NovelToon NovelToon

Cinta Dalam Dilema

01 pengenalan tokoh

Icha Natasya seorang Mahasiswa di salah satu Universitas ternama di kota jogyakarta.

Umur nya 22 taun, selain kuliah Icha juga bekerja di Restoran milik Bude Yati kakak kandung dari ibunya.

Setelah lulus SMA dia mendapatkan beassiswa di kota itu dan menetap di sana.

Icha empat bersaudara dari pasangan Harun dan Ibu Yani.

Harun adalah seorang meneger di sebuah perusaahan dan Ibu mempunyai konveksi kecil-kecilan.

Berbeda dengan kakaknya yang pertama kakak nya yang kedua yang bernama Irma masih belum mau menikah katanya menikah ini lah itu lah dia belum mau berkomitmen katanya, di umurnya yang ke 25 yang cuma beda 3 taun dengan Icha, dia masih senang sendiri meskipun dia punya kekasih tapi gak tau mau dibawa kemana ujung nya.

Irma sangat pintar sehingga lulus kuliah dia langsung dapat pekerjaan di salah satu perusahaan ternama di Bandung.

Di sini lah kisahnya di mulai...

Pagi itu itu Icha di kejutkan oleh berita yang adiknya sampaikan, dia menyuruh Icha pulang ke Bandung karna ada masalah yang serius dengan keluarga nya.

Dengan tergesa gesa Icha pun meminta izin kepada Bude untuk pulang dulu, untung kuliahnya sedang libur semester jadi bisa leluasa tanpa harus meninggalkan kuliah.

Icha pun di antar mas febri ke stasiun pagi itu agar menghemat waktu.

Mas febri adalah anak Bude Yati dia yang mengelola restoran tempat Icha bekerja setelah Bude pensiun karna sakit diabetes nya.

"Harus nya kamu naik pesawat aja Cha biar lebih cepat," ujar Febri.

"Gak papa kok Mas aku lebih suka naik kereta, lebih gimana gitu," ujar nya.

Febri pun hanya bisa pasrah saja menuruti keinginan adik nya itu.

Sesampainya di stasiun waktu menunjukan jam 8 pagi Icha pun segera pamit kepada Febri, seperti biasa dia mencium tangan nya sebagai adik yang baik.

"Mas aku pulang dulu yaa," ujarnya.

"Iya hati hati dek baik baik kamu di sana, kalo ada apa apa hibungi mas ya," seru Mas Febri sambil mengusap kerudung nya yang sedikit kusut.

"Ya mas jangan lupa ingetin bude minum obat ya soalnya bude suka lupa," pesannya dan Febri pun mengangguk sambil tersenyum.

"Iya Mas inget ko, ya udah sana keretanya udah mau berangkat," ucapnya sambil memberikan bungukusan oleh oleh has Yogja untuk keluarga nya.

"Makasih Mas, Asalamualaikum," ucapnya masuk ke dalam gerbong kereta.

"Walaikumsalam," jawab Febri seraya melambaykan tangan lantas pergi meninggalkan stasiun setelah melihat Icha masuk ke gerbong kereta.

Icha pun duduk di kursi dan kereta pun mulai berjalan, merasa nyaman duduk icha pun terlelap dalam tidurnya.

Waktu pun tak terasa setelah beberapa kali tidur icha pun akhirnya sampai di stasiun kota Bandung 8 jam lebih dia duduk membuat bokong nya pegal dengan tergesa gesa dia pun menyeret kaki nya ingin segera sampai ke rumah.

Dia pun merogoh ponselnya di dalam tas dan segera menelpon adiknya agar menjemputnya di stasiun.

Lima belas menit berselang seorang gadis manis datang menepuk pundak Icha.

"Teh... " sapanya pada Icha.

"Ehhhh.. " Icha terkejut dan replek menengok ke belakang.

"Ifa ihh ngagetin teteh aja," lanjutnya sambil tersenyum, ya dia adalah Asifa adiknya Icha.

"Maaf teh habisnya aku takut salah orang, habisnya udah lama teteh gak pulang hampir setaun ya teh gak ketemu," jawab ifa sambil memeluknya.

"Ya udah ayo pulang," serunya Icha dan Ifa pun mengagguk sambil melepaskan pelukannya.

Icha dan Ifa berjalan bergandengan ke tempat parkir, Ifa yang sudah mahir mengendarai motornya pun membonceng sang kaka meninggalkan stasiun.

20 menit waktu yang mereka tempuh dan akhirnya mereka sampai di sebuah komplek perumahan minimalis dengan taman yang luas, rumah berlantai dua itu tampak luas dan sangat asri .

