Sagara Biru Wilantara
Sosok pemuda yang terlahir dari keluarga hebat, Dengan kini karirnya sebagai seorang pengusaha termuda di negara nya.
Ia terbelut dengan kisah asmara yang membuat nya harus meninggalkan cintanya demi perjodohan keluarga yang tidak ia inginkan.
Sagara di jodohkan oleh wanita yang kini sebagai seorang Dokter anak di salah satu rumah sakit terbesar.
Hanny Queena Sidqia
Wanita mandiri saat sang ayah sudah tutup usia di usianya sudah 14tahun.
Ia berjuang untuk menggapai cita-cita nya menjadi seorang dokter anak, sehingga kini semua cita-cita nya tercapai dengan hasil yang memuaskan.
Namun di balik kesuksesan nya, ia kini harus menjalani pernikahan yang sama sekali belum ia impikan.
Menikah dengan pria yang tidak mencintai nya bukan menjadikan ia wanita yang berkecil hati, Namun ... semakin suaminya tidak memperdulikan nya, semakin ia menunjukkan kalau dirinya bukanlah wanita yang akan menangis dengan penolakan, tapi ia akan membuka hati suaminya dengan caranya sendiri.
Zahra Latifa
Wanita cantik, anggun dan bertutur lemah lembut, yang berhasil memikat hati seorang Sagara Biru Wilantara, kini harus bisa merelakan kekasih yang ia cintai selama 2 tahun ini menikah dengan wanita pilihan keluarga.
Zahra ... bukanlah wanita yang egois, yang ingin menahan Sagara untuk bertahan di sisinya, namun ... Zahra menyuruh Sagara untuk melakukan apa yang keluarganya inginkan, tapi ... bukan berarti hati Zahra tidak sakit, hatinya sangat hancur, ia menangis dalam kesendirian nya, cinta yang selama ini ia rajut harus ia lepas dengan suka hati.
Ini bukanlah salah Sagara ... Hanny atau bahkan Zahra, tapi ini adalah salah takdir karena membawa cinta mereka pada dasar yang tak bisa mereka lampaui.
Ketidak berdayaan Sagara untuk menolak perjodohan itu,
Ketidak berdayaan Hanny saat mendengar wasiat sang ayah,
Dan ketidak berdayaan Zahra yang tidak pernah bisa masuk kedalam keluarga Wilantara.
Meski berulang kali Sagara meyakinkan Zahra, bahwa Sagara akan mengenalkannya pada kedua orang tuanya, namun ... lagi-lagi Sagara Biru Wilantara itu tak mampu saat Ayahnya sudah mengatakan kalau ia sudah di jodoh kan.
Dengan siapa ... begitulah pertanyaan yang ingin Sagara katakan.
Namun Sagara yang notabene pendiam hanya bisa diam dan mendengar kan sang ayah dan sang bunda meneruskan perkataannya.
"Kau kebanggaan kami setelah kakakmu, kau satu-satunya yang bersama kami saat ini ... jangan kecewa kan kami, segeralah bertemu dengannya, berbicaralah baik-baik padanya, katakan padanya kalau kaulah pria yang sudah di pilih ayahnya untuk menjaganya" begitulah ucapan sang ayah pada Sagara malam itu.
Sagara tetap diam, ia tidak tahu harus bagaimana menata hati nya yang hancur.
"Tidak bisakah kalian memberiku 1 kesempatan untuk memperkenalkan wanita yang aku inginkan"ucap sagara dalam tunduknya.
"Katakan ... jika wanita itu ada dalam perusahaan, jangan biarkan wanita itu ada lagi di sana, karena ayah ... tidak suka jika asmara berada dalam lingkup pekerjaan"ucap tegas sang ayah, membuat Sagara kini membatalkan niatnya untuk memperkenalkan sang kekasih.
Ayahnya bertanya tapi ... memberi kode untuk tidak menampilkan nya dalam kehidupan nya.
"Hanny anak yang baik, berpendidikan, dan juga pilihan ayah dan bunda, temui dia ... ayah yakin kau akan sangat menyukainya"ucap sang Ayah , lalu meninggalkan Sagara duduk di tempat.
Sedangkan sang bunda hanya bisa memberinya semangat dengan memegang bahu sang anak.
"Bunda sangat menyukai Hanny, jadi ... bunda sangat yakin kalau kau juga akan menyukai nya"ucap sang Bunda.
"Apa dia juga dipaksa sama seperti Sagara Bun ... "tanya sagara pada Bundanya.
