Senja sore ini sungguh indah, kendaraan lalu lalang sehingga menimbulkan kebisingan dan kepadatan kota.
Namun tidak untuk kampus Tritunggal, yang sedang ramai dengan aktivitas penerimaan mahasiswa baru.
"Hei, kamu!" teriak seorang perempuan yang di seberang sana.
"Iyah, kamu. Di panggil kok tidak dengar." Sambungnya sambil menghalangi jalan.
"Maksudnya saya?" Jawab anak yang di maksud.
"Anak baru yah, asal dari mana?" sambung perempuan tadi.
"Iyah, saya asal nya dari Bandung. Nama saya Novia." Jawab anak yang tadi diteriakin.
Sambil di amatinya perempuan yang meneriakinya dan akhirnya;
"Nama gue Widia, gue asal Medan" Jawab perempuan yang tadi teriak.
"Oh, salam kenal." Jawab Novia hingga gemeteran.
"Tenang, gue tidak bakalan menggigit kok" Balas perempuan tadi.
Dan akhirnya mereka tertawa lepas dan berjalan ke pintu keluar Kampus Tritunggal.
Sore itu terasa hangat karena cahaya sang matahari mulai menurun dan digantikan malam.
7 hari setelah pertemuan itu, akhir nya tibalah masuk ke kelas untuk dimulainya tahun ajaran baru Fakultas Hukum International angkatan 2005.
"Hei, akhirnya kita bertemu lagi yah!" Teriak Widia.
"Eh, iyah. Kamu kelas apa?" Tanya Novia yang mulai mengakrabkan diri.
"Gue kelas C nih. Elo?" Balas Widia sambil mencari - cari ponselnya.
"Loh, kok sama? Aku juga loh." Jawab Novia sambil berjalan bersama dengan Widia dan mencari ruangan nya.
"Kalau begitu kita duduk bareng yah Novia." Kata Widia tanpa basa - basi.
Ketika sampai diruangan yang di maksud, bergegaslah Novia dan Widia mencari tempat duduk yang nyaman. Barisan nomor dua dari depan sayap kiri menjadi pilihan mereka. Saat mata kuliah akan di mulai. Tiba - tiba dari arah pintu masuk ada cowok yang lari - lari untuk masuk.
"Sorry, gue duduk sini yah." Pinta cowok yang tadi lari - lari, sambil mengatur nafas.
"Oh, boleh. Silahkan saja." Kata Novia yang sedang mengeluarkan alat tulis.
"Gue Gerry, asal Padang." Tanpa basa - basi mengulurkan tangannya.
"Saya Novia, asal Bandung. Ini Widia, asal Medan" Balas Novia dengan gugup dan menunjuk Widia yang asik ngobrol dengan orang lain.
Kelas pertama di tahun ajaran pertama, dengan suasana baru. Tidak terasa hampir 2 jam berlalu. Dan dosen pembimbing kelas menanyakan untuk ada ketua kelas.
"Untuk kelas kali ini sudah selesai. Dan kelas ini boleh berunding untuk nama - nama yang akan jadi bakal calon ketua kelas" Kata dosen pembimbing kelas.
Seketika ruangan menjadi hening lantaran bingung akan memilih siapa.
"Pak, sepertinya saya ingin." Seorang perempuan dari bangku ke 5 theatre sayap kanan membuka keheningan.
"Baik, nama? Dan asal." Balas Dosen Pembimbing kelas. Sambil memegang spidol untuk menulis namanya.
"Nama saya Novia Octagon pak, asal Menteng." Ujar anak cewek tersebut.
"Baik lah. Novia, ada lagi yang mau?" Kata dosen pembimbing kelas.
"Saya pak, Arkin Djumari. Asal Jakarta" Seru anak Laki - laki dari bangku atas sayap kiri.
"Baik, Arkin. Ada lagi?" Sahut dosen pembimbing.
"Saya pak, Lydia Ghu. Asal Pontianak" Kata anak cewek di bangku depan sayap kanan.
"Saya pak, Darwin Alexander. Asal Balikpapan" Tiba - tiba anak cowok sebelah Lydia Ghu meneriakan namanya.
"Baik - baik, Lydia Ghu dan Darwin Alexander". Balas Dosen pembimbing menuliskan namanya.
"Ada lagi? Kalau tidak saya akan tutup." Sambung dosen pembimbing kelas C.
"Baiklah, saya hitung hingga 3. Jika tidak ada yang mengajukan nama lagi. Saya akan menutup polling ini." Kata dosen pembimbing kelas.