Motor pun berhenti di depan rumah, Icha pun turun di ikuti Ifa di belakang nya.

"Asalamualaikum bu.. " seru Icha mengucap salam sambil berlari masuk rumah, Ifa yang melihat kelakuan kakaknya pun geleng geleng kepala.

*Hadeh bar-barnya keluar lagi*batin Ifa.

Ibu yang mendengar suara ribut di depan pun keluar.

"Walaikumsalam," Jawab bu Yani ibu nya mereka.

"kalian sudah datang ayo masuk kita makan dulu, Icha pasti laparkan Ibu sudah selesai masak," serunya lagi sambil memeluk icha dan menciuminya.

"Icha kangen banget sama ibu," Icha pun memeluk Ibu nya haru.

"Iya Ibu juga kangen banget, kamu jarang pulang sekarang,"

"Maaf Bu, Icha sibuk kuliah Ibu kenapa ko kaya habis nangis," seru icha dan melepaskan pelukan sang ibu sambil meneliti wajah sang ibu yang kelihatan sebab.

"Ga apa -apa ko, Ibu tadi habis ngiris bawang merah lumayan perih," kilahnya sambil menggandeng icha ke ruang makan.

"Ibu, teh Icha maaf Ifa ke kamar dulu yah, Ifa udah makan tadi masih kenyang kalian makan aja," seru ifa sambil membawa tas Icha dan meletakan di kamarnya .

"Ya udah teteh makan dulu ya,"

"Ayo nak duduk Ibu ambilin nasinya ya."

"Biar Icha ambil sendiri bu," Icha pun mengambil piring yang di pegang ibu.

"Makan yang banyak Cha ,Ibu liat kamu kurusan sekarang," ucap Ibu sambil memberikan ikan goreng padanya.

"Ahhh biasa aja Bu dari dulu juga segini," jawab Icha sambil cengengesan.

"Bapa mana Bu, ko gak keliatan?" tanyanya pada Ibu.

"Bapa sedang keluar kota nganterin Bosnya nyurpei pabrik yang baru di bangun, mungkin besok pulang,"

Icha pun mengangguk sambil terus menikmat makanannya

"Gimana kabar Bude Yati nak?"

"Alhamdulilah baik Bu, sekarang Bude di rawat di rumah aja, cukup menjaga pola makan nya."

"Syukurlah klo begitu, Ibu sempat cemas dan ingin menengok ke sana cuma mas mu telpon kalo Bude sudah membaik."

Beberapa saat kemudian makanan icha pun habis Ibu pun membereskan piring kotor dan mencucinya.

"Biar Icha yang cuci Bu." seru Icha.

"Udah ga papa mending kamu bersih-bersih sana terus istrahat."

"Ya udah Icha ke kamar dulu ya bu," Icha pun bergegas masuk kamar.

Rumah yang begitu luas dengan 3 kamar tidur di atas dan masing masih ada kamar mandinya dan tiga kamar tidur di bawah satu dapur yang langsung berhadapan ke taman belakang, ruang makan, ruang tamu dan juga satu mushola dekat dapur, kamar Icha dan kamar Ifa berada di lantai atas juga kamar Irma kakak ke dua Icha.

Setelah mandi Icha pun bergegas sholat ashar karna waktu sudah menunjukan setengah 5 sore.

"Udah lama bangett gak tidur di sini kangen juga." guman Icha berguling -guling di kasur.

Icha pun menogoh ponsel nya di dalam tas kecil yang di simpan di atas nakas,dia bermaksud menghubungi Bude yang pasti menanti kabarnya.

Icha pun memberi kan kabar kepada Bude dan juga Febri tak lupa dia juga membalas pesan yang di kirim sang pacar padanya, namun saat Icha akan menyimpannya, ponselnya kembali berdering

"Nomer siapa nih ko gak ada namanya." guman Icha bingung lantas menekan tombol hijau.

📲 hallo...asalamualaikum?" seru Icha setelah menjawab nya.

📲 hallo Cha walaikumsalam, gimana kabarnya?" terdengar suara laki-laki di sebrang sana.

📲 Aku baik, maaf ini siapa yaa?" Icha pun mengingat-ngingat suara yang tidak asing baginya.

📲 Ini Abang." jawab sang penelpon.

📲 Abang Zaenal bukan sih, ada apa tumben telpon."

📲 Iya, aku denger kamu pulang ya Cha.klo kamu santai ketemu yukk kangen loh dah lama gak ketemu." ucap Abang semangat.

📲 Oke nanti nanti aku kasih tau ya klo bisa." seru Icha.

