NovelToon NovelToon

Diam!!

Diam!!

Namaku Ana, Ana Lestari. Tidak ada yang menarik dari kisahku, aku mempunyai orang tua yang lengkap, lengkap maksudnya belum ada yang meninggal, tapi entah mengapa aku merasa tinggal bersama orang lain.

Plak

Suara tamparan itu lagi-lagi ku dengar di telingaku ini.

Ayah tiriku memang sering memukul ibuku dan itu semua karena aku.

"Aku sudah bilang kalau anakmu itu hanya pembawa sial!!"ujar seseorang yang kuyakini adalah ayah tiriku, yang bernama Dimas.

Kututup telingaku setiap kali mereka bertengkar dan menyebutku pembawa sial, lalu mengapa ayah dan ibu harus melahirkan ku jikalau aku hanyalah seorang anak pembawa sial.

"Mas kecilkan suaramu" ujar ibuku yang bernama Marsha.

"Aku tidak akan memarahimu lagi asal dia pergi dari sini"ujar Dimas

"Terus kalau dia pergi, dia akan tinggal dimana mas?" ujar Marsha

"Bersama ayahnya" ujar Dimas.

"Kau tau bagaimana sifat ayahnya kan, dia membenci Ana"ujar Marsha.

"Ayah kandungnya saja membencinya Marsha apalagi aku"ujar Dimas.

"Biarkan lah dia disini sampai tamat SMA mas, setelah itu aku akan usir dia"ujar Marsha. Walaupun aku sudah menutup telingaku tetapi aku masih bisa mendengar sedikit suara ibu.

Tidakkah ibu kasihan terhadapku, lalu dimana aku akan tinggal setelah aku lulus SMA nanti, mengapa ibu ingin mengusirku, padahal aku sangat menyayanginya lantas tak bisakah dia menyayangiku.

Beberapa menit kemudian, aku sudah tidak mendengar suara apapun lagi, aku yakin pertengkaran mereka telah selesai, tak lama pintu kamarku terbuka dan terpampanglah wajah ibu.

Author pov

"Kau tau?, gara-gara dirimu wajahku memerah seperti ini!!"ujar Marsha sambil melihatkan bekas tamparan Dimas.

"Maaf bu"ujar Ana menunduk ketakutan.

"Kau hanya menyusahkan ibu saja Ana, tidak bisakah kau diam, diam saja, karena kalau kau melakukan sesuatu kau selalu ceroboh"ujar Marsha.

Awal mula Marsha bertengkar dengan Dimas tadi sebab Ana tidak sengaja menumpahkan air minum kelantai dan hampir membuat Dimas terpeleset.

"Ana tidak akan mengulanginya lagi"ujar Ana.

"Kau tau Ana, kau hanyalah sebuah kesalahan dalam hidup ibu"ujar Marsha yang membuat tangis Ana pecah.

"Ter,,us,, ke,,kenapa, ibu,,, melahir,,kanku?"ujar Ana terisak.

"Kalau bukan karena Kakek dan nenekmu yang memaksa ibu melahirkanmu, kau tidak akan lahir di dunia ini"ujar Marsha lalu meninggalkan Ana yang sudah sangat terisak dalam tangisannya.

Maafkan Ana bu, maaf jika Ana hanya sebuah kesalahan untuk ibu, maaf, batin Ana.

Esok pun tiba.

Ana terbangun dari tidurnya dan bergegas menuju sekolahnya.

"Ana!!"ujar Dimas.

"Iya, kenapa papa?" ujar Ana.

"Selama kau tinggal disini, kau yang mengerjakan pekerjaan pembantu karena mulai hari ini pembantu akan saya pecat dan kau yang menggantikannya"ujar Dimas.

"Baik"ujar Ana lalu berjalan cepat meninggalkan rumahnya menuju sekolahnya.

Tanpa mereka sadari sedari tadi Marsha mendengar pembicaraan suaminya dan putrinya itu, ada rasa kasihan dihatinya terhadap Ana, biar bagaimanapun Ana tetap anaknya dan tidak ada yang bisa merubah itu, tapi dia juga membenci Ana, dia lebih mencintai suaminya dibandingkan putri kandungnya sendiri.

Maafkan ibu Ana, batin Marsha.

Sedangkan Ana, dia sudah tiba di sekolahnya dan duduk termenung di bangku kelasnya.

"Hy Ana, sahabat cantiknya akoh" ujar Siska, sahabat Ana.

"Hy Sis"jawab Ana lemas.

"Lo kenapa Ana?, kok kayak lemas gitu" ujar Siska.