"Iya ... dia juga baru tahu dengan perjodohan ini nak ... dia adalah Dokter anak di rumah sakit Kasih Bunda, datanglah kesana sekali saja"ucap sang bunda seraya menepuk punggung tangan Sagara.
Ibunya pun meninggalkan Sagara mematung sendirian di sofa ruang keluarga itu.
Ia tidak bisa berbuat apa-apa untuk cintanya,
Zahra juga anak yang baik ayah ... bunda... apakah kalian tidak ingin memberi nya kesempatan ...? ucap sagara seraya melihat foto Zahra yang menjadi wallpaper di layar ponselnya.
Sagara tertunduk lesu, bagaimana ia akan mengatakan hal ini pada Zahra ... bagaimana hatinya nanti, jika ia saja merasakan sakit yang teramat, lalu bagaimana dengan Zahra ...? Begitulah yang di rasakan Sagar saat ini.
"Hallo Bidadari... "ucap sagar menghilangkan perasaan lukanya.
"Hallo mas Saga ... kok belum tidur ...? tanya Zahra, asisten sekaligus kekasih Sagara di perusahaan.
"Aku merindukan mu Bidadari ku, sedang apa? Bagaimana dengan keadaan Al ... ? Tanya Sagara
"Al sudah lebih baik Mas ..., tadi pagi hanya demam biasa, dia juga sudah tidur dari tadi kok"ucap gadis itu.
"Baiklah ... mas tutup dulu ya, Zahra juga harus istirahat, besok kita ada meeting pagi"ucap Sagara yang tidak tahu harus berkata apa.
"Baiklah ... mas juga istirahat, selamat malam mas"ucap Zahra.
Akhirnya panggilan singkat itupun terputus, Sesekali sagara menarik nafasnya dalam-dalam.
Semua itu terlihat dan di dengar oleh sang Ayah.
Kini ayah nya tahu, siapa wanita yang menempati hati sang anak.
Saat Sagara menaiki tangga rumahnya, ia berpapasan dengan sang ayah yang pandangan nya tidak bersahabat dengannya.
"Lakukan pernikahan ini, jika ingin gadis itu tetap bertahan di posisi nya"ucap sang ayah seraya berlalu dengan tangan terkepal.
Jangan kan ayahnya, Sagara sendiri terlihat emosi dengan ucapan sang ayah.
Sagara terlihat mendengus kesal lalu masuk kedalam kamarnya dengan membanting pintu.
"Mampukah aku melakukan itu padamu Zahra ...maafkan aku Zahra ..., maafkan aku"ucap Sagara seraya menjatuhkan tubuhnya di ranjang tempat tidur nya.
Sedangkan wanita yang ingin di jodohkan baru keluar dari rumah sakit, pasalnya kini banyak anak-anak yang sakit, sehingga jadwal pulang nya jadi terlambat.
"Dokter Hanny"panggil seseorang.
Dokter Hanny pun menghentikan langkah kakinya dan menoleh ke arah suara itu.
"Hai dokter Jigar,"balik sapa Hanny.
"Tumben malam pulangnya Dok"tanya Dokter Jigar.
"Pasien sekarang banyak banget Dok"jawab Hanny.
"Bagaimana besok? apakah dokter Hanny jadi ikut untuk meninjau para korban kecelakaan ...?"tanya Dokter Jigar.
"Tentu dok, di sana juga banyak anak-anak yang terdampak"ucap Dokter Hanny.
Tanpa mereka sadari, mereka sudah berada di tempat parkiran.
"Baiklah Dokter Jigar ... kalau begitu, saya jalan dulu"ucap Hanny saat sudah masuk kedalam mobilnya.
"Hati-hati di jalan"ucap Dokter Jigar seraya melambaikan tangannya.
Dokter Hanny pun membalas lambaian tangan itu dengan senyuman.
Jalanan sudah mulai sepi, sehingga Hanny dengan nyamannya membawa mobilnya.
"Hanny ... kau lelah kan ... ? Sesampainya di rumah, kau mandi lalu tidur, besok kau akan mengadakan perjalanan''
Begitu lah dialog Hanny dengan hati nya.
Akhirnya Hanny pun sampai di kediaman nya, gak terlalu besar tapi terlihat sangat Asri.
Ibunya memiliki toko roti sebagai ladang penghasilan selama ditinggal oleh sang suami.
Hanny memiliki adik perempuan yang masih kuliah.
Saat Hanny membuka pintu rumahnya, ia melihat ibunya yang tertidur di sofa ruang tamu.
