NovelToon NovelToon

PEREMPUAN NAKAL MILIK POLISI TAMPAN

Ep 1

SYDNEY, AUSTRALIA.

"Aku tidak mau tahu, bisa tidak bisa kau harus mencarikan tiket pesawat hari ini juga ke Indonesia mengerti!!" Sheana menggeram kesal saat mendengar jawaban seorang di seberang sana yang tidak memuaskan baginya.

Tok tokk

"Masuk,." Sheana menyuruh seseorang masuk ke kamarnya dengan dingin.

"Kau,.." Sheana langsung membuang muka saat Sean masuk ke kamarnya.

"Untuk apa orang menyebalkan ini menemui ku" batin Sheana tidak suka.

"Aku tahu kau tidak suka dengan kedatanganku, tapi aku mohon dengarkan diriku dulu" Sean memohon.

Sheana hanya diam, tidak perduli dengan permohonan Sean. Sementara laki-laki itu terus berjalan mendekati Sheana yang kini bangkit dari duduknya ber sedekap dada menatap tajam pria didepannya.

"Katakan, kalau tidak penting lebih baik kau keluar" Ketus Sheana begitu saja.

"Kau bisa sopan sedikit dengan kakakmu ini" Sean mencoba menahan emosinya.

"Ciih, semenjak kapan kau menjadi kakakku. Bukanya kau sendiri yang bilang aku bukan adikmu" Sheana berdecik sinis menatap Kakaknya Sean. Benar Sean adalah kakak dari Shena mereka satu ayah tapi beda ibu.

Sheana adalah anak dari selingkuhan ayah Sean yang ada di Indonesia. Sedari bayi Sheana tinggal bersama ayah kakak, adik dan Ibu tirinya di Australia...

"Sheana cukup bersikap seperti anak kecil" bentak Sean.

Sheana hanya tersenyum sini, melenggang pergi melewati Sean yang menatapnya.

"JANGAN PERNAH MENCARI IBUMU, ATAU KAU AKAN MERASA KECEWA SENDIRI" ujar Sean dengan suara keras agar Sheana berhenti untuk mendengarnya. Namun gagal Sheana tetap berjalan pergi tanpa berhenti sedikitpun.

Sheana berjalan menuruni tangga di rumah besarnya. Tanpa disangka saat dia melewati ruang tengah, di sana banyak orang yang sedang berkumpul. Orang-orang yang memandangnya tak suka, jelas tak suka itu keluarga ibu tirinya jadi mana ada yang suka padanya yang notabenenya adalah anak dari seorang selingkuhan.

Sheana berjalan begitu saja tanpa perduli dengan kehadiran mereka semua tetapi langkahnya langsung berhenti saat...

"MAU KEMANA KAU PERGI TANPA MENYAPA" Nada keras penuh penekanan terlontar dari Johan, ayah Sheana.

"Menyapa?untuk apa aku menyapa mereka, mereka saja tidak menganggap ku" desis Sheana arogan.

Semua yang disitu tentu saja langsung semakin menatap Sheana tidak suka.

Johan yang mendengar perkataan anaknya itu barusan berjalan mendekati putrinya itu. Semakin dekat, semakin dekat

Plakkk

Tamparan keras melayang di pipi kanan Sheana, dengan refleks Sheana langsung memegang pipinya tersenyum sinis menatap tajam ayahnya.

Sean yang baru saja turun dari atas melihat itu langsung berlari menuruni tangga mendekat pada ayah dan adiknya yang saling menatap emosi satu sama lain.

Keluarga Cecile ibu tiri Shena tentu saja merasa senang melihat itu semua. Bahkan Cecile terlihat tersenyum puas melihat suaminya menampar Sheana.

"Siapa yang mengajarimu tidak sopan begini, apa pernah Daddy mengajarimu seperti ini" emosi Tuan Johan.

Sheana hanya diam saja tidak menjawab, ia masih memegangi pipinya yang mulai memerah.

"Dad, sudahlah." Sean mencoba menenangkan ayahnya.

