NovelToon NovelToon

PEMBURU LEAK

BAB 1 . PROLOG

Kisah ini berawal dari meninggal nya putri penjaga villa yang baru berusia 17 tahun yang bernama Ida Ayu Wikasatya, Kejadian tersebut terjadi karena salah informasi yang tersebar luas di masyarakat sebuah perkampungan yang menyatakan bahwa kedua orang tua Ayu memiliki ilmu leak.

Ayu adalah seorang gadis cantik yang kini bersekolah di sebuah sekolah menengah atas kelas 10, Prestasi nya pun cukup gemilang dan Ayu adalah gadis yang supel pandai bergaul dengan kawan sebayanya juga dengan orang lebih tua, Ia sangat rajin beribadah ke pura setiap hari dan selalu mengikuti acara ibadah agung lain.

Biasa nya tepat pukul 6 sore waktu setempat Ayu sudah tiba di rumah nya namun berbeda dengan hari ini sedangkan cuaca hari ini sudah mendung pekat dan suara guntur pun silih berganti menambah rasa cemas kedua orang tua, Sedangkan saat itu Ayu setelah keluar dari sekolah segera menuju pulang sebelum hujan turun sebab jarak rumah yang lumayan jauh.

Ternyata setelah Ayu melewati sebuah jembatan yang terbuat dari bambu sebagai penghubung kedua desa di sana ada sekelompok remaja yang sedang duduk di sebuah pos dan mulai menghadang Ayu agar tidak bisa lewat, Kebetulan sekali saat itu sangat sepi tidak ada seorang pun yang melewati tempat itu.

" Hai bukan kah itu Ayu anak dari Susena yang memiliki ilmu leak itu?"

Tanya Made sambil memegang paha Adit yang duduk di samping nya.

" Oh iya benar, Kakek ku meninggal karena ulah kedua orang tua nya yang jahat itu,"

Jawab Adit dengan tatapan sinis.

" Kenapa kamu diam saja, Balaskan dendam Kakek mu kepada putri mereka agar mereka juga merasakan bagaimana rasa nya kehilangan orang yang di sayangi,"

Ucap Wayan sambil menepuk pundak Adit yang sedang duduk.

" Benar juga kata mu, Baik lah kalau begitu bantu aku."

Jawab Adit sambil bangkit dari duduk nya.

Kemudian tidak waktu lama mereka berempat bukan lain Wayan, Made, Adit dan Ketut berjalan ke tengah jalan untuk menghadang jalan nya Ayu dan mulai menggoda dan melontarkan kata - kata bulian yang mengatakan bahwa kedua orang tua Ayu pemilik ilmu leak dan pasti Ayu pun memiliki ilmu tersebut sedangkan selama ini Ayu tidak tahu menahu mengenai hal ilmu leak itu apa sebab kedua orang tua nya tidak pernah membicarakan hal tersebut.

" Eh si cantik sudah pulang sekolah ya, Kenapa buru - buru ayo sini kita bercanda dahulu,"

Ucap Wayan dengan senyum licik.

" Benar kenapa harus buru - buru apakah kamu takut ilmu leak mu luntur bila terkena air hujan?"

Tanya Adit dengan senyum sinis kepada Ayu.

" Pergi kalian jangan ganggu aku!"

Jawab Ayu dengan menundukkan wajah dan sedikit ketakutan.

" Aku akan pergi bersama mu cantik, Ayo lah mendekat kepada ku,"

Ucap Made sambil menarik lengan Ayu yang semakin ketakutan.

" PERGI PECUNDANG JANGAN SENTUH AKU!"

Teriak Ayu sambil mencoba melepaskan pegangan tangan Made di lengan nya.

" Jangan takut kami tidak akan menyakiti mu asal kamu menurut pada kami dan mau bermain dengan kami semalam saja,"

Ucap Wayan yang mencoba merangkul tubuh Ayu.

" DASAR LELAKI LAKNAT PERGI KALIAN LEPAS KAN AKU!"

Teriak Ayu kemudian berlari sekuat tenaga sebab merasa ketakutan dengan keempat lelaki itu.

Saat itu mereka berempat tidak berhenti di situ namun mereka mengejar Ayu kemana pun berlari nya Ayu sehingga saat itu Ayu berlari menuju kebun kelapa yang di ujung kebun itu ada sebuah jurang yang sebenarnya tidak begitu curam kalau pun ada yang terjatuh di sana tidak mungkin mati mungkin hanya pingsan.

Ayu pun berlari hingga tiba di ujung kebun kelapa itu dan Ayu pun menghentikan langkah kaki nya dengan nafas yang terengah - engah sebab habis berlari, Ayu dengan tatapan panik melihat ke arah jurang itu lalu ke para lelaki yang mengejar nya dengan bergantian sedangkan para lelaki itu sudah semakin mendekat kearah Ayu berdiri di tepi sebuah jurang.

" Berhenti kalian atau aku akan melompat sekarang juga ke dalam jurang!"