"Nggak papa"jawab Ana singkat.

"Apa karena masalah keluarga lo?"ujar Siska. Siska memang sudah sangat dekat dengan Ana dari Ana berumur 4 tahun, mereka berdua sudah bersahabat, itulah mengapa Siska tau mengenai masalah keluarga Ana, sedangkan sifat Ana sendiri sangat tertutup.

Episode 2

"Bukan kok" ujar Ana memalingkan wajahnya.

"Ana, gue itu sahabatan sama lo udah dari kecil, gue tau ekspresi lo kalau lagi ada masalah"ujar Siska.

Ana pun langsung memeluk Siska dengan erat, untung saja didalam kelas Ana hanya ada Siska dan Ana karena mereka berdua datang saat pagi sekali.

"Papa dan ibu akan ngusir gue Sis, mereka nggak suka gue tinggal dirumahnya"ujar Ana terisak.

Siska pun langsung menghapus air mata Ana dengan lembut.

"Masih ada gue dan Satria yang selalu ada buat lo Ana, jangan sedih kayak gini dong, kalau nanti keluarga lo ngusir lo, lo tenang aja, lo bisa datang kerumah gue kok" ujar Siska.

Satria adalah pacar Ana semenjak Ana duduk di bangku kelas 2 smp, jadi mereka sudah pacaran kurang lebih 5 tahun.

"Makasih yah Sis, lo sahabat terbaik yang gue punya, lo dan Satria adalah salah satu alasan gue masih bisa bertahan dengan semua kondisi"ujar Ana.

"Iya gue sahabat terbaik lo, kan cuman gue sahabat lo"ujar Siska kesal dan Ana menjadi tertawa.

Bel istirahat pun berbunyi, Siska dan Ana pun langsung menuju ke kantin sekolah mereka.

"Ana!" ujar Satria sambil melambaikan tangannya dari arah salah satu meja, Ana dan Siska pun menghampiri Satria dimejanya.

"Kamu mau makan apa yang?"ujar Satria saat Ana sudah berada didepannya.

"Terserah, samain aja sama yang kamu pesan"ujar Ana.

Ana dan Satria itu beda kelas, jika Ana mengambil ipa dan Satria mengambil ips.

"Gue nggak lo tanya gitu mau makan apa"ujar Siska saat Satria hendak berjalan untuk memesan makanan.

"Owh iya gue lupa, ternyata masih ada orang toh disini"ujar Satria.

"Jelas lah masih ada, lo itu yah kalau ketemu sama Ana serasa dunia milik berdua"ujar Siska yang membuat Satria tertawa, sedangkan Ana dia malah malu.

"Yaudah lo mau pesen apa?" ujar Satria.

"Nasi goreng sama air mineral"ujar Siska dan Satria pun langsung bergegas memesan.

"woi, kalian ini yah kalau makan nggak ngajak-ngajak gue"ujar Beno (teman Satria) yang tiba-tiba datang sambil ngos-ngosan karena lari.

"Lo kenapa?, kayak habis dikejar hantu gitu" ujar Siska.

"Iya, hantunya lo"ujar Beno.

"Apaansih, dasar nggak nyambung"ujar Siska.

"Lo yang nggak nyambung"

"Lo"

"Lo"

"Lo"

"Stop!!, kenapa kalian jadi bertengkar kayak gini sih, dengarin gue yah kalau Kalian bertengkar atau saling benci bisa jadi cinta lo"ujar Ana.

"Cinta, sama dia, ogah"ujar Siska dan Beno bersama.

"Tuh kan, kalian ngomong aja udah kompak, apalagi nanti kalau kalian pacaran dan nikah"ujar Ana.

"Lo kenapa sih ngikutin gue"ujar Siska.

"Lo yang ngikutin gue"ujar Beno.

"Lo"

"Lo"

"Beno lo disini?"ujar Satria yang sudah datang dari memesan makanan.

Untung Satria datang, kalau nggak, gue bisa pingsan dengan mereka berdua bertengkar terus, batin Ana.

"Iya lo sih ninggalin gue, jahat amat"ujar Beno kesal.

"Sorry, gue udah rindu sama Ana"ujar Satria.

"Lebay lo, orang setiap hari juga lo ketemu sama Ana"ujar Beno.

"Iya, tapi gue itu selalu rindu sama Ana setiap saat"ujar Satria sambil tersenyum lembut kearah Ana dan berhasil membuat Ana salah tingkah sendiri.

"Gombal"ujar Beno dan Siska bersamaan.

Jangan lupa vote dan komennya yah. Makasih.