"Kenapa Daddy marah, yang aku bilang memang benar. Lihat mereka, mereka tersenyum puas melihatku" tunjuk Sheana kearah Ibu tirinya dan yang lain. Mereka langsung diam tidak memperlihatkan senyum mereka saat Johan yang langsung menatap kearah mereka semua.

"Sheana sudahlah, ayo mari kita berkumpul di sana" Sean mencoba meraih tangan Sheana untuk mengajaknya duduk berkumpul dengan yang lain.

Sheana langsung menjauhkan tangannya, dia tidak ingin diajak berkumpul bersama.

"Aku tidak mau, mereka bukan keluargaku. Mereka keluargamu, jadi kau saja yang berkumpul di sana" Habis mengatakan itu Sheana segera melenggang pergi.

"Ku lihat-lihat kau bertingkah tidak tahu diri seperti ibumu itu" ujar Johan dan itu semua langsung menghentikan langkah Sheana yang sudah berjalan sedikit jauh.

Sheana berbalik menatap ayahnya tersenyum sinis.

"Namanya juga anaknya tentu sama" jawab Sheana enteng berusaha tidak terpengaruh dengan apa yang dikatakan ayahnya.

"Anak Perempuanmu satunya juga mungkin sama dengan istrimu itu" lanjut Sheana sambil menatap ayahnya dan ibu tirinya bergantian.

Johan benar-benar sudah tidak bisa bersikap biasa emosinya benar-benar tak terkendali saat ini. Dia sudah tidak bisa mentolelir perkataan anak perempuannya ini lagi, menurutnya ini sudah kurang ajar. Ia berjalan cepat mendekat ke Sheana mengangkat tangannya ke udara bersiap untuk melayangkan tamparan dan Sheana sudah menutup mata pasrah akan menerima tamparan dari ayahnya.

Namun begitu lama Sheana tidak merasakan sakit, dengan perlahan ia membuka mata melihat didepannya Sean sedang menahan tangan Daddy-nya.

"Dad, sudahlah. Sheana mungkin sedang banyak fikiran. Jangan ditanggapi dengan emosi" Sean menahan tangan Johan dan berusaha meredam emosi ayahnya.

"Drama dimulai" Sheana tersenyum sinis melihat kedua orang itu. Lalu tidak mau ambil pusing lagi dia langsung pergi dari ruang tengah di rumah mewahnya.

Johan dan Sean melihat kepergian Sheana begitu saja, mereka tak habis pikir dengan tingkah perempuan itu saat ini. Kenapa adik dan anak mereka menjadi berubah liar seperti saat ini. Bukankah dulu ia begitu penurut.

"Apa ini salahku, karena dulu aku bersikap kasar padanya?" batin Sean merasa salah dengan perilakunya dulu pada Sheana.

"Sheana kenapa kau menjadi susah diatur seperti ini?" batin Johan berbicara.

Flashback ON

24 Tahun Lalu

Di Indonesia lebih tepatnya di salah satu kota besar di sana. Di rumah keluarga Johan tengah terjadi kekacauan besar, pertikaian suami istri terjadi begitu saja berawal dari di temukan nya seorang bayi perempuan didalam keranjang di depan rumah mereka dengan sepucuk surat yang melengkapinya.

"Johan, aku titip anak kita. Aku harap kau bisa merawatnya dengan baik, jujur aku tidak bisa mengurus anak ini. Karena ini anak yang tidak aku inginkan. Aku telah teledor saat bermain denganmu tanpa pengaman beberapa bulan lalu,. Aku harap kau dan istrimu mau menerima anak hasil diluar pernikahan kalian"

begitulah kira-kira isi surat yang datang bersama bayi tersebut.

Ingatan Johan langsung terbayang kejadian saat dia tengah bertengkar hebat dengan istrinya beberapa bulan lalu lebih tepatnya sembilan bulan lalu. Dimana saat itu ia tengah mabuk berat bertemu dengan gadis muda yang tengah merayunya di sebuah taman, tentu saja Johan tidak menolak rayuan itu ia malah terlena dengan semuanya mengajak perempuan itu pergi ke sebuah hotel yang tidak jauh dari taman dan mereka melakukan one night stand tanpa disadari mereka sama-sama tidak memakai pengaman apapun.