Ucap Ayu dengan nada mengancam sambil sesekali melihat ke arah belakang.

" Melompat lah kan kamu punya ilmu leak yang bisa membantu mu dan aku juga ingin tahu bagimana bila kamu yang menjadi leak,"

Ucap Adit dengan senyum sinis.

" Apakah kamu tidak sayang dengan nyawa mu gadis cantik, Lebih baik kamu bersenang - senang dengan kami malam ini,"

Ucap Ketut dengan senyum licik.

" LEBIH BAIK AKU MATI DARI PADA AKU TERHINA DI MATA DEWA!"

Teriak Ayu sambil melompat ke sebuah jurang tepat di belakang nya.

" JANGAN!"

Teriak Adit, Wayan, Made dan Ketut bersamaan.

Namun sudah terlambat tubuh Ayu yang berperawakan proposional sudah terjatuh ke dalam jurang di hadapan mereka berempat, Saat itu mereka berempat lumayan panik sambil melihat ke sekitar memastikan apakah ada yang melihat kejadian tersebut dan tidak lama kemudian turun lah hujan yang lumayan deras.

Lalu mereka berempat meninggalkan tubuh Ayu di dalam jurang begitu saja tidak ada niatan untuk menolong dan saat itu Adit mengancam ketiga teman nya agar tidak menceritakan kejadian itu kepada siapa pun sebab pasti nya mereka akan dipersalahkan oleh masyarakat mengapa tidak membantu Ayu.

Di sisi lain ada Ayah dan Ibu nya Ayu yang semakin cemas malam semakin larut namun putri nya belum juga pulang dari sekolah dan perasaan kedua orang tua nya merasa ada sesuatu yang terjadi kepada putri nya saat lalu mereka berdua pun memutuskan untuk mencari Ayu ke rumah beberapa teman sekolah nya.

Di bawah rintik hujan dan membawa obor di jadikan penerangan di jalan menuju desa sebelah di mana beberapa teman Ayu tinggal dengan harapan Ayu berada di sana dan saat akan pulang hujan turun jadi hal itu membuat Ayu tidak berani pulang, Itu adalah harapan kedua orang tua nya.

Namun saat mendengar pernyataan semua teman Ayu mengatakan bahwa Ayu sudah pulang terlebih dahulu sebab takut kehujanan dan teman nya semua pun berfikir bahwa Ayu sudah berada di rumah saat ini dan pasti nya kegelisahan kedua orang tua Ayu semakin menjadi dan mereka berdua berjalan menyusuri sebuah kebun kelapa sambil memanggil nama Ayu.

Lalu apakah kedua orang tua Ayu bisa menemukan Ayu dan bagaimanakah kondisi Ayu saat ini, lalu apakah orang tua Ayu akan diam saja bila mengetahui kejadian sebenarnya hingga membuat kondisi Ayu seperti itu.

Ikuti terus kisah perjalanan mereka hanya di PEMBURU LEAK dan jangan pernah bosan untuk selalu dukung author agar semangat nulis nya.

BAB 2 . JERITAN JIWA LEAK

Malam semakin larut rintik hujan pun semakin menambah kegelisahan hati kedua orang tua Ayu yang hingga detik ini belum menemukan putri semata wayang nya menghilang tanpa jejak, Sedangkan keempat lelaki yang tadi sore melihat kejadian tersebut merasa ketakutan dipersalahkan oleh kedua orang tua Ayu yang sudah terkenal memiliki ilmu leak.

Seperti nya aku harus segera pergi dari kampung ini sebelum ada yang mengetahui masalah tadi sore, Bisa mati konyol aku di makan dengan leak sialan itu yang telah memakan Kakek ku juga, Aku harus segera memberi tahu yang lain agar ikut pergi bersama ku.

Bergumam lah Aditya dalam hati lalu segera bangkit dari ranjang nya dan melangkah keluar dari kamar nya untuk menuju ke rumah Wayan, Made dan Ketut untuk memberi tahu mereka agar mereka keluar dari kampung itu dan pergi sejauh mungkin sampai kondisi kembali tenang.

Tidak butuh lama Adit menemukan mereka bertiga di sebuah warung kopi sedang duduk dan bercanda di sana tanpa ada rasa khawatir sedikit pun mengenai kejadian yang menimpa Ayu sore tadi, Lalu Adit pun segera menghampiri mereka bertiga untuk menyampaikan niat nya saat itu.

" Enak sekali kalian semua malah tertawa lepas tanpa berpikir bahaya apa yang sedang mengintai kita semua,"

Ucap Adit dengan tatapan sinis kepada ketiga sahabat nya.

" Hai, Ada apa dengan mu Dit mengapa tiba - tiba kamu seperti itu?"

Tanya Wayan sambil tertawa renyah ke arah Adit.

Dan pasti nya kedua teman nya pun bukan lain Made dan Ketut pun ikut merasa heran dengan sikap Adit yang tiba - tiba berubah malam itu dan tatapan mata Adit pun sangat terlihat panik namun mereka tidak mengetahui apa sebenarnya yang membuat Adit panik.