Salam manis Author.

Terluka

Bel pulang sekolah pun berbunyi, Ana sudah keluar dari kelasnya dan menunggu Satria pulang di parkiran sekolahnya.

Tiba-tiba hpnya berdering dan pesan pun masuk, Ana melihat siapa yang mengirim pesan padanya dan ternyata orang itu adalah Satria, sang pujaan hatinya.

Satria💝

Hunny, sorry aku nggak bisa

antar kamu pulang, soalnya

aku ada pelajaran tambahan.

Ana💜

yaudah, nggak

Papa, semangat ya.

Satria💝

Makasih sayang, kamu

emang paling pengertian😘

Ana💜

💝💝💝💝

Setelah membalas pesan dari Satria, Ana pun bergegas mencari angkot untuk pulang kerumahnya.

Sesampainya Ana dirumahnya, dia mendengar seperti seseorang tengah bertengkar.

"Aku nggak mau dia tinggal di rumahku"ujar Ayah kandung Ana yang bernama Anton.

"Mas, Ana udah tinggal sama aku itu 17 tahun sekarang gantian dong dia tinggal dirumah kamu kalau dia udah lulus"ujar Marsha.

"Nggak bisa mba Marsha, anak saya itu ada tiga, kami nggak bisa keluarin biaya untuk Ana makan disana, kebutuhan anak saya lebih penting dari Ana"ujar ibu tiri Ana yang bernama Dinda.

"Iya Sha, lagi pula kalian belum memiliki anak jadi biarkan dulu Ana tinggal disini"ujar Anton.

Ana yang mendengar nya dari luar pun merasakan sakit dihatinya, semua orang tak ingin dia ada, semuanya menyuruhnya untuk pergi dan tidak tinggal dirumah mereka, Ana masih tetap bingung sampai sekarang, tidak ada yang berbicara padanya alasan mengapa ibu dan ayahnya begitu membencinya.

Ana hanya mendengar bahwa dirinya dilahirkan karena paksaan nenek dan kakeknya, lantas mengapa ibu dan ayahnya membencinya, apa salahnya?, itulah salah satu pertanyaan dibenak Ana yang ingin ia dengar jawabannya, walau dia tau pasti menyakitkan jika mendengar jawabannya, tapi kejujuran terkadang memang menyakitkan bukan.

Ana yang sudah tidak tahan dengan semuanya pun masuk kedalam rumahnya membuat semua orang terdiam dengan kehadiran nya

"Ibu dan semua nya tidak usah khawatir, Ana akan pergi dan tidak akan kembali lagi setelah kelulusan SMA Ana nanti"ujar Ana menunduk lalu berlari memasuki kamarnya.

Saat sampai dikamarnya, air mata Ana pun jatuh dari matanya, dia tak sekuat apa yang dia tunjukkan, dia bahkan sangat lemah jika dirinya sendiri.

Bahkan pernah suatu ketika Ana berfikir jika dia bukan anak ibu dan ayahnya, semua orang tua menyayangi anaknya, bahkan semua orang tua akan mengorbankan dirinya untuk anak mereka, tapi tidak dengan orang tua Ana, kedua orang tua Ana malah ingin jika Ana pergi jauh dari kehidupan mereka.

Tak selang berapa jam Ana menangis, dia pun tertidur.

"Ana!!" ujar Dimas sambil menendang keras pintu kamar Ana.

Ana yang tidur pun terbangun dengan wajah ketakutan.

"ada apa pa?" tanya Ana.

"Kamu lupa dengan tugasmu dirumah ini, kamu adalah pembantu sekarang"ujar Dimas dengan penekanan dikata sekarang.

"Maaf pa, tadi Ana ketiduran, sekarang Ana akan pergi memasak"ujar Ana.

"Jangan hanya memasak, tapi membersihkan rumah ini juga"ujar Dimas.

"Tapi kan ini udah jam 8 malam pa, bisa besok saja"ujar Ana.

"Tidak bisa Ana, kerjakan sekarang dan kau tidak boleh tidur jika pekerjaan mu belum selesai"ujar Dimas lalu keluar dari kamar Ana.

Ana hanya bisa beristighfar dalam hatinya.

Kuatkan Ana ya Allah, batin Ana lalu mengusap air matanya yang terjatuh.

Sesudah memasak, Ana pun langsung menyapu seisi rumahnya, tiba-tiba kepalanya mendadak pusing dan dia sangat lelah, tapi hpnya berdering, Ana berusaha tidak menghiraukan sakit di kepalanya dan mengangkat hpnya yang berbunyi

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!