Hingga hitungan ke 3, tidak ada nama lain selain nama kandidat yang ada di depan. Akhirnya polling di menangkan oleh Novia Octagon dengan Jumlah 20 suara, 10 suara untuk Arkin, 5 suara masing - masing untuk Darwin dan Lydia Ghu.
"Jadi untuk Ketua Kelas Hukum International 2005, kelas C di wakilkan oleh Novia Octagon, lalu Wakil ketua kelas yaitu Arkin Djumari, Sekretaris kelas yaitu Lydia Ghu dan Bendahara Darwin Alexander." Keputusan dari Dosen pembimbing di sambut oleh riuh nya kelas. Dan sekaligus mengakhiri sesi kelas pada hari ini.
"Ternyata kuliah itu menyenangkan." Bisik dalam hati Novia. Sambil berdiri ingin menghampiri Novia Octagon untuk mengucapkan selamat.
Tepat dikeriuhan kelas, Novia Octagon memberikan sepatah kata untuk teman - teman nya.
"Eh, gengs. Kita mulai absen yah, buat tanda tangan kehadiran Mata Kuliah kedepan."
"Baik!"Jawab serempak anak - anak di Kelas.
Setelah mengabsen nama - nama, juga tanggal lahir, alamat dan nomor telepon anak - anak kelas.
"Okeh, ternyata dan ternyata nama Novi ada 4 orang gengs. Boleh nggak kita kasih nama panggilan?" Tanya Novia Octagon.
"Sip!"Balas anak - anak kelas sambil melihat - lihat siapa ajah nama Novi.
"Okeh, nomor NIM 050092 Novia Heidy biasa dipanggi apa?" Tanya Novia Octagon tiba - tiba membuat Novia terhentak di sebelah Widia.
"Oh, Panggil saja Via."Jawab nya sambil menundukan kepala.
"Baiklah. NIM 050098 Novita Puspita Sari biasa dipanggil apa?" Tanya Novia Octagon selanjutnya.
"Panggil saja Penyu"Triak yang empunya nama.
"Selanjutnya, NIM 050123 Novita Indah Mulyadi biasa dipanggil apa?" Teriakan lanjutan Novia Octagon.
"Nobi, ajah."Sahut orang yang bersangkutan.
Sambil menuliskan nama panggilan ke 3 nama yang dipanggil. Dan merapikan kertas - kertas yang berserakan.
"Gengs, perkenalkan nama gue Novia Octagon. Biasa dipanggil Oop, yah dan ini nomor telephone gue, jadi kalau ada info dosen nanti gue update."Kata Novia Octagon atau Oop.
"Via, ayo pulang. Elu kost dimana?"Tanya Widia ke Novia Heidy.
"Saya ngekost di belakang kampus. Kamu?"Bales Novia Heidy yang punya panggilan Via.
"Oh, gitu. Yuk, keluar bareng. Sekalian gue mau ke kantin."Kata Widia sembari jalan menuju kantin.
Setelah mendekati kantin, akhirnya Via dan Widia berpisah. Widia melanjutkan untuk Makan, dan Via memilih untuk langsung pulang ke kost an yang terletak di belakang Kampus Tritunggal.
Drrt... Drrt...
"Halo Tinker Bell Gimana kuliah pertama mu?" Tanya orang yang ada di seberang sana.
"Baik kak, kamu?" Balas Via, dengan penuh semangat.
"Baik? Seru nggak?" Tanya orang ditelepon lagi.
"Seru banget, asik yah ternyata kuliah itu."Jawab Via sambil senyum - senyum genit sendirian di Kost an.
"Kalau begitu kamu harus mentraktir aku loh, kan kuliah nya tidak se menakutkan apa yang kamu kira."Kata orang yang diseberang telepon.
"Kak Dewin kapan ke Jakarta?" Tanya Via sambil berdiri di depan kaca memperhatikan tingkahnya.
"Bagaimana sabtu ini? Kamu bisa" Jawab Dewin dan disanggupin oleh Via. Yang sedari tadi mukanya sudah memerah akibat berbicara dengan orang yang ada di seberang sana.
Menunggu hari sabtu terasa lama hingga tidak sabar menanti datang.
Malam ini terasa menyenangkan saat seorang yang kita suka menanyakan hari - hari kita lalui.
"Woiii, cepetan dong mandinya."Teriak seorang laki - laki dengan sangar.