" Kalian apa sudah melupakan kejadian tadi sore sehingga saat ini kalian bisa tertawa lepas tanpa merasa takut kehilangan nyawa kalian!"

Jawab Adit dengan nada geram namun suara yang lebih pelan.

" Jangan bahas hal itu di sini, Ayo kita ke pos,"

Ucap Made sambil menarik lengan Adit.

Kemudian mereka berempat pun berjalan menuju pos ronda yang sedang sepi tidak ada orang atau pemangku adat di sana yang biasa nya sudah ada mereka di sana untuk berkeliling desa memastikan tidak terjadi masalah di desa mereka, Mungkin karena sedang hujan jadi mereka semua belum berada di pos tersebut.

" Adit apa maksud mu dengan nyawa kita sedang terancam?"

Tanya Ketut yang duduk berseberangan dengan Adit di pos ronda.

" Benar Dit memang nya kita sudah berbuat apa sehingga nyawa kita yang menjadi taruhan nya?"

Timpal Wayan dengan tatapan bingung.

" Kejadian nya baru saja tadi sore saat ini kalian sudah lupa, Yang aku maksud masalah Ayu putri dari Susena,"

Jawab Adit dengan tatapan serius kepada ke tiga teman nya.

" Kenapa dengan Ayu, Kan dia sendiri yang menjatuhkan diri nya ke dalam jurang bukan kita yang mendorong nya lalu di mana salah kita?"

Tanya Ketut dengan wajah tidak berdosa.

" Tut kamu pakai lah pikiran mu sedikit saja, Kejadian tadi itu sumbernya dari kita, Andaikan tadi kita tidak mengejar dan menggoda nya tidak mungkin dia terjun ke jurang itu,"

Jawab Adit dengan nada panik.

" Begini saja lebih baik memastikan bahwa Ayu baik - baik saja, Mari ke jurang itu dan bila Ayu masih di jurang itu maka berpura - pura saja menolong nya agar kedua orang tua Ayu tidak menghabisi kita,"

Ucap Made dengan nada serius.

" Kalian saja, Aku lebih baik pergi dari desa ini sejauh mungkin dan ingat jangan bawa nama ku dalam masalah tadi, Aku tidak mau mengambil resiko berhadapan dengan keluarga Susena."

Ucap Adit sambil bangkit dari duduk nya dan pergi meninggalkan pos ronda.

Saat itu ketiga teman nya bukan lain Wayan, Made dan Ketut saling pandang dengan tatapan bingung melihat ulah Adit yang sangat pengecut bagi mereka lari dari tanggung jawab, Sedangkan saat itu Ayah dan Ibu nya Ayu terus berjalan menyusuri kebun kelapa sambil sesekali berteriak memanggil nama Ayu siapa tahu ada sahutan dari Ayu yang mungkin terjatuh pikir nya.

Tidak lama kemudian kedua orang tua Ayu bertemu dengan seorang lelaki yang baru saja pulang berlayar mencari ikan melewati kebun kelapa tersebut untuk menuju kampung sebelah, Pasti nya lelaki itu merasa bingung melihat kedua orang tua Ayu yang sedang berada di kebun kelapa malam - malam sambil memanggil nama putri nya berulang kali.

" Sedang apa Pak Susena malam - malam disini apakah ada masalah?"

Tanya Agung seorang nelayan yang baru pulang.

" Aku sedang mencari putri ku Ayu, Apakah kamu melihat nya Gung?"

Jawab Pak Susena dengan tatapan sedih.

" Ayu, Apakah dia kabur dari rumah atau bagaimana Pak dan sejak kapan Ayu tidak berada di rumah?"

Tanya Agung dengan tatapan bingung.

" Sejak tadi sore Gung dan kami berdua sudah menanyakan kepada teman - teman nya bahkan ke putri mu juga tapi mereka tidak mengetahui keberadaan Ayu saat ini,"

Jawab Wulan Ibu nya Ayu sambil menangis.

" Nilu Wulan, Pak Susena mari ke arah sana seperti nya tadi waktu saya lewat terlihat ada sebuah tas mari kita pasti kan,"

Ucap Agung dengan tatapan serius.

" Mari segera kesana kita lihat dan semoga saja itu bukan Ayu."

Jawab Pak Susena dengan nada panik.

Kemudian mereka bertiga pun bergegas menuju tempat yang di katakan Agung saat itu sedangkan di sisi lain ada Wayan, Made dan Ketut yang berjalan menuju jurang itu untuk memastikan apakah Ayu sudah tidak ada di sana atau masih berada di jurang tersebut.

" Kita bertiga harus memastikan bagaimana kondisi Ayu dan bila Ayu tidak ada di jurang maka kita harus ke rumah nya,"

Ucap Made sambil melangkah menuju kebun kelapa.

