Di dasar gua yang terselimuti oleh kegelapan, seorang pria berambut hitam dengan mata sipit berwarna abu-abu tergeletak tak sadarkan diri di atas batu besar. Saat ini, ia mengenakan topi fedora hitam, jas hitam, celana hitam dan sepatu kulit hitam.
Di tengah pingsannya, suara seorang perempuan yang terdengar sangat indah dan sopan muncul dan seketika membangunkannya.
[Memulai sinkronisasi dengan pemilik tubuh... 5%... 15%... 25%... 50%... 75%... 100% Sinkronisasi berhasil dengan sempurna. Raja Iblis, Tuan Siyah Peace, selamat datang di dunia game, Vanaheim! Anda mendapatkan bonus pemain baru.]
“Siapa kau...?! Tidak, yang lebih penting, di mana aku? Rasanya aku belum pernah melihat tempat ini...” Ucap Peace dengan lirih sambil beranjak duduk dengan kesulitan. Setelah duduk, ia membetulkan posisi topi fedoranya yang sempat kacau ketika bangun.
[Selamat! Pedang tingkat F, berhasil didapatkan. Selamat! Skill tingkat S, Collect, berhasil didapatkan.]
“Suara itu muncul lagi, siapa kau? Mengapa kau bisa mengetahui namaku? Kelelawar di atas nampak tidak mendengar suaramu yang indah itu. Sebenarnya, dari mana suaramu berasal?” Kata Peace sambil melihat-lihat sekitar yang terasa asing baginya.
[Saya akan menjawab semua pertanyaan Anda. Untuk saat ini, saya tidak memiliki nama. Saya bisa mengetahui nama Anda karena sinkronisasi yang sebelumnya dilakukan. Suara saya berasal dari diri Anda sendiri, sehingga para kelelawar tidak bisa mendengar suara saya. Sekarang, Anda berada di dunia game, Vanaheim, tepatnya di dasar gua Zor, gua yang terletak di tengah hutan. Anda terkirim ke dunia Vanaheim berkat Tuhan, Creator of All.]
“Tuhan, ya... Kukira dia hanyalah fiksi belaka yang dibuat manusia. Kalau begitu, aku masih memiliki 1 pertanyaan lagi. Untuk apa kau ada di dalam diriku?” Ucap Peace dengan wajah yang seakan-akan tak takut kepada Tuhan, Creator of All.
[Saya adalah konsep dari informasi itu sendiri, saya diberi tugas oleh Tuhan untuk membantu Anda dalam menjalani kehidupan di dunia baru ini, Vanaheim, dunia di mana apapun bisa terjadi. Tambahan, saya telah menyatu dengan Anda, namun ini bukan berarti bahwa Anda telah menjadi konsep informasi itu sendiri, Anda tetap menjadi diri Anda sendiri.]
“Begitu, ya... Aku memiliki ide! Bagaimana jika aku menamaimu untuk memudahkan kita berkomunikasi, namun apa, ya... Apakah kamu memiliki saran?” Kata Peace sambil berpikir keras untuk memberikan nama yang bagus kepada suara perempuan itu.
[Saya memiliki 3 saran, silahkan dipilih salah satunya. Kesatu, Servant. Kedua, Alice. Ketiga atau yang terakhir, Emerald. Jika Anda menyukai salah satunya, dengan bangga saya gunakan nama itu.]
“Emerald, ya... Kalau begitu mulai sekarang namamu Emerald!” Ucap Peace setelah berpikir cukup singkat. Merasa gatal di bagian punggung, ia memposisikan tangannya seperti mencekeram lalu digerakkan ke punggungnya, namun anehnya, ia malah merasa seperti tengah memegang sebilah pedang.
“Apa ini? Pedang, ya?” Kata Peace dengan penasaran. Tak sabar, ia tarik pedang itu ke hadapannya dari punggung. Seketika Peace langsung terpana dengan kecantikan sarung pedang itu yang sangat terawat, warnanya hitam dengan ornamen emas, sehingga terasa sangat mewah. Pedang ini tidak terasa berat yang membuatnya mudah digunakan.