Namun keesokan harinya di pagi hari mereka berdua baru sadar telah melakukan kesalahan yang seharusnya tidak mereka lakukan. Dalam kondisi tidak sadar.

Johan saat sudah sadar di pagi hari terbangun sendiri di ranjang tempat ia menghabiskan malam bersama perempuan lain. Perempuan itu sudah pergi dengan meninggalkan surat berisi penyesalan dan di sana perempuan itu juga bilang kalau dia memakai pengaman. Itu artinya ia membohongi Johan, padahal kenyataanya tidak memakainya.. Johan menggeram kesal bagaimana dia terlena dengan godaan perempuan yang juga tengah mabuk sehingga mengkhianati istrinya bagaimana jika dari hubungan itu menghasilkan sesuatu dan istrinya tahu.

Sembilan bulan berlalu dan apa yang ditakutkan Johan benar, hubungan yang ia lakukan waktu itu membuahkan hasil. Lahir seorang bayi perempuan yang begitu cantik bisa dibilang itu versi wanita dari dirinya. Karena bayi yang ditinggalkan didepan rumahnya sangat mirip dengan dirinya.

Cecile menolak bayi itu dan terus memaksa Johan untuk membuang atau mengembalikannya saja kepada selingkuhan Johan. Karena desakan dari Cecile membuat Johan mencari dimana wanita dari ibu anaknya. Bertemulah mereka, dan Johan berniat menyerahkan bayi itu, perempuan itu yang diketahui bernama Monica menolak bayi yang telah seminggu ia lahir kan. Malah perempuan itu menyuruh Johan untuk membuangnya saja jika tidak mau mengurusi, tentu saja Johan tidak tega membuang buah hatinya sendiri walaupun itu bukan anak dari istrinya. Dengan terpaksa Johan membawa pulang kembali bayi perempuannya ke rumah, saat itu Ceceli yang sedang menemani Darren bermain merasa terkejut melihat Johan yang kembali lagi dengan membawa bayi itu.

Dengan tegas Cecile menolak lagi, sehingga membuat Joha terpaksa memberikan pilihan pada Cecile.

"Kau mau menerima anakku atau kau mau bercerai saja denganku" begitulah yang dikatakan Johan pada istrinya. Tentu saja Cecile tidak mau bercerai dengan Johan. Johan sudah membuat keluarganya menjadi lebih terpandang karena status sosial seorang Johan yang tinggi. akhirnya secara terpaksa Cecile menerima bayi hasil perselingkuhan Johan dan merawatnya hingga besar dengan kasih sayang semu.

Flashback OFF

°°°

T.B.C

Ep 2

Jakarta, Indonesia.

Sheana sungguh tidak mendengarkan apa yang dikatakan Sean buktinya kini dia sudah berada di Indonesia.

Dia berada di rumah Keluarga Papanya Johan. Lebih tepatnya rumah kakeknya, di sana tentu saja ada Kakek dan Neneknya yang masih hidup. Mereka malah terlihat begitu muda dari umurnya.

Keluarga Ravero, Keluarga yang ditakuti oleh semua. Tidak ada yang berani berbuat masalah dengan keluar konglomerat ini bahkan aparat penegak hukum saja ketar ketir jika sudah berurusan dengan keluarga adi kuasa menurut semua orang di Indonesia. Keluarga yang misterius dan jauh dari pemberitaan.

Bagaimana tidak misterius tidak ada yang tahu silsilah keluarga mereka yang diketahui hanya Johan Ravero dan Jason Ravero. Mereka adik kakak yang misterius anak tertua dari Hadi Ravero.

Kakek Sheana bernama Hadi Ravero yang merupakan Ayah dari Johan. Karena begitu misterius serta kuasa dari keluarganya semua orang tidak tahu jika Sheana bukanlah anak Johan dengan istri sahnya. Itu sebuah rahasia besar yang disembunyikan di keluarga Ravero agar drajat martabat mereka tidak jatuh begitu saja.