Hanny menghampiri ibunya seraya berkata
"I Love You Mom"ucap Hanny seraya mencium kening sang ibu, sehingga membuat sang ibu terbangun.
"Hai ... Nak, kau sudah datang?"ucap sang ibu seraya menatap sang anak.
"Ibu pasti lelah menunggu Hanny pulang, Hanny sudah mengabari ibu ... kalau Hanny akan pulang terlambat, kenapa Ibu masih menunggu Hanny"ucap Hanny seraya duduk di dekat ibunya, menggenggam tangan wanita yang begitu berarti dalam hidupnya.
Wanita yang selama ini ia kagumi dalam segala hal, terutama dalam kesetiaan.
Pasalnya banyak teman ayahnya bahkan teman ibunya yang ingin memperistri kan ibunya, namun ... sang ibu selalu menolak dengan alasan masih sangat mencintai sang suami, ayah dari kedua putrinya.
Hanny berharap ... jika Hanny memiliki suami, ia bisa memiliki suami seperti sang ayah, dan menjadi seperti ibunya yang setia dan mau berjuang bersama.
"Ada hal yang ingin ibu katakan padamu nak ..."ucap sang ibu membalas genggaman tangan Hanny.
"Apakah ini penting bu ... sehingga ibu tidak bisa menunggu besok untuk membicarakan nya sama Hanny?"tanya Hanny.
"Ini tentang wasiat ayahmu sebelum ia menghembuskan nafas terakhirnya nak"ucap sang ibu membuat Hanny terkejut dan tangannya memegang erat tangan sang ibu.
"Apa itu bu ... ?"tanya Hanny penasaran.
Terdengar ibunya menghela nafas dengan kasar, membuat Hanny yakin ini bukanlah wasiat yang biasa.
"Ayahmu memiliki sahabat baik, sangat baik, saat itu ... sahabat ayahmu memiliki penyakit ginjal, sehingga membuat ayahmu mendonorkan ginjalnya untuk sahabat terbaiknya, ibu sangat kagum dengan persahabatan ayahmu dengan Tuan Wilantara.
Mereka orang kaya ... tapi ... mereka sangat menghargai orang miskin, mereka sangat kaya tapi ... mau bersahabat dengan kita yang hanya dari kalangan tengah.
Suatu saat Tuan Wilantara melihat mu bermain dengan adikmu, beliau meminta mu untuk menjadi menantu nya sebagai balasan kebaikan ayah karena telah memberinya ginjal, sehingga beliau bisa sehat kembali.
Ayah mu ... menyetujui perjodohan itu nak ... dan seminggu yang lalu, Tuan Wilantara datang ke pada ibu dan menagih wasiat saat ayahmu berada dalam rumah sakit.
"Tara ... kau berjanji akan menjadikan putriku sebagai menantu mu, apakah aku bisa menagih janji itu"ucap Ayah Hanny.
"Tentu ... aku bahkan sangat ingat dengan ucapan ku itu, Sidqi ... kau sembuhlah ... maka di saat anak kita sudah dewasa kita akan menikah kan mereka"ucap Tuan Wilantara seraya menggenggam tangan Sahabatnya.
"Sepertinya tuhan tidak mentakdirkan aku untuk melihat pernikahan putriku, tapi ... Tara ... aku sangat berharap kau bisa menepati janji itu"ucap Sidqi seraya membalas genggaman tangan Tuan Wilantara.
"Apa yang kau katakan Sid ... kau akan sembuh, kau tidak boleh meninggalkan aku, kita sahabat akan menua bersama sampai kita punya cucu yang banyak"ucap Tuan Wilantara saat melihat wajah Sidqi yang sudah memucat.
"Panggil kan istriku ... dia harus tahu hal ini, sehingga ia bisa mengatakan ini pada putri ku nanti",ucap Sidqi
Akhirnya Tuan Wilantara memanggil Istrinya Sidqi yang sedang duduk bersama isterinya Wilantara.
"Ibu ... ayah minta maaf karena belum bisa menjadi suami yang baik buat ibu, belum bisa menjadi ayah yang baik buat anak-anak, Ayah titip kan anak-anak pada ibu, bimbinglah mereka dengan baik, jadikan mereka wanita seperti ibu, dan juga ... ayah sudah membuat perjanjian dengan Tuan Wilantara, Hanny ... akan menjadi menantu mereka saat dewasa nanti"ucap sang suami pada istrinya.