📲 Ya udah sampai nanti."

📲 Oke Bye," Icha pun langsung mematikan telpon nya.

Dulu saat Icha masih sekolah di Bandung Icha sangat menyukai Abang tetangganya itu, anak dari pasangan padang itu pemuda yang tampan sampai -sampai di juluki playboy karna banyak wanita yang dekat dengannya.

Icha yang satu sekolah dari Sd sampe SMA pun tak kalah terpesona seperti wanita lain, Icha menyukai Abang diam diam dari SMP sampe SMA dan rasa sayang nya itu harus dia kubur dalam dalam karna dia harus meneruskan studi nya di kota Yogja.

Waktu menunjukan jam 6 sore, Icha pun bergegas sholat setelah mendengar adzan magrib.

Setelah selasai Icha keluar kamar menuju kamar adiknya yaitu Ifa,yang berada di sebelah kamarnya.

Icha pun membuka pintu kamar sambil mamanggil sang adik.

"Dek kamu lagi apa ?"

Ifa yang baru selesai sholat pun melepaskan mukenanya.

"Teteh ihh ko ga ketok pintu dulu maen masuk aja gak sopan tau," sungut Ifa sambil melipat sajadah.

"Aduh maaf maaf teteh lupa hhee," jawab Icha terkekeh sambil menggaruk garuk kepala nya.

"huuuh dasarr, "

Icha pun segera duduk di ranjang milik Ifa. "Oh ya fa teteh mau tanya berita apa yang kamu maksud tuh apa sih, teteh tadi lupa mau tanya sama Ibu," tanyanya serius.

"Itu teh emm gimana ya ngomong nya ko jadi gak enak gini yah." Ifa pun duduk di sebelah Icha.

"Buruan ihh teteh penasaran."

"Ini masalah teh Irma,teteh tanya aja ke Ibu deh biar jelas ya, ayo aku anter ke kamar Ibu." ajak Ifa bergegas menggandeng icha supaya mengikutinya.

Mereka pun melangkah manuruni tangga dan sampai lah di depan kamar Ibu.

tok tok tok

"Ibukita masuk ya," seru Ifa di depan pintu, seraya membuka pintu lebar.

Ibu yang sedang duduk pun lantas menghampiri mereka.

"Ini loh bu teh Icha katanya mau ngomong sama Ibu." serunya menyenggol tangan sang kakak.

Mereka pun duduk di sopa yang ada di kamar Ibu,dengan perasaan campur aduk Icha yang penasaran pun langsung bertanya kepada Ibu.

"Bu sebenarnya ada masalah apa sih dengan teh irma ko icha di suruh pulang," tanya nya sedikit ragu sambil melihat adinya yang anteng dengan ponselnya

"Irma itu hamil dan gak mau bilang siapa ayah bayi yang dia kandung." seru Ibu sambil menghela nafasnya berat.

"Apa hamil!!" teriak icha langsung lebarkan matanya karna kaget.

"Isss teteh kenapa teriak teriak ih," gerutu Ifa, sambil mengelus dadanya.

"Maaf, aku kaget gimana sih Ibu jangan becanda dong Bu." seru icha dan Ibu hanya mengeleng sambil terisak.

"Itu bener teh malah besok Teh Irma mau Nikah sama Mas Hermawan." jawab Ifa mewakili Ibu yang hanya diam saja.

"Mas Hermawan itu siapa? bukannya pacarnya Teh Irma itu A Heru yaa,ko aku jadi pusing gini sih." tanya icha yang sedikit bingung,dan heran dengan apa yang terjadi.

*Ko jadi muter-muter gini ya,gimana dengan Ibu, Ibu pasti syok berat apalagi para tetangga di sini suka pada rempong*batin ICha.

02 siapa hermawan

Icha yang masih bingung pun terus bertanya siapa sebenarnya laki-laki yang menghamili kakak nya itu meskipun Irma tidak berhijab seperti dirinya Icha yakin Irma orang yang baik meskipun mereka jarang bertemu.

"Siapa Hermawan itu ko cuma aku yang gak tau,trus gimana sama A Heru??" tanya nya lagi.

"Itu loh teh yang rumah nya di ujung sana cet putih yang pagar tinggi tau gak." jawab Ifa antuasias.

"Aku gak tau, gak pernah liat juga orang nya yang mana." seru icha penasaran.

"Dia baru saja pindah beberapa bulan yang lalu, sama istri dan juga anaknya," jawab Ifa.

"Apa, maksud nya gimana istri dan anak?" Icha pun semakin bingung.

"Kan emang Mas Hermawan itu udah nikah teh dan punya anak juga."