Sebenarnya Hadi dan istrinya tidak menyukai Sheana, mereka menutupi ketidak sukaan mereka dengan senyum palsu saat Sheana bersama mereka. Bahkan Sheana tidak mengetahui Kakek dan Neneknya tidak menyukai dirinya. Hadi dan Sari istrinya merasa Sheana adalah aib keluar mereka yang disembunyikan jauh-jauh agar tidak tercium media.

Itulah alasan Johan pergi ke Australia bersama keluarganya, karena kedua orang tuanya tidak suka dengan Sheana. Pernah suatu ketika Hadi hendak membunuh Sheana dengan menyuruh orang-orang suruhannya untuk menghabisi Sheana bayi. Namun semua itu gagal karena diketahui oleh Jason kembaran Johan.

Sheana yang tidak mengetahui sebenarnya malah mengira yang baik pada dirinya hanyalah kakek dan Neneknya semata dan menganggap semua orang tidak tulus menerima dirinya yang notabene hanyalah aib di keluarga mereka. Alasan Sheana menilai baik pada Kakek dan Neneknya karena mereka selalu mengajaknya berlibur dan memberikan sesuatu yang ia inginkan. Itulah yang menjadi alasannya untuk percaya pada Kakek dan Neneknya.

………………………

Sheana saat ini sedang mengemudikan mobil, di jalanan ramai kota Jakarta. Dirinya merasa bebas bisa lepas dari bayang-bayang bodyguard Daddy-nya yang selalu menemani hampir 24 jam. Sungguh seperti dipenjara bagi seorang Sheana,

"Ahhh, rasanya aku bebas" teriaknya didalam mobil. Sambil tangannya keluar dari jendela.

Tanpa diduga tiba-tiba saja lampu merah, sehingga membuat Sheana terkejut apalagi dia mengemudi dalam keadaan cepat tanpa bisa terelakan lagi Sheana menubruk mobil yang ada didepannya. Kecelakaan tidak bisa dihindari mobil Sheana menghantam hebat mobil didepannya membuat Sheana terdorong kuat ke depan sampai kepalanya terkantuk di stir.

Tabrakan keras itu menjadi pusat tontonan orang-orang. Mobil didepan yang di tumbur Sheana mengalami penyok bodi belakangnya, membuat orang itu yang terkejut karena di tumbur seseorang dari belakang langsung keluar mobil dengan memegangi lehernya yang terasa kemeng.

Seorang Pria berseragam keluar dari dalam mobil itu. Pria itu menggunakan seragam polisi, berjalan kebelakang mobil miliknya melihat mobilnya yang penyok. Dia merasa terkejut melihat kondisi mobilnya sendiri, lalu pandanganya beralih kearah mobil yang telah menubruk mobil miliknya.

Pemuda itu merasa kesal karena tidak ada yang keluar dari dalam mobil yang menabraknya. Dengan langkah cepat ia berjalan mendekati mobil itu lalu mengetuk-ketuk spion mobil agar yang berada didalam mobil keluar. Tapi tidak ada tanda-tanda seseorang membuka pintu mobil. Terpikir dalam pikirannya untuk melihat kedalam mobil didalam terlihat seorang wanita yang tengah menenggelamkan kepalanya di stir mobil. Berkali-kali pemuda itu mengetuk pintu mobil namun seseorang didalam tidak menanggapi,.

"Apa perempuan itu pingsan" batin pemuda berseragam itu.

Ia mencoba mengetok-ketok kaca sekali lagi tetapi tidak juga disahuti atau tidak juga bergerak wanita itu.

"Ada apa pak, bapak perlu bantuan" ujar seseorang bapak-bapak yang mendekat. Bukan bapak-bapak itu saja yang mendekat tetapi beberapa orang lain juga mendekat gara-gara mereka penasaran apa yang membuat jalanan macet. Padahal sudah lampu hijau.