"Apa yang ayah bicarakan, ayah akan membimbing mereka ... ayah akan terus bersama kita, jangan menyerah ayah ..."ucap sang istri seraya menggenggam tangan Sidqi.
"Ini amanah ku buatmu istriku"ucap sang suami kala itu, hingga akhirnya ia memejamkan mata nya dalam kedamaian.
Tangisan pilu itu mengisi ruangan itu, sedangkan sang anak-anak mereka titipkan dirumah Wilantara, di sana ada banyak pelayan yang menjaga mereka.
Hanny dan Sagara pernah bertemu, hanya mereka tidak saling menyapa kala itu.
Sehingga mereka sama-sama melupakan wajah dan nama.
Mendengar cerita sang Ibu, Hanny terdiam, Ia tidak bisa mencerna semua ucapan Ibunya.
Ibunya Hanny menceritakan hari itu dengan deraian air mata.
Begitupun dengan Hanny, ia berusaha mengingat tuan Wilantara dan anaknya, Namun ... berulang kali berusaha tidak ada bayangan siapapun yang muncul.
"Bagaimana, Nak ... ?"tanya sang ibu.
"Jika ini wasiat terakhir ayah, apa yang harus Hanny katakan bu ... "Hanny berusaha tidak menambah beban sang ibu, meski ia tahu ... hatinya ingin menangis, ia tidak akan tahu ... siapa pria yang telah dijodohkan dengan nya.
"Kalau begitu ... Hanny ke kamar dulu,bu, Hanny ingin istirahat"ucap Hanny seraya tersenyum pada sang ibu .
Dialah Hanny ... wanita yang selalu menyembunyikan kesedihannya di balik senyum indahnya.
Dialah Hanny ... wanita yang selalu terlihat ceria meski hatinya terluka.
Dialah Hanny ... wanita yang selalu terlihat tegar, meski ... hatinya sangat rapuh.
Sesampainya Hanny di dalam kamarnya, ia menjatuhkan bobot tubuhnya di tepi ranjang, ia mengambil ponsel lalu membuka situs untuk mencari siapa keluarga Wilantara.
Benar saja muncul beberapa nama dengan marga Wilantara, namun hanya satu yang menjadi pusat perhatian nya, karena Tuan Wilantara berfoto dengan Almarhum ayahnya.
Lalu Hanny menklik data informasi tentang keluarga Wilantara, muncul beberapa foto keluarga dan di situ Hanny melihat wajah tampan yang ia pikir dialah anak yang akan di jodoh kan dengannya.
Namun ... Hanny tidak bahagia melihat wajah tampan itu, karena bagi Hanny ... pria yang berwajah tampan tidak mungkin masih sendiri dalam usianya saat ini.
Banyak keraguan yang berkecamuk dalam hati.
Namun ia bisa apa ... ia kini memasrahkan semuanya pada sang illahi.
Malam telah berlalu, pagi menyapa semua insan.
Begitu juga dengan Sagara dan juga Hanny, mereka sudah siap untuk melakukan rutinitas harinya.
"Temui dia diruamah sakit, baik-baik lah bicara dengannya, seminggu lagi kalian akan menikah" ucap Tuan Wilantara dengan tegas.
"Apakah harus secepat itu ... ?"ucap acuh Sagara menahan amarah dan kesal.
"Apakah kau masih mau menunggu hingga papa dan mama mu ini mati, baru kau memikirkan kami yang sudah tua ini ...?" ucap Tuan Wilantara dengan tegas.
"Bisakah kalian bertemu dulu dengan pilihan ku?"Sagar masih melakukan tawar menawar.
"Semakin kau menggenggam wanita itu, semakin papa ingin menjodohkan mu, kau juga harus bicara baik-baik dengan wanitamu, lepaskan secara baik-baik atau papa yang akan bertindak, jika kau masih kekeh untuk mempertahankan nya, maka ... !!"
"Cukup ... !!! jangan sentuh dia"ucap Sagara yang langsung meninggalkan kediamannya.
"Pa ... apakah tidak bisa bicara baik-baik dengan sagara ... ?" Mamanya menenangkan hati suaminya yang panas.
"Dia memiliki hubungan dengan sekertaris nya ma ... akan sulit bicara baik-baik dengannya saat ini"ucap sang papa
Sagara membawa mobilnya dengan perasaan yang tidak bisa di tebak, ia menekan benda yang tertempel di telinganya.
"Batalkan rapat pagi ini"ucap Sagara pada sekertaris nya sekaligus kekasihnya.