"Ya Tuhan kenapa rumit begini, trus gimana sama teh Irma apa mau jadi madu?" ucapnya sambil geleng-geleng kepala.

"Ibu kenapa Ibu diem aja bu ko ga jawab Icha Bu," ucap Icha menggenggam tangannya

"Ibu malu Cha Ibu gagal jadi Ibu yang baik untuk kalian,apa yang harus Ibu jawab klo nanti bapa bertanya." jawab Ibu yang terus terisak.

Icha dan Ifa saling melirik tak kuasa menahan tangis yang melihat sang Ibu terus menangis.

"Ibu yang sabar ya ini ujian untuk keluarga kita,Ibu yang tenang jangan banyak pikiran biar besok kita yang bilang pelan-pelan sama Bapa," Serunya yang di angguki oleh Ifa.

" Fa jelasin ke teteh kenapa bisa kaya gini,kenapa Ibu bisa kecolongan bukannya teh Irma jarang keluar malem ya, " tanya nya pada sang adik yang duduk di sebelahnya.

"Gini lo teh aku juga baru tau dua hari yang lalu saat aku belanja di warung nya mpo salma banyak orang-orang yang lagi ngomongin teh Irma,aku penasaran dong sama yang mereka omongin taunya mereka bilang teh Irma hamil-hamil gitu, aku langsung pulang karna malu."

"Terus kamu tanya teh Irma?"

"Belum, waktu itu sore teh irma belum pulang aku tanya sama Ibu dan Ibu malah diem aja aku tanya dan lama-lama Ibu bilang gini klo tetangga juga ada yang pernah kerumah bilang teh Irma hamil cuma Ibu gak percaya karna teh Irma suka pake baju longgar klo di rumah jadi gak keliatan,"

"Jadi rumit gini sih,trus teh Irma nya sekarang dimana?"

"Di rumah Enin teh di kampung, Bapa juga belum tau soalnya pas aku tanya semalem ke teh Irma, Bapa udah berangkat ke luar kota paginya," jawab Ifa sambil menceritakan dua hari yang lalu.

Dua hari yang lalu..

Malam itu seperti biasa Irma pulang kerja jam 7 malam, sesampainya di rumah dia memarkirkan mobilnya di garasi.

Dan di dalam rumah Ifa dan Ibu sudah menunggu nya di ruang tamu.

"Asamulaikum Irma pulang." Seru Irma mengucap salam dan langsung membuka pintu rumah.

"Walaikumsalam." jawab Ifa di ruang tamu.

"Loh ko tumben ngumpul di sini biasanya udah pada nunggu di ruang makan." Irma pun sedikit bingung dengan yang terjadi.

"Sini teh duduk dulu Ibu mau bicara sama teteh." Seru Ifa.

Setelah meletakan sepatu di rak Irma pun duduk di kursi single di depan Ibu.

"Ada apa ko pada tegang gini."

" Apa benar kamu hamil." tanya ibu sambil berkaca-kaca,langsung pada intinya.

Degg

"Ibu ngomong apa sih." kilah Irma tersenyum getir mengilah pertanyaan Ibunya.

"Jawab Irma." teriak Ibu yang sedikit murka meninggikan suaranya.

"Ibu aku bisa jelasin,Ibu tenang ya." Irma pun bersimpuh di kaki ibu, karna baru kali ini dia meliahat sang Ibu marah dan berteriak padanya.

"Sudah berapa bulan apakah itu anaknya Heru??" Ucap Ibu berusaha menjaga emosinya seraya memalingkan wajahnya kesal dan marah menjadi satu.

"Ibu... "

"Jawab irma..."

"Maafkan Irma Bu, Irma hilaf, Irma maksud nutipin ini semua dari Ibu." jawab irma sambil menangis di pangkuan Ibu,irma yang duduk di lantai bersimpuh kepada sang Ibu.

Ifa yang melihat nya pun sama sedih nya meskipun dia marah dengan kakaknya tapi dia pun merasa kasihan.

"Ifa hubungi keluarga Heru sekarang." Seru Ibu,belum sempat Ifa menjawab Irma langsung melarangnya.

"Jangan jangan ini bukan anak nya A Heru,dan A heru gak tau klo aku hamil,kami sudah lama putus." Irma memohon sambil menangkupkan tangannya di wajah.

"Trus ini anak siapa ayo jujur sama Ibu." ucap Ibu lirih sambil terisak.

"Aku gak bisa bilang bu ini sulit."

"Irma.. "

"Maaf bu irma gak bisa cerita." jawabnya langsung bangkit berdiri dan melangkah pergi meninggalkan rumah.