" Benar untuk apa kita harus pergi dari kampung ini kalau Ayu baik - baik saja,"

Timpal Wayan dengan nada tenang.

" Tapi menurut ku kita bertiga harus meminta maaf kepada kedua orang tua Ayu agar mereka tidak menghabisi nyawa kita,"

Imbuh Ketut dengan nada serius.

" Itu sama saja kita menyerahkan nyawa kita kepada mereka, Bila seperti itu untuk apa kita ke kebun kelapa lebih baik langsung saja kita ke rumah Pak Susena dan Nilu Wulan."

Ucap Made dengan nada sedikit geram.

Di sisi lain Agung, Pak Susena dan Nilu Wulan sudah tiba di tempat yang di maksud kan Agung, Pasti nya Pak Susena sangat terkejut melihat tas sekolah milik putri nya tergeletak di atas tanah namun tubuh Ayu belum terlihat lalu saat Agung berniat untuk mengambil tas milik Ayu ternyata yang terjadi Agung tersandung oleh kaki Ayu yang melintang di balik semak - semak.

Maka dengan cepat Agung menarik kedua kaki tersebut dari balik semak - semak dan benar saja saat itu di suguhkan pemandangan yang sangat mengerikan sekaligus menyedihkan yaitu tubuh Ayu terbujur kaku di hadapan kedua orang tua nya dengan kondisi kepala nya tertancap sepotong bambu dan tepat di jantung nya juga menancap sepotong kayu.

Seketika Nilu Wulan pingsan menyaksikan hal tersebut dan seketika lemas sekujur tubuh Pak Susena dan Agung menyaksikan hal tersebut, Saat itu mereka diam sejenak untuk menenangkan hati mereka sedangkan Wayan, Made dan Ketut baru saja tiba di ujung jurang tersebut dan mereka melihat dari ke jauh.

" Yan itu kedua orang tua Ayu dan juga ada Beli Agung juga di sana,"

Ucap Made dengan sedikit berbisik.

" Ayo kita kesana untuk melihat apa yang terjadi,"

Ucap Ketut sambil membalikkan badan nya.

" Hei, Jangan bodoh kamu ayo lekas pergi dari kampung ini posisi kita sudah tidak aman,"

Jawab Wayan sambil menarik kaos Ketut agar tidak melanjutkan langkah nya.

" Silahkan kalian pergi bersama Adit tapi maaf aku bukan pengecut seperti kalian, Lepaskan tangan mu dari baju ku!"

Bentak Ketut dengan nada geram.

" Ingat jangan bawa nama kami!"

Ancam Wayan sambil melepaskan genggaman nya dari kaos Ketut.

" Dasar pengecut!"

Ucap Ketut lalu berlari menuju dasar jurang menghampiri kedua orang tua Ayu dan juga Beli Agung.

Saat itu Wayan dan Made pun segera berlari menuju rumah nya dan memberi tahu bagaimana kondisi Ayu saat ini kepada Adit dan bisa di pastikan mereka bertiga berniat pergi dari kampung malam ini juga sebab mereka merasa ketakutan dengan kesalahan yang sudah mereka buat kepada Ayu sampai nyawa Ayu melayang malam hari ini.

Berbeda dengan Ketut yang menghampiri mereka bertiga di dasar jurang dan membantu kedua orang tua Ayu untuk membawa jasad Ayu kerumah nya, Sepanjang perjalan menuju ke rumah nya Ayu yang berada tepat di belakang Villa kedua orang tua Ayu menangis tidak henti - henti melihat kematian putri semata wayang nya yang begitu tragis.

Aku harus mengatakan kejadian sebenarnya sebab hal ini harus jelas siapa penyebab nya dari pada kedua orang tua Ayu murka dan menghabisi seluruh keluarga kita semua, Iya benar aku harus berbicara terserah mereka bertiga akan memusuhi ku tapi yang pasti aku bukan lah pengecut seperti mereka bertiga.

Bergumam lah dalam hati Ketut sambil membawa jasad Ayu yang sudah terbujur kaku, Rintik hujan pun semakin deras mengguyur mereka semua dan gemuruh petir pun silih berganti bersahutan menambah kesedihan kedua orang tua Ayu saat ini, Setiba nya mereka semua di rumah Ayu lalu Agung pun memohon ijin untuk pulang dan mengganti baju nya.

Serta Agung akan memberi tahu pemangku adat dan bedande ketua agama hindu di desa tersebut agar prosesi ngaben jasad Ayu bisa di laksanakan esok pagi, Saat itu yang berada di dalam rumah itu hanya Pak Susena, Nilu Wulan dan Ketut, Sebenarnya Ketut ingin berbicara saat ini namun serasa lidah nya keluh dan lagi melihat kondisi kedua orang tua Ayu yang sedang berduka jadi Ketut manahan nya dahulu.