"Ada apa ... ? apakah terjadi masalah ... ?"tanya Zahra khawatir.
"Tidak ada apa-apa"ucap Sagara
Sebelum ia mematikan ponselnya, ia berucap pelan "Maafkan aku"
Sagara langsung memutuskan sambungan ponselnya, Zahra yang mendengar kata maaf itu menjadi tidak nyaman.
'Sebenarnya ada apa dengan Sagara pagi ini ...? ini bukan lah Sagara yang aku kenal, ia tidak akan membatalkan rapat begitu saja' gumam Zahra namun ... ia bisa apa?
Kini Sagara sudah sampai di depan rumah sakit yang sudah Papanya katakan, Rumah sakit paling besar di kota itu, ia ingat beberapa bulan yang lalu pernah datang ke sini untuk mengantar kekasih nya yang sedang mengobati adiknya.
Namun ... saat itu Sagara tidak turun dari mobil, ia hanya menunggu.
Awalnya Sagara ragu untuk turun dan mencari wanita itu, tapi melihat pesan yang papanya kirimkan bahwa papa nya sudah tiba di Perusahaan membuat Sagara harus segera menyelesaikan urusannya dengan wanita pilihan Ayahnya.
'Hanny Sidqia '
Sagara mengepalkan kedua tangannya kala menyebut nama itu.
Ia kuatkan hatinya saat matanya sudah mulai berkaca mengingat wajah wanita yang begitu ia cintai.
Sagara membuka pintu mobilnya dan menatap seluruh penjuru rumah sakit.
Ia melangkah kan kakinya yang mana banyak wanita yang menatap kagum akan keindahan ciptaan Tuhan.
Ia ingat kalau ia tidak tahu sama sekali akan wajah Dokter Hanny itu.
Ia lalu berjalan Menuju ke resepsionis.
"Maaf Tuan ... ada yang bisa kami bantu ... ?" ucap resepsionis itu seraya menebarkan senyum terindah nya.
"Saya ingin bertemu dengan Dokter Hanny ... apakah beliau sudah datang ... ?" tanya Sagara.
"Dokter Hanny sudah datang Tuan, mari saya antar keruangannya"ucap Resepsionis yang juga memakai seragam suster itu.
Suster itu pun mengantarkan Sagara hingga depan ruangan Dokter Hanny.
"Ini ruangan Dokter Hanny Tuan"ucap Suster itu seraya mengetuk pintu ruangan itu, Namun Taka ada jawaban sama sekali,Beberapa saat mereka berdiri di depan ruangan itu, Sehingga ada Suster yang mengatakan kalau Dokter Hanny sudah berangkat meninjau korban longsor bersama para Dokter yang lainnya.
"Baiklah, kalau begitu ... saya permisi" ucap Saga seraya meninggalkan dua suster yang terpesona akan ketampanan nya.
"Wah, siapanya Dokter Hanny ya? ganteng banget, kayak artis " ucap suster itu bergosip
"Bener, kita sangat tahu kan? kalau Dokter Hanny tidak pernah dekat dengan laki-laki, apa jangan-jangan karena dia sudah memiliki Pria itu? Ah ... pantas saja Dokter Hanny tidak terpesona dengan Dokter Jigar, ada yang lebih keren ternyata" gosip dua suster itu.
Sedangkan Saga pergi dengan perasaan kesal, lalu ia menekan nomor Papanya
"Wanita itu tidak ada, para suster bilang kalau dia ada tugas keluar" ucap Saga seraya membawa mobilnya kearah perusahaan nya.
"Kalau begitu ... Kau bicarakan dulu dengan kekasihmu, beri dia pengertian, bahwa kau dan dia tidak mungkin bersama, Saga ... ingatlah! Ayah punya hutang nyawa pada Ayah Hanny, ini sumpah Ayah untuk menjaga putrinya" ucap Ayahnya Sagara
"Tapi kenapa harus menikah dengan ku Yah" ucap Saga yang mulai panas lagi
"Lalu ... apakah harus Ayah yang menikahinya begitu? Jangan banyak bicara lagi, Ayah akan selalu melakukan setiap apa yang Ayah katakan, ingat itu !" ancam Ayahnya, Yang mana membuat Saga langsung mematikan ponsel nya secara sepihak.
*****
"Dokter Hanny, kami lihat ... dari tadi anda hanya diam, tidak seperti biasanya?" tanya Dokter gizi yang bernama Dokter Nina
"Itu hanya perasaan Dokter,Nina saja. Aku biasa saja kok, mungkin karena lagi datang bulan kali ya" bisik Dokter Hanny pada Dokter Nina, Yang mana membuat Dokter Nina tertawa.