"Irma kamu mau kemana?" tanya Ibu yang langsung berdiri dari kursi.

"Teteh..." teriak Ifa berlari mengejar irma yang sudah masuk kedalam mobil.

"Teteh mau kemana kenapa lari dari masalah, ayo teh selasaikan dulu bukannya kabur.

"kamu gak bakal ngerti ini masalah orang dewasa, manding kamu tenangin ibu dulu teteh pergi sebentar."

"Tapi teteh jangan nekat ya,cepat pulang klo udah tenang."

"Iya bawel sana masuk." seru Irma sambil melajukan mobil nya.

Selepas kepergian kakaknya Ifa pun masuk ke rumah dan tak menemukan Ibunya di ruang tamu,mungkin di kamar batin ifa.

Dan benar saja Ibu sedang menangis di kamarnya, Ifa hanya mendengar isakan di depan pintu cuma diam tak berani masuk,lalu ia pun bergegas masuk ke kamarnya.

Sesampainya di kamar dia mendengar ponselnya berdering dan ternyata Zaki teman dekat nya yang menelpon dan mengajak nya ketemuan di cape sebrang .

Dengan tergesa-gesa dia menuruni tangga,dan meminta izin kepada Ibu untuk keluar sebantar membeli makanan karna Ibu tidak masak untuk makan malam.

Ifa mengelurkan motor metiknya dari garasi setelah di beri izin oleh Ibu, dan menjalankan motornya ke tempat yang di janjikannya tadi dengan Zaki.

15 menit Ifa pun sampai di cafe yang di maksud Jaki dan memarkirkan motornya di depan cape tersebut.

"Mana nih Zaki kok gak ada katanya nunggu di parkiran." guman Ifa.

sambil melirik kanan kiri dekat parkiran.

"Hay kamu dah lama." Sapa Zaki yang datang dari belakang ifa.

"Dari mana katanya nunggu di parkiran." tanya Ifa sewot.

"Sorry tadi aku ke toilet bentar, ayo masuk." Ajak Zaki sambil mengandeng tangan Ifa masuk ke dalam Cafe yanga lumayan rame dengan pengunjung.

"Ko kita duduk di pojokan sih."

"Sttt, udah diem aja." ujar Zaki sambil melirik ke arah samping dengan ekor matanya.

" Apaan sih.".seru ifa sambil melihat apa yang di tunjukan Zaki.

"Itu kan.." belum sempat manjawab Zaki sudah menutup mulutnya dengan tangan.

"Kita dengerin mereka ngomong apa." Seru Zaki.

"Oke." sambil mengacungkan jempolnya.

Di sebelah sana terlihat Irma dengan seorang laki-laki sedang adu mulut dan yang jelas bukan Heru dan Ifa pun sudah menebak siapa laki-laki itu, Irma terlihat menangis segukan dan lelaki itu menenangkan nya.

Dengan sabar Ifa pun mendengarkan obrolan mereka dan jelas terdengan Hermawan menyebut ayah dari bayi yang Irma kandung, lemas sudah badan Ifa marah sedih kesal jdi satu.

setelah mendengar itu Ifa bergegas pergi dari Cafe di susul Zaki di belakang nya.

setelah berpamitan dan mendapankan makanan yang dia pesan dia pun bergegas pulang dengan menenteng makanan yang di belinya.

sesampainya di rumah Ifa pun menyiapkan makan malam untuknya dan Ibunya, meski Ibunya sempat menolak tapi akhirnya bu mau dengan segala bujuk dan rayu Ifa.

Keesokan harinya mereka berkumpul di ruang makan, yaitu Ibu, Ifa, dan juga Irma. Entah jam berapa Irma pulang karna Ifa langsung tidur setelah makan,tak ada perbincangan mereka hanya diam membisu dan hanya suara sendok yang terdengar.

Setelah selesai makan Ifa memberanikan diri angkat bicara, dengan wajah yang sedikit kesal.

"Aku udah tau lelaki brengsek yang hamilin teteh." seru ifa.

"uhuk uhukk.. " Ibu yang sedang minum pun langsung keselek.

Degg

Dengan menahan tangis Irma pun menggenggam tangan Ibu yang ada di samping nya.

"Bu maafin Irma, aku salah aku pantas dapetin karma kaya gini, aku siap ko bila Ibu mau usir aku dari rumah." Irma pun menceritan sebenarnya yang terjadi dan tak kuasa menahan tangisnya, wajahnya yang putih kini memerah dan matanya yang sebab dan ada lingkar hitamnya.