"Tolong saya pak, didalam ada perempuan pingsan. Tadi terlibat kecelakaan sama saya"

Orang-orang yang ada disitu langsung melihat melalui kaca dan benar saja ada perempuan yang pingsan didalam mobil.

"Pak Zidan, sedang apa bapak disini" ujar Salah satu orang yang kebetulan mengenal Pria berseragam itu yang diketahui bernama Zidan. Zidan adalah seorang polisi yang bekerja di Mabes Polri.

"Tolong bantu saya mengeluarkan perempuan itu dari mobil" ujar Zidan

Dengan cepat pria itu membantu Zidan membuka pintu mobil yang terkunci. Namun gagal pintu tak kunjung terbuka.

"Kita harus mengeluarkannya segera sebelum dia kehabisan nafas didalam mobil" ujar Zidan merasa cemas.

"Tak ada cara lain" setelah mengatakan Itu Zidan berjalan menuju mobilnya dan mengambil Kunci L. dan segera memukulkannya ke kaca mobil Sheana. Kaca mobil itu pecah seketika dan Zidan memasukan tangannya membuka mobil.

Dengan segera saat pintu mobil sudah terbuka, ia segera mengeluarkan Sheana dari dalam mobil dengan dibantu salah satu rekanya tadi.

Tak lama kemudian ambulance datang, dengan sigap Zidan langsung menggendong Sheana ala bridal style dan menaruhnya di brangkar. Sebelum petugas medis membawa Sheana Zidan melepas baju dinasnya sehingga membuatnya hanya mengenakan kaos abu-abu saja. Baju dinasnya ia pakai untuk menutupi paha Sheana yang terekspos. Karena perempuan itu menggunakan baju yang cukup seksi di atas lutut.

"Juna tolong bawa mobil saya ke bengkel dulu, saya akan mengantar wanita ini ke rumah sakit" perintah Zidan sebelum masuk ke ambulance kepada rekannya yang ada disitu.

"Baik pak" balas seorang yang bernama Juna.

Zidan segera masuk kedalam ambulance yang akan membawa Sheana ke rumah sakit. Karena dia seorang yang bekerja untuk rakyat jadi hati seorang Fahri merasa tidak tega jika tidak menemani seorang wanita yang sedang terluka ini.

°°°°°

Hampir 15 menit berlalu akhirnya ambulance itu sampai di salah satu rumah sakit besar. Dengan segera para medis berlari menghampiri dan mendorong brankar itu untuk segera mendapat pertolongan pertama.

Zidan juga ikut berlari mengikuti para suster yang mendorong brankar itu menuju IGD.

Dokter segera datang dan langsung memeriksa kondisi Sheana.

Setelah beberapa menit diperiksa dokter itu berjalan menemui Zidan yang duduk di kursi tunggu.

"Bagaimana dok kondisi perempuan itu" ujar Zidan langsung, saat dokter itu sudah ada didepannya.

"Dia dalam keadaan baik-baik saja, dia cuman syok sehingga membuatnya kehilangan kesadaran. Oh cuman ada sedikit lebam di dahi karena benturan tadi, tapi saya pastikan itu tidak serius" jelas dokter dan membuat Zidan menghembuskan nafas lega karena perempuan yang telah menabraknya tadi tidak mengalami luka serius.

"Dokter pasien tadi sudah sadar,." teriak salah satu suster memberitahukan kondisi Sheana yang sudah sadar.

Dokter itu tentu saja langsung melihat kondisi Sheana yang sekarang sudah duduk di ranjang rumah sakit sambil melihat-lihat ke sekeliling rumah sakit.

"Anda tidak apa-apa nona?" tanya dokter itu memastikan bahwa kondisi Sheana baik-baik saja.

"Saya tidak apa-apa, memangnya saya kenapa?" ujar Sheana datar, lalu melihat di pahanya yang tertutupi baju dinas polisi di sana. Sheana mengambil itu lalu menjatuhkan baju tersebut begitu saja ke lantai. Dokter tampak bingung dengan jawaban enteng yang dilontarkan Shena barusan.

