Dewo Gemilang

" Sayang, Aku lihat deh kalung ini baguskan?" tanya seorang wanita yang kini duduk di pangkuan Gemi seraya menunjukan gambar kalung berlian di layar ponselnya.

" Kamu mau ?" tanya Gemi seraya mengelus punggung polos wanita itu.

" Mau... " manjanya dengan terus bergerak gerak tidak jelas dipangkuan Gemi.

" Baiklah, Buat Aku puas dulu. Nanti akan kubelikan semua yang Kamu inginkan " katanya dengan mata yang penuh hasrat.

Dengan cepat wanita itu mengelus adik Gemi yang sedari tadi mengembul didalam celananya. Dan tanpa basa basi wanita itu mengulumnya layaknya lolipop. Gemi tentu saja menikmati semua sentuhan.yang diberikan oleh wanita yang ia berikan gelar kekasih. Ya wanita itu bernama Maura.

Setelah membuat Gemi puas, mereka pergi ke Mall untuk membeli kalung yang diinginkan Maura. Ntah memang jodoh atau kebetulan Gemi bertemu dengan Chandini yang saat ini sedang meeting di suatu restoran yang berada di Mall.

Melihat Chandini dekat dengan pria lain membuat hati Gemi sedikit terluka. Dia tidak suka melihat Chandini yang terlalu dekat dengan pria lain karena bagaimana pun juga Chandini adalah istri sah nya yang Ia nikahi Dua minggu lalu.

" Sayang? Ayok.. " ajak Maura

" Hem.. Sayang Aku lapar. Apa Kita bisa makan dulu?" tanya Gemi

" Baiklah.. " pasrah Maura, yang tahu persis sifat Gemi tidak suka dipaksa.

Gemi dan Maura masuk kedalam restoran yang sama Chandini. Semua pelayan menyambut kedatangan mereka dengan sangat hormat secara Gemi adalah pemegang saham terbesar di Mall ini.

" Mau pesan apa Tuan dan Nona?" tanya seorang pelayan.

" Burger 2 dan Lemon Tea 2 " pesan Maura yang tahu makanan kesukaan Gemi.

" Baik Nona.. " kata pelayan itu dan pergi mengambil pesanan milik Maura.

Disisi lain,

" Bagaimaan? Apa Anda tertarik dengan kerjasama yang Kami tawarkan Nona Chan?" tanya pria yang tidak jauh beda usia dengan Chandini.

" Sepertinya akan lebih baik jika Anda memperbaiki sedkit masalah proposal ini dibagian perincian dananya. Karena ini tidak sesuai dengan yang Anda katakan tadi " kata Chandini setelah memeriksa proposalnya.

" Ohh.. Maafkan Aku nona, Akan segera kuperbaiki " jawbnya.

" Baiklah setelah Anda perbaiki, kirimkan proposal Anda ke kantor Ku dan jika memang sesuai Kita bisa bekerjasama tapi jika proposal yang Anda kirim masih bermasalah maaf sepertinya Aku harus mempertimbangkan lagi untuk berkerjasama dengan perusahaan Anda " tegas Chandini.

" Terimakasih Nona atas kesempatan yang Nona berikan, Terimakasih Aku pastikan tidak ada lagi kesalahan. Maafkan Aku Nona " seru pria itu dengan senang dan berusaha meraih tangan mulus Chandini tapi Chandini lebih dulu menariknya.

" Maaf Saya sudah menikah, lihat?" ucapku dengan memamerkan cincin berlian yang tidak terlalu mahal namun tetap terlihat manis.

" Ohh.. Maafkan Saya atas kebodohan Ku Nona. " ucapnya dengan sedih.

dan Ku hanya tersenyum tipis dan pergi meninggalkannya direstoran.

Melihat penolakan tegas yang dilakukan Chandini membuat Gemi tersenyum puas. Jujur saja Gemi sebenarnya sudah tertarik pada Chandini saat pertama kali mereka bertemu namun Gemi juga memiliki janji pada Maura untuk menjaga hatinya hanya untuknya. Sebagai laki laki sejati Gemi tak ingin mengingkari janjinya.

Malam harinya..

tok tok..(suara ketukan pintu rumah Chandini)

Chandini pun membuka pintu rumahnya. " Mas Gemi??" terkejutnya namun tetap tenang dan mencium tangan suaminya.

" Cuma disambut? Nggak disuruh masuk?" tanya Gemi terus terang.

" Oh iyaa maaf Mas.. Ayo masuk " Ajak Chandini dengan senyuman manis terukuir diwajahnya.

" Malam ini Aku tidur dirumah Mu ya.." kata Gemi

" Loh? Nggak biasanya Mas.." bingung Chandini.

" Iyaa rumah Ku lagi di renovasi " jawab Gemi asal kena.

" Hemm yasudah, Oh iya Mas Gemi sudah makan?" tanya Chandini antusias.

" Sudah kok.. Kamu sendiri?" tanya Gemi

" Sudah juga Mas. Yasudah kalau Mas Gemi sudah makan Aku siapin kamar untuk Mas ya.. " ujar Chandini

" Okay.." singkatnya.

Melihat respon Chandini yang hangat menyambut kedatangan Gemi membuatnya merasa senang dan nyaman. Hingga Gemi memutuskan setiap akhir pekan akan pergi mengunjungi Chandini dan bermalam dirumahnya.

Tiga minggu kemudian

" Mas, ini makanannya.. dimakan dulu " kata Chandini yang melihat makanan buatannya tidak disentuh oleh Suaminya.

" Hmm akan Ku makan " Singkat Gemi yang terus saja fokus pada ponselnya membuat Chandini geram namun berusaha menahannya dengan baik.

Dan dipagi harinya..

" Mas bangun sudah pagi " ujar Chandini yang sibuk membuaka tirai jendela kamar Gemi.

" Hmm.. Chan, Aaku rasa asam lambung Ku kambuh" Jawab Gemi yang masih terbaring lemah dengan wajah pucat pasih nya.

" Asataga Mas.. Kamu sih semalam terlambat makannya. Sebentar Aku cerikan obat dulu.. " panik Chandini.

15 menit kemudian, Chandini kembali kekamar Gemi dengan sekotak obat dan segelas air putih.

" Ini mas diminum obatnya dulu " katanya sembari membantu Gemi duduk.

Gemi pun meminum obat yang diberikan oleh Chandini. " Lain kali jangan tunda makannya " pesan Chandini yang duduk disamping Gemi dan terus saja mengelus rambut hitam Gemi.

" Maaf " jawab Gemi lemah dan mencari posisi nyaman dengan tidur di pangkuan Chandini. " Kamu tidak berangkat kerja?" tanya Gemi.

" Tidak, masa iya Aku kerja sedangkan Kamu lagi sakit disini? " jawab Chandini yang kini menatap mata biru milik suaminya.

Ditatap oleh Chandini membuat jantung Gemi berdetak lebih cepat, " Jangan melihatku seperti itu. Aku bukan anak kecil " elak nya.

" Hahaha baiklah.. " jawab Chandini yang semakin membuat jantung Gemi tidak karuan

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!