"Ibu sudah maafin kamu,sekarang kamu harus segera menikah dengan lelaki itu dan Ibu mau secepatnya." pinta Ibu memelas.

"Baik bu Irma sudah menyiapkan semuanya mungkin besok kita akan menikah secara ." jawab irma.

"Baiklah terserah kamu yang jelas anak kamu ada yang bertanggung jawab,semoga kamu bahagia dengan takdir yang Tuhan berikan."

"Besok aku mau nikah di rumah enin bu di kampung, aku masih menghargai Mba Asti sebagai mantan Istrinya Mas Hermawan."

"Maksud nya mereka sudah bercerai gitu?" tanya Ifa.

"Mas Hermawan mengajukan cerai sudah dari 6 bulan yang lalu dan mungkin sampai sekarang belum selesai." Jawab Irma yang mengetahui rumah tangga Hermawan yang dulu tidak pernah baik.

"Ya udah berhubung sekarang dan besok aku libur aku langsung ke rumah enin sekarang dan Ibu dan yang lain bisa nyusul besok." Tambahnya sambil berpamitan dan mencium tangan Ibunya.

flesbak off. .

"Nah gitu teh ceritanya,makanya Ibu sampe sekarang masih gak percaya," seru ifa.

"Aku benar-benar kasian sama teh Irma yang begitu sabar dan kuat menerima cobaan,dan harus kehilangan orang yang dia cintai."

"Aku juga mikirnya gitu teh, apalagi A Heru tuh baik dan pekerja keras,mereka berencana menikah taun ini ehh malah kaya gini."

"Mungkin ini jalan yang terbaik untuk teh Irma dan A Heru,harus sama-sama ikhlas."

"Trus gimana sama istri mas Hermawan itu, apakah udah tau."

"Udah teh malahan sebelum kami tau mba Asti udah tau,dia juga pernah ke sini namun cuma ada Ibu di rumah,aku udah berangkat sekolah." Seru Ifa.

"Oh gitu Mba Asti gimana marah-marah ga sama Ibu, kan klo aku yang jadi istrinya pasti gitu hhhaaa." seru icha sedikit bercanda sambil melirik Ibunya yang tersenyum.

"Ibu pun berfikir begitu,tapi Ibu salah dia malah mengijinkan Hermawan menikahi Irma,malahan dia rela kalo Hermawan menceraikannya." ucap Ibu sambil terisak.

"Syukur deh kalo begitu,tapi aku juga kesel sama Mas Hermawan kenapa harus kaya gitu sama teh Irma, jadi kan sekarang yang di sebut pelakor pasti teh Irma, bener-bener pengen gampar kalo ketemu." ucapnya sambil mengepalkan tangannya

"Istigfar teh ihhh ko jadi teteh yang sewot sihh." Seru Ifa bergidik nyeri melihat sang kaka .

"Hhaa maaf dek aku emosi." serunya tersenyum kikuk.

03 akhirnya sah

Setelah selasai berbincang di kamar Ibu meraka pun keluar menuju dapur untuk makan malam.

"Teh lauk nya masih banyak gak perlu masak tinggal angetin aja." seru Ifa.

"Ya udah ayo,kita angetin dulu." ajak Icha langsung bergegas menyalakan kompor. Mereka saling membantu dan saling bercanda di iringi gelak tawa.

Mereka pun makan malam bersama meski tanpa sang Ibu, karna Ibu mengeluh sakit kepala tidak mau makan malam dan beralasan ingin istirahat duluan.

"Teh tadi aku ketemu Abang didepan." seru Ifa di sela makannya.

"Pantesan tadi dia nelpon teteh, pasti kamu yang kasih tau yaa ayo ngaku." Icha pun mengembungkan pipi nyaa.

"Hehe... maaf teh habisnya dia tanya, ya aku jawab aja teteh lagi ada di rumah." seru Ifa sambil cengengesan, begitulah anak gadis klo sedang bercerita.

"kamu sama Zaki gimana?" ucap Icha mengalihkan pembicaraan.

"Ya gitu-gitu aja teh kita kan masih sekolah belum kepikiran buat menikah, mau pada fokus dulu kuliah."

"Baguslah klo gitu sekolah dulu yang rajin, masalah jodoh terserah nanti saja."

"Aku mah seru-seruan aja, gak di anggap serius juga teh, setidaknya punya mantan gitu klo gak jodoh,ga kaya teteh suka sama cwo tuh cuma di pendam aja gak berani bilang, 3 taun tuh nyesek tau teh gak punya status." seronoh Ifa yang membuat icha menyipitkan matanya.