Sontak Zidan yang melihat itu langsung mendekat, mengambil bajunya.

"Kau yang menolongku," ujar Sheana dingin menatap Fahri yang membungkuk mengambil bajunya dilantai.

"Aku akan mengirim uang padamu, berikan nomer rekening mu" ujar Sheana dengan sombong.

Zidan tentu saja merasa terkejut, bagaimana bisa ada wanita seperti ini.

"Kenapa diam,?Dokter saya minta kertas" Sheana bertanya pada Zidan yang menatapnya tak percaya lalu ia meminta kertas pada sang dokter.

"Itu nomer teleponku, kirim saja nomer rekening mu ke situ. Nanti aku akan membayar jasamu ini dengan satu syarat kau harus menyembunyikan kejadian ini dari siapa saja mengerti" jelas Sheana sambil menaruh kertas yang sudah ia tulis nomor telpon miliknya dihadapan Zidan. Dan Sheana bangkit dari duduknya mulai berjalan pergi sebelum itu ia menepuk bahu dokter .

"Kalau untukmu segera aku kirim dok, kau direktur disini kan" ujar Sheana dan membuat Dokter itu melebarkan matanya terkejut. Merasa heran bagaimana perempuan yang barusan ia tolong mengetahui bahwa dia direktur di rumah sakit ini.

"Aku tidak butuh bayaran mu, aku menolong mu atas rasa kemanusiaan" Teriak Zidan. Sehingga membuat Sheana berbalik menatap Zidan yang menyobek-nyobek kertas yang ia berikan tadi.

Sheana hanya tersenyum sinis melihat itu, lalu melenggang pergi tidak perduli lagi.

"Wanita tidak tahu terimakasih" gerutu Zidan saat melihat kepergian Sheana dengan begitu angkuhnya.

"Kau mengenal perempuan tadi?" tanya Zidan pada dokter itu.

"Aku tidak tahu," Dokter menggeleng, dia juga tidak tahu wanita barusan siapa.

Dengan langkah kesal Zidan langsung pergi, rasa kemanusiaannya sungguh sia-sia ia berikan pada perempuan seperti itu.

°°°

T.B.C

Ep 3

Zidan sedang berada di kantornya lebih tepatnya sedang berada di Mabes Polri. Hari ini dia sedang dinas, tugasnya saat ini mengawal jendral karena memang dia salah satu ajudan jendral polisi.

Sebagai seorang ajudan membuatnya harus menunggu didepan ruangan sang bos, ia duduk di sofa. Zidan tidak sendiri melainkan bersama rekannya Doni disitu.

"Ijin bertanya bang," Dengan ragu Doni meminta ijin pada Zidan.

Zidan yang tadinya fokus membaca koran kini beralih menatap Doni yang terlihat ragu-ragu untuk bicara padanya.

"Ya silahkan" Zidan mempersilahkan.

"Kemarin bang Zidan terlibat kecelakaan ya?"

Zidan tersenyum ramah sambil mengangguk.

"Kok kamu tahu Don kalau saya kecelakaan,?" Zidan balik bertanya.

"Iya kemarin saya bertemu pak Jaka di bengkel bang, dia bawa mobil abang. Terus saya tanya" jelas Doni

"Oh,.." Zidan hanya ber oh saja. Dan kembali melanjutkan membaca koran. Zidan memang terkenal dengan sifat pendiam nya, dia seorang laki-laki yang tidak banyak bicara.

"Kok bisa bang Zidan kecelakaan gimana kejadiannya bang?" Doni masih begitu penasaran. Karena dia sangat tahu seniornya ini dalam mengendara mobil, ia begitu hati dan sangat menjaga keselamatan saat berkendara.

"Ya bisa dong Don, Namanya juga musibah" ujar Zidan lembut sambil tersenyum ramah.

"Hehehe iya juga sih bang, kok saya aneh sih" Doni menepuk jidatnya sendiri.