“Menarik, benar-benar pedang yang menarik, namun mengapa pedang sebagus ini berada di punggungku?” Ucap Peace sambil membuka sarung pedang itu dan ditaruh di sisinya. Selepas membuka sarung pedang, ia kembali kagum dengan bilah pedang itu yang sangat tajam dan terawat.
[Pedang itu Anda dapatkan dari bonus pemain baru. Tuhan memberi semua pemain baru bonus secara acak untuk memudahkan hidup mereka di dunia Vanaheim, ada yang dapat kapak dan ada juga yang dapat busur panah, sementara itu, Anda dapat pedang.]
“Aku paham, Tuhan baik, ya, bahkan untuk Raja Iblis sekalipun. Aku berharap, salah satu bawahanku juga terkirim ke dunia Vanaheim untuk menemaniku... Benar juga, ketika keluar aku akan mencari mereka.” Kata Peace dengan penuh penasaran.
“Kalau begitu, aku tak perlu berlama-lama di dasar gua membosankan ini, Emerald! Bisakah kau menuntunku keluar? Seharusnya bisa, 'kan?” Tanya Peace sambil perlahan berdiri di atas batu besar.
[Tentu saja bisa. Tetapi sebelum itu, saya perlu memperlihatkan Status yang Anda miliki, supaya Anda bisa mengetahui seberapa kuat diri Anda sendiri dan tidak gegabah ketika melawan musuh yang lebih kuat.]
Tiba-tiba sebuah hologram muncul di hadapan Peace yang membuatnya heran, karena di dunia sebelumnya tidak ada hal seperti ini.
...[Yes/No]...
“Apa ini? Aku harus berbuat apa? Iya atau tidak, aku harus pilih yang mana?” Tanya Peace dengan kebingungan.
[Hologram di hadapan Anda terbentuk dari informasi yang saya kirimkan, dengan menekan tombol Yes, informasi yang berisi Status milik Anda sendiri akan muncul, maka dari itu, pilihlah tombol Yes.]
Setelah mendengar itu, sesuai dengan saran Emerald, Peace menekan tombol Yes dengan perlahan yang seketika tulisan itu menghilang, diganti dengan Status milik Peace.
...[Status]...
...Nama : Siyah Peace...
...Umur : 17 tahun...
...Ras : Iblis...
...Skill : Collect...
...Senjata : Pedang...
...Level : 1...
...‹ ›...
...Inventaris Statistik...
...[Keluar]...
“Wah, jadi ini Statusku, ya... Nama Siyah Peace, umur 17 tahun, ras Iblis, Skill Collect, Senjata pedang, Level? Hanya satu, ya. Inventaris? Statistik? Apa itu? Dan yang terakhir, tombol keluar.” Ucap Peace dengan penasaran, dibarengi pertanyaan.
[Level seperti tingkatan, semakin tinggi Level Anda, semakin istimewa juga Anda di mata pemain lain, selain itu, Level berguna untuk meningkatkan kekuatan secara pasif. Inventaris adalah tombol yang berguna untuk menyimpan barang, Anda hanya perlu memegang barang itu dengan niat memasukkannya ke inventaris, dan secara otomatis barang itu masuk ke inventaris Anda. Anda bisa mengeluarkan barang yang tersimpan dengan memasuki tombol inventaris lalu mengambilnya secara manual atau dengan hanya memiliki niat untuk mengeluarkannya dari inventaris. Sementara itu, tombol Statistik berguna untuk meningkatkan kekuatan Anda secara manual dengan hanya menggunakan Fragment yang bisa didapat setelah mengalahkan musuh.]
“Ribet amat, namun penjelasanmu sangat berguna, terima kasih.” Kata Peace sambil menekan tombol Statistik karena rasa penasarannya yang tak bisa ditahan lagi.
...[Statistik]...
...Fragment : 0...
...STR : 1 [+]...
...AGI : 1 [+]...
...VIT : 1 [+]...
...MP : 100 [+]...
...HP : 100...
...« ‹...
...Inventaris Status...
...[Keluar]...