"Enak aja ya gak gitu juga ihh, aku tuh menghargai persahatan aku ma Abang takutnya dia malah ilfil lagi klo dulu aku bilang suka ke dia."

"Hhaaa ya teteh nya aja yang gak sadar, kalo aku liat Abang tuh suka loh sama teteh buktinya dia mau diajak kemana-mana, dan gak pernah ngeluh klo teteh suruh-suruh."

"Ah gak mungkin lah, klo dia suka gak mungkin dia pacaran sama dini dulu." seru Icha.

"Hhm iya juga ya, kenapa bisa kaya gitu?" tanya Ifa.

"Gak tau mungkin masih labil kali, btw dia sekarang punya pacar gak, atau kamu pernah liat dia bawa cwe gitu ke rumahnya," tanya Icha sambil membereskan bekas makannya di bantu ifa mencucinya.

"Gak pernah, eh ga tau juga sihh, kenapa teteh mau daftar jadi cwe nya?" tanya Ifa menyelidik.

"Engga ya teteh kan udah punya cwo."

"Ya kali aja kepincut sama yang dulu hhha, biasanya penasaran sama yang belum kelar." seronoh Ifa sambil mengacungkan dua jari tangannya✌.

"Ahh kamu bisa aja. "

"Kalo jodoh kan gak tau kan buktinya banyak yang pacaran bertahun-taun ehh malah malah gak jodoh, banyak juga yang baru pacaran langsung menikah."

"Kaya kamu sama Zaki gitu pacaran udah mau 2 taun tak taunya bukan jodoh gitu."

"Enak aja, aku ngarepnya jodoh dong dan teteh juga do'ain kami semoga kami jodoh di masa depan."

"Ya aamiinin aja lah,"

"Ya udah teh aku ke kamar duluan ya," serunya seraya meninggalkan Icha yang masih geleng-geleng kepala.

Setelah melihat Ifa menaiki tangga Icha melangkah ke depan rumah,niatnya ingin mengunci gerbang karna sudah jam 9 malam tau nya ada Abang di sebrang jalan.

"Abang!!" serunya, Icha pun melambai dari gerbang pagar.

Mendengar ada suara memanggil namanya Abang pun menoleh sambil mendekat dan tersenyum.

"Cha kamu ngapain malem- malem di luar, apa jangan-jangan sengaja nungguin aku, kangen ya?" goda Abang menaik turunkan alis nya.

"Aku mau tutup gerbang, gak sengaja liat kamu." jawabnya salah tingkah.

"Oh gitu ya kirain aja kangen sama aku, kamu gak berubah ya Cha tetep imut kaya dulu." ucapnya sambil mengusap-musap kerudung icha.

"Apaan sih." Icha pun menghindar.

*ko jantung ku deg degan gini padahal kalo aku sama ka Dirga ga kaya gini*batin icha.

Semenjak Icha kuliah di Yogya dia sedikit bisa melupakan Abang dan dia pun berpacaran dengan kakak senior nya yaitu Dirga yang usianya selisih dua taun dengan nya.

"Ya udah ya aku masuk dulu " seru Icha.

"Ya udah aku langsung pulang ya, byee," Abang pun melangkah pergi meninggalkan Icha yang sedang mengunci pagar.

Icha pun berlari masuk ke rumah dan langsung masuk ke kamarnya.

"Hati oh hati jangan gini dong plis." sambil memegang dada nya Icha berguman.

icha pun merebahkan tubuhnya di kasur dan tak selang sama dia pun terlelap.

🍀🍀

pagi harinya mereka begegas pergi ke rumah nenek, Icha duduk di balik pengemudi sudah mahir menyetir mengendarai mobil Bapanya sedangkan Ifa dan Ibu duduk di belakang.

Tak terasa perjalan pun cuma 2 jam perjalanan akhirnya mereka sampai di kampung nya enin, rumah minimalis itu sangat asri di kelilingi pohon mangga dan juga ada sebuah kolam ikan di belakangnya sungguh sangat indah pemandangannya di kelilingi hamparan kebun teh.

Dikediaman enin sudah rame pagi -pagi Bibi Idah dan Bi Asih sudah masak banyak dan membereskan rumah di bantu dengan rita anaknya Bi Asih.

Karna kedatangan Irma kemarin yang menggemparkan di sana, mau tidak mau Enin menerima keinginan Irma yang akan menikah di sana, dia juga ingin tinggal di sana selama masa kehamilannya.

Usia kandungan Irma pun sudah 5 bulan, pantas saja para tetangga pada rempong gosipin dia ternyata sudah sebesar itu, mungkin cuma kelurga nya saja yang tidak terlalu memperhatikan.