Hujan pun semakin deras seakan turut berduka hari itu dan saat itu Nilu Wulan berteriak sangat keras tepat di hadapan jasad putri nya yang terbujur kaku di hadapan nya bersamaan dengan suara petir yang menggelegar dan tiba - tiba muncullah leak di depan jasad Ayu pasti nya Ketut dan Pak Susena terkejut melihat leak peliharaan Nilu Wulan.

Sesosok leak yang wujud nya rambut yang panjang, mata bulat besar terbelalak, kuku yang panjang serta lidah yang menjulur hingga menyentuh lantai, Karena terkejut saat itu juga Ketut jatuh pingsan di samping jasad Ayu yang terbujur kaku, Sedangkan Pak Susena mencoba menenangkan Nilu Wulan agar tidak bertindak gegabah dan lepas kendali.

" Nilu kendalikan emosi mu jangan sampai jatuh korban seperti dahulu,"

Ucap Pak Susena dengan wajah panik.

" Mereka sudah mengambil putri ku maka nyawa mereka pun harus aku ambil!"

Jawab Nilu Wulan dengan nada marah dan mata terbelalak.

" Tapi kita belum tahu siapa pelaku semua ini Nilu,"

Ucap Pak Susena dengan nada rendah.

" Kamu tidak tahu tapi Wiyasa tahu siapa pelaku nya dan malam ini juga jangan harap mereka bisa kabur, WIYASA KEJAR DAN AMBIL NYAWA NYA SEKARANG JUGA!"

Teriak Nilu Wulan memerintah kepada sosok leak di hadapan nya.

Wiyasa adalah sosok leak yang sudah mengikuti Nilu Wulan sejak kecil dan mereka lumayan akrab namun semua itu bisa di hentikan oleh pemangku adat dan bedande pemuka agama hindu di wilayah tersebut dan mereka semua serta para warga masyarakat mencoba menenangkan Nilu Wulan yang terbakar amarah nya malam itu.

" Nilu tenang lah dahulu jangan terbawa emosi kasihan Ayu melihat semua ini,"

Ucap Nilu Lastri sambil memegang lengan Nilu Wulan.

" Bila hal ini terjadi kepada putri mu aku yakin diri mu pun juga melakukan hal yang sama seperti ku,"

Jawab Nilu Wulan dengan air mata yang sudah terjatuh membasahi pipi.

" Kami semua paham dengan kesedihan yang sedang di rasakan Nilu Wulan tapi untuk saat ini tolong Nilu tahan amarah Nilu dahulu sampai prosesi ngaben Ayu usai di laksanakan,"

Ucap Nilu Nilam istri bedande pemuka agama di desa itu.

Saat itu semua warga masyarakat juga merasakan kesedihan yang di alami keluarga Pak Susena dengan pergi nya Ayu untuk selama - lama nya dengan cara yang sangat tragis dan pasti nya tidak ada satu orang tua bisa dengan mudah memaafkan pelaku kejahatan yang sampai merenggut nyawa putri atau putra mereka dengan cara tragis seperti itu.

Lalu bagaimanakah nasib Wayan, Made, Adit dan Ketut sebagai pelaku semua ke jadian ini bisakah dengan cara melarikan diri dari desa tersebut bisa menyelamatkan nyawa mereka dari kejaran Wiyasa yang wujud nya sangat menyeramkan dan pasti nya akan mengetahui kemana pun mereka pergi nya dan bagaimana dengan Nilu Wulan dan Pak Susena bisakah benar - benar ikhlas melepas kepergian Ayu untuk selama nya?

Ikuti terus kisah mereka semua dan temukan jawaban nya hanya di PEMBURU LEAK dan jangan pernah bosan untuk selalu dukung author agar semangat nulis nya.

BAB 3 . PENJELASAN

Bila sesuatu belum jelas atau tidak paham maka akan terjadi kesalah pahaman maka penjelasan sangat lah di butuhkan begitu juga yang terjadi saat ini kesalahan informasi sehingga melayang lah nyawa Ayu putri semata wayang Pak Susena dan Nilu Wulan, Lalu apakah semua ini akan terus menjadi sebuah kesalah pahaman atau kah akan ada penjelasan dari pemangku adat dan bedande yang lebih paham tentang ilmu tersebut, Mari kita tilik bersama penjelasan mereka.

Pagi itu acara ngaben jasad nya Ayu akan di laksanakan dan semua sudah di persiapkan dengan sedemikian rupa sesuai peraturan adat setempat, Di sisi lain Adit, Wayan dan Made sudah keluar dari desa tersebut dengan membawa rasa ketakutan dalam hati nya namun berbeda dengan Ketut yang mengikuti semua prosesi ngaben nya Ayu.

Sebenar nya ada rasa takut dalam hati Ketut untuk mengatakan sejujur nya kepada kedua orang tua nya Ayu namun diri nya berfikir lebih baik diri nya berkata jujur sekarang dari pada seluruh keluarga nya di babat habis oleh leak peliharaan Nilu Wulan yang wujud nya lumayan menyeramkan, Saat itu Ketut mendekati pemangku adat untuk meminta pendapat.