“Fragmentku nol, ya... STR 1? AGI 1? VIT 1? MP 100? HP 100? Apa maksudnya semua ini?” Tanya Peace dengan kebingungan karena banyak hal yang tidak dimengertinya.
[STR atau Strength bisa meningkatkan kekuatan serangan dengan menekan tombol plus di kanannya, seketika kekuatan serangan yang Anda miliki meningkat menjadi 2, begitu juga dengan lainnya. AGI atau Agility bisa meningkatkan kecepatan, kecepatan serangan, kecepatan bergerak dan kecepatan reaksi terhadap serangan lawan. VIT atau Vitality bisa meningkatkan pertahanan fisik dan kapasitas serta regenerasi HP atau Health Point yang adalah darah. Untuk mengeluarkan Skill, Anda memerlukan jumlah MP atau Mana Point tertentu, jika jumlah MP tidak sesuai atau habis, maka Anda tidak bisa mengeluarkan Skill sampai MP kembali naik atau penuh. Sekian penjelasannya.]
Bersambung...
“Begitu, ya.” Ucap Peace sambil menekan tombol Keluar, setelah itu, ia mengeluarkan pedangnya yang digenggam menggunakan tangan kiri untuk berjaga-jaga kepada rintangan yang akan muncul ke depannya.
“Emerald! Tuntun aku keluar dari dasar gua membosankan ini. Mungkin saja, bawahanku yang juga terkirim ke dunia Vanaheim telah menungguku di suatu tempat.” Kata Peace sambil menunggu jawaban Emerald.
[Baiklah, saya mengerti, Tuan Peace. Tepat di belakang Anda terdapat sebuah lorong panjang, Anda hanya perlu berjalan lurus ke ujung lorong, sesampainya di ujung, di sana akan ada sebuah ruangan luas yang di dalamnya terdapat sebuah tangga yang bisa menuntun Anda keluar dari gua.]
“Tangga? Mengapa ada tangga di dasar gua membosankan ini? Siapa yang membuatnya?” Tanya Peace dengan heran sambil memalingkan kepalanya ke belakang.
[Tangga itu dibuat pemain lain ketika menambang di dasar gua Zor, setelah semua kristal biru yang diincarnya habis, ia naik ke atas dan keluar dari gua, meninggalkan tangga itu dengan perasaan gembira.]
“Begitu, ya. Apakah Tuhan tahu soal ini?” Tanya Peace sambil memalingkan seluruh tubuhnya ke belakang.
[Tentu saja, Tuhan mengetahui segalanya, masa depan, masa kini maupun masa lalu, selain itu, Tuhan juga berada di mana-mana, masa depan, masa kini dan masa lalu. Dengan kekuatan tak terbatas, Dia bisa melakukan apapun sesuai kehendaknya dan adalah akhir dari semua kehidupan. Keberadaan-Nya secara konseptual telah melampaui dimensi ruang dan waktu, bahkan juga telah melampaui dimensi tak terhingga. Dia juga telah melampaui sistem kausalitas, membuatnya tak tersentuh sama sekali. Terlebih lagi, semua ciptaannya hanya dianggap sebagai hiburan yang tak bermakna.]
“Hmm... Tuhan, Creator of All sebutannya... Kapan-kapan aku akan membunuhnya dan mengambil alih posisi sebagai Tuhan.” Ucap Peace sambil berjalan ke lorong itu.
[Membunuh? Apa maksudmu, Tuan Peace? Anda terlalu meremehkannya, Dia telah melampaui sistem dualitas, termasuk hidup dan mati. Sekeras apapun usaha Anda, Anda tetap tidak akan bisa membunuhnya]
“Bercanda, di dunia sebelumnya candaan seperti itu mengundang banyak tawa, tapi di sini tidak, ya...” Kata Peace dengan kecewa sambil terus melangkah ke depan.
Di tengah perjalanan, ia diserbu oleh kawanan semut yang muncul dengan ketakutan dari ujung lorong, seketika Peace bingung apa yang sedang terjadi, ratusan semut melewati sepatu kulitnya yang membuat Peace kesal.