Tidak lama kemudian keluarlah wanita, sambil memasang muka sangar juga.
"Kalau buru - buru, makanya bangun pagi!" Gerutu wanita tersebut.
Setelah cowok itu selesai mandi dan merapikan diri untuk kuliah perdana minggu ini. Dan....
"Gerry?"Jerit Widia dengan muka keheranan.
" Widia?"Balas Gerry yang juga terlihat kaget lantaran mereka 1 kost an.
"Widia, Gerry?" Panggil Via saat menutup pintu kamar kost an.
Tidak lama kemudian mereka tertawa ternyata mereka 1 kost an. Dengan muka - muka penuh kebahagiaan mereka melanjutkan obrolan sambil berjalan ke Kampus Tritunggal.
"Hari ini Mata Kuliah kita, cuma 2 pagi ini. Nanti siang makan bareng yuk?" Tanya Gerry di akhir perjalanan ke kampus.
"Gue gak bisa Ger, mau daftar UKM dulu. Elu nggak daftar?" Jawab Widia sambil duduk dibangku kesayangan kelas C.
"Iyah, tapi gue pulang Kuliah ajah daftarnya. Elu ambil apa Wid?" Bales Gerry menanyakan UKM Widia.
"Mapala ajah gue, kan keren tuh." Ujar Widia
"Kalau elu Vi?" Tanya Gerry ke Via.
"Aku Padus ajah, soalnya nggak ribet." Jawab Via sambil terus memperhatikan telepon selulernya.
Ketika Gerry ingin menanyakan lagi, Dosen Kewarganegaraan sudah keburu masuk. Sehingga Gerry mengurungkan niatnya untuk bertanya kembali.
Seusai mata kuliah kewarganegaraan, dilanjutkan dengan mata kuliah berbahasa Belanda. Kuliah perdana membuat otak menjadi panas bak teko mendidih, 3 anak ini pun mulai mengeluhkan salah Jurusan.
"Ger, kamu ambil apa UKM nya?" Tanya Via saat selesai 2 mata kuliah hari ini. Disaat yang sama Gerry terkejut, akhirnya Via buka suara.
"Oh, gue ambil Taekwondo, Via."Jawab Gerry sambil tersenyum memamerkan giginya yang rapih.
"Wuih, hebat loh. Via, boleh lihat?" Tanya Via lagi dan menatap ingin tahu.
"Boleh dong. Nanti sekalian kita pulang bareng." Balas Gerry yang senyum penuh kemenangan.
Lalu saat jam makan siang, tibalah para anggota senior UKM mempromosikan kegiatan - kegiatan UKM mereka.
"Wid, tunggu dong. Via mau ikutan." Teriak Via saat melihat Widia sedang membaca serius persyaratan UKM Mapala Universitas Tritunggal.
"Elu, mau ikutan Mapala?" Balas Widia keheranan melihat Via.
"Mana bisa anak girlie begini ikut mapala. Yang ada nanti nyusahin." Kata Widia dalam hati yang melihat Via dari beberapa meter ditempat Via berjalan.
"Wid, kamu kenapa? Ada masalah sama aku?" Tanya Via dengan muka nya yang bulat bagai kue bakpao.
"Enggak, Aku lagi liat orang lain kok" Kata Widia mengalihkan pembicaraan.
Sambil mengeluarkan bungkus makanan yang tadi Via beli untuk Widia.
"Inih makan siang. Biar nggak kelaparan" Ujar Via sekaligus memberikan sandwich ke Widia.
"Elu jadinya milih ikutan UKM apa?"Tanya Widia sambil mengunyah makanan.
"Padus, kamu jadi ambil Mapala?"Kata Via yang ikut mengunyah sandwich ditangan nya.
"Iyah, ini lagi isi formulirnya."Balas Widia yang tetap sibuk mengunyah dan melihat formulir keanggotaan Mapala Tritunggal.
Hari semakin sore dan matahari mulai di gantikan malam penuh polusi kendaraan.
"Viaaaaaa, ayoo. Bengong lagi ini anak!"Teriak Widia yang membuat sekitar menengok ada apa.
"Iyah, ayoo." Jawab Via saat mendengar teriakan Widia.
Novia Heidy tidak menyangka dirinya bisa berteman dengan orang-orang baru. Setelah 1 tahun berlalu kejadian yang memilukan itu.
Akhirnya bisa juga mulai mengikis kenangan buruk itu.
Drrrt... Drrrttt...
