Bonten ⟨⟨Sanzu X Y/N⟩⟩ [S1]
«Episode 1»
Seorang gadis yang berusia 25 tahun yang di duga mantan ketua geng mafia di Rusia tiba-tiba tertangkap oleh organisasi kriminal di Jepang saat beroperasi di dermaga Tokyo.
Saat ini dia sedang di sekap di sebuah ruangan yang berada di markas organisasi kriminal itu. Ruang gelap yang kotor dan minim cahaya itu membuat ruangan itu terlihat sangat angker.
Dan banyak bercak darah yang menempel di lantainya.
Y/n di siksa 10 jam lamanya setelah tertangkap. Jika orang normal saja jika di siksa selama itu pasti dia sudah tewas 5 jam yang lalu.
Namun berbeda dengan gadis mantan ketua geng mafia ini seperti Y/n. Meski di siksa 10 jam lamanya dia masih bertahan meski sudah sangat tidak berdaya.
Sanzu
[Menyiksa Y/n, memukuli dan menyayat tubuhnya]
Y/n
[Diam tidak melawan hanya bisa melihat Sanzu menyiksanya dan tubuhnya penuh dengan memar dan luka sayatan.]
Rindou
Btw orang yang pernah berjaya di Rusia memang berbeda ya? [Smirk dengan mengisap rokok]
Sanzu
Hahaha! Diam tidak berekspresi saat di siksa?! [Mengangkat dagu Y/n]
Sanzu
Kau depresi?! Butuh obat?!
Y/n hanya diam sambil menatap datar orang yang di hadapannya. Namun, tiba-tiba dia angkat suara.
Y/n
Tidak ada gunanya kau bilang seperti itu. [Senyum sinis]
Y/n
Kau berniat ingin membunuhku kan?
Y/n
Ayo, cepatlah bunuh aku! Mau mati sekarang ataupun besok tidak ada bedanya!
Sebuah tamparan berhasil mendarat tepat di pipi Y/n. Dia tersungkur lalu kembali bangun.
Sanzu
Rindou! Kau dengar kan dia bicara apa?!
Sanzu
Sepertinya dia depresi berat. [Menyeringai]
Rindou berjalan mendekati Y/n dan langsung meludahi wajah cantik Y/n.
Rindou
Heh bodoh! [Mencengkeram erat kedua pipi Y/n dengan satu tangan]
Y/n
Cih! Bodoh ngatain bodoh! [Smirk]
Rindou
Haha! [Tertawa paksa]
Rindou
Tidak peduli siapa yang paling bodoh disini! Cepat katakan, dimana Kuto berada?
Y/n
Mau sampai kiamat pun aku tidak akan pernah memberitahumu tentang paman ku.
Rindou membuang muka Y/n ke samping dan pergi duduk di kursi.
Rindou
Hei! Lihatlah bocah ini! Sepertinya Kuto tidak berhasil mendidik keponakannya dengan baik!
Sanzu
"Dengan baik?", gadis ini saja dari kecil sudah di ajarkan cara membunuh orang bagaimana mau jadi baik?
Rindou
Sudah buat gadis ini mengatakan dimana Kuto berada!
Di tengah pembicaraan mereka berdua tiba-tiba Y/n jatuh pingsan karena sudah tidak tahan karena kehabisan banyak darah.
Sanzu
Dia gadis keras kepala, gak mungkin mau bilang begitu saja!
Sanzu
Nama saja dia tidak mau mengatakan apalagi keberadaan Kuto!
Rindou
[Melihat Y/n pingsan]
Rindou
Kau tidak berniat langsung membunuhnya?
Sanzu
Hnm? [Ikut melihat Y/n]
«Episode 2»
Sanzu
Nama saja dia tidak mau mengatakannya apalagi keberadaan Kuto!
Rindou
[Melihat Y/n yang sedang pingsan]
Rindou
Lihat, kau tidak berniat langsung membunuhnya?
Sanzu
Hnm? [Ikut melihat Y/n]
__________________________
Sanzu yang melihat Y/n pingsan dia langsung berjalan ke arahnya dan mengeluarkan sebuah pedang.
Namun di saat Sanzu ingin menebaskan pedangnya tiba-tiba seorang pria datang.
Koko
Kau mau apa? [Bersandar di pintu sambil melipat kedua tangannya di sela-sela lengan]
Koko
Membunuh gadis itu tanpa mendapat petunjuk percuma!
Rindou
Kalau tidak di bunuh kita bisa bahaya, kau juga tau kan siapa gadis ini?
Koko
Setelah kita dapat sebuah petunjuk tak masalah kita membunuhnya!
Koko
Sementara ini bawa dia ke RS untuk penyembuhannya, kalo di biarkan begini dia bisa mati.
Sanzu
Tunggu-tunggu! Sejak kapan kau peduli terhadap musuh? Jangan bilang kau menyukai gadis ini ya? [Menyeringai]
Koko
Ini soal Kuto! Kalau kita tidak mendapatkan informasi tentangnya dari gadis ini mau dari siapa lagi?