“Semut sialan! Mengapa kau berjalan melewati sepatu terbaikku?” Ucap Peace sambil menggoyangkan kedua kakinya supaya para semut jatuh dari sepatunya, setelah mereka jatuh, dengan kesal, Peace tak segan-segan menginjak para semut tanpa henti.
Setelah para semut yang datang dari ujung lorong mulai berkurang, ia berhenti menginjak-injak dan bergegas kembali kepada tujuan awalnya, menuju ujung lorong dan keluar dari gua melalui tangga. Di tengah perjalanannya, sebuah alarm darurat yang berasal dari Emerald muncul.
[Peringatan! Tortuga, sesosok monster berbentuk kura-kura mendekat, dipastikan para semut lari darinya. Meski levelnya hanya 1, ia memiliki Skill Tingkat A, Blue, yang membuatnya bisa mengeluarkan dan memanipulasi air.]
“Sudah kuduga, para semut tidak mungkin berlari ke arahku tanpa alasan, pastinya ada sosok kuat yang mengejar mereka. Meski levelnya hanya 1, tetap saja dia tidak bisa diremehkan, dia memiliki Skill yang terdengar kuat, Blue.” Kata Peace dengan tenang, seakan-akan dirinya sudah siap bertarung.
“Benar, aku memiliki rencana hebat. Ketika ia muncul, aku akan langsung menyerbunya dengan cepat dari kegelapan.” Ucap Peace sambil bersiap untuk menyerbu Tortuga.
[Sayangnya, Tortuga bisa melihat dalam gelap, namun rencana untuk menyerbu Tortuga dengan cepat cukuplah cerdik, Anda memanfaatkan Agility Tortuga yang lambat, seperti yang diharapkan, Tuan Peace.]
Dari ujung lorong, bayangan seekor kura-kura berukuran normal muncul menghampiri Peace dengan santai.
“Tortuga...? Kukira tubuhnya akan besar, mengecewakan sekali.” Kata Peace sambil terus memperhatikan gerak-gerik Tortuga yang sudah sangat dekat dengannya.
Ketika berjalan dengan pandangan yang hanya berfokus ke arah depan, tiba-tiba, Tortuga merasa ada aura mengerikan tepat di sebelah kirinya, seketika Tortuga yang panik langsung menoleh ke kiri, namun di waktu yang bersamaan, kepala Tortuga telah terbelah menjadi 2 oleh Peace.
“Sayang sekali, aku harus menggunakan pedang ini untuk membunuh keroco sepertinya.” Ucap Peace sambil menjilat darah Tortuga yang menempel di bilah pedangnya.
[Selamat! Level meningkat menjadi 2. Selamat! Fragment bertambah menjadi 1. Selamat! Skill tingkat A, Blue, berhasil didapatkan.]
“Blue? Bukankah itu Skill milik Tortuga? Mengapa aku mendapatkannya?” Tanya Peace dengan heran, dibaluti rasa penasaran.
[Setelah mengalahkan monster, seorang pemain yang mengalahkannya akan mendapatkan Skill monster tersebut. Skill Collect yang Anda miliki juga mempunyai fungsi yang mirip, Skill Collect berguna untuk mencuri Skill pemain lain yang Anda kalahkan.]
“Begitu, ya... Omong-omong, aku memiliki 1 Fragment, 'kan? Berarti bisa kugunakan untuk meningkatkan kekuatanku, ya?” Ucap Peace sambil berhenti menjilati bilah pedangnya yang berlumuran darah Tortuga.
[Iya, benar sekali. Omong-omong, Anda ingin memunculkan Status, 'kan? Katakanlah Status.]
“Kau bisa mengetahui keinginanku, ya. Seperti yang diharapkan darimu, Emerald. Status!” Kata Peace dengan kagum terhadap Emerald. Setelah berkata demikian, muncullah hologram Status.
...[Status]...
...Nama : Siyah Peace...
...Umur : 17 tahun...
...Ras : Iblis...
...Skill : Collect, Blue...
...Senjata : Pedang...
...Level : 2...
...‹ ›...
...Inventaris Statistik...