"Halo"Jawab Via saat telepon selulernya berdering namun tidak diketahui nomor nya.
"Via, ada dimana elu? Gue nyariin sih." Kata orang diseberang sana yang tidak putus ngomel.
"Via lagi jalan sama Widia. Ini siapa yah?"Tanya Via yang masih kebingungan sama orang diseberang sana.
"Gue, Gerry Putra Al Rasyid. Kalian dimana?"
"Ini di depan gerbang pintu kampus mau ke kost an." Balas Via dan tidak lama ditutup telepon nya oleh orang seberang sana dan tidak lama ada sosok cowok tinggi yang berlari menuju arah Widia dan Via.
Mengatur nafas dan mengikuti langkah 2 cewek ini setelah berlari. Lumayan membuat Gerry mengeluarkan keringat di sore hari.
"Kalian mau makan dimana?" Tanya Gerry saat nafas nya sudah teratur.
"Nasi Goreng si jabrik." Jawab serempak Via dan Widia tanpa komando dan aba-aba.
"Kita flip-flop Wid. Ayo mana kelingking mu?" Ajakan Via sekaligus menyodorkan kelingkingnya. Tanpa basa basi akhirnya Widia pun memberikan kelingking nya.
"1... 2... 3... Flip."Ujar Via dan dibarengin oleh Widia dengan kata Flop.
"Apaan sih? Aneh ajah!" Kata Gerry yang bingung dengan mainan ini.
"Ini namanya friendship wish. Kalau kita mengucapkan sesuatu bareng lalu kelingking kita disatukan." Balas via sambil menunjukan caranya ke Gerry.
"Lalu, setelah di satukan maka masing-masing mengucapkan doa harapan di dalam hati untuk friendship itu. Lalu mengucapkan flip flop secar bersamaan."Lanjut Via
" Terus gitu doang?" Tanya Gerry yang penasaran.
"Selanjutnya jika si 2 orang ini mengucapkan flip - flip atau flop - flop. Katanya doanya tidak terkabul. Tetapi klo flip flop itu terkabul."Kata Via yang menjelaskan dan masih membuat Gerry tidak mengerti maksudnya dan tunjuan.
Setelah sampai di warung Nasi Goreng si jabrik. Mereka bertiga memesan nasi Goreng, dan mulai lah kelihatan sifat masing-masing.
Dimulai dari Widia yang memesan nasi goreng ati ampela tanpa sayur yang pedes. Lalu dibarengin oleh Gerry yang memesan nasi goreng ikan asin pete tanpa sayur. Dan Via memesan nasi goreng telur dadar tidak boleh pedes tapi banyak sayurnya.
Lalu apa yang menyatukan mereka? Es Teh manis lah menyatukan mereka. Yah, iyah. Itukan minuman sejuta umat dimanapun. Apalagi di Indonesia. Mana bisa makan tidak minum es teh manis?
Setelah beres makan malam, 3 anak ini mulai kembali ke kost an untuk mengerjakan tugas kampus.
"Wid, elu 1 kelompok sama Arkin bikin apa buat tugas Hukum Bisnis?" Tanya Gerry saat duduk di ruang makan Kost White House.
"Gue bikin study banding ke franchise teh poci"Jawab Widia yang mencabutin rambut keriting nya.
"Gue satu kelompok sama Weny nih. Males banget."Balas Gerry dan disertai ketawa oleh Widia.
" Tuh, Weny. Ger!"Kata Widia sambil menunjuk kamar Weny yang jendelanya terbuka namun yang empunya nya sedang tidak ada.
Sambil menggaruk - garuk kepala yang tidak gatal. Gerry berdiri menghampiri kamar Via yang tidak di kunci oleh Via.
"Vi, elu sama siapa kelompoknya tugas hukum bisnis."Tanya Gerry yang tanpa disuruh sudah tidur di kasur Via.
"Sama, Ardrian Yudha. Kamu?"Bales Via sekaligus menanyakan Gerry.
" Gue ama Weny dong. Bisa kan elu bayangin sama cewek aneh."Kata Gerry sambil memeluk boneka beruang cokelat berukuran besar.
Saat mendengar itu Via cuma tersenyum dan melanjutkan membaca kembali tulisan yang ada dicatatan nya. Tak lama dari itu Via melihat Gerry sudah terlelap tidur.
"Yah, numpang tidur di kamar Widia lagi deh." Ujar Via dalam hati. Karena tempat tidurnya sudah di kuasai oleh Gerry.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!