" Beli Karta bisa tidak kita berbicara sebentar?"

Tanya Ketut yang berdiri di sisi kanan pemangku adat.

" Bisa, Ada apa Tut apakah ada masalah dengan mu sampai wajah mu gugup begitu?"

Jawab Beli Karta sebagai pemangku adat desa tersebut sambil tersenyum kepada Ketut.

" Iya Beli, Mari kita ke dekat pura sebentar,"

Ucap Ketut diiringi senyum gugup.

Kemudian mereka berdua berjalan ke sebuah pura yang letak nya tidak begitu jauh dari lokasi ngaben, Sedangkan prosesi ngaben masih berlangsung dan penduduk desa pun turut hadir menyaksikan acara ngaben jasad nya Ayu.

" Beli Karta saya minta solusi, Sebaik nya saya harus jujur mengatakan atau tidak perlu mengatakan kepada kedua orang tua nya Ayu?"

Tanya Ketut sambil melangkahkan kaki menuju pura.

" Maksud nya, Apakah kamu mengetahui siapa yang melakukan semua ini kepada Ayu Tut?"

Tanya balik Beli Karta dengan nada bingung.

" Iya Beli saya mengetahui bagaimana kronologi kejadian nya tapi saya bingung harus bagaimana?"

Jawab Ketut dengan nada sedih dan menyesal.

" Begini saja Tut nanti sepulang dari acara ngaben kamu bicara saja sejujur - jujur nya kepada kedua orang tua Ayu di depan ku dan bedande agar tidak timbul fitnah lagi nanti nya,"

Ucap Beli Karta sambil menepuk pundak Ketut mencoba menenangkan Ketut.

Kemudian mereka berdua pun kembali menuju ke area ngaben dan saat itu perkataan Ketut mampu mengganggu pikiran dan hati Beli Karta yang berfikir bagaimana cerita sebenarnya mengapa bisa terjadi hal itu kepada Ayu dan siapa sebenarnya pelaku nya pasti nya pelaku nya tidak akan di lepaskan begitu saja dengan Nilu Wulan sebab sudah jadi rahasia umum bahwa kedua orang tua Ayu memang memiliki ilmu pengleakan.

Hanya saja Pak Susena memiliki ilmu leak yang di sebut dengan ilmu leak penengen ( Jalur kanan, White magic ) sedangkan Nilu Wulan memiliki ilmu leak pengiwa ( Jalur kiri, Black magic ) itu lah yang membuat Nilu Wulan sering mendapatkan fitnah bila ada sesuatu terjadi meski pelaku nya bukan lah Nilu Wulan bahkan kali ini hingga merenggut nyawa Ayu putri semata wayang nya.

Acara ngaben pun telah usai dan para masyarakat pun kembali pulang ke rumah masing - masing kecuali pemangku adat, bedande dan Beli Agung sebagai saksi saat di temukan jasad Ayu malam kemaren serta Ketut yang berniat mengatakan semua nya kepada kedua orang tua Ayu apa pun resiko nya.

" Beli Agung, Beli Runda maaf jangan pulang dulu mari ke rumah Pak Susena ada yang perlu di bicarakan,"

Pinta Beli Karta sebagai pemangku adat sambil diiringi senyum ramah kepada kedua nya.

" Apa ada hal penting Beli Karta sampai melarang kita pulang lebih dahulu?"

Tanya Beli Runda seorang bedande di desa tersebut kepada Beli Agung sambil menoleh ke arah Beli Karta.

" Tidak ada Beli hanya saja ada yang akan di bicarakan oleh Ketut kepada kedua orang tua almarhumah Ayu dan saya harap kita bisa jadi saksi dan penengah nanti nya di antara kedua belah pihak,"

Jawab Beli Karta sambil merangkul pundak Ketut berjalan menghampiri Beli Runda dan Beli Agung.

" Apakah kamu mengetahui pelaku nya Tut?"

Tanya Beli Agung dengan tatapan serius kepada Ketut.

" Sudah nanti saja kita bicarakan disana dan jangan sampai main hakim sendiri ya Beli Agung."

Jawab Beli Karta sambil merangkul pundak Beli Agung melanjutkan langkah nya menuju rumah Pak Susena.

Pasti nya saat itu dalam hati Ketut sangat gelisah dan ketakutan sebab diri nya takut di hajar oleh masa dan di makan oleh leak peliharaan Nilu Wulan sebab Ketut mengetahui kejadian itu namun tidak mencegah ketiga teman nya namun ikut menggoda Ayu saat itu, Tidak lama kemudian sampai lah mereka berempat di rumah Pak Susena yang saat itu masih ada beberapa orang yang mencoba menghibur Nilu Wulan.

" Pak Susena dan Nilu Wulan maaf mengganggu, Kami berempat kemari hanya ingin menemani dan menjadi penengah antara Ketut dan Pak Susena serta Nilu Wulan,"

Ucap Beli Karta sambil duduk di samping Ketut.