Koko
Apalagi Kuto mafia dari Rusia yang terkenal cerdas dan hebat, akan susah kalo menangkapnya!
Rindou
Ada benarnya juga yang Koko katakan [Gumamnya sambil memikirkan perkataan Koko]
Rindou
Sanzu, bagaimana pendapatmu?
Sanzu hanya melamun sambil melihat Y/n. Dia berpikir sangat ingin menghabisi Y/n karena dendam kepada Y/n yang pernah membuat Mikey koma di habisinya.
Sanzu
Hahh~ [Menghela nafas kasar]
Sanzu
Baiklah terserah kalian! [Berjalan pergi]
Koko
Kau mau kemana? Ini tugasmu membawanya ke RS. [Ucapnya menghentikan Sanzu]
Sanzu
[Menoleh kembali ke arah Y/n]
Sanzu
Aku? Kenapa harus aku? Tak sudi aku menggendongnya!
Rindou
Heh! Bajumu sudah penuh darahnya akan repot jika bajuku terkena darahnya juga, apalagi jas ini masih baru [Melihat jas yang di kenakan di tubuhnya]
Koko
Punyaku juga masih baru! [Ucapnya sambil berlalu pergi]
Begitu pula juga Rindou, dia juga ikut pergi bersama Koko dan tinggallah Sanzu dan Y/n di ruangan itu.
Sanzu
[Hanya melihat mereka berdua yang sudah pergi]
Sanzu
[Kembali melihat Y/n sambil berpikir]
Sanzu
Hah sudahlah~ [Pasrah]
Mau tidak mau Sanzu terpaksa harus membawa Y/n ke rumah sakit meski dalam batinnya dia sangat membenci Y/n.
Dia membawa ke RS yang gengnya punya, karena tidak mungkin dia membawa ke RS umum bisa-bisa orang mengetahui siapa dirinya.
Sanzu duduk di kursi tunggu sambil menunggu informasi dari dokter mengenai Y/n yang sedang di operasi.
Setelah beberapa jam dokter keluar dari ruang operasi.
Sanzu
[Langsung menghampiri dokter setelah melihat dia keluar]
Sanzu
Langsung saja! Bagaimana operasinya?!
Dr. Renata
Tuan tidak tau saja, sudah pasti berhasil jika aku yang menanganinya.
Sanzu
Oke, upahmu sudah ku kirim ke rekeningmu❄️
Dr. Renata
[Langsung mengecek pesan masuk di ponselnya]
Sanzu
Aku pergi dulu, rawat dia sampai sembuh total❄️
Dr. Renata
Baik serahkan saja padaku [Senyum senang]
Sanzu pergi kembali ke markas untuk menjalani tugas-tugas yang lainnya sebagai anggota.
Di ruang rawat, terlihat Y/n masih dengan kondisi belum sadar karena telah di operasi.
Dan terlihat satu perawat yang sedang memeriksa perkembangan Y/n bersama Dr. Renata.
Suster Kirana
[Sedang mencatat segala informasi yang diberikan Dr. Renata]
Dr. Renata
Gak lama lagi dia udah sadar [Ucapnya memeriksa denyut jantung dengan stetoskop yang dikenakannya]
Dr. Renata
Mending kamu cepat buat obatnya, resepnya sudah ku tulis di kertas yang di atas meja.
Suster Kirana
Baik dok. [Pergi ke ruang laboratorium]
Dr. Renata kembali memeriksa tubuh Y/n. Setelah beberapa saat Y/n tersadar dari pingsannya setelah di operasi.
Dr. Renata
[Menaruh semua alat periksanya ke dalam laci]
Dr. Renata
Kamu sudah sadar? Tak ku sangka lebih cepat dari perkiraan ku.
Y/n
Ini dimana ya? [Ucapnya sambil menatap langit-langit ruangan]
Y/n
Hah? Lalu kau siapa? [Melihat Dr. Renata dengan menyipitkan matanya]
Dr. Renata
Aku Dr. Renata, kamu sekarang di rumah sakit [Tersenyum]
Y/n yang mendengar itu dia langsung bangun dengan wajah yang kesal.
Y/n
Sial! Kenapa di rumah sakit sih?! Kalo gini caranya identitas ku bisa terbongkar begitu saja! [Ucapnya kesal sambil mencabut jarum infus yang tertusuk di tangannya]
Dr. Renata
Tenang! Tenang! Ini rumah sakit private punya Bonten.
Dr. Renata
Tidak perlu khawatir soal privasi identitas mu, di rumah sakit ini semuanya aman..
Y/n
Tunggu! Apa kau bilang?!
Y/n
Tunggu sebentar! [Kembali mengingat kejadian sebelum dia di bawa ke RS]
Y/n
Jadi yang membawaku kemari anggota Bonten?