Keluar dari dalam ruangan, seorang Pria paruh baya yang berseragam dengan disisi kanan dan kiri bahunya terdapat pangkat bintang empat di sana.

"Hormat Jendral" ujar Zidan dan Doni setelah tadi refleks langsung berdiri mengangkat tangan ke dahi dalam posisi hormat.

"Ya.." balas Jendral polisi itu singkat.

"Bripka Zidan, saya bisa minta tolong?" ujar Jendral tersebut.

"Bisa pak" sahut Zidan sigap.

"Tolong kamu pergi ke Mall check PAM yang ada di sana" perintah atasan Zidan.

"Siap pak" setelah mengatakan itu Zidan segera undur diri untuk melaksanakan tugasnya.

………………

Sheana sedang berada di Mall ia tampak asik berbelanja, bahkan toko yang ia kunjungi saat ini bukan toko yang pertama ia datangi. Bisa dilihat dari bawaan wanita itu yang begitu banyak dikedua tangannya.

Banyak pasang mata lelaki genit yang terus memperhatikan kearah Sheana bagaimana tidak. Sheana berpenampilan begitu seksi dengan baju yang menampilkan bahu terbukanya dan bawahnya tidak terlalu panjang ditambah wajah cantik Sheana yang begitu mempesona kaum adam. Mana ada pria yang menolak perempuan seperti itu,.

Sheana berjalan santai memilih-milih baju di sana, tidak perduli dengan pasang mata yang terus memperhatikannya. Dalam pikirannya saat ini baju, baju, dan baju yang lebih penting. Dia bebas sekarang tanpa kekangan tanpa pengawal. Intinya bebas.

"Ternyata kamu di sini?" terdengar suara yang sangat familiar ditelinga Sheana. Sehingga otomatis membuatnya menoleh kebelakang.

Ekspresi wajah Sheana berubah menjadi datar melihat orang tersebut. Ternyata itu Sean yang bersedekap dada memperhatikan adiknya.

"Kenapa kau disini?" Tanya Shena tak suka.

"Menyusul adikku, mau apalagi disini kalau bukan karena adikku yang keras kepala ini"

Mendengar perkataan Sean barusan membuat Sheana tersenyum sinis. Ia juga melipat kedua tangannya didepan dada menatap tajam kearah Sean.

"Mulai lagi," desis Shena.

Lalu dia berjalan melewati Sean meninggalkan barang-barangnya yang tadi sudah dibeli ditempat itu. Dengan masih melipat tangannya di dada dia berjalan sambil menatap sinis Sean.

Sean berlari mengejar Sheana dan menarik tangan adiknya itu.

"Mau kemana kau?" Tanya Sean datar.

"Bukan urusanmu," Sheana menghempaskan tangan Sean begitu saja.

"Ayo pulang ke Sydney" Sean kembali meraih tangan Sheana dan menariknya pergi.

"Aku tidak mau, lepaskan" ujar Sheana dengan nada keras.

"Stop, jangan keras kepala. Untuk apa kamu disini, tidak ada yang menerimamu disini"

"Jangan sok tahu"

"Sheana jangan keras kepala, Kakak bilang pulang ya pulang"

"Kau yang keras kepala, kau bukan kakakku"

"Oke, kamu marah kan sama kakak karena dulu kakak jahat padamu dan pernah mengatakan didepan media kamu bukan adikku, kakak salah kakak ngaku salah. Sekarang kakak mohon kamu ikut kakak pulang ke Sydney" ujar Sean memelas agar Sheana luluh.

"aku bilang tidak mau ya tidak mau, aku ingin di Indonesia. Aku tidak ingin di sana, Di sana tidak ada yang menyayangiku. Mereka semua jahat padaku, mereka hanya menyayangi Selina. Benarkan" ujar Sheana haru.

"Sudahlah kak, mending kakak kembali saja ke Sydney, aku tidak mau" ujar Sheana lagi lalu pergi dari hadapan Sean.