...[Keluar]...
Tanpa berpikir panjang, ia langsung menekan tombol Statistik. Setelahnya, ia memutuskan untuk meningkatkan Agility-nya.
...[Statistik]...
...Fragment : 0...
...STR : 1 [+]...
...AGI : 2 [+]...
...VIT : 1 [+]...
...MP : 100 [+]...
...HP : 100...
...« ‹...
...Inventaris Status...
...[Keluar]...
“Yosh, selesai. Sejak pertarunganku dengan Tortuga yang bahkan tidak layak disebut pertarungan, Aku baru menyadari bahwa aku lambat, Tortuga yang dikenal lambat masih sempat menyadari auraku, padahal aku sudah mengeluarkan batas maksimal kecepatan.” Ucap Peace dengan wajah masam.
Setelah menekan tombol Keluar, Peace kembali melanjutkan perjalanannya menuju ujung lorong. Beruntung, dirinya tidak mendapat gangguan sehingga mudah baginya sampai ke tujuan, tempatnya sangat luas dan gelap, memberi kesan mengerikan.
Ketika Peace sedang melihat-lihat sekitar, ia dikejutkan oleh suara bebatuan yang terjatuh dari arah depan, merasa ada yang tak beres, ia bergegas pergi ke sana. Sesampainya di lokasi, sebuah cahaya muncul menyilaukan matanya dari atas, refleks ia langsung menutup mata menggunakan tangan kiri.
Setelah terbiasa, perlahan ia menurunkan tangannya, ternyata cahaya itu berasal dari matahari yang baru saja terbit, cahaya masuk melalui lubang besar yang berada tepat di atas dirinya.
“Matahari di dunia Vanaheim tak jauh berbeda dari dunia sebelumnya, ya...” Kata Peace sambil menurunkan pandangannya ke bawah, tanpa disadari, ternyata tangga yang dimaksud Emerald sudah ada di hadapannya, tangga kayu kokoh itu menjulang tinggi ke atas. Sambil menghela nafas, ia melangkahkan kaki kirinya ke tangga, diikuti oleh kaki kanannya.
Dengan perasaan lega, ia berjalan menaiki tangga yang sangat panjang itu, diperlukan waktu sebanyak 6 menit untuk sampai ke ujung tangga. Di tengah banyaknya kicauan burung, ia menaruh kembali pedangnya ke punggung dan melakukan peregangan di atas rerumputan hijau. Angin berhembus kencang menerpa wajahnya, diikuti dengan daun-daun yang berterbangan ke mana-mana.
Di tengah suasana damai, asap tercium oleh Peace, seketika ia berhenti melakukan peregangan dan melihat sumber asap itu. Setelah dilihat, asap itu berasal dari tengah hutan.
“Api? Tidak, kebakaran?! Mengapa bisa?” Tanya Peace setelah melihatnya secara seksama.
[Api itu disebabkan oleh monster, cepat atau lambat, semua pohon di hutan akan musnah olehnya.]
“Apa yang dipikirkan monster bodoh itu?” Ucap Peace dengan heran.
Bersambung...
Dengan penasaran, Peace langsung berlari menghampiri sumber kebakaran dengan kecepatan yang cukup tinggi.
“Apa yang dia lakukan di sana sih? Apalagi, dia sudah mengusik ketenanganku, akan kuberi pelajaran kepadanya!” Ucap Peace dengan kesal di tengah perjalanan. Sesampainya di lokasi, Peace melihat ada sesosok mahkluk aneh yang kepalanya dipenuhi ular sehingga seluruh wajahnya tak nampak, kecuali hidung panjangnya yang sangat menonjol.
Mahkluk aneh itu mengenakan jubah hitam dengan ornamen kuning, dia nampak sedang menghindari beberapa bola api dengan ketakutan yang berasal dari monster berkepala 3 dengan rambut panjang berapi-api, monster itu tidak mengenakan baju dan celana, namun seluruh kakinya ditutupi oleh api yang sangat panas.