Icha pun memarkirkan mobilnya di depan rumah dan sudah ada mobil Irma.

Mereka pun keluar dari mobil dan berjalan menghampiri Enin yang sudah menunggu di depan rumah di iringi adiknya Harun yang sering di sebut Bi Asih.

Nenek minah atau yang sering di sebut Enin itu adalah Ibu dari Harun ayahnya Icha sedangkan Ibu Icha sendiri asli dari Yogyakarta.

"Asamualaikum nin." seru mereka serempak, sambil menyalami Enin dan bi Asih.

"Walaikumsalam, cucu Enin udah pada besar sekarang mari masuk." merangkul cucu-cucunya tak lupa dia pun memeluk B Yani Ibunya Icha.

Mereka pun masuk dan duduk di ruang tamu, tak berselang lama terdengar suara mobil.

ternyata yang datang adalah Harun ayahnya Icha, setelah mengucap salam Harun pun masuk kedalam rumah yang sudah di sambut meraka.

Mereka saling menyapa dan melepas rindu, Ibu menceritakan semuanya pada Bapa dan Bapa pun paham dan tidak menyalahkan Ibu mereka akhirnya saling menguatkan, Icha dan Ifa pun akhirnya bernafas lega karna ayahnya tak marah.

Waktu yang di tunggu pun tiba tepat jm 9 pagi Hermawan pun datang bersama dengan sepupunya di susul pak penghulu dan kedua saksi dari desa setempat, tanpa menunggu lama pernikahan pun di mulai.

sah

sah.

Suara penghulu pun terdengar rasa haru pun mulai terasa Icha yang melihat kakak nya menikah hanya memakai gamis berwarna putih dan kerudung senada, merasa sedih karna tak ada riasa atau pun baju mewah seperti pengantin pada umumnya.

Tapi icha juga merasa lega karna anak yang kandung Irma sudah mempunyai ayah.

Ngomong- ngomong gimana keadaan Heru alias pacarnya Irma, ya setelah Irma memutuskan hubungannya beberapa bulan lalu Heru memutuskan untuk pindah menyusul keluarganya yang ada di luar kota.

Icha pun merasa sedih dan bertanya-tanya kenapa takdir harus begini, jodoh siapa yang tau akhirnya Irma menikah di usia yang ke 25, dengan orang yang tak di duga.

Waktu menjelang sore keluaraga Pa Harun pun pamit pulang kecuali Icha dia ingin menginap di rumah sang nenek.

Icha yang sedari dulu dekat dengan nenek, dia punya kamar sendiri disana walaupun tak sebesar kamarnya di kota, tapi tempatnya nyaman Icha pun merasa betah di sana.

Sore harinya Icha pun izin kepada Enin klo dia ingin berjalan-jalan sebentar melihat pemandangan.

"Enin,Icha ijin keluar sebentar ya cari angin, boleh kan?" tanya Icha antusias.

"Boleh dong sayang sana ajak Rita sekalian." jawab Enin.

Rita adalah sepupu Icha anak Bi Asih dan Mang Dadang umurnya pun tidak jauh beda.

"Ya udah Icha ke rumah Bibi dulu deh klo gitu." Icha pun melangkahkan kakinya pergi,enin yang mleihatnya pun cuma geleng geleng kepala.

"Bibi asamulaikum." teriak Icha di depan rumah Bibi, yang cuma berjarak beberapa meter dari rumah Enin.

"Walaikum salam ayo masuk teh." jawab Bibi segera membuka pintu.

"Rita nya ada gak Bi?" tanya Icha, seraya nyelonong masuk begitu saja.

"Ada di belakang, lagi bersihin kandang sapi sama Mamang, coba kamu samperin ke sana." seru Bibi.

"Ya udah aku ke belakang ya bi." ucapnya seraya meninggalkan Bibi di sana.

"Iya Bibi mau lanjutin dulu masak."

"oke..."

Setelah berbincang dengan Bibi, Icha melangkah ke belakang rumah,sambil memenggil-manggil sepupunya itu.

"Ita oh ita," seru Icha sedikit berteriak, itulah panggilan sayangnya dari kecil.

"Teteh ihhh jangan panggil gitu ihh, malu kebiasaan udah gede juga." serunya sambil mencuci tangan.

"Hhhaa maaf suka lupa." jawabnya sambil tengengesan.

"Ayo teh masuk rumah, aku sekalian mandi." ujar Rita yang sudah selesai.

"Ayo." seru Icha.

Mereka berjalan meninggalkan kandang, Icha mengekori Rita di belakang sambil terus bercanda.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!