"Dokter Jigar juga dari tadi diam, Ada apa dengan kalian? jangan bilang kalau Dokter Jigar juga kedatangan tamu bulanan" goda Dokter Nina yang membuat Dokter Jigar sadar akan lamunan nya.
"Tidak ada, Ah udah hampir sampai ya?" ucap Dokter Jigar yang mengalihkan pandangannya dari Dokter Hanny
'Ada apa dengan Dokter Jigar ya ... ?' bathin Dokter Hanny
Namun ... Hanny tidak ingin ikut campur urusan orang lain, karena setiap manusia itu memiliki maslaah masing-masing, Begitu juga dengan dirinya.
*****
Sagara kini sudah sampai di depan perusahaan nya, Satpam membuka kan pintu untuknya dan menerima kunci mobilnya agar di pindahkan.
Langkah Sagara menjadi pusat perhatian karena raut wajahnya terlihat begitu muram.
Ini bukan Sagara yang mereka kenal, Meskipun perusahaan mengalami masalah besar, Sagara tidak pernah menampilkan wajah muramnya di perusahaan ini.
Saat sampai di depan ruangan nya ia melihat Asisten nya itu berjalan dengan senyum yang begitu ia rindukan, Sagara terus melangkah membuat keduanya semakin dekat, dengan segera Sagara menarik tangannya, masuk kedalam ruangan nya, memeluk nya dengan begitu erat. Membuat Zahra terkejut dengan apa yang di lakukan kekasih sekaligus atasannya itu.
"Ada apa? Apa terjadi masalah? kau berdebat lagi dengan Ayahmu?" tanya Zahra dengan membalas pelukan Saga,Namun ... Sagara menggelengkan kepalanya. Ia melepaskan pelukannya dan menatap mata sang kekasih. Lalu membawa nya duduk di sofa ruangan itu.
"Apakah kau mencintaiku?" tanya Saga
"Sangat" jawab Zahra cepat
"Kalau aku tidak punya harta, kedudukan, Apakah kau masih mencintaiku?" tanya lagi Saga seraya menggenggam tangan Zahra
"Apa yang kau katakan? semuanya baik-baik saja kan?" tanya Zahra heran
"Jawab !" ucap Saga
"Mas, Apapun keadaan mu, aku akan selalu mencintaimu, Aku mencintaimu bukan karena harta dan rupa, Tapi ... karena hatimu" ucap Zahra yang membuat Saga lega dan memiliki tekad untuk melawan sang Papa
"Aku tidak salah dalam mencintaimu Zahra" ucap Saga Seraya memeluk Zahra
"Ada apa denganmu, Mas?" tanya Zahra lagi
"Tidak ada apa-apa, Bagaimana keadaan Niko? Apakah susah baik?" tanya Saga
"Dia sudah sehat, Mas" jawab Zahra
Disaat mereka saling bertatapan, suara ketukan pintu terdengar, Zahra langsung berdiri dan duduk di kursinya.
Ya segera memang menempatkan Zahra di dalam ruangannya. karena ia ingin selalu menatap sang kekasih.
'Semoga jalan yang aku ambil ini, bisa baik untuk hubungan kami, Aku rela kehilangan harta dan kedudukan ku, Asal aku bisa bersama denganmu Zahra' bathin Saga seraya menatap wajah Zahra yang cemas
Ketika Saga sudah duduk di kursinya, Zahra berdiri dan membuka kan pintu, terlihat Sekertaris Ayah nya Saga yang datang.
Sekertaris itu melihat Zahra dari atas hingga bawah lalu masuk tanpa menyapa
"Tuan Saga, ini undangan dari Tuan Tian, untuk menghadiri acara pernikahan di kediaman nya, Tuan Tara berharap anda hadir dan tidak membawa Sekertaris anda" ucap Sekertaris Ayahnya dengan sinis.
"Dan juga Tuan, buang pikiran anda jauh-jauh untuk pergi diam-diam dengan nya, karena bukan hanya anda yang akan menanggung nya, tapi dia dan adiknya akan menerima kemarahan Tuan Tara" ucap pelan Sekertaris Ayahnya namun penuh dengan penekanan dan ancaman. Saga tidak takut akan ancaman Ayah nya, tapi ia takut jika Wanita yang ia cintai yang Ayahnya sentuh.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!