“Cepat! Tolong aku! Setidaknya, bantu aku sampai memiliki kesempatan untuk bersembunyi.” Ucap mahkluk aneh dengan panik sambil terus menghindari bola api dengan lincah.
“Tch. Aku tidak memiliki hubungan denganmu, tidak ada kewajiban untukku menolongmu, meski dihadiahi harta. Lagipula, aku datang ke sini hanya untuk mengecek keadaan.” Jawab Peace dengan wajah datar sambil memalingkan tubuhnya ke belakang untuk pergi dari tempat ini.
“T-Tunggu! Aku akan memberimu apapun, aku berjanji! Wargaku pasti sedang mengkhawatirkanku, menunggu diriku yang hebat ini untuk kembali.” Ucap mahkluk aneh sambil berharap Peace akan membantunya.
“Warga? Apa kau memiliki kerajaan atau semacamnya? Kalau begitu, jika aku menolongmu, serahkan tahta sebagai rajamu itu kepadaku. Omong-omong, siapa namamu? Apa kau ini monster?” Tanya Peace sambil memalingkan tubuhnya kembali ke depan.
“Baiklah, aku mengerti! Namaku Astaroth! aku bukanlah monster, tapi dialah yang monster!” Ucap Astaroth sambil menunjuk ke arah monster berkepala 3 itu.
“Aku paham situasinya, serahkan dia kepadaku, aku perlu Skill-nya yang seharusnya api.” Kata Peace yang tiba-tiba kedua telapak tangannya muncul sebuah pusaran air.
[Monster berkepala 3 itu bernama Bile, Bile berlevel 5, dia memiliki Skill tingkat A, Ashes, yang membuatnya bisa mengeluarkan dan memanipulasi api. Dengan semua kehebatan itu, tetap saja dia adalah api yang akan takluk jika bertemu air.]
“Jangan bilang... Dia memiliki Skill air?! Yang benar saja!” Ucap Bile yang tiba-tiba berhenti menembaki Astaroth dengan bola api lalu mengalihkan seluruh fokusnya ke Peace.
“Eh, dia mengabaikanku.” Kata Astaroth sambil menoleh ke arah Bile dengan sedikit lega. Astaroth pergi ke semak-semak untuk bersembunyi di sana, meski begitu, Astaroth sama sekali tidak menurunkan kewaspadaannya terhadap Bile, ia terus menatapi Bile dengan seksama.
“Rasakan jurus pamungkas yang kubuat dalam waktu 3 detik ini!” Ucap Peace sambil mengarahkan kedua telapak tangannya ke arah Bile, setelah itu, Peace mengeluarkan jurus
“Sial! Air itu cepat sekali, aku tak yakin bisa menghindarinya.” Kata Bile dari dalam hati dengan panik sambil jongkok. Beruntung, serangan Peace gagal dan nyaris mengenai kepalanya. Seketika, pusaran air di kedua telapak tangan Peace perlahan tertutup, sehingga tak ada lagi air yang keluar dari sana. Air yang gagal mengenai kepala Bile malah menghancurkan 3 pohon yang berjajar.
“Luar biasa...” Ucap Bile dan Astaroth dari dalam hati dengan kagum.
“Aku tak menyangka daya hancurnya akan sekuat ini. Sekarang, aku hanya perlu sedikit latihan untuk menyempurnakan Blue Beam.” Ucap Peace yang malah puas dengan kegagalan itu.
“Jangan puas dulu! Pertarungan masih berlangsung, jangan hilangkan kewaspadaanmu!” Kata Bile sambil berlari dan mengarahkan telapak tangan kanannya ke arah Peace. Telapak tangan kanan Bile memunculkan api yang semakin lama membesar, Bile mengeluarkan jurus
[Peringatan! Jurus Heitari wajib Anda hindari. Jika tidak, Anda akan musnah. Itu semua karena jurus Heitari bisa memusnahkan tubuh, jiwa beserta sejarah pemain. Saya mengandalkan Anda, Tuan Peace.]
“S-Seriusan?! Kuat sekali... Jadi pengen punya.” Ucap Peace yang malah semakin tertarik dengan Skill Ashes.