" Ada apa sebenar nya Beli lalu apa kah Ketut pelaku semua ini?"

Tanya Nilu Wulan dengan tatapan bingung.

" Mari kita dengarkan apa yang di ketahui oleh Ketut dan tolong Nilu kendalikan emosi jangan sampai main hakim sendiri,"

Jawab Beli Karta dengan nada tenang.

Kemudian Ketut pun di minta untuk menceritakan kejadian sesungguhnya siapa pelaku pembunuhan tragis kepada Ayu, Saat itu Ketut mulai menceritakan semua dari awal mula kejadian siapa yang memiliki ide tersebut dan siapa yang mengajak untuk menggoda dan mengejar Ayu sehingga saat itu Ayu memilih menjatuhkan diri ke jurang bahkan saat Aditya mengajak mereka bertiga meninggal kan desa pun di cerita kan oleh Ketut.

Sambil menangis Pak Susena dan Nilu Wulan mendengarkan pengakuan dari Ketut yang bercerita dengan nada gugup dan ketakutan, Bahkan sebenarnya tidak hanya Pak Susena dan Nilu Wulan yang merasa sedih dan geram saat mendengar pengakuan dari Ketut hampir semua warga yang saat itu mendengar juga turut geram mendengar ulah mereka.

" KEJAR MEREKA DAN BAWA MEREKA KE HADAPAN KU, NYAWA HARUS DI BAYAR NYAWA!"

Teriak Nilu Wulan sambil berdiri dengan mata terbelalak.

" Benar kami dukung keputusan Nilu, Jangan biarkan mereka lolos!"

Ucap beberapa warga dengan nada geram mendukung tindakan Nilu Wulan.

" Tolong tenang, Jangan main hakim sendiri serahkan masalah ini kepada hukum yang berlaku!"

Ucap Beli Karta mencoba menenangkan masyarakat yang terlihat turut terbakar amarah nya.

" AYU PUTRI KU JADI HUKUM KU LAH YANG BERLAKU UNTUK MEREKA, KALIAN SEMUA JANGAN IKUT CAMPUR!"

Ucap Nilu Wulan yang sudah berubah wujud menjadi leak saat itu.

" Nilu jangan ... biarkan kami yang menyelesaikan agar tidak semakin panjang masalah nya."

Ucap Beli Karta mencoba menahan Nilu Wulan sebisa mungkin.

" Beli Karta, Biarkan Nilu Wulan melepaskan amarah nya aku akan mengikuti nya dengan Pak Susena,"

Ucap Beli Runda seorang bedande pemuka agama di desa tersebut.

Maka saat itu Nilu Wulan yang sudah berwujud leak berambut panjang, mata yang bulat lebar dan kuku yang panjang berjalan keluar dari dalam rumah nya menuju ke desa di mana Aditya, Wayan dan Made tinggal dan di belakang nya diikuti oleh Pak Susena dan Beli Runda seorang bedande desa tersebut.

Sedangkan warga lain dan Ketut kembali pulang kerumah masing - masing sambil membahas kejadian tersebut sebab bagi warga lain nya suatu kewajaran bila Nilu Wulan dan Pak Susena marah besar kepada mereka bertiga sebab tindakan mereka sungguh keterlaluan dalam bercanda dan lagi Ayu tidak tahu menahu mengenai ilmu leak.

Sebab selama ini kedua orang tua nya tidak pernah memberi tahu bahwa kedua orang tua nya memiliki ilmu tersebut dan lagi selama ini kedua orang tua Ayu tidak pernah memakai ilmu nya untuk kejahatan namun di gunakan untuk membantu orang yang sedang kesusahan jadi fitnah yang sudah mereka buat sampai menimbulkan korban jiwa saat ini.

Di sisi lain ada Aditya, Wayan dan Made yang sedari malam seperti nya terjebak di sebuah hutan kecil sehingga semalaman mereka berjalan hanya berputar - putar saja di hutan tersebut tanpa menemukan jalan keluar untuk sampai di jalan besar, Sebab semua warga desa tersebut saat akan menuju kota harus berjalan kaki terlebih dahulu melewati hutan kecil di seberang sungai pemisah sebuah desa.

" Yan mengapa kita berjumpa lagi dengan pohon nangka ini bukan kah tadi kita mengawali perjalanan dari pohon nangka ini?"

Tanya Made dengan tatapan bingung.

" Iya benar juga, Ini ada bekas aku buat tanda di pohon nangka ini?"

Jawab Wayan sambil menggaruk kepala nya melihat pohon nangka di hadapan nya.

" Dari malam hingga siang ini kita sudah 27 kali melewati pohon nangka ini sebenar nya ada apa ini?"

Tanya Adit sambil melihat pohon nangka lalu melihat sekitarnya bergantian.