Sheana sedikit berlari agar Sean tidak mengejarnya karena terlalu fokus melihat kebelakang

Brakkk

Sheana terjatuh terduduk karena menabrak sesuatu yang keras menurutnya. Namun saat ia mendongak melihat apa yang ia tabrak ternyata itu seseorang.

"Kau tidak apa-apa?" ujar Zidan sambil mengulurkan tangannya hendak membantu Sheana untu berdiri.

Tak terduga Sheana menepis tangan itu dan berusaha berdiri sendiri.

"SHEANA..." Teriak Sean yang ternyata sudah berada di belakang Sheana.

Dengan spontan Sheana langsung berdiri dibelakang Zidan.

"Tolong aku, aku mohon. Dia mau menculik ku" lirih Sheana dibelakang tubuh Zidan.

Zidan melirik sekilas kebelakang melihat perempuan itu yang memegang erat baju dinasnya.

"Kenapa kamu bersembunyi? ayo ikut kakak" ujar Sean heran sambil mengulurkan tangannya disisi Zidan.

Sheana hanya diam tidak menjawab atau tidak meraih tangan kakaknya diam masih terus bersembunyi dibelakang Zidan.

"Sheana, tolong jangan keras kepala. Kakak akan memaksamu nanti" nada bicara Sean mulai sedikit meninggi.

Sheana semakin takut, ia semakin kuat meremas baju dinas dari belakang.

"SHEANA AYOK" Sean menarik paksa tangan Sheana yang mencengkram erat baju Zidan.

"Tolong jangan kasar dengan wanita" Zidan memegang tangan Sean yang menarik tangan Sheana.

"Jangan ikut campur" sinis Sean pada Zidan.

"Saya seorang polisi, jadi saya harus ikut campur jika ada kekerasan serta pemaksaan didepan saya" Zidan melepaskan paksa tangan Sean dari tangan Sheana.

"Dia adik saya mengerti,"

"Bukan, dia bukan kakak saya" bohong Sheana kembali berada di belakang Zidan.

Zidan melihat Sheana sekilas lalu menatap tajam kearah Sean.

"Saya sungguh kakaknya,. Apa kau tidak tahu saya, Saya Sean Ravero dan dia adik saya Sheana Ravero" ujar Zidan mempertegas siapa dirinya.

"Saya tidak kenal anda. Jika anda masih memaksa ingin mengajak nona ini pergi saya bisa menjebloskan anda ke penjara" ancam Zidan.

"Kau perlu bukti apalagi, saya sungguh kakaknya. Ayo Sheana, jangan bercanda" Sean masih terus memaksa

"Siapa yang bercanda, saya tidak kenal anda jadi kenapa saya harus ikut anda" kekeh Sheana masih menolak untuk diajak pergi Sean.

Zidan sedikit mendorong tubuh Sean yang tak kalah jauh dari tubuhnya yang tinggi tegap.

"Dia sudah bilang tidak mengenal anda. Kenapa anda terus memaksa untuk mengajaknya pergi,.Pergilah sendiri, sebelum saya benar-benar menjebloskan anda ke kantor polisi" ancam Zidan sekali lagi.

Sean sudah putus asa, dia bingung harus mengajak Sheana dengan cara apalagi. Akhirnya mau tidak mau terpaksa ia pergi dengan kecewa, tapi dia tidak akan pergi meninggalkan Sheana di negara ini. Dia tidak ingin Kakek dan Neneknya mencelakai Sheana, bagaimanapun ia harus melindungi adiknya itu.

Saat Sea sudah berlalu pergi, Sheana baru keluar dari balik tubuh Zidan.

Dia menatap Pria berseragam tinggi tegap itu,

"Thank you Very much mr police yang sudah menolong saya untuk kedua kalinya" ujar Sheana lalu pergi begitu saja meninggalkan Zidan yang masih tak habis fikir. Bahwa dia akan bertemu dengan wanita yang telah menabrak mobilnya kemarin

Sebuah pertemuan mungkin akan menjadi sebuah takdir kebersamaan yang mungkin terajut tanpa terduga dan tersadari.

°°°

T.B.C

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!