“Musnahlah dengan patuh!” Kata Bile setelah selesai memusatkan seluruh api yang dimilikinya ke telapak tangan kanannya. Dengan api yang tak terbatas dan Mana yang terbatas, Heitari sudah sebesar rumah kecil. Tanpa perlu basa-basi, Bile langsung melepaskan Heitari ke arah Peace layaknya harimau lapar yang dilepas dari kandang.
“Sial! Aku tak menyangka akan secepat ini. Aku benar-benar bingung harus berbuat apa di situasi ini. Berlari dan berusaha menghindarinya sangat mustahil dilakukan, aku tidak memiliki kecepatan yang cukup untuk menghindarinya, berbeda dengan Astaroth yang pasti bisa menghindari ini...” Ucap Peace dari dalam hati yang sudah hampir pasrah dengan keadaan.
Saat ini, Heitari sudah sangat dekat dengan Peace yang hanya bisa terdiam sambil menatap Heitari, bola api sebesar rumah kecil yang sangat panas dengan tatapan kosong.
Di tengah rasa putus asa, tiba-tiba, Astaroth dengan gagah dan berani berlari dari semak-semak lalu menerjang Peace dengan kecepatan cahaya yang membuat Peace berhasil selamat dari pemusnahan. Heitari yang gagal mengenai Peace malah memusnahkan sebagian besar tanah dan puluhan pohon di sekitarnya.
“A-Astaroth? Aku tak pernah menyangka akan dibantu oleh penakut sepertimu. Terima kasih telah menyelamatkanku, aku sangat terbantu, Astaroth.” Kata Peace dengan tulus.
“Tidak masalah, Peace.” Jawab Astaroth dengan posisi yang masih memeluk Peace.
“Omong-omong, bisakah kau menyingkir dari tubuhku? Menjijikkan sekali dipeluk mahkluk aneh sepertimu.” Ucap Peace dengan wajah datar.
“Oh, ya. Maaf... Tapi, Peace, aku tak bermaksud meremehkanmu, namun nampaknya kau akan kalah jika pertarungan dilanjutkan. Jadi lebih baik, kita kabur saat ini juga, selagi Bile tidak memperhatikan kita. Ingat, kesempatan tak datang 2 kali.” Saran Astaroth yang khawatir dengan Peace sambil berdiri.
“Sialan! Mengapa Heitari bisa gagal mengenainya?! Mana-ku juga habis di waktu yang tidak tepat, semuanya gara-gara ular sialan itu!” Ucap Bile dengan keras dan kesal.
“Kau dengar itu, 'kan? Selagi Mana-nya beregenerasi, ini kesempatan kita untuk menyerang balik. Ingat, kesempatan tak datang 2 kali.” Kata Peace.
“Eh?! Apa berarti aku harus membantumu? Seranganku sangat lemah, apa kamu yakin?” Tanya Astaroth dengan terkejut.
“Semuanya tergantung kepada keputusanmu. Kalau tak mau, aku akan menyerangnya sendirian. Lagipula pada akhirnya, api akan takluk jika bertemu air, itu yang kupercayai.” Jawab Peace sambil beranjak berdiri lalu berjalan menghampiri Bile yang sangat panik, sampai-sampai dia tidak menyadari keberadaan Peace.
“Orang yang luar biasa... Aku kagum dengan ketangguhannya.” Ucap Astaroth yang kagum beserta takjub kepada Peace.
Saat ini, Peace sudah sangat dekat dengan posisi Bile berdiri. Seketika, ia langsung menyiapkan tinju terkuatnya untuk menyerang Bile secara bertubi-tubi dan tanpa ampun. Diikuti oleh Astaroth yang perlahan berdiri sambil berjalan ke arah Bile.
“Setelah puas meninjumu, akan kuakhiri segala penderitaanmu, Bile...” Kata Peace dengan lirih. Di saat yang sama, Bile menyadari ada 2 mahkluk yang berdiri di belakangnya, seketika ia langsung memalingkan tubuhnya ke belakang.
“Selamat menderita, Bile!” Ucap Peace dan Astaroth...
Bersambung...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!