Lalu mereka bertiga pun diam sejenak saling menatap bingung dan wajah yang mulai pucat ketakutan, Tidak lama kemudian mereka bertiga mendengar suara langkah kaki yang berat langkah nya menuju arah mereka dan sayu - sayu mereka mendengar suara yang lumayan membuat bulu kuduk berdiri.

" Tolong aku ... bagikan aku air ... tolong aku ... aus ..."

Suara itu terdengar lirih namun lumayan jelas terdengar dengan suara langkah kaki yang di seret.

" Dit apa kamu mendengar suara perempuan minta tolong?"

Tanya Wayan dengan mata terbelalak kearah Aditya.

" Tidak, Aku tidak mendengar apa - apa, Telinga mu saja yang aneh Yan mana ada perempuan di hutan ini,"

Jawab Adit dengan ketus sambil melihat ke sekitarnya.

" Eh lihat ada perempuan benar di ujung sana, Mungkin dia yang meminta tolong itu tadi,"

Ucap Made sambil menunjuk ke arah belakang nya Adit dan Wayan.

" Aku tidak melihat, Halusinasi mu terlalu berlebihan Made,"

Ucap Adit sambil sesekali menengok arah belakang.

" Bukan kah itu Ayu, Sedang apa dia di hutan ini dan kalau benar itu Ayu berati dia masih hidup dan selamat, Ayo kita datangi untuk memastikan itu benar - benar Ayu atau bukan,"

Ucap Wayan sambil menarik jaket Adit.

" Apaan si kalian berdua ini aneh deh, Semalam kata nya Ayu meninggal di jurang sana sekarang berbicara Ayu di hutan ini lalu mana yang benar?"

Ucap Adit dengan nada gusar melangkah mengikuti Wayan dan Made.

" Sudah kamu diam Dit, lebih baik kita lihat terlebih dahulu."

Jawab Made dengan tatapan serius ke arah suara yang semakin jelas.

" Tolong beri aku air ... haus ... tolong aku ...."

Suara itu terdengar lagi dengan jelas oleh mereka bertiga.

Saat itu mereka bertiga sudah sampai di sebuah pohon trembesi yang sangat besar dan sudah berusia ratusan tahun dan suara itu semakin jelas pasti siapa pun yang mendengar akan berdiri bulu kuduk nya begitu pun dengan mereka bertiga saat ini yang melawan rasa takut dari dalam hati untuk memastikan suara itu adalah manusia yang mengucapkan bukan lah mahkluk tak kasat mata.

Kemudian mereka bertiga mulai menyibak kan rumput yang sudah lumayan tinggi berharap dapat menemukan sosok perempuan yang meminta tolong tersebut namun mereka tidak menemukan siapa pun juga di bawah pohon trembesi besar itu yang mereka temukan hanyalah tas milik Ayu yang saat itu terakhir di gunakan pergi ke sekolah.

" Dit bukan kah itu tas milik Ayu yang waktu itu di gunakan?"

Tanya Made sambil menunjuk sebuah tas yang tergeletak di tanah.

" Iya benar itu tas milik Ayu, Jangan - jangan itu tadi suara Ayu yang meminta tolong?"

Jawab Wayan sambil memegang leher belakang nya.

" Ini ni efek kebanyakan nonton film horor jadi pikiran nya suka aneh dengar yang seperti itu, Kita sudah hidup di era modern mana mungkin ada hantu atau apalah itu, Sudah lah ayo kita jalan lagi,"

Ucap Adit dengan nada gusar menarik lengan kedua teman nya.

Namun saat mereka mulai melangkahkan kaki nya untuk meninggalkan tempat itu tiba - tiba terdengar lagi suara perempuan menangis dengan suara yang sangat sedih dan nyaring, Saat itu Wayan dan Made segera merangkul lengan Adit dengan tatapan menyebar berkeliling ke sekitar mencoba mendengarkan dari mana asal suara tangisan yang menyayat hati itu.

" Kalian ini kenapa si seperti wanita saja main gandeng - gandeng lengan risih tahu, Lepas kan tangan kalian!"

Bentak Adit kepada kedua teman nya yang mulai ketakutan.

Perlahan kedua teman nya melepaskan pegangan nya di lengan Adit dengan wajah ketakutan sedangkan Adit melangkah berjalan meninggalkan mereka berdua menuju pohon nangka di mana awal nya mereka bertiga berkumpul dan mencari jalan menuju jalan besar untuk pergi ke kota, Sedangkan Nilu Wulan mendatangi rumah mereka bertiga bergantian untuk mencari mereka bertiga dengan wujud leak yang mengerikan dan menakutkan.

Lalu apakah yang akan terjadi kepada mereka bertiga apakah mereka bisa lepas dari Nilu Wulan dan bisakah mereka bertiga keluar dari hutan yang membuat mereka kebingungan dan suara siapakah sebenarnya yang meminta tolong itu?

Jangan pernah beranjak dari kisah ini dan temukan jawaban nya hanya di PEMBURU LEAK dan jangan pernah bosan untuk selalu dukung author agar semangat nulis nya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!