Dr. Renata
Iya tuan Sanzu yang membawamu kemari. [Ucapnya sembari memasang kembali jarum infus ke tangan Y/n]
Y/n
Bodoh! Padahal dia berniat ingin membunuhku tapi kenapa malah membawaku ke rumah sakit?!
Dr. Renata
Jelas ada alasannya dia membawamu ke rumah sakit.
Suster Kirana datang membawa obat dan membawa segelas air putih lalu meletakkannya di atas meja.
Suster Kirana
Sudah sadar ya? [Ucapnya tersenyum sambil melihat Y/n]
Y/n
[Menatap sinis Suster Kirana]
«Episode 3»
Suster Kirana
Oh kamu sudah sadar? [Tersenyum melihat Y/n]
Y/n
[Menatap sinis Suster Kirana]
Malam harinya, Y/n sedang duduk di sebuah taman depan rumah sakit dengan di temani oleh Dr. Renata.
Y/n menatap langit malam yang indah dengan dihiasi banyak bintang sambil menyeringai.
Y/n
Andai malam ini selamanya. [Menyeringai menatap langit malam]
Dr. Renata
[Tersenyum melihat Y/n]
Dr. Renata
Ini sudah larut ayo masuk, kamu harus beristirahat.. [Ajaknya menggandeng tangan Y/n]
Y/n
Aku tidak ingin masuk, aku tidak suka dengan teman mu itu! [Tegasnya]
Dr. Renata
Maksudmu suster Kirana? Memangnya ada apa?
Y/n
Sebaiknya kau saja yang masuk, tidak usah repot menjagaku aku tidak akan kabur❄️
Dr. Renata
Tapi tidak mungkin aku meninggalkanmu sendiri apalagi kamu masih butuh bantuan agar bisa berjalan. [Khawatir]
Kebaikan dan kelembutan dokter Renata membuat Y/n bingung. Sehingga dia berpikir kenapa dia sangat baik padanya.
Y/n
{Kenapa wanita ini bisa sebaik ini? Halah paling juga karena dia seorang dokter}
Dr. Renata
Oh ya, aku belum tau siapa namamu, tolong katakan padaku siapa namamu?
Y/n tidak menggubris pertanyaan Dr. Renata, dan mendadak wajahnya berubah menjadi datar tidak berekspresi.
Dan kembali dia menatap langit malam indah itu sambil menyeringai.
Dr. Renata
[Ikut melihat langit malam]
Beberapa detik tidak ada topik yang di bahas oleh mereka berdua.
Dr. Renata
Kau menyukai bintang ya?
Y/n
Iya, karena bintang mengingatkanku pada sesuatu.
Suasana yang hening tadi menjadi cair karena bicaranya Y/n menjadi sedikit hangat.
Dr. Renata
"Pada sesuatu?", kalo boleh tau apa kau bisa menceritakannya padaku?
Y/n kembali tidak menggubris pertanyaan Dr. Renata. Dan tiba-tiba saja dua orang pria datang menemui mereka.
Sanzu
Sudah baik?❄️ [Menatap sinis Y/n]
Y/n
Untuk apa kau datang kemari?! [Ucapnya dengan senyum sinis yang tergambar di mulutnya]
Koko
Jika tak ada yang penting tak mungkin kami malam-malam datang kemari.
Sanzu
Dr. Renata bisa pergi sebentar? Kami ingin berbicara!❄️
Dr. Renata
Baik tuan [Ucapnya tersenyum lalu pergi]
Y/n
Tujuan kalian datang pasti akan menanyakan tentang keberadaan paman Kuto kan? [Datar]
Sanzu
Iya! Cepat katakan, lagi pula kau mengatakannya kau mati dan kau tidak mengatakannya kau juga akan tetap mati. [Menyeringai]
Sanzu
Lebih baik katakan saja sekarang!
Y/n
Hahh~ [Menghela nafas]
Y/n
Keras kepala sekali! [Gumannya kesal]
Y/n
Padahal sebelumnya aku juga sudah mengatakan pada kalian, mau sampai kiamat pun aku tidak akan memberitahunya! [Nyengir]
Y/n
Dan aku juga berkata "mau mati sekarang ataupun besok tidak ada bedanya"
Y/n
Itu artinya aku sudah mempersilahkan kalian untuk membunuhku, apa itu masih kurang? [Datar]
Sanzu
Ck! Jaalang sia*lan! [Mengeluarkan pedangnya ingin menebas leher Y/n]
Koko
[Menahan Sanzu] Cukup Sanzu! Jika kau berada di posisinya kau pasti akan mengatakan hal yang sama bukan?
Koko
Dia pengikut setia Kuto, kau pun juga sama kan? Kau pengikut setianya Mikey.
Sanzu
Cih! Lagi-lagi kau seperti membelanya! [Kesal]
Sanzu kembali menutup pedangnya dan Y/n hanya menatap malas